• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Penetapan Parameter Farmakokinetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV Penetapan Parameter Farmakokinetika"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Biofarmasetika P4 Laporan Biofarmasetika P4

PENETAP

PENETAPAN PARAMETER AN PARAMETER FFARMAKOKINEARMAKOKINETIKA SETELAHTIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

1 1

PERCOBAAN IV PERCOBAAN IV PENETAP

PENETAPAN AN PPARAMETER ARAMETER FFARMAKOKINEARMAKOKINETIKA SETELAHTIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

A.

A. TTujuujuan Pan Prakraktiktikuu

Ma

Mampmpu u memenenetatapkpkan an dadan n memengnghihitutung ng papararamemeteter r fafarmrmakakokokininetetikikaa  paracetamol

 paracetamol dan dan sulfametoxazsulfametoxazol ol setelah setelah pemberian pemberian dosis dosis tunggal tunggal padapada tikus berdasarkan data kadar obat dalam darah terhadap waktu.

tikus berdasarkan data kadar obat dalam darah terhadap waktu.

B.

B. DaDa!a!ar r TT"#"#riri

Param

Parameter eter farmafarmakokikokinetiknetika a adaladalah ah besabesaran ran yang yang diturditurunkaunkan n secasecarara matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya di dalam darah, urin, atau cairan hayati lainnya. alam atau metabolitnya di dalam darah, urin, atau cairan hayati lainnya. alam  praktek,

 praktek, u!i u!i dengan dengan darah darah paling paling banyak banyak digunakan, digunakan, karena karena darah darah adalahadalah tempat yang paling cepat dicapai obat, darah !uga tempat yang paling logis tempat yang paling cepat dicapai obat, darah !uga tempat yang paling logis  bagi

 bagi penetapan penetapan kadar kadar obat obat di di dalam dalam darah. darah. "uga "uga karena karena darahlah darahlah yangyang me

mengngamambibil l obat obat dadari ri tetempmpat at absoabsorbrbsisi, , memenynyebebababkakan n keketetempmpatat di

diststriribubusisi#a#aksksi, i, sertserta a memembmbuauangngnynya a ke ke ororgagan n elelimimininasasi. i. $e$egugunanaanan menetapkan parameter farmakokinetik suatu obat adalah untuk mengka!i menetapkan parameter farmakokinetik suatu obat adalah untuk mengka!i kinetika absorbsi, distribusi dan eliminasi obat dalam tubuh. %&hargel, kinetika absorbsi, distribusi dan eliminasi obat dalam tubuh. %&hargel, '(()*.

'(()*. +a

+armrmakakokokininetetikika a adadalalah ah ililmu mu yayang ng memempmpelela!a!arari i ababsosorprpsisi,, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dan

distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dan secara singkat dimaksudkansecara singkat dimaksudkan  pengaruh tubuh terhadap obat. +ase farmakokinetik adalah per!alanan obat  pengaruh tubuh terhadap obat. +ase farmakokinetik adalah per!alanan obat

mulai titik masuk obat

mulai titik masuk obat ke dalam badan hingga mencapai tempat aksinya.ke dalam badan hingga mencapai tempat aksinya. 

 bsorpsibsorpsi

Proses absorpsi ter!adi, bila obat melintasi paling tidak satu membran Proses absorpsi ter!adi, bila obat melintasi paling tidak satu membran sel dan kemudahan absorpsi obat akan memberi gambaran kadar obat sel dan kemudahan absorpsi obat akan memberi gambaran kadar obat yang mencapai pada !aringan dan cairan tubuh.

(2)

Laporan Biofarmasetika P4 Laporan Biofarmasetika P4

PENETAP

PENETAPAN PARAMETER AN PARAMETER FFARMAKOKINEARMAKOKINETIKA SETELAHTIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

$ $

 istribusiistribusi

alam peredaran, kebanyakan obat-obat didistribusikan melalui cairan alam peredaran, kebanyakan obat-obat didistribusikan melalui cairan  badan den

 badan dengan cara yang gan cara yang relatif mudah dan lebrelatif mudah dan lebih cepat dibandinih cepat dibanding dengang dengan eliminasi#penge

eliminasi#pengeluaran luaran obat.obat. 

 MetabolismeMetabolisme

iap obat merupakan zat asing yang tidak diingini bagi badan dan iap obat merupakan zat asing yang tidak diingini bagi badan dan  badan berusaha merombak zat

 badan berusaha merombak zat tersebut men!adi metabolit tersebut men!adi metabolit yang bersifatyang bersifat hid

hidrofirofil l agagar ar leblebih ih lanlancacar r diediekskkskresresikaikan n melmelalualui i gingin!al!al, , !ad!adi i reareaksiksi  biotransformasi me

 biotransformasi merupakan detoksifikrupakan detoksifikasi.asi. 

 /kskresi/kskresi

0bat diekskresikan dalam struktur tidak berubah atau

0bat diekskresikan dalam struktur tidak berubah atau sebagai metabolit.sebagai metabolit. 0r

0rgagan n yayang ng papaliling ng pepentntining g ununtutuk k ekekskskreresi si obobat at adadalalah ah gigin!n!alal.. %nief,'(('*.

%nief,'(('*.

engan menggunakan parameter farmakokinetika, memungkinkan engan menggunakan parameter farmakokinetika, memungkinkan unt

untuk uk memenetnetapkapkan an atuaturan ran dosdosis is sesehinhingga gga dapdapat at memmemberberikaikan n resresponpon farmakologik yang diinginkan.

farmakologik yang diinginkan. Parameter-pa

Parameter-parameter farmakokinetika dibagi men!adi rameter farmakokinetika dibagi men!adi 1 golongan, yaitu21 golongan, yaitu2 3

3.. PPaarraammeetteer r ppririmmeer r 

 ipengaruhi ariabel faalipengaruhi ariabel faal

 Masing-masing tidak saling Masing-masing tidak saling memepengarumemepengaruhihi

 $a, 5d. 6l$a, 5d. 6l

'

'.. PPaarraammeetteer ser sekkuunnddeer r 

 ipengaruhi oleh parameter primer ipengaruhi oleh parameter primer 

 t 7t 7

1

1.. PPaarraammeetteer tr tuururunnaann

 ipengaruhi oleh parameter primer dan sekunder ipengaruhi oleh parameter primer dan sekunder 

 86, 6p, 686, 6p, 6ᄃᄃ

P

Paarraammeetteerr fafarrmmaakkookkiinneettiikka a yyaanng g ddiippeerrgguunnaakkaann untuk mengka!i kinetika absorbsi suatu obat diantaranya adalah tetapan untuk mengka!i kinetika absorbsi suatu obat diantaranya adalah tetapan

max max

ss ss

(3)

Laporan Biofarmasetika P4 Laporan Biofarmasetika P4

PENETAP

PENETAPAN PARAMETER AN PARAMETER FFARMAKOKINEARMAKOKINETIKA SETELAHTIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

$ $

 istribusiistribusi

alam peredaran, kebanyakan obat-obat didistribusikan melalui cairan alam peredaran, kebanyakan obat-obat didistribusikan melalui cairan  badan den

 badan dengan cara yang gan cara yang relatif mudah dan lebrelatif mudah dan lebih cepat dibandinih cepat dibanding dengang dengan eliminasi#penge

eliminasi#pengeluaran luaran obat.obat. 

 MetabolismeMetabolisme

iap obat merupakan zat asing yang tidak diingini bagi badan dan iap obat merupakan zat asing yang tidak diingini bagi badan dan  badan berusaha merombak zat

 badan berusaha merombak zat tersebut men!adi metabolit tersebut men!adi metabolit yang bersifatyang bersifat hid

hidrofirofil l agagar ar leblebih ih lanlancacar r diediekskkskresresikaikan n melmelalualui i gingin!al!al, , !ad!adi i reareaksiksi  biotransformasi me

 biotransformasi merupakan detoksifikrupakan detoksifikasi.asi. 

