• Tidak ada hasil yang ditemukan

03. PROSEDING LONG PAHANGAI Wahyu Widodo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "03. PROSEDING LONG PAHANGAI Wahyu Widodo"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN LONG PAHANGAI KABUPATEN MAHAKAM ULU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Wahyu Widodo dan Rudy Gunradi

Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Hasil prospeksi mineral logam di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu antara lain didapatkan data sekunder hasil sebaran mineral berat penyelidik terdahulu dan data primer hasil survey tinjau di Kecamatan Long Pahangai serta prospeksi di hulu S. Buan. Metodologi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah penyontohan geokimia sedimen sungai, tanah, batuan dan mineral berat serta pengamatan geologi dan alterasi.

Dari seluruh kegiatan yang dilakukan sedikitnya ada lima lokasi prospek mineral logam mulia - logam dasar, untuk dicermati dan ditindaklanjuti. Ke lima lokasi tersebut adalah (1). Hulu S. Buan - S. Oso - S.Semue; (2). Hulu S. Buluh - S. Hingat - Danum Biang - S. Nah - S. Batok; (3). S. Melaseh - S. Tasan; (4). Hulu S.Musan - S. Batui dan (5). Hulu S. Kenyik di sebelah utara Desa Long Bluu.

Lokasi-lokasi tindak lanjut yang disarankan adalah Hulu S. Buan - S. Oso - S.Semue dan Hulu S. Buluh - S. Hingat - Danum Biang - S. Nah - S. Batok untuk dilakukan pemetaan geologi detil dan survey geokimia tanah dengan pengambilan conto tanahnya menggunakan system kisi (grid) sedangkan untuk hulu S. Melaseh - S. Tasan, hulu S.Musan - S. Batui dan (hulu S. Kenyik di sebelah utara Desa Long Bluu untuk dilakukan pemetaan geologi semi detil dan studi geokimia tanah sepannjang punggungan.

Pendahuluan

Prospeksi mineral logam di Kabupaten Mahakam Ulu di latarbelakangi adanya Surat Bupati Mahakam Ulu Nomor 503/303/Bappeda-TU.P/X/2013 Tanggal 4 Oktober 2013 Kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, daerahnya untuk dilakukan Inventarisasi dan penelitian potensi sumber daya mineral, batubara, minyak dan gas bumi serta fasilitasi pembangunan bidang ketenagalistrikan di daerahnya.

Prospeksi mineral logam dimaksudkan untuk menghimpun data primer potensi mineral logam dengan tujuan untuk melengkapi Bank Data Sumber Daya Mineral Logam Nasional di Pusat Sumber Daya Geologi/Badan Geologi dan dengan harapan menemukan potensi baru mineral logam serta dapat membantu pemerintah daerah dalam menentukan daerah yang

memungkinkan untuk dijadikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan komoditi mineral logam.

Lokasi daerah prospeksi berada di Kecamatan Long Pahangai dan sekitarnya, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, (Gambar 1)Daerah ini dari Balikpan/Samarinda dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat sampai ke Tering, selanjutnya dengan speedboard sampai ke Long Pahangai.

Metodologi yang dilakukan antara lain pengamatan geologi, pengambilan conto sedimen sungai, konsentrat dulang, batuan dan tanah sepanjang punggungan.

Hasil Prospeksi

(2)

Geologi Kecamatan Long Pahangai Stratigrafi Kecamatan Long Pahangai disusun oleh sepuluh satuan batuan, urutan tua ke muda sebagai berikut: (Gambar 2 dan Gambar 3).

Satuan batuan tertua di daerah ini adalah batuan metamorf yang disusun oleh spilit, rijang, batusabak dan batulempung merah, berumur Yura - Kapur, (H.Z. Abidin dkk., 1993).

Satuan batuan relatif lebih muda seperti yang teramati disepanjang Sungai Mahakam yang didominasi oleh batupasir termetakan berselang seling dengan batulempung dan batulanau termetakan, serpih, argilit, filit dan batu lempung,. Secara mikroskopis salah satu diantaranya batupasir termetakan dengan komposisi kuarsa 52%, Feldspar/plagioklas 15%, kriptokristalin 7%, illit 3%, mineral opak 10%, mikrogranular silica 5% dan karbonat/kalsit 8%. Satuan batuan ini setara dengan Kelompok Embaluh berumur Kapur, (H.Z. Abidin dkk., 1993). Satuan batuan ini diterobos oleh granit biotit - hornblende dan granodiorit yang dikenal sebagai Granit Topai berumur Kapur (H.Z. Abidin dkk., 1993).

