• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI)

Woro S. Sulistyaningrum

Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, BAPPENAS

(2)

Kerangka Paparan

Kondisi dan Tantangan Penanggulangan

Kemiskinan

Disain MP3KI

Strategi P3KI di Koridor Ekonomi

Quick Wins MP3KI

Penghidupan yang Berkelanjutan

(3)
(4)

Tingkat Kemiskinan 2004-2013

Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta

penduduk miskin per tahun. Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2013 sebesar 11,37% atau 28,07 juta jiwa. Berkurang 0,59 juta jiwa dibandingkan tahun 2012 (target RKP 2014 sebesar 9,5%-10,5%)

4 16.66 15.97 17.75 16.58 15.42 14.15 13.33 12.49 11.96 11.37 -2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 -5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(5)

Jumlah Penduduk Miskin Per Provinsi 2013 (Kota + Desa)

5 -500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 A c e h Su m a te ra U ta ra S u m a te ra B a ra t Ria u Ja m b i Su m a te ra Se la ta n B e n g k u lu L a m p u n g K e p u la u a n Ria u DK I J a k a rt a Ja w a B a ra t Ja w a T e n g a h DI Y o g y a k a rt a Ja w a T im u r B a n te n Ba li N u sa T e n g g a ra B a ra t N u sa T e n g g a ra T im u r K a li m a n ta n B a ra t K a lim a n ta n T e n g a h K a lim a n ta n S e la ta n K a li m a n ta n T im u r S u la w e si U ta ra S u la w e si T e n g a h S u la w e si S e la ta n S u la w e si T e n g g a ra G o ro n ta lo Su la w e si B a ra t M a lu k u M a lu k u U ta ra P a p u a B a ra t P a p u a

Jumlah Penduduk Miskin Kota (Ribu Jiwa) Jumlah Penduduk Miskin Desa (Ribu Jiwa)

Penduduk Miskin Per Provinsi masih didominasi di daerah Perdesaan dibandingkan di Perkotaan

(6)

Persentase Penduduk Miskin Per Provinsi 2013 (Kota + Desa)

6 -5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 A c e h S u m a te ra U ta ra Su m a te ra Ba ra t Ria u Ja m b i S u m a te ra S e la ta n Be n g k u lu L a m p u n g K e p u la u a n R ia u DK I J a k a rt a Ja w a Ba ra t Ja w a T e n g a h DI Y o g y a k a rt a Ja w a T im u r B a n te n Ba li N u sa T e n g g a ra Ba ra t N u sa T e n g g a ra T im u r K a lim a n ta n B a ra t K a li m a n ta n T e n g a h K a lim a n ta n Se la ta n K a lim a n ta n T im u r Su la w e si U ta ra Su la w e si T e n g a h S u la w e si S e la ta n S u la w e si T e n g g a ra G o ro n ta lo S u la w e si B a ra t M a lu k u M a lu k u U ta ra P a p u a Ba ra t P a p u a

Persentase Penduduk Miskin Desa (%) Persentase Penduduk Miskin Kota (%)

Penduduk Miskin Per Provinsi masih didominasi di daerah Perdesaan dibandingkan di Perkotaan

(7)

Kondisi Kemiskinan Saat Ini

Jumlah Near Poor atau Kelompok Rentan Semakin Besar

Tahun 2010 (%)

Miskin Hampir Miskin Hampir Tidak Miskin Tidak Miskin Total

T a h u n 2 0 0 9 ( %) Miskin 44.30 20.21 15.14 20.34 100.00 Hampir Miskin 21.52 22.66 21.76 34.06 100.00 Hampir Tidak Miskin 11.54 15.16 23.90 49.41 100.00 Tidak Miskin 2.94 4.71 9.74 82.61 100.00 Catatan: Miskin : Di bawah GK Hampir Miskin : Antara 1 - 1,2 GK Hampir Tidak

Miskin : Antara 1,2 - 1,5 GK Tidak Miskin : Di Atas 1,5 GK

Antara tahun 2009 dan 2010:

• Sekitar 55,7% penduduk miskin tahun 2009 keluar dari kemiskinan pada tahun 2010.

• Sebaliknya terdapat kelompok yang tidak tergolong miskin tahun 2009, yaitu 21,52% RTHM, 11,54%RTHTM, dan 2,94%RTTM jatuh kedalam kemiskinan pada tahun 2010.

