• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas akhir osdm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas akhir osdm"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus Tokoh Chairul Tanjung si Anak Singkong)

(Studi Kasus Tokoh Chairul Tanjung si Anak Singkong)

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

Marina Nova Sari

Marina Nova Sari

(P056164081.56)

(P056164081.56)

Dosen :

Dosen :

Prof. Dr. Ir. Aida

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubies

Vitayala Hubies

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

SEKOLAH BISNIS

SEKOLAH BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2016

2016

(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah yang telah Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah yang telah memberi Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat memberi Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

menyelesaikan makalah dengan judul Teori Hirarki Kebutuhan AbrahamTeori Hirarki Kebutuhan Abraham  Mashlow

 Mashlow (Studi (Studi Kasus Kasus Tokoh Tokoh Chairul Chairul Tanjung Tanjung Si Si Anak Anak Singkong)Singkong)  dengan tepat  dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti.

waktu dan tanpa halangan yang berarti.

Makalah ini disusun sebagai sebagai salah satu persyaratan dalam Makalah ini disusun sebagai sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia menyelesaikan mata kuliah Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia (OSDM) yang dibimbing oleh Prof Dr Ir Aida Vitayala Hubies sebagai dosen. (OSDM) yang dibimbing oleh Prof Dr Ir Aida Vitayala Hubies sebagai dosen.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran diperlukan untuk kesempurnaan atas makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran diperlukan untuk kesempurnaan atas makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya ilmu dan menjadi bekal bagi hidup sekarang maupun di masa mendatang.

ilmu dan menjadi bekal bagi hidup sekarang maupun di masa mendatang.

Bogor, Februari 2016 Bogor, Februari 2016

 Marina Nova Sar  Marina Nova Sarii

(P056164081.56) (P056164081.56)

(3)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 2 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Definisi Motivasi 3 Penggerak Motivasi 3 Kebutuhan 4

Teori Motivasi Maslow 4

PEMBAHASAN 8

Biografi Chairul Tanjung 8

Perjalanan Karir Chairul Tanjung 9 Prinsip Bisnis Chairul Tanjung 11 Korelasi Teori Hirarki Kebutuhan dengan Kehidupan Chairul Tanjung 13

KESIMPULAN 17

(4)

Industri dan organisasi bertujuan untuk menghasilkan produksi yang dihasilkan oleh karyawan sebagai sumber daya utama. Dan ketika bekerja karyawan dipengaruhi oleh dirinya sendiri maupun lingkungannya. Perilaku karyawan merupakan fungsi dorongan atau kebutuhan dalam diri karyawan dan kesempatan mereka untuk memuaskan dorongan atau kebutuhannya tersebut di tempat kerja.

Performa karyawan sebagian ditentukan oleh kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk menunjukkan kemampuan mereka. Jika mereka tidak  pernah diberikan kesempatan untuk menggunakan semua kemampuan mereka, mungkin mereka tidak akan pernah mendapat keuntungan dari keseluruhan  performa mereka. Performa kerja karyawan juga tergantung pada kemampuan karyawan. Jika keahlian atau talenta mereka kurang untuk melakukan kerja tertentu, maka performa mereka akan kurang optimal. Dimensi ketiga dari  performa adalah motivasi.

Secara umum motivasi mengacu pada mengapa dan bagaimana seseorang  bertingkah laku tertentu. Motivasi adalah proses yang dinamis; setiap orang dapat

dimotivasi oleh hal yang berbeda. Mungkin seorang akan termotivasi untuk  bekerja karena gaji yang ditawarkan atau kenaikan pangkat.

Keunggulan kompetitif perusahaan sangat tergantung pada inovasi perusahaan yang hanya akan dapat tercapai, apabila terdapat motivasi kerja yang tinggi dan moral karyawan yang baik. kemampuan manajer dalam mengidentifikasi motivasi karyawannya akan sangat berguna bagi pencapaian tujuan perusahaan. motivasi kerja karyawan tercermin dalam etos kerjanya dan pada hasil akhirnya akan mempengaruhi kinerja (performance) dalam produktivitas perusahaan.

Dalam sebuah konsep motivasi, banyak lahir teori-teori motivasi dari  pendekatan yang berbeda –  beda, hal itu terjadi karena yang dipelajari adalah  perilaku manusia yang kompleks. Teori – teori ini diperlukan bagi suatu organisasi dalam memahami karyawan (pegawai) dan mengarahkan karyawannya (pegawai) untuk melakukan sesuatu sehingga diperoleh hasil yang diinginkan.

Sampai saat ini, terdapat beberapa teori tentang motivasi, antara lain :(1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori  Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori  Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi  Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. Pada kesempatan ini,  penulis akan membahas mengenai motivasi menurut Abraham H. Maslow yang

(5)

Rumusan Masalah

Berbagai teori yang telah dikemukakan oleh para ahli, tentu saja sudah melalui rangkaian penelitian sebelumnya. Makalah ini akan fokus membahas mengenai apa dan  bagaimana teori motivasi hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

serta kaitannya dengan kesuskesan yang diperoleh Chairul Tanjung.

