dekat ke arah pengamat disebabkan cahaya bulan menyinari air laut. Biasanya yang diukur adalah tepi atasnya.
Mengukur Tinggi Bintang
Untuk mengukur tinggi bintang ada tiga cara yang dapat dilaksanakan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah pengambilan awal.
Alhidade dan tromol disetel pada kedudukan nol. Garis pandangan diarahkan ke benda sasaran, kemudian alhidade pelan-pelan diturunkan sementara itu bayangan benda yang terlihat dipertahankan pada cermin kecil yang disepuh sampai suatu saat cakrawala terlihat pada cermin tembus. Perlu diingat saat menurunkan jangan sampai bayangan benda itu terlihat pada cermin yang disepuh akibatnya bayangan benda akan hilang dari pandangan.
Pada umumnya cara yang terakhir ini wring digunakan selain dapat dan praktis hasil pengukurannya paling baik.
Catatan :
- pada pengukuran matahari / bulan, yang diturunkan dan disinggungkan pada horizon adalah tepi bahwa atau tepi alas.
Catatan :
Cara ini sulit dilaksanakan apabila benda sasaran kecil sekali, sedangkan cakrawala masih terang diakibatkan cahaya matahari sehingga benda sasaran yang kita turunkan hilang sementara is di bawah / ke bawah sebagai pengukuran tidak akan berhasil tanpa dimulai lagi dari awal mula. 2. Sextan dibalik dan boa pegang dengan tangan kiri, garis pandangan
diarahkan pada benda sasaran. Alhidade digeser pelan-pelan sehingga cakrawala kelihatan di cermin kecil yang tembus kemudian sextan dibalik kembali di pegang pada tangan kanan. Dalam hal ini bukan bintang yang akan kita turunkan ke horizon kita geser sampai ke benda angkasa.
3. Cara yang ketiga ini dibantu tabel HO 2102 atau Staf Finder gunanya untuk mendapat tinggi perkiraan dan azimuth benda angkasa yang ada pada tabel tersebut. Sextant disetel pada ukuran tinggi yang ditunjukkan. Sextant diarahkan ke jurusan yang ditunjukkan oleh azimuth. Benda angkasa dicari beberapa waktu karena dalam pada itu alhidade digoyang-goyang ke muka ke belakang begitu juga azimuthnya, sextant digoyangkan ke kanan dan ke kiri, maka bayangan benda angkasa akan terlihat pada cermin kecil / yang disepuh.
Apabila seseorang sedang melakukan pengamatan tinggi suatu benda angkasa, lebih baik apabila disertai seorang pembantu untuk mencatat waktu. Sehingga nilai-nilai atau hasil-hasil yang diperoleh lebih tepat. Sewaktu pengukuran tinggi hampir selesai maka si pengamat hendaknya berteriak Siap sehingga pembantu yang rd di kamar peta sambil mengamati pergerakan jarum Chronometer.
Dalam hal ini jarum panjang yaitu jarum yang menunjukkan detik, pada sat tinggi ukur diperoleh si pengamat berteriak "ya".
Urut-urut pembacaan Chronometer : Pertama-tama : jarum detik
Kedua : jarum menit Ketiga : jarum jam
Hal ini dikarenakan sudut pergerakan antara detik, menit dan jam tidak sama.
Apabila tidak ada pembantu, si pengamat mempersiapkan sebuah stopwatch tatkala pengamatan tinggi ukur benda angkasa diperoleh stopwatch dihidupkan, pengamat menuju kamar peta untuk membaca jarum Chronometer, berbarengan dengan stopwatch dimatikan maka saat penilikan diperoleh dan PPW dikurangi dengan waktu antara stopwatch dihidupkan sampai stopwatch dimatikan.
Misalnya :
Chronometer dibaca : 10 1530
10 1530 Beda waktu antara stopwatch
Hidup sampai stopwatch dimatikan : 10
Maka waktu pengukuran yang benar : 10" 15" 30"
Pada sextant tromol pembacaan dilakukan pada tiga tahap Z Pertama pembacaan derajat pada lembidang busur
Lihat gambar :
Perawatan Sextant
Sextant modern dibuat dengan sempurna sehingga diharapkan mampu digunakan untuk jangka waktu yang lama dengan menghasilkan sudut pengukuran yang benar. Bagaimanapun apabila digunakan secara kasar (sembrono) maka sudut pengukuran kurang teliti. Apakah is sekali pernah jatuh, walaupun pelan sekali akan menghasilkan pengukuran yang kurang baik, apabila ini terjadi, sextant harus diperiksa dan diserahkan pada seorang yang ahli.