Sumber : BPS

7

(8)

Rumah Tangga Sasaran (RTS)

Kategori Rumah Tangga (RT) PSE 05 PPLS 08 PPLS 2011 Rumah Tangga (%) Rumah Tangga (%) Anggota Rumah Tangga (ART) Rumah Tangga (%) Anggota Rumah Tangga (ART) Sangat Miskin 3.894.314 20.4 2.989.865 17.1 15.944.536 3.013.796 16.3 16.003.996 Miskin 8.236.990 43.1 6.828.824 39.1 25.190.010 3.198.982 17.3 14.300.683 Hampir Miskin 6.969.601 36.5 7.665.288 43.8 19.261.505 6.164.987 33.2 24.004.988 Rentan Miskin - - - 6.164.754 33.2 21.177.500 TOTAL 19.100.905 100 17.483.983 100 60.396.051 18.542.521 100 75.478.167

• Jumlah RT Sangat Miskin di tahun 2011 bertambah dibandingkan pada tahun 2008; • Meskipun RT Hampir miskin menurun antara tahun 2008 ke 2011, namun jumlah

(9)

PERMASALAHAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Perencanaan dan/atau pelaksanaan program/ kegiatan penanggulangan

kemiskinan belum optimal:

– menyangkut ketidaktepatan sasaran, ketidakpaduan lokasi dan waktu, dan

koordinasi antar program/ kegiatan maupun program/ kegiatan pemerintah pusat dan daerah yang belum selaras;

– program-program pro-rakyat Klaster-4 belum terlaksana secara sistematis dan terstruktur

– penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terisolir/ terpencil, daerah perbatasan masih belum efektif;

– peran dan kapasitas TKPKD di beberapa daerah belum optimal;

– Pemekaran wilayah yang terus menerus menyulitkan dalam perencanaan dan penganggaran

Social exclusion

(marjinalisasi), seperti kepada penduduk: disable, lansia,

berpenyakit kronis, non-ktp, dan kelompok rentan lainnya

Kebijakan makro yang kurang optimal dalam mendukung upaya penanggulangan

kemiskinan

Sebagian masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah untuk meningkatkan

kesejahteraan mereka, termasuk yang terkait dengan pendidikan dan kesehatan

ibu dan anak

(10)

Tantangan Utama

Penanggulangan Kemiskinan

Pertumbuhan ekonomi masih belum mampu menyerap tenaga kerja penduduk

miskin, seperti di pertanian

Pertumbuhan penduduk relatif cukup besar

Petani dan nelayan dihadapkan pada lahan usaha yang terbatas serta

terjadinya perubahan iklim

Kapasitas dan peluang usaha masyarakat miskin masih rendah

Laju urbanisasi yang pesat memperparah kemiskinan perkotaan

Peningkatan penyerapan tenaga kerja sektor formal menghadapi tantangan

isu ketenagakerjaan

Masih banyak daerah terisolir, dengan akses pelayanan dasar rendah

Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang komprehensif

Social exclusion

(marjinalisasi), seperti kepada penduduk: disable, berpenyakit

kronis, ilegal, dll

10

Akibat Kondisi Kemiskinan saat ini dan Tantangan di Depan, Diperlukan Rencana

(11)
(12)

Outlook

Target Kemiskinan dan

Tingkat Ekonomi

17.000 2012 2014 2020 2025 Tingkat Kemiskinan (%) Elastisitas PDB/Kapita ($PPP) Garis Kemiskinan (ribu rupiah) 11,66 9-10 6-7 4-5 0,243 0,083 0,045 0,023 248,707 4.956 276,007 602,196 853,111 5.500 12.000 t a h u n 12

(13)

KERANGKA DESAIN MP3KI

SEJAHTERA, BEBAS DARI KEMISKINAN ABSOLUT DAN MEMILIKI KAPABILITAS PENGHIDUPAN YANG TINGGI DAN BERKELANJUTAN

• MENGEMBANGKAN SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL NASIONAL

• MENINGKATKAN PELAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN

•MENGEMBANGKAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

Penyiapan kelembagaan BPJS dan supply side

pendukung

Perluasan program bersasaran (targeted)

Pengembangan koridor pulau dan kawasan

khusus di pusat pertumbuhan dan non

pusat pertumbuhan

PRASYARAT INSITUSI PENDUKUNG DAN IMPLEMENTASI MP3KI

PRASYARAT KONDISI EKONOMI: PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI

MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR VISI STRATEGI UTAMA STRATEGI PELAKSANAA N MISI 13

(14)

MP3KI : GERAKAN NASIONAL PENGURANGAN KEMISKINAN

PUBLIC-PRIVATE-PEOPLE PARTNERSHIP

Komponen Saat ini

MP3KI

2013 - 2014 2015 - 2025 A. Mekanisme Ekonomi

- Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan inklusif (MP3EI) - Stabilitas Ekonomi

Makro

Pengendalian Inflasi dan Kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat

B. Afirmasi (Keberpihakan)

- Program 4 Klaster Belum terpadu lokasi dan waktu, terutama untuk kantong kemiskinan

• Terpadu lokasi dan

waktu, terutama kantong kemiskinan

• Sinergi dengan program daerah dan CSR

• Konsolidasi program bantuan sosial

unified data base

- Sistem Jaminan Sosial Sistem dan cakupan terbatas

• Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas

• Sistem semakin

lengkap (BPJS lainnya) dan universal coverage - Sustainable Livelihood Terbatas  daya tahan

penduduk miskin rentan

• Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion dan supply chain MP3EI)

- Dukungan Data belum terpadu • Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju

(15)

AGENDA TRANSFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

MP3KI 2013-2025 dan RPJMN 2015

2019

Sistem perlindungan sosial yang komprehensif

Pengembangan

penghidupan penduduk miskin & rentan

Peningkatan pelayanan dasar bagi penduduk miskin & rentan

Bantuan & perlindungan sosial

Pemenuhan kebutuhan dasar & program pro rakyat

Pemberdayaan

masyarakat dan UMKM

Rekonsiliasi

Transformasi & Ekspansi

Sistem jaminan sosial Sistem bantuan sosial

Jaminan layanan dasar Infrastruktur dasar terpadu

Kapabilitas & produktivitas Pembangunan partisipatif

Keberlanjutan

2013-2014

2015-2020

2021-2025

RPJMN 2010 - 2014 RPJMN 2015 - 2019

Fase

MP3KI

Kl asi fik asi Pr o gr am

d

an

K egiat an 15

(16)

TRANSFORMASI:

Perlindungan Sosial, Pelayanan Dasar dan

Penghidupan Berkelanjutan

1. Beasiswa Miskin 2. Jamkesmas 3. PKH 1. Bantuan Regular 2. Bantuan Temporer 3. Jaminan Kesehatan KL A ST ER I 1. Raskin 2. BLT (diperlukan saat krisis) 3. dll. Pelayanan Dasar Bantuan Sosial 1. Beasiswa Miskin 2. Rumah Layak Huni 3. Sanitasi 4. PKH 5. Infrastruktur dasar lainnya • PNPM • KUR • Program

Pro-Rakyat 1. Pinjaman modal dan aset 2. Peningkatan keterampilan 3. Peningkatan akses pasar KL A ST ER II-III IV SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL YANG KOMPREHENSIF PENINGKATAN PELAYANAN DASAR PENGEMBANGA N PENGHIDUPAN (PENGUATAN PENGHIDUPAN EKONOMI) Aset Manusia Aset fisik Aset SDA Aset Finansial Aset Sosial JAMINAN SOSIAL BANTUAN SOSIAL ASURANSI SUKARELA INFRASTRUKTUR DAN SARANA PELAYANAN PUBLIK PERLUASAN JANGKAUAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN PENGEMBANGAN SUSTAINABLE LIVELIHOOD Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, serta Perluasan dan Peningkatan Kesempatan Kerja

KONDISI SAAT INI STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN/ OUTCOME

(17)

Sinergi MP3KI dan Pengembangan Potensi Ekonomi

dalam MP3EI

(ilustrasi Koridor Jawa)

Intervensi pada Area Pusat Pertumbuhan bagi Populasi Terlatih:

•Kebijakan pendukung industri padat karya

•Peningkatan program kemitraan

Intervensi pada Area Pusat Pertumbuhan bagi Populasi tak Terlatih:

•Pembangunan Sekolah Kejuruan

•Peningkatan kapasitas SDM pasca sekolah dan kewirausahaan

•Fasilitasi pendirian usaha sebagai penyedia barang dan jasa (supplier)

untuk aktifitas industri inti

Intervensi pada Area non-Pusat

Pertumbuhan :

