CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan.
(a) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
(b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana.
(c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangan.
1.1.2 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna anggaran dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan :
(a) Memberikan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
(b) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai
(c) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
(d) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
(e) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, asset, kewajiban dan ekuitas dana Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah sebagai suatu entitas pelaporan.
Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah terdiri dari : a) Laporan Realisasi Anggaran
b) Neraca
c) Laporan Operasional d) Laporan Perubahan Ekuitas e) Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan unsur-unsur sebagai berikut :
a) Pendapatan b) Belanja c) Transfer d) Surplus/defisit e) Pembiayaan
f) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancer dan non lancer serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan dapat diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam wakut lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos sebagai berikut : a) Kas dan setara kas
b) Investasi jangka pendek c) Piutang pajak dan bukan pajak d) Persediaan
e) Investasi jangka panjang f) Aset tetap
g) Kewajiban jangka pendek h) Kewajiban jangka panjang i) Ekuitas dana
Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam Pendapatan-LO, Beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari Ekuitas Awal, Surplus/Defisit LO, Koreksi dan Ekuitas Akhir.
Catatan atas Laporan Keuangan
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan atas Laporan Keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut :
a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya. Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Pelaporan keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah antara lain :
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan Negara;
b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c. Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Negara;
d. Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 31 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 69 Tahun 2015 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016.
1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka sistematika isi Catatan atas Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Sistematika Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Pencapaian target kinerja APBD
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Bab IV Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Pelaporan
4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1 Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos Pelaporan Keuangan 5.1.1 Pendapatan 5.1.2 Belanja 5.1.3 Pembiayaan 5.1.4 Aset 5.1.5 Kewajiban 5.1.6 Ekuitas Dana
5.1.7 Komponen-komponen Arus Kas
Bab VI Penjelasan atas Informasi Non Keuangan Bab VIII Penutup
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA APBD
2.1 Ekonomi Makro
Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sangat dipengaruhi oleh besaran – besaran makro ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, tingkat inflasi dan pertumbuhan sosial ekonomi.
2.2 Kebijakan Keuangan
Kebijakan keuangan pemerintah daerah, dalam hal ini di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, mencakup aspek kebijakan di bidang pengeluaran, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan pengeluaran antara lain untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar masyarakat, stimulasi pertumbuhan ekonomi di sektor riil dan pengeluaran lainnya yang mengarah pada efisiensi dan efektivitas.
2.3 Pencapaian Target Kinerja APBD
2.3.1 Arah kebijakan yang digunakan dalam pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial adalah : 2.3.1.1 Meningkatkan kualitas penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
2.3.1.2 Meningkatkan sarana dan prasarana Panti Sosial sehingga mampu melindungi dan mengembalikan fungsi sosial masyarakat Penyandang Cacat.
2.3.1.3 Meningkatkan partisipasi masyarakat dan mendayagunakan PSKS dalam usaha kesejateraan sosial dan penanaman sikap kerelawan, nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan dalam kehidupan masyarakat.
2.3.1.4 Meningkatkan keberdayaan Lembaga-lembaga Sosial dan Organisasi Sosial dalam Peningkatan Kesejahteraan.
2.3.1.5 Meningkatkan kesiapan dan tanggap darurat masyarakat dalam menghadapi Bencana/Bencana Alam secara cepat dan tepat serta mewujudkan dan memulihkan fungsi sosial bagi para Korban Bencana.
2.3.2 Faktor pendorong tercapainya tingkat keberhasilan adalah bahwa :
2.3.2.1 Adanya koordinasi dan komunikasi yang baik dengan instansi terkait yang ada di Kabupaten dan Kota
2.3.2.2 Adanya partisipasi dari Kabupaten/Kota di dalam ikut menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
2.3.2.3 Di dalam penanganan permasalahan yang sifatnya tidak dapat dikendalikan (Bencana Alam) didukung penuh baik oleh instansi terkait maupun oleh masyarakat.
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN REALISASI KINERJA KEUANGAN
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah memperoleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 secara keseluruhan sebesar Rp.217.487.054.000,00 yang terdiri dari:
No Uraian Anggaran (Rp)
1. Pendapatan Asli Daerah 177.000.000,00
2. Belanja Operasi 213.357.454.000,00
3. Belanja Modal 4.306.600.000,00
Surplus/(Defisit) (217.487.054.000,00)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diperoleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah berdasarkan kepada Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016 terdiri dari Anggaran Pendapatan sebesar Rp 177.000.000,00 dan Anggaran Belanja sebesar Rp.217.664.054.000,00. Realisasi pencapaian target kinerja keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2016 dapat dirinci sebagai berikut :
No. Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1. Pendapatan 177.000.000,00 181.725.000,00 102,67 - Pendapatan Asli Daerah 177.000.000,00 181.725.000,00 102,67 2. Belanja 217.664.054.000,00 213.181.466.986,00 97,94 - Belanja Operasi 213.357.454.000,00 209.534.537.497,00 98,21 - Belanja Modal 4.306.600.000,00 3.646.929.489,00 84,68 Surplus/(Defisit) (217.487.054.000,00) (212.999.741.986,00) 97,94
Realisasi pencapaian target kinerja keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
3.1.1. Realisasi Belanja Daerah sampai akhir tahun 2016 sebesar Rp. 213.181.466.986,00 atau 97,94 %, dengan demikian jumlah anggaran belanja yang tidak dapat diserap sebesar Rp.4.482.587.014,00 atau 2,1 persen yang dirinci dalam program-program sebagai berikut:
No URAIAN ANGGARAN REALISASI %
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 123.782.804.000 121.481.148.516 98,14
2. BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
93.881.250.000 53.279.282.000 5.190.919.000 1.313.108.000 2.296.820.000 6.875.797.000 91.700.318.470 52.404.042.493 4.993.529.608 1.303.218.750 2.262.145.000 6.814.387.000 97,68 98,36 96,20 99,25 98,49 99,11
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak
Program Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
Program Pembinaan Eks
Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)
Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Program Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
Program Pendidikan Non Formal dan Informal 10.680.370.000 1.104.635.000 259.999.000 2.182.854.000 6.555.581.000 1.500.000.000 2.641.885.000 9.962.081.989 1.058.815.100 258.274.000 2.128.065.000 6.480.899.230 1.394.662.300 2.640.198.000 93,27 95,85 99,34 97,49 98,86 92,98 99,94 JUMLAH 217.664.054.000 213.181.466.986 97,94
3.2 Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Secara umum berapa hambatan atau kendala yang ada dalam pencapaian target realisasi belanja yang tidak optimal antara lain :
a. Adanya rasionalisasi anggaran dan beberapa perubahan peraturan; b. Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang teknis kegiatan;
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1 Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD
Entitas pelaporan yang dimaksud dalam laporan keuangan ini adalah Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
4.2 Basis dan Prinsip Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Basis akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan dan belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening Kas Daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening Kas Daerah. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.3.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggung jawab/dikelola oleh bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa kas UP/GU/TU yang belum disetor ke Kas Daerah per tanggal neraca. Kas di bendahara pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening bendahara pengeluaran, uang logam, uang kertas, dan lain-lain kas. Kas di bendahara pengeluaran diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang.