Tujuan

1. Memahami teori motivasi hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

2. Menganalisis motivasi kesuksesan Chairul Tanjung berdasarkan teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow

(6)

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Motivasi

Motivasi adalah proses yang terdiri dari enam tahap :

1. Need Deficiency (kekurangan kebutuhan) : misalnya seorang karyawan memiiki keinginan untuk dipromosikan.

2. Search & choice strategy, Kemudian karyawan diharapkan untuk mencari strategi yang diperlukan untuk mendapatkan promosi.

3. Goal directed behavior, Kemudian perilaku karyawan tersebut mengarah  pada tujuan perusahaan sehingga ia mengetahui hal-hal yang harus ia

lakukan untuk memenuhi syarat promosi.

4. Evaluation of Performance, Apa yang sudah dilakukan tersebut kemudian dievaluasi

5. Reward or punishment, Setelah melakukan hal-hal tersebut, diperoleh hasil apakah ia dipromosikan atau tetap bertahan di posisi tersebut.

6. Reevaluation of needs, Jika ternyata karyawan tersebut berhasil mendapatkan promosi tersebut, ia kemudian akan memiliki keinginan untuk mengulangi performa yang telah ia lakukan untuk mendapatkan  promosi yang lebih lagi.

Menurut Mc. Donald (1950), motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Mangkunegara (2005) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.

Penggerak Motivasi

Motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi seseorang sehingga menimbulkan pengaruh perilaku yang bersangkutan. Motivasi seseorang menurut Sagir dalam Siswanto (2009) biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kinerja(Achivment)

2. Penghargaan (Recognatin) 3. Tantangan (Challange)

4. Tanggung jawab (Reponsiility) 5. Pengembangan (Development) 6. Keterlibatan (Involvement) 7. Kesempatan (Oportunity)

(7)

Kebutuhan

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Kebutuhan juga merupakan keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat konkret (nyata) tetapi juga  bersifat abstrak (tidak nyata). Misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau dihormati,

maka kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas.

Kebutuhan adalah sebuah konstruk yang menunjukkan “sebuah dorongan dalam wilayah otak” yang mengatur berbagai proses seperti persepsi, pikiran, dan tindakan dengan maksud untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Sebuah kebutuhan dapat diakibatkan oleh proses internal namun lebih dari sepuluh distimulasi oleh faktor lingkungan. Secara umum, sebuah kebutuhan disertai oleh perasaan tertentu atau emosi dan ia memiliki sebuah cara khusus mengekspresikan dirinya dalam mencapai resolusi (Murray 1938).

Teori Motivasi Maslow

Pada tahun 1950, muncul teori motivasi yang dikenal sebagai teori awal motivasi. Teori –   teori ini menjadi dasar berkembangnya teori kontemporer dan tidak dipungkiri bahwa para manajer aktif saat ini banyak menggunakan teori awal ini. Salah satu teori tersebut adalah Teori Hirarki Kebutuhan yang dipelopori oleh Abraham Maslow.

Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan (tabel.1) menyajikan secara ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya ; kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang  jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu seterusnya sampai kebutuhan dasar terpuaskan baru akan muncul kebutuhan meta.

(8)

Tabel 1 Jenjang Kebutuhan

Jenjang Needs Deskripsi

   K  e    b  u    t  u    h  a   n    B  e   r    k  e   m    b  a   n   g    (    M  e    t  a  n   e   e    d  s    ) Self actualization needs (Metaneeds)

Kebutuhan orang untuk menjadi yang seharusnya sesuai dengan potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri, perkembangan self.

Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus maju, menjadi lebih baik. Being-values -> 17 kebutuhan berkaitan dengan pengetahuan dan  pemahaman, pemakaian kemampuan kognitif secara positif mencari kebahagiaan dan pemenuhan kepuasan alih-alih menghindari rasa sakit. Masingmasing kebutuhan berpotensi sama, satu  bisa mengganti lainnya.

   K  e    b  u    t  u    h  a   n    K  a   r   e   n   a    K  e    k  u   r   a   n   g   a   n    (    B  a   s    i  c    N  e   e    d  s    )  Esteem needs

1. Kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian. 2. Kebutuhan  prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi penting, kehormatan dan apresiasi.

 Love needs/  Belonging-ness

Kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat,  pasangan, anak. Kebutuhan menjadi bagian kelompok, masyarakat. (Menurut Maslow,kegagalan kebutuhan cinta & memiliki ini menjadi sumber hampir semua bentuk  psikopatologi).

Safety needs

Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum, keteraturan, batas, bebas dari takut dan cemas.