•“Keroyok” kantong

kemiskinan dengan 4 klaster program PK dan pendukung lainnya, termasuk infrastruktur dasar

•Akses dari pusat

pertumbuhan ke non-pusat pertumbuhan (transportasi)

•Modernisasi sektor

pertanian

•Penguasaan hak guna

atas tanah sebagai faktor produksi primer dalam sektor pertanian

•Mendorong peralihan

tenaga kerja dari sektor pertanian dan

perkebunan ke sektor industri

(18)

Sinergi MP3KI dan MP3EI

Tujuan:

Mempercepat upaya pengurangan kemiskinan

Menghindarkan dan mengurangi kesenjangan pendapatan antar penduduk

Strategi:

Meningkatkan efek

spill over

dari pusat-pusat pertumbuhan MP3EI ke wilayah

Meningkatkan kapasitas penduduk untuk memanfaatkan peluang

Implementasi (antara lain):

Kebijakan umum: industri padat karya dan upah minimum

Meningkatkan akses (transportasi) dari pusat pertumbuhan ke non pusat

pertumbuhan

Membangun Sekolah Kejuruan dan melaksanakan berbagai diklat

kewirausahaan dan ketrampilan

Mendorong program kemitraan antara perusahaan dan UKM lokal

Mempermudah penyediaan permodalan dan pembentukan wira usaha

(

bussines start-up

) serta outlet pemasaran (pasar-pasar lokal).

(19)

# PERLINDUNGAN SOSIAL YANG MENYELURUH #PERLUASAN PELAYANAN DASAR # PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

PRIORITAS PENANGANAN LOKASI TERMISKIN

Penanganan Kawasan Khusus Kawasan Perbatasan Lingkungan Hutan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Masyarakat Adat Terpencil Permukiman Kumuh dan Ilegal

Wilayah dengan jumlah penduduk miskin dan

tingkat kemiskinan yang tinggi Wilayah dengan jumlah penduduk miskin yang tinggi Wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi

(20)

Instrumen MP3KI

Jangka Pendek-Menengah

- 6 kecamatan

- Uji coba pendekatan

penghidupan

berkelanjutan melalui

perlindungan dan

pengembangan aset,

khususnya perluasan

akses ekonomi

-

pendanaan:

anggaran K/L di lokasi

pilot

Pengembangan

Penghidupan

Berkelanjutan

(LIVELIHOOD)

- 273 kecamatan

- Penambahan

(on top)

BLM PNPM Mandiri

-

pendanaan:

block

grant

dari Kementerian

PENGUATAN Kecamatan

Kantong Kemiskinan

- 157 kecamatan

- Pola

keroyokan

di

lokasi kemiskinan

terpilih

-

pendanaan:

anggaran reguler,

block grant

dari

Kementerian, dan

APBD

PERCEPATAN Pengurangan

Kemiskinan

(Quick Wins)

Ketiga instrumen dilaksanakan dengan menggunakan platform PNPM

(21)
(22)

Koridor Sumatera

• Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin dan rentan produkif ke dalam sektor industri pengolahan unggulan

• Pengembangan aktivitas rantai pengolahan yang bersifat

penambahan nilai (value added) untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan komoditas

unggulan berbasiskan agro industri

• Perbaikan rantai distribusi komoditas unggulan yang berpihak kepada

petani kecil

• Pengembangan ekonomi lokal di pulau-pulau terluar berbasis potensi alam daerah setempat

Strategi Utama

(23)

Koridor Jawa

Meningkatkan penyerapan tenaga kerja miskin usia produktif ke sektor formal

di wilayah perkotaan

Penguatan dan pembinaan ekonomi informal perkotaan

Penjaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial bagi penduduk miskin

dan rentan, khususnya di daerah terpencil

Pengembangan ekonomi perdesaan sektor pertanian dan non-pertanian yang

bersifat padat karya

Strategi Utama

(24)

Koridor Kalimantan

• Peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia masyarakat miskin perdesaan dan perkotaan

• Pengembangan dan diversifikasi sumber usaha masyarakat miskin berbasis sumber daya alam

• Penyediaan dan pengembangan infrastruktur dasar terpadu, yaitu: listrik, saniti, air bersih, dan

transportasi alternatif bagi masyarakat perdesaan

• Pemberian jaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial di wilayah perdeaan, terpencil dan perbatasan

