• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilkan DIP: Renstra BPP Kemendagri 2015-2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tampilkan DIP: Renstra BPP Kemendagri 2015-2019"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TAHUN 2015 – 2019

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Jalan Kramat Raya No.132, Jakarta Pusat, 10430

(3)

© Hak cipta milik BPP Kemendagri, Tahun 2016

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri,

(4)

Rencana Strategis (Renstra) Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2015-2019 disusun dengan memperhatikan arah kebijakan pembangunan nasional sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019, UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, dalam koridor tugas dan fungsi Badan Litbang sesuai Perpres Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri.

Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2015-2019 memuat visi Badan Litbang yang baru beserta misi dan misi, tujuan, dan sasaran strategis, serta penjabarannya ke dalam arah kebijakan rencana program, kegiatan, dan indikasi alokasi pendanaannya sampai 5 (lima) tahun kedepan, termasuk di dalamnya pelaksanaan kegiatan yang menjadi prioritas Kementerian Dalam Negeri. Arah kebijakan dan langkah strategis yang telah disusun dalam Renstra ini diarahkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi, serta penugasan kepada Badan Litbang yang difokuskan pada pencapaian target kinerja. Renstra Badan Litbang ini juga telah mengakomodir perubahan nomenklatur dan tugas fungsi Badan Litbang yang baru berdasarkan Permendagri Nomor 69 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri.

Renstra Badan Litbang Kemendagri diharapkan menjadi pedoman bagi seluruh unit kerja lingkup Badan Litbang dalam melaksanakan tugas secara berkelanjutan dan sistematis utamanya dalam perencanaan dan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran untuk mewujudkan Badan Litbang sebagai Poros Penghasil Kebijakan Pemerintahan Dalam Negeri melalui Hasil Kelitbangan yang Inovatif. Peningkatan komitmen dan kinerja sangat diperlukan untuk mencapai target kinerja dan menjawab harapan publik yang semakin besar di masa mendatang.

Semoga Tuhan YME senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menjalankan pengabdian kepada bangsa dan negara.

Jakarta, 31 Desember 2015

Plt. KEPALA BADAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN,

(5)

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Daftar Tabel ... iii Kepmendagri Nomor 050.05 – 474 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis

Badan Penelitian dan Pengembangan tahun 2015 – 2019 ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Kondisi Umum ... I-3 1.2.1 Tugas dan Fungsi ... I-3 1.2.2 Kondisi Obyektif ... I-5 1.2.3 Capaian Strategis Tahun 2010-2014 ... I-7 1.3 Potensi dan Permasalahan ... I-13

1.3.1 Potensi dan Peluang ... I-13 1.3.2 Permasalahan dan Tantangan ... I-14

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ... II-16 2.1 Visi ... II-16 2.2 Misi ... II-17 2.3 Tujuan Strategis ... II-18 2.4 Sasaran Strategis ... II-18

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN ... III-22 3.1 Arah Kebijakan Kementerian Dalam Negeri 2015-2019 ... III-22 3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbang 2015-2019 ... III-27 3.3 Kerangka Regulasi ... III-38 3.4 Kerangka Kelembagaan ... III-39

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... IV-41 4.1 Target Kinerja ... IV-41 4.2 Pendanaan Indikatif ... IV-49

(6)

Hal

Tabel 1.1 Distribusi Aparatur Badan Litbang Tahun 2014 I-5

Tabel 1.2 Rincian Kendaraan Operasional Badan Litbang I-7

Tabel 2.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Strategis II-20

Tabel 3.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran dengan Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbang Tahun 2015-2019

III-36

Tabel 4.1 Target Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2015-2019 IV-46

Tabel 4.2 Kebutuhan Pendanaan Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2015-2019 IV-50

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Distribusi Aparatur Badan Litbang Tahun 2014 II-17

(7)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RI

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 050.05 – 474 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015-2019

MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan program Badan Penelitian dan Pengembangan sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019, perlu disusun Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2015-2019;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2015-2019.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

(8)

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178);

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

10. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019.

Memperhatikan : Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Tahun Anggaran 2015 Nomor: SP DIPA – 010.11.1.403222/2015 tanggal 17 Juni 2015

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019.

(9)

KETIGA : Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah Badan Penelitian dan Pengembangan untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015-2019.

KEEMPAT : Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019 merupakan landasan dan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2015-2019.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2015 a.n. MENTERI DALAM NEGERI,

Plt. KEPALA BADAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Drs. DOMOE ABDI, M.Si

Tembusan Yth.:

1. Menteri Dalam Negeri, sebagai laporan;

2. Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri;

3. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan; 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam

Negeri;

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, yang disusun sesuai dengan arah kebijakan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, sebagai bagian dari agenda Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 Tahap Ketiga Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019.

Sejalan dengan keberlanjutan pembangunan yang telah dirancang dalam RPJPN 2005-2025, periode pembangunan 2015-2019 merupakan masa pembangunan yang strategis dalam mempersiapkan landasan pembangunan yang kuat bagi pencapaian sasaran pembangunan jangka panjang tahap ke-4 di tahun 2020-2025. Untuk itu, Pemerintah telah menyusun RPJMN 2015-2019 dengan mengangkat Visi: “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah telah menetapkan misi, yaitu: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, selanjutnya telah dirumuskan 9 (sembilan) Agenda Prioritas Nawa Cita, yang selanjutnya menjadi acuan dalam perumusan arah kebijakan dan program Pemerintah 2015-2019, yaitu:

(11)

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa; dan

9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Mencermati arah kebijakan dan strategi RPJMN 2015-2019, Kementerian Dalam Negeri memiliki peran strategis untuk mendukung pencapaian 9 (sembilan) Nawa Cita di atas. Hal ini dengan memperhatikan berbagai fokus prioritas dan sasaran yang ditargetkan pada setiap Nawa Cita, termasuk dalam pelaksanaan Program Quick Wins dan Program Lanjutan yang menjadi penugasan kepada Kementerian Dalam Negeri. Peran strategis dimaksud baik sebagai penanggung jawab maupun sebagai instansi pendukung dalam menjaga konsistensi arah pembangunan nasional.

Berkenaan dengan penjabaran terhadap arah kebijakan dan strategi RPJMN 2015-2019 yang menjadi penugasan kepada Kementerian Dalam Negeri, telah diterjemahkan lebih lanjut ke dalam Rencana Strategis (Renstra) yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis, serta Arah Kebijakan dan Strategi jangka menengah Kementerian Dalam Negeri tahun 2019. Renstra Kementerian Dalam Negeri 2015-2019 dimaksud sebagaimana telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015. Sebagai penjabaran lebih lanjut atas pelaksanaan Renstra Kementerian Dalam Negeri 2015-2019, Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut mengamanatkan kepada seluruh Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Dalam Negeri untuk menetapkan Renstra Unit Eselon I sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(12)

penyelenggaraan kelitbangan dalam menghasilkan berbagai rumusan dan rekomendasi kebijakan lingkup pemerintahan dalam negeri, namun juga diharapkan mampu memfasilitasi inovasi daerah, serta melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan pemerintah daerah.

