RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN
TERHADAP DOSIS PUPUK NPK PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM
Ellen Rosyelina Sasmita dan Dar ban Haryanto
Pr ogr am Studi Agr oteknologi Fakultas Per tanian UPN “Veter an” Yogyakar ta Jl. Lingkar Utar a 104 Condongcatur Yogyakar ta
ellensasmita@gmail.com
ABSTRAK
Tanaman kemir i sunan mer upakan salah satu tanaman yang ber potensi menghasilkan minyak nabati. Saat ini kemir i sunan sedang di kembangkan oleh pemer intah. Tanaman kemir i sunan memiliki potensi untuk lebih dikembangkan dan dalam kegiatan budidayanya diper lukan bibit yang ber mutu. Per tumbuhan bibit mer upakan suatu hal yang penting untuk mencapai r oduktivitas yang optimum. Hasil penelitian menunjukkan ter jadi inter aksi antar a per lakuan komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK ter hadap per tambahan tinggi tanaman umur 3 mst., komposisi media tanam M2, M3 dan M4 member ikan pengar uh nyata lebih baik pada par ameter per tambahan tinggi tanaman (1, 2, 4 dan 5 mst), jumlah daum (4 dan 5 mst), dan per tambahan diameter batang (1 dan 2 mst), per lakuan dosis pupuk P2, P3 dan P4 member ikan pengar uh yang nyata lebih baik pada par ameter tinggi tanaman 4 dan 5 mst; dan par ameter jumlah daun 3, 4 dan 5 mst.
PENDAHULUAN
Di tengah kr isis bahan bakar minyak (BBM) yang melanda Indonesia, sejak tahun
2005 telah dieksplor asi ber bagai tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diolah
menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi. Salah satu hasil eksplor asi ter sebut adalah
ditemukannya kemir i sunan (Reut alis t r isper ma (Blanco) Air y Shaw ), yang ber potensi
menghasilkan minyak nabati yang dapat diolah menjadi biodiesel pengganti solar .
Tanaman ini dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 115 liter / pohon/ tahun atau
18.000 liter / ha/ tahun (Her man et al., 2009). Potensi ini cukup besar bila dibandingkan
tanaman lain seper ti jar ak pagar , nyamplung, kelapa saw it, kelapa dan tanaman lainnya
((Pr anow o dan Rusli, 2012).
Tanaman kemir i sunan memiliki banyak kel ebihan, ant ar a lain ber sifat sebagai
tanaman konser vasi, mempunyai daya adaptasi yang tinggi ter hadap lingkungan, mampu
ber tahan pada lahan ber ler eng sehingga dapat menahan er osi, tajuknya yang r imbun ser ta
daunnya yang cukup lebar dan lebat dapat menyer ap CO2 dan menghasilkan O2 yang cukup
banyak ser ta daun ter sebut akan r ontok pada musim ker ing sehingga dapat membentuk
humus yang tebal sebagai penyubur tanah.
Minyak kemir i sunan mengandung asam
∝
-oleostear at yang ber acun sehingga dapatdimanfaatkan sebagai bahan campur an pestisida nabati. Kandungan minyak antar a
40-62%, dapat dijadikan sumber ener gi alter nati f pengganti solar dan sumber bahan baku
industr y (Mar tin dkk., 2010 dalam Tr esniaw ati dkk.,2014). Tanaman kemir i sunan
memiliki potensi untuk lebih dikembangkan dan dalam kegiat an budidayanya diper lukan
bibit yang ber mutu.
Tanaman membutuhkan per aw atan yang tepat dalam per tumbuhan dan
per kembangannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan per tumbuhan tanaman adalah
dengan pember ian unsur har a bagi tanaman. Unsur har a mer upakan hal yang sangat
penting, keter sediaannya mempengar uhi per tumbuhan tanaman yang ber ada di atasnya.
Umumnya pemenuhan unsur har a pada pada media tanam dilakukan dengan pemupukan.
Pupuk anor ganik banyak ter sedia di pasar an, seper ti Ur ea, SP36 dan KCl yang
masing-masing mengandung unsur har a nitr ogen, fosfor dan kalium yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk per tumbuhannya.
