• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum KoperasiUKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum KoperasiUKM"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

V I SI , M I SI DAN ST RAT EGI

K EM EN T ERI AN K OPERASI DAN U K M

A. SASARAN PEM BAN GU N AN EKON OM I K ABI N ET

I N DON ESI A BERSAT U

Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla telah menetapkan sasaran pembangunan ekonomi untuk periode tahun 2005 – 2009, antara lain:

1. Meningkatnya aktivitas perekonomian yang ditandai oleh pertumbuhan ekonomi dari 4,1% pada tahun 2003 menjadi 7,6% pada tahun 2009.

2. Meningkatnya kesempatan kerja yang ditandai oleh turunnya angka pengangguran terbuka dari 10,1% pada tahun 2003 menjadi 5,1% pada tahun 2009.

3. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan per kapita dari USD 968 pada tahun 2003 menjadi USD 1731 pada tahun 2009.

4. Membaiknya perekonomian rakyat yang ditandai turunnya angka kemiskinan dari 17,4% pada tahun 2003 menjadi sekitar 8,2% pada tahun 2009.

5. Membaiknya stabilitas perekonomian yang ditandai oleh laju inflasi yang rendah dan terkendali, nilai tukar rupiah yang stabil, dan suku bunga SBI yang menurun diikuti secara proporsional oleh suku bunga pinjaman sehingga mendorong sektor riil untuk bergerak.

(2)

jumlah tenaga terampil.

10. Membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam di perkotaan dan di pedesaan.

11. Membaiknya kondisi infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai prasarana penunjang pembangunan.

12. Meningkatnya kesejahteraan dan kualitas masyarakat Indonesia yang ditandai oleh membaiknya indeks pembangunan manusia (IPM), yang saat ini berada pada peringkat 112 naik menjadi lebih baik daripada peringkat 91.

Sasaran pembangunan ekonomi di atas hanya dapat dicapai jika pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi dapat diwujudkan secara berkelanjutan dan terstruktur, serta bersinergi dengan pembangunan sektor lainnya secara dinamis. Menyadari posisi strategis pemberdayaan KUMKM, maka Kementerian koperasi dan UKM sebagai bagian integral dari Kabinet Indonesia Bersatu berupaya mewujudkan pemberdayaan KUMKM sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dalam kerangka mencapai sasaran pembangunan Kabinet Indonesia Bersatu.

B. V I SI K EM EN T ERI AN KOPERASI DAN U K M

Mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 09/M/2005 tanggal 31 Januari 2005 bahwa kedudukan Kementerian Koperasi dan UKM adalah unsur pelaksana pemerintah dengan tugas membantu Presiden untuk mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Indonesia. Tugas Kementerian Koperasi dan UKM adalah merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta pengendalian pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan visi, yaitu :

Menjadi Lembaga Pemerintah yang kredibel dan efektif untuk mendinamisasi pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian.

C. M I SI K EM EN T ERI AN KOPERASI DAN U K M

Rumusan misi Kementerian Koperasi dan UKM adalah:

(3)

kebijakan pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM; serta peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM secara sistimatis, berkelanjutan dan terintegrasi secara nasional

D. T U J UAN K EM EN T ERI AN KOPERASI DAN U K M

Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM secara umum adalah menjadikan KUMKM sebagai pelaku ekonomi utama dalam perekonomian nasional yang berdaya saing. Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 – 2009 dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mewujudkan kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya 70.000 (tujuh puluh ribu) unit koperasi yang berkualitas usahanya dan 6.000.000 (enam juta) unit usaha UMKM baru.

2. Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan,

3. Meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM di pasar dalam dan luar negeri,

4. Mengembangkan sinergi dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM,

5. Memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat, transparan dan akuntabel.

E. N I LAI -N I LAI K EM EN T ERI AN KOPERASI DAN

U K M

(4)

mengupayakan agar pemberdayaan KUMKM mampu menciptakan sinergi dari pelaku ekonomi di Indonesia untuk mengembangkan potensi sumberdayanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Pemberdayaan KUMKM harus disusun sebagai usaha bersama dengan mengutamakan kemakmuran masyarakat yang berdasarkan pada sistem ekonomi kemitraan.

Semangat efisiensi berkeadilan, berarti seluruh jajaran Kementerian Koperasi dan

UKM mengupayakan agar pemberdayaan KUMKM harus dilaksanakan secara efisien dan adil yang mampu menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat Indonesia serta memberikan kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja. Pemberdayaan KUMKM harus mampu menjadikan KUMKM sebagai pelaku ekonomi yang menjunjung tinggi keadilan dan nilai-nilai moral, memiliki etika usaha dan etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.

Semangat kerakyatan, berarti seluruh jajaran Kementerian Koperasi dan UKM

mengupayakan agar pemberdayaan KUMKM mampu mendorong dan sekaligus menampung partisipasi dan untuk kepentingan rakyat banyak. KUMKM yang merupakan bagian terbesar dalam perekonomian nasional harus diberikan peluang dan peran yang lebih besar agar menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Semangat kemartabatan, berarti seluruh jajaran Kementerian Koperasi dan UKM

mengupayakan agar kedaulatan ekonomi rakyat harus tetap dihormati dan tidak boleh dijadikan obyek belas kasihan, namun harus benar-benar ditempatkan sebagai pelaku dunia usaha yang unggul dan ditempatkan pada jalur utama dalam seluruh sendi kehidupan ekonomi nasional.

Semangat kemandirian, berarti seluruh jajaran Kementerian Koperasi dan UKM

mengupayakan agar koperasi dan UMKM menjadi pelaku ekonomi yang tangguh, mandiri, produktif, maju, berdaya saing dan berkesinambungan, sehingga mampu sebagai pelaku ekonomi yang utama dalam perekonomian nasional.

Semangat berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, berarti seluruh jajaran

Kementerian Koperasi dan UKM mengupayakan agar pemberdayaan KUMKM harus berkesinambungan yang berfokus pada peningkatan kemampuan daya saing dan kemandirian KUMKM, serta mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup masyarakat, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan persatuan nasional (UUD Tahun 1945).

Semangat desentralisasi, yang berarti seluruh jajaran Kementerian Koperasi

(5)

mendukung pemberdayaan Koperasi dan UMKM di daerahnya secara optimal sesuai dengan semangat otonomi daerah.

F.

ST RAT EGI PEM BERDAYAAN KOPERASI DAN

U M K M

Untuk menjembatani sasaran pembangunan ekonomi nasional, visi dan misi Kementerian Koperasi dan UKM dengan program-program pemberdayaan KUMKM yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, maka perlu dijabarkan dalam bentuk strategi kebijakan sebagai berikut:

1 . St ra t e gi

Pe nge m ba nga n Lingk unga n U sa ha Y a ng

K ondusif

Penumbuhan lingkungan usaha yang kondusif bagi pemberdayaan KUMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan daya saing KUMKM di dalam dan luar negeri. Penumbuhan lingkungan usaha yang kondusif dilakukan melalui penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan memerlukan serangkaian strategi kebijakan politik, hukum, ekonomi makro dan pembangunan daerah sebagai prasyaratnya, yaitu:

a. Kebijakan Redistribusi Sumberdaya Produktif

Kebijakan ini untuk mengoreksi berbagai ketimpangan dan ketidakmerataan penguasaan sumberdaya produktif melalui: peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah (sharing revenue), pembatasan penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan, penghapusan monopoli dan praktek persaingan yang tidak sehat, dan pengembangan sistem jaminan sosial.

b. Kebijakan Penumbuhan Birokrasi Pemerintahan Yang Bersih dan Efektif

(6)

KUMKM; (5) penyederhanaan perijinan; (6) pengoptimalan kebijakan fiskal dan moneter untuk pemberdayaan KUMKM; serta (7) peningkatan peran pemerintah daerah dalam melaksanakan pemberdayaan KUMKM dalam kerangka desentralisasi kebijakan dan otonomi daerah.

d. Kebijakan Pembangunan Daerah

Kebijakan pembanguan ekonomi daerah harus diupayakan pada pemberdayaan KUMKM sebagai motor pengerak roda perekonomian daerah melalui: (1) penyederhanaan perijinan, layanan publik dan insentif; (2) pemberdayaan DPRD, LSM dan asosiasi PKM untuk melaksanakan proses advokasi dan legislasi bagi usaha kecil, menengah dan koperasi; (3) peningkatan akses KUMKM pada berbagai bidang usaha termasuk sebagai rekanan kerja Pemerintah Daerah; dan (4) perumusan kebijakan iklim berusaha yang kondusif dan dukungan perkuatan bagi KUMKM di daerah yang bersangkutan.

e. Kebijakan Pengembangan Kemitraan Usaha Nasional

Kemitraan usaha merupakan kunci untuk mengembangkan daya saing ekonomi nasional terutama KUMKM. Sistem kemitraan usaha KUMKM dengan pelaku usaha lainnya akan mendorong perekonomian nasional berkembang secara efisien dengan prinsip kebersamaan dan asas kekeluargaan yang kokoh. Kemitraan usaha perlu dikembangkan sebagai gerakan nasional pada masa mendatang.

