• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI KUALIFIKASI KECIL DI KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI KUALIFIKASI KECIL DI KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2009"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

1

KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN

JASA KONSTRUKSI KUALIFIKASI KECIL

DI KABUPATEN JEMBRANA

TAHUN 2009

NYOMAN KORIAWAN NIM : 0891561031

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung kerta wara nugrahaNya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Gede Astawa Diputra, MT, pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Mayun Nadiasa, MT, pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana, dan Ketua Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program magister di Universitas Udayana. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak-bapak penguji tesis, yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Bupati Jembrana serta Bapak Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana yang telah memberikan ijin belajar untuk mengikuti program magister di Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada mendiang ayah tercinta, Drs. I Nengah Renta dan Ibu tercinta, Ni Nengah Konten,

(3)

yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir yang logis dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas.

Terima kasih yang tidak terhingga juga penulis sampaikan kepada istri tercinta, Luh Putu Eny Risnayati, SE serta kedua bidadari kecil, Ni Putu Diandra Putri Sasmitha dan Ni Kadek Natasya Putri Damayanthi, yang telah dengan sabar dan penuh pengorbanan mendampingi dan memberikan semangat dalam menyelesaikan pendidikan program pascasarjana ini.

Sebagai akhir kata penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuan yang telah diberikan dalam penysusunan tesis ini, semoga Ida Sang Hyang Widhi selalu melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan kebahagian dan kesejahteraan.

(4)

KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN

JASA KONSTRUKSI KUALIFIKASI KECIL

DI KABUPATEN JEMBRANA

TAHUN 2009.

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil

Program Pascasarjana Universitas Udayana

NYOMAN KORIAWAN NIM : 0891561031

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

(5)

ABSTRAK

KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI KUALIFIKASI KECIL DI KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2009 Tujuan dari terbitnya UU No.18 tahun 1999 adalah memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kontraktor serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan hubungan antara karakteristik dengan kinerja kontraktor kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana tahun 2009.

Data karakteristik dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan ke 97 (sembilan puluh tujuh) kontraktor kualifikasi kecil yang ada di Kabupaten Jembrana, sedangkan data kinerja dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 40 (empat puluh) orang pengelola proyek di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana. Metode deskripsi digunakan untuk menjelaskan karakteristik kontraktor, sedangkan metode analisis faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kontraktor kualifikasi kecil dan untuk analisis hubungan karakteristik dengan kinerja menggunakan analisis korelasi sederhana.

Simpulan dari penelitian ini adalah : 1). 67,01 % tingkat pendidikan penanggungjawab badan usaha adalah tamatan STM, 21,65% adalah sarjana Teknik (S1/S2/S3), 2,06 % adalah tamatan diploma teknik dan 9,28 % adalah tamatan non teknik. Sedangkan Untuk tingkat pendidikan penanggungjawab teknik badan usaha sebanyak 58,76 % adalah tamatan STM, 34,02 % adalah sarjana teknik (S1/S2/S3), 4,12 % adalah tamatan diploma teknik sedangkan sebanyak 3,09 % adalah non teknik. 2). Faktor utama yang mempengaruhi kinerja kontraktor terdapat pada kelompok I ( faktor sumber daya manusia dan keuangan) yang terdiri dari variabel Modal keuangan dalam pelaksanaan pekerjaan, Penempatan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi pendidikan, Pengalaman dan keterampilan tenaga kerja yang dipekerjakan, Koordinasi dengan pihak pengguna jasa dalam pelaksanaan pekerjaan, Data yang dipakai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan, Pertimbangan keselamatan pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan, Kelengkapan gambar disain/dokumen pelaksanaan; 3) Pengguna jasa tidak berkorelasi dengan kinerja pengusaha jasa konstruski gred 2 tetapi berkorelasi dengan kinerja pengusaha jasa konstruksi gred 3 dan gred 4, sedangkan keahlian tenaga kerja tidak berkorelasi dengan kinerja pengusaha jasa konstruksi gred 3 dan gred 4 tetapi berkorelasi dengan kinerja pengusaha konstruksi gred 2.

(6)

ABSTRACT

CHARACTERISTICS AND PERFORMANCE OF SMALL QUALIFIED CONTRACTORS IN JEMBRANA REGENCY IN 2009.

