• Tidak ada hasil yang ditemukan

Per Gub Aceh 46 09 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Per Gub Aceh 46 09 0"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR ACEH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR : 46 TAHUN 2009

TENTANG

PENGGUNAAN SEBUTAN NAMA ACEH DAN GELAR PEJABAT PEMERINTAHAN DALAM TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ACEH

GUBERNUR ACEH,

Menimbang : a. bahwa beberapa istilah yang telah digunakan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, terutama kepada para penyelenggara Pemerintah Aceh;

b. bahwa untuk tersosialisasinya istilah-istilah sebagaimana tersebut paSA HURUF A, SAMBIL MENUNGGU DITETAPKANNYA Peraturan Pemerintah tentang Penggunaan Istilah-Istilah tersebut sebagaimana dimaksud dalam pasal 251 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, perlu diatur terlebih dahulu dalam Peraturan Gubernur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103):

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 NOmor 172 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3893):

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4633);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang

Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

(2)

Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

9. Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 4);

10 .

Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah ada Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 5).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR ACEH TENTANG PENGGUNAAN SEBUTAN NAMA ACEH DAN GELAR PEJABAT PEMERINTAHAN DALAM TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN ACEH

Pasal 1

Sambil menunggu ditetapkannya Peraturan Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 251 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, perlu memberlakukan penggunaan sebutan nama Aceh dan gelar Pejabat Pemerintahan dalam Tata Naskah Dinas di lingkungan Pemerintahan Aceh dengan menetapkannya dalam suatu Peraturan Gubernur.

Pasal 2

Penggunaan sebutan nama Aceh dan gelar Pejabat Pemerintahan sebagaimana tersebut dalam pasal 1 dimaksudkan dalam rangka sosialisasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.

Pasal 3

Sebutan Daerah Otonom, Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Nomenklatur SKPA, Papan Nama SKPA, Titelatur Penandatanganan, Stempel Instansi dalam Tata Naskah Dinas di lingkungan Pemerintah Aceh, disesuaikan dan diseragamkan dari sebutan NANGGROE ACEH DARUSSALAM menjadi sebutan ACEH sebagaimana telah digunakan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 4

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur.

Pasal 5

(3)

Aceh Darussalam Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penggunaan Nomenklatur, Titelatur Penandatanganan Naskah Dinas dan Penggunaan Stempel Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 6

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh.

Ditetapkan di Banda Aceh

pada tanggal 7 April 2009 11 Rabiul Akhir 1430

GUBERNUR ACEH, TTD

IRWANDI YUSUF Diundangkan di Banda Aceh

pada tanggal 8 April 2009 12 Rabiul Akhir 1430 SEKRETARIS DAERAH ACEH, TTD

HUSNI BAHRI TOB

Referensi

Dokumen terkait

Sambil menunggu peraturan kewarga-negaraan dengan undang-undang jang tersebut dalam pasal 5 ajat 1, maka jang sudah mendjadi warga-negara Republik Indonesia ialah

 Pasal 251 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf e dan Pasal 17 ayat (7) Undang-Undang Nomor 36 Tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwadalam rangka melaksanakan urusan wajib lainnya yang menjadi kewenangan khusus sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun

003/PUU-IV/2006 menyatakan Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana

Bahwa sambil menunggu atau sebelum dikeluarkannya Undang-Undang sebagaimana dimaksud oleh Pasal 7 ayat (3) UU Nomor 2 Tahun 1992, maka sudah sepatutnyalah untuk memberikan

Fenomena di atas menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan umum belum sepenuhnya mengacu kepada landasan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik

melimpahkan kewenangan dibidang perizinan dan kewenagan lain sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 170 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh kepada Dewan