Strategi Utama

(25)

Koridor Sulawesi

Pemenuhan kebutuhan dasar

Perlindungan sosial bagi kelmpok

miskin dan rentan

Pengembangan ekonomi

perdesaan bidang pertanian dan

perkebunan

Pengembangan kawasan

minapolitan berbasis sumber daya

perikanan dan kelautan yang

bersifat padat karya

Strategi Utama

(26)

Koridor Bali - Nusa Tenggara

Pemenuhan kebutuhan dasar, difokuskan pada upaya untuk mengatasi kendala

ketersebaran penduduk

Perlindungan sosial yang lebih difokuskan pada peningkatan jangkauan penerima

beasiswa miskin di wilayah terpencil

Pengembangan penghidupan di daerah-daerah pertumbuhan dan

non-pertumbuhan

Strategi Utama

(27)

Koridor Papua

Kep. Maluku

• Pengenalan budaya pertanian dan perikanan menetap dan insentif serta berkelanjutan

• Pengembangan pemusatan pemukiman penduduk secara terpadu

• Penyediaan dan perluasan akses layanan pendidikan, kesehatan, dan keuangan bagi penduduk miskin, khususnya di wilayah terisolir

• Pengembangan kawasan pariwisata bahari yang

mengutamakan penggunaan SDM lokal

Strategi Utama

(28)
(29)

Penentuan prioritas lokasi berdasarkan jumlah/tingkat kemiskinan dan kriteria lain

Identikasi kebutuhan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan dan

pemenuhannya

g a p s

VERI

FIKASI

KEBUTU

HANPembahasan kebutuhan

definitif bersama para pihak di lokasi prioritas terpilih. PEREN CANAAN D AN PEN G ANG G ARA N Perencanaan dan penganggaran secara detail di dalam APBN/ APBD/sumber pendanaan lain IM PL EM EN TAS I Pelaksanaan dan monitoring Penetapan LOKASI Identifikasi KEBUTUHAN PEMENUHAN kebutuhan

Penanganan Lokasi

Quick Wins

MP3KI

(30)

30

Kriteria Penetapan Kecamatan sebagai

Lokasi

Quick Wins

TA 2013

KRITERIA UMUM

Kecamatan dengan jumlah penduduk miskin terbesar

Kabupaten/kota sebagai prioritas MP3KI

Prioritas I: jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan tinggi

Prioritas II: jumlah penduduk miskin tinggi

Prioritas III: tingkat kemiskinan tinggi.

Kabupaten/kota penerima program-program penanggulangan kemiskinan (4 klaster)

Kabupaten yang masuk kategori daerah tertinggal

Kecamatan penerima program gerbang kampung

KRITERIA KHUSUS

Lokasi investasi MP3EI

Kecamatan pesisir, kumuh perkotaan, kawasan adat terpencil, atau perbatasan

Keterbatasan infrastruktur /pelayanan dasar

Tingkat kedalaman kemiskinan (P1) tinggi

Tingkat keparahan kemisknan (P2) tinggi

(31)

31

Lokasi

Quick Wins

2013

Wilayah/kawasan di Indonesia yang dipilih sebagai lokasi percontohan untuk penerapan pendekatan MP3KI

Merupakan simpul-simpul kemiskinan yang penanganannya dapat berpengaruh besar terhadap penurunan kemiskinan.

(32)

KESADARAN BERSEKOLAH RENDAH

POLA HIDUP TIDAK SEHAT

FASILITAS AIR (MINUM DAN BAKU) KURANG

JALAN DAN IRIGASI SANGAT DIPERLUKAN PENYEDIAAN LISTRIK PERMUKIMAN YANG LAYAK DIVERSIFIKASI KEAHLIAN KURANG

ARUS BARANG TIDAK LANCAR KARENA INFRASTRUKTUR

KEWIRAUSAHAAN PERLU DIGALI

SDM

INFRASTRUKTUR

EKONOMI

Hasil Survey: Permasalahan Umum

di Wilayah Miskin

(33)

TUJUAN

Merupakan perluasan dari QW TA 2013

Memperkuat penghidupan berkelanjutan dengan sistem KEROYOKAN

SASARAN

Simpul-simpul kemiskinan yang memiliki dampak besar dalam penanggulangan kemiskinan. Kombinasi jumlah kemiskinan dan tingkat kemiskinan di tingkat kabupaten dan tingkat

kecamatan sebagai fokus utama

Lokasi Quick Wins TA 2014 adalah

Lokasi Quick Wins TA 2013 (17 lokasi)