 /kskresi/kskresi

0bat diekskresikan dalam struktur tidak berubah atau

0bat diekskresikan dalam struktur tidak berubah atau sebagai metabolit.sebagai metabolit. 0r

0rgagan n yayang ng papaliling ng pepentntining g ununtutuk k ekekskskreresi si obobat at adadalalah ah gigin!n!alal.. %nief,'(('*.

%nief,'(('*.

engan menggunakan parameter farmakokinetika, memungkinkan engan menggunakan parameter farmakokinetika, memungkinkan unt

untuk uk memenetnetapkapkan an atuaturan ran dosdosis is sesehinhingga gga dapdapat at memmemberberikaikan n resresponpon farmakologik yang diinginkan.

farmakologik yang diinginkan. Parameter-pa

Parameter-parameter farmakokinetika dibagi men!adi rameter farmakokinetika dibagi men!adi 1 golongan, yaitu21 golongan, yaitu2 3

3.. PPaarraammeetteer r ppririmmeer r 

 ipengaruhi ariabel faalipengaruhi ariabel faal

 Masing-masing tidak saling Masing-masing tidak saling memepengarumemepengaruhihi

 $a, 5d. 6l$a, 5d. 6l

'

'.. PPaarraammeetteer ser sekkuunnddeer r 

 ipengaruhi oleh parameter primer ipengaruhi oleh parameter primer 

 t 7t 7

1

1.. PPaarraammeetteer tr tuururunnaann

 ipengaruhi oleh parameter primer dan sekunder ipengaruhi oleh parameter primer dan sekunder 

 86, 6p, 686, 6p, 6ᄃᄃ

P

Paarraammeetteerr fafarrmmaakkookkiinneettiikka a yyaanng g ddiippeerrgguunnaakkaann untuk mengka!i kinetika absorbsi suatu obat diantaranya adalah tetapan untuk mengka!i kinetika absorbsi suatu obat diantaranya adalah tetapan

max max

ss ss

(4)

Laporan Biofarmasetika P4 Laporan Biofarmasetika P4

PENETAP

PENETAPAN PARAMETER AN PARAMETER FFARMAKOKINEARMAKOKINETIKA SETELAHTIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

% %

kec

kecepepataatan n ababsorsorbsi bsi %$a%$a*, *, lualuas s dadaeraerah h dibdibawaawah h kurkura a kog kog kakadar dar obaobatt te

terhrhaadadap p wawakktu tu %%8686*, *, frfrakaksi si obobaat t yyaang ng ddiaiabbsosorbrbsi si %+%+aa*, *, ddanan  bioaailabilitas

 bioaailabilitas obat obat %+*, %+*, sedangkan sedangkan untuk untuk kinetika kinetika distribusi distribusi adalahadalah olume distribusi %5d dan 5d

olume distribusi %5d dan 5d ᄃᄃ*. an untuk kinetika eliminasi adalah*. an untuk kinetika eliminasi adalah

kli

klirenrens s tottotal al %6l%6l*, *, tettetapapan an keckecepaepatan tan elieliminminasasi i %$*%$*, , dan dan wakwaktu tu parparuhuh eliminasi %t 7*.

eliminasi %t 7*.

a.

a. TT"ta&"ta&an k"an k"'"&a'"&atan atan a(!#r(!#r(!i )(!i )Ka*Ka*

PPeenneettaappaan n llaa!!uu aabbssoorrbbssi i ddaarri i ddaatta a aabbssoorrbbssi i oorraal l ddaappaatt di

digugunanakakan n bebebeberarapa pa cacarara, , anantatara ra lalain in memetotode de reresisidudualal.. enganengan menanggap

menanggap $a 99$, maka har$a 99$, maka harga ga tidak bermakna terhtidak bermakna terhadap waktu, olehadap waktu, oleh karena itu dapat dihilangkan karena pada kadaan tersebut obat telah karena itu dapat dihilangkan karena pada kadaan tersebut obat telah sempurna terabsorbsi.

sempurna terabsorbsi.

(.

(. ArAr"a +"a +i(ai(a,a- ,a- kurkura )a )AUCAUC**

rea dibawah kura kadar obat dalam plasma - waktu adalah rea dibawah kura kadar obat dalam plasma - waktu adalah ssuuaattu u uukkuurraan n ddaarri i !!uummllaah h bbiiooaaaaiillaabbiillititaas s ssuuaattu u oobbaatt.. 8686 mencerminka

mencerminkan !umlah n !umlah total obat aktif total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.yang mencapai sirkulasi sistemik. 86 adalah area dibawah kura kadar obat dalam plasma : waktu dari 86 adalah area dibawah kura kadar obat dalam plasma : waktu dari t ; (

t ; ( sasampmpai t ;ai t ; , , dan sama dengan !umlah obat tidak dan sama dengan !umlah obat tidak berubberubah yangah yang mencapai sirkulasi umum dibagi klirens.

mencapai sirkulasi umum dibagi klirens. 86 dapat ditentukan dengan suatu

86 dapat ditentukan dengan suatu prosedur integrasi numerik,prosedur integrasi numerik, metode rumus trapesium,

metode rumus trapesium,

atau 86 model, atau 86 model,

'.

'. VV#/u#/u" +i" +i!tr!tri(ui(u!i )V!i )V+*+*

5

5ololumume e didiststriribubusi si memenynyatatakakan an susuatatu u fafaktktor or yayang ng haharuruss diperhitungkan dalam memperkirakan !umlah obat dalam tubuh dari diperhitungkan dalam memperkirakan !umlah obat dalam tubuh dari konsentrasi obat yang ditemukan dalam kompartemen cuplikan. 5olume konsentrasi obat yang ditemukan dalam kompartemen cuplikan. 5olume

Kt Kt e e      0 0 0 0    CpdtCpdt AUC  AUC       11 1 1 1 1 2 2           nn nn n n n n tn tn tn tn tt tt C  C  C  C  AUC  AUC     Vd  Vd  K  K  FD  FD  klirens klirens FD  FD  AUC  AUC  . . 0 0 0 0 0 0    

(5)

Laporan Biofarmasetika P4 Laporan Biofarmasetika P4

PENETAP

PENETAPAN PARAMETER AN PARAMETER FFARMAKOKINEARMAKOKINETIKA SETELAHTIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

0 0

dis

distritribusbusi i !ug!uga a dadapatpatdiadianggnggap ap sebsebagaagai i ololume ume %5d%5d* * dimdimana ana obaobatt terlarut.

terlarut.

""uumlmlaah h oobabat t dadalalamm tutububuh h titiddaak k dadapapat t ddititenentutukakan n seseccararaa langsung, tetapi suatu cuplikan darah dapat diambil pada !arak waktu langsung, tetapi suatu cuplikan darah dapat diambil pada !arak waktu secara berkala dan dianalisis konsentrasi tersebut. 5d berguna untuk secara berkala dan dianalisis konsentrasi tersebut. 5d berguna untuk mengaitkan konsentra

mengaitkan konsentrasi obat dalam si obat dalam plasma %6p* dan !umlah plasma %6p* dan !umlah obat dalamobat dalam tubuh %*, seperti dalam persamaan berikut2

tubuh %*, seperti dalam persamaan berikut2  ; 5d 6p

 ; 5d 6p

<arga 5d tergantung dari kecepatan aliran darah pada !aringan, <arga 5d tergantung dari kecepatan aliran darah pada !aringan, kelarutan obat dalam tubuh, koefisien partisi yang memepengaruhi kelarutan obat dalam tubuh, koefisien partisi yang memepengaruhi kelarutan obat dalam lipid, !enis !aringan %memepengaruhi olume yang kelarutan obat dalam lipid, !enis !aringan %memepengaruhi olume yang ditempati, p< lingkungan, dan ikatan dengan material biologi.

ditempati, p< lingkungan, dan ikatan dengan material biologi.

