• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Parenting Education in School pada Jenjang Pendidikan Dasar di Lombok Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Parenting Education in School pada Jenjang Pendidikan Dasar di Lombok Tengah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Parenting Education in School pada Jenjang Pendidikan Dasar di Lombok Tengah

Rudi Hariawan dan Muhammad Faqih

Program Studi Administrasi Pendidikan, FIP IKIP Mataram E-mail: rudi.ikipmataram@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to describe the implementation of parenting education in school at the

basic education level in Central Lombok. The research approach uses a qualitative approach to study design multisitus. Data was collected through interviews and documentation. To analyze the data using an interactive model of Miles & Hubermen. Based on the results of exposure to the data, it was found that the adoption of parenting education in school at the basic education level include (a) Application of programmed Parenting is not implemented within a specified period, (b) parenting carried out by the school by involving elements of the school committee, and parents. (c) The implementation can be done in schools and places of worship. While the type of parenting education in school at the basic education level include (a) The annual event Events such as the increase in class, (b) Education and religious lectures by elements of the school and community and religious leaders both within the school and community. (c) weekly for their routine activities in mosques around the community environment. (d) A visit home teacher parents personally.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi parenting education in school

pada jenjang pendidikan dasar di Kabupaten Lombok Tengah. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi multisitus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Untuk analisis data menggunakan model interaktif dari Miles & Hubermen. Berdasarkan hasil paparan data, ditemukan bahwa penerapan parenting education in school pada jenjang pendidikan dasar meliputi (a) Penerapan Parenting tidak dilaksanakan secara terprogram dalam periode tertentu, (b) parenting dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan melibatkan unsur komite sekolah, dan wali murid. (c) Pelaksanaannya dapat dilakukan disekolah dan tempat ibadah. Sedangkan Jenis parenting education in school pada jenjang pendidikan dasar meliputi (a) Acara Kegiatan rutin tahunan seperti kenaikan kelas, (b) Ceramah Pendidikan dan keagamaan oleh unsur sekolah dan Tokoh agama dan Masyarakat baik dilingkungan sekolah dan masyarakat. (c) Kegiatan pengajian rutin mingguan di masjid lingkungan sekitar masyarakat.(d) Kunjungan guru kerumah wali murid secara pribadi.

Keywords: Parenting Education, Jenjang Pendidikan Dasar.

Pendahuluan

Keluarga sebagai salah satu komponen lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, berikutnya adalah ling-kungan sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan atau berjalan sendiri-sendiri, karena pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat terpadu, apa yang didapat anak tidak berlangsung secara terpisah-pisah. Ki Hajar Dewantara menye-butnya sebagai “tripusat pendidikan” yaitu pendidikan yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

(Soelaeman,1994). Pengaruh lingkungan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan sistem interaksi yang kompleks dan saling berhubungan antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak perkemba-ngan anak (Bronfenbrenner,1979, dalam Harahap, 2009).

Dalam lingkungan keluarga peran orang tua dalam pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama, para orang tualah yang paling mengerti benar akan sifat-sifat baik dan buruk anak-anaknya, apa saja yang mereka sukai dan

(2)

apa saja yang mereka tidak sukai. Para orang tua adalah yang pertama kali tahu bagaimana perubahan dan perkembangan, karakter dan kepribadian anak-anaknya, hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja yang membuat anaknya takut. Para orang tualah yang nantinya akan menjadikan anak-anaknya seorang yang memiliki kepribadian baik ataukah buruk.

Sekolah merupakan keberlanjutan pen-didikan anak yang telah dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah juga sebagai rumah kedua bagi anak. Tanggung jawab sekolah dan keluarga adalah sama-sama memberikan pendidikan yang terbaik bagi masa depan anak. Para pendidik di lingkungan keluarga mapun sekolah harus memahami peran dan tanggung jawab bahwa “orang tua dalam lingkungan keluarga adalah guru pertama mereka yang terbaik, yang memiliki wawasan dan informasi yang berharga untuk berbagi dengan guru, sedangkan guru memiliki latar belakang pengetahuan mengenai perkemba-ngan anak yang menjadi sumber bagi orang tua” (Olsen dan Fuller, 2003).

Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak harus terjalin kerjasama yang baik diantara kedua belah pihak. Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk mendidik anak diserahkan kepada pihak sekolah atau guru sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam mem-perlakukan anak

Untuk menjawab ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan perenting.