4.3.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di bendahara penerimaan merupakan kas yang menjadi tanggung jawab/dikelola oleh bendahara penerimaan yang berasal dari pendapatan daerah yang belum disetor ke Kas Daerah per tanggal neraca.
4.3.3 Persediaan
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Persediaan diakui berdasarkan nilai barang yang belum terjual atau terpakai. Persediaan dinilai berdasarkan harga pembelian terkahir jika diperoleh dengan pembelian dan harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri.
4.3.4 Pengukuran Aset Tetap secara Umum
a. Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan belanja modal ditambah semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut siap untuk digunakan dalam periode berjalan.
b. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berjalan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
c. Dalam pengakuan aset tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian uatama.
d. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.
e. Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
f. Aset tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian aset tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.
g. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau pertukaran. Hasil penjualan aset tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan. Aset tetap yang diperoleh karena penukaran dinilai sebesar nilai wajar aset tetap yang diperoleh atau nilai wajar aset tetap yang diserahkan, mana yang lebih mudah.
h. Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap tersebut rusak berat, using, hilang dan sebagainya. Penghapusan aset tetap ditetapkan berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku.
i. Perubahan nilai aset tetap dapat disebabkan oleh penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.
4.3.5 Tanah
Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian untuk biaya pembebasan tanah, biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan biaya penimbunan. Nilai tanah termasuk juga harga pembelian bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika bangunan itu dimaksudkan untuk dibongkar.
4.3.6 Peralatan dan Mesin
Mesin dan peralatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya instalasi dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya balik nama dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Meubelair dan perlengkapan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
4.3.7 Gedung dan Bangunan
Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga beli atau biaya konstruksi, biaya pembebasan tanah, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak.
4.3.8 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun jalan dan jembatan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah untuk pembangunan jalan) sampai dengan jalan dan jembatan tersebut siap digunakan.
Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan instalasi dan jaringan tersebut siap digunakan.
Bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan irigasi tersebut siap digunakan
4.3.9 Aset Tetap Lainnya
Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan siap untuk digunakan. Hewan ternak dan tanaman diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan hewan ternak dan tanaman tersebut siap untuk dimanfaatkan.
4.3.10 Konstruksi dalam Pengerjaan
Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan dibayarkan pada pihak selain dari kontraktor. Biaya ini mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada. Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.
4.3.11 Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek dinilai dengan nominal mata uang rupiah yang harus dibayar.
4.3.12 Kewajiban Jangka Panjang
Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk utang adalah sebesar jumlah yang belum dibayar yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca.
4.3.13 Ekuitas Dana
Ekuitas dana terdiri dari :
• Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas dana lancar diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan selisih antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah nilai kewajiban jangka pendek.
• Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas dana investasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan selisih antara jumlah nilai investasi permanen aset tetap, aset lainnya dengan jumlah nilai kewajiban jangka panjang.
• Ekuitas Dana Cadangan
Ekuitas dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan.
4.3.14 Pendapatan
a. Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban. b. Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening kas daerah.
c. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
d. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang dari kas yang diterima.
4.3.15 Belanja
a. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas daerah.
b. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi verifikasi.
c. Pengukuran belanja non modal menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan.
d. Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam pengukuran aset tetap.
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah mengacu sepenuhnya pada Peraturan Pemerintah Nomor No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan setiap rekening laporan keuangan menerapkan sepenuhnya Standar Akuntansi Pemerintahan dengan pengecualian untuk penerapan penyusutan aset tetap.