+.

+. K/K/irir"n"n! t#! t#tata/ )C/ )C/*/*

$lirens obat adalah suatu ukuran eliminasi obat dari

$lirens obat adalah suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpatubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme prosesnya.

mempermasalahkan mekanisme prosesnya. $lirens ditakrifkan sebagai$lirens ditakrifkan sebagai olume cairan %yang mengandung obat* yang dibersihkan dari obat per  olume cairan %yang mengandung obat* yang dibersihkan dari obat per  satuan waktu.

satuan waktu. $lirens

$lirens ; ; la!u la!u ekskresi ekskresi ; ; =g =g # # menit menit ;ml ;ml # # menitmenit $onsentrasi

$onsentrasi plasma plasma =g =g # # mlml

La!u klirens dapat La!u klirens dapat diperkirakan dengan satu perhitunga

diperkirakan dengan satu perhitungan dari , dan n dari , dan !umlah total obat yang!umlah total obat yang diabsorbsi, .

diabsorbsi, .

6l ; 6l ;

"".. TT""ttaa&&aan n kk""''""&&aattaan n ""//iiiinnaa!!i i ))KK**

etapan la!u eliminasi obat orde satu ditentukan berdasarkan fase etapan la!u eliminasi obat orde satu ditentukan berdasarkan fase eliminasi kura 6p s t,

eliminasi kura 6p s t, setelah absorbsi obat sempurna maka men!adi2setelah absorbsi obat sempurna maka men!adi2 6p

6p ; ; atauatau 6p ;

6p ;   . . 2 dima2 dimanana  adalah suatu tetapan.

 adalah suatu tetapan.

.

. 22aktaktu &aru &aru "/iu "/iinina!i )a!i )t 3*t 3*

B B B B    0 0 AUC  AUC FD FD 00 T  T    00 0 0 AUC  AUC  FD  FD  ) ) ( ( 0 0 K  K  K  K  V  V  D  D  FK  FK  a a d  d  a a   t t K   K   e e .. t t K   K   e e ..

(6)

Laporan Biofarmasetika P4

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

4

>aktu paruh %t 7* menyatakan waktu yang diperlukan oleh se!umlah obat atau konsentrasi obat untuk berkurang men!adi separuhnya. <arga t 7 untuk reaksi orde kesatu dapat diperoleh dari  persamaan berikut 2

t 7 ;

dari persamaan tersebut tampak bahwa untuk reaksi orde kesatu, t 7 adalah konstan. anpa perlu diperhatikan berapa !umlah atau konsentrasi obat pada keadaan awal, maka waktu yang diperlukan untuk  berkurang men!adi separuhnya aadalah konstan.

Tinjauan #+"/ !atu k#&art""n t"r(uka "k!tra a!'u/ar

>alaupun ada ariasi, keseluruhan la!u absorbsi obat dapat digambarkan secara matematik sebagai suatu proses orde kesatu atau orde nol. &ebagian besar model farmakokinetik menganggap absorbsi mengikuti orde kesatu, kecuali apabila anggapan absorbsi orde nol memperbaiki model secara bermakna atau telah teru!i dengan  percobaan. La!u perubahan !umlah obat dalam tubuh, , bergantung pada la!u absorsbsi dan eliminasi obat. La!u perubahan obat dalam tubuh pada setriap waktu sama dengan la!u absorbsi obat dikurangi la!u eliminasi obat.

 ; :

&elama fase absorbsi, maka la!u absorbsi obat lebih besar  daripada la!u eliminasi obat. &ebaliknya selama selam fase eliminasi, maka la!u absorbsi lebih kecil daripada la!u eliminasi. &edangkan pada waktu konsentrasi puncak obat dalam plasma, la!u absorbsi obat sama dengan la!u eliminasi obat dan tidak ada perubahan !umlah obat dalam tubuh.

Model absorbsi orde kesatu menganggap bahwa masukan adalah orde kesatu dan suatu eliminasi !uga orde kesatu. Persamaan diferensial yang menggambarkan la!u perubahan obat dalam tubuh 2

; FKD – KD %?.@*

 F  adalah fraksi obat terabsorbsi secara sistemik. 0leh

karena obat dalam saluran cerna !uga mengikuti suatu proses penurunan

K  693 , 0 dt dD B dt dD B dt dD GI  dt dD c dt dD GI BaB 0t K a 

(7)

Laporan Biofarmasetika P4

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

5

orde kesatu %yakni diabsorbsi melintasi dinding saluran cerna*, !umlah obat dalam saluran cerna sama dengan  e

;  FK   e – KD %?.A*

Persamaan ini dapat diintegrasikan untuk memberikan konrasi obat %6p* dalam plasma pada setiap waktu %t* 2

6p ; %?.3(* $onsentrasi maksimum adalah 6p dan waktu yang diperlukan untuk mencapai kosentrasi maksimum adalah t.  >aktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi maksimum tidak bergantung pada dosis tetapi  bergantung pada tetapan la!u absorbsi %$a* dan eliminasi %$*.

t ; ln $a : ln $ ; ln %$a : $* ; ',1 log %$a # $*

$a : $ $a : $ $a : $

ari persamaan ?.3(, dapat dilihat 6p berbanding langsung dengan dosis yang diberikan %* dan fraksi obat terabsorbsi %+*.

Perhitungan t dan 6p biasanya perlu dilakukan,oleh karena  pengukuran langsung dari konsentrasi obat tidak memungkinkan sehubungan dengan waktu pengambilan cuplikan yang tidak tepat. %&hargel, '(()*

Kin"tika Pa+a P"("rian Satu Ka/i S"'ara Ora/

Pada pemberian tunggal secara oral, seperti halnya pada rute  pemberian lain dimana ter!adi absorpsi, berlangsung proses inasi dan  proses eliminasi, yang satu di samping yang lain. $arena itu pada  pencarian model farmakokinetika, hendaknya proses-proses itu termasukkan. &ehubungan dengan itu, harus ada komparteman masukkan yang mengandung depot senyawa %lihat gambar* . Model 3 kompartemen dengan kompartemen masukkan %lihat gambar* cukup !ika distribusi dalam organisme dibandingkan dengan inasi ter!adi dengan cepat dan karena itu kesetimbangan antara kompartemen pusat dan kompartemen perifer  disesuaikan dengan cepat.

 Perhitungan model komparteman2

dt dD K B0aBt ) ( 0 K  K  V  D  FK  a d  a 

Kt K at

e e   maksmax max maks0 max maks

(8)

Laporan Biofarmasetika P4

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

6

Perhitungan model ini diletakkan sebagai dasar. 8ntuk la!u kenaikkan konsentrasi dalam darah persamaan dibawah berlaku dengan anggapan bahwa tidak ter!adi eliminasi 2

i ;/rror2 eference source not found ; ki %a-c*

 Keterangan :

i; la!u inasi

ki; tetapan inasi

a ; kadar dalam darah, yg dlm hal penyuntikan secara intraena terletak pd t; (

c ; kadar dalam darah pada saat t

Cntegrasi persamaan di atas menghasilkan c; a %3 : e  :ki.t*, dengan

 persyaratan bahwa untuk saat t ; (. >alaupun demikian dalam keadaan sesungguhnya kinetika total yang dapat ditentukan  berdasarkan kura kadar dalam darah merupakan hasil dari kinetika inasi dan kinetika eliminasi. alam gambar dibawah, bentuk kura untuk saat inasi murni, untuk eliminasi murni serta untuk inasi dan eliminasi digambarkan secara linear dan semilogaritmik.