Menur ut Hakim dkk., (1986), pemupukan sehar usnya dilakukan atas keseimbangan.
Dosis dan jenis pupuk di pembibitan tanaman kemir i sunan ber var iasi t er gantung umur
bibit. Yang saat ini digunakan dalam pembibitan tanaman kemir i sunan, untuk pupuk Ur ea
10 gr am/ pohon, pupuk SP36 15 gr am/ pohon dan pupuk KCl 15 gr am/ pohon. Hasil
maksimal dar i suatu upaya pemupukan akan di per oleh jika dilakukan dengan t epat antar a
lain tepat dosis. Pember ian dosis pupuk yang t epat pada aw al per tumbuhan vegetatif dapat
mempengar uhi per tumbuhan tanaman selanjut nya.
Disamping dosis pupuk NPK, penggunaan ber bagai campur an bahan untuk media
tanam di tingkat pembibitan juga memegang per anan yang penting mengingat pada stadia
itu tanaman ber ada pada tahap aw al pembentukan akar . Tanah adalah media pokok dalam
pembibitan. Selain tanah, bahan or ganik mer upakan bahan yang umum digunakan sebagai
campur an tanah dalam membuat suatu media tanam di tingkat pembibitan. Fungsi bahan
aer asi tanah sehingga dapat memudahkan dal am penet r asi akar (War diana dan Her man,
2009). Bahan or ganik seper ti pupuk kandang dalam satu sistem tanah-tanaman dapat
memper baiki str uktur tanah dan membant u dalam per kembangan mikr oor ganisme,
meningkatkan kandungan P ter sedia baik langsung maupun tidak langsung, bahkan dapat
meningkatkan or ganisme sapr ofit dan menekan or ganisme par asit bagi tanaman
Bahan or ganik memiliki fungsi-fungsi penting dalam tanah yaitu: (1) fungsi fisika,
yang dapat memper baiki sifat fisika tanah seper ti memper baiki agr egasi dan per meabilitas
tanah, (2) fungsi kimia, yang dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) t anah,
meningkatkan daya sangga tanah dan meningkatkan ket er sediaan beber apa unsur har a
ser ta meningkatkan penyer apan P, dan (3) fungsi biologi, sebagai sumber ener gi utama
bagi aktivitas jasad r enik tanah (Suhar tatik dan Sismiyati, 2000).
Sekam padi mer upakan sumber bahan or ganik yang ber asal dar i limbah per tanian
yang mudah didapat yang ber potensi untuk digunakan sebagai media tanam. Ar ang sekam,
meskipun memiliki kemampuan menyer ap air yang r endah t etapi mempunyai por ositas
yang baik sehingga aer asi dan dr aenasi media tanam menjadi lebih baik. Sifat ini
menguntungkan jika digunakan sebagai media tanam kar ena mendukung per baikan
str uktur tanah.
Per tumbuhan bibit kemir i sunan mer upakan suatu hal yang penting dalam mencapai
pr oduktivitas yang optimum. Oleh kar ena itu per an pemupukan ser ta media t anam yang
digunakan sangatlah penting. Ber dasar ur aian di atas, maka peneliti ter tar ik melakukan
penelitian dengan judul: “Respon Per tumbuhan Bibit Kelapa Saw it Ter hadap Dosis Pupuk
NPK pada Ber bagai Komposisi Media Tanam”.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kebun Per cobaan Fakultas Per tanian UPN
“Veter an” Yogyakar ta Kampus Condong Catur . Penelitian ber langsung pada bulan Agustus
2015 sampai Desember 2015.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kemir i sunan var ietas unggul
(KS2) umur 4 bulan, pupuk NPK (Ur ea, SP36, KCl), pupuk kandang ayam, ar ang sekam, dan
fur adan 3G. Alat yang digunakan adalah polibag hitam, jangka sor ong, penggar is,
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang t er dir i dar i 2 faktor .
Faktor per tama adalah komposisi media tanam, ter dir i dar i 4 ar as yaitu M1 ( t anah), M2
(tanah : pupuk kandang dengan komposisi 1:1), M3 (tanah : ar ang sekam dengan
komposisi 1:1), dan M4 ( tanah : pupuk kandang : ar ang sekam dengan komposisi 1 : 1 : 1).
Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK, ter dir i dar i 4 ar as yaitu P1(Dosis Ur ea + SP36 + KCl
per bibit (10 gr + 15 gr + 10 gr ), P2 (Dosis Ur ea + SP36 + KCl per bibit (15 gr + 20 gr + 15
gr ), P3 (Dosis Ur ea + SP36 + KCl per bibit (20 gr + 25 gr + 20 gr ), dan P4 (Dosis Ur ea + SP36
+ KCl per bibit (25 gr + 30 gr + 25 gr ). Dar i kedua faktor ter sebut diper oleh 16 kombinasi
per lakuan, diulang sebanyak tiga kali, setiap kombinasi per lakuan ter dir i atas 4 bibit,
sehingga jumlah keselur uhan = 192 bibit tanaman kemir i sunan
Media tanam yang digunakan (t anah, pupuk kandang ayam dan ar ang sekam)
diper siapkan sesuai per lakuan, kemudian dicampur secar a mer ata dan dimasukkan ke
dalam polibag. Pindah tanam dilakukan pada bibit yang ber umur 4 bulan, ditanam ke
polibag yang telah ber isi media, kemudian disir am air secukupnya. Pelaksanaan
pemupukan dilakukan dengan pember ian pupuk NPK (campur an Ur ea, SP36 dan KCl)
sebanyak 2 kali, masing-masing setengah dosis, Pemupukan per tama dilakukan ber samaan
dengan penanaman bi bit di polibag, pemupukan susulan dilakukan pada saat 2 minggu
setelah tanam. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat melingkar di
sekeliling bibit dan selanjutnya ditutup dengan tanah.
Pemelihar aan tanaman yang dilakukan adalah penyir aman (2 kali setiap har i pada
pagi dan sor e har i, atau melihat kondisi media dan penyiangan. Par ameter yang diamati
par ameter kar akter agr onomis yaitu per tambahan tinggi tanaman (cm), jumlah daun
(helai), dan per tambahan diameter batang (mm).
Data hasil pengamatan dianalisis ker agamannya pada tar af 5%. Untuk mengetahui
per bedaan antar ar as, analisis dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
pada tar af 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Per tambahan Tinggi Tanaman (cm)
Hasil sidik r agam menunjukkan tidak ada inter aksi ant ar a per lakuan komposisi
sunan. Per bedaan nyat a hanya ter jadi pada masing-masing faktor tunggalnya, untuk
komposisi media tanam ter jadi pada pengamatan 1, 2, 4 dan 5 mst; sedangkan untuk dosis
pupuk pada pengamatan 4 dan 5 mst. Hasil sidik r agam per tambahan tinggi tanaman 1, 2,
4 dan 5 minggu setelah tanam disajikan pada t abel 1 dan 2.
Pada t abel 1 dapat dilihat bahw a pengamatan per tambahan tinggi tanaman 1 dan 2
mst pada per lakuan dosis pupuk NPK tidak menunjukkan per bedaan antar ar as per lakuan.
Ini ber ar ti bahw a per lakuan pemupukan pada pember ian pupuk yang per tama belum
member ikan pengar uh pada per tambahan t inggi bibit tanaman kemir i sunan. Jeda
pember ian pupuk yang per tama ke pengamatan 1 dan 2 minggu setelah tanaman belum
member ikan r espon ter hadap per tumbuhan tanaman. Sedangkan pember ian pupuk yang
kedua pada pengamatan pada minggu ke-4 dan ke-5 sudah member ikan efek t er hadap
per tumbuhan bibit tanaman kemir i sunan, dimana per tambahan tinggi tanaman pada P2,
P3, dan P4 ber beda nyata lebih tinggi dar i pada P1. Untuk pengar uh media tanam, pada
pengamatan 1, 2, 3, dan 4 mst menunjukkan adanya per bedaan per tambahan tinggi
tanaman antar a M1 dengan M2, M3 dan M4. Ar tinya penambahan pupuk kandang dan
ar ang sekam dapat memper baiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pada t abel 2 dapat dilihat bahw a hasil sidik r agam per tambahan tinggi tanaman
pada 3 mst menunjukkan ada inter aksi antar a per lakuan komposisi media tanam dan dosis
pupuk NPK ter hadap per tambahan tinggi tanaman bibit kemir i sunan . Per tambahan tinggi
tanaman pada kombinasi per lakuan komposisi media tanam M4 dengan dosis pupuk P4
member ikan per tambahan yang nyata lebih tinggi dibandingkan kombinasi per lakuan yang
lain. Sedangkan pada media M2 dan M3 dengan pember ian dosis pupuk P1, P2, P3 dan P4
Tabel 1. Rer ata per tambahan tinggi tanaman bibit tanaman kemir i sunan pada umur 1, 2, 4,
Keter angan: Rer ata per lakuan antar kolom dan bar is yang diikuti hur uf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyat a pada uji DMRT pada tar af 5%. Tanda (+) menunjukkan ada inter aksi .