Empat lokasi untuk masing-masing propinsi

Dua lokasi yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat

Dua lokasi lain, ditentukan oleh Pemerintah Propinsi

Kriteria Quick Wins TA 2014:

Lokasi Quick Wins 2013, Kriteria Pusat, Kriteria Daerah

Total Lokasi QW:

137 kecamatan perdesaan: PNPM Perdesaan (PMD, Kementerian Dalam Negeri)

6 kecamatan perdesaan: PISEW (DJCK, Kementerian PU)

14 kecamatan perkotaan: PNPM Perkotaan (DJCK, Kementerian PU)

Pelaksanaan

Quick Wins

TA 2014

33

(34)

Jumlah penduduk miskin kabupaten dan kecamatan

Tingkat kemiskinan kabupaten dan kecamatan

Kategori Daerah Tertinggal

Daerah lokasi MP3EI

Daerah pelaksana Program Penanggulangan Kemiskinan 4 Klaster

Kriteria Pusat

Historis penurunan angka kemiskinan (5 tahun) di kabupaten/kota

Kondisi infrastruktur dasar di tingkat kecamatan: kesehatan, pendidikan,

listrik, air bersih, dan prasarana jalan

Angka partisipasi sekolah SD, SLTP, dan SLTA serta indikator pembangunan

lainnya

Kriteria Daerah

Data Dasar Penetapan

Quick Wins

TA 2014

(35)

No Provinsi

Jumlah Kab Jumlah Kec Total

Alokasi

1. Sumatera Utara

1

1

2.143

2. Sumatera Barat

1

1

2.143

3. Kepulauan Riau

3

3

6.429

4. Sumatera Selatan

1

1

2.143

5. Bengkulu

1

2

4.286

6. DKI Jakarta

2

4

8.571

7. Jawa Barat

1

1

2.143

8. Maluku Utara

1

1

2.143

Total

11

14

30.000

Rekapitulasi Daftar Lokasi dan Alokasi Dana PERCEPATAN

Penurunan Kemiskinan PNPM Perkotaan (Quick Wins) TA 2014

(36)

No Provinsi

Jumlah Kab

Jumlah Kec

Total Alokasi

1.

Sumatera Utara

1

3

1.111

2.

Sumatera Selatan

1

6

2.222

3.

Bengkulu

1

1

370

4.

Lampung

2

3

1.111

5.

Jawa Barat

1

1

2.143

6.

Jawa Tengah

2

3

1.111

7.

Nusa Tenggara Barat

1

1

370

Total

9

21

10.000

Rekapitulasi Daftar Lokasi dan Alokasi Dana PENGUATAN

Penurunan Kemiskinan PNPM Perkotaan (Quick Wins) TA 2014

(37)

Skema Pendanaan

Quick Wins 2014

Kementerian/ Lembaga Pemerintah Daerah BUMN/ Swasta

Usulan Kegiatan di

Lokasi

Quick Wins

Kriteria dan Kewenangan

SINKRONISASI

Regular K/L Quick Wins

Kegiatan regular yang telah direncanakan oleh

K/L untuk difokuskan pada lokasi Quick Wins

Kegiatan tidak dapat dilakukan

K/L dengan jangkauan lebih besar dan luas dari

PNPM Mandiri Regular Kegiatan yang menjadi wewenang Pemerintah Daerah Harmonisasi target, waktu, dan lokasi 37

(38)

Proses Seleksi dan Kriteria Reviu Usulan Kegiatan

Indeks Kemiskinan Wilayah digunakan untuk mengukur

kebutuhan sektor secara umum

Kegiatan dalam kategori Negative List:

• Penyediaan lahan

• Bertentangan dengan rencana tata ruang dan rencana/peraturan lainnya

• Penggunaan bahan/material yang dilindungi

• Diyakini tidak akan terasa manfaatnya bagi masyarakat miskin

Kriteria dalam Reviu Usulan Kegiatan Quick Wins:

