• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPLORASI MANGAN SUMBAWA BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPLORASI MANGAN SUMBAWA BESAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

EKSPLORASI MANGAN DI SUMBAWA BESAR,

KABUPATEN SUMBAWA,

PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

Oleh : Moe’tamar

Kelompok Program Penelitian Mineral

Sari

Eksplorasi mangan di Sumbawa Besar tepatnya dilaksanakan di daerah Olat Maja Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusatenggara Barat mencakup daerah seluas (11 km x 6 km) yang dilakukan dengan metoda penyelidikan: pemetaan geologi dan mineralisasi skala 1 : 25.000.

Dari penyelidikan ini telah didapat 2 daerah mineralisasi yaitu mineralisasi mangan di Olat Baramayung dan Mineralisasi berupa endapan deluvial yang mengandung oksida besi

manganese ? di S.Pasar, lereng barat bukit Olat maja.

Potensi Sumberdaya Hipotetik bijih mangan di daerah Olat Baramayung sebanyak 735.553,00 ton dan endapan deluvial tipe gossan oksida besi manganese ? sebesar 37.500 ton.

Hingga ditulisnya proseding ini hasil analisis laboratorium baik fisika mineral maupun kimia belum selesai

PENDAHULUAN

Dalam tahun anggaran 2006, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Eksplorasi Endapan Mangan di daerah Sumbawa Besar Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Secara geologi, daerah ini masih mempunyai potensi terdapatnya mineral logam dan mineral-mineral lainnya. Batuan Vulkanik dan batuan terobosan sebagai pembawa mineral logam yang merupakan batuan utama di daerah ini mempunyai prospek terdapatnya endapan Mineral logam.

Maksud dilakukannya eksplorasi mangan di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah mengidentifikasi indikasi cebakan bijih mangan secara akurat dan mempelajari kondisi geologi serta tipe cebakan tersebut.

Tujuannya untuk mengetahui sebaran bijih secara horizontal maupun vertikal sehingga bisa diketahui potensi sumber daya hipotetiknya.

Secara Administratif daerah kegiatan eksplorasi Mangan terletak di Sumbawa Besar tepatnya daerah Olat Maja Kab. Sumbawa (Gambar1)

Metoda penyelidikan yang di lakukan dalam eksplorasi endapan mangan ini meliputi :

1.Kegiatan Penyelidikan Lapangan 2.Analisis Laboratorium

Penyelidik terdahulu yang

melakukan penyelidikan di daerah Kab. Sumbawa antara lain :

ƒ Bemmelen (1949) mendeskripsi dan menyusun geologi dan sumberdaya mineral Pulau Sumbawa termasuk daerah penyelidikan. Yang dipublikasikan dalam “The Geology of Indonesia Vol II Economic Geology.

(2)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

ƒ Ir. Amir Faizal Suud, Ir. Nono Suratno dan Ir. Gagarin Sembiring menyusun buku mengenai Lokasi dan Potensi Sumberdaya Mineral (Bahan Galian Gol. B dan C)

ƒ PT. Newmont Nusa Tenggara

melakukan penyelidikan tentang Porphyry copper gold deposit di Batu hijau, Jereweh oleh Simon J J Meldrum et al 1993

ƒ PT. Mitra Sumbawa Minerals, th 1997 melakukan penyelidikan logam dasar. GEOLOGI UMUM

Ditinjau dari tatanan Tektonik terbentuknya P. Sumbawa erat kaitannya dengan penunjaman Lempeng Hindia yang berarah utara–timurlaut di bawah Daratan Sunda yang menerus mulai dari P. Sumatera – Jawa terus ke arah timur membentuk Busur Kepulauan Banda yang terbentuk pada masa Kenozoikum, yang dilandasi oleh batuan gunung api kalk alkalin dari busur dalam Banda yang masih aktif hingga sekarang.oleh batuan sedimen pinggiran benua yang beralaskan batuan malihan