Satuan batuan gunungapi yang terdiri tufa, aglomerat, riolit, ignimbrit, satuan batupasir kuarsa dan satuan serpih-batulanau, merupakan satuan-satuan batuan relatif lebih muda dari satuan batuan sebelumnya, masing-masing satuan batuan tersebut di atas dikenal sebagai kelompok batuan gunungapi Nyaan, kelompok batupasir Haloq dan Kelompok Mahakam Formasi Batu Kelau, Formasi Batu Ayau, berumur Eosen, (H.Z. Abidin dkk., 1993).

Batuan andesit piroksen sedikit terubah (Plagioklas 70%, piroksen 10%, biotit 10%, garnet 3%, mineral opak 2% dan klorit 5%), diorit, granodiorit yang dikenal sebagai kelompok batuan terobosan Sintang mengintrusi batuan metasedimen (Kelompok Embaluh), berumur

Oligo-Miosen, (H.Z. Abidin dkk., 1993), ditemukan di hulu S. Buan.

Batuan diorit porfiri dengan komposisi plagioklas 82%, biotit 5%, karbonat 10%, epidot 1% dan mineral opak 2% ditemukan di S. Pahangai, S. Uso (cabang S. Mahakam) dan pada S. Buan (cabang kiri hulu S. Kunih), memperlihatkan ubahan argilik lanjut yang kontak dengan perselingan batulanau, batulempung dan batupasir.

Dari lokasi pendulangan/ pengambilan conto sedimen sungai di S. Hingat dan S. Buluh, float batuan yang diketemukan didominasi oleh batuan diorit sedangkan mineral berat dari pendulangan selain butiran emas juga teramati zirkon dan garnet. Walaupun pada lokasi pengambilan conto tersebut singkapannya batulanau termetakan, namun patut diduga pada bagian hulu S. Buluh dan S. Hingat kemungkinan terdapat kontak antara batuan termetakan dengan diorit seperti halnya yang ditemukan di S. Buan.

Kelompok batuan gunungapi yang terdiri dari lava andesitik-basaltik, breksi lava, tufa, aglomerat dan breksi lahar mendominasi di bagian barat laut area Kecamatan Long Pahangai, dikenal sebagai Kelompok batuan gunungapi Metulang, berumur Miosen, (H.Z. Abidin dkk., 1993).

Endapan permukaan yang pengendapannya masih ber- langsung sampai sekarang disebut sebagai endapan aluvial.

Struktur sesar berarah timur laut - barat daya berkembang pada batuan sedimen termetakan (Kelompok Embaluh) seperti yang terlihat di bagian barat laut dan tenggara wilayah Kecamatan Long Pahangai sedangkan sesar berarah barat laut - tenggara seperti yang ditemukan di hulu S. Buan berkembang pada kontak antara batuan sedimen termetakan dengan batuan diorit.

(3)

letakan pendulangan endapan sedimen di Kecamatan Long Pahangai dari pengamatan megaskopis dan mikroskopis dengan butiran emas berukuran VVFC - MC. Butiran emas ditemukan bersamaan dengan garnet dan zirkon sedangkan beberapa lokasi diantaranya bersamaan dengan butiran sinabar.

Ada dua perbukitan yang dilingkari kumpulan beberapa lokasi keterdapatan butir emas dan sinabar, yaitu :

a. Perbukitan di hulu S. Buan - S. Uso dan S. Semue di bagian timur serta didukung dengan singkapan batuan diorit terubah termineralisasi pirit (argilik - argilik lanjut dan piritisasi).

b. Perbukitan di hulu S. Buluh - S. Hingat- Danum Biang - S. Nah - S Batok dengan didukung adanya float diorit terubah (argilik dan piritisasi).

Potensi Endapan Bahan Galian

Studi mineral berat dari 49 conto dulang pengamatan di bawah mikroskop mineral berat yang teridentifikasi secara umum adalah ilmenit, kuarsa, magnetit, piroksen dan oksida besi (> 90 %) berturut-turut garnet dan rutil 70 - 80 %; sinabar 41 %; emas 37 % dan korundum 22 %. Diketahui 20 lokasi diantaranya terdapat adanya buriran emas berukuran VVFC - MC dan 19 lokasi butiran sinabar, sedangkan pada 9 lokasi diantaranya keberadaannya bersama-sama antara butiran emas dan sinabar, (Gambar 4).

Indikasi mineralisasi yang teramati adanya gejala piritisasi pada float batuan terubah (pengersikan, argilik) serta argilik lanjut pada singkapan diorit.