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 5.1.1. Penjelasan Pos-Pos Pendapatan
5.1.1.1. Pendapatan Daerah
Total realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 181.725.000,- atau 102,67 % dari target Rp 177.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 210.000.000,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015
Anggaran Realisasi
Pendapatan Asli daerah 177.000.000 181.725.000 102,67 210.000.000
Pendapatan Transfer - - - -
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah - - - -
Jumlah 177.000.000 181.725.000 102,67 210.000.000
5.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 181.725.000,- atau 102,67% dari target 177.000.000.- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 210.000.000,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Pendapatan Pajak Daerah - - - -
Pendapatan Retribusi Daerah 177.000.000 181.725.000 102,67 210.000.000
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah - - - -
Jumlah 177.000.000 181.725.000 102.67 210.000.000
5.1.1.1.1.1.1. Pendapatan Retribusi Jasa Usaha
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 181.725.000,- atau 102,67 % dari target Rp 177.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 210.000.000,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 177.000.000 181.725.000 102.67 210.000.000
Retribusi Tempat Pelelangan - - - -
Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/
Villa - - - -
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah - - - -
Jumlah 177.000.000 181.725.000 102,67 210.000.000
5.1.1.2. PENJELASAN POS-POS BELANJA 5.1.1.2.1.1. BELANJA OPERASI
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 209.534.537.497,- atau 98,21 % dari anggaran 213.357.454.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 242.591.678.918,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Pegawai 140.026.763.000 137.527.895.356 98,22 136.090.173.354
Belanja Barang & Jasa 63.981.021.000 62.679.646.911 97,97 106.501.505.564
Belanja Bantuan Sosial 9.349.670.000 9.326.995.230 99,75 -
5.1.1.2.2. Belanja Pegawai
.Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 137.527.895.356,- atau 98,22 % dari anggaran Rp 140.026.763.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 136.090.173.251,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Pegawai Tidak Langsung 123.782.804.000 121.481.148.516 98,14 120.069.434.751
Belanja Pegawai langsung 16.243.959.000 16.046.746.840 98.79 16.020.738.500
Jumlah 140.026.763.000 137.527.895.356 98,22 136.090.173.251
5.1.1.2.3. Belanja Barang
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 72.006.642.141,- atau 98,19 % dari anggaran Rp 73.330.691.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 106.501.505.564,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Bahan Pakai Habis 7.293.179.500 7.225.446.975 99,07 12.528.662.066
Belanja Bahan/Material 1.487.752.500 1.470.044.795 98,81 1.534.841.500
Belanja Jasa Kantor 8.814.258.000 8.509.408.188 96,54 12.256.737.040
Belanja Premi Asuransi 138.500.000 135.880.150 98,11 56.282.000
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 1.540.915.000 1.521.334.608 98,73 2.394.885.077
Belanja Cetak dan Penggandaan 1.109.562.000 1.070.119.700 96,45 1.221.892.050
Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/ Parkir 1.207.245.000 1.134.606.000 93,98 1.845.154.500
Belanja Sewa Sarana Mobilitas 144.300.000 144.300.000 100 466.300.000
Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan
Kantor 74.340.000 72.810.000 97,94 104.755.000
Belanja Makanan dan Minuman 28.908.616.000 28.750.107.600 99,45 40.449.896.500
Belanja Pakaian Kerja 785.420.000 785.086.750 99,96 157.500.000
Belanja Pakaian Khusus dan Hari-Hari
Tertentu 736.038.000 726.300.000 98,68 2.834.395.000
Belanja Perjalanan Dinas 7.544.412.000 7.003.769.545 92,83 10.311.349.956
Belanja Kursus Pelatihan, Sosialisasi dan
Bimbingan Teknis PNS 100.000.000 65.325.000 65,33 192.370.000
Belanja Pemeliharaan 3.647.383.000 3.628.521.600 99,48 8.157.196.250
Belanja Jasa Konsultasi 415.600.000 403.086.000 96,99 119.836.000
Belanja Hadiah Barang 1.000.000 1.000.000 100 2.500.000
Belanja Bantuan Sosial Barang Yang akan
Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/ Masyarakat 9.349.670.000 9.326.995.230 99,76 11.830.702.625
Uang Yang Diberikan kepada pihak
ketiga/masyarakat 32.500.000 32.500.000 100 36.250.000
Jumlah 73.330.691.000 72.006.642.141 98,19 106.501.505.564
5.1.1.2.4. Belanja Modal
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 3.646.929.489,- atau 84,68 % dari anggaran Rp 4.306.600.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 8.366.557.500,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Tanah 214.000.000 63.850.000 29,84 -
Belanja Peralatan dan Mesin 554.600.000 544.155.100 98,12 2.082.757.000
Belanja Gedung dan Bangunan 3.460.000.000 2.961.424.389 85,59 6.270.701.500
Belanja Jalan, Jembatan, irigasi dan Jaringan - - - 13.099.000
Belanja Aset Tak Berwujud 78.000.000 77.500.000 99,36 -
Jumlah 4.306.600.000 3.646.929.489 84,68 8.366.557.500
5.1.1.2.4.1. Belanja Modal Tanah
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 63.850.000,- atau 29,84 % dari anggaran Rp 214.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 0,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Tanah Perkampungan 214.000.000 63.850.000 29,84 -
Jumlah 214.000.000 63.850.000 29,84 -
5.1.1.2.4.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 544.155.100,- atau 98,12 % dari anggaran Rp 554.600.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 2.082.757.000,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Alat-alat Kantor dan rumah Tangga 554.600.000 544.155.100 98,12 2.082.757.000
Jumlah 554.600.000 544.155.100 98,12 2.082.757.000
5.1.1.2.4.3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 2.961.424.389,- atau 85,59 % dari anggaran Rp 3.460.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 6.906.794.000,- dengan rincian sebagai berikut : 2016 % Realisasi 2015 Anggaran Realisasi Belanja Gedung 3.460.000.000 2.961.424.389 85.59 6.906.794.000 Belanja Monumen - - - - Jumlah 3.460.000.000 2.961.424.389 85,59 6.906.794.000
5.1.1.2.4.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 0,- atau 0 % dari anggaran Rp 0,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 13.099.000,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Jalan dan Jembatan - - - -
Belanja Bangunan Air (Irigasi) - - - -
Belanja Instalansi dan Jaringan - - - 13.099.000
Jumlah - - - 13.099.000
5.1.1.2.4.5. Belanja Modal Aset Tak Berwujud
Realisasi Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 77.500.000,- atau 99,36 % dari anggaran Rp 78.000.000,- dan untuk Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 0,- dengan rincian sebagai berikut :
2016
% Realisasi 2015 Anggaran Realisasi
Belanja Software 78.000.000 77.500.000 99,36 -
Jumlah 78.000.000 77.500.000 99,36 -
5.2. PENJELASAN POS-POS NERACA 5.2.1. Aset
Total Aset per 31 Desember 2016 sebesar Rp 243.978.765.864,61 turun sebesar Rp 1.991.755.267,90 atau 0,82 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 245.970.521.132,51.
5.2.1.1. Aset Lancar
Aset Lancar per 31 Desember 2016 sebesar Rp 29.889.166,67 turun sebesar Rp 19.327.645,00 atau 39.27 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 49.216.811,67.
5.2.1.1.1. Kas
Kas per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0,- naik/turun sebesar Rp 0,- atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0,- dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Kas di Bendahara Pengeluaran - -
Kas di Bendahara Penerimaan - -
Kas BLUD - -
Jumlah - -
5.2.1.1.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
a. Kas di Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor
Kas di Bendahara Pengeluaran yang belum disetor merupakan sisa uang persediaan pada bendahara pengeluaran yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 belum disetor ke rekening kas daerah dan merupakan bagian dari SiLPA Tahun 2016.
NO URAIAN 2016 2015
1 - - -
2 - - -
Jumlah - -
Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :
NO URAIAN Nilai Penyetoran
1 - - -
2 - - -
Jumlah - -
b. Kas di Bendahara Pengeluaran-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non Silpa)
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan pendapatan jasa giro yang sampai dengan 31 Desember 2016 belum disetor ke Rekening Kas Daerah.