Geologi daerah Sumbawa disusun oleh terbentuknya batuan gunung api Tersier (Miosen Awal) breksi-tuf (Tmv) bersifat andesit dengan sisipan tuf pasiran, tuf batuapung dan batupasir tufan. Satuan breksi tuf ini menjemari dengan batuan sedimen yaitu satuan batu pasir tufan (Tms) dan juga satuan batugamping (Tml).Kemudian diterobos oleh batuan terobosan (Tmi) yang terdiri dari andesit, basal, dasit, dan batuan yang tak teruraikan, diperkirakan berumur Miosen Tengah. Diatasnya diendapkan Batu gamping koral (Tmcl) pada Miosen Akhir dilanjutkan pada pliosen diendapkan batulempung tufan (Tpc) dengan sisipan batupasir dan kerikil hasil rombakan gunungapi, menindih tidak selaras batuan yang lebih tua (Tmv danTms), kemudian diendapkan batuan gunungapi kuarter yang diendapkan dimulai dari satuan breksi Tanah Merah (Qot), Batuan Breksi Andesit- Basal (Qv) dan satuan Lava-Breksi (Qhv), juga diendapkan batuan sedimen kuarter yaitu terumbu koral yang terangkat (Ql), terakhir pada Holosen

diendapkan aluvium dan endapan pantai (Qal). (Gambar 2)

HASIL PENYELIDIKAN

Penyelidikan di daerah Olat Maja Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa dilakukan pada daerah seluas (11 km x 6 km) yang dilakukan dengan metoda penyelidikan: pemetaan geologi dan mineralisasi skala 1 : 25.000, pengambilan conto ‘channel’ pada singkapan bijih mangan, pembuatan paritan sebanyak 1 lokasi, lintasan terukur 1 lokasi dan sumur uji 4 lokasi. Dalam penyelidikan ini telah diperoleh conto terpilih sebanyak 40 conto untuk dianalisis kimia, 17 conto analisis petrografi dan 11 conto analisis bijih serta 9 conto untuk analisis berat jenis. Dari hasil penyelidikan lapangan akan diketahui pola penyebaran litologi batuan, mineralisasi mangan serta hubungan dari keduanya

Geologi Dan Mineralisasi Daerah Eksplorasi Mangan di Sumbawa Besar Daerah olat Maja

Batuan yang terdapat di daerah penyelidikan terdiri dari Satuan Batuan Breksi gunungapi, Satuan Batuan Tufa dan Breksi tufa, Satuan Batuan Tufa gampingan, Satuan Batuan Batugamping, Satuan Batuan Andesit, Satuan Batuan Diorit dan Aluvial. (Gambar 2). Sebagian dari batuan tersebut terbreksikan dan mengalami ubahan silisifikasi hingga argilik Dari pengamatan di lapangan batuan ini dipengaruhi oleh struktur patahan geser menganan (dextral)maupun mengiri (Sinistral)

Batuan lainnya yang terdapat di daerah penyelidikan berupa endapan aluvial rawa dan sungai .

(3)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI kelurusan topografi serta adanya mata air

yang mengandung sulfur dan besi yang tinggi. Pola dan kelurusan di daerah

penyelidikan, baratdaya-timurlaut, baratlaut-tenggara. Sedangkan pola aliran

sungai yang diperkirakan mendukung adanya pola sesar adalah aliran S Lenteh yang bermuara pada teluk Ailepok.

Mineralisasi Mangan di Olat Baramayung

Mineralisasi mangan di Olat Baramayung terdapat pada punggungan bukit olat Baramayung pada ketinggian 175 m dpl, luas singkapan mineralisasi kurang lebih (25 x 100)m2. Endapan mangan dijumpai dilapisan satuan batuan sedimen tufa gampingan diduga terdiri dari mineral manganit (?). Secara megaskopis sifat mangan di lokasi ini berwarna abu-abu metalik hingga hitam, berbutir halus hingga kasar, tekstur masif hingga laminasi kadang-kadang membentuk kristal dengan kilap logam. Mineralisasi ini mempunyai arah dan kemiringan yang relatif sama dengan batuan tufa gampingan U335°T/24° (foto 1,2 dan gambar 4, 5). Secara stratigrafi kedudukan mangan berada dilapisan satuan batuan tufa gampingan sedangka tufa gampingan menindih diatas satuan batuan breksi gunungapi. Singkapan mangan ini menunjukkan adanya ubahan silisifikasi dan struktur foliasi yang diduga diakibatkan adanya terobosan diorit.