Log c a konsen-trasi  plasma c  b >aktu %t* B Log c konsen-trasi  plasma a  b >aktu %t* 

(9)

Laporan Biofarmasetika P4

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

7

.Dambaran linier B.Dambaran semilogaritmik

a $ura inasi b $ura eliminasi fungsi  batemen garis putus-putus

Gambar : bentuk kurva kadar obat dalam darah setelah pemberian obat   secara oral dan adanya suatu kompartemen masuk serta

kompartemen sentral (fungsi Batemen)

$ura yang di hasilkan dari inasi dan eliminasi diberikan lagi melalui  persamaan 2

c ; /rror2 eference source not found ; % /rror2 eference source not found :  /rror2 eference source not found*

yang disebut fungsi batemen. Pada penggambaran secara semilogaritmik %gambar bagian B* bagian menurun dari kura berbentuk lurus yang berlangsung se!a!ar dengan bagian proses yang lebih lambat. Cni umumnya adalah eliminasi. ari bagian kura menurun yang lurus dapat ditentukan tetapan eliminasi seperti yang di gambarkan dalam gambar di atas, melalui kemiringan garis lurus, serta melalui garis ekstrapolasi konsentrasi plasma teori pada waktu t ; (. "ika konsentrasi  plasma yang diperoleh secara ekstrapolasi dikurangi dengan konsentrasi

yang diperoleh dengan pengukuran, maka di dapat kura absorpsi.

$ura ini seperti kura eliminasi umumnya bersifat Log c $onsen-trasi  plasma >aktu %t*

(10)

Laporan Biofarmasetika P4

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

8

eksponen, artinya kura ini pada gambaran semilogaritmik merupakan garis lurus %garis yang putus-putus pada gambar diatas*. ari kura absorpsi dapat ditentukan t 7 untuk absorpsi. pabila terdapat model ' kompartemen dengan kompartemen masukan, diperoleh bentuk kura seperti yang diberikan pada gambar kura bagian  dan B di atas.

%Mutschler,3AA3*

C. A/at +an Ba-an

(11)

Laporan Biofarmasetika P4

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL PADA TIKUS

19  Labu takar   Mikropipet  abung reaksi  /pendroff   5ortex mixer   &entrifuge  abung sentrifuge  &pektrofotometer   $uet B<E 2  &ulfamethoxazol %&MF*  Paracetamol %P6*  6 )G dan '(G   EaE0' (,3G dan 3(G

 sam sulfamat (,) G dan 3)G

  Ea0< (,3 G dan 3(G  <6l HE

  E %3-naftil* etilendiamin (,3G

 <eparin  ikus

(12)

<ewan u!i 2 Masing-masing kelompok mendapatkan ' ekor tikus

D. Sk"a K"rja

Para!"ta#/

Pr#!"+ur &"n"ta&an ka+ar Para'"ta#/

3 Pembuatan larutan stok Paracetamol

' Pembuatan kura baku internal

3((,( mg Paracetamol Labu takar 3((,( ml

$adar larutan stock Paracetamol 3mg#ml atau 3((( =g#ml

(13)

1 Pemrosesan sampel darah inio %sebagai blangko*

<eparin J ')( =l darah J ')( =l lar. stok Paracetamol dibuat kadar (,3((,'((,1((,4((,)((,H((,?(( =g#ml, dicampur homogen

itambah 6 '(G ',( ml diortexing % sentrifuge 3( menit, ')(( rpm * iambil supernatan 3,) ml,dimasukkan labu takar 3(,(ml

itambah (,) ml <6l HE dan 3,( ml EaE0'3( G, dicampur % didiamkan 3)K di tempat dingin %suhu 3)o6* *

itambah mm. &ulfamat 3)G melalui dinding tabung itambah 1,)ml Ea0< 3(G

ambahkan aIuades sampai tanda batas ibaca intensitas warna pada  max

ata serapan warna

i buat persamaan garis menggunakan kuadrat kecil y ; bx J a, dihitung nilai r dari grafik tersebut

(14)

4 Pembuatan kura baku Paracetamol

) Penetapan dosis Parasetamol

H 8!i Pendahuluan +armakokinetika

')( =l darah yang telah ditambah dengan heparin

itambah 6 '(G ',( ml diortexing % sentrifuge 3( menit, ')(( rpm * iambil supernatan 3,) ml,dimasukkan labu takar 3(,(ml

itambah (,) ml <6l HE dan 3,( ml EaE0'3( G, dicampur % didiamkan 3)K di tempat dingin %suhu 3)o6 **

itambah mm. &ulfamat 3)G melalui dinding tabung itambah 1,)ml Ea0< 3(G

ambahkan aIuades sampai tanda batas

ibaca intensitas warna pada  max dengan blangko darah

ata &erapan warna

Larutan P6 dengan kadar 3(( : ?(( =g#ml

ibuat kura hubungan absorbansi s kadar 

iukur absorbansi pada pan!ang gelombang maksimum

icari dosis terapi P6 pada manusia

i tetapkan dosis P6 awal yang diberikan pada tikus dengan cara dikonersikan dosis terapi pada manusia untuk

(15)

E. Data P"n:aatan

J (,) ml <6L H E J 3,( ml EaE0' 3( G

idiamkan 3) menit di tempat dingin 3)o6

J3,( ml asam sulfamat 3)G melalui dinding labu

J 1,) ml Ea0< 3(G Jad kan aIuadest

idiamkan ? menit sebagai 0 isiapkan tikus dan dipuasakan

itimbang beratnya dan diambil darahnya sebagai  blangko

iberi Paracetamol secara per oral dengan dosis yang telah ditetapkan

ilakukan pencuplikan darah melalui ena ekor pada menit ke (,3),1(,H(,A(,3'(,3)(,3@(,'4(,1((

iambil 3,)(ml beningan Labu takar 3(,( ml

iukur absorbansi pada max dan ditetapkan kadarnya

J ',( ml 6 '(G dengan ortexing isentrifuge %3(K, ')((*

(16)

; HASIL ABSORBANSI C#n!"ntra!i)<:=/* a(!#r(an!i $91.099 (.334(( %9$.199 (.31A(( 09$.799 (.''1(( 49%.499 (.1'?(( 590.$99 (.4)H(( 690.899 (.)))((

 Data A(!#r(an!i +#!i! 649:=k: BB anu!ia

$elompok >$8 3) 1( 4) H( A( 3'( 3)( 3@( '3( '4( 3 (.33@( (.'HH( (.3H?( (.3)3( (.13@( (.'3'( (.3?(( (.'(3( (.(A)( (.3()( ' (.'14( (.'??( (.3H1( (.44A( (.34A( (.3H1( (.''(( (.33)( (.()H( (.(@'( 1 (.(H'( (.1(?( (.(?)( (.(?@( (.))3( (.3'A( (.1(@( (.3))( (.1'?( (.3(@( 4 (.3@3( (.3(1( (.1?@( (.(@)( (.3)H( (.4'1( (.'34( (.(A1( (.3?'( (.(HA( ) (.'4@( (.1HH( (.'H'( (.(A?( (.1H1( (.')A( (.3@4( (.1'3( (.(H'( (.(A'( H (.(@)( (.''?( (.'(?( (.''A( (.'(4( (.3''( (.'@1( (.3)H( (.(H3( (.(?@( ? (.3@4( (.')@( (.3(4( (.3(4( (.(@@( (.'(4( (.'A'( (.331( (.31(( (.'(H(

$//EDE CP$C &/BDC  P/<C8EDE $/L0MP0$ ',) /EDE $//E8E B/B/P  C 60/% *, ; merupakan  Max F. P"r-itun:an  PARACETAMOL 649 : 3. Perhitungan osis

(17)

iketahui 2

 osis P6 pada manusia 2

 $onersi dari manusia ke tikus 2 (.(3@ Maka 2

osis pada manusia ?( kgBB 2 osis pada tikus '(( g 2

osis per $g BB tikus 2

'. Perhitungan Larutan &tock iketahui 2

 Berat tikus terbesar 2 ')( g  osis tikus terbesar 2

Maka 2

$onsentrasi larutan stock 2 "umlah P6 yang ditimbang 2

1. Perhitungan Larutan &tock &ebenarnya iketahui 2

Berat kertas J zat 2 3.44@1 g Berat kertas J sisa 2 (.4A?A g -Berat zat 2 (.A)(4 g entang penimbangan

$onsentrasi Lar. stock &ebenarnya 2

 DATA PENIMBANGAN TIKUS KELOMPOK V

B"rat Tiku! > Tara B"rat Tara B"rat Tiku!