 Psychological needs

Kebutuhan homeostatik : makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Pemisahan kebutuhan tidak berarti masing-masing bekerja secara eksklusif, tetapi kebutuhan bekerja tumpang tindih sehingga orang dalam satu ketika dimotivasi oleh dua kebutuhan atau lebih. Tidak ada dua orang yang basic need-nya terpuaskan 100%. Maslow memperkirakan rata-rata orang terpuaskan (Tabel 2) :

Tabel 2 Persentasi Pemuasan Kebutuhan

No Kebutuhan terpuaskan Persentasi terpuaskan sampai

-1 Fisiologis 85%

2 Keamanan 70%

3 Dicintai dan mencitai 50%

4 Self esteem 40%

(9)

Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak  perduli seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki.

Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis

Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan (Safety)

Sesudah kebutuhan keamanan terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang. Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love)

Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.

(10)

Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan pacaran, hidup  bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, yang memperoleh daripada memberi.

B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang.

Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)

Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri : 1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. 2. Mendapat  penghargaan dari orang lain (respect from other) : kebutuhan prestise,  penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.

Kebutuhan Dasar Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri

Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat  – kemampuann  potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan

dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan  bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhankebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.

(11)

PEMBAHASAN

Biografi Chairul Tanjung

Chairul Tanjung Si Anak Singkong adalah judul dari sebuah  buku yang disusun oleh seorang wartawan kompas bernama Tjahja Gunawan Adiredja. Lewat buku ini,  perjalanan hidup Chairul Tanjung dikupas tuntas. Anak singkong bukan hanya sebatas judul buku bagi  perjalanan hidup Chairul Tanjung. Julukan ini melekat pada dirinya sejak kecil. Teman-temannya dulu sering memanggilnya dengan julukan anak singkong sebagai sebutan lain dari anak kampung. Tapi siapa sangka, anak singkong itu sekarang sudah  berdiri tegak meraih semua mimpinya dan sukses berat menjalankan bisnis-bisnisnya.

Sebuah nama yang mudah diingat, Chairul Tanjung. Kesuksesannya sebagai  pengusaha dan perannya sebagai Menko Perekonomian telah membuat namanya  begitu akrab di telinga kita. Ditambah lagi dengan nama beliau yang sering terselip di daftar nama orang-orang terkaya, baik di Indonesia maupun di dunia. Chairul Tanjung adalah pengusaha asli Indonesia yang lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juni tahun 1962. Pria berusia 52 tahun ini dikenal luas sebagai pendiri sekaligus pemimpin CT Corp yang sebelumnya bernama Para Group. Chairul Tanjung lahir dari rahim seorang ibu bernama Halimah yang memiliki darah Sunda berasal dari Cibadak, Sukabumi. Ayahnya bernama A.G. Tanjung memiliki darah Batak berasal dari Tapanuli Tengah.

Chairul Tanjung lahir dari keluarga yang sederhana namun cukup berada. Ayahnya adalah wartawan pada era orde lama yang menerbitkan surat kabar  beroplah kecil. Kehidupan Chairul Tanjung dan keluarganya diuji ketika usaha ayahnya dipaksa untuk tutup di masa orde baru karena secara politik  berseberangan dengan penguasa saat itu. Tulisan-tulisan yang ada di surat kabar ayah Chairul Tanjung dianggap berbahaya sehingga harus ditutup. Keadaan ini membuat orang tua Chairul Tanjung terpaksa harus menjual rumah dan berpindah tempat tinggal ke kamar losmen yang sempit juga sangat sederhana.

Pendidikan Chairul Tanjung dimulai di bangku sebuah sekolah dasar yaitu SD Van Lith, Jakarta pada tahun 1975. Lulus dari SD Van Lith pada tahun 1978, Chairul Tanjung segera masuk ke SMP Van Lith, Jakarta. Kemudian, pada tahun 1981 Chairul Tanjung diterima di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta. Tak

(12)

 patah semangat meskipun hidupnya sederhana, Chairul Tanjung melanjutkan sekolahnya ke jenjang perguruan tinggi dengan masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Keluarga Chairul Tanjung memiliki sebuah prinsip, yakni: “untuk lepas dari  jerat kemiskinan, pendidikan adalah langkah yang harus ditempuh”. Sehingga

apapun keadaannya, sesulit apapun kondisi mereka, keluarga Chairul Tanjung selalu berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Segala daya dan upaya ditempuh oleh orang tua Chairul Tanjung demi menyekolahkan anak-anak mereka, termasuk Chairul Tanjung. Untuk membiayai Chairul Tanjung masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Ibu Chairul Tanjung rela berjualan kain batik miliknya. Melihat usaha ibunya yang  begitu tulus demi menyekolahkannya, maka Chairul Tanjung memutuskan untuk

memulai karir bisnisnya.