Untuk perhitungan sumberdaya hipotetik dibuat Paritan Lintasan terukur (LT-1) guna pengambilan conto alur (Channel sampling) setiap 2m dan setiap adanya perubahan komposisi fisik, dan terkumpul

conto sebanyak 18 conto (gambar 4)

Endapan mangan sekunder Baramayung

Proses pembentukan endapan sekunder sangat didominasi oleh media air, sehingga jejak-jejak pembentukannya dicirikan oleh ciri fisik dan bentuk struktur yang spesifik, seperti diantaranya adanya struktur perlapisan.

Endapan mangan Baramayung dijumpai dilapisan satuan batuan sedimen tufa

gampingan diduga terdiri dari mineral manganit (?). Secara megaskopis sifat mangan di lokasi ini yang telah disebutkan diatas diantaranya tekstur masif hingga laminasi kadang-kadang membentuk kristal dengan kilap logam. Mineralisasi ini mempunyai arah dan kemiringan yang relatif sama dengan batuan tufa gampingan. Berdasarkan ciri tersebut diatas maka mineralisasi mangan di daerah penyelidikan termasuk kedalam tipe endapan mangan sekunder (foto 1 dan 2).

Mineralisasi gosan (oksida besi manganese ?) di S. Pasar, lereng barat bukit Olat Maja.

Secara umum geologi daerah hulu sungai A. Pasar (skala 1:2.500) tersusun oleh 2 macam batuan yaitu Tufa pasiran dan Batulempung tufaan yang berlapis baik dengan kedudukan U220T/25. Batuan tufa pasiran mengalami ubahan silisifikasi hingga Argilik, batuan ini termasuk satuan batuan tufa dan breksi tufa dalam (peta geologi 1:25.000) yang diperkirakan berumur Oligosen hingga Miosen Bawah ( Peta geologi dan potensi bahan galian Nusatenggara Barat oleh N. Suratno) sedangkan batuan lempung tufaan berlapis baik dan tidak mengalami ubahan di duga diendapkan diatas batuan tufa pasiran (gambar 6).

Diatas singkapan tersebut tersebar endapan deluvial batuan breksi yang termineralisasi pada fragmennya tersebar bintik-bintik coklat kehitaman dan coklat kemerahan berupa oksida besi manganese ? dan diduga mineral pirit yang sudah terubah ?. Sedangkan pada fragmen batuan yang halus berupa pasir hingga kerikil serta pada semen (matrik) terlihat mineralisasi oksida besi/limonitik lebih dominan dan diduga gosan. Pada beberapa tempat kadang kadang terlihatadanya bintik bintik berwarna kebiruan dan kehijauan yang diduga azurit dan malakit yang terlihat pada conto SB-92-R

(4)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI dihulu S. Pasar seluas kurang lebih

(100x250) m2 tersingkap pada ketinggan 200 m hingga 280m dpl. .Pada daerah mineralisasi ini dibuat satu buah paritan sepanjang 25 m dan 4 buah sumur uji (foto 4)

Model Endapan

Mineralisasi yang terdapat di S. Pasar kemungkinan berupa gossan yang mengandung oksida besi manganese, pada daerah ini terindikasi adanya dua sesar yang diduga sangat berperan dalam pembentukan mineralisasi gossan pada daerah ini. Selain itu juga adanya intrusi diorit maupun andesit yang bekerja didaerah penyelidikan diduga berpengaruh terjadinya pembentukan mineral ini.