'43.4gram HA gram 3?'.4 gram

'3?.Agram HA gram 34@.Agram

'3@.'gram HA gram 34A.' gram

 P/<C8EDE 50L8M/ P/MB/CE $/L0MP0$ 5

?)( mg#)( $g BBN ?( $g ;3()( mg 8ntuk '(( mg ; (.(3@N3()(mg;3@,A mg engan 6.&tock mg#ml

DOSIS UNTUK BERAT BADAN ?

(18)

'((

 107.8 34@.A N3@,A ;34.(?3()mg

'((

 108.$ 34A.'N 3@,A ;34.(AA) mg

'(( VOLUME PEMBERIAN  16$@0 3H.'A3@ ;3.?34ml →3.?( ml  107.8 34.(?3() ;3.4@ ml→1.50ml A.)(4  108.$ 34.(AA) ;3.4@ml→1.50ml A.)(4

 DERET BAKU Para'"ta#/ )PCT*

- Larutan P6

- Penimbangan P6

$ertas J zat ; (.)A)? g $ertas J sisa ; (.4A)(g Fat ; (,3((?g

; 3((.? mg

- $oreksi $adar /rror2 eference source not found;3((.? mg ; 3.((? mg#ml ;3((?=g#ml

3(( ml

D"r"t Baku Para'"ta#/

K#n!"ntra!i P"r-itun:an K#r"k!i ka+ar

9 <:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3((( =g#ml ; )((=L. ( =g#ml 53 ; ( L %Paracetamol * arah ; )((=L 53. 63 ; 5'. 6' (=L. 3((? =g#ml ; )(( =L. 6' 6' ; (=g#ml

(19)

199<:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3(((=g#ml ; )(( =L. 3(( =g#ml 53 ; )(=L %Paracetamol * arah ; 4)(=L 53. 63 ; 5'. 6' )(=L. 3((?=g#ml ; )(( =L. 6' 6' ; 3((,?=g#ml $99<:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3((( =g#ml ; )((=L. '(( g#ml 53 ; 3(( =L %Paracetamol * arah ; 4((=L 53. 63 ; 5'. 6' 3(( =L. 3((?=g#ml ; )((=L. 6' 6' ; '(3,4=g#ml %99<:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3(((=g#ml ; )(( =L. 1(( =g#ml 53 ; 3)( =L %Paracetamol * arah ; 1)(=L 53. 63 ; 5'. 6' 3)( =L. 3((?=g#ml ; )((=L. 6' 6' ; 1(',3=g#ml 099<:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3(((=g#ml ; )(( =L. 4(( =g#ml 53 ; '(( =L %Paracetamol * arah ; 1((=L 53. 63 ; 5'. 6' '(( =L. 3((?=g#ml ; )((=L. 6' 6' ; 4(',@=g#ml 499<:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3(((=g#ml ; )(( =L. )(( =g#ml 53 ; ')( =L %Paracetamol * arah ; ')(=L 53. 63 ; 5'. 6' ')( =L. 3((?=g#ml ; )((=L. 6' 6' ; )(1,)=g#ml 599<:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3(((=g#ml ; )(( =L. H(( =g#ml 53 ; 1(( =L %Paracetamol * arah ; '((=L 53. 63 ; 5'. 6' 1((=L. 3((?=g#ml ; )((=L. 6' 6' ; H(4,'=g#ml 699<:=/ 53. 63 ; 5'. 6' 53. 3(((=g#ml ; )(( =L. ?(( =g#ml 53 ; 1)( =L %Paracetamol * arah ; 3)(=L 53. 63 ; 5'. 6' 1)( =L. 3((?=g#ml ; )((=L. 6' 6' ; ?(4,A=g#ml

 PERSAMAAN GARIS PARACETAMOL A(!#r(an!i Baku Para'"ta#/

C#n!"ntra!i)<:=/* a(!#r(an!i $91.099 (.334(( %9$.199 (.31A(( a; %(.33H@3*  b; (.(((A' r; (.A@4A1

(20)

09$.799 (.''1((

49%.499 (.1'?((

590.$99 (.4)H((

690.899 (.)))((

 ata bsorbansi Percobaan Paracetamol kelompok ' dan )

Paracetamol kelompok ' waktu

%menit* bsorbansi 3) (.'14(

P"r!aaan Kura Baku@  ? ( > a

(21)

1( (.'??( H( (.44A( A( (.34A( 3'( (.3H1( 3@( (.33)( '3( (.()H( '4( (.(@'( Paracetamol kelompok ) waktu%menit* bsorbansi 3) (.'4@( 4) (.'H'( A( (.1H1( 3'( (.')A( 3)( (.3@4( '3( (.(H'( '4( (.(A'(

 Para"t"r Farak#kin"tik Para'"ta#/

$/L0MP0$ '

 ata bsorbansi $elompok '

waktu %menit* bsorbansi  6p 3) (.'14( 1?A.' ? 1( (.'??( 4').? H H( (.44A( H33.? ' A( (.34A( '@?.1 @ 3'( (.3H1( 1('.) 3 3@( (.33)( ')(.H ' '3( (.()H( 3@H.@ 1 '4( (.(@'( '34.A 4

 $ura Ln 6p erhadap >aktu

+ase bsorbsi

(22)

waktu %menit* Ln 6p 3) ).A4 1( H.() H( H.4' A( ).HH 3'( ).?3 3@( ).)' '3( ).'1 '4( ).1?  Perhitungan  +ase /liminasi waktu %menit* 6p 3@(   ')(.H' '3(   3@H.@1 '4(   '34.A4 R":.Lin T V! Ln C& a;).A3'1)  b; - (.((')) r; -(.)''HH( B; anti ln a ;1HA.)?1H  b; - $ el ; -%-(.(('))* ; (.(('))#menit       +ase bsorbsi waktu

(23)

3) 1?A.'?'4 1)).H))@ '1.H3HH 1( 4').?H3' 14'.')A1 @1.)(3A H( H33.?3H) 13H.AH3' 'A4.?))1 eg Lin  5s Ln 6pr  a; '.)131  b;(.()4(@ r;(.A@3A(A  ; anti Ln a ;3'.)HA@  b;$a $a;b; -%(.()4(@*;Q(.()4(@Q;(.()4(@ # menit  PM// +M$0$CE/C$ 

Persamaan $ura ; 6p ; Be :kt : e : ka t

?C& ? %58@46%5" 9.99$44t  1$.4587" 9.94097t 3. +&/ B&0B&C $a ;(.()4(@ # menit 86   ;',@44.)') ;H,(1?.?')   ;3),)H'.'   ;31,4@H.)   ;@,@4@.1)   ;3H,)A1.A   ;H,)H3.?)   ;H,('H.))  ; ;@4,'A(.3A J

86 otal ;3H(,')3.HA=g menit#ml

'. +&/ C&CB8&C 5d ; ; ;34H@.' ml tau 5d ; ; ;34A?.Hml 1. +&/ /LCMCE&C 6lirens ; ; ; 1.?44 ml#menit

(24)

$ el ;(.(('))# menit

4.  Max ; ; ; )A.'?1H menit ). 6p Max; 6p ; Be :kt : e : ka t

; 6p ; 1HA.)?1He -(.((')) x )A.'?1H - 3'.)HA@e -(.()4(@ x)A.'?1H

;13?.?1-(.()(A ;13?.'' =g#ml $/L0MP0$ )

 ata bsorbansi $elompok )

waktu%menit* bsorbansi 6p 3) (.'4@( .431A4 4) (.'H'( .)44(A A( (.1H1( .?4)3@ 3'( (.')A( .1(4(H 3)( (.3@4( .''1') '3( (.(H'( .1'3A1 '4( (.(A'( .?)'')