Perjalanan Karir Chairul Tanjung

Sejak Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), Chairul Tanjung sudah mulai mencari uang namun hanya dengan tujuan sebagai uang tambahan jajan, tidak untuk membiayai keluarga. Setelah kuliah, Chairul Tanjung mulai membiayai keluarga. Semasa kuliah, Chairul Tanjung yang berasal dari keluarga sederhana ini mengalami pengalaman yang luar biasa. Tidak seperti mahasiswa yang kerjanya hanya fokus belajar dan bisa merasakan fasilitas dari orang tua dengan santai, Chairul Tanjung sudah diajari untuk menjadi pekerja keras di masa kuliahnya. Dengan masih menyandang status sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Chairul Tanjung mulai menunjukkan bakatnya di dunia bisnis. Kesulitan finansial yang menimpa keluarganya membuat Chairul Tanjung mulai mengasah kemampuannya dalam  berbisnis.

Demi memenuhi kebutuhan kuliahnya, Chairul Tanjung memulai bisnis kecil-kecilan. Mulai dari menjual buku, kaos, sampai alat-alat kedokteran dan laboratorium yang dibutuhkan oleh teman-temannya di Fakultas Kedokteran Gigi. Usahanya menjual alat-alat laboratorium dan kedokteran ini sempat berkembang  baik, sampai beliau mampu mendirikan sebuah toko di kawasan Senen Raya, Jakarta Pusat. Sayangnya tokonya ini tidak lama berdiri karena mengalami kebangkrutan. Selain itu, Chairul Tanjung juga sempat membuka usaha fotokopi di lingkungan kampusnya. Chairul Tanjung juga pernah mencoba untuk membuka sebuah bisnis di bidang kontraktor dan telah mengerjakan berbagai  proyek industry, terutama barang-barang dengan bahan dasar rotan.

Menyibukan diri untuk belajar merintis bisnis, tidak membuat Chairul Tanjung lalai pada tugas utamanya untuk kuliah. Selain mengasah bakatnya di dunia bisnis, Chairul Tanjung juga menjadi mahasiswa teladan. Terbukti di masa kuliah beliau pernah mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional periode tahun 1984-1985. Penghargaan yang beliau dapat ini

(13)

merupakan penghargaan sebagai anggota civitas akademika yang berjasa kepada fakultas dan universitas.

Chairul Tanjung menamatkan kuliahnya pada tahun 1987. Selesai kuliah,  beliau tampaknya tidak tertarik untuk bekerja sesuai dengan ilmu yang digelutinya semasa kuliah. Ya, jiwa pebisnis nampaknya sudah melekat kuat pada diri seorang Chairul Tanjung. Bersama 3 orang temannya, Chairul Tanjung mendirikan PT Pariarti Shindutama. Modal yang digunakan diperoleh dari Bank Exim sebanyak 150 juta Rupiah. Perusahaan ini memproduksi sepatu anak-anak untuk kemudian diekspor. Bisnis ini mampu meraup keuntungan yang cukup besar. Beliau dan teman-temannya mendapatkan pesanan 160 pasang sepatu langsung dari Italia. Seiring berjalannya waktu, Chairul Tanjung merasa tak lagi sejalan dengan rekan-rekannya itu, sehingga beliau memutuskan untuk membangun  bisnisnya sendiri.

Setelah memutuskan berhenti dari bisnis sepatu ekspor, Chairul Tanjung mencoba bisnis baru. Dengan kemampuannya membangun jaringan dan  pengalamannya dalam dunia bisnis yang sudah didapatkan sejak duduk di bangku kuliah, Chairul Tanjung membangun sebuah usaha yang arahnya ke konglomerasi. Beliau menyusun 3 bisnis inti, yakni: keuangan, properti, dan multimedia.

Perusahaan konglomerasi ini kemudian diberi nama sebagai Para Group. Para Group memiliki father holding company, yaitu: „Para Inti Holdindo‟ yang memiliki beberapa sub-holding yang terdiri dari „Para Global Investindo‟ yang  bergerak di bisnis keuangan, „Para Inti Investindo‟ yang bergerak di bisnis media

dan investasi, serta „Para Inti Propertindo‟ yang bergerak di bisnis properti.

Di bidang finansial, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan, antara lain: Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Mega Capital Indonesia, Bank Mega, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Tidak  berhenti di sini, Chairul Tanjung memiliki perusahan di bidang properti dan investasi yaitu Para Bandung propertindo, Para Bali propertindo, Batam Indah  propertindo, Mega Indah propertindo. Kemudian di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.

Khusus di bidang properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Lalu,  pada awal tahun 2010 Chairul Tanjung memperluas bisnisnya dengan membeli

sebagian besar saham Carrefour sebanyak 40 % senilai melalui PT Trans Ritel. Dengan memiliki 40% saham Carrefour, kini Chairul Tanjung menjadi komisaris utama PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan S. Bimantoro (mantan petingi Polri) sebagai komisaris. Diharapkan, di bawah Chairul Tanjung, Carrefour dapat mengedepankan kepentingan nasional seperti dapat menyumbangkan pembinaan terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia.