Oksida besi manganese yang berupa bongkah-bongkah ini diduga terbentuk akibat proses pelapukan/oksidasi residual dari mineral mineral mafik yang terkandung dalam tufa andesitik-dasitik (host rock) yang berkomposisi besi magnesium -aluminium silika.

Pada proses pelapukan ini terjadi akibat fluktuasi permukaan air tanah naik, proses ini garam-garam besi yang larut dalam air tanah diubah menjadi besi fero hidroksida. Kemudian saat musim kemarau terjadi penurunan air tanah, sehingga besi feri hidroksida tertinggal dipermukaan, kemudian bereaksi dengan oksigen dari udara dan air permukaan, pada saat tersebut fero hidroksida dirubah menjadi feri hidroksida yang lebih stabil, yaitu limonit yang umumnya berwarna coklat kekuningan dan mengendap di permukaan.

Potensi Endapan Mangan di daerah Olat Maja

Untuk menghitung potensi Endapan Mangan dilakukan dengan cara menghitung volume bijih dikalikan dengan berat jenis mangan. Maka rumus yang digunakan adalah : Mineralisasi Mangan di Olat Baramayung

Berdasarkan pengamatan penyebaran lapisan mangan kearah strike atau jurus(Utara-selatan) yang terlihat kurang lebih 100 m, sedangkan penyebaran lapisan mangan kearah kemiringan (dip =24o) jika diasumsikan penambangan dilakukan mencapai kedalaman 50 m maka didapat luas lapisan mangan adalah L=(100 x (50 : sin 24o)) m2 = ( 100 x 122,9296677) m2 = 12.292,96677 m2.

Berdasarkan Parit Lintasan Terukur LT-1 maka didapat ketebalan lapisan mangan yang berkadar tinggi diperkirakan setebal 12,50m .

Untuk menghitung Volume adalah V= luas x tebal = (10.292,96677 x 12,50)m3 = 147.510,60124 m3.

Untuk menghitung tonase maka diperlukan data analisis SG atau berat jenis rata-rata yang masih dikerjakan di Laboratorium Fisika Mineral, sementara belum selesai hasil labortaorium maka diasumsikan dengan berat jenis mangan yang standar dengan nilai SG mangan = 5.

Untuk Potensi endapan Mangan C = (volume x SG) ton = (147.510,60124 x 5) ton = 735.553,00 ton.

Mineralisasi tipe gossan besi manganese ? di hulu S. Pasar

Penyebaran deluvial gossan yang mengndung oksida besi manganese berdasarkan pengamatan dilapangan seluas 25.000 m2

(5)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI jenis mangan yang terendah yaitu nilai SG

= 4.

Untuk Potensi endapan deluvial gossan C = (volume x SG) ton = (9.625 x 4) ton= 37.500 ton.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyelidikan mineralisasi bijih mangan di kabupaten Sumbawa ( daerah Olat Maja) maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebaga berikut :

• Mineralisasi logam di daerah Olat Maja, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, ditemukan 2 lokasi yaitu Mineralisasi Mangan tipe Sedimenter yang terletak di bukit Olat Baramayung dan Mineralisasi berupa endapan deluvial yang mengandung oksida besi manganese ? yang terletak dihulu S. Pasar, lereng bukit Olat Maja , ditafsirkan sebagai endapan oksidasi residual.

• Potensi Sumberdaya Hipotetik bijih mangan di daerah Olat Maja terdiri dari :

¾ Bijih Mangan Tipe

Sedimenter di bukit Olat Baramayung dengan Sumberdaya Hipotetik sebesar 147.510,60 m3, bila diasumsikan SG (berat jenis) mangan = 5 maka

menjadi sebesar 735.553,00 ton.

¾ Endapan deluvial tipe

gossan besi manganese ?

yang terletak di hulu S. Pasar mempunyai Sumberdaya Hipotetik sebesar = 9.625 m3 bila diasumsikan SG (berat jenis) mangan=4 maka menjadi sebesar 37.500 ton ¾ Potensi deluvial gssan

(oksida besi) ini tidak ekonomis ditambang.