Parenting ini ditujukan kepada para orang

tua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak.

Memadukan pendidikan di sekolah dengan di rumah seharusnya menjadi perhatian bagi para penyelenggara pen-didikan. Layanan pendidikan tidak terbatas pada anak di sekolah saja, melainkan lebih jauh menjadikan para orang tua sebagai mitra kerja atau sebagai pendidik di rumah dengan cara menerapkan kegiatan parenting bagi para orang tua dari anak agar mampu menjalankan tugasnya sebagai pendidik di rumah karena sebagian besar waktu anak di habiskan di rumah

Penyelenggaraan parenting selama ini lebih banyak dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini (PAUD), padahal interaksi anak dengan lingkungan pendidikan ber-langsung sepanjang hayat. Artinya bahwa penerapan parenting juga sangat di perlukan di jenjang pendidikan dasar yaitu sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtida’yah (MI). Karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji implementasi parenting in school pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI).

Tujuan utama penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi parenting

education in school pada jenjang pendidikan

dasar, dengan rincian tujuan sebagai berikut a. Mendeskripsikan penerapan parenting

education in school pada jenjang

pendidikan dasar kelas 1, 2 dan 3 di SDN Jereneng dan Madrasah Ibtidaiyah Sunan Ampel Lombok Tengah.

b. Mendeskripsikan jenis kegiatan

parenting education in school pada

jenjang pendidikan dasar kelas 1, 2 dan 3 di SDN Jereneng dan Madrasah

(3)

Ibtidaiyah Sunan Ampel Lombok Tengah.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rangcangan penelitian studi mutisitus. Dipilihnya rancangan ini untuk mengungkap secara alami tentang fenomena yang terjadi di SDN Jereneng dan MI Sunan Ampel Bangket Gawah. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode wawancara dan dokemtasi. Dalam wawancara peneliti sendiri sebagai instrumen utama (key

instrument) secara langsung kepada informan kunci yaitu Kepada Kepala sekola/Madrasah, Guru, dan para orang tua. Sedangkan dokumentasi sebagai pendukung informasi dari hasil wawancara berupa poto, gambar, dan video, dan dokumen kegiatan program unggulan pesantren. Desain analisis data kualitatif menggunakan Model Interaktif dari Miles & Huberman (1984) dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Desain analisis data kualitatif

menggunakan Model Interaktif

Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan akan dijadikan data dalam

penelitian ini perlu diperiksa kredibilitasnya, sehingga data penelitian tersebut dapat dipertanggungjawaban dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Bogdan & Biklen (1990) mengatakan bahwa dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, peneliti merupakan instrumen utamanya. Oleh karena peneliti sebagai instrumen utamanya maka uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian bukan dengan cara menguji cobakan instrumen, melainkan melalui pemeriksaan kredibiltas dan pengauditan datanya.

Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini, diuraikan pembahasan tentang temuan penelitian yang diperoleh di SDN Jereneng MI Sunan Bangket Gawah. Urutan pembahasan disesuaikan dengan fokus penelitian, yaitu: (1) Penerapan

parenting education in school pada jenjang

pendidikan dasar, (2) Jenis parenting

education in school pada jenjang pendidikan

dasar.

a. Penerapan parenting education in

school pada jenjang pendidikan dasar Pada hakekatnya konsep tentang penerapan parenting pada pendidikan dasar dalam tulisan ini diuraikan sebagai berikut:

Pertama, penerapan parenting tidak dilaksanakan secara terprogram dalam periode tertentu. Kedua, pelaksanaan kegiatan parenting dilakukan pada acara undangan oleh pihak sekolah dengan melibatkan unsur komite sekolah, dan wali murid. Ketiga, pelaksanaannya dapat dilakukan disekolah dan di tempat ibadah.

Hasil Temuan penelitian di atas menunjukkan bahwa kegiatan parenting di tingkat pendidikan dasar ada perbdeaan

(4)

dengan parenting pendidikan anak usia dini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hariawan (2012) Kegiatan posyandu 2 kali dalam 1 bulan, Pelibatan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan parenting; kegiatan konsultasi dan keagamaan rutin mingguan dan kegiatan kerajinan dan penyediaan media edukasi oleh wali murid.