NO URAIAN 2016 2015
1 BAPELSOS AA KUMUDA PUTRA PUTRI
MAGELANG 103.974 -
2 BARESOS DISABILITAS NETRA PENGANTHI
TEMANGGUNG 7 -
Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :
NO URAIAN Nilai Penyetoran
1 BAPELSOS AA KUMUDA PUTRA PUTRI
MAGELANG 103.974 103.974
2 BARESOS DISABILITAS NETRA PENGANTHI
TEMANGGUNG 7 7
Jumlah 103.981 103.981
c. Kas di Bendahara Pengeluaran-Kewajiban Pihak Lain
Kas di Bendahara Pengeluaran (Non Silpa) merupakan saldo kas pada Bendahara Pengeluaran di SKPD per 31 Desember 2016 yang akan dipergunakan untuk membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Belanja atas kegiatan yang bersangkutan sudah di SPJ kan dan sudah dimasukan dalam LRA Tahun Anggaran 2016.
NO URAIAN 2016 2015
1 BAPELSOS AA KASIH MESRA DEMAK
(Kekurangan pembayaran TPP) 115.000 -
Jumlah 115.000 -
Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :
NO URAIAN Nilai Penyetoran
1 BAPELSOS AA KASIH MESRA DEMAK
(Kekurangan pembayaran TPP) 115.000 115.000
Jumlah 115.000 115.000
5.2.1.1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan
a. Kas di Bendahara Penerimaan-SKPD
Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan SKPD (baik yang ada di rekening bank maupun brankas) yang berasal dari pendapatan retribusi, lain-lain PAD yang sah dan jasa giro bendahara yang belum disetor ke rekening kas umum daerah per 31 Desember 2016.
NO URAIAN 2016 2015
1 - -
2 - -
Jumlah - -
Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :
NO URAIAN Nilai Penyetoran
1 - - -
2 - - -
Jumlah - -
b. Kas di Bendahara Penerimaan-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non SiLPA)
Kas di BendaharaPenerimaan merupakan pendapatan jasa giro yang sampai dengan 31 Desember 2016 belum disetor ke Rekening Kas Daerah
NO URAIAN 2016 2015
1 - - -
2 - - -
Saldo Kas tersebut tahun 2017 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian :
NO URAIAN Nilai Penyetoran
1 - - -
2 - - -
Jumlah - -
5.2.1.1.2. Belanja Dibayar Dimuka
Belanja dibayar dimuka merupakan belanja yang belum menjadi kewajiban SKPD untuk membayar pada Tahun 2015 namun SKPD telah melakukan pembayaran pada Tahun 2015 sehingga pembayaran tersebut sebagai uang muka. Belanja dibayar dimuka tersebut berupa Asuransi Barang Milik Daerah dan Asuransi Pegawai Non PNS. Beban Dibayar Dimuka per 31 Desember 2016 sebesar Rp 18.126.200,00 turun sebesar Rp 14.705.000,00 atau 44,79 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 32.831.166,67 dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Asuransi BMD 18.126.200,00 32.831.166,67
Asuransi Pegawai Non PNS - -
Sewa - -
Jumlah 18.126.200,00 32.831.166,67
5.2.1.1.3. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional SKPD, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai persediaan diperoleh dari hasil perhitungan fisik per 31 Desember 2016, dikalikan dengan harga pembelian terakhir. Persediaan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 11.763.000,00 turun sebesar Rp 4.622.645,00 atau 28,21 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 16.385.645,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Persediaan Bahan Pakai Habis 4.803.500 3.871.500
Persediaan Bahan/Material - 5.554.645
Persediaan Cetak - -
Persediaan Pakaian Dinas/Kerja - 6.959.500
Persediaan Makanan dan Minuman - -
Persediaan Hibah 6.959.500 -
Jumlah 11.763.000 16.385.645
5.2.1.1.4. Aset Tetap
Aset Tetap per 31 Desember 2016 sebesar Rp 243.730.023.897.94 turun sebesar Rp 1.980.570.422,90 atau 0,81 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 245.710.594.320,84 dengan rincian sebagai berikut :
Saldo Awal Rp 335.065.038.407,00 Penambahan Belanja Modal Rp 3.569.429.489,00 Belanja Barang/Jasa - Hibah - Mutasi Masuk -
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap -
Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya Rp 388.960.000,00
Koreksi -
Jumlah Rp 3.958.389.489,00
Berkurang
Ekstrakontable Rp 5.900.000,00
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap -
Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya -
Mutasi Keluar -
Koreksi -
Jumlah Rp 5.900.000,00
Grand Total Rp 339.017.527.896,00
5.2.1.1.5. Tanah
Tanah per 31 Desember 2016 sebesar Rp 133.338.140.440,00 naik sebesar Rp 63.850.000,00 atau 0,05 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 133.274.290.440,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 Bertambah Berkurang 2015
Tanah 133.338.140.440,00 63.850.000,00 - 133.274.290.440,00
Jumlah 133.338.140.440,00 63.850.000,00 - 133.274.290.440,00
Rincian mutasi tanah terdiri dari :
Saldo Awal Rp 133.274.290.440,00 Penambahan Belanja Modal Rp 63.850.000,00 Belanja Barang/Jasa - Hibah - Mutasi Masuk -
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap -
Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya -
Koreksi -
Jumlah Rp 63.850.00,00
Berkurang
Ekstrakontable -
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap -
Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya -
Mutasi Keluar -
Koreksi -
Jumlah -
5.2.1.1.6. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2016 sebesar Rp 31.780.916.705,00 naik/turun sebesar Rp 927.215.100,00 atau 3,01 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 30.853.701.605,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 Bertambah Berkurang 2015
Alat Berat 1.048.966.500,00 1.048.966.500,00
Alat Angkut 7.081.139.480,00 388.960.000,00 6.692.179.480,00
Alat Bengkel dan Ukur 534.673.350,00 534.673.350,00
Alat Pertanian dan
Peternakan 36.220.000,00 36.220.000,00
Alat Kantor dan Rumah
Tangga 22.147.272.046,00 544.155.100,00 5.900.000,00 21.609.016.946,00
Alat Studio dan
Komunikasi 607.378.200,00 607.378.200,00
Alat Kedokteran 212.977.129,00 212.977.129,00
Alat Laboratorium 112.290.000,00 112.290.000,00
Alat Keamanan - -