• Sebaiknya memuat kegiatan sebagai berikut: a. Penyediaan Air Bersih

b. Penyediaan Listrik

c. Pembangunan/rehabilitasi jalan poros desa d. Pembangunan/rehabilitasi jembatan

e. Pelatihan ketrampilan

• Prioritas kegiatan untuk desa-desa yang termiskin di kecamatan QW • Kegiatan yang dipilih dituntaskan dalam 1 tahun untuk seluruh desa

Kriteria dalam Reviu Usulan Kegiatan K/L:

Kegiatan yang sesuai untuk dilakukan oleh kementerian/lembaga dalam melengkapi kebutuhan QW menurut Tupoksi, RKA dan perencanaan K/L, atau merupakan kegiatan reguler K/L

Tahap I: Penyaringan Tahap II: Pemilahan Kegiatan QW dan KL Usulan Hasil Reviu 38

(39)

Pemanfaatan Dana QW 2014

39

• Prioritas kegiatan penanggulangan kemiskinan sesuai hasil kesepakatan

masyarakat setempat

• DOK untuk menjalankan tugas dari masyarakat selaku pengelola dana QW

(tidak lebih dari 5% dari total dana QW)

Kriteria Prioritas Kegiatan

• Kegiatan yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat

miskin

• Biaya penyediaannya lebih besar dari plafon biaya kegiatan PNPM Mandiri

• Tidak sedang atau telah direncanakan dalam APBD ataupun sumber lainnya

Pertimbangan Unit Masyarakat Pengelola QW 2014

dalam Menetepkan Kegiatan Definitif

• Besaran penerima manfaat dari pemenuhan setiap kegiatan

• Dampak dalam penurunan kemiskinan

(40)
(41)

Konsep Pengembangan Penghidupan dalam MP3KI

pengembangan 5 (lima) aset penghidupan utama dalam rangka

memperkuat penghidupan berkelanjutan

Pendekatan “penghidupan berkelanjutan” merupakan pendekatan penanggulangan

kemiskinan yang terintegrasi dalam pembekalan

aset yang diperlukan oleh individu sehingga dapat berdiri sendiri secara berkesinambungan

(1) Natural/Alam, (2) Physical/Infrastruktur,

(3) Social/Sosial, (4) Financial/Finansial, dan

(5) Human/SDM

MINIMUM ASET (GARIS KEMISKINAN)

pendekatan

INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT

(42)

Strategi Penghidupan Berkelanjutan

Diarahkan pada peningkatkan kesempatan kerja dan produktivitas

usaha kelompok miskin dan rentan, perempuan dan laki-laki, melalui:

- penciptaan struktur pasar yang efisien dan adil, dan

- peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dalam rangka peningkatan daya saing usaha dari masyarakat miskin

perlu adanya penyelarasan antara produksi/penawaran dengan

permintaannya. Strategi yang digunakan:

- peningkatan kapabilitas dan produktivitas penduduk miskin

dan rentan, perempuan dan laki-laki; dan

- peningkatan partisipasi penduduk miskin dan rentan,

perempuan dan laki-laki, dalam proses pembangunan.

(43)

STRATEGI PELAKSANAAN MP3KI

DALAM RANGKA PENGKAYAAN KELIMA ASET PENGHIDUPAN

Penyiapan kelembagaan BPJS dan supply side

pendukung Perluasan program bersasaran (targeted) Pengembangan koridor

pulau dan kawasan khusus di pusat pertumbuhan dan non

pusat pertumbuhan Nat u ral /A la m Physical/ Infrastruktur Sosial Finansial Manusia Lingkungan/ Alam K/L Klaster I Pemerintah Daerah Badan Usaha Klaster II, Klaster IV

K/L Pemerintah Daerah Badan Usaha Klaster III Badan Usaha 43

(44)

Pengembangan Kelembagaan

Penghidupan Berkelanjutan

Pengembangan kelembagaan di tingkat daerah perlu dibangun sehingga

dapat menunjang pelaksanaan Penghidupan Berkelanjutan.