Parenting yang dilaksanakan pada pendidikan dasar seharusnya merupakan kelanjutan program parenting di anak usia dini, karena anak kelas 1, 2, dan 3 pada pendidikan dasar termasuk pada usia emas (Golden Ege), anak masih membutuhkan bimbingan, arahan dan pantuan orang tua untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang masksimal. Dalam teori

golden age yang dikemukankan oleh para

pakar, menyatakan bahwa, setiap anak dilahirkan untuk menjadi cerdas. Pada tahun-tahun paling awalnya, mereka ibarat busa, gampang menyerap sejumlah informasi tentang dunia yang menakjubkan di sekelilingnya.

b. Jenis parenting education in school pada jenjang pendidikan dasar.

Temuan tentang jenis parenting yang dilaksanaakan di pendidikan dasar, sangat sederhana, bahkan sekolah tidak menyusun program khusus yang berkaitan dengan kegiatan pelibatan orang tua, para orang mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dilingkungan sekolah dan masyarakat seperti: Pertama, Acara Kegiatan rutin tahunan seperti kenaikan kelas, Kedua, Ceramah Pendidikan dan keagamaan oleh unsur sekolah dan Tokoh agama dan Masyarakat baik di lingkungan sekolah dan masyarakat. Ketiga, Kegiatan pengajian rutin mingguan di masjid lingkungan sekitar

masyarakat. Keempat, Kunjungan guru kerumah wali murid secara peribadi.

Jenis kegiatan parenting pada tingkat pendidikan dasar khususnya anak didik kelas 1, 2, dan 3, para orang tua dibekali dengan pemahaman tentang pola asuh Menurut Baumrind (1971, dalam http://www.sscdompetdhuafa.net), pola asuh adalah cara atau pola yang dilakukan oleh orang tua dalam berinteraksi dan melakukan kontrol kepada anak. Pola asuh terdiri dari pola asuh permisif, pola asuh otoritarian, dan pola asuh otoritatif (Baumrind 1971, dalam http://www.sscdompet dhuafa.net).

1) Dengan menerapkan pola asuh permisif, orang tua sedang membentuk pribadi negatif dalam diri seorang anak. Anak terbentuk menjadi pribadi yang rendah diri, tidak berarti, memiliki kontrol diri yang buruk, dan kurang mampu menghargai orang lain.

2) Penerapan pola asuh otoriter akan membentuk anak yang mudah sedih dan tertekan, berada dalam ketakutan dan senang berada di luar rumah. Di balik itu anak cenderung bisa mandiri dan bertanggung jawab, namun karakter ini terbentuk dalam kondisi tidak bahagia. 3) Orang tua dengan pola asuh otoritatif

akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi berbagai hal, dengan tetap memberikan batasan dan aturan yang jelas serta dibarengi pengawasan yang baik oleh orang tua. Orang tua memberikan anak kesem-patan untuk memutuskan pilihan dengan dasar melatih anak mandiri dan bertanggung jawab atas pilihannya. Pola asuh ini akan memberikan kesempatan lebih banyak bagi seorang anak untuk

(5)

memilih kegiatan-kegiatan di sekolah atau di luar sekolah. Saat beranjak dewasa, anak memiliki kesempatan untuk mencari dan memilih profesi sesuai dengan hasrat atau hobinya sehingga ia bisa melakukan pekerjaan yang disenangi dan memiliki kesem-patan lebih besar untuk sukses dalam pekerjaan karena melakukannya dengan bahagia.

Di antara tiga pola asuh itu, yang terbaik untuk diterapkan adalah pola asuh otoritatif karena memungkinkan anak untuk tumbuh dengan ceria, percaya diri, cerdas, terbuka dengan orang tua, patuh dan disiplin tanpa merasa terpaksa. Dengan mengetahui tipe pola asuh yang diterapkan di rumah, orang tua akan mengetahui apa efek yang diakibatkan dari pola asuh itu dan apa karakter anak yang dihasilkanya. Dengan demikian. orang tua dapat menyesuaikan pola asuh yang diterapkan di rumah dengan karakter yang diharapkan terbentuk dalam diri anak.

Temuan Akhir

Pada bagian ini, diuraikan pembahasan tentang temuan akhir penelitian implemen-tasi parenting education in school pada jenjang pendidikan dasar, meliputi pene-rapan dan jenis parenting di pendidikan dasar. Pendidikan bukan hanya tugas sekolah saja, menurut Ki Hajar Dewantara dalam teori tri pusat pendidikan. Bahwa prilaku anak di pengaruhi oleh tiga lingku-ngan yaitu lingkuang keluraga, sekolah dan masyarakat yang membentuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal.