Tercatat pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung membuat  perubahan pada nama besar Para Group menjadi CT Corp. CT Corp ini terdiri dari

(14)

3 perusahaan sub-holding, yakni: Mega corp, Trans corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan financial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam. Karena kesuksesannya berbisnis ini, Chairul Tanjung mendapatkan penghargaan sebagai Eksekutif Muda Berprestasi periode tahun 1992-1993 dari Studio Seven Production, Jakarta. Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada beliau pada tanggal 23 Mei 1993. Setahun sebelum penghargaan ini diberikan, Chairul Tanjung berhasil menyelesaikan sekolahnya di Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajamen (IPPM). Kali ini bidang ilmu yang beliau  pilih lebih menjurus pada profesinya sebagai seorang pengusaha.

Selain dikenal di dunia bisnis, Chairul Tanjung juga akrab dikenal di dunia  politik. Kiprahnya di dunia politik ditunjukkan dengan diangkatnya beliau sebagai Menko Perekonomian. Pada tanggal 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung untuk menduduki posisi sebagai Menko Perekonomian. Duduknya beliau sebagai Menko Perekonomian ini menggantikan posisi Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri karena akan maju menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi melantik Chairul Tanjung di istana negara pada hari senin tanggal 19 Mei 2014.

Prinsip Bisnis Chairul Tanjung

Tampaknya semua orang setuju bahwa „membangun suatu jaringan‟ adalah hal yang sangat penting dalam „membangun sebuah bisnis‟. Inilah yang dikatakan oleh Chairul Tanjung. Chairul Tanjung mempraktekannya dalam kehidupan nyata. Beliau membangun jaringan dimana-mana dengan berteman pada siapa saja dan menjalin relasi dengan perusahaan ternama maupun perusahaan kecil. Menurut Chairul Tanjung, pertemanan akan membantu proses bisnis untuk  berkembang pesat. Contoh sederhananya adalah ketika kita jatuh dan bisnis kita

dalam kondisi tidak bagus maka relasi bisa diandalkan.

Membangun jaringan adalah kunci sukses dari seorang Chairul Tanjung. Dengan membangun relasi yang baik di manapun, kini Chairul Tanjung bisa mendapatkan kesuksesannya dalam menjalankan bisnis yang jumlahnya tidak hanya satu atau dua. Sebut saja salah satunya adalah kiprah Chairul Tanjung di  bisnis pertelevisian dengan mendirikan Trans Corp yang membawahi Trans TV

dan Trans 7. Chairul Tanjung yakin Trans TV bisa terus berkembang meskipun  persaingan di industri pertelevisian semakin ketat. Beliau bisa berharap demikian

karena melihat bahwa belanja TV nasional telah mencapai angka 6 trilium setahun dan 70% di antaranya akan diambil oleh televisi.

(15)

Dalam hal investasi, bagi Chairul Tanjung perusahaan lokal juga bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Karena pemikiran inilah Chairul Tanjung tidak menutup diri dan mau bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Ini bisa jadi sebagai upaya perusahaan nasional Indonesia untuk bisa berdiri sendiri dan jadi tuan rumah di negeri sendiri. Inilah yang Chairul Tanjung harapkan.

Sebagai pengusaha yang sukses, Chairul Tanjung ternyata cenderung lebih tertarik melakukan akuisisi dibandingkan harus membangun bisnis sendiri. Karena menurut Chairul Tanjung, akuisisi perusahaan membuat sinergi memperluas ladang usaha.Beliau berkata, “Waktu saya memulai, banyak waktu tapi nggak punya uang. Mulai dari nol. Lama-lama setelah jadi besar punya uang, tidak punya waktu. Maka yang dilakukan tidak perlu bangun tapi mengakuisisi.”

Dalam perjalanannya berbisnis, bagi Chairul Tanjung modal adalah faktor yang penting untuk membuat sebuah usaha berdiri dan mengembangkannya menjadi besar. Akan tetapi, penting diketahui oleh orang-orang yang ingin merintis bisnis bahwa kemauan dan kerja keras wajib dimiliki oleh mereka yang ingin sukses dalam bisnisnya. Dan jangan lupa, kembali lagi pada mitra kerja atau relasi. Menurut Chairul Tanjung, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Disinilah pentingnya membangun jejaring dalam menjalankan bisnis.

Kegigihan dan kerja keras Chairul Tanjung ini membawa beliau ke puncak kesuksesan. Namanya berada di dalam daftar orang terkaya dunia oleh majalah ternama Forbes di tahun 2010. Pencapaian yang diraih Chairul Tanjung membuat majalah Forbes tak ragu untuk menunjuk beliau sebagai salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke-937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Lalu yang terbaru, tahun 2014 Chairul Tanjung kembali dinyatakan menjadi orang terkaya nomor 375 di dunia dengan jumlah kekayaan US$4 miliar berdasarkan majalah Forbes.