 $ura Ln 6p erhadap >aktu

waktu%menit* Ln 6p 3) ).A @ 4) H.( ' A( H.' ) 3'( H.( 3 3)( ).? @ '3( ).' H '4( ).4 ' +&/ B&0B&C +&/ /LCMCE&C

(25)

 Perhitungan  +ase /liminasi waktu%menit* 6p 3'(   4(H.1( 3)(   1').'' '3(   3A1.1' '4(   '').?) R":.Lin T V! Ln C& a;H.H1H  b; - (.(()H3H r; -(.A34H) B; anti ln a ; ?H'.(4( $ el ; (.(()H#menit  +ase bsorbsi waktu

%menit* 6p 6pO  6pr ;Q6p-6pOQ 3) 1A4.4(@ ?((.3A4 1().?@)H 4) 4(A.)44 )A(.AAH 3@3.4)3? A( )3@.?1A 4)@.'@1 H(.4)H( eg Lin  5s Ln 6pr  a; H.3((1  b; - (.('3@ r; -(.(AAH  ; anti Ln a ; 44).AA3)  b;$a $a;b; -%- (.('3@*;Q (.('3@Q;(.('3@# menit  PM// +M$0$CE/C$ 

Persamaan $ura ; 6p ; Be :kt : e : ka t

(26)

3. +&/ B&0B&C $a ;(.('3@# menit 86   ;',A)@.(?) ;3',()A.')   ;'(,@@H.1 ;31,@?).H   ;3(,A?'.@   ;3),))H.'   ;H,'@H.()  ; ; 4(,13'.)J

86 otal ;3'',A(H.??) =g menit#ml '. +&/ C&CB8&C 5d ; ; ;@?3.?4 ml tau 5d ; ; ;@?3.?4ml 1. +&/ /LCMCE&C 6lirens ; ; ; 4.@@3? ml#menit

 7 eliminasi ;(.HA1#k;(.HA1# ;3'1.?)mnt;'.(H !am $ el ;# menit

4.  Max ; ; ; @1.@A menit ). 6p Max ; 6p ; Be :kt : e : ka t

; 6p ; ?H'.(4(" 9.9945 t 44).AA3)" 9.9$17 t

;?H'.(4(" 9.9945 7%.78 44).AA3)" 9.9$17 7%.78

(27)

Parameter  +armakokinetik

P6 kelompok ' P6 kelompok ) $ eliminasi (.((')) #menit (.(()H #menit

 7 el 6l 4.)'A !am 1.?44 ml#menit '.(H !am 4.@@3? ml#menit $ absorbsi 3#' abs (.()4(@ #menit 12.81 menit (.('3@ #menit 13.?A menit

 maks )A.'?1H menit @1.@A menit

6p maks 13?.''=g#ml 4(4.?A=g#ml

86 total 3H(,')3.HA %g menit#ml 3'',A(H.??) %g menit#ml

5d 34H@.' ml @?3.?4 ml

G. P"(a-a!an

Pada percobaan kali ini merupakan percobaan kelan!utan dari P3, P', dan P1 yang bertu!uan untuk menetapkan parameter farmakokinetika setelah  pemberian dosis tunggal pada obat paracetamol. Pemilihan dosis paracetamol  berdasarkan hasil dari P1 yang paling bagus yaitu untuk paracetamol dosis ?)( mgyang selan!utnya akan ditentukan parameter farmakokinetiknya. +armakokinetik seringkali diartikan sebagai perlakuan tubuh terhadap obat yang ditu!ukan terhadap pergerakan obat masuk ke dalam tubuh, melalui tubuh dan  pergerakannya keluar dari tubuh.

+armakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya %M/*. 0bat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umunya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat ker!a dan menimbulkan efek. $emudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. &eluruh proses ini disebut dengan proses farmakokinetika dan ber!alan serentak seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

absorbsi eliminasisi

(28)

3* bsorpsi

bsrobsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut.

'* istribusi

&etelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. &elain tergantung dari aliran darah, distribusi obat !uga ditentukan oleh sifat fisikokimianya. istribusi obat dibedakan atas ' fase berdasarkan penyebarannya di dalam tubuh. istribusi fase pertama ter!adi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya !antung, hati, gin!al, dan otak. &elan!utnya, distribusi fase kedua !auh lebih luas yaitu mencakup !aringan yang perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, isera, kulit, dan  !aringan lemak.

istribusi dibatasi oleh ikatan obat pada protein plasma, hanya obat bebas yang dapat  berdifusi dan mencapai keseimbangan. era!at ikatan obat dengan protein plasma ditentukan oleh afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya sendiri. Pengikatan obat oleh protein akan berkurang pada malnutrisi berat karena adanya defisiensi protein.

(29)

1* Metabolisme

Metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat yang ter!adi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah men!adi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui gin!al. &elain itu, pada umumnya obat men!adi inaktif, sehingga metabolisme sangat  berperan dalam mengakhiri ker!a obat. etapi, pada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. da obat yang merupakan calon obat %prodrug* !ustru diaktifkan oleh enzim metabolisme ini.

Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih lan!ut dan atau diekskresi sehingga ker!anya berakhir. /nzim yang berperan dalam metabolisme obat dapat dibedakan  berdasarkan letaknya dalam sel, yakni enzim mikrosom yang terdapat dalam retikulum endoplasma halus %yang pada isolasi in itro membentuk mikrosom*, dan enzim non-mikrosom. $edua macam enzim metabolisme ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi !uga terdapat di sel !aringan lain misalnya gin!al, paru, epitel, saluran cerna, dan plasma.

4* /kskresi

0bat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. 0bat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak.

0bat diberikan secara oral pada hewan u!i tikus, baik pada obat sulfametoxazol maupun paracetamol. Pemberian peroral ini termasuk pemberian secara ekstraaskuler. imana pemberian ekstraaskuler ter!adi proses absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.

Para'"ta#/ )PCT*

&truktur  Paracetamol

Parasetamol memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atomnitrogen dari gugus amida pada posisi para %3,4*. &enyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat. Pada penggunaan per oral  parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. $adar maksimum dalam  plasma dicapai dalam waktu 1( menit sampai H( menit setelah pemberian.

(30)

Langkah awal pada analisis obat paracetamol yaitu membuat larutan stok  paracetamol. Pembuatan stok paracetamol menggunakan aIuadest panas sebagai  pelarutnya. <al ini dikarenakan paracetamol larut dalam air mendidih, sesuai dengan +armakope Cndonesia ed C5. $emudian dilakukan pembuatan kura baku dengan konsentrasi (, 3((, '((, 1((, 4((, )((, H((, ?(( Rg#ml, dengan masing-masing konsentrasi membutuhkan olume darah ')( =l.