Untuk itu, Renstra Badan Litbang Tahun 2015-2019 disusun sebagai komitmen perencanaan jangka menengah, yang menjabarkan secara sistematis dan komprehensif tugas dan fungsi Badan Litbang ke dalam Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis, serta Arah Kebijakan dan Strategi dalam periode lima tahun kedepan. Renstra Badan Litbang ini merupakan penjabaran lebih lanjut atas pelaksanaan Renstra Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019, sekaligus menjadi pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan seluruh unit kerja di lingkungan Badan Litbang dalam kurun waktu 2015-2019.

1.2 KONDISI UMUM

1.2.1 Tugas dan Fungsi

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri, tugas Kementerian Dalam Negeri adalah menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, dimana salah satu fungsinya adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri.

Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, Badan Litbang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;

2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri; 3. Pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang pemerintahan dalam negeri;

4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;

(13)

6. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan pemerintah daerah;

7. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan; dan 8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 menetapkan organisasi Badan Litbang yang terdiri atas Sekretariat Badan dan 4 (empat) Pusat Penelitian dan Pengembangan dengan susunan organisasi sebagai berikut:

1. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan, yang terdiri dari: Bagian

Perencanaan; Bagian Umum; Bagian Keuangan; dan Bagian Pembinaan Jabatan Fungsional, Kepegawaian dan Sistem dan Prosedur serta Evaluasi Kinerja Aparatur Sipil Negara, 3 (tiga) Sub-Bagian pada masing-masing Bagian.

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik dan

Pemerintahan Umum, yang terdiri dari: Bidang Otonomi Daerah; Bidang Politik; dan Bidang Pemerintahan Umum, serta 2 (dua) Sub-Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub- Bidang Tata Usaha.

3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Administrasi Kewilayahan,

Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang terdiri dari:

Bidang Administrasi Kewilayahan; Bidang Pemerintahan Desa; dan Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta 2 (dua) Sub-Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub-Bidang Tata Usaha.

4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan Daerah

yang terdiri dari: Bidang Urusan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah; Bidang Keuangan Daerah; dan Bidang Ekonomi Daerah, serta 2 (dua) Sub-Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub-Bidang Tata Usaha.

5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah dan Aparatur, yang terdiri

dari: Bidang Pengembangan Inovasi Daerah; Bidang Sumber Daya Manusia; dan Bidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaan, serta 2 (dua) Sub-Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub-Bidang Tata Usaha.

(14)

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) yang relevan sebagai mitra kerja Unit Eselon I lingkup Kementerian Dalam Negeri.

1.2.2 Kondisi Obyektif

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015, serta dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, maka tentunya diperlukan dukungan sumberdaya secara memadai. Beberapa kondisi obyektif terkait ketersediaan SDM, metode kerja, serta sarana dan prasarana pendukung saat ini yang dapat menjadi modal dasar pelaksanaan program Badan Litbang ke depan yaitu:

1. Sumber Daya Manusia

Secara keseluruhan aparatur Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri sampai dengan tahun 2014 berjumlah 158 orang, yang terdiri dari 33 orang pejabat fungsional peneliti, 62 orang pejabat struktural, mulai dari Pejabat Eselon I (1 orang); Pejabat Eselon II (5 orang); Pejabat Eselon III (16 orang) dan Pejabat Eselon IV (40 orang) serta didukung oleh 63 orang Jabatan Fungsional Umum, sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Distribusi Aparatur Badan Litbang sampai dengan Tahun 2014

UNIT KERJA PEJ. STRUKTURAL

PEJ. FUNGSIONAL

PENELITI/PEREKAYASA JFU JUMLAH Es. I Es. II Es. III Es. IV UTAMA MADYA MUDA PERTAMA

SEKRETARIAT 1 1 4 12 37 55

PUSLITBANG

KESBANGPOL OTDA 1 3 7 2 2 2 5 22

PUSLITBANG PUM 1 3 7 4 6 7 28

PUSLITBANG PEMDES

PEMMAS 1 3 7 1 2 1 4 8 27

PUSLITBANG

PEMKEUDA 1 3 7 4 2 3 6 26

JUMLAH 1 5 16 40 1 12 5 15 63 158

Sumber: Data Kepegawaian Badan Litbang (2014)

(15)

2. Ketatalaksanaan

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya berkenaan dengan pelaksanaan kelitbangan sebagai penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, telah diterbitkan: a. Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis

Operasional Pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Regulasi ini mengatur secara rinci terkait tata cara pengelolaan berbagai kegiatan kelitbangan, menyangkut antara lain: bentuk-bentuk kegiatan, pelaku, tahapan, jangka waktu pelaksanaan, sampai pada pemanfaatan dan publikasi hasil-hasil kelitbangan.

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Regulasi ini mengatur secara rinci terkait tata cara penyusunan Karya Tulis Ilmiah menyangkut antara lain: sistematika, gaya selingkung, dan bentuk pelaporan.

Sejak diberlakukan pada tahun 2014, masing-masing regulasi tersebut telah dijadikan pedoman yang efektif dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan kelitbangan, baik di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri maupun oleh jajaran unit kerja kelitbangan pada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

3. Pembinaan Jabatan Fungsional

Dalam rangka pembinaan Jabatan Fungsional kelitbangan lingkup Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah daerah, terdapat beberapa layanan yang diberikan dan dilakukan secara reguler/berkala oleh Badan Penelitian dan Pengembangan pada setiap tahunnya, yaitu:

a. Pemberian layanan administrasi pendaftaran dan peningkatan akreditasi jabatan fungsional peneliti dan perekayasa;

b. Fasilitas keikutsertaan dalam Diklat sertifikasi bagi calon pejabat fungsional peneliti, dan Diklat sertifikasi lanjutan bagi calon peneliti madya yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);

(16)

terakreditasi yang diterbitkan secara berkala setiap tahunnya.

4. Sarana dan Prasarana

Guna penunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya, Badan Penelitian dan Pengembangan telah memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung, antara lain:

a. Gedung kantor yang dimanfaatkan untuk fasilitas ruang kerja, aula dan ruang rapat, ruang perpustakaan, serta ruang tamu. Hingga akhir tahun 2014, pembangunan gedung baru di lingkungan kantor Badan Penelitian dan Pengembangan masih dalam proses penyelesaian, dan diperkirakan dapat dimanfaatkan secara resmi pada tahun 2016.

b. Ruangan Perpustakaan yang menyediakan berbagai literatur untuk mendukung pelaksanaan kelitbangan, namun saat ini belum terdukung oleh ruang baca yang memadai.

c. Aula dan ruang rapat yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan rapat-rapat dan pertemuan, pelaksanaan forum diskusi, dan sejenisnya.

d. Layanan teknologi informasi berupa jaringan internet dan website Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri.

e. Kendaraan operasional baik untuk para Pejabat Eselon I dan Eselon II, serta kendaraan operasional kantor baik Roda 4 maupun Roda II.