Jumlah 31.780.916.705,00 933.115.100,00 5.900.000,00 30.853.701.605,00
Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari :
Saldo Awal Rp 30.853.701.605,00 Penambahan Belanja Modal Rp 933.115.100,00 Belanja Barang/Jasa - Hibah - Mutasi Masuk -
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap -
Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya -
Koreksi -
Jumlah Rp 933.115.100,00
Berkurang
Ekstrakontable Rp 5.900.000,00
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap -
Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya -
Mutasi Keluar -
Koreksi -
Jumlah Rp 5.900.000,00
Grand Total Rp 31.780.916.705,00
5.2.1.1.7. Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 171.055.307.781,00 naik/turun sebesar Rp 2.961.424.389,00 atau 1,76 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 168.093.883.392,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 Bertambah Berkurang 2015
Gedung 170.752.208.781,00 2.961.424.389,00 167.790.784.392,00
Monumen 303.099.000,00 303.099.000,00
Rincian mutasi gedung dan bangunan terdiri dari : Saldo Awal Rp 168.093.883.392,00 Penambahan Belanja Modal Rp 2.961.424.389,00 Belanja Barang/Jasa - Hibah - Mutasi Masuk -
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap -
Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya -
Koreksi -
Jumlah Rp 2.961.424.389,00
Berkurang
Ekstrakontable -
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap -
Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya -
Mutasi Keluar -
Koreksi -
Jumlah -
Grand Total Rp 171.055.307.781,00
5.2.1.1.8. Jalan, irigasi dan Jaringan
Jalan, Irigasi dan jaringan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 1.610.029.069,00 naik/turun sebesar Rp 0 atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 1.610.029.069,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 Bertambah Berkurang 2015
Jalan dan Jembatan 52.859.000,00 52.859.000,00
Bangunan Air/Irigasi 1.449.336.069,00 1.449.336.069,00
Instalasi 25.000.000,00 25.000.000,00
Jaringan 82.834.000,00 82.834.000,00
Jumlah 1.610.029.069,00 1.610.029.069,00
Rincian mutasi jalan, irigasi dan jaringan terdiri dari :
Saldo Awal Rp 1.610.029.069,00 Penambahan Belanja Modal - Belanja Barang/Jasa - Hibah - Mutasi Masuk -
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap -
Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya -
Koreksi -
Jumlah -
Berkurang
Ekstrakontable -
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap -
Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya -
Mutasi Keluar -
Koreksi -
Jumlah -
5.2.1.1.9. Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2016 sebesar Rp 218.852.800,00 naik/turun sebesar Rp 8.142.800,00 atau 3,86 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 210.710.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 Bertambah Berkurang 2015
Buku Perpustakaan Rp 450.199.800,- - - Rp 450.199.800,-
Barang Bercorak Kesenian
dan Kebudayaan Rp 782.934.101,- - - Rp 782.934.101,-
Hewan, Ternak dan
Tanaman - - - -
Jumlah Rp 1.233.133.901,- - - Rp 1.233.133.901,-
Rincian mutasi aset tetap lainnya terdiri dari :
Saldo Awal Rp 1.233.133.901,00 Penambahan Belanja Modal - Belanja Barang/Jasa - Hibah - Mutasi Masuk -
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap -
Reklasifikasi Masuk ke Aset Lainnya -
Koreksi -
Jumlah -
Berkurang
Ekstrakontable -
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap -
Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya -
Mutasi Keluar -
Koreksi -
Jumlah -
Grand Total Rp 1.233.133.901,00
5.2.1.1.10. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0 naik/turun sebesar Rp 0 atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0 dengan rincian sebagai berikut :
Uraian pembangunan 2016 Bertambah Berkurang 2015
- - - -
- - - -
- - - -
5.2.1.2. Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 95.287.503.998,06 naik sebesar
5.933.059.911,90 atau 6,64 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 89.354.444.086,16 dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Alat Besar 483.614.625,00 371.550.500,00
Alat Angkut 5.911.555.542.50 5.215.683.105,07
Alat Bengkel 419.925.870,00 390.327.780,00
Alat Pertanian 30.470.000,00 24.720.000,00
Alat Kantor dan Rumah Tangga 19.543.864.126,00 18.000.183.736,00
Alat Studio dan Komunikasi 524.738.200,00 468.297.200,00
Alat Kedokteran 209.137.129,00 207.417.129,00
Alat Laboratorium 112.290.000,00 112.286.250,00
Alat Keamanan - -
Gedung 66.858.641.542,05 63.406.300.110,32
Monumen 117.064.860,00 111.002.880,00
Jalan dan Jembatan 52.859.000,00 52.859.000,00
Bangunan Air dan Irigasi 985.190.003,51 958.757.762,44
Instalasi 19.666.666,67 19.333.333,33
Jaringan 18.486.433,33 15.725.300,00
Jumlah 95.287.503.998,06 89.354.444.086,16
5.2.1.3. Aset Lainnya
Aset Lainnya per 31 Desember 2016 sebesar Rp 218.852.800,00 naik sebesar Rp 8.142.800,00 atau 3,86 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 210.710.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Aset Dikerjasamakan - -
2016 2015
Aset Tak Berwujud 387.430.000,00 309.930.000,00
Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud (168.577.200,00) (99.220.000,00)
Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Netto 218.852.800,00 210.710.000,00
2016 2015
Barang Rusak Berat 1.700.007.043,00 2.088.967.043,00
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (1.700.007.043,00) (2.088.967.043,00)
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Netto 0 0
Jumlah Aset Lainnya 218.852.800,00 210.710.000,00
5.2.1.3.1. Aset Tidak Berwujud
Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2016 sebesar Rp 387.430.000,00 naik sebesar Rp 77.500.000,00 atau 80 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 309.930.000,00.