Pada percobaan kali ini darah diambil dari ekor tikus, yang banyak terdapat pembuluh darahnya. $emudian darah ditempatkan pada ependroff yang didalamnya telah ditetesi heparin. +ungsi dari heparin ini adalah untuk mencegah ter!adinya penggumpalan darah atau sebagai zat antikoagulan. "ika sampel darah yang diambil mengalami koagulasi atau menggumpal maka yang akan keluar adalah serumnya, sedangkan yang digunakan untuk pemeriksaan adalah plasma darah karena obat akan  berinterak si dengan protein plasma untuk membentuk suatu kompleks obat-makromolekul yang sering disebut ikatan obat-protein, dengan kata lain maka  percobaan tidak dapat dilakukan bila darah mengalami penggumpalan.

arah yang telah dimasukkan dalam ependroff sebelumnya ditetesi dengan heparin terlebih dahulu. <eparin berfungsi sebagai zat antikoagulan. Mekanisme heparin sebagai zat antikoagulan sama dengan saat analisis obat sulfametoxazol. Saitu heparin beraksi dengan mengikat anti trombin CCC dan kemudian akan membentuk kompleks yang memiliki afinitas lebih besar daripada anti trombin CCC itu sendiri terhadap beberapa faktor pembekuan darah aktif %trombin dan faktor N atau faktor stuart power*. <eparin !uga dapat meng-inaktiasi faktor  5CCCa#<D dan mencegah terbentuknya fibrin yang stabil. 0leh karena itu heparin akan mempercepat ter!adinya inaktiasi faktor pembekuan darah.

$emudian ditambah dengan 6 '(G sebanyak ',(ml dan dicampur hingga homogen pada alat ortexing. 6 berfungsi sebagai senyawa yang dapat menghentikan ker!a enzim yang dapat memetabolisme obat sekaligus akan menyebabkan denaturasi protein plasma. $emudian dimasukkan kedalam alat sentrifuge untuk mengendapkan darah dan didapatkan plasmanya. 6 yang tadi ditambahkan akan mengikat protein dan mengendapkannya saat sentrifugasi sehingga keberadaan protein tidak mengganggu pembacaan absorbansi. /ndapan akan terpisah pada bagian bawah dan pada supernatan terdapat cairan bening yaitu plasma darah. $emudian supernatannya diambil 3,) ml tanpa

(31)

endapannya dan dimasukkan ke dalam labu takar 3(,(ml. Pengambilan supernatan tanpa endapannya ini dilakukan dengan tu!uan untuk mengambil obat yang bebas dari protein plasma karena obat yang terikat pada  protein plasma tidak akan aktif secara farmakologik sehingga tidak memiliki efek

terapeutik atau dengan kata lain akan dapat menyebabkan data hasil pengamatan tidak alid. &etelah itu ditambahkan <6l HE sebanyak (,)ml. Penambahan <6l ini dimaksudkan untuk memberikan suasana asam dalam pembentukan reaksi diazotasi. &erta ditambahkan kedalamnya EaE0' 3(G sebanyak 3,(ml. Penambahan <6l dan EaE0' akan membentuk reaksi diazotasi yang tidak tahan terhadap suhu kamar. $arena pada suhu kamar garam diazonium akan dengan mudah terdegradasi men!adi senyawa fenol dan gas nitrogen. 0leh sebab itu, perlu dilakukan perendaman selama 3) menit ditempat dingin atau pada suhu 3) o6.

6ara yang dilakukan untuk memperoleh suhu 3)o6 yaitu dengan merendam pada air yang

telah ditambahkan es batu kedalamnya. u!uan penambahan <6l dan EaE0' secara  bersamaan adalah untuk mendapatkan <E0' dengan mudah.

$emudian ditambahkan 3ml asam sulfamat 3)G melalui dinding tabung. u!uan dari  perlakuan ini adalah menghilangkan <E0' yang berlebih. eaksinya sebagai berikut 2

sam sulfamat yang ditambahkan !uga akan menghilangkan gas E' secara perlahan dengan diberikan getaran ultrasonik pada larutan. Das E' hilang ditandai dengan berkurangnya gelembung gas yang terbentuk. pabila gas E' ini tidak hilang, maka akan mengganggu  pengukuran absorbansi. $emudian ditambahkan Ea0< 3(G sebanyak 1,)ml kedalamnya. <al

ini bertu!uan untuk memperpan!ang gugus kromofor sehingga warna yang terbentuk semakin  !elas dan dapat terbaca absorbansinya dengan alid.

&etelah didapat nilai 6p digunakan untuk perhitungan 6pr dan selan!utnya digunakan untuk menentukan t3#' eliminasi, 5d, 86, tmax, dan kliren serta 6p max. Parameter  farmakokinetik untuk mengka!i kinetika absorbsi digunakan tetapan kecepatan absorbsi %$a* yang dipengaruhi adanya pergerakan di saluran cerna, aliran darah ke tempat absorbsi dan luas  permukaan dinding usus. Lalu fraksi obat yang diabsorbsi %+* dan 86 yang menggambarkan  banyaknya obat yang masuk dalam sirkulasi sistemik.

(32)

Sang termasuk dalam parameter farmakokinetik fase absobsi adalah +, $a, 86, 6p maks dan t maks.

a. Eilai + yaitu menggambarkan fraksi obat yang terabsorbsi secara sistemik. 8ntuk sediaan per oral umumnya didapat nilai + sebesar @(G atau (.@.

 b. $a adalah tetapan yang menggambarkan kecepatan absorpsi obat , yakni masuknya obat ke dalam sirkulasi sistemik dari absorpsinya %saluran cerna  pada pemberian oral, !aringan otot pada pemberian intramuskuler, dsb*. Bila ter!adi hambatan dalam proses absorpsi, akan didapatkan nilai $a yang lebih kecil. Eilai $a untuk P6 kelompok ' ; (.()4(@# menit dan P6 kelompok (.('3@#menit.

c. 86 %rea 8nder 6ura* menggambarkan ukuran dari !umlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. 86 total P6 kelompok ' 3H(,')3.HA =g.menit#ml dan P6 kelompok ) ; 3'',A(H.??) =g.menit#ml . Luas daerah di bawah kura %86*, merupakan total area di bawah kura konsentrasi s waktu yang menggambarkan perkiraan !umlah obat yang  berada dalam sirkulasi sistemik. Bila membandingkan suatu formulasi untuk acuan, parameter ini menggambarkan !umlah ketersediaan hayati dan biasa digunakan sebagai perkiraan kasar !umlah obat diabsorbsi

d. tmax didapatkan untuk P6 kelompok ' adalah )A.'? menit, sementara P6 kelompok ) sebesar @1.@A menit. rtinya pada menit ke H(-A( menit setelah  pemberian obat, kadar obat dalam sirkulasi sistemik mencapai puncak.  berdasarkan literature t max parasetamol 1(-H( menit%$atzung* artinya dari hasil percobaan untuk tmax paracetamol sesuai teori untuk percobaan P6 kelompok '. &ementara kelompok ) tidak memenuhi literature. >aktu untuk konsentrasi puncak %tmax* menggambarkan lamanya waktu tersedia untuk mencapai konsentrasi puncak dari obat sirkulasi sistemik, dengan rumus tmax; Parameter ini tergantung pada konstanta absorbsi yang menggambarkan permulaan dari leel puncak dari respon biologis dan bisa digunakan sebagai perkiraan kasar untuk la!u absorbsi,tmax ini tidak  bergantung pada dosis. maks yaitu nilai yang menun!ukkan kapan kadar 

obat dalam sirkulasi sistemik mencapai puncak.

e. $adar puncak adalah kadar tertinggi yang terukur dalam darah#serum#plasma. 6p max ini umumnya !uga digunakan sebagai tolok ukur, apakah dosis yang diberikan cenderung memberikan efek toksik atau tidak. osis dikatakan aman apabila kadar puncak obat tidak melebihi kadar toksik minimal %$M*.

(33)

6p maks P6 $elompok ' ; 13?.''=g#ml dan P6 $elompok ) ; 4(4.?A=g#ml. ari eori Pracetamol 6max )4 T 3(.3? dari data dikatakan  !ika 6p Maks kedua kelompok melampaui teori.

