• Tidak ada hasil yang ditemukan

II.3 Alasan Penggunaan Bahan 1) Tween 80 dan Span 80 - Tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulgator nonionik dan digunakan untuk sediaan krim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II.3 Alasan Penggunaan Bahan 1) Tween 80 dan Span 80 - Tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulgator nonionik dan digunakan untuk sediaan krim"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

II.3 Alasan Penggunaan Bahan 1) Tween 80 dan Span 80

- Tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulgator nonionik dan digunakan untuk sediaan krim (Faradiba, 2013)

- Krim dengan zat pengemulsi nonionik lebih baik dibandingkan dengan zat pengemulsi anionic. Zat pengemulsi nonionic yang dimaksud adalah tween 80 dan span 80 (Faradiba, 2013)

- Menurut jurnal Emina Pakki dalam formulanya digunakan pebandingan antara fomula 1 (tween 60 dan span 60) dan formula 2 (tween 80 dan span 80) dan hasil penelitiannya disimpulkan bahwa dalam formula 2 (tween 80 dan span 80) memiliki kestabilan secara fisik yang tinggi.

- Krim dengan zat pengemulsi nonionik lebih baik dibandingkan pengemulsi anionik, hal ini karena zat pengemulsi anionik ialah surfaktan yang bermuatan negative dan memiliki kekurangan dapat mengiritasi dan menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan. Surfaktan ini hanya digunakan sebagai pembersih/detergen. Sedangkan surfaktan nonionik merupakan surfaktan yang tidak bermuatan dimana tersebar luas digunakan sebagai zat pengemulsi karena dapat menyeimbangkan kerja molekul hidrofil dan lipofil (Tungadi, 2014: 75-76)

- Konsentrasi surfaktan yang dianjurkan yaitu 1-4%, jika digunakn lebih dari 5% maka telah menjadi bahan utama dalam formula (Martin, 1971)

- Konsentarsi yang digunakan untuk tween 80 dan span 80 yaitu 4% 2) Parafin cair

- Parafin cair sering digunakan dalam formulasi sediaan topikal sebagai komponen dalam krim (Excipient 6th, 2009 ;474)

- Keuntungan parafin digunakan sebagai pelembab dalam sediaan topical yaitu tidak mengiritasi dan tidak toksik (Excipient 6th, 2009;475)

(2)

- Konsentrasi paraffin sebagai pelembab yang efektif adalah 25% (Pakki, 2009)

3) Metil Paraben dan Propil Paraben

- Kombinasi pengawet sering digunakan karena kombinasi tersebut dapat meningkatkan efektifitas pengawet baik dengan penambahan spektrum aktivitas atau beberapa sifat sinergis (Lachman, 2008:622) - Pengawet metil paraben dan propil paraben terkenal melawan bakteri

khamir dan jamur (Prescription: 225)

- Digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam produk kosmetik, makanan dan minuman. Digunakan sendiri atau kombinasi dengan ester paraben dengan beberapa antimikroba digunakan bersama dengan metil paraben. Konsentrasi propil paraben 0.02% dan metil paraben 0.18% (Excpient 6th, 2009: 45)

- Mikroorganisme dapat tinggal dalam air atau fase lemak atau keduanya. Oleh Karen itu biasanya digunakan pengawet yang dapat larut dalam fase air dan pengawet yang dapat larut dalam fase minyak dalam sediaan emulsi (Lachman, 2008: 622)

4) α-tokoferol

- Dalam formulasi ini digunakan antioksidan, dimana antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda atau memperkecil laju reaksi oksidasi pada bahan yang mudah teroksidasi terutama pada sediaan yang mengandung lemak atau minyak dengan asam lemak tak jenuh. Contohnya sediaan emulsi yang mengandung sebagian besar lemak minyak (Effionora, 2011: 295)

- Antioksidan yang digunakan adalah α-tokoferol yang merupakan preparat antioksidan untuk perlindungan kulit yang dapat memanjakan kulit dengan memperpanjang sel-sel kulit dalam pemberian secara topikal dapat langsung diserap oleh kulit dan dapat menggakat radikal bebas pada kulit juga melindungi kulit dari zat beracun (Novianty, 2008)

(3)

5) Asam Sitrat

- Asam sitrat sebagai pengatur PH yang merupakan asam lemak yang dapat menurunkan PH sehingga kulit pengguna tidak teriritasi akibat alkali sabun.