2 . St ra t e gi Pe ningk a t a n Ak se s K U M K M K e Sum be rda ya

Produk t if

Rendahnya produktivitas KUMKM salah satunya akibat keterbatasan aksesnya kepada sumberdaya produktif. Untuk itu, pemerintah dan dunia usaha perlu mengembangkan sistem insentif agar KUMKM dapat mengakses sumberdaya produktif untuk mengembangkan usaha dan daya saingnya. Peningkatan akses KUMKM ke sumberdaya produktif ini bersifat selektif yang berfungsi sebagai stimulan bagi KUMKM dan berperan mengoreksi ketidaksempurnaan pasar sumberdaya produktif yang dihadapi KUMKM. Strategi kebijakan peningkatan daya saing ini terdiri dari:

a. Kebijakan Peningkatan Akses KUMKM Untuk Pembiayaan Usaha

(7)

b. Kebijakan Peningkatan Penguasaan Pasar Bagi KUMKM

Penguasaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing KUMKM. Untuk itu, KUMKM perlu diberikan dukungan kemudahan untuk mengakses informasi usaha, melaksanakan promosi, pengembangan jaringan kerja, pencadangan lokasi usaha bagi KUMKM dan perlindungan dari persaingan yang tidak sehat.

c. Kebijakan Peningkatan Penguasaan Teknologi Bagi KUMKM

Penguasaan teknologi akan menentukan kesinambungan daya saing KUMKM dan sekaligus akan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Untuk itu perlu dikembangkan sistem insentif bagi KUMKM untuk menerapkan teknologi tepat guna, sistem insentif untuk standarisasi dan sertifikasi produk KUMKM, mengembangkan pusat-pusat inovasi teknologi dan desain, serta meningkatkan kemitraan KUMKM dengan institusi penelitian untuk penerapan teknologi secara optimal.

d. Kebijakan Pengembangan Sentra Bisnis KUMKM

Pendekatan sentra terbukti efektif untuk mengembangkan daya saing KUMKM. Untuk itu, pendekatan sentra dijadikan salah satu program prioritas dalam pemberdayaan KUMKM di Indonesia. Pengembangan sentra menjadi klaster bisnis dilakukan melalui pemberian dukungan pembiayaan, dukungan BDS, dukungan informasi usaha dan dukungan peningkatan kualitas SDM, serta dukungan sarana dan infrastruktur dasar lainnya.

e. Kebijakan Pengembangan Pasar Jasa Pengembangan Usaha (BDS)

Pengembangan pasar BDS diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas dan daya saing KUMKM secara mandiri melalui dukungan BDS yang profesional. Untuk itu, pemerintah perlu mendorong berkembangnya pasar BDS melalui sistem voucher dan peningkatan kualitas SDM penyedia BDS.

3 . St ra t e gi Pe nge m ba nga n K e w ira usa ha a n da n K e unggula n

K om pe t it if U K M

(8)

Untuk itu, gerakan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan perlu terus ditingkatkan.

b. Kebijakan Sistem Insentif untuk Peningkatan Kewirausahaan KUMKM

Pengembangan sistem insentif untuk meningkatkan kewirausahaan KUMKM melalui berbagai kegiatan pelatihan, penghargaan, dukungan pengembangan usaha dan sistem insentif lainnya. Peningkatan kompetensi dan kualitas SDM KUMKM diharapkan akan mampu meningkatkan daya saingnya secara berkelanjutan. Peningkatan SDM KUMKM ini ditempuh melalui pengembangan kapasitas dan akreditasi lembaga-lembaga pelatihan, voucher system, penerapan pendidikan nasional yang berbasis kompetensi dan program sertifikasi SDM KUMKM, serta kemitraan KUMKM dengan perguruan tinggi, pendidikan kejuruan dan lembaga swadaya masyarakat.

c. Kebijakan Pemberdayaan KUMKM Yang Berkeunggulan Kompetitif

Pemberdayaan KUMKM yang berkeunggulan kompetitif yang berbasis teknologi dan ekspor dilakukan melalui insentif perpajakan, kemudahan memperoleh paten dan HAKI, sistem voucher, dukungan komersialisasi hasil inovasi, dan fasilitasi kemitraan untuk pengembangan usahanya.

4 . St ra t e gi Pe nge m ba nga n K e le m ba ga a n K ope ra si Se sua i

De nga n J a t idiri K ope ra si

Pengembangan koperasi sejati merupakan salah satu wahana untuk mewujudkan adanya demokrasi ekonomi di Indonesia. Strategi ini bertujuan mewujudkan 70.000 unit koperasi yang berkualitas sampai dengan tahun 2009. Untuk itu, perlu upaya menyempurnakan Undang-undang Perkoperasian, meningkatkan administrasi dan pengawasan badan hukum koperasi, pemberian bimbingan dan kemudahan kepada koperasi, serta perlindungan kepada koperasi, dan perlindungan publik terhadap kegiatan usaha koperasi. Strategi pengembangan kelembagaan koperasi terdiri dari:

a. Kebijakan Peningkatan Administrasi dan Pengawasan Pemberian Badan Hukum (BH) Koperasi

Kebijakan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan ketertataan dan ketertiban administrasi pemberian badan hukum koperasi, serta pengawasan pemberian badan hukum koperasi oleh daerah melalui tugas perbantuan, dan pengawasan kegiatan koperasi untuk meningkatkan akuntabilitasnya.

b. Kebijakan Peningkatan Penerapan Jatidiri Koperasi

(9)

c. Kebijakan Pengembangan Usaha Koperasi

Pengembangan usaha koperasi dilakukan melalui upaya pemantapan identitas koperasi sebagai badan usaha yang berazaskan kekeluargaan, pengembangan kerjasama usaha, pengembangan usaha koperasi yang berbasis sumberdaya lokal dan peningkatan daya saing koperasi, serta klasifikasi koperasi.

d. Kebijakan Perlindungan Kepada Koperasi

Tugas pemerintah dalam pengembangan koperasi adalah menumbuhkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan koperasi, memberikan perlindungan kepada koperasi melalui pemberian kemudahan dan bimbingan dalam berusaha, serta melindungi publik dari aktivitas koperasi yang merugikan masyarakat. Perlindungan kepada koperasi dan publik ini memerlukan peran serta masyarakat, sehingga diperlukan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kewirakoperasian.

5 . St ra t e gi Pe m be rda ya a n U sa ha M ik ro

Usaha mikro merupakan kelompok pelaku usaha terbesar (92%) di Indonesia dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di sektor informal dan sebagian besar termasuk dalam kelompok keluarga miskin. Bahkan dalam sebagian besar kasus, kelompok usaha mikro masih belum dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup, seperti: gizi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Usaha mikro memiliki karakteristik yang unik dan belum tentu dapat diberdayakan secara optimal melalui mekanisme pasar yang bersaing. Untuk itu, pemberdayaan usaha mikro perlu ditetapkan sebagai suatu strategi yang tersendiri. Strategi pemberdayaan usaha mikro terdiri dari rangkaian kebijakan sebagai berikut:

a. Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Melalui Program Subsidi Nasional

Negara berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi rakyatnya, sehingga untuk kelompok ini dapat diberikan subsidi, baik untuk kebutuhan pangan, pendidikan dan kesehatannya. Program subsidi perlu dikelola secara sistimatis agar mampu memandirikan usaha mikro secara berkelanjutan.

b. Kebijakan Perlindungan dan Kepastian Hukum Dalam Berusaha

(10)

Pranata kelembagaan usaha mikro perlu memperoleh prioritas dalam upaya mengembangkan usaha mikro.

d. Kebijakan Perluasan Akses Pembiayaan Bagi Usaha Mikro

Perluasan akses pembiayaan bagi usaha mikro dapat dilakukan melalui pemberian dana bergulir bagi lembaga keuangan mikro dan koperasi, pengembangan pola tanggung renteng, dan penyelesaian kredit program pada masa lalu.

e. Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Kerja

Pendidikan dan pelatihan ketrampilan kerja perlu diberikan kepada usaha mikro dalam rangka meningkatkan daya saingnya. Pengembangan sekolah kejuruan dan pendidikan berbasis kompetensi lokal perlu ditumbuh-kembangkan pada sentra-sentra usaha mikro.

f. Kebijakan Pengembangan Industri Pedesaan

Pengembangan industri pedesaan diharapkan akan mampu mengalihkan usaha mikro yang bergerak di bidang pertanian ke sektor lain yang lebih produktif. Penataan kelembagaan dan penguatan sistem agribisnis serta pembangunan infrastruktur pertanian akan memperkuat posisi usaha mikro dan sekaligus mewujudkan ketahanan pangan.

6 . St ra t e gi Pe ningk a t a n Sine rgi da n Pa rt isipa si M a sya ra k a t

Sinergi dan peran serta masyarakat dalam pembangunan ekonomi merupakan perwujudan dari demokrasi ekonomi. Strategi peningkatan sinergi dan partisipasi masyarakat dilakukan dengan pendekatan:

a. Kebijakan Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan,

Pelaksanaan dan Evaluasi Pemberdayaan KUMKM.