The purpose of issuance of the Law no. 18 in 1999 was to give direction to growth and development of construction services to realize business structure that strong, reliable, highly competitive, and qualify result. Aims of this research were to analyze the contractor characteristics and the factors that influences the performance and correlation between characteristics with the small qualification contractor's performance in Jembrana regency in 2009.

Characteristic data were collected by using questionnaire which has been distributed to 97 (ninety seven) small qualification contractors that exist in Jembrana regency, while the performance data were collected by using a questionnaire that distributed to 40 (forty) project managers in the Public Works Department of Jembrana regency. Description method was used to describe the characteristics of the contractor, while the factor analysis method were used to analyze the factors that influences the small qualification contractor’s performance and to analysis the correlations between characteristics with performance by using simple correlation analysis.

The conclusions of this research as follows: 1) 67.01% education level of responsible person of business were engineering high school graduate or equivalent, 21.65% are scholar (S1/S2/S3), 9.28% were non-engineering graduates and 2.06% were graduate of engineering diploma. While education level of responsible person for engineering of enterprises were 58.76% graduate of engineering high school or equivalent, 34.02% were scholar (S1/S2/S3), 4.12% were engineering diploma graduate were 3.09% were non-technical. 2). Of the four factors new formed, the main factors that influences the contractor performance were found in the first group (human resources and financial factors) which consists of financial capital variables in implementation of the jobs, placement of the worker in accordance with worker’s education qualifications, experiences and skills, Coordination with the service user in the implementation of work, data that has been used in accordance with the actual situation on the site. Safety considerations of worker in the implementation of the work, completeness of design drawing / implementation documents; 3) Service user variable has no correlation with the grade 2 small qualification construction services performance but have correlation with grade 3 and 4 while skill worker variable have no correlation with grade 3 and 4 construction service company’s performance but have correlation with the grade 2 qualifications construction company’s performance.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman PRASYARAT GELAR………

LEMBAR PENGESAHAN………. PENETAPAN PANITIA PENGUJI……… UCAPAN TERIMA KASIH……… ABSTRAK………... ABSTRACT………. DAFTAR ISI……… DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR………... BAB I PENDAHULUAN……… 1.1 Latar Belakang………... 1.2 Rumusan Masalah……….. 1.3 Batasan Masalah………. 1.4 Tujuan Penelitian………... 1.5 Manfaat Penelitian………. BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 2.1 Jasa Konstruksi………...……… 2.1.1 Pengertian Jasa Konstruksi……… 2.1.2 Penggolongan Jasa Konstruksi………...………… 2.1.3 Kualifikasi Jasa Konstruksi...………..

ii iii iv v vii viii ix xiv xv 1 1 6 7 7 8 9 9 9 10 10

(8)

2.1.4 Klasifikasi Jasa Konstruksi..…………...……… 2.1.5 Karakteristik Jasa Pelaksana Pekerjaan Konstruksi……… 2.2. Kinerja………..………. 2.2.1 Pengertian Kinerja………... 2.2.2 Pengukuran Kinerja………. 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja……… 2.2.4 Indikator Kinerja……… 2.2.5 Kinerja Organisasi………... 2.2.5.1 Pengukuran Kinerja Organisasi……… 2.2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi…………. 2.2.5.3 Indikator Kinerja Organisasi……… 2.3 Analisis dan Interpretasi Data……… 2.3.1 Analisis Karakteristik Perusahaan Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil………..…………... 2.3.2 Analisis Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil…. 2.3.2.1 Memilih Skala Pengukuran………. 2.3.2.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas………... 2.3.2.3 Pengujian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja……….. 2.3.2.4 Pengujian Hubungan Karakteristik Dengan Kinerja…...………. BAB III METODE PENELITIAN…….……….. 3.1 Kerangka Konsep Penelitian….………. 3.2 Lokasi dan Obyek Penelitian….……… 3.3 Jenis dan Sumber Data……….………...…………...

14 16 20 20 21 23 25 26 27 29 33 34 34 35 35 38 41 44 47 47 48 48

(9)

3.3.1 Jenis Data……… 3.3.2 Sumber Data……… 3.4 Teknik Pengumpulan Data………. 3.5 Populasi dan Sampel……….. 3.5.1 Populasi dan Sampel untuk penelitian karakteristik………... 3.5.1 Populasi dan Sampel untuk penelitian Kinerja………... 3.6 Variabel Penelitian………..………... 3.6.1 Variabel Penelitian Karakteristik……… 3.6.2 Variabel Penelitian Kinerja………. 3.7 Instrument Penelitian……...……….. 3.8 Analisis dan Penyajian Data………... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 4.1 Karakteristik Perusahaan Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil………. 4.1.1 Karakteristik Personalia/ Sumber Daya Manusia………... 4.1.1.1 Tingkat Pendidikan Penanggungjawab Badan Usaha………….. 4.1.1.2 Tingkat Pendidikan Penanggungjawab Teknik Badan Usaha…. 4.1.1.3 Jumlah Tenaga Kerja……… 4.1.1.4 Asal Tenaga Kerja Yang Dipekerjakan……… 4.1.1.5 Status Tenaga Ahli Yang Dipekerjakan………... 4.1.2 Karakteristik Keuangan………... 4.1.2.1 Nilai Paket Pekerjaan Yang Pernah Dikerjakan Dalam Tujuh Tahun Terakhir………. 4.1.2.2 Kekayaan Bersih Yang Dimiliki Saat Ini……….

48 48 48 49 49 51 53 53 54 56 58 60 60 61 61 63 67 69 71 73 73 75

(10)

4.1.2.3 Asal Modal Usaha... 4.1.3 Karakteristik Pengalaman Kerja………. 4.1.3.1. Jumlah Paket Pekerjaan Yang Dikerjakan Dalam Tujuh Tahun

Terakhir………. 4.1.3.2. Pengguna Jasa Yang Sering Memakai Jasa Perusahaan………. 4.1.3.3. Lama Pengalaman Perusahaan Di Bidang Konstruksi………… 4.1.3.4. Lokasi Pekerjaan Yang Sering Ditangani………... 4.1.3.6 Sub bidang layanan pekerjaan yang paling sering dikerjakan…. 4.1.3.7. Sistem Lelang/Pengadaan Yang Diikuti Dalam Memperoleh Pekerjaan……….... 4.1.3.8. Lingkup Wilayah Pengadaan/Lelang Yang Diikuti……… 4.1.4. Karakteristik Peralatan Yang Dimiliki………... 4.1.4.1. Status Peralatan Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan

Pekerjaan………... 4.1.4.2. Jumlah Peralatan Kerja Yang Dimiliki Saat Ini……….. 4.1.4.3. Umur Peralatan Yang Digunakan Saat Ini……….. 4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Kualifikasi Kecil………. 4.2.1 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Jasa

Konstruksi Kualifikasi Kecil………... 4.2.2 Kommunalitas (Communalities)………. 4.2.3 Ekstraksi Jumlah Faktor……….. 4.2.4 Matrix Komponen (Component Matrix)……….

77 79 79 81 83 85 86 88 90 91 91 93 95 97 97 109 111 112

(11)

4.3 Korelasi Karakteristik Pengusaha Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil dengan Kinerja……….. 4.3.1 Korelasi Karakteristik Pengusaha Jasa Konstruksi Gred 2 dengan Kinerja……….……….. 4.3.2 Korelasi Karakteristik Pengusaha Jasa Konstruksi Gred 3 dengan Kinerja……….……….. 4.3.3 Korelasi Karakteristik Pengusaha Jasa Konstruksi Gred 4 dengan Kinerja……….……….. BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 5.1 Simpulan……… 5.2 Saran………... DAFTAR PUSTAKA……….. LAMPIRAN………. 118 121 123 126 129 129 132 133 135

(12)

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3.1 3.2 3.3 3.4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12

Klasifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi…………...…….. Kekayaan bersih perusahaan………... Kemampuan menangani paket pekerjaan……… Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi…………. Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi……… Data kontraktor kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana tahun 2009………. Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%... Data populasi proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana tahun 2009………... Responden kuesioner penelitian kinerja……….. Rekapitulasi hasil uji validitas………. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas………. Hasil tes KMO dan Barlett’s tahap I………... Nilai Anti Image Correlation tahap I………... Hasil tes KMO dan Barlett’s tahap II……….. Nilai Anti Image Correlation tahap II………. Nilai Komunalitas……… Hasil Ekastraksi Faktor………... Hasil Loading Faktor………... Hasil Analisis Korelasi Karakteristik Kontaktor Gred 2 dengan Kinerja………. Hasil Analisis Korelasi Karakteristik Kontaktor Gred 3 dengan Kinerja………. Hasil Analisis Korelasi Karakteristik Kontaktor Gred 4 dengan Kinerja………. 14 18 19 29 39 49 50 51 52 98 100 103 104 106 107 109 111 113 121 124 126

(13)

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27

Tingkat Pendidikan PJBU Grade 2……… Tingkat pendidikan PJBU Grade 3………. Tingkat Pendidikan PJBU Grade 4……… Tingkat Pendidikan PJTBU Grade 2……….. Tingkat Pendidikan PJTBU Grade 3……….. Tingkat Pendidikan PJTBU Grade 4……….. Sertifikat Keahlian PJT Grade 2………. Sertifikat Keahlian PJT Grade 3………. Sertifikat Keahlian PJT Grade 4………. Jumlah Tenaga Kerja Grade 2 ………... Jumlah Tenaga Kerja Grade 3……… Jumlah Tenaga Kerja Grade 4……… Asal Tenaga Kerja Grade 2……… Asal Tenaga Kerja Grade 3……… Asal Tenaga Kerja Grade 4……… Status Tenaga Kerja Grade 2……….. Status Tenaga Kerja Grade 3……….. Status Tenaga Kerja Grade 4……….. Nilai Paket Pekerjaan Grade 2………... Nilai Paket Pekerjaan Grade 3………... Nilai Paket Pekerjaan Grade 4………... Kekayaan Bersih Grade 2………... Kekayaan Bersih Grade 3………... Kekayaan Bersih Grade 4………... Asal Modal Usaha Grade 2……… Asal Modal Usaha Grade 3……… Asal Modal Usaha Grade 4………

61 61 62 63 64 64 65 66 66 67 68 68 69 70 70 71 72 72 73 74 74 75 76 76 77 78 78

(14)

4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34 4.35 4.36 4.37 4.38 4.39 4.40 4.41 4.42 4.43 4.44 4.45 4.46 4.47 4.48 4.49 4.50 4.51 4.52 4.53 4.54 4.55 4.56 4.57

Jumlah Paket Pekerjaan Grade 2……… Jumlah Paket Pekerjaan Grade 3……… Jumlah Paket Pekerjaan Grade 4……… Pengguna Jasa Grade 2………... Pengguna Jasa Grade 3………... Pengguna Jasa Grade 4………... Lama Pengalaman Grade 2……… Lama Pengalaman Grade 3……… Lama Pengalaman Grade 4……… Lokasi Pekerjaan Grade 2……….. Lokasi Pekerjaan Grade 3……….. Lokasi Pekerjaan Grade 4……….. Sub Bidang Layanan Grade 2………. Sub Bidang Layanan Grade 3………. Sub Bidang Layanan Grade 4………. Sistem Pelelangan Yang Diikuti Grade 2………... Sistem Pelelangan Yang Diikuti Grade 3………... Sistem Pelelangan Yang Diikuti Grade 4………... Lingkup Pelelangan Grade 2……….. Lingkup Pelelangan Grade 3……….. Lingkup Pelelangan Grade 4……….. Status Peralatan Grade 2……… Status Peralatan Grade 3……… Status Peralatan Grade 4……… Jumlah Peralatan Yang Dimiliki Grade 2……….. Jumlah Peralatan Yang Dimiliki Grade 3……….. Jumlah Peralatan Yang Dimiliki Grade 4……….. Umur Peralatan Yang Digunakan Grade 2………. Umur Peralatan Yang Digunakan Grade 3……… Umur Peralatan Yang Digunakan Grade 4……….

80 80 80 82 82 82 83 84 84 85 85 85 86 87 87 89 89 89 90 90 91 92 92 93 94 94 95 96 96 97

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kinerja dapat dikatakan sebagai suatu hasil yang dicapai ketika mengerjakan sesuatu atau tugas. Keberhasilan suatu organisasi diukur dengan kinerja organisasi, dimana kinerja organisasi sendiri sangat ditentukan oleh kinerja masing-masing individu dalam organisasi tersebut. Pengelolaan atas kinerja yang dilakukan secara strategis merupakan hal utama bagi organisasi untuk membangun dan meraih keunggulan kompetitif melalui peran sumber daya manusia dalam menjalankan strategi organisasi.

Pada dasarnya kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu yang bekerja dalam organisasi. Tanggung jawab terhadap kinerja sebenarnya tidak lahir dari manajer namun dari individu. Apabila dalam organisasi setiap individu bekerja dengan baik, berprestasi, bersemangat dan memberikan kontribusi terbaik mereka terhadap organisasi, maka kinerja organisasi secara keseluruhan baik. Dengan demikian, kinerja organisasi merupakan cermin dari kinerja individu (Mahmudi, 2005).

Indikator kinerja organisasi juga penting diketahui untuk mengukur hasil yang telah dicapai. Indikator kinerja organisasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan elemen-elemen indikator yaitu : masukan

(16)

(input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak (impact)

(Bastian,2001 dalam Syafarudin dan Tangkilisan, 2004).

Tujuan dari terbitnya UU No.18 tahun 1999 adalah memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas tentunya harus didukung oleh kesiapan faktor-faktor pendukungnya yaitu faktor manajemen, faktor keuangan, faktor sumber daya manusia, faktor pengalaman kerja, faktor sarana dan prasarana pendukung dan faktor peralatan.

Kondisi penyelenggara jasa konstruksi kualifikasi kecil, khususnya di Kabupaten Jembrana, saat ini cendrung mempunyai kelemahan dalam manajemen, penguasaan teknologi, permodalan serta keterbatasan tenaga ahli dan tenaga terampil sehingga berpengaruh terhadap mutu produk, ketepatan waktu pelaksanaan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia, dan modal.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan pengawas proyek serta pejabat pelaksana teknis kegiatan menunjukkan kenyataan bahwa banyak kontraktor yang hanya mengandalkan penyedia jasa untuk membuat administrasi proyek seperti laporan kemajuan proyek (laporan harian, laporan mingguan maupun laporan bulan), permohonan bahan, permohonan job mix formula sehingga sangat menggangu jalannya proyek. Hal lainnya adalah tidak siapnya kontraktor kualifikasi kecil dalam hal permodalan, yang hanya mengandalkan uang muka proyek untuk memulai pekerjaaan di lapangan.

(17)

Karakteristik proyek konstruksi yang dinamis memerlukan proses pengelolaan proyek yang baik yaitu pengelolaan, pengalokasian, dan penjadwalan sumberdaya dalam proyek untuk mencapai sasaran yang dituju yaitu tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu hasil. Perencanaan dan pengendalian yang baik, belum menjamin terwujudnya sasaran proyek, selalu terdapat ketidakpastian atas keputusan apapun yang diambil. Proyek konstruksi sangat penuh risiko, baik risiko finansial maupun risiko manajerial, risiko finansial berkaitan dengan kegagalan perusahan dalam merealisasikan rencana finansial yang telah ditetapkan dan risiko manajerial adalah kegagalan impinan dalam mengelola perusahan, yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial. Risiko ini terjadi karena keadaan masa akan datang penuh dengan ketidakpastian.(Mahadi, 2009)

Keberhasilan proyek konstruksi pada proyek pemerintah tidak hanya dilihat dari ketepatan biaya, waktu dan mutu, tetapi juga dilihat dari ada tidaknya temuan dan penyimpangan proyek setelah dilakukan pemeriksaan oleh instansi pemeriksa seperti Inspektorat, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan instansi pemeriksa lainnya. Temuan pada proyek akan menimbulkan biaya baru bagi penyedia jasa, karena harus mengembalikan sejumlah dana sebagai akibat dari penyimpangan proyek. Penguna jasa, dalam hal ini direksi proyek yaitu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), dan Pengawas berisiko untuk mendapatkan sanksi pelanggaran disiplin kerja akibat penyimpangan proyek.

(18)

Penyebab umum terjadinya temuan adalah perbedaan kondisi lokasi dengan perencanaan, perubahan desain, kelebihan pembayaran, perbedaan spesifikasi, pemeriksaan yang tidak memperdulikan jenis kontrak, dan mutu pekerjaan tidak baik. Semua penyebab risiko temuan ini berpengaruh terhadap biaya proyek dan berisiko dapat “merugikan negaraatau Pemerintah Daerah.

Harian Balipost, edisi Selasa, 07 Juli 2009 memberitakan bahwa Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Bali I Gede Kastawa mengatakan dari pemeriksaan administrasi oleh BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jembrana TA 2008, BPK RI memberikan opini Disclaimer atau

“Tidak Memberikan Pendapat”. Terkait dengan pemeriksaan atas laporan keuangan tersebut Dinas Pekerjaan Umum dan Lingkungan Hidup (PULH) Kabupaten Jembrana yang saat ini menjadi Dinas Pekerjaan Umum (PU) berindikasi menimbulkan kerugian daerah atas kekurangan volume pekerjaan senilai Rp 377,45 juta.

Hal ini tentunya bertolak belakang dengan tujuan diterbitkannya Undang-undang No. 18 Tahun 1999 yang mengharapkan akan tumbuh dan berkembangnya usaha jasa konstruksi yang mempunyai daya saing dan hasil pekerjan konstruksi yang berkualitas dan mampu berfungsi sesuai dengan perencanaan.

Kondisi yang terjadi di Kabupaten Jembrana khususnya pada perusahaan jasa konstruksi kualifikasi kecil kemungkinan disebabkan oleh dua faktor yaitu : 1. Faktor internal kontraktor itu sendiri seperti permodalan, manajemen.

(19)

Faktor ini memberikan pengaruh terhadap kemampuan kontraktor dalam penyediaan sarana dan prasarana termasuk penyediaan sumber daya manusia yang terampil.

2. Faktor ekternal seperti regulasi pemerintah, jumlah proyek, jumlah kontraktor. Hal ini dapat dilihat dari fakta yang terjadi di lapangan dengan peningkatan jumlah perusahaan jasa konstruksi dari tahun ke tahun, yang disebabkan dengan semakin mudahnya persyaratan untuk mendirikan suatu usaha jasa konstruksi khususnya yang berkualifikasi kecil.

Peningkatan ini ternyata belum diikuti dengan peningkatan jumlah proyek yang hanya mengandalkan proyek pemerintah saja, yang tentunya sangat tergantung dari ketersediaan anggaran pemerintah. Data yang ada pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana menunjukkan pada tahun 2009 dari tiga bidang yang ada yaitu bidang cipta karya, bidang bina marga, dan bidang pengairan jumlah proyek dengan nilai dibawah Rp. 1 Milyar berjumlah 84 buah sedangkan jumlah pengusaha jasa konstruksi dengan kualifikasi kecil yang terregistrasi di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi berjumlah 148 buah.

Kesenjangan antara jumlah proyek dengan jumlah usaha jasa konstruksi yang tidak seimbang tentunya akan mengakibatkan terjadinya persaingan yang tidak sehat antara perusahaan jasa konstruksi itu sendiri. Akibatnya, untuk mendapatkan margin keuntungan yang diinginkan maka kualitas pekerjaan akan dikorbankan. Hal ini tentunya akan melemahkan daya saing usaha jasa konstruksi itu sendiri dan menjadi tidak sejalan dengan tujuan dari terbitnya UU No.18 tahun 1999 yaitu memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk

(20)

mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Disisi lain, kesadaran masyarakat akan manfaat dan arti penting jasa konstruksi masih perlu ditumbuhkembangkan agar mampu mendukung terwujudnya ketertiban dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi secara optimal.

Sejalan dengan meningkatnya persaingan, maka menuntut pengusaha jasa konstruksi di Kabupaten Jembrana untuk selalu meningkatkan kualifikasi dan kinerjanya, mengingat persaingan dan banyaknya pesaing yang ada, baik lokal (Kabupaten Jembrana dan Bali) maupun dari luar daerah yang sudah tentu memiliki kemampuan dan fasilitas jauh diatas kekemampuan yang dimiliki oleh pengusaha jasa konstruksi lokal.

Melihat hal tersebut, maka sangatlah penting untuk meneliti karakteristik dan kinerja pengusaha jasa konstruksi dalam mengembangkan usahanya serta meningkatkan daya saing di pasaran lokal maupun luar daerah yang dapat memenuhi keinginan masyarakat pengguna jasa konstruksi tanpa mengabaikan aturan-aturan dan etika yang ada sehingga mampu untuk bersaing saat ini dan dimasa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana karakteristik pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana tahun 2009 terhadap syarat-syarat dasar yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa

(21)

Konstruksi serta Peraturan Lembaga Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 11a