5.2.1.3.2. Amortisasi Aset Tak Berwujud
Amortisasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2016 sebesar Rp 218.852.800,00 turun sebesar Rp 168.577.200,00 atau 43,51 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 387.430.000,00
5.2.2 KEWAJIBAN
Total Kewajiban per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0 naik/turun sebesar Rp 0 atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0
5.2.3 EKUITAS
Total Ekuitas per 31 Desember 2016 sebesar Rp 30.979.023.878,60 naik sebesar Rp 26.201.308.593,20 atau 548,41 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar (Rp 4.777.715.285,49)
5.2.4 PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.2.5 PENDAPATAN-LO
Pendapatan yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah pendapatan yang telah timbul hak pemerintah untuk menagih selama TA. 2016. Pendapatan-LO per 31 Desember 2016 sebesar Rp 210.000.000,00 naik Rp 28.275.000,00 atau 15,56 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 181.725.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Pendapatan Asli daerah 181.725.000,00 210.000.000,00
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah - -
Jumlah 181.725.000,00 210.000.000,00
5.2.5.1.1 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah-LO per 31 Desember 2016 sebesar Rp 210.000.000,00 naik Rp 28.275.000,00 atau 15,56 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 181.725.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Pendapatan Pajak Daerah - -
Pendapatan Retribusi Daerah 181.725.000,00 210.000.000,00
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - -
Jumlah 181.725.000,00 210.000.000,00
5.2.5.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah-LO per 31 Desember 2016 sebesar Rp 210.000.000,00 naik Rp 28.275.000,00 atau 15,56 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 181.725.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
2016 2015
Retribusi Jasa Umum - -
Retribusi Jasa Usaha 181.725.000,00 210.000.000,00
Retribusi Perizinan Tertentu - -
5.2.6 BEBAN
Belanja yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah Belanja yang telah diterbitkan dokumen pembayaran yang disahkan oleh pengguna anggaran dan barang telah diterima. Beban per 31 Desember 2016 sebesar Rp 215.167.322.253,90 turun sebesar Rp 35.273.660.595,29 atau 14,1 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 250.440.982.848,61
5.2.6.1 Beban Operasional
Beban Operasional per 31 Desember 2016 sebesar Rp 215.167.322.253,90 turun sebesar Rp 35.273.660.595,29 atau 14,1 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 250.440.982.848,61
2016 2015
Beban Pegawai 137.527.895.356,00 136.090.173.354,00
Beban Barang & Jasa 72.025.969.786,00 106.495.482.627,33
Beban Penyusutan dan Amortisasi 5.613.457.111,90 7.780.326.867,28
Beban Lainnya - 75.000.000,00
Jumlah 215.167.322.253,90 250.440.982.848,61
5.2.6.1.1 Beban Pegawai
Beban Pegawai per 31 Desember 2016 sebesar Rp 137.527.895.356,00 naik sebesar Rp 1.437.722.002,00 atau 1,6 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 136.090.173.354,00
2016 2015
Beban Pegawai Tidak langsung 121.481.148.516,00 120.069.434.854,00
Beban Pegawai Langsung 16.046.746.840,00 16.020.738.500,00
Jumlah 137.527.895.356,00 136.090.173.354,00
5.2.6.1.2 Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2016 sebesar Rp 72.025.969.786,00 turun sebesar Rp 34.469.512.841,33 atau 32,37 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 106.495.482.627,33
2016 2015
Beban Persediaan 49.359.723.695,00 58.722.994.096,00
Beban Jasa 10.414.795.338,00 14.847.234.623,33
Beban Pemeliharaan 10.414.795.338,00 10.552.081.327,00
Beban Perjalanan Dinas 5.149.856.208,00 10.319.069.956,00
Beban Barang & Jasa Lainnya 97.825.000,00 12.054.102.625,00
Jumlah 72.025.969.786,00 106.495.482.627,33
5.2.6.1.3 Beban Penyusutan/Amortisasi Aset
Beban Penyusutan/Amortisasi Aset per 31 Desember 2016 sebesar Rp 5.613.457.111,90 turun sebesar Rp 2.166.869.755,38 atau 27,85 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 7.780.326.867,28
2016 2015
Beban Penyusutan Aset Tetap 5.544.099.911,90 5.633629.824,28
Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud 69.357.200,00 2.146.697.043,00
Beban Penyusutan Aset tetap Rusak Berat - -
5.2.6.1.4 Beban Lain-Lain
Beban Lain-Lain per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0 turun sebesar Rp 75.000.000,00 atau 0 % dibandingkan saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp 75.000.000,00
2016 2015
Beban Penyisihan Piutang - 75.000.000,00
Beban Diragukan Tertagih Investasi Non Permanen - -
Beban Hibah Aset Tetap - -
Jumlah - 75.000.000,00
5.3 PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan komponen Laporan Keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dan ekuitas akhir.
BAB VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN
6.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 1. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sosial adalah sebagai berikut:
a. Tugas Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah Bidang Sosial berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
b. Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas Sosial mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis bidang sosial;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang sosial; 3) Pembinaan dan fasilitasi bidang sosial lingkup provinsi dan kabupaten/kota;
4) Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial, pengembangan kesejahteraan sosial;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang sosial; 6) Pelaksanaan kesekretariatan dinas;
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan UPT Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut:
1.2 Sumber Daya Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting dan penentu dalam mengimplementasikan visi, misi, target, sasaran, program dan kegiatan. Jumlah pegawai Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah per 1 Oktober 2013 sejumlah 942 orang terbagi atas 195 orang pegawai bertugas pada kantor Dinas Sosial dan 747 orang pegawai bertugas pada Balai dan Unit Rehabilitasi Sosial. Secara terperinci kondisi pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. SDM BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
NO. LOKASI
TINGKAT PENDIDIKAN
JML
SD SLTP SLTA D III S1/
DIV S.2
1. Dinas Sosial Prov Jateng 6 12 80 17 93 20 228
a. PNS 5 6 61 15 88 20 195
b. Harian Lepas 1)Masuk Data Base
BKD
2)Tidak Masuk Data Base BKD/Kontrak - 1 1 5 4 15 1 1 2 3 - - 8 25
2. Unit Pelaksana Teknis
(Balai Rehabilitasi Sosial) 57 60 418 52 228 51 868
a. PNS 33 50 360 40 213 51 747
b. Harian Lepas
1) Masuk Data Base BKD 2) Tidak Masuk Data Base BKD/Kontrak 16 8 3 8 7 51 1 11 3 12 - - 29 92 JUMLAH SELURUHNYA 63 72 498 69 321 71 1.096
Tabel 2. SDM BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN
NO. LOKASI
PANGKAT/GOLONGAN
JUMLAH
I II III IV HARLEP
1. Dinas Sosial Provinsi Jateng 3 29 155 8 32 227
2. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Sosial Provinsi Jateng 50 163 490 44 121 868
Tabel 3. SDM BERDASARKAN JABATAN NO LOKASI STRUKTURAL FUNGSIONAL JUMLAH ESL. II ESL. III ESLI V PEKSOS AHLI PEKSOS TRAMPIL 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Dinas Sosial Prov. Jateng 1 5 14 - - 20 2 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Prov. Jateng - 27 75 39 84 225 JUMLAH SELURUHNYA 1 32 89 39 84 245
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah memiliki 27 Balai Rehabilitasi Sosial yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dalam penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, antara lain :
Tabel 4. DAFTAR NAMA BALAI REHABILITASI SOSIAL DINAS SOSIAL
NO. NAMA JENIS
PELAYANAN LOKASI
1. Balai Rehabilitasi Sosial “Mardi Utomo” Semarang I
PGOT Jl. Mulawarman, Kramas,
Kota Semarang 2. Balai Rehabilitasi Sosial
“Mandiri” Semarang II
Anak Nakal, Eks Penyalahguna Napza, Anjal
Jl. Amposari II/4 Kel. Sendangguwo, Kec.