Peningkatan partisipasi masyakat dapat dilakukan melalui pengembangan forum lintas pelaku pada setiap daerah, peningkatan prakarsa masyarakat dalam pengembangan sentra, dukungan penghargaan bagi masyarakat yang terlibat aktif dalam pemberdayaan KUMKM, serta pengembangan mekanisme pengaduan masyarakat yang mudah.

b. Kebijakan Peningkatan Kapasitas Institusi Pembina dan Dunia Usaha Untuk Berpartisipasi Dalam pemberdayaan KUMKM.

Pemberdayaan KUMKM akan lebih berhasil jika terjadi sinergi pembangunan antar instansi pembina. Untuk itu, perlu ditingkatkan koordinasi antar instansi pembina, peningkatan kapasitas institusi pembina di pusat dan daerah melaksanakan pemberdayaan KUMKM, meningkatkan anggaran pemberdayaan KUMKM di setiap unit kerja, dan meningkatkan kapasitas dunia usaha untuk memberdayakan KUMKM.

c. Kebijakan pengembangan kelembagaan UMKM

(11)

meningkatkan partisipasi UMKM dalam advokasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pemberdayaan UMKM. Peningkatan peran Kadin dan asosiasi PKM yang ada perlu terus ditingkatkan untuk mengadvokasi kepentingan KUMKM, serta memfasilitasi dan memberdayakan KUMKM anggotanya.

7 . St ra t e gi Pe ningk a t a n Pe la ya na n Publik

a. Kebijakan Perencanaan Pembangunan

Pengembangan perencanaan partisipatif dan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan menjadi titik tolak pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UMKM yang sistimatis, berkelanjutan, partisipatif dan terintegrasi secara nasional

b. Kebijakan Peningkatan Koordinasi

Koordinasi yang baik diharapkan akan mampu meningkatkan sinergi potensi dan sumberdaya nasional untuk melaksanakan pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia.

c. Kebijakan Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas

Peningkatan pengawasan pemberdayaan koperasi dan UMKM akan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UMKM sesuai dengan tata pemerintahan yang baik.

d. Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan

Pengembangan sistem informasi pemberdayaan KUMKM diharapkan akan meningkatkan perspektif yang benar dari masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah lain dalam melaksanakan pemberdayaan koperasi dan UMKM.

e. Kebijakan Pengembangan Riset KUMKM

Pengembangan riset KUMKM diarahkan untuk mendukung perumusan dan mengevaluasi kebijakan agar kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM sahih secara akademik, politik, ekonomi, sosial dan buaya.

8 . St ra t e gi Pe ningk a t a n Apa ra t ur K e m e nt e ria n K ope ra si da n

U K M

a. Kebijakan Pengelolaan Aparatur Kementerian Koperasi dan UKM

(12)

BAB V I

SASARAN , I N I SI T I F ST RAT EJ I K

DAN PROGRAM PEM BAN GU N AN

K EM EN T ERI AN K OPERASI DAN U K M

A. SASARAN ST RAT EJ I K

Sasaran Stratejik yang ditetapkan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 - 2009 disusun berdasarkan berbagai perspektif secara berimbang, yang mencakup: perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif proses internal, perspektif analisis biaya dan manfaat. Perspektif analisis biaya dan manfaat ini dapat dibedakan dalam tiga perspektif, yaitu: perspektif biaya sosial yang rendah, perspektif manfaat pemberdayaan KUMKM yang optimal, dan perspektif politik dalam pembangunan nasional.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Sumberdaya manusia menjadi kunci utama untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan Kementerian Koperasi dan UKM, dan sekaligus mewujudkan Kementerian Koperasi dan UKM sebagai organisasi pembelajaran yang tumbuh dinamis. Peningkatan kompetensi dan komitmen pegawai Kementerian Koperasi dan UKM diyakini sebagai landasan untuk keberhasilan pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia. Untuk itu, sasaran stratejik yang ditetapkan berkaitan dengan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah:

Meningkatnya kompetensi dan komitmen jajaran Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat dalam rangka mendinamisasi pemberdayaan KUMKM di Indonesia.

Perspektif Proses Internal

(13)

Sasaran Stratejik Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 dalam perspektif proses intern adalah:

1. Meningkatnya efektivitas pengkajian untuk perumusan dan evaluasi kebijakan pemberdayaan KUMKM di Indonesia;

2. Meningkatnya efektivitas perencanaan, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pemberdayaan KUMKM di Indonesia;

3. Meningkatnya efektivitas dan kualitas pelayanan publik Kementerian Koperasi dan UKM;

4. Meningkatnya efektivitas koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM; dan

5. Meningkatnya efektivitas pengawasan dan akuntabilitas pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia.

Perspektif Biaya Sosial

Spektrum pemberdayaan KUMKM bersifat sangat luas dan lintas sektoral dengan keterbatasan anggaran pemerintah, sehingga peran serta masyarakat menjadi kunci keberhasilan pemberdayaan KUMKM. Peran serta masyarakat yang tinggi akan menjamin pelaksanaan pemberdayaan KUMKM sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan memiliki dampak biaya sosial yang terendah, termasuk penggunaan anggaran belanja negara secara efisien. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM menetapkan sasaran stratejik selama periode tahun 2005 – 2009 dalam perspektif biaya sosial adalah:

1. Meningkatnya sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia; dan 2. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran belanja

negara untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia.

Perspektif Manfaat Pemberdayaan KUMKM

(14)

memfasilitasi berkembangnya 70.000 unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C.

5. Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuhnya 6 (enam) juta unit usaha UMKM baru di Indonesia.

Perspektif Politik Dalam Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan salah satu wujud memenuhi janji politik pemerintah kepada masyarakat pemilih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nasional, seperti: pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial, pertumbuhan ekonomi nasional dan lain-lain. Mengingat pemberdayaan koperasi dan UMKM merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, maka pemberdayaan KUMKM harus mampu memberikan kontribusi nyata untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nasional dan sekaligus mewujudkan sasaran Kabinet Indonesia Bersatu. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM menetapkan sasaran stratejik selama periode tahun 2005 - 2009 dalam persepektif politik pembangunan nasional sebagai berikut:

1. Meningkatnya kontribusi KUMKM dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi nasional dan pembentukan ekspor nasional;

2. Meningkatnya kontribusi KUMKM dalam peningkatan daya saing dan daya tahan ekonomi nasional;;

3. Meningkatnya kontribusi KUMKM dalam penyediaan kesempatan kerja bagi lebih dari 10 juta orang;

4. Meningkatnya kontribusi KUMKM dalam penurunan angka kemiskinan; dan 5. Meningkatnya kontribusi KUMKM dalam peningkatan kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat.

B. I N I SI AT I F ST RAT EJ I K

Inisiatif Stratejik merupakan program aksi yang bersifat stratejik dan berkesinambungan untuk mewujudkan sasaran stratejik. Inisiatif stratejik terdiri dari beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam beberapa periode tahun anggaran secara berkelanjutan.

(15)

Inisiatif stratejik yang ditetapkan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 –2009 dapat diikuti pada tabel 6.1.

Tabel 6.1

Sasaran dan Inisiatif Stratejik Kementerian koperasi dan UKM Periode Tahun 2005 – 2009

Perspektif Sasaran Stratejik Inisiatif Stratejik

1. Meningkatnya kompetensi jajaran Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat dalam rangka mendinamisasi pemberdayaan KUMKM di Indonesia.

1. Pengembangan kapabilitas

pejabat Eselon I, II, III dan IV

2. Pengembangan kapabilitas

pegawai

3. Penyediaan sarana kerja yang memadai

4. Penyediaan fasilitas informasi Pembelajaran

dan

Pertumbuhan

2. Meningkatnya komitmen jajaran

Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

1. Pengembangan mindset

birokrasi yang efisien, efektif dan pelayanan publik.

2. Pelaksanaan internalisasi visi, misi, nilai, tujuan dan sasaran Kementerian KUKM kepada seluruh jajaran Kementerian KUKM.

3. Pengaturan penugasan dan tata kelola yang lebih adil dan merata serta berbasis kinerja. 4. Pengembangan evaluasi kinerja

dan sistem penghargaan pegawai yang berbasis kinerja. 5. Pengembangan tim kerja yang

(16)

Perspektif Sasaran Stratejik Inisiatif Stratejik 1. Meningkatnya efektivitas pengkajian

untuk perumusan dan evaluasi kebijakan pemberdayaan KUMKM di Indonesia;

1. Peningkatan efektivitas

pengkajian untuk perumusan kebijakan pemberdayaan KUMKM,

2. Peningkatan efektivitas

pengkajian untuk evaluasi pelaksanaan pemberdayaan KUMKM.