Dalam bisnis, Chairul Tanjung menyatakan bahwa generasi muda seharusnya sabar dalam memulai bisnisnya. Generasi muda harus mau menapaki tangga usaha satu per satu untuk menuju puncak kesuksesan. Menurut beliau, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kesabaran dan sikap pantang menyerah. Beliau juga menganjurkan untuk jangan terbiasa mengambil jalan pintas atau cara instan karena dalam dunia bisnis, usaha dan kesabaran adalah kunci utama dalam mencuri hati pasar. Penting sekali bagi generasi muda yang memiliki jiwa bisnis untuk membangun integritas. Tidak

(16)

apa-apa sih ingin segera mendapa-apatkan hasil, tapi harus sadar diri bahwa tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.

Selain sibuk dengan bisnisnya dan aktif di dunia politik, beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan. Beliau menjabat sebagai ketua umum pengurus besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia dan ketua yayasan Indonesia Forum. Beliau juga menjadi anggota komite penasihat prakarsa Jakarta (Restrukturisasi  perusahaan), anggota pacific basin economic council, anggota majelis wali amanat universitas Indonesia, pengurus yayasan kesenian Jakarta, serta menjadi delegasi Indonesia untuk Asia-Europe Business Forum.

Korelasi Teori Hirarki Kebutuhan dengan Kehidupan Chairul Tanjung

Kebutuhan Fisiologis

Menurut Abraham Maslow kebutuhan fisiologi sangat mendasar dan  bersifat paling kuat serta paling jelas. Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Yaitu kebutuhan untuk makan, minum, tempat tinggal, seks, dan oksigen. Manusia akan menekan kebutuhannya yang lain sedemikian rupa agar kebutuhan fisiologisnya tercukupi terlebih dahulu. Sebagai contoh, pengeluaran zat sisa dalam tubuh. Seseorang harus mengeluarkan zat-zat sisa yang sudah tidak terpakai oleh tubuh. Karena jika tidak dikeluarkan akan mengakibatkan penyakit/pembentukan penyakit. Seseorang yang telah naik ke tingkat kebutuhan setelah psikologis namun kebutuhan  psikologisnya belum terpenuhi secara maksimal cenderung akan kembali ke kebutuhan psikologis sampai kebutuhan psikologisnya terpenuhi secara maksimal. Chairul Tanjung merupakan tokoh yang awalnya berasal dari keluarga yang mampu dan kemudian jatuh miskin. Namun, prinsip keluarganya yang selalu mengutamakan pendidikan membuat Chairul Tanjung tetap dikirim ke Jakata untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Melihat ibunya yang rela menjual kain batik miliknya untuk membiayai kuliahnya, Chairul Tanjung akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis kecil-kecilan melalui penyedia jasa foto copy dan alat laboratorium. Uang yang dihasilkan oleh Chairul Tanjung digunakan untuk biaya makan, minum, kosan, kuliah, dan membantu keluarga. Bila diamati, saat dimana Chairul Tanjung memulai usaha kecil-kecilannya adalah usaha Chairul Tanjung untuk memenuhi kebutuhan  psikologis yaitu makan, minum, dan tempat tinggal. Chairul Tanjung yang saat itu sedang dilanda masalah ekonomi memutuskan untuk memenuhi kebutuhan  psikologis (dasar)nya secara mandiri tanpa harus mengandalkan orangtua. Saat ini melihat kehidupan seorang Chairul Tanjung yang sudah sejahtera terlihat bahwa kebutuhan psikologisnya telah terpenuhi sehingga ia mulai naik ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.

(17)

Kebutuhan Keamanan (Safety)

Manusia membutuhkan rasa keamanan dalam dirinya. Baik keamanan secara harfiah (keamanan dari perampok, orang jahat, dll), maupun keamanan secara finansial ataupun hal lainnya. Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas yang sangat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya. Sedangkan orang yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebih, terhindar dari pencurian, mendapatkan perlindungan hukum, bebas dari  penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dariteror, dsb. Dengan memenuhi kebutuhan keamanan tersebut, dapat dipastikan bahwa kebutuhan manusia dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu kebutuhan kasih sayang dan sosial.