Tembalang, Kota Semarang Unit Rehabilitasi Sosial
“Pucang Gading” Semarang
Lanjut Usia terlantar
Jl. Plamongan Sari Kota Semarang
3. Balai Rehabilitasi Sosial ”Margo Widodo” Semarang
PGOT & Tuna Laras
Jl. Raya Tugu Km. 9 Kota Semarang
4. Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya”Ungaran
Remaja Terlantar & Korban Tindak Kekerasan
Jl. Ki Sarino Mangunpranoto No. Ungaran, Kab. Semarang
Unit Rehbilitasi Sosial “Wening Wardoyo” Ungaran
Lanjut Usia Terlantar
Jl. Kutilang No. 24 Ungaran Kab. Semarang
5. Balai Rehabilitasi Sosial “ Ngudi Rahayu” Kendal
Tuna Laras (Eks Psikotik)
Jl. Ds. Salam Sari, Kec. Boja Kab. Kendal
Unit Rehabilitasi Sosial “Bina Sejahtera” Kendal
PGOT Jl. Raya Ds. Wonosari
RT.02/RW.07 Kec. Patebon, Kendal
6. Balai Rehabilitasi Sosial “Wanodyatama” Kendal II
Eks WTS Jl. Gemuh Km. 1 Cepiring,
Kab. Kendal Unit Rehabilitasi Sosial
“Pamardi Siwi II” Kendal
Anak Terlantar Jl. Tamtama No. 112 Weleri Kab. Kendal
7. Balai Rehabilitasi Sosial “ Kasih Mesra” Demak
Anak Terlantar Jl. Bentengan No. 7 Kab. Demak
Unit Rehabilitasi Sosial “Pamardi Putra” Demak
Cacat Tubuh Jl. Sunan Kalijogo No. 143 Kab. Demak
8. Balai Rehabilitasi Sosial “ Harapan Bangsa” Rembang I
Anak Terlantar Jl. Raya Blora Km 5 Kab. Rembang
Unit Rehabilitasi Sosial “Margo Mukti” Rembang
Lanjut Usia Terlantar
Jl. Blora Km. 5 Kab. Rembang
9. Balai Rehabilitasi Sosial “Pangrukti Mulyo” Rembang II
Tuna Laras Eks Psikotik)
Jl. Raya Blora Km. 6 Ds. Wedung Rejo Kab. Rembang
Unit Rehabilitasi
Sosial“Pamardi Karya” Blora
PGOT Jl. Raya Rembang Km.10
Ds. Ngampel Kab. Blora 10. Balai Rehabilitasi Sosial
“Pendowo” Kudus
Cacat Netra Jl. Melati Lor No. 10 Kab. Kudus
Unit Rehabilitasi Sosial “Muria Jaya” Kudus
PGOT Jl. Cenge Ngembalrejo Kab.
Kudus Unit Rehabilitasi Sosial
“Sono Rumekso” Grobogan
Tuna Laras (Gangguan Jiwa)
Jl. Letjen S. Parman No. 38 A Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan
11. Balai Rehabilitasi Sosial “Sunu Ngesti Tomo” Jepara
Anak Terlantar Jl. Pemuda No. 95 Kab. Jepara
Unit Rehabilitasi Sosial “Waluyo Tomo” Jepara
PGOT & Tuna Laras
Jl. Tambaksari Kauman Kab. Jepara
12. Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta I
Eks WTS Jl. DR. Rajiman No. 624
Kota Surakarta 13. Balai Rehabilitasi Sosial
“Bhakti Chandrasa” Surakarta II
Cacat Netra Jl. DR. Rajiman No. 624 Kota Surakarta
14. Balai Rehabilitasi Sosial “Taruna Yodha” Sukoharjo
Remaja Terlantar (Putus Sekolah)
Jl. Prof. DR. Supomo SH No. 53 Kab. Sukoharjo
Unit Rehabilitasi Sosial “Esti Tomo” Wonogiri
Anak Terlantar Jl. Dahlia II No. 576 Kab. Wonogiri
15. Balai Rehabilitasi Sosial “ Pamardi Utomo” Boyolali
Anak Terlantar Jl. Pandanaran No.174 Kab. Boyolali
Unit Rehabilitasi Sosial “Hestining Budi” Klaten
Cacat Ganda Jl. Rajawali G4 IV Kel. Sidomulyo No. 04 Kab. Klaten
16. Balai Rehabilitasi Sosial “Dharma Putera” Purworejo I
Tuna Rungu Wicara
Jl. Kartini No. 9 Kab. Purworejo
Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wredho” Purworejo
Lansia Terlantar Jl. Kliwonan I/14 Kec. Kutoarjo Kab. Purworejo
Unit Rehabilitasi Sosial “Wira Karya Tama” Purworejo
Anak Terlantar Jl. Wismo Aji No. 9 Kec. Kutoarjo Purworejo
17. Balai Rehabilitasi Sosial “ Wiloso Muda Mudi” Purworejo II
Anak Terlantar Jl. Urip Sumoharjo No. 76 Kab. Purwprejo
Unit Rehabilitasi Sosial “Mardi Guno” Kebumen
PGOT Jl. Slamet Riyadi No. 4
Prembun Kab. Kebumen 18. Balai Rehabilitasi Sosial “
Martani” Cilacap
PGOT, Tuna Laras & Lanjut Usia terlantar
Jl. Wijaya Kusuma No. 43 Ds. Pucong Kec. Kroya Kab. Cilacap
Unit Rehabilitasi Sosial “ Dewanata” Cilacap
Lansia Terlantar Jl. Raya Slarang No. 119 Kec. Kesugihan Kab. Cilacap 19. Balai Rehabilitasi Sosial “
Budhi Sakti” Banyumas
Anak Terlantar Jl. Karang Sawah
Unit Rehabilitasi Sosial “ Pamardi Raharjo” Banjarnegara
PGOT Jl. Raya Pucang No. 5 Ds.