Saran-saran

Berdasarkan hasil penyelidikan dan kesimpulan diatas disarankan khususnya mineralisasi mangan tipe sedimenter olat Baramayung perlu dilakukan penyelidikan lanjutan dengan metoda pemetaan geologi detail untuk mengetahui penyebaran mangan dipermukaan dan metoda geofisika untuk mengetahui penyebara mangan kearah vertikal di bawah permukaan (sub surface).

DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, R.W. van 1949, The Geology of Indonesia Vol.II, Martinus Nijhoff, The Hague.

Dhamari A., Bijih Mangan dalam arti

ekonomi,Balai Pengolahan Djawatan Pertambangan.

Djumsari A., 2003, Penyelidikan Geokimia Regional, Bersistem Lembar Sumbawa, Kab. Sumbawa dan Dompu Prov. Nusatenggara Barat Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral, Bandung.

Gurniwa A., Sumartono, 2003, Penyelidikan Geokimia Regional, Bersistem Lembar Bima, Kab. Bima dan Dompu Prov. Nusatenggara Barat Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral, Bandung.

Sismin, Data Digital Potensi Bahan Galian Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung Sudrajat A., S.Andi Mangga., dan N.

Suwarna, 1998, Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusatenggara Barat sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

(6)
(7)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 1. Peta Lokasi Eksplorasi Endapan Mangan di Kab. Sumbawa, Provinsi NusaTenggara Barat

(8)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 3. Peta Geologi, Ubahan dan Mineralisasi daerah Olat Maja,Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa.

(9)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Foto 2 Salah satu lokasi conto paritan lintasan terukur, bijih mangan warna abu-kehitaman metalik mungkin manganit dan warna coklat kemerahan diduga hematit LT-1(segmen

(10)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

(11)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 5 Peta Sketsa Penampang lintasan terukur LT-1 serta lokasi conto mangan daerah bukit Baramayung, desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape.

Foto 3 Memperlihatkan endapan deluvial gossan besi manganese yang tersebar di hulu S. Pasar lokasi dekat SU-1

(12)

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Eksplorasi Endapan Mangan di Kab. Sumbawa, Provinsi NusaTenggara Barat
Gambar 3.  Peta Geologi, Ubahan dan Mineralisasi daerah Olat Maja,Kecamatan Lape dan
Gambar 4  Peta penyebaran bijih mangan arah jurus 335o dan kemiringan 24o lokasi di bukit Olat Baramayung, Desa Labuhan Kuris kecamatan Lape
Gambar 5  Peta Sketsa Penampang lintasan terukur LT-1 serta lokasi conto mangan daerah bukit Baramayung, desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape
+2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole Dipole Untuk Eksplorasi Mangan (Mn) Di Gunung Sadeng Kecamatan Puger Kabupaten Jember telah diuji

Perilaku petani dalam pembayaran zakat pertanian di Desa Labuhan Kuris Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa yang cenderung mengikuti adat atau kebiasaan

Secara umum, koleksi anggrek yang ditemukan di lokasi penelitian di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Balik Bukit telah ditanam atau dikonservasikan

Adapun Indikasi mineralisasi yang terdapat di wilayah penyelidikan ditandai dengan dijumpai bijih besi terdapat beberapa lokasi yang letaknya dibagian barat

Pada hari ini Jum’at Tanggal Lima Bulan Agustus Tahun dua ribu sebelas (05-08-2011) bertempat di Sekretariat ULP Kabupaten Sumbawa Jalan Garuda Nomor 1 Sumbawa

Berdasarkan jenis tumbuhan lumut yang telah ditemukan di Kawasan Air Terjun Bukit Gatan Kecamatan STL Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas dengan 3 titik lokasi

Telah dilakukan analisis kandungan logam berat mangan dan nikel pada sedimen di sekitar Pesisir Teluk Lampung.. Konsentrasi logam mangan dan nikel ditentukan

Penelitian eksplorasi mineral mangan menggunakan metode Polarisasi Terinduksi (IP) telah dilakukan di daerah Kasihan, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan..