Editorial MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Kamis, 11 Maret 2010 Aksi Terorisme Kembali Mencuat
Sahabat MQ/ kasus penyerbuat teroris kembali terjadi/ di tengah panasnya kasus Century yang tidak habis-habisnya// Sontak perhatian publik mengarah ke sana/ mengurangi perhatiannya pada kasus Century tersebut// Kasus terakhir/ adalah tertembaknya 3 orang tersangka terorisme di Pamulang Banten/ dan pihak kepolisian menyatakan bahwa salah satunya adalah Dulmatin yang diusebut sebagai teroris Asia/ dan diburu oleh sejumlah negara tetangga Indonesia///
Penggerebekan ini dikatakan sebagai pengembangan/ dari penggerebekan teroris di Aceh// Namun tantangan terhadap teroris tampaknya tidak pernah berhenti di Indonesia// Kompleksitasnya sistem budaya/ luasnya wilayah/ serta beragamnya pemikiran manusia/ membuat fenomena teroris tersebut tetap ada// Peristiwa di Aceh dan Pamulang memberikan pelajaran besar bagi kita/ bahwa tidak cukup hanya membunuh tokoh-tokohnya untuk memberantas teroris di Indonesia/ tetapi segera disadarkan kepada masyarakat tentang pentingnya keamanan wilayah/ dan pemahaman mengenai terorisme// Dengan cara itulah/ kita dapat menekan pergerakan terorisme// Tentunya terorisme yang secara jelas-jelas ingin mengacaukan keamanan/ negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini//
Namun yang menjadi pertanyaan adalah/ mengapa munculnya kasus terorisme tersebut/ selalu muncul di tengah ramainya kasus-kasus pelik/ yang melibatkan pemerintah// Seperti saat ramainya pemberitaan mengenai adanya Bantuan Langsung Tunai –BLT-/ tiba-tiba munculah kasus pengeboman Hotel Kuningan Jakarta/ berikut dengan penangkapan Muhammad jibril// Begitu pula jika melihat ke belakang/ pada beberapa kasus lainnya// Dan saat ini/ Penangkapan teroris di Pamulang Banten tersebut/ seolah hendak menutup riuhnya pembahasan kasus Century// Seolah-olah adanya isu terorisme/ hanyalah sebagai bentuk pengalihan perhatian publik dari kasus sebelumnya/ kepada terorisme// Kemudian kita akan bertanya/ siapakah dalangnya?// Dan apa maksudnya?//
Ramainya pemberitaan terkait terorisme tersebut/ juga diimbangi oleh media yang turut gencar memberitakannya// Ditambah dengan foto-foto yang terlalu vulgar/ seolah mereka lupa akan kode etik penyiaran yang ada// Hampir semua masyarakat menonton tanyakan tersebut/ dan bisa jadi akan membekas selamanya/ yang bisa jadi akan membuat dampak traumatis pada mereka// Pengamat politik -Arie Sujito- menjelaskan/ terorisme yang terlalu banyak diekspos di media/ tidak lah baik sebab dapat memberikan ketakutan pada masyarakat// Sehingga penangkapan tidak perlu melalui ekspos media///
melawannya dengan menolaknya dengan tegas/ jika mereka memerangi secara terbuka/ baru kita perang melawan mereka//