Proses Internal

2. Meningkatnya efektivitas perencanaan,

pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pemberdayaan KUMKM di Indonesia;

1. Pengembangan sistem

perencanaan program pemberdayaan KUMKM yang

terintegrasi, berkelanjutan dan partisipatif,

2. Pengembangan sistem

pemantauan dan evaluasi (monev) yang efektif dan berkelanjutan,

3. Pengembangan sistem

informasi pemberdayaan KUMKM yang mudah diakses publik, dan

4. Pengembangan database dan pelaporan pemberdayaan KUMKM

3. Meningkatnya efektivitas dan kualitas

pelayanan publik Kementerian Koperasi dan UKM;

1. Pengembangan organisasi

lintas fungsional

2. Pengembangan jejaring

informasi

3. Pemanfaatan pengembangan teknologi

4. Meningkatnya efektivitas koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM;

1. Pengembangan jejaring

organisasi

2. Pengembangan forum

koordinasi lintas pelaku

3. Pengembangan koordinasi

dengan pemerintah daerah dan instansi pemerintah

4. Pengembangan sistem

(17)

Lanjutan Tabel 6.1.

Perspektif Sasaran Stratejik Inisiatif Stratejik

Proses Internal 5. Meningkatnya efektivitas pengawasan

dan akuntabilitas pemberdayaan KUMKM.

1. Pengembangan sistem

pengawasan pemberdayaan KUMKM

2. Pengembangan sistem

akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan KUMKM

3. Pengembangan jejaring kerja dengan APIP di pusat dan daerah

1. Meningkatnya sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia;

1. Pengembangan perspektif yang

benar mengenai pemberdayaan KUMKM kepada instansi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

2. Peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberdayaan KUMKM

3. Pengembangan kelembagaan UMKM

Biaya Sosial

2. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM.

1. Peningkatan efisiensi dan

efektivitas penggunaan anggaran sesuai ketentuan yang

berlaku, dan

2. Peningkatan alokasi

(18)

Perspektif Sasaran Stratejik Inisiatif Stratejik 1. Terwujudnya lingkungan usaha

yang kondusif bagi pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan di Indonesia;

1. Penyempurnaan peraturan

perundang-undangan,

2. Peningkatan kelancaran arus barang dan jasa antar daerah,

3. Pengembangan pelayanan

perijinan yang mudah, murah dan cepat bagi KUMKM,

2. Meningkatnya produktivitas

usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia;

1. Pemberdayaan usaha skala mikro,

2. Pengembangan sistem

pendukung usaha bagi KUMKM

3. Meningkatnya daya saing usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia;

1. Pengembangan keunggulan kompetitif UKM,

2. Pengembangan sistem insentif

untuk memacu UKM berbasis teknologi dan pengetahuan,

3. Pengembangan kemitraan

usaha nasional

4. Terwujudnya kondisi yang

mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi

berkembangnya 70.000 unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C.

1. Peningkatan kualitas

kelembagaan koperasi

2. Pemberdayaan usaha koperasi

3. Pengembangan sistem

perlindungan kepada koperasi Manfaat

Pemberdayaan KUMKM

5. Terwujudnya kondisi yang

mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi

tumbuhnya 6 (enam) juta unit UMKM baru di Indonesia.

1. Pengembangan kewirausahaan

2. Pengembangan sistem insentif

untuk tumbuhnya wirausaha baru

C. I N DI K ATOR K I N ERJA

Sasaran stratejik dirumuskan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan Kementerian Koperasi dan UKM melalui berbagai inisiatif stratejik perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya. Ada dua ukuran untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran stratejik, yaitu: (1) ukuran hasil dan (2) ukuran pemacu kinerja. Ukuran hasil digunakan untuk mengukur hasil, manfaat dan dampak keberhasilan dari inisiatif stratejik dan program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran stratejik yang ditetapkan. Ukuran pemacu kinerja adalah ukuran yang menunjukkan penyebab dicapainya ukuran hasil, yang umumnya berupa indikator keluaran dari inisiatif stratejik dan program pembangunan yang dilaksanakan.

(19)

Tabel 6.2.

Tabel Indikator Kinerja Stratejik

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik

Indikator Hasil dan Dampak Indikator Keluaran Target Sasaran Pembangunan Nasional P1 Peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat

P2 Penurunan angka

kemiskinan

P3 Penyediaan kesempatan kerja

P4 Peningkatan daya

saing dan daya tahan ekonomi nasional

P5 Peningkatan kontribusi KUMKM dalam perekonomian nasional Indeks Pembangunan Manusia Menurunnya angka kemiskinan Menurunnya angka pengangguran terbuka. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional Meningkatnya stabilitas ekonomi makro: inflasi, nilai

tukar, suku bunga,dan sektor riil

dinamis.

Laju pertumbuhan ekspor KUMKM lebih besar dari laju PDBnya

Menurunnya jumlah usaha mikro yang miskin

KUMKM menyerap tambahan 10 juta orang tenaga kerja Meningkatnya investasi dan pembiayaan KUMKM Meningkatnya kontribusi KUMKM dalam pertumbuhan PDB Meningkatnya investasi masyarakat/PNB Meningkatnya ekspor non migas Meningkatnya nilai ekspor KUMKM

Target RPJM : Peringkat 91 dari peringkat 112 (2003) Angka kemiskinan 8,2% Angka pengangguran terbuka 5,1% Pertumbuhan ekonomi nasional 6,6% per tahun Investasi masyarakat/ PNB 24,4% Ekspor/PNB 8,7%

Inflasi, nilai tukar dan suku bunga terkendali 7,6% atau 6% per tahun

(20)

Lanjutan Tabel 6.2

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik

Indikator Hasil dan Dampak Indikator Keluaran Target Manfaat Pemberdayaan UMKM M1 Terwujudnya lingkungan usaha yang kondusif bagi KUMKM Berkurangnya peraturan yang menghambat pemberdayaan usaha KUMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan. Meningkatnya kelancaran arus barang dan jasa.

Meningkat dan meluasnya perijinan yang mudah, murah dan cepat, termasuk perijinan satu atap bagi KUMKM.

Terbitnya kebijakan ekonomi dan kebijakan

pemerintah daerah yang pro KUMKM.

Penyempurnaan UU tentang Koperasi, UU tentang UMKM, Evaluasi berbagai Perda dan pelaksanaannya.

Menurunnya biaya transaksi UMKM

Menurunnya berbagai pungutan biaya usaha bagi UMKM, baik sektoral dan daerah.

Meningkatnya

sosialisasi, monev dan fasilitasi perijinan satu atap kepada pemerintah propinsi, kabupaten/ kota.

Meningkatnya perspektif yang benar mengenai pembangunan KUMKM di instansi terkait.

Diundangkannya UU Koperasi, UU UMKM, Penyempurnaan peraturan yang menghambat pengembangan UMKM. Meningkatnya perdagangan UMKM antar daerah/ negara 100% Propinsi 75% Kab/Kota menerapkan perijinan satu atap. Jumlah UMKM formal tumbuh 5% per tahun.

(21)

Lanjutan Tabel 6.2

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik Indikator Hasil dan

Dampak Indikator Keluaran

Target M2 Meningkatnya

produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah

Meningkatnya PDB per tenaga kerja UMKM

Meningkatnya PDB per Unit Usaha UMKM

Meningkatnya kapasitas dan kualitas layanan pembiayaan kepada usaha skala mikro. Meningkatnya akses

UKM ke perbankan dan sumber pembiayaan formal lainnya.

Meningkatnya akses UMKM ke pasar dalam dan luar negeri

Meningkatnya akses UMKM ke sumber informasi bisnis. Meningkatnya akses UMKM ke sumberdaya alam. Meningkatnya pasar jasa pengembangan bisnis. Berkembangnya sentra UMKM menjadi klaster bisnis UMKM

Meningkat 10% dibandingkan

tahun 2004 (ADHK 2000).

M3 Meningkatnya daya saing UMKM

Meningkatnya ekspor UMKM Meningkatnya PDB UMKM Meningkatnya kemitraan usaha nasional Meningkatnya jumlah UMKM yang berbasis teknologi dan ekspor Tersedianya sistem insentif untuk memacu wirausaha berbasis teknologi dan pengetahuan Adanya forum fasilitasi

kemitraan usaha antara UMKM dengan BUMN, usaha besar dan asing yang berbasis value chain.

Ekspor UMKM tum-buh 5% per tahun

PDB UMKM tumbuh di atas 6% per tahun. 20% usaha besar

(22)

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik Indikator Hasil dan Dampak Indikator Keluaran Target

M4 Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan,

mendinamisasi dan memfasilitasi

berkembang-nya 70.000 unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan usaha koperasi. Meningkatnya perlindungan kepada koperasi dan perlindungan kepada anggota dari praktik koperasi yang merugikan masyarakat Tertatanya administrasi dan pengawasan pemberian badan hukum koperasi. Meningkatnya sosialisasi, monev dan fasilitasi bagi koperasi untuk penerapan jatidiri koperasi.

Meningkatnya sosialisasi, monev dan fasilitasi pedoman

pemberdayaan usaha koperasi.