Sebaran anomali unsur Cu, Pb, Zn, Ag, Au, As dan Sb conto sedimen sungai berdasarkan hasil perhitungan statistik dan butiran emas, sinabar tampilkan pada Gambar 5.

Sebaran anomali unsur Cu, Pb, Zn, Ag, Au, As dan Sb conto tanah dari hulu S. Buan, seperti halnya conto sedimen sungai ditampilkan pada Gambar 6.

Pengukuran spektra untuk melakukan analisis mineral ubahan yang terkandung dalam batuan yang direfleksikan dalam tanah hasil pelapukan batuan diharapkan dapat mencerminkan mineral ubahan dalam batuan asalnya. Pengukuran spektra 75 conto tanah menggunalan alat Portable Infrared Mineral Analizer, mineral yang teridentifikasi secara umum adalah argilik/ Kaolinite - Illite Group, (G.J. Corbett & T.M. Leach, 1995).

Interpretasi Model Endapan : Adanya butiran emas yang dijumpai bersama-sama dengan sinabar dapat diperkirakan/ diinterpretasikan bahwa model endapan mineralnya terjadi pada suhu rendah.

Melihat kenyataan dilapangan bahwa tempat diketemukan butiran emas, sinabar beberapa diantaranya sudah berada di lereng bukit seperti yang ada bi bagian hulu S. Buan - S. Uso dan S. Uso dan S. Semue serta di hulu S. Buluh - S. Hingat- Danum Biang - S. Nah - S Batok.

Dari pengamatan mineragrafi dari conto batuan yang diambil di hulu S. Buan menunjukkan adanya kandungan logam pirit dan kalkopirit, sehingga daerah ini diduga merupakan prospek untuk logam emas - tembaga dan diharapkan juga daerah lain di hulu S. Buluh - S. Hingat- Danum Biang - S. Nah - S Batok, karena kondisi geologinya mirip juga merupakan prospek mineralisasi yang sama.

Namun demikian dengan tingkat penyelidikan yang telah dilakukan belum dapat mendapatkan sumber daya mineral logam yang di harapkan.

Kesimpulan

(4)

1. Daerah 1 : Perbukitan di hulu S. Buan - S. Uso - S. Semue dengan dasar pertimbangannya adalah :

a. Geologi singkapan dan sebaran batuan diorit terubah (argilik - argilik lanjut) kontak dengan batuan sedimen termetakan Kelompok Embaluh berumur Kapur - Paleosen b. Daerah ini merupakan area sebaran

anomali Cu, As, Sb sedimen sungai. c. Daerah ini dikelilingi lokasi-lokasi keterdapatan butiran emas dan beberapa bersama-sama dengan butiran sinabar.

d. Dari conto tanah punggungan yang diambil di hulu S. Buan di beberapa lokasi ditemukan kumpulan sebaran anomali unsur-unsur Cu-Sb; Au-Pb-Zn-As; Cu-Au; Au-Pb; Au-Ag-As dan Cu-Ag-As-Sb di lingkungan batuan diorit terubah (argilik - argilik lanjut), (Gambar 8).

2. Daerah 2 : Perbukitan di hulu S. Buluh - S. Hingat - Danum Biang - S. Nah - S. Batok, dasar pertimbangannya adalah : a. Ditemukannya float diorit terubah

(argilik) di hulu S. Buluh di dalam lingkungan batuan sedimen termetakan, sehingga diduga pada bagian puncak perbukitannya terdapat kontak keduanya. Dugaan ini diperkuat dengan keterdapatan mineral garnet dari pendulangannya dari pengamatan megaskopis lapangan dan mikroskopis di laboratorium.

b. Merupakan area sebaran anomali Au, Ag, Cu, Pb, Sb sedimen sungai. c. Perbukitan daerah 2 dikelilingi

lokasi-lokasi keterdapatan butiran emas dan beberapa juga bersamaan dengan sinabar. adanya garnet dalam pendulangan yang menandakan kemungkinan kontak antara batuan intrusif dengan batuan sedimen termetakan di bagian hulunya. 3. Daerah 3 : Perbukitan di hulu S.

Melaseh - S. Tasan, pertimbangannya

berdasarkan data yang didapatkan adanya :

a. Geologinya merupakan sebaran batuan gunungapi berumur Mio-Pleistosen.

b. Merupakan sebaran anomali unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn sedimen sungai, c. Keterdapatan butiran emas

bersama-sama sinabar.