Tabel 1.2 Rincian Kendaraan Operasional Badan Litbang

NO. UNIT KENDARAAN JUMLAH

1. Kendaraan Operasional Eselon I 1 Unit

2. Kendaraan Operasional Eselon II 5 Unit

3. Kendaraan Operasional Roda 4 9 Unit

4. Kendaraan Operasional Eselon I 20 Unit

JUMLAH 35 Unit

1.2.3 Capaian Strategis 2010-2014

(17)

maupun perannya sebagai pembina kelitbangan di lingkungan pemerintahan daerah. Beberapa capaian strategis yang telah dicapai adalah sebagai berikut:

1. Rekomendasi Hasil Kelitbangan

Beberapa capaian strategis yang diperoleh dari dukungan hasil-hasil kelitbangan berupa rekomendasi sebagai masukan dalam proses perumusan kebijakan lingkup penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri, antara lain:

a. Aspek Penyelenggaraan Kesatuan Bangsa, Politik dan Otonomi Daerah, terkait: 1) Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan

Pemerintah Daerah yang Efektif dan Efisien;

2) Kebijakan dan pilot project Penerapan Percepatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah;

3) Evaluasi penyelenggaraan otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia, termasuk di dalamnya evaluasi atas penataan daerah otonom khusus dan daerah otonomi hasil pemekaran;

4) Implementasi urusan pemerintahan dan model perangkat daerah yang efektif dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

5) Penguatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam mendukung fungsi koordinasi, pembinaan, dan pengawasan;

6) Wawasan kebangsaan dan pemetaan rawan konflik di daerah;

7) Organisasi Kemasyarakatan implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013.

b. Aspek Penyelenggaraan Pemerintahan Umum dan Kependudukan, terkait: 1) Penyelesaian sengketa dan batas antar kabupaten/kota dan antar provinsi; 2) Penyelenggaraan dokumen kependudukan di pemerintah daerah;

3) Penyelenggaraan dan pengembangan kerjasama antar daerah;

4) Penguatan peran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan kontribusi linmas dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

5) Peran dan kelembagaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS); 6) Peran kecamatan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat;

7) Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan kawasan khusus, pengembangan kabupaten kepulauan, dan penanggulangan bencana.

(18)

1) Optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam peningkatan pendapatan desa;

2) Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes);

3) Model pembangunan desa dan konsep desa terpadu;

4) Efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM);

5) Pemetaan dan peningkatan kapasitas aparatur desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;

6) Penguatan lembaga non keuangan, non koperasi serta pengembangan lembaga keuangan mikro dalam memperkuat perekonomian desa;

7) Model pemberdayaan masyarakat paska ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014;

8) Evaluasi pelaksanaan Program Pokok PKK dan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek);

9) Format otonomi desa.

d. Aspek Penyelenggaraan Pembangunan dan Keuangan Daerah

1) Evaluasi penyelenggaraan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan; 2) Pengembangan indikator Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP); 3) Problematik penganggaran Pemilukada;

4) Peningkatan Peran Pemda dalam Rangka Pengembangan ekonomi Kreatif; 5) Kontribusi kerjasama Sister City dalam Pembangunan Perkotaan;

6) Kebijakan Daerah dalam Rangka Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa); 7) Konektivitas Wilayah dalam rangka Pembangunan Ekonomi Daerah;

8) Model kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam perencanaan pembangunan daerah.

2. Rekomendasi Hasil Focus Group Discussion (FGD)

(19)

a. Penguatan Institusi Perbatasan Antar Negara;

b. Peningkatan Peran Lembaga Keuangan Mikro terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa;

c. Penguatan Peran Pemerintah Desa terhadap Pelaksanaan Trantibmas; d. Konsep Pemodelan Desa Binaan Terpadu;

e. Peningkatan Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Wilayah Perbatasan Antar Negara;

f. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP); g. Standar Pelayanan Minimal (SPM);

3. Pengembangan Jejaring Kelitbangan

Jejaring kelitbangan adalah salah satu aspek yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan. Beberapa kegiatan telah dilaksanakan sebagai upaya untuk menjalin dan menguatkan jejaring dengan berbagai pihak dalam upaya mendukung kelitbangan. Beberapa capaian terkait pengembangan jejaring kelitbangan yang telah dilaksanakan oleh Badan Litbang dalam kurun waktu 2010-2014 antara lain:

a. Fasilitasi Pembentukan Ikatan Peneliti Pemerintahan Indonesia (IPPI), pada tanggal 28 November 2011 pada Rapat Koordinasi Teknis Aparatur Pemerintahan Dalam Negeri;

b. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 36 & 03 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi daerah (SIDa);

c. Pelaksanaan berbagai forum pertemuan/rapat koordinasi dalam rangka penguatan jejaring dan kerjasama penelitian melalui: Rapat Kerja Forum Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Daerah (FKPPD) dan Forum Komunikasi Kelitbangan Kementerian Negara/Lembaga (FKK);

d. Kerjasama penelitian terkait pelaksanaan pemerintahan dalam negeri antara lain tentang desentralisasi yang dilaksanakan bekerjasama dengan GIZ dan tentang evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) di dearh bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada;

(20)

4. Perbaikan Tata Kelola Kelitbangan

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Litbang telah melakukan beberapa terobosan baik dalam hal peningkatan kualitas hasil kelitbangan maupun perbaikan tata kelola kelitbangan dalam upaya meningkatkan kinerjanya. Beberapa capaian strategis terkait tata kelola kelitbangan yang telah dilakukan Badan Litbang adalah sebagai berikut:

a. Pemantapan Kelembagaan

1) Optimalisasi Peran Penelitian dan Pengembangan Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Lingkungan Kemendagri dan Pemerintahan Daerah;

2) Surat Menteri Dalam Negeri ttg Litbang satu pintu;

3) Pelaksanaan berbagai forum pertemuan/rapat koordinasi dalam rangka pemantapan kelembagaan litbang pusat dan daerah melalui: Rapat Koordinasi Nasional Penelitian dan Pengembangan Pemerintahan Dalam Negeri dan Forum Manajemen Kelitbangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;

b. Penguatan Tata Laksana

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;

2) Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Operasional Pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

4) Penyediaan beberapa Standar Operasional Prosedur (SOP) berkenaan dengan penyelenggaraan penelitian; prosedur administrasijabatan fungsional peneliti;danprosedur pelaksanaan dan pencairan anggaran. c. Peningkatan Kapasitas dan Profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM)

(21)

2) 40 aparat Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri tersertifikasi untuk menjadi Pejabat Fungsional Peneliti, serta 3 (tiga) pejabat fungsional peneliti tersertifikasi untuk ditingkatkan kualifikasinya sebagai Peneliti Madya, melalui diklat peneliti tingkat lanjutan yang diselenggarakan oleh LIPI.

3) Peningkatan kapasitas aparatur fungsional peneliti di bidang teknis metodologi penelitian, melalui keikutsertaan 19 orang peneliti dalam diklat-diklat teknis kelitbangan yang diselenggarakan oleh LIPI.

4) 17 orang aparat Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri meningkat kapasitasnya dalam rangka penguatan metodologi penelitian di bidang demokrasi, desentralisasi pemerintahan, dan pembangunan melalui keikutsertaan dalam pelatihan teknis kelitbangan bekerja sama dengan Sunshine Coast University, Australia, pada tahun 2014.

d. Peningkatan kualitas program dan penganggaran

1) Pedoman Penyusun Program Litbang di Lingkungan Kemendagri dan Pemda dalam rangka sinkronisasi arah kebijakan program kelitbangan yang diterbitkan setiap tahunnya, termasuk diantaranya fasilitasi penyusunan program kajian BPP Kemendagri dan BPP Provinsi;

2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 910.05 – 004 Tahun 2014 tentang Petunjuk Penerapan Standar Anggaran Biaya Keluaran untuk Individual Jasa Konsultasi dan Biaya Individual Tenaga Pendukung Sekretariat di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri TA. 2014;

3) Peningkatan Peran Litbang Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Ketahanan Pangan;

4) Pedoman Kajian Bersama Kelitbangan di Lingkungan Kemendagri dan Pemerintah Daerah, yang terdiri dari: Pedoman Kajian Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah; Pedoman Kajian Kerjasama Antar Daerah; Pedoman Pengembangan Inovasi Model Pemberdayaan Masyarakat Desa; Pedoman Kajian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD); Pedoman Kajian Kapasitas Badan Litbang Kemendagri, BPP Provinsi, dan BPP Kabupaten/Kota.