Fasilitasi pelatihan 140.000 orang pengurus dan manajer

koperasi Fasilitasi 100 Lapenkopda Meningkatnya pengawasan usaha koperasi terutama kegiatan simpan-pinjam Meningkatnya sosialisasi dan fasilitasi pengembangan kewirakoperasian masyarakat (anggota koperasi). 70.000 unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C

100% Propinsi dan 80% Kabupaten/ Kota memiliki sistem perlindungan hukum bagi anggota koperasi.

M5 Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan,

mendinamisasi dan memfasilitasi

tumbuhnya 6 (enam) juta unit UMKM baru di Indonesia.

Tumbuhnya 6 juta UMKM baru Meningkatnya pelaksanaan pemasyarakatan kewirausahaan. Tersedianya sistem insentif untuk menumbuhkan wirausaha baru

Terlatih dan berperannya 2.000 motivator kewirausahaan

Tersedianya inkubator bisnis, penyedia BDS dan LKM di setiap kabupaten/kota secara memadai.

Tersedianya sistem insentif dan akreditasi untuk lembaga diklat kewirausahaan.

10.000 unit UKM jasa keuangan, jasa persewaan dan jasa perusahaan. 100 unit usaha

(23)

Lanjutan Tabel 6.2

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik

Indikator Hasil dan Dampak

Indikator Keluaran

Target

Minimalisasi Biaya Sosial

BS1 Meningkatnya sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah dalam

pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia Meningkatnya peran aktif dunia usaha, masyarakat dan instansi terkait untuk pemberdayaan KUMKM di Indonesia. Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pemberdayaan UMKM yang bersifat partisipatif. Meningkatnya koordinasi dan fasilitasi dalam rangka peningkatan kapasitas

kelembagaan instansi pembina dan dunia

usaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Fasilitasi forum lintas pelaku termasuk MTAP di pusat dan daerah. Menstimulan dan memfasilitasi berperannya kelembagaan UMKM (asosiasi, Kadin) untuk mengadvokasi kepentingan UMKM. Jumlah alokasi kredit perbankan untuk KUMKM dalam business plan meningkat 20% per tahun. 20% usaha besar

memiliki keterkaitan usaha dengan KUMKM. 80% instansi pemerintah memiliki program yang mendukung pemberdayaan usaha KUMKM.

(24)

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik Indikator Hasil

dan Dampak Indikator Keluaran

Target

Proses Internal PI1 Meningkatnya

efektivitas pengkajian untuk perumusan dan evaluasi kebijakan pemberdayaan KUMKM di Indonesia. Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemberdayaan KUMKM sesuai dengan dinamika kebutuhan KUMKM. 75% kebijakan Kementerian

didasarkan pada hasil kajian.

50% hasil kajian dijadikan dasar untuk perumusan dan evaluasi kebijakan pemberdayaan

KUMKM di berbagai tingkatan

pemerintahan. Meningkatnya sosialisasi

hasil kajian pemberdayaan

KUMKM, dan mudah

diakses oleh masyarakat. 50% kebijakan pemberdayaan KUMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan didasarkan pada hasil kajian.

PI2 Meningkatnya efektivitas perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian, serta pelaporan pembangu-nan KUMKM di Indonesia. Meningkatnya efektivitas perencanaan pemberdayaan KUMKM sesuai dengan dinamika kebutuhan KUMKM. Meningkatnya efektivitas sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian pemberdayaan KUMKM. Meningkatnya kemudahan akses masyarakat terhadap informasi hasil pelaksanaan pembangu-nan KUMKM. Tersedianya sistem perencanaan program pemberdayaan KUMKM yang responsif terhadap kebutuhan KUMKM dan potensi daerah.

Tersedianya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian, serta pelaporan program dekonsentrasi pemberdayaan KUMKM Tersedianya sistem informasi pemberdayaan KUMKM yang mudah diakses masyarakat, yang didukung database yang mutakhir.

90% dari program Kementerian

Koperasi dan UKM, serta 60% program

pemberdayaan

KUMKM yang strategis di tingkat propinsi,

(25)

Lanjutan Tabel 6.2

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik Indikator Hasil dan

Dampak Indikator Keluaran

Target Proses Internal

PI3 Meningkatnya efektivitas dan kualitas pelayanan publik Kementerian Koperasi dan UKM.

Meningkatnya kualitas dan kecepatan pelayanan publik Kementerian Koperasi dan UKM. Adanya struktur organisasi dan tata kerja yang berbasis organisasi lintas fungsional.

Tersedianya jejaring informasi yang berbasis intranet di lingkungan

Kementerian Koperasi dan UKM. Tersedianya teknologi

sarana kerja yang mendukung

pelaksanaan tugas jajaran Kementerian Koperasi dan UKM

Pengaduan atau keluhan

masyarakat

direspon kurang dari 1 minggu.

PI4 Meningkatnya efektivitas koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan di bidang KUMKM. Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan nasional di bidang KUMKM. Meningkatnya sinergi pemberdayaan KUMKM pada setiap tingkatan pemerintahan Efektifnya forum koordinasi lintas instansi dan lintas pelaku. Efektifnya sistem koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangu-nan KUMKM

90% Propinsi dan 80% Kabupaten/ Kota memiliki program pemberdayaan KUMKM yang sinkron dengan program Kementerian KUKM.

PI5 Meningkatnya efektivitas pengawasan dan akuntabilitas pemberdayaan KUMKM. Meningkatnya efektivitas pengawasan dan akuntabilitas pemberdayaan KUMKM Efektifnya sistem pengawasan pemberdayaan KUMKM. Efektifnya pelaksanaan sistem akuntabilitas pemberdayaan KUMKM.

Efektifnya jejaring kerja dengan APIP di pusat dan daerah.

90% program pembangunan

Kementerian

(26)

Indikator Kinerja Stratejik Sasaran Stratejik Indikator Hasil dan

Dampak Indikator Keluaran

Target Proses Pembelajaran

dan Pertumbuhan PP1 Meningkatnya

kompetensi jajaran Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat dalam rangka mendinamisasi pemberdayaan KUMKM di Indonesia

Meningkatnya produktivitas dan kinerja Kementerian Koperasi dan UKM

Adanya diklat untuk pejabat eselon I, II, III dan IV.

Adanya diklat untuk pegawai Kementerian KUKM.

Tersedianya sarana kerja yang memadai.

Tersedianya fasilitas untuk mengakses informasi dan data, seperti: internet, perpustakaan, database, dll Meningkatnya kualitas pelayanan publik secara cepat, tepat, transparan dan akuntabel.

PP2 Meningkatnya komitmen jajaran Kementerian koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Meningkatnya kepuasan kerja jajaran Kementerian Koperasi dan UKM Efektifnya pengembangan mindset Birokrasi yang efisien dan efektif dalam memberikan layanan publik.

Terwujudnya internalisasi visi, misi, tujuan dan nilai-nilai Kementerian Koperasi dan UKM. Efektifnya pengaturan

tugas dan tata kelola yang lebih adil dan merata serta berbasis kinerja, dengan mempertimbangkan kesejahteraan pegawai dalam tata pemerintahan yang baik.

Efektifnya sistem evaluasi dan penghargaan pegawai yang berbasis kinerja.

Terwujudnya

pengembangan tim kerja yang dinamis dan kreatif.

Indeks survei kepuasan

(27)

D. PROGRAM PEM BERDAYAAN KOPERASI DAN

U M K M

Inisiatif stratejik perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk program pemberdayaan koperasi dan UMKM yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 - 2009. Keterkaitan sasaran stratejik, inisiatif stratejik dan program Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 – 2009 dapat diikuti pada tabel 6.3.

Tabel 6.3

Sasaran Stratejik, Inisitif Stratejik dan Program Pemberdayaan KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM Periode Tahun 2005 – 2009

Sasaran Stratejik Inisiatif Stratejik Program Kementerian Koperasi dan

UKM

1. Pengembangan

kapabilitas pejabat Eselon I, II, III dan IV

2. Pengembangan kapabilitas pegawai

3. Penyediaan sarana kerja yang memadai

4. Penyediaan fasilitas

informasi

1. Program diklat peningkatan

kapabilitas pejabat eselon I, II, III dan IV

2. Program diklat peningkatan

kapabilitas pegawai

3. Program pengembangan sarana kerja

4. Program pendesainan kembali

tempat kerja pegawai.

5. Program penyediaan fasilitas

informasi, seperti: internet, database, perpustakaan, dll.

Pembelajaran dan Pertumbuhan

PP1 Meningkatnya kompetensi jajaran Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat .

PP2 Meningkatnya komitmen jajaran Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

1. Pengembangan mindset

‘PNS-Baru’ sesuai dengan dinamika birokrasi yang efisien, efektif dan pelayanan publik.

2. Pelaksanaan internalisasi visi, misi, nilai, tujuan dan sasaran Kementerian KUKM kepada seluruh jajaran Kementerian KUKM.

3. Pengaturan penugasan

dan tata kelola yang lebih adil dan merata serta berbasis kinerja.