6) Propilenglikol

- Propilenglikol merupakan bahan yang tidak berwarna, kental dan praktis tidak berbau (Excipient 6th, 2009: 592)

- Propilenglikol dapat bercampur bebas dengan paraben dalam air sehingga mengaktifkan kembali kerja metil paraben akibat penambahan polisorbat 80 (Lachman, 2008: 1129)

- Propilengilokol digunakan sebagai kosolven yang dapat meningkatkan penetrasi melalui membrane kulit untuk mencapai tempat aksinya (Melani,2005)

- Propilenglikol dapat sebagai humektan dan kosolven pada konsentrasi 10-20% (Melani,2005)

7) Lipocol

- Lipocol SC-4 digunakan sebgai pengemulsi untuk tipe W/O yang merupakan golongan dari stearil alcohol dan setil alcohol, sedangkan lipocol digunakan sebagai pengemulsi untuk tipe W/O (Flick, 1990) - Lipocol SC-4 digunakan selain pengemulsi juga dapat menstabilkan

emulsi tipe W/O (Flick, 1990)

- Lipocol SC-4 memiliki HLB 8.0 (W/O) dan lipocol SC-15 memiliki HLB 14,3 (O/W) (Flick, 1990)

- Konsentraasi lipocol yang digunakan adalah 7% sesuai dengan jurnal 8) Air

- Air digunakan sebagai pelarut pembawa dalam pembuatan obat dan sdiaan farmasi lainnya (Excipient 6th, 2009: 338)

II.4 Uraian Bahan

1) Ketokonazol (Martindale, 539 ; Dirjen POM, 486) Nama resmi : KETOKONAZOLUM

(4)

RM/BM : C26H28Cl2N202 / 531,44

Pemerian : Berupa serbuk putih berupa abu-abu

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, ketoconazole mempunyao pka 2,0 hingga 5,6 : larut dalam DM50 atau kloroform. Sedikit llarut dalam alcohol, mudah larut dalam diclorometana, larut dalam metil alcohol.

Stabilitas : Ketokonazole harus dilindingi dari kelembaban Inkompatibilitas : Ketokonazole tidak kompatibel dengan obat-obat

yang dapat menguragi keasaman lambung, seperti antimuskarinitas, antasida, histamn H2 antagonis, dan inhibitor pompa proton karena dapat mengurangi penyerapan ketokonazole. Penyerapan ketokonazole juga mungkin dikuranggi dengan sukralfat, obat-oat enzim yang menghambat rimpafisi, ketokonazole menghambat enzim oksidasi tertentu terutama itrakonazole. Kegunaan : Sebagai zat aktif

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Konsentrasi : 2%

2) Tween 80 (Dirjen POM, 1979 ; Dirjen POM, 1995) Nama resmi : Polisorbatum 80

Nama lain : Polisorbat 80, tween 80 RM/BM : (C11H22)CO6 / 120

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna atau hamper tidak mempunyai warna

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%), dalam etil asetat, dalam metanol.

Stabilitas : Stabil dalam atau bila dicampur dengan c elektrolit, asam lemah dan basa lemah

(5)

Inkompatibilitas : Perubahan warna atau pengendapan dapat terjadi dalam berbagai bahan terutama fenol dan tanin Kegunaan : Sebagai surfaktan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik/rapat Konsentrasi : 4%

3) Span 80 (Dirjen POM, 1979 ; Dirjen POM, 1995) Nama resmi : Sorbiton Monoleat

Nama lain : Sorbitol laurate, sorbitol oleat, sorbitol palmitat RM/BM : C3O6H27CL17 / 363

Pemerian : Larutan bermnyak, tidak berwarna, bau karakteristik dari asam lemak

Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air, dan dapat tercampur dengan alkohol, sedkit larut dalam minyak kapas

Stabilitas : Jika dicampur dengan asam lemah dan basa lemah Inkompatibilitas : Tidak stabil pada suasana asam atau basa kuat,

terjadi pembentukan sabun dengan basa kuat Kegunaan : Sebagai surfaktan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Konsentrasi : 4%

4) Parafin Cair (Dirjen POM, 1979: 474 ; Excipient 6th, 2009) Nama resmi : Parafin Liquidum