(22)

6) Pelaksanaan berbagai forum pertemuan/rapat koordinasi dalam rangka peningkatan kualitas kelitbangan melalui: Forum Koordinasi Substansi Kelitbangan Pemerintahan Dalam Negeri dan Seminar Nasional hasil penelitian dan Pengembangan di Lingkungan BPP Kemendagri dan Pemerintah Daerah.

1.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN

1.3.1 Potensi dan Peluang

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri memiliki beberapa kekuatan atau potensi strategis yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kinerjanya sebagai unsur penunjang Kemendagri dalam perumusan kebijakan. Beberapa potensi yang dimiliki BPP saat ini antara lain:

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;

2. Badan Penelitian dan Pengembangan merupakan satu-satunya unit eselon I lingkup Kementerian Dalam Negeri yang bertanggungjawab melaksanakan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan kelitbangan meliputi bidang politik dan pemerintahan umum, otonomi daerah, administrasi kewilayahan, pemerintahan desa dan kependudukan, inovasi daerah serta pembangunan dan keuangan daerah; 3. Adanya komitmen yang kuat dari para pimpinan Badan Penelitian dan

Pengembangan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi; dan

4. Adanya motivasi yang kuat dari aparatur Badan Penelitian dan Pengembangan untuk melakukan inovasi dan perubahan sistem untuk mendukung kegiatan kelitbangan.

(23)

1. Adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

2. Peran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan tidak terbatas pada penyediaan rekomendasi kebijakan berdasarkan kaidah keilmiahan, tetapi juga sebagai inisiator dan penyedia alternatif kebijakan yang implementatif untuk memberikan solusi permasalahan pemerintahan dalam negeri;

3. Dukungan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala oleh Inspektorat dan BPK-RI guna mendorong peningkatan akuntabilitas, tertib administrasi, dan capaian kinerja kegiatan kelitbangan; dan

4. Adanya kesediaan lembaga atau pihak lain dalam dan luar negeri untuk bekerjasama, baik dari aspek kelembagaan, aspek SDM aparatur, maupun aspek program kelitbangan.

1.3.2 Permasalahan dan Tantangan

Dalam merancang kebijakan strategisnya, BPP tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, antara lain:

1. Terbatasnya kompetensi pejabat fungsional khusus sesuai bidang kepakaran untuk mendukung kegiatan kelitbangan;

2. Belum optimalnya pemanfaatan hasil kelitbangan sebagai rekomendasi kebijakan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

3. Kurangnya jumlah Pejabat Fungsional Khusus dan Fungsional Umum untuk mendukung kegiatan kelitbangan; dan

4. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri juga menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat implementasi kebijakan strategisnya, antara lain: 1. Kurangnya pemahaman terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun

(24)

Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, yang saat belum diimplementasikan secara optimal di segenap Komponen lingkup Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

2. Tuntutan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik mengharuskan Badan Penelitian dan Pengembangan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam prelaksanaan tugas dan fungsi di bidang kelitbangan; 3. Peningkatan kesadaran dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik,

serta dinamika lingkungan strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan, menuntut adanya perumusan kebijakan secara lebih terintegrasi, tepat sasaran dan implementatif, untuk menjawab berbagai permasalahan di bidang pemerintahan dalam negeri; dan

(25)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 VISI

Perumusan visi Badan Litbang Kemendagri ditujukan untuk mencapai kondisi ideal yang ingin diwujudkan pada lima tahun mendatang terkait posisi Badan Litbang dan pelaksanaan tugas dan fungsinya di bidang pemerintahan dalam negeri. Visi Badan Litbang Kemendagri ditetapkan dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Kementerian Dalam Negeri untuk lima tahun ke depan, kondisi objektif, dinamika lingkungan strategis dan tuntutan perubahan terkait lingkup tugas Badan Litbang kemendagri. Atas pertimbangan tersebut, telah ditetapkan Visi Badan Penelitian dan Pengembangan yaitu:

“POROS PENGHASIL RUMUSANKEBIJAKAN PEMERINTAHAN DALAM NEGERI YANG

INOVATIF DAN VISIONER”

Beberapa kata kunci yang terkandung dalam Visi Badan Litbang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Poros Penghasil Rumusan Kebijakan Pemerintahan Dalam Negeri

Poros atau titik keseimbangan dapat dimaknai bahwa Badan Litbang harus memposisikan diri sebagai yang terdepan dalam proses formulasi, fasilitasi dan evaluasi dalam rangka dihasilkannya kebijakan yang berkualitas melalui proses penyelenggaraan kelitbangan pemerintahan dalam negeri.

2. Inovatif dan Visioner

Rumusan kebijakan yang dihasilkan melalui proses kelitbangan merupakan pembaharuan dan penemuan baru yang mampu menjadi jawaban atas kebutuhan dan harapan dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri ke depan dan dapat diterapkan (applicable).

(26)

berhasil guna bagi terwujudnya pemerintahan dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing.

Gambaran atas posisi strategis Badan Litbang di antara unit-unit kerja Kementerian Dalam Negeri lainnya, yang sekaligus menggambarkan Visi Badan Litbang di atas, sebagaimana dapat digambarkan pada Gambar berikut:

Gambar 2.1 Posisi Strategis Badan Litbang di lingkungan Kementerian Dalam Negeri

2.2 MISI

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi Badan Penelitian dan Pengembangan sebagaimana disebutkan di atas, maka misi yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Memantapkan proses awal dalam perumusan kebijakan Pemerintahan Dalam Negeri berbasis kelitbangan;

2. Mendorong inovasi daerah dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan daya saing daerah;

3. Memantapkan jejaring penelitian antar institusi penelitian dan pengembangan; 4. Memantapkan kelembagaan dan reformasi birokrasi Badan Litbang Kemendagri dan

(27)

2.3 TUJUAN STRATEGIS

Sehubungan dengan ditetapkannya misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri di atas, maka tujuan strategis sebagai penjabaran dari misi adalah sebagai berikut:

M1T1 : Peningkatan kualitas hasil kelitbangan dalam perumusan kebijakan

pemerintahan dalam negeri.

M1T2 : Optimalisasi pendayagunaan rekomendasi hasil kelitbangan oleh para

pemangku kepentingan.

M2T3 : Pembinaan pelaksanaan dan pengembangan inovasi daerah.

M2T4 : Penguatan kebijakan penyelenggaraan inovasi daerah.

M3T5 : Peningkatan dan perwujudan kerjasama penelitian dan pengembangan

dengan institusi/lembaga penelitian dalam dan luar negeri. M4T6 : Penguatan tata kelola penyelenggaraan kelitbangan.