1. Program pengembangan mindset pegawai

2. Program pengembangan

kebanggaan pegawai

3. Program penugasan dan tatakerja yang menjamin kesejahteraan pegawai dalam tata pemerintahan yang baik.

4. Program penghargaan berbasis

kinerja

(28)

Sasaran Stratejik Inisitif Stratejik Program Kementerian Koperasi dan UKM

Proses Internal PI1 Meningkatnya

efektivitas pengkajian untuk perumusan dan evaluasi kebijakan pemberdayaan KUMKM di Indonesia

1. Peningkatan efektivitas

pengkajian untuk perumusan kebijakan pemberdayaan KUMKM,

2. Peningkatan efektivitas

pengkajian untuk evaluasi pelaksanaan

pemberdayaan KUMKM.

1. Program peningkatan kualitas

pengkajian kebijakan KUMKM

2. Program pengkajian dan

pemberdayaan usaha KUMKM

3. Program pemsyarakatan hasil

pengkajian KUMKM

PI2. Meningkatnya efektivitas perencanaan, pemantauan, evaluasi,

pengendalian dan pelaporan

pemberdayaan KUMKM di Indonesia

1. Pengembangan sistem

perencanaan program pemberdayaan KUMKM yang terintegrasi, berkelanjutan dan partisipatif,

2. Pengembangan sistem

pemantauan dan evaluasi (monev) yang efektif dan berkelanjutan,

3. Pengembangan sistem

informasi pemberdayaan KUMKM yang mudah diakses publik, dan

4. Pengembangan database

dan pelaporan pemberdayaan KUMKM

1. Program pengembangan sistem

perencanaan yang terintegrasi, partisipatif dan berkelanjutan.

2. Program pengembangan sistem

pemantauan dan evaluasi pemberdayaan KUMKM

3. Program pengembangan sistem

informasi pemberdayaan KUMKM yang berbasis internet.

4. Program pengembangan sistem

database dan pelaporan pemberdayaan KUMKM

PI3 Meningkatnya efektivitas dan kualitas pelayanan publik

Kementerian Koperasi dan UKM

1. Pengembangan organisasi lintas fungsional

2. Pengembangan jejaring

informasi 3. Pemanfaatan

pengembangan teknologi

1. Program pengembangan organisasi lintas fungsional

2. Program pengembangan jejaring

informasi antar deputi dan antar lintas pelaku

3. Program pemanfaatan teknologi

PI4 Meningkatnya efektivitas koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM

1. Pengembangan jejaring

organisasi

2. Pengembangan forum

koordinasi lintas pelaku 3. Pengembangan koordinasi

dengan pemerintah daerah dan instansi pemerintah

4. Pengembangan sistem

koordinasi perencanaan dan pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM.

1. Program pengembangan jejaring kerja di tingkat daerah, nasional dan internasional

2. Program pengembangan koordinasi lintas pelaku.

3. Program pengembangan koordinasi dengan pemerintah propinsi, kabupaten/kota dan instansi pemerintah pusat.

4. Program pengembangan sistem

(29)

Lanjutan Tabel 6.3.

Sasaran Stratejik Inisiatif Stratejik Program Kementerian Koperasi dan

UKM PI5 Meningkatnya

efektivitas pengawasan dan akuntabilitas pemberdayaan KUMKM.

1. Pengembangan sistem

pengawasan

pemberdayaan KUMKM

2. Pengembangan sistem

akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan KUMKM 3. Pengembangan jejaring

kerja dengan APIP di pusat dan daerah

1. Program pengembangan sistem

pengawasan pemberdayaan KUMKM 2. Program pengembangan sistem sistem

akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan KUMKM

3. Program pengembangan jejaring kerja dengan APIP di pusat dan daerah

Minimalisasi Biaya Sosial

BS1 Meningkatnya sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia

1. Pengembangan perspektif yang benar mengenai pemberdayaan KUMKM

kepada instansi pemerintah, dunia usaha

dan masyarakat.

2. Peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberdayaan KUMKM

3. Pengembangan

kelembagaan UMKM

1. Program sosialisasi dan persuasi

peran KUMKM dalam pembangunan nasional.

2. Program peningkatan sinergi dan

peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberdayaan KUMKM.

3. Program peningkatan peran

kelembagaan UMKM (Kadin, asosiasi, organisasi profesi) dalam mengadvokasi kepentingan KUMKM.

BS2 Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM.

1. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran sesuai ketentuan yang berlaku

2. Peningkatan alokasi APBN/APBD untuk pemberdayaan KUMKM

1. Program peningkatan efisiensi,

efektivitas dan akuntabilitas penggunaan APBN

2. Program peningkatan alokasi APBN/ APBD untuk pemberdayaan KUMKM di daerah.

3. Program pengembangan sistem

insentif alokasi dana dekonsentrasi yang lebih adil dan berbasis kinerja. Manfaat

Pemberdayaan KUMKM

M1 Terwujudnya lingkungan usaha yang kondusif bagi pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan di Indonesia

1. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan,

2. Peningkatan kelancaran

arus barang dan jasa antar daerah,

3. Pengembangan pelayanan perijinan yang mudah, murah dan cepat bagi KUMKM,

1. Program penyempurnaan UU Koperasi, UU UMKM, berbagai peraturan yang menghambat pemberdayaan usaha KUMKM.

2. Program peningkatan kelancaran arus barang dan jasa KUMKM lintas daerah dan negara.

3. Program sosialisasi dan fasilitasi perijinan satu atap

(30)

Sasaran Stratejik Inisitif Stratejik Program Kementerian Koperasi dan UKM

M2 Meningkatnya produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia;

1. Pemberdayaan usaha skala mikro,

2. Pengembangan sistem

pendukung usaha bagi KUMKM

1. Program peningkatan kapasitas,

jangkauan dan kualitas layanan pembiayaan usaha skala mikro.

2. Program peningkatan kapasitas

kelembagaan dan layanan lembaga keuangan mikro

3. Program pengembangan infrastruktur tempat usaha bagi usaha mikro

4. Program pemberdayaan kelembagaan usaha mikro dalam bentuk koperasi, kelompok, asosiasi.

5. Program peningkatan akses UKM ke perbankan dan sumber pembiayaan formal lainnya

6. Program peningkatan akses UMKM ke pasar dalam dan luar negeri.

7. Program peningkatan akses informasi bisnis dan pasar bagi UMKM.

8. Program peningkatan akses UMKM ke sumberdaya alam dan sumberdaya lokal lainnya.

9. Program pengembangan BDS

10. Program pengembangan sentra UMKM menjadi klaster.

M3 Meningkatnya daya saing usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia;

1. Pengembangan

keunggulan kompetitif UKM,

2. Pengembangan sistem

insentif untuk memacu UKM berbasis teknologi dan pengetahuan,

3. Pengembangan kemitraan usaha nasional

1. Program pemberdayaan UKM

berkeunggulan kompetetif.

2. Program pengembangan sistem insentif yang memacu tumbuhnya UKM berbasis teknologi dan ekspor.

3. Program penerapan teknologi tepat guna untuk KUMKM

4. Program pengembangan kemitraan

(31)

Lanjutan Tabel 6.3.

Sasaran Stratejik Inisiatif Stratejik Program Kementerian Koperasi dan

UKM M4 Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi berkembangnya 70.000 unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C.

1. Peningkatan kualitas

kelembagaan koperasi

2. Pemberdayaan usaha

koperasi

3. Pengembangan sistem

perlindungan kepada koperasi

1. Program penyempurnaan

administrasi badan hukum koperasi

2. Program pengawasan pemberian badan hukum koperasi

3. Program pengembangan

organisasi dan manajemen koperasi

4. Program pengawasan usaha koperasi

5. Program klasifikasi koperasi

6. Program pengembangan kader koperasi

7. Program pengembangan 100 Lapenkopda

8. Program sistem perlindungan hukum bagi koperasi dan anggota koperasi.

M5 Terwujudnya

kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuhnya 6 (enam) juta unit UMKM baru di Indonesia.

1. Pengembangan kewirausahaan

2. Pengembangan sistem

insentif untuk tumbuhnya wirausaha baru

1. Program pemasyarakatan

kewirausahaan

2. Program pengembangan sistem insentif bagi wirausaha baru

3. Program perkuatan diklat

kewirausahaan

4. Program pengembangan inkubator

bisnis

5. Program pengembangan motivator

kewirausahaan

E. FOK U S PROGRAM K EM EN T ERI AN KOPERASI

DAN U K M

(32)

KUMKM pada berbagai tingkatan pemerintah.

3. Program pengembangan fasilitasi pembiayaan, dengan tujuan meningkatkan akses KUMKM dalam pembiayaan usahanya.

4. Program pengembangan kewirausahaan dan SDM KUMKM, dengan tujuan meningkatkan kewirausahaan KUMKM dan menumbuhkan 6 juta unit usaha UMKM baru yang berbasis pengetahuan dan teknologi.

5. Program pengembangan sentra bisnis UMKM menjadi klaster bisnis yang dinamis.

6. Program fasilitasi pemasaran KUMKM, dengan tujuan meningkatkan akses KUMKM dalam penguasaan pasar, pengembangan jejaring usaha dan pengembangan kemitraan usaha KUMKM dengan pelaku usaha lainnya.