Nama lain : Parafin cair RM/BM : - / 460

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluroensi, tidak berwarna hampir tidak berbau

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan etanol (95%) larut dalam kloroform dan dalam eter

Stabilitas : Stabil dan mudah mencair berubah dan kembali mengental

(6)

Kegunaan : Sebagai pelembab

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya

Konsentrasi : 6%

5) Metil Paraben (Dirjen POM, 1979 ; Excipient 6th, 2009) Nama resmi : Methylis Parabenum

Nama lain : Nipagin

RM/BM : C8H8O3/ 152,15

Pemerian : Serbuk hablur halus putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 etanol (95%) P dan dalam 3 bagian asidan

Stabilitas : Dapat stabil pada PH 3-6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar. Sedangkan apabila pada PH 8 atau diatasnya akan cepat terhidrolisis.

Inkompatibilitas : Dengan bahan antimikroba dan bahan metil paraben dikurangi dengan adanya surfaktan nonionik

Kegunaan : Seba gai pengawet

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Konsentrasi : 0,18%

6) Propil Paraben (Dirjen POM, 1979 ; Excipient 6th, 2009) Nama resmi : Propil Parabenum

Nama lain : Nipasol

RM/BM : C10H12O3 / 180,21

Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau dan tidak berasa Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5

(7)

bagian gliserol P, 40 bagian minyak kuat, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida

Stabilitas : larutan berair pada PH 3-6 dapat disterilkan pada 20 menit tanpa penguraian

Inkompatibilitas : dengan bahan antimikroba dari bahan propil paraben dikurangi dengan adanya surfaktan nonionik

Kegunaan : Sebagai pengawet

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Konsentrasi : 0,02%

7) Citric Acid (Dirjen POM, 1995:45 ; Excipient 6th, 2009:181) Nama resmi : Acidum Citricum

Nama lain : Asam sitrat RM/BM : C6H8O7 / 210,14

Pemerian : Hablur bening tidak berwarna atau serbuk hablur, granul sampai halus, putih, tidak berbau/ praktis tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar dalam udara dingin

Kelarutan : Sangat larut dalam air, mudah larut dalam letanol, agak sukar larut dalam eter

Stabilitas : Tidak stabil pada suhu 40°C

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan kalium tartrat, alkali dengan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfida, tidak kompaibel dengan bahan pengoksidasi, basa dan logam nitrat

Kegunaan : Sebagai penstabil PH Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Konsentrasi : q.s

8) Propilenglikol (Dirjen POM, 1979:534 ; Exipient 6th, 2009:592) Nama resmi : Propylen Glycolum

(8)

Nama lain : Propilenglikol 1,2-Dihydroxypropane, Methyl Glikol

RM/BM : C3H8O2 / 76.10

Pemerian : Cairan kental, jernih tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter minyak tanah dan dengan minyak lemak Stabilitas : Propilenglikol secara kimiawi stabil bila

dicampurkan dengan etanol (95%), gliserin atau air yang telah disterilkan dengan autoklaf

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan pengoksdasi kuat dan kalium permanganat

Kegunaan : Sebagai humektan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Konsentrasi : 10%

9) α-tokoferol (Dirjen POM, 1995:296 ; Excipient 6th, 2009:32) Nama resmi : Tocopherolum

Nama lain : α-tokoferol RM/BM : C29H50O2 / 436

Pemerian : Praktis tidak berbau dan tidak berasa, bentuk α-tokoferol asetat berupa minyak kental jernih, warna kuning atau kuning kehijauan

Kelarutan : α-tokoferol asam salisilat tidak larut dalam air, etanol, dalam eter, dalam aseton, dan dalam minyak nabati, sangat mudah larut dalam kloroform

Stabilitas : α-tokoferol teroksidasi oleh oksigen dan garam berisi serta perak, α-tokoferol ester lebih stabil untuk yang mudah teroksidasi, α-tokoferol bebas yang biasanya digunakan untuk bahan yang stabil

(9)

untuk yang mudah teroksidasi, α-tokoferol bebas biasanya digunakan unutk bahan yang stabil Inkompatibilitas : α-tokoferol tidak kompatibel dengan peroksida

dan ion logam, terutama besi, tembaga dan perak Kegunaan : Sebagai

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Konsentrasi : 0,05%

Referensi

Dokumen terkait