M4T7 : Peningkatan kapasitas dan profesionalitas SDM Kelitbangan.

M4T8 : Fasilitasi pembentukan dan penguatan kelembagaan Litbang daerah.

2.4 SASARAN STRATEGIS

Adapun sasaran strategis yang akan dicapai berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencapai tujuan Peningkatan kualitas hasil kelitbangan dalam

perumusan kebijakan pemerintahan dalam negeri (T1), ditetapkan sasaran

strategis yaitu:

T1S1 : Meningkatnya kualitas laporan kelitbangan

T1S2 : Meningkatnya hasil kelitbangan yang terpublikasi

2. Untuk mencapai tujuan Optimalisasi pendayagunaan rekomendasi hasil kelitbangan oleh para pemangku kepentingan(T2), ditetapkan sasaran strategis

yaitu:

T2S1 : Meningkatnya keterlibatan Badan Penelitian dan Pengembangan dalam

perumusan kebijakan lingkup Kementerian Dalam Negeri

T2S2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil kelitbangan dalam perumusan kebijakan

pemerintahan dalam negeri

3. Untuk mencapai tujuan Pembinaan pelaksanaan dan pengembangan inovasi daerah(T3), ditetapkan sasaran strategis yaitu:

(28)

pemerintahan daerah

T3S2 : meningkatnya kualitas implementasi inovasi daerah

4. Untuk mencapai tujuan Penguatan kebijakan penyelenggaraan inovasi daerah (T4), ditetapkan sasaran strategis yaitu:

T4S1 : tersedianya kebijakan/regulasi/pedoman penyelenggaraan inovasi daerah

5. Untuk mencapai tujuan Peningkatan dan perwujudan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan institusi/lembaga penelitian dalam dan luar negeri

(T5), ditetapkan sasaran strategis yaitu:

T5S1 : terwujudnya kerjasama dalam rangka penyelenggaraan kelitbangan dengan

berbagai lembaga/institusi

6. Untuk mencapai tujuan Penguatan tata kelola penyelenggaraan kelitbangan (T6), ditetapkan sasaran strategis yaitu:

T6S1 : terselenggaranya rencana program dan anggaran Badan Litbang yang

berpedoman pada Rencana Kerja Kemendagri T6S2 : tersedianya pedoman penyelenggaraan kelitbangan

T6S3 : terwujudnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan kelitbangan

T6S4 : tersedianya sarana dan prasarana penunjang kelitbangan;

7. Untuk mencapai tujuan Peningkatan kapasitas dan profesionalitas SDM Kelitbangan(T7), ditetapkan sasaran strategis yaitu:

T7S1 : tersedianya sumber daya manusia fungsional kelitbangan yang kompeten

dan profesional

T7S2 : meningkatnya kinerja sumber daya aparatur kelitbangan

8. Untuk mencapai tujuan Fasilitasi pembentukan dan penguatan kelembagaan Litbang daerah (T8), ditetapkan sasaran strategis yaitu:

T8S1 : terfasilitasinya pembentukan lembaga litbang daerah dalam mendukung

penyelenggaraan pemerintahan daerah

T8S2 : terfasilitasinya penyediaan sumber daya manusia fungsional kelitbangan

daerah

T8S3 : terfasilitasinya penyusunan rencana induk kelitbangan daerah

T8S4 : terfasilitasinya penyediaan pedoman penyelenggaraan kelitbangan daerah

T8S5 : terfasilitasinya kerjasama kelitbangan daerah

T8S6 : terselenggaranya kinerja kelitbangan daerah yang berkualitas

(29)

ditetapkan agar pencapaian sasaran srategis dapat lebih terukur dan kebijakan yang dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut lebih terarah. Keterkaitan antara tujuan, sasaran strategis dan indikator sasaran dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Strategis Badan Litbang Tahun 2015-2019

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Peningkatan kualitas hasil kelitbangan dalam

perumusan kebijakan pemerintahan dalam negeri

1.Meningkatnya kualitas laporan kelitbangan

 Persentase laporan kelitbangan dengan kategori “baik” atas penilaian TPM

2.Meningkatnya hasil kelitbangan yang terpublikasi

 Persentase hasil

kelitbangan yang masuk dalam jurnal ilmiah

2. Optimalisasi pendayagunaan rekomendasi hasil kelitbangan oleh para pemangku kepentingan

1.Meningkatnya keterlibatan Badan Penelitian dan Pengembangan dalam perumusan kebijakan lingkup Kementerian Dalam Negeri

 Persentase keterlibatan Badan Litbang dalam penyusunan kebijakan

2.Meningkatnya pemanfaatan hasil kelitbangan dalam perumusan kebijakan pemerintahan dalam negeri

 Persentase pemanfaatan rekomendasi hasil kelitbangan dalam perumusan kebijakan Kemendagri

3. Pembinaan pelaksanaan dan pengembangan inovasi daerah

1.Meningkatnya penerapan inovasi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

 Persentase daerah yang menerapkan inovasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah  Jumlah invensi hasil

kelitbangan pemerintahan dalam negeri yang

dihasilkan

2.Meningkatnya kualitas implementasi inovasi daerah

 Persentase daerah dengan kategori “baik” dalam penyelenggaraan inovasi daerah

4. Penguatan kebijakan penyelenggaraan inovasi

 Jumlah kebijakan dan peraturan terkait inovasi daerah

5. Peningkatan dan perwujudan kerjasama penelitian dan

pengembangan dengan institusi/lembaga

penelitian dalam dan luar negeri

Terwujudnya kerjasama dalam rangka penyelenggaraan kelitbangan dengan berbagai lembaga/institusi

 Rasio jumlah kerjasama yang diimplementasikan terhadap jumlah dokumen kerjasama

6. Penguatan tata kelola penyelenggaraan

1.Terselenggaranya rencana program dan anggaran

(30)

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

kelitbangan Badan Litbang yang

berpedoman pada Rencana Kerja Kemendagri

dengan rencana kerja;  Nilai akuntabilitas kinerja

Badan Litbang

2. Tersedianya pedoman penyelenggaraan kelitbangan

 Persentase NSPK yang diimplementasikan

3. Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi

penyelenggaraan kelitbangan

 Nilai akuntabilitas

keuangan Badan Litbang;  Persentase tindak lanjut

hasil pemeriksaan keuangan

4. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kelitbangan

 Persentase pemenuhan sarana dan prasarana penunjang sesuai rencana kebutuhan

7. Peningkatan kapasitas dan profesionalitas SDM Kelitbangan

1. Tersedianya sumber daya manusia fungsional

kelitbangan yang kompeten dan profesional

 Persentase pemenuhan kebutuhan pejabat fungsional

2. Meningkatnya kinerja sumber daya aparatur kelitbangan

 Jumlah output kinerja per tahun yang dapat dinilai

8. Fasilitasi pembentukan dan penguatan

kelembagaan Litbang daerah

1. Terfasilitasinya

pembentukan lembaga litbang daerah dalam mendukung

penyelenggaraan pemerintahan daerah

 Persentase daerah yang membentuk Badan Litbang Daerah

2. Terfasilitasinya penyediaan sumber daya manusia fungsional kelitbangan daerah

 Persentase peningkatan jumlah pejabat fungsional keahlian kelitbangan

3. Terfasilitasinya penyusunan rencana induk kelitbangan daerah

 Jumlah daerah yang memiliki rencana induk kelitbangan daerah

4. Terfasilitasinya penyediaan pedoman penyelenggaraan kelitbangan daerah

 Jumlah daerah yang menetapkan NSPK dalam pelaksanaan kelitbangan

5. Terfasilitasinya kerjasama kelitbangan daerah

 Rasio jumlah kerjasama yang diimplementasikan terhadap jumlah dokumen kerjasama

6. Terselenggaranya kinerja kelitbangan daerah yang berkualitas

 Jumlah daerah yang berkategori “baik” dalam penyelenggaraan

(31)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2015-2019

Dalam rangka pelaksanaan arah dan kebijakan Pemerintah, khususnya guna mendukung pencapaian 9 (sembilan) Nawa Cita yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019, Kementerian Dalam Negeri telah merumuskan Visi sebagaimana termuat dalam Renstra Kementerian Dalam Negeri 2015-2019, yaitu: “Kementerian Dalam Negeri Mampu Menjadi POROS Jalannya Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri,