Dari temuan akhir ini dapat dikatakan ketiga unsur telah berjalan dengan cukup baik, walaupun masih kekurangan dalam

pengelolaan. Perlu adanya manajemen program parenting yang efektif yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Dalam pene-rapannya parenting tidak dilaksanakan secara terprogram dalam periode tertentu.

Kedua; pelaksanaan kegiatan parenting

dilakukan pada acara undangan oleh pihak sekolah dengan melibatkan unsur komite sekolah, dan wali murid, dan ketiga, pelaksanaannya dapat dilakukan disekolah dan tempat ibadah

Sedangkan jenis kegiatannya pertama; acara kegiatan rutin tahunan seperti kenaikan kelas; Kedua, ceramah pendidikan dan keagamaan oleh unsur sekolah dan Tokoh agama dan Masyarakat baik di-lingkungan sekolah dan masyarakat; Ketiga, Kegiatan pengajian rutin mingguan di masjid lingkungan sekitar masyarakat.

Keempat, Kunjungan guru kerumah wali

murid secara peribadi., grafik (gambar), dan/ataubagan.

Simpulan

Berdasarkan tujuan penelitian, paparan, dan temuan penelitian, berikut ini dibuat kesimpulannya.

a. Penerapan parenting education in school pada jenjang pendidikan dasar

bahwa (a) Penerapan Parenting tidak dilaksanakan secara terprogram dalam periode tertentu, (b) parenting dilak-sanakan oleh pihak sekolah dengan melibatkan unsur komite sekolah, dan wali murid. (c) Pelaksanaannya dapat dilakukan disekolah dan tempat ibadah. b. Jenis parenting education in school

pada jenjang pendidikan dasar meliputi (a) Acara Kegiatan rutin tahunan seperti kenaikan kelas, (b) Ceramah Pendidikan

(6)

dan keagamaan oleh unsur sekolah dan Tokoh agama dan Masyarakat baik dilingkungan sekolah dan masyarakat. (c) Kegiatan pengajian rutin mingguan di masjid lingkungan sekitar masya-rakat. (d) Kunjungan guru kerumah wali murid secara peribdi.

Daftar Pustaka

Baumrind. 1971. Program Parenting di

Sekolah. (online):

(http://www.sscdom

petdhuafa.net/artikel/artikel-guru/34-program-parenting-di-sekolah) di akses 20 November 2014.

Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal. 2010. Pedoman Teknis

Penyelengga-raan Pendidikan

Keorangtuan (Parenting). Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional RI. Hariawan, Rudi. 2012. Manajemen Parenting pada PAUD Manba’ul Khair NW Bertais Mataram.

Penelitian Internal tidak dipublikasikan. IKIP Mataram

Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992.

Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI-Press.

Olsen, G. & Fuller, M.L. 2003.

Home-School Relations. Boston: Allyn and

Bacon.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Bandung: Penerbit Citra Umbara].

Gambar

Gambar 1. Desain analisis data kualitatif  menggunakan Model Interaktif

Referensi

Dokumen terkait

menentukan kesenjangan antara prinsip-prinsip baik penerapan perumusan, pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan yang saat ini berlaku di Indonesia terutama

Buah Miracle Fruit merupakan buah yang paling aneh, hal tidak biasa yang terjadi adalah pada rasa setelah berry ajaib ini dikonsumsi.. Buah Miracle Fruit menghasilkan buah berry

dikombinasiakan dengan NPK 300 Kg/ha dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Perakaran yang baik dan ketersediaan unsur hara baik maka berakibat pada

Keputusan pada hubungan dari produk atau jasa, konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk jika produk tersebut mempunyai hubungan dengan yang diinginkan konsumen..

Pada penelitian inventarisasi jamur makroskopis yang dilakukan di Hutan Adat Kantuk diketahui bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan pada setiap famili adalah

Nilai defisit air hujan yang terbesar ialah pada bulan Oktober tahun 2015 yaitu 156,81 mm, besarnya nilai defisit air hujan disebabkan oleh kecilnya nilai curah

Kecenderungan defisit yang terjadi ini menunjukkan bahwa di Kota Palu memiliki curah hujan yang rendah, evapotranspirasi yang tinggi, sehingga ketersediaan air

Model Small Area Estimation dengan pendekatan kernel – bootstrap (inderct estimation) untuk menduga pengeluaran per kapita pada level kecamatan di Kabupaten Sumenep