Parameter +ase istribusi

Sang termasuk dalam parameter farmakokinetik fase absobsi adalah 5d . 5d merupakan olume distribusi, menggambarkan banyaknya cairan tubuh yang terdistribusi obat selain itu 5 menggambarkan suatu factor yang harus diperhitungkan dalam memperhatikan !umlah obat dalam tubuh dari konsentrasi obat yang ditemukan dalam kompartemen cuplikan. 5olume distribusi disebut !uga sebagai olume dimana obat terlarut. Pada model kompartemen satu terbuka /5,distribusi berlangsung sangat cepat sehingga sering diabaikan. . <arga 5d tergantung dari kecepatan aliran darah pada  !aringan, kelarutan obat dalam tubuh, koefisien partisi yang mempengaruhi

kelarutan obat dalam lipid. Vd obat penng untuk menentukan regimen dosis

obat yang dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.5d

menun!ukkan kepada olume hipotesis cairan yubuh tempat obat di distribusikan.5d merupakan konstanta proporsi yang menghubungkan !umlah obat dalam tubuh dengan kadarnya dalam serum. PC !elompok 2 "1#$8.2 ml dan PC !elompok 2 " 8%1.%# ml.

(34)

ari eori dapat dilihat !ika nilai 5d praktikum tidak sesuai dengan teori 5d dilihat  pada tabel diatas.

Parameter +ase /liminasi

ari konsentrasi P6 dalam plasma diperoleh fase /liminasi yaitu dari menit ke 3)( hingga '4( yang termasuk dalam parameter farmakokinetik fase eliminasi adalah t3#' , $el, dan 6l.

a. t7 eliminasi yang didapat untuk P6 $elompok ' adalah 4.) !am dan P6

$elompok ) adalah '.(H "am, berdasarkan literatur t7 untuk parasetamol 3-4  !am %tan <oan*,berarti dari hasil yang didapat tidak memenuhi rentang untuk kelompok ' . &aktu paruh ' t ( ) menyatakan *aktu yang diperlukan oleh

se+umlah obat untuk berkurang men+adi separuhnya. /liminasi dipengaruhi oleh

 proses metabolisme dan ekskresi. t7 ini ditentukan oleh (,HA1#$ el.

 b. $ el ini sama dengan kemiringan bagian terminal log alamiah kadar serum linier terhadap kura waktu. t7 tergantung pada 5d dan 6l %klirens*. $ el P6 ' ; (.(('))#menit dan $ el P6 ) ; (.(()H#menit

c. $lirens obat %6l* adalah ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme prosesnya, dan !uga ditakrifkan sebagai olume cairan %yang mengandung obat* yang dibersihkan dari obat persatuan waktu. $lirens merupakan olume cairan yang mengandung obat, yang dibersihkan dari obat per satuan waktu.   Eilai klirens# 6l diperoleh dari  persamaan 6l;. o merupakan dosis obat yang diberikan. &ementara nilai

86 diperoleh dengan metode trapezoid. ari percobaan didapat nilai klirens P6 kelompok 1.?4 ml#menit dan kelompok ) yakni 4.@A ml#menit.

(35)

ari keseluruhan Parameter, hasil yang diperoleh dari kelompok kami sesuai dengan tabel di atas dimana dibandingkan literatur ini menun!ukkan ada parameter  yang hasilnya mendekati namun ada pula parameter yang hasilnya kurang sesuai kemungkinan disebabkan dari faktor-faktor tertentu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai parameter farmakokinetik tidak sesuai dengan literatur, salah satunya adalah kondisi fisiologis hewan u!i, dimana  peneliti tidak bisa mengontrol apa yang ter!adi selama per!alanan obat didalam tubuh hewan u!i. +aktor stress yang dialami hewan u!i !uga menentukan kualitas darah yang diambil.

<. $esimpulan

3. Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya di dalam darah, urin, atau cairan hayati lainnya.

'. <asil nilai parameter farmakokinetik dari P6 kelompok ' dan ) adalah sebagai berikut 2

(36)

Parameter  +armakokinetik

P6 kelompok ' P6 kelompok ) $ eliminasi (.((')) #menit (.(()H #menit

 7 el 6l 4.)'A !am 1.?44 ml#menit '.(H !am 4.@@3 ml#menit $ absorbs 3#' abs (.()4(@ #menit 12.81 menit (.('3@ #menit 13.?A menit

 maks )A.'?1H menit menit

6p maks g#ml =g#ml

86 total 3H(,')3.HA %g menit#ml 3'',A(H.??) %g menit#ml

5d 34H@.' ml @?3.?4 ml

C. Datar Pu!taka

nief. '(('. !er"alanan Dan #asib $bat Dalam Badan. SogyakartaU8DM

Press.

Mutschler, /rnst.3AA3. Dinamika $bat . /disi kelima. Bandung 2 CB.

&hargel, L dan ndrew B.6.S8. '((). Biofarmasetika dan Farmakokinetika %erapan edisi && . &urabaya 2 irlangga 8niersity Press.

nonim, 3AA). Farmakope &ndonesia edisi &' . "akarta2 epkes C.

 Farmakologi dan %erapi, '((?. "akarta 2 epartemen farmakologi dan erapi

+akultas $edokteran 8niersitas Cndonesia.

itschel, >. dkk. andbook of Basic !harmacochinetic : &ncluding linical   *plication8&2merican Pharmaceutical ssociation, publishby

mer Pharmacist ssn.

>ahyono, !oko. '((A. 8!i $etersediaan <ayati ablet Parasetamol dan ablet eofilin pada $elinci.  +,-#*. &./, K0F*-/*1&*#   &#D$#01&*. Sogyakarta2 8DM.

absorbsi eliminasisi

(37)

&etiya, niek. '((A. Pengaruh &irkadian Pada +armakokinetik &ulfametoksazol 0ral engan ata arah $elinci. Ma!alah +armasi. &urabaya2 irlangga.

(38)

LMPCE PC$/

3. Pembuatan sam trikloroasetat %6* '(G sebanyak )(mL

6ara pembuatan2

a. itimbang asam trikloroasetat )g, dimasukkan dalam beaker glass  b. ilarutkan dengan aIuadest, diad kan hingga )(mL

'. Pembuatan Ea.Eitrit 3(G sebanyak )(mL

6ara pembuatan2

a. itimbang Ea. Eitrit 3(g, dimasukkan dalam beaker glass  b. ilarutkan dengan aIuadest, diad kan hingga )(mL

1. Pembuatan sam sulfamat 3)G sebanyak )(mL

6ara pembuatan2

a. itimbang asam sulfamat ?,)g, dimasukkan dalam beaker glass  b. ilarutkan dengan aIuadest, diad kan hingga )(mL

4. Pereaksi rinder  +ecl1 ; @g <g6l ; @g <6l%p* ; '4mL Iuadest ad '((mL 6ara pembuatan2

a. itimbang +e6l1 @g, <g6l @g dimasukkan dalam beaker glass  b. itambah dengan <6l pekat '4mL, diad kan hingga '((mL

(39)

). <6l HE

6ara pembuatan2

a. itimbang <6l '3,H'mL, dimasukkan dalam beaker glass  b. ilarutkan dengan aIuadest, diad kan hingga )(mL

H. Ea0< 3(G sebanyak )(mL

6ara pembuatan2

a. itimbang Ea0< 3(g, dimasukkan dalam beaker glass  b. ilarutkan dengan aIuadest, diad kan hingga )(mL

(40)

Mengetahui, &emarang, 0ktober '(3) osen Pengampu

Praktikan

Sustisia ian, &.+arm., pt.

 Eur ochmah %3(4313333H*  Eurul <anifah %3(4313333A** Pegia Marti %3(431333''*

achmat Meidy tma!a %3(431333'@*

 Eadia Eur risky %3(434333?H*

Gambar

Gambar :  bentuk kurva kadar obat dalam darah setelah pemberian obat   secara  oral  dan  adanya  suatu  kompartemen  masuk  serta

Referensi

Dokumen terkait