Jumlah Daun (helai)
Hasil sidik r agam jumlah pada pengamatan daun 1, 2, 3, 4 dan 5 minggu setelah
tanam disajikan pada Tabel 3 ber ikut ini:
Keter angan: Rer ata per lakuan antar kolom dan bar is yang diikuti hur uf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji DMRT pada tar af 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada inter aksi.
Hasil sidik r agam jumlah daun pada pengamatan saat pindah tanam, 1, 2, 3, 4, dan 5
mst menunjukkan tidak ada inter aksi antar a per lakuan media tanam dan dosis pupuk NPK.
Per bedaan nyata hanya ter jadi pada masing-masing faktor tunggalnya saja. Pada
pengamatan aw al (saat pindah tanam), jumlah daun r elatif sama untuk semua per lakuan.
Untuk per lakuan media tanam member ikan pengar uh pada pengamatan 3, 4 dan 5 mst,
dimana pada M1 member ikan jumlah daun yang lebih sedikit dibandingkan M2, M3 dan
M4. sedangkan pada pengamatan 1 dan 2 mst belum ter lihat adanya per bedaan antar a
media tanam. Untuk per lakuan dosis pemupukan, pada pengamatan saat pindah tanam, 1
mst dan 2 mst, antar per lakuan tidak member ikan jumlah daun yang ber beda. Pada
pengamatan 3, 4 dan 5 mst, per lakuan P1 member ikan jumlah daun yang nyata lebih
sedikit dibandingkan P2, P3 dan P4.
Per tambahan Diameter Batang (mm)
Hasil sidik r agam menunjukkan tidak ada inter aksi ant ar a per lakuan komposisi
media tanam dengan dosis pupuk NPK ter hadap per tambahan diamet er bat ang bibit
tanaman kemir i sunan. Per bedaan nyata hanya ter jadi pada masing-masing faktor
tunggalnya. Untuk faktor komposisi media tanam pada pengamatan 1 dan 2 mst,
per tambahan diameter batang pada M1 lebih kecil dibanding pada media M2, M3 dan M4.
Untuk pada pengamatan 1 mst, P1 menghasilkan per tambahan diameter bat ang lebih kecil
dibandingkan P3 dan tidak ber beda dengan P2 dan P4.
Hasil sidik r agam per tambahan diameter batang pada pengamatan 1, 2, 3, 4 dan 5
Tabel 4. Rer ata per tambahan diameter bat ang bibit tanaman kemir i sunan pada umur 1, 2, 3, 4, dan 5 minggu setelah tanam
Per tambahan
menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji DMRT pada tar af 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada inter aksi.
KESIMPULAN
1. Ter jadi inter aksi antar a per lakuan komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK
ter hadap per tambahan tinggi tanaman umur 3 mst.
2. Komposisi media tanam M2, M3 dan M4 member ikan pengar uh nyata lebih baik pada
par ameter per tambahan tinggi tanaman (1, 2, 4 dan 5 mst), jumlah daum (4 dan 5 mst),
3. Per lakuan dosis pupuk P2, P3 dan P4 member ikan pengar uh yang nyata lebih baik
pada par ameter tinggi tanaman 4 dan 5 mst ; dan par ameter jumlah daun 3, 4 dan 5
mst.
DAFTAR PUSTAKA