Chairul tanjung, setelah menggeluti bisnis kecil-kecilan sebagai penyedia  jasa foto copy dan alat laboratorium dan mengalami kegagalan memutuskan untuk membentuk perusahaan sepatu bersama 3 rekannya. Namun, ditengah jalan, Chairul Tanjung mulai merasa pemikirannya tidak sejalan dengan 3 rekannya yang lain sehingga memutuskan untuk keluar dari perusahaan sepatu yang sempat memberikan untung kepadanya. Keputusan Chairul Tanjung untuk keluar dari  perusahaan sepatu yang dibentuknya bersama 3 rekannya merupakan salah satu usaha bagi Chairul Tanjung untuk memenuhi kebutuhan keamanan, dalam hal ini adalah rasa cemas dan rasa ancaman akan akibat yang akan ditimbulkan apabila ia tetap melanjutkan bisnia sepatu bersama dengan 3 rekannya yang lain. Selain itu, usaha Chairul Tanjung yang terus melebarkan sayapnya di dalam dunia bisnis menunjukan usahanya untuk menjaga keamanan bisnisnya agar tetap bersifat  berkelanjutan. Dengan menjaga usahanya untuk tetepa berkelanjutan, Chairul Tanjung akan terbebas dari rasa khawatir akan resiko yang ditimbulkan apabila terjadi hal yang tidak diharapkan pada salahsatu cabang bisnisnya.

Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love)

Setelah memenuhi 2 kebutuhan yang bersifat individu, kini manusia menapaki kebutuhan untuk diterima secara sosial. Emosi menjadi “pemain” utama dalam hirarki ketiga ini. Perasaan menyenangkan yang dimiliki pada saat kita memiliki sahabat, seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial ini. Kebutuhan ini menggambarkan akan rasa memiliki-dimiliki, kasih sayang, dan kebutuhan akan rasa memiliki tempat di tengah kelompoknya.

Chairul Tanjung sempat memiliki usaha bersama 3 rekannya. Walaupun kelangsungan usaha itu tidak sesuai ekspektasi, awal mula dibentuknya usaha itu  bisa jadi merupakan pemenuhan kebutuhan akan dimiliki. Sekelompok orang dalam hal ini Chairul Tanjung dan 3 rekannya memiliki hubungan persahabatan  baik dan tujuan yang sama sehingga memutuskan untuk membuat suatu kelompok

(18)

Seseorang yang sudah memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan cenderung akan memiliki kebutuhan akan cinta. Chairul Tanjung yang sudah bisa memuhi kebutuhan dasar dan keamanannya menemukan sosok Anita yang kini telah menjadi istri dari Chairul Tanjung. Anita di mata Chairul Tanjung adalah kombinasi sempurna antara seorang istri di rumah dan rekan berkomunikasi di mana saja. Pekerjaan, urusan dan kebimbangan Chairul Tanjung diketahui Anita dengan sangat baik. Anita merupakan rekan terbaik Chairul menjalani kehidupan. Kebutuhan akan dimiliki-memiliki dan cinta diperoleh Chairul Tanjung melalui  pernikahannya dengan sosok Anita.

Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)

Semua orang pasti ingin dihormati dan ingin merasa berguna bagi orang lain. Kebutuhan semacam ini tertuang pada hirarki pada tahap keempat dalam  piramid Abraham Maslow. Kebutuhan untuk percaya diri ini biasanya muncul setelah ketiga kebutuhan yang lebih mendasar sudah terpenuhi, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan semacam ini dapat muncul tanpa harus memenuhi ketiga kebutuhan yang lebih mendasar. Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni:

1. Harga Diri. Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang di capai dengan analisis, sejauh mana memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan harga diri menjadi rendah. Harga diri di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan dan kebebasan. Kebutuhan harga diri diaplikasikan melalui menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, dihargai orang lain, kebebasan yang mandiri, prestasi, dikenal dan diakui, dan  penghargaan.

2. Penghargaan Dari Orang Lain. Penghargaan dari orang lain meliputi  prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian,kedudukan, nama baik serta  penghargaan. Penghargaan dari orang lain sanggat di perlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan itu seseorang akan menjadi lebih kreatif, mandiri, percaya akan diri sendiri dan juga lebih produktif. Kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi kekuatan, pencapaian, rasa cukup, kompetisi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan.

Chairul Tanjung memperoleh penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional periode 1984-1985 di Universitas Indonesia. Ia juga selalu  berusaha mandiri sedari tingkat Sekolah Dasar (SD) dengan mencari uang jajan sendiri. Selama perjalanan karirnya, Chairul Tanjung selalu mengutamakan relasi  baik itu dari kalangan pengusaha besar maupun pengusaha kecil, ia selalu menghargai orang lain yang memiliki karir bisnis yang lebih tinggi maupun yang

(19)

lebih rendah dari dirinya. Sifat Chairul Tanjung yang selalu mau berteman dengan kalangan manapun membuat ia dikenal oleh banyak orang. Hal-hal tersebut merupakan bentuk pemenuhan akan kebutuhan harga diri seorang Chairul Tanjung. Selain itu, bisnis yang dilakukan Chairul Tanjung terus berkembang, hal tersebut membuktikan bahwa ia terus produktif untuk mengembangkan bisnisnya yang sudah ada. Ia menerima banyak penghargaan dari bisnisnya terus menanjak. Tingkat produktif yang terus berkembang menunjukan sifat pemenuhan kebutuhan akan harga diri yang dikemukaan oleh Mashlow.

Kebutuhan Aktualisasi Diri

Umumnya, kebutuhan ini akan muncul bila seseorang merasa seluruh kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi. Pada hirarki ini, biasanya seseorang akan berhadapan dengan ambisi untuk menjadi seseorang memiliki kemampuan lebih. Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi seorang ahli dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk mengetahui serta memenuhi ketertarikannya akan suatu hal. Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. tingkatan tertinggi dari perkembangan  psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan  pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan. Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada semua tingkatan yang lebih rendah, melalui aktualisasi diri di katakan bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal.

Seseorang pasti memiliki passion terhadap sesuatu, bagian inilah yang membuat piramida ini kurang sempurna, alasannya banyak orang lebih mementingkan passionnya. Paling umum adalah musisi yang bisa melepas segalanya demi menjalani karir musiknya, karena passionnya terhadap musik, dia merasa aktualisasi dirinya melalui musik. Orang yang menjalani aktualisasi diri untuk menutupi kebutuhan lainnya yang belum terpenuhi juga tidak sedikit. Hal tersebut yang membuat teori ini sulit diterima banyak orang di dunia modern.

Chairul Tanjung terus mengembangkan usahanya, walaupun ia memiliki 1 usaha yang terbilang sukses, ia terus memulai usaha lain seperti travel dan sebagainya. Chairul Tanjung selalu mencoba hal yang baru di dalam karirnya. Selain sebagai pembisnis, ia juga selalu menjadi pembicara berbagai acara guna menginspirasi kalangan muda melalu karir bisnisnya. Terakhir, pada tahun 2014, Chairul Tanjung diangkat sebagai Menteri Koordinator bidang perekonomian oleh mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Seluruh bentuk usaha yang dilakukan Chairul Tanjung tersebut dilakukan setelah memenuhi seluruh kebutuhan yang lebih mendasar lainnya, Chairul Tanjung terus mengaktualisasikan dirinya melalui berbagai hal baru yang bisa memuaskan aktualisasi dirinya di Indonesia sampai saat ini.

(20)

KESIMPULAN

Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Mashlow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya bila  jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan. Abraham Mashlow mengelompokkan kebutuhan dasar ke dalam 5 jenis kebutuhan, yaitu kebutuhan  psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan dimiliki dan cinta, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Mengikuti teori hirarki kebutuhan Abrahan Mashlow, kehidupan Chairul Tanjung pun mengikuti piramida yang dipaparkan. Chairul Tanjung memenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan, dimiliki dan cinta, dan harga diri terlebih dahulu. Sampai saat ini, Chairul Tanjung masih terus memenuhi kebutuhan dan keinginannya akan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari piramida mashlow.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Lisa Warda. 2005. Teori abrahan mashlow. [internet][diakses Februari 11 2016].

Tersedia pada:

file:///C:/Users/Asus/Downloads/Documents/Materi%2007%20-%20TeoriAbrahamMaslow.pdf

Mangkunegara AP. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama

Murray, H. A. 1938. Explorations in Personality. New York: Oxford University Press

Sari Adelina Mayang. 2014. Profil Tokoh Indonesia: Chairul Tanjung, 'Si Anak Singkong'. [internet][diakses Februari 11 2016]. Tersedia pada: http://www.berkuliah.com/2014/12/profil-tokoh-indonesia-chairul-tanjung-si-anak-singkong.html

Gambar

Tabel 1 Jenjang Kebutuhan
Gambar 1 Piramida Hirarki Kebutuhan Mashlow

Referensi

Dokumen terkait

Dari sisi peluang, promosi kesehatan dan pencegahan penularan HIV/AIDS melalui media sosial YouTube dapat dikatakan cukup baik, hal ini terlihat dari cukup banyaknya masyarakat

Pada gambar TP3 adalah gambar dari output sinyal PAM dimana sinyal dari informasi telah melaluiu proses sampling sehingga terlihat pada gambar sinyal tersebut berbentuk

pelaksanaan kerja praktek di proyek Pembangunan Infrastruktur Kampus Lapangan Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Mineral Dan Batu Nara Bndung Barat - Padalarang.. Judul

Untuk mempercepat proses penyembuhan luka, dibutuhkan suatu teknik dan prosedur perawatan yang optimal dengan memanfaatkan berbagai faktor-faktor yang terlibat dalam

Selanjutnya dilakukan formulasi sediaan emulgel mengandung fraksi etil asetat KBKM menggunakan formula basis FA dengan minyak zaitun sebagai fasa minyak. Formulasi emulgel

hasil yaitu penggunaan energi lebih sedikit pada topologi multihop karena ada router node yang berfungsi sebagai perantara antara end device dengan coordinator

Bagi peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan tersebut di atas diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan kepada Pokja Pengadaan Barang/Jasa

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima, yaitu negatif word of mouth mempunyai pengaruh positif terhadap persepsi risiko,