Pucang, Kab. Banjarnegara
20. Balai Rehabilitasi Sosial “ Raharjo” Sragen
Tuna Grahita Jl. Raya Sragen Solo Km. 2 Kab. Sragen
Unit Rehabilitasi Sosial “ Pamardi Siwi I” Sragen
Anak Terlantar Jl. RA Kartini No. Kab. Sragen
21. Balai Rehabilitasi Sosial “ Kartini” Tawangmangu
Anak Nakal, Anak Jalanan
Jl. Raya Lawu No. 13 Kec. Twngmangu Kab.
Karanganyar 22. Balai Rehabilitasi Sosial “
Suko Mulyo” Tegal
Anak Terlantar Jl. Dr. Sutomo No. 56. Kota Tegal
Unit Rehabilitasi Sosial “Putra Harapan” Slawi Kab. Tegal
Anak Terlantar Jl. Putra Harapan Kec. Slawi Kab. Tegal
Unit Rehabilitasi Sosial “Purbo Yuwono” Brebes
Lansia Terlantar Jl. Raya Klampok No. 69 Kab. Bebes
23. Balai Rehabilitasi Sosial “ Samekto Karti” Pemalang I
PGOT & Tuna Laras
Jl. Raya Pabrik Comal Baru Ampel Gading Kec. Comal Kab. Pemalang
Unit Rehabilitasi Sosial “Bisma Upakara” Pemalang
Lansia Terlantar Jl. Raya Slarang Kab. Pemalang
24. Balai Rehabilitasi Sosial “ Distrarastra” Pemalang II
Cacat Netra Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo
No. 4 Kab. Pemalang Unit Rehabilitasi Sosial
“Karya Mandiri” Pemalang
Anak Terlantar Jl. Brigjen Katamso No. 2 Kab. Pemalang
25. Balai Rehabilitasi Sosial “ Woro Wiloso” Salatiga
Anak Terlantar Jl. Diponegoro No. 85 Kota Salatiga
Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Tomo” Salatiga
Anak & Balita Terlantar
Jl. Yos Sudarso No. 20 Kota Salatiga
Unit Rehabilitasi Sosial “ Taman Harapan” Salatiga
Anak Terlantar Jl. Diponegoro No. 85 Kota Salatiga
26. Balai Rehabilitasi Sosial “Penganthi” Temanggung
Cacat Netra Jl. Suyoto No. 70 Kab. Temanggung
Unit Rehabilitasi Sosial “Mardi Yuwono” Wonosobo
Anak Terlantar Jl. Ahmad Yani No. 84 Kab. Wonosobo
27. Balai Rehabilitasi Sosial “Kumuda Putra Putri” Magelang
Anak Terlantar Jl. Ali Basah Sentot Prawiro Dirjo No. 940 Kab.
Magelang
6.3 Kebijakan dan Program Kerja SKPD
Upaya mengangkat derajat kesejahteraan sosial dapat dipandang sebagai bagian dari investasi sosial yang ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Jawa Tengah, sehingga mereka mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai yang layak bagi kemanusiaan. Dalam hal ini, pembangunan kesejahteraan sosial ekonomi serta berbagai dampaknya, dimana bila kita abaikan akan mengarah pada terjadinya disintegrasi sosial yang menurunkan harkat dan martabat masyarakat Jawa Tengah.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Pasal 1 dan 2 menyebutkan bahwa penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga Negara yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
Untuk menjamin terlaksananya usaha kesejahteraan sosial secara efektif, efisien, dan akuntabel, penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dilaksanakan secara sinergis, simultan, dan berkelanjutan, serta dirumuskan dalam pendistribusian tugas dan tanggung jawab bidang-bidang, yaitu :
a. Kesekretariatan
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaran secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian.
b. Bidang Pemberdayaan Sosial
Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskinan, keluarga dan komunitas adat, kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial.
c. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia, pelayanan dan rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
d. Bantuan dan Jaminan Sosial
Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perlindungan korban bencana alam dan sosial, perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migrant, serta pengelolaan sumber dana dan jaminan sosial.
e. Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Bidang Pengembangan Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengkajian dan pengembangan kesejahteraan sosial, kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial dan pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial.
BAB VII
PENUTUP
Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016 telah memberikan informasi yang relevan, akuntabilitas dan transparansi serta bermanfaat bagi para pengguna anggaran. Berdasarkan entitas pelaporan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Kas yang ada di Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan tidak terdapat saldo kas atau yang belum disetor ke Rekening Kas Umum Daerah.
b. Persediaan barang yang masih ada di Petugas Penyimpan Barang telah dikalkulasi secara cermat dan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi serta diakui berdasarkan nilai barang yang belum terjual atau terpakai.
c. Aset Tetap yang ada di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah terjadi penambahan dan pengurangan aset, antara lain :
1) Penambahan a) Tanah
b) Alat Kantor dan Rumah Tangga c) Bangunan Gedung Tempat Kerja 2) Pengurangan
a) Alat Kantor dan Rumah Tangga
d. Pendapatan dan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada Tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan pada Tahun 2015.
e. Belanja yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung telah dialokasikan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah serta untuk mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.