Kelembagaan ini berfungsi untuk menjalankan :

Mekanisme penyusunan potensi daerah yang sejalan dengan

penyusunan RPJM Daerah (tingkat Kabupaten, Kecamatan, sampai

akhirnya tingkat Desa)

Mekanisme identifikasi kebutuhan Penanggulangan Kemiskinan di

tingkat desa terutama di kantong-kantong kemiskinan

Mekanisme penentuan target dan jenis kegiatan yang tepat dilakukan

oleh kelompok masyarakat

Mekanisme pengembangan potensi desa dalam upaya memberikan

penduduk miskin penghidupan yang berkelanjutan termasuk

meningkatkan kewirausahaan dan penempatan kerja

(45)

Pengembangan Kelembagaan

Penghidupan Berkelanjutan

45

Kelembagaan ini diharapkan dapat memberdayakan kelompok

masyarakat miskin lebih optimal

meningkatkan kapabilitas dan

produktivitas serta partisipasi aktif dalam proses pembangunan

Penentuan target dan jenis kegiatan

DESA

•Analisa Potensi Desa •Perencanaan Desa •Kriteria target PK •Linkage masyarakat dan

UPK • Kewirausahaan • Penempatan kerja KECAMATAN KABUPATEN/ PROPINSI KELOMPOK INDIVIDU/ RUMAH TANGGA

Koridor pengembangan wilayah

Pengusulan Kegiatan • Peningkatan Keterampilan • Simpan pinjam • Peningkatan Aset Koordinasi/ Pembinaan •Potensi Kecamatan •Potensi Tenaga Kerja •Potensi Daerah •Potensi Tenaga Kerja BUMN, Swasta, dunia usaha

(46)

Mekanisme Umum Pengembangan Penghidupan:

Penguatan Kelompok

46 DESA Penempatan kerja KECAMATAN KABUPATEN/ PROPINSI KELOMPOK PENGHIDUPAN INDIVIDU/ RUMAH TANGGA MISKIN

Koridor pengembangan wilayah Koordinasi/ Pembinaan Potensi Daerah pengembangan usaha BUMN, Swasta, dunia usaha Mekanisme Pembentukan Kelompok Kelompok A •Keterampilan management keluarga dan kelompok •Kegiatan Menabung •Training Keterampilan Dasar Kelompok B •Keterampilan management keluarga dan kelompok Lanjutan •Perencanaan kegiatan penghidupan (income generating activities) •Training Keterampilan Lanjutan •Simpan Pinjam Penyaluran potensi Tenaga Kerja Kelompok C •Keterampilan management keluarga dan kelompok •Perencanaan kegiatan penghidupan (income generating activities) •Training Keterampilan Lanjutan •Simpan Pinjam •Akses terhadap Lembaga Keuangan

2 - 4 Bulan 4 - 8 Bulan 8 - 12 Bulan

Kewirausahaan Penempatan kerja Kelompok Lama Kelompok Baru Kriteria Kelompok •Memiliki kepentingan yang sama (ekonomi maupun geografis )

•Jumlah orang dalam satu kelompok (10 -30 orang)

•Mengelola tabungan anggota

(47)

Penguatan Individu dan Rumah Tangga

Pengembangan Mekanisme Penentuan Target Partisipatif dan

Penajaman Kegiatan Penghidupan Berkelanjutan

 Mekanisme penentuan target partisipatif dikembangkan sejalan dengan pengembangan unified

database  Kelembagaan yang kuat di tingkat daerah  digunakan dalam penentuan target program kemiskinan secara luas

 Mengembangkan kriteria/ definisi kemiskinan per kelompok (sangat miskin, miskin, dan hampir

miskin) serta penentuan jenis kegiatan yang tepat

Miskin Produktif

Hampir Miskin Produktif

Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial Pelayanan Dasar Meningkatkan Penghidupan dan keterampilan - Pembentukan aset - Peningkatan kewirausahaan - Pengembangan potensi desa - Peningkatan keterampilan Sangat Miskin Produktif Simpan Pinjam termasuk konsumsi non-kesehatan Peningkatan Keterampilan

Kriteria Kelulusan

Peningkatan Aset Penempatan Kerja

Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial Pelayanan Dasar Simpan Pinjam Peningkatan Keterampilan Peningkatan Aset Penempatan Kerja

Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial Pelayanan Dasar Simpan Pinjam Semi-profesional Peningkatan Keterampilan Penempatan Kerja Akses terhadap lembaga keuangan untuk usaha produktif 47

(48)

Langkah Selanjutnya

Survei baseline dan stocktaking

Finalisasi konsep, penyusunan PTO, dan

detail pelaksanaan

Koordinasi lebih lanjut dengan pihak

pelaksana

pelaksana program,

pemerintah propinsi, kabupaten, kecamatan

(49)

Referensi

Dokumen terkait