F. PROGRAM PEN DU K U N G

Program pendukung Kementerian Koperasi dan UKM pada periode tahun 2005-2009 terdiri dari:

1. Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara

2. Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan program-program pemberdayaan KUMKM

(33)

BAB V I I

PROGRAM PEN GEM BAN GAN

K ELEM BAGAAN K OPERASI

A. T U J UAN PEN GEM BAN GAN K ELEM BAGAAN

KOPERASI

Program kelembagaan koperasi bertujuan agar koperasi dapat menjalan aktivitasnya dengan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai dasar koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lainnya dan sekaligus menjadikan koperasi dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan pasar yang kompetitif, serta diarahkan pada tercapainya kondisi koperasi sebagai berikut :

1. Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang bersifat distinct (memiliki ciri yang khas). Dengan demikian corporate philosophy, corporate culture dan praktik bisnis koperasi harus merepresentasikan nilai-nilai yang mampu untuk menjadikan koperasi tumbuh dan berkembang dalam lingkungan pasar yang kompetitif.

2. Nilai-nilai yang seharusnya melekat pada organisasi dan manajemen koperasi adalah kemampuan untuk menolong diri sendiri, pengelolaan secara demokratis, berkeadilan, dan solidaritas. Nilai-nilai ini mengisyaratkan bahwa koperasi sebagai organisasi yang berkemampuan untuk menolong diri sendiri (selfhelp organization) harus memiliki tujuan ekonomi yang jelas dan manajemen kebersamaan (joint management) yang profesional.

3. Sebagai organisasi ekonomi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk para anggotanya, maka organisasi koperasi harus dengan tepat mampu merepresentasikan dan aktivitas ekonomi kepentingan para anggotanya.

4. Prinsip pengorganisasian koperasi disesuaikan dengan sektor kegiatan ekonomi yang ditangani oleh para anggota koperasi berlandaskan atas keperluan untuk memperkuat posisi tawar pada masing-masing tingkatan. Sejalan dengan itu, maka struktur organisasi koperasi tidak harus mengikuti prinsip wilayah administrasi tetapi kepentingan ekonomi anggotanya.

(34)

yang sinergis, karena saling memerlukan, yang dalam hubungan transaksionalnya dilandasi oleh kesetaraan dalam hak dan kewajiban.

c. Pembentukan koperasi sekunder didasarkan pada kebutuhan dan kelayakan. Dengan demikian lokasi dan cakupan wilayah kerja tidak relevan dengan ketentuan batas-batas administrasi pemerintahan. d. Aktivitas usaha koperasi sekunder boleh jadi berbeda dengan kegiatan

usaha koperasi primer, kegiatan koperasi sekunder diarahkan melakukan aktivitas secara spesifik.

e. Sesuai dengan kebutuhannya, satu koperasi primer dapat menjadi anggota dari beberapa koperasi sekunder.

f. Koperasi harus lebih mampu untuk melakukan interaksi dengan badan usaha lain, sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku, seperti koperasi dapat membentuk badan hukum lain dalam bentuk PT.

Program ini bertujuan mewujudkan 70.000 unit koperasi yang berkualitas yang mampu melayani lebih dari 20 juta anggota koperasi secara berkelanjutan, sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai dasar koperasi.

B. PROGRAM PEN Y EM PU RN AAN ADM I N I ST RASI

BADAN H U K U M KOPERASI

Sasaran program ini adalah agar setiap tingkatan pemerintahan (nasional, propinsi, kabupaten/kota) memiliki data administrasi badan hukum koperasi yang mutakhir. Program penyempurnaan administrasi badan hukum koperasi antara lain terdiri dari:

1. Menyempurnakan peraturan dan kebijakan tata administrasi badan hukum koperasi

2. Menginventarisasi dokumen pendukung administrasi badan hukum koperasi

3. Memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana pelaksanaan penataan data administrasi badan hukum koperasi

4. Meningkatkan kapasitas pelaksana penataan administrasi badan hukum koperasi

5. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait di pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

(35)

C. PROGRAM PEN GAWASAN PEM BERI AN BADAN

H U K U M KOPERASI

Sasaran program ini adalah agar setiap proses pengesahan akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran badan hukum koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Program pengawasan pemberian badan hukum koperasi, antara lain terdiri dari:

1. Menyempurnakan peraturan dan kebijakan pengesahan badan hukum koperasi

2. Melaksanakan standarisasi akta-akta koperasi

3. Memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana serta dokumen pengesahan badan hukum koperasi

4. Meningkatkan kapasitas petugas pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi, serta pembubaran badan hukum koperasi.

5. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait di pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

6. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian pemberian badan hukum koperasi oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

7. Melaksanakan administrasi pemberian badan hukum koperasi.

D. PROGRAM PEN GEM BAN GAN ORGAN I SASI DAN

M AN AJ EM EN KOPERASI

Sasaran program ini adalah meningkatkan jumlah koperasi yang berkualitas dari sisi kelembagaan dari 30.000 unit menjadi 70.000 unit koperasi. Program pengembangan organisasi dan manajemen koperasi, antara lain terdiri dari:

1. Menyusun dan mensosalisasikan petunjuk cara berkoperasi yang benar 2. Memfasilitasi penataan organisasi dan manajemen koperasi sesuai

dengan kepentingan anggota dan usahanya.

3. Menerapkan standar akuntansi dan audit koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(36)

E. PROGRAM PEN GAWASAN U SAH A KOPERASI

Sasaran program ini adalah agar setiap tingkatan pemerintahan (nasional, propinsi, kabupaten/kota) memiliki sistem perlindungan hukum bagi anggota koperasi yang dirugikan oleh koperasinya. Program pengawasan usaha koperasi dan perlindungan anggota koperasi, antara lain terdiri dari:

1. Menyempurnakan peraturan dan kebijakan bantuan hukum bagi koperasi dan anggota koperasi

2. Memfasilitasi terbentuknya lembaga penyelesaian perselisihan koperasi di setiap kabupaten/ kota

3. Meningkatkan penyelenggaraan bantuan hukum pada koperasi dan anggota koperasi.

4. Meningkatkan kapasitas petugas agar mampu memberikan bantuan hukum bagi koperasi dan anggota koperasi

5. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait di pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta gerakan koperasi.

6. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pengendalian pengawasan usaha koperasi serta pemberian perlindungan hukum bagi koperasi dan anggota koperasi.

F. PROGRAM K LASI FI K ASI KOPERASI

Sasaran program ini adalah agar setiap koperasi berklasifikasi sesuai ketentuan, serta mengupayakan hasil klasifikasi diakui oleh dunia usaha. Program klasifikasi koperasi, antara lain terdiri dari:

1. Mensosialisasikan klasifikasi koperasi kepada stakeholders

2. Menerapkan dan melaksanakan Kepmen No 129/2002 tentang Pedoman Klasifikasi Bagi Koperasi

3. Memfasilitasi pelaksanaan klasifikasi koperasi

4. Meningkatkan kapasitas petugas untuk melakukan klasifikasi koperasi 5. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait di pusat, Pemerintah

Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, gerakan koperasi, media masa, dan dunia usaha, serta organisasi profesi.

6. Melaksanakan perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan klasifikasi koperasi di seluruh Indonesia.

7. Meningkatkan citra koperasi yang telah diklasifikasi

(37)

G. PROGRAM PEN GEM BAN GAN K ADER KOPERASI

Sasaran program ini adalah agar setiap koperasi memiliki kader koperasi. Program pengembangan kader koperasi, antara lain terdiri dari:

1. Menyusun kebijakan pengembangan kader koperasi

2. Menstimulan koperasi untuk menumbuhkan kader bagi koperasinya

3. Memfasilitasi pertemuan dan konvensi kader koperasi dalam rangka meningkatkan kualitas kader koperasi

4. Meningkatkan kapasitas petugas untuk memberdayakan koperasi binaannya dalam menumbuhkan kader koperasi

5. Memberdayakan gerakan koperasi, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, perguruan tinggi, serta masyarakat untuk menumbuhkan kader koperasi

6. Menyusun, menerbitkan dan mendistribusikan buku pintar tentang Perkoperasian

7. Melaksanakan perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penumbuhan kader koperasi di seluruh Indonesia.

(38)

BAB V I I I

PROGRAM PEN U M BU H AN LI N GK U N GAN U SAH A

Y AN G K ON DU SI F

A. T U J UAN PEN U M BU H AN LI N GK U N GAN U SAH A

YAN G KON DU SI F BAGI K U M K M

Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing KUMKM dengan menciptakan peluang usaha seluas-luasnya, serta menjamin adanya mekanisme pasar yang sehat. Dalam rangka penumbuhan lingkungan usaha yang kondusif bagi KUMKM, maka diperlukankan serangkaian kebijakan ekonomi makro, kebijakan sektoral dan kebijakan pembangunan daerah yang saling melengkapi, selaras dan sinergi dalam rangka memberdayakan KUMKM.