4. Daerah 4 : Perbukitan di hulu S.Musan - S. Batui, pertimbangannya berdasarkan data yang ditampilkan :

a. Geologi merupakan sebaran batuan sedimen termetakan Kelompok Embaluh berumur Kapur - Paleosen. b. Merupakan sebaran anomali Au, Cu,

Ag sedimen sungai.

c. Keterdapatan butiran emas dan sinabar pada lokasi berbeda.

5. Daerah 5 : Perbukitan di hulu S. Kenyik sebelah utara Kampung Long Bluu, data yang ditampilkan :

a. Geologi merupakan sebaran batuan gunungapi Mio-Pleistosen.

b. Sebaran anomali unsur Pb, Zn, Sb, As sedimen sungai.

c. Keterdapatan butiran emas dan sinabar serta adanya kegiatan pendulangan emas warga di hulu S. Kenyik (pada perbukitan di sebelah utara kampung Long Bluu).

Berdasarkan uraian di atas baik dari data lapangan maupun hasil analisis laboratorium maka disarankan untuk dilakukan penyelidikan lanjutan pada kelima daerah tersebut :

a. Pada daerah 1 (hulu S. Buan) dan daerah 2 (hulu S. Buluh) untuk dilakukan pemetaan geologi rinci, pengambilan conto geokimia tanah dan batuan system kisi (grid) dengan interval 50/ 100 m pada sebaran diorit terubah dan sekitarnya.

(5)

Bluu) untuk dilakukan pemetaan geologi semi rinci, studi geokimia

tanah dan batuan sepanjang punggungan interval 100 m.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin H.Z., Pieters P.E. dan Sudana D., 1993; Peta Geologi Lembar Long Pahangai, Kalimantan skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Baharuddin, Pieters P.E., Sudana D. dan Mangga A.A., 1993; Peta Geologi Lembar Long Nawan, Kalimantan skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Corbett G.J. & Leach T.M., 1995, Southwest Pasific Rim Gold/Copper System. A workshop presented for the Society of Exploration Geochemists at Townsville, 20-21 May 1995. Djaswadi S., Sumpena A., Suryana A., 1988; Laporan Penyelidikan Pendahuluan Geologi dan

Geokimia Daerah K.P. DU. 902 dan 903 G. Badat, Hulu Mahakam, Kalimantan Timur. Wahyu Widodo, Hotma Simangunsong, 1988; Laporan Penyelidikan Geologi Pendahuluan Daerah Kerihun Timur, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Kutai, Provinsi Kalimantan Timur.

http://mahakamulukab.go.id/ overview/#geography

(6)

Gambar 2. Peta Geologi Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur

(7)
(8)

Gambar 5. Peta Sebaran Anomali Unsur Logam Conto Sedimen Sungai, Butir Emas dan Sinabar Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur

(9)

Gambar 7. Peta Gabungan Sebaran Anomali Geokimia Sedimen Sungai, Butiran Emas - Sinabar dan Geologi, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi

Kalimantan Timur.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Prospeksi Mineral Logam di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu,  Provinsi Kalimantan Timur
Gambar 2. Peta Geologi Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur
Gambar 4.  Foto Mikrograf Hasil Identifikasi Mineral di Bawah Mikroskop Stereo Binokuler Conto Konsentrat Dulang
Gambar 5.  Peta Sebaran Anomali Unsur Logam Conto Sedimen Sungai, Butir Emas dan Sinabar Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran jarak jauh dapat diselenggarakan dalam modus pengorganisasian tunggal (single mode), ganda (dual mode), atau konsorsium. Pengorganisasian Pembelajaran jarak

aktivitas forum diskusi dan chatting sebanyak 48% siswa tidak memberikan komentar pada forum diskusi dan chatting, dan 32% siswa kadang-kadang memberikan komentar dalam

Kegiatan bauran promosi yang dikombinasikan dengan adanya strategi pengembangan produk pelayanan, memberikan kontribusi bertambahnya volume penjualan bagi TIKINDO. Hal

Di antara senyawa alkana berikut ini, yang diperkirakan akan mempunyai titik didih paling rendah adalah

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 7: Terampil Bermitra dan Memasarkan Produk Usaha Mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan

Fermentasi Susu Jagung Menggunakan Isolat Terpilih dan Uji Organoleptik Sampel penelitian adalah susu jagung, diperoleh dari proses ekstraksi biji jagung yang dipanaskan dengan

Profil perkembangan moral remaja pada tahap pasca konvesional di Komplek Polda Balai Baru Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang dari 51 orang remaja

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik Simak Bebas Limat Cakap (SBLC) dengan menyimak tulisan yang terdapat pada rubrik Peristiwa tabloid Nova