Meningkatkan Pelayanan Publik, Menegakkan Demokrasi dan Menjaga Integrasi

Bangsa”.

Sejalan dengan tugas dan fungsinya untuk mencapai Visi tersebut, Kementerian Dalam Negeri telah menetapkan 5 (lima) Misi sebagai berikut:

1. Memantapkan ideologi dan wawasan kebangsaan dengan memperkuat pengamalan terhadap Pancasila, UUD 1945, kebhinekaan, menegakkan persatuan dan kesatuan, demokratisasi, serta membangun karakter bangsa dan stabilitas dalam negeri.

2. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum melalui harmonisasi hubungan pusat-daerah, menciptakan ketentraman, dan ketertiban umum, serta meningkatkan pendayagunaan administrasi kependudukan.

3. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah melalui peningkatan kapasitas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan serta didukung pengelolaan anggaran dan keuangan yang akuntabel dan berpihak kepada rakyat.

4. Mendorong terwujudnya keserasian dan keadilan pembangunan antar wilayah dan daerah melalui pembangunan dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa serta perbatasan.

5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan efektif dengan didukung aparatur yang berkompeten dan pengawasan yang efektif dalam rangka pemantapan pelayanan publik.

(32)

1. Kokohnya persatuan dan kesatuan serta karakter bangsa melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan kebhinekaan sebagai tatanan dan perilaku hidup berbangsa dan bernegara (T1), dengan sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu: a. Terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa;

b. Terpeliharanya stabilitas politik dalam negeri dalam rangka mewujudkan demokrasi yang berkualitas.

2. Peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan dan tata kelola pemerintahan dan pembangunan di Daerah (T2), dengan sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu: a. Meningkatnya kualitas pelaksanaan otonomi daerah untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah; b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan pembangunan

daerah;

c. Menguatnya peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dalam pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

3. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah (T3), dengan sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif.

4. Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan mendorong percepatan pembangunan desa (T4), dengan sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu meningkatnyakualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pelayanan masyarakat. 5. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil,

dengan dukungan database yang akurat dan terpercaya (T5), dengan sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu:

a. Meningkatnya kualitas database kependudukan nasional sebagai dasar penerbitan dokumen kependudukan;

b. Meningkatnya pendayagunaan database kependudukan nasional bagi pelayanan publik dan kepentingan pembangunan nasional.

6. Peningkatan tata kelola dan kualitas kelembagaan pemerintahan dalam negeri (T6), dengan sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu:

(33)

b. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur bidang pemerintahan dalam negeri;

c. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan Kementerian Dalam Negeri; d. Meningkatnya kinerja dalam mendukung Reformasi Birokrasi.

Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Kementerian Dalam Negeri 2015-2019 yang sejalan dengan Visi, Misi, serta Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri telah menetapkan Arah Kebijakan dan Strategi sebagai berikut:

1. Menjaga persatuan dan kesatuan, serta melanjutkan pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, melalui strategi: a. Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan bidang kesatuan bangsa dan politik; b. Penguatan dan internalisasi ideologi pancasila dan nilai-nilai kebangsaan;

c. Peningkatan peran partai politik dan organisasi kemasyarakatan serta lembaga pendidikan melalui pendidikan politik dan kewarganegaraan;

d. Pembinaan dan pengembangan Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya;

e. Peningkatan kualitas dan fasilitasi penanganan konflik dan gangguan keamanan dalam negeri.

2. Memperkuat koordinasi dan penataan administrasi kewilayahan, melalui strategi: a. Penyusunan dan penataan regulasi administrasi kewilayahan;

b. Peningkatan peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dalam pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah; c. Penataan administrasi wilayah, penegasan batas daerah, dan toponimi;

d. Peningkatan pembinaan kawasan khusus, pertanahan, perkotaan dan batas negara serta pulau-pulau kecil terluar;

e. Peningkatan efektivitas kerjasama perbatasan antar negara di 3 (tiga) negara tetangga di kawasan perbatasan wilayah darat.

3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, melalui strategi:

a. Percepatan penerbitan regulasi dan kebijakan sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

b. Peningkatan kualitas tata kelola Pemerintah Daerah;

(34)

d. Peningkatan kemampuan dan prakarsa pemerintahan daerah terhadap pencapaian kinerja dalam penyelenggaraan otonomi daerah;

e. Peningkatan kinerja pemerintahan daerah otonom baru;

f. Peningkatan keberhasilan penerapan kebijakan otsus/keistimewaan daerah; g. Harmonisasi dan penataan Produk Hukum Daerah agar selaras dengan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

4. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif, melalui strategi:

a. Mendorong penetapan Perda tentang APBD Provinsi/Kabupaten/Kota secara tepat waktu;

b. Mendorong penetapan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi/Kabupaten/Kota secara tepat waktu;

c. Mendorong Peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah dalam APBD;

d. Mendorong penerapan akuntansi berbasis akrual di Daerah;

e. Peningkatan kualitas belanja pada APBD yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, terutama untuk pembangunan infrastruktur, pengelolaan pendidikan, kesehatan dan perumahan;

f. Mendorong Peningkatan kualitas pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Barang Milik Daerah (BMD); g. Mendorong Peningkatan kualitas pengelolaan dana perimbangan dan

kemampuan fiskal daerah.

5. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, melalui strategi:

a. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah;

b. Mendorong harmonisasi, keselarasan, dan sinergitas pembangunan antar Daerah serta antara Pusat dan Daerah;

c. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah. 6. Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah, melalui

strategi:

(35)

c. Peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mencakup 6 urusan wajib dasar, 18 urusan wajib non dasar, dan 8 urusan pilihan;

d. Penyelesaian perselisihan antar daerah terkait dengan urusan pemerintahan. 7. Mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah, melalui strategi:

a. Penerapan kebijakan pelayanan publik di daerah; b. Penguatan kelembagaan PTSP di Daerah;

c. Peningkatan kualitas dan cakupan daerah yang menerapkan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN);

d. Peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat, serta aparat dan kelembagaan pencegahan penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran, termasuk penyediaan layanan dasarnya sesuai SPM.

8. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam memberikan pelayanan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat, melalui strategi:

a. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Peningkatan akuntabilitas, efektifitas, dan transparansi pengelolaan keuangan dan aset desa;

c. Peningkatan kapasitas aparat desa dalam manajemen pemerintahan desa; d. Peningkatan fungsi kelembagaan dan kerjasama desa;

e. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa. 9. Meningkatkan kualitas dan kemanfaatan database kependudukan nasional, melalui

strategi:

a. Penyediaan database kependudukan secara akurat dan terpadu dalam pelayanan kepada masyarakat;

b. Pemanfaatan NIK, Database Kependudukan dan KTP-el secara nyata dalam pelayanan publik, termasuk penyediaan DP4 untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu/ Pemilukada Serentak;

c. Peningkatan kualitas pelayanan dokumen administrasi kependudukan; d. Peningkatan kualitas aparatur di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. 10. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan melanjutkan

reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, melalui strategi: a. Peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan;

(36)

c. Penyediaan sistem informasi yang terintegrasi; d. Peningkatan kualitas pelayanan publik;

e. Peningkatan kualitas kelitbangan dalam perumusan kebijakan; f. Peningkatan kualitas pendidikan dan alumni IPDN.

Memperhatikan arah kebijakan Kemendagri di atas, Badan Litbang memiliki peran strategis dalam mendukung implementasi kebijakan dan strategi Kemendagri dimaksud sesuai dengan tugas dan fungsinya melalui berbagai rumusan kebijakan/regulasi, program, atau model yang perlu diformulasikan dalam rencana program dan kegiatan kelitbangan. Secara khusus, terdapat pula penugasan yang secara langsung diamanatkan kepada Badan Litbang terkait pembinaan inovasi daerah, termasuk penyelesaian regulasi/kebijakan pelaksanaannya.

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BADAN LITBANG 2015-2019

Arah kebijakan dan strategi Badan Penelitian dan Pengembangan tahun 2015-2019 disusun dengan memperhatikan: 1) fokus pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan 2015-2019, dikaitkan dengan kewenangan sesuai tugas dan fungsinya; 2) orientasi dukungan pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, serta arah kebijakan dan strategi Kementerian Dalam Negeri 2015-2019; dan 3) pencapaian program prioritas RPJMN 2015-2019 terkait pelaksanaan agenda Nawa Cita, khususnya yang menjadi penugasan kepada Kementerian Dalam Negeri dan Badan Penelitian dan Pengembangan.

Atas pertimbangan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan menetapkan arah kebijakan dan strategi 2015-2019 sebagai berikut:

1. Mendorong pemantapan regulasi dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri yang bersumber dari hasil kelitbangan yang berkualitas, melalui strategi:

a. Penyiapan landasan regulasi/kebijakan yang menjadi kewenangan Kementerian Dalam Negeri, terutama dalam hal:

1) Percepatan penerbitan regulasi/kebijakan sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

(37)

b. Penyediaan rekomendasi atas pelaksanaan regulasi/kebijakan dalam rangka efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri, utamanya dalam aspek-aspek berikut:

1) Aspek Otonomi Daerah

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan daerah pada setiap entitas penyelenggara pemerintahan daerah;

 penataan daerah otonom dan otonomi khusus;

 evaluasi kinerja daerah dan peningkatan kapasitas dalam mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah;

 peningkatan efektifitas kebijakan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian daerah pada perangkat daerah;

 peningkatan keselarasan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;

 penataan organisasi perangkat daerah;

 evaluasi pemekaran daerah otonom;

 pengembangan otonomi desa dalam format otonomi daerah;

 Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam penyusunan rencana kegiatan dan anggaran.

2) Aspek Politik

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 peningkatan peran organisasi politik dan kemasyarakatan;

 penanganan konflik;

 penguatan wawasan kebangsaan;

 penguatan fungsi representasi anggota DPRD;

 efektifitas dan efisiensi pemilukada serentak. 3) Aspek Pemerintahan Umum

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 peranan gubernur selaku wakil pemerintah pusat;

 pelimpahan wewenang kepala daerah kepada camat;

(38)

 model pembiayaan urusan pemerintah pusat yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah;

 dan efektivitas Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri.

4) Aspek Administrasi Kewilayahan

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 model pembinaan kawasan khusus, perkotaan, batas negara serta pulau-pulau kecil terluar yang dikembangkan;

 pembinaan kapasitas aparat dan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas);

 peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan dalam upaya pencegahan penanggulangan bencana dan bahaya kebakaran;

 penataan administrasi wilayah, penegasan batas daerah, dan toponimi; penguatan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda);

 kewenangan camat dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah;

 pengelolaan dan perlindungan wilayah konservatif di pesisir laut, dan pulau-pulau kecil pada area segitiga terumbu karang dan pembangunan kelautan dalam menghadapi dampak perubahan iklim;

 evaluasi pemberian ijin pemanfaatan lahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

 optimalisasi pemanfaatan kawasan budidaya dan pengamanan kawasan lindung, pemanfaatan struktur ruang.

5) Aspek Pemerintahan Desa

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa;

 evaluasi perkembangan desa/kelurahan;

 penguatan kapasitas pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan desa;

 peningkatan pendapatan asli desa melalui penguatan pasar desa dan BUMDes;

(39)

 penyelenggaraan pemerintahan desa dan desa adat;

 pengembangan data profil desa dalam perencanaan pembangunan desa;

 pengembangan model penilaian lomba desa. 6) Aspek Kependudukan

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 peningkatan kesadaran penduduk dalam mengurus dokumen kependudukan;

 pendayagunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitas tunggal yang terintegrasi;

 peningkatan tertib administrasi kependudukan. 7) Aspek Pembangunan Daerah

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 peningkatan penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah;

 evaluasi dan penilaian penerapan dan pelaksanaan SPM pada urusan pemerintahan daerah;

 peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah;

 peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka pembangunan daerah;

 penerapan desentralisasi dalam rangka percepatan pembangunan daerah;

 optimalisasi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan rencana pembangunan daerah;

 peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi ekowisata daerah;

 pengembangan pembangunan daerah berbasis pelestarian lingkungan hidup, sanitasi, dan air bersih, energi terbarukan serta menumbuh kembangkan ketahanan pangan lokal.

8) Aspek Keuangan Daerah

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

(40)

 peningkatan kualitas pengelolaan BUMD, BLUD dan BMD;

 pembinaan dan fasilitasi dana perimbangan dan pinjaman daerah;

 peningkatan kualitas pengelolaan dana perimbangan dan kemampuan fiskal daerah;

 pembinaan pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah; peningkatan kapasitas SDM pengelola keuangan daerah;

 pengembangan investasi daerah;

 efektifitas dan efisiensi penggunaan biaya upah pemungutan pajak;

 model kerjasama pemda dalam rangka pengembangan investasi;

 pengembangan kelembagaan Forum Pengembangan Ekonomi Daerah (FPED) dalam mendorong investasi untuk menanamkan modal di daerah melalui pemberian insentif dan kemudahan akses permodalan;

 pengembangan potensi ekonomi daerah melalui produk unggulan daerah dan pemetaan potensi daerah.

9) Aspek Inovasi Daerah

Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 keterpaduan peran antar lembaga dan teknologi dalam inovasi daerah;

 penguatan kebijakan/regulasi inovasi daerah;

 penguatan daya saing daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

 peran lembaga masyarakat dalam pelaksanaan inovasi daerah;

 percepatan pengarustamaan inovasi dalam kebijakan pembangunan nasional dan daerah;

 pengembangan inovasi daerah berdasarkan potensi dan karakteristik daerah.

10)Aspek Sumber Daya Manusia (SDM), Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Rekomendasi atas pelaksanaan kebijakan lima tahun mendatang agar berfokus kepada:

 evaluasi dan penilaian pelayanan terpadu satu pintu dalam pengelolaan SDM, ketatalaksanaan dan kelembagaan pada pemerintah daerah;

(41)

 pengembangan kultur organisasi pemerintah daerah yang efektif dan efisien;

 membangun sikap keteladanan dan inovatif di kalangan aparatur sipil negara;

 serta peran atasan dalam merubah paradigma yang berfokus pada implementasi fungsi operatif menuju paradigma yang berfokus pada empowering human capital dalam menjalankan knowledge management.

c. Evaluasi terhadap implementasi regulasi/kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri, terutama terkait dengan implementasi undang tentang pemerintahan daerah, undang tentang desa, undang-undang tentang administrasi kependudukan, dan turunan peraturan pelaksanaannya;

d. Penyiapan kerangka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dengan orientasi jangka panjang, dilaksanakan secara multi years dengan dukungan kegiatan pengembangan, perekayasaan, dan penerapan, dengan fokus pada:

1) Penyelenggaraan sistem desentralisasi dan otonomi daerah, serta penataan kewenangan pusat dan daerah yang ideal;

2) Pemantapan inovasi daerah sebagai salah satu faktor utama peningkatan pelayanan publik dan daya saing daerah guna menciptakan kesejahteraan masyarakat;

3) Pemantapan penyelenggaraan sistem politik dalam negeri; 4) Penataan sistem pengelolaan keuangan daerah.

e. Melaksanakan diseminasi hasil-hasil kelitbangan, melalui:

1) Penyediaan dan penyebarluasan kertas kerja kebijakan (policy paper) dan risalah kebijakan (policy brief) kepada para pemangku kepentingan;

2) Publikasi hasil kelitbangan melalui berbagai bentuk media cetak dan elektronik, seperti penulisan jurnal ilmiah terakreditasi, seminar nasional, dan diskusi publik.

2. Memfasilitasi penguatan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri, melalui strategi:

a. Penciptaan invensi dan inovasi dari hasil kelitbangan; b. Pembinaan pelaksanaan inovasi daerah, utamanya melalui:

(42)

2) Pembangunan komitmen dan konsensus inovasi daerah; 3) Pelembagaan potensi inovasi daerah;

c. Evaluasi dan penilaian atas pelaksanaan inovasi daerah, melalui penyusunan pedoman penilaian atas pelaksanaan inovasi daerah;

d. Penyediaan insentif atas pelaksanaan inovasi daerah, melalui pemberian penghargaan kepada daerah yang lebih maju dalam pelaksanaan inovasi daerahnya melalui Innovation Government Award (IGA);

3. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi di lingkungan Badan Litbang Kemendagri, melalui strategi:

a. Penyediaan NSPK kelitbangan, antara lain dengan menyusun standar operasional prosedur, pedoman teknis operasional, kode etik, dan peraturan pendukung lainnya;

b. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Kelitbangan;

1) Penempatan aparatur sesuai minat dan kualifikasi yang didasarkan pada hasil tes kompetensi;

2) Melakukan analisis jabatan untuk memenuhi struktur dan fungsi organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi;

3) Penerapan sistem pengembangan karir pejabat struktural dan fungsional khusus sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

4) Mengikutsertakan aparatur dalam diklat teknis, diklat fungsional, diklat terkait serta seminar/workshop/lokakarya nasional dan internasional; c. Peningkatan kualitas dan sinergitas program kelitbangan;

1) Mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan kelitbangan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

2) Melakukan fasilitasi program dan kegiatan kelitbangan yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Kemendagri;

3) Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program dan kegiatan kelitbangan yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Kementerian Dalam Negeri;

d. Peningkatan efektifitas, efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan anggaran Badan Litbang;

(43)

2) Menyesuaikan pola kerja internal dengan mengacu pada prinsip akuntabilitas, transparansi dan sinergi yang terpadu;

e. Peningkatan kualitas layanan administrasi kelitbangan.

4. Mengoptimalkan aspek-aspek pendukung guna peningkatan kualitas penyelenggaraan kelitbangan, melalui strategi:

a. Mendorong implementasi kerjasama yang telah terbangun antar jejaring kelitbangan;

1) Mengadakan rapat koordinasi secara berjenjang untuk membahas kegiatan kelitbangan, antara lain melalui: rapat manajemen kelitbangan; rapat kerja substansi kelitbangan pemerintahan dalam negeri; rapat pembinaan jabatan fungsional peneliti dan perekayasa; rapat koordinasi nasional kelitbangan pemerintahan dalam negeri; rapat koordinasi teknis bidang tertentu secara parsial; FKPPD; dan FKK.

2) Meningkatkan pemahaman aparatur tentang regulasi dan mekanisme pelaksanaan kerjasama hubungan internasional melalui sosialisasi, bimbingan teknis, dan workshop;

b. Penyediaan dan optimalisasi pendayagunaan data center untuk kepentingan kelitbangan;

c. Mendorong pengembangan dan kelayakan sarana dan prasarana pendukung kelitbangan antara lain: gedung, perpustakaan, laboratorium data, dan display inovasi;

d. Peningkatan pengelolaan majalah berkala ilmiah terakreditasi sebagai media publikasi hasil kelitbangan yang berkualitas.

5. Mengoptimalkan peran dan fungsi kelitbangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, melalui strategi:

a. Pembentukan dan penguatan lembaga litbang daerah;

1) Memantapkan penyelenggaraan kegiatan kelitbangan model satu pintu; 2) Melakukan evaluasi kinerja kelembagaan dan ketatalaksaan perangkat

daerah;

b. Fasilitasi penerapan NSPK kelitbangan;

1) Evaluasi dan Penilaian Norma standar prosedur dan kriteria tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan tidak nepotisme, kolusi dan korupsi; 2) Menyesuaikan pola-pola hubungan kerja kegiatan kelitbangan dengan

Gambar

Gambar 2.1  Posisi Strategis Badan Litbang di lingkungan Kementerian Dalam Negeri
Tabel 2.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Strategis Badan Litbang Tahun 2015-2019
Tabel 3.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran dengan Arah Kebijakan Strategi Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri Tahun 2015-2019
Tabel 4.1 Target Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2015-2019
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan keterampilan pengolahan ubi jalar ungu menjadi produk kembang goyang bagi Ibu-ibu PKK dan anggota

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual.. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2015 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut :.

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijualc. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (

Sesuai dengan Surat Penetapan Pemenang dari Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran Nomor : 11/PAN/BA-B.PB.34/PU-PSW/2013 Tanggal

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses

Berdasarkan pada isi Pasal 34 Ayat (1) UUD 1945 serta penjelasannya di atas, semangat yang terkandung dalam konstitusi ekonomi tersebut sangat sesuai dengan

Berdasarkan hasil uji validitas dari seluruh item pernyataan yang ada dalam instrumen penelitian ini baik item variabel experiential marketing, perceived quality dan