Kebijakan pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi KUMKM tidak berada pada suatu instansi tertentu, dan cenderung tersebar pada berbagai instansi. Untuk itu, diperlukan kemampuan advokasi, persuasi dan koordinasi dengan instansi lain untuk menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif bagi KUMKM.

Kementerian Koperasi dan UKM memfokuskan pada upaya mengkoordinasikan kebijakan pembangunan yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya koperasi dan UMKM dengan daya saing yang tinggi. Program ini bertujuan memberikan kesempatan berusaha yang sama bagi koperasi dan UMKM dengan pelaku usaha lainnya, meningkatkan mobilitas sumberdaya KUMKM, mengurangi biaya transaksi bagi KUMKM, menghilangkan biaya ekonomi tinggi bagi KUMKM, serta mencabut berbagai peraturan dan kebijakan yang menghambat pemberdayaan KUMKM di Indonesia.

Adapun sasaran program penumbuhan lingkungan usaha yang kondusif bagi KUMKM pada periode tahun 2005 - 2009, antara lain:

1. Setiap kebijakan terkoordinasi dengan baik pada tataran nasional, propinsi, dan kabupaten/kota.

2. Setiap kebijakan dapat diakses secara transparan oleh semua pihak

3. Setiap peraturan perundang-undangan yang mendukung pemberdayaan KUMKM dilaksanakan dengan konsisten

(39)

5. RUU Koperasi dan RUU UMKM menjadi undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya

6. Setiap pengkajian harus ada aplikasi yang jelas dan bermanfaat bagi pemberdayaan KUMKM

B. PROGRAM PEN I N GK ATAN KOORDI N ASI

K EBI JAK AN

Program peningkatan koordinasi kebijakan antar instansi dan lintas pelaku pada tataran nasional, propinsi dan kabupaten/kota dimaksudkan untuk menghasilkan kebijakan yang bersinergi dalam rangka pemberdayaan KUMKM di Indonesia. Program ini mencakup rangkaian kebijakan dan aktivitas sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem koordinasi yang solid di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM.

2. Mengembangkan sistem koordinasi pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia melalui penerbitan Keppres tentang Sistem Koordinasi Kebijakan Pemberdayaan KUMKM.

3. Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan koordinasi pemberdayaan KUMKM

4. Mengembangkan forum lintas pelaku di seluruh Indonesia, baik pada tataran nasional, propinsi dan kabupaten/kota.

5. Melaksanakan perencanaan partisipatif.

C. PROGRAM PEN I N GK ATAN T RAN SPARAN SI

K EBI JAK AN

(40)

KUMKM yang terintegrasi dan mudah diakses oleh masyarakat

D. PROGRAM K AJ I U LAN G PERAT U RAN

PERU N DAN G-U N DAN GAN K U M K M

Program ini bertujuan mendorong pengembangan dan pelaksanaan kebijakan peraturan perundang-undangan yang mendukung pemberdayaan KUMKM secara konsisten dan berkelanjutan, serta mencabut kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang menghambat pemberdayaan KUMKM di Indonesia. Program kaji ulang peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemberdayaan KUMKM, antara lain mencakup:

1. Mengembangkan sistem pengawasan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemberdayaan KUMKM pada tataran nasional, propinsi dan kabupaten/kota. 2. Menyusun dan melaksanakan Kepmen tentang Tim Penilaian Dampak

Kebijakan Pemberdayaan KUMKM

3. Melaksanakan pengawasan terhadap program pemberdayaan KUMKM (dekonsentrasi) dan bantuan perkuatan kepada KUMKM

4. Mengidentifikasi dan menginventarisasi peraturan perundang-undangan yang menghambat pemberdayaan KUMKM di Indonesia

5. Melaksanakan koordinasi dengan Mendagri dan Menteri terkait untuk mecabut kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang menghambat pemberdayaan KUMKM di Indonesia.

6. Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan pemberdayaan KUMKM.

E. PROGRAM PEN Y EM PU RN AAN U N DAN

G-U N DAN G KOPERASI DAN G-U SAH A K ECI L

Program ini bertujuan menyempurnakan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil agar mampu mendukung dinamika pemberdayaan KUMKM di Indonesia pada masa mendatang. Program penyempurnaan Undang-undang Koperasi dan Usaha Kecil, antara lain mencakup:

1. Melakukan inventarisasi masalah untuk menyempurnakan RUU Koperasi dan RUU UMKM.

(41)

3. Melaksanakan sosialisasi Undang-undang Koperasi dan UMKM yang telah disahkan oleh DPR dan Pemerintah kepada stakeholders di seluruh Indonesia. 4. Memfasilitasi gerakan koperasi dan UMKM menyesesuaikan dengan

Undang-undang Koperasi dan Undang-Undang-undang UMKM yang baru.

5. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Undang-undang Koperasi dan Undang-undang UMKM yang telah disahkan

F. PROGRAM PEN I N GK ATAN APLI K ASI H ASI L

K AJ I AN

Program ini bertujuan meningkatkan aplikasi hasil kajian pemberdayaan KUMKM untuk perumusan kebijakan, serta perbaikan dan pengembangan program pemberdayaan KUMKM. Program peningkatan aplikasi hasil kajian pemberdayaan KUMKM, antara lain mencakup:

1. Menginventarisasi dan mengevaluasi hasil pengkajian kebijakan pemberdayaan KUMKM pada berbagai instansi pusat, propinsi, kabupaten/kota, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.

2. Mensosialisasikan hasil pengkajian yang bermanfaat untuk pemberdayaan KUMKM.

3. Mengembangkan sistem penyusunan kebijakan yang didasarkan pada hasil kajian pemberdayaan KUMKM

4. Memfasilitasi pemanfaatan hasil pengkajian untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pemberdayaan KUMKM di seluruh Indonesia.

5. Mendorong institusi pendidikan tinggi, lembaga donor dan lembaga-lembaga kajian melaksanakan kajian kebijakan pemberdayaan KUMKM di Indonesia.

(42)

BAB I X

PROGRAM FASI LI T ASI PEM BI AY AAN BAGI K U M K M

A. T U J UAN PROGRAM

Usaha mikro dan kecil umumnya mengandalkan pada modal sendiri dalam menjalankan bisnisnya, dan sering terjebak dengan keterikatan pada rentenir mengingat masih rendahnya aksesabilitas terhadap sumber-sumber pembiayaan formal. Adapun upaya pemerintah dalam bentuk kredit program dan subsidi bunga bagi kredit usaha mikro dan kecil sering tidak tepat sasaran dan justru menciptakan ketergantungan. Usaha menengah juga masih bermasalah dalam mengakses sumber pembiayaan usaha yang umumnya dikarenakan persoalan penjaminan kredit serta ketidakmampuan menyusun kelayakan usaha.

Sedangkan bagi koperasi, baik yang bergerak di bidang serba usaha, produksi maupun simpan pinjam masih mengalami hambatan dalam mengembangkan usahanya karena modal harus diakumulasi dari anggota sendiri. Berbagai terobosan telah diupayakan oleh gerakan koperasi, namun belum optimal serta belum mantapnya regulasi menyebabkan bermacam penyimpangan.

Berdasarkan argumentasi tersebut, tujuan fasilitasi pembiayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah:

(1) Meningkatkan aksesabilitas KUKM terhadap sumber-sumber pembiayaan. (2) Memperluas sumber pembiayaan bagi KUKM, baik bank maupun nonbank. (3) Memantapkan mekanisme regulasi dan supervisi untuk LKM.

Gambar

Tabel  6.1 Sasaran dan Inisiatif Stratejik Kementerian koperasi dan UKM
Tabel 6.2. Tabel Indikator Kinerja Stratejik
Tabel 6.3 Sasaran Stratejik, Inisitif Stratejik dan Program Pemberdayaan KUMKM

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai perjanjian sewa- menyewa alat musik dan sound system di Surakarta yaitu: Pertama, bahwa perjanjian sewa-menyewa alat musik dan

Hal ini disebabkan pada siklus ketiga kemampuan sudah meningkat sesuai dengan yang diharapkan, anak sudah fokus dalam kegiatan bermain dengan menggunakan kotak angka, sudah

"The great interest in NASCAR racing will help us tie the Fusion name to the Ford brand, and it’s only right that we race Ford’s newest car in America’s flagship racing

Hence, people with some teaching background having some business experience would make the cut for ESL Teaching jobs?. Would you be able to apply for ESL Teaching jobs if you are not

Semangka kuning dapat menurunkan tekanan darah diastolik lebih rendah daripada semangka merah yang ditunjukan dengan hasil penelitian, yaitu rerata selisih tekanan

Kerangka Kerja yang Digunakan Sesuai dengan metodologi RMBA, kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan risk assessment adalah antara lain kerangka analisis operasi,

 Kita  meminta  masing-­‐masing  UPT  untuk  membuat  perencanaan   kegiatan  pemeliharaan..  Untuk  lokasi  seperti  cuaca  ekstrim,  UPT  harus

Ratio Setiap pemegang 1 saham lama berhak atas 1 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak untuk membeli 1 saham baru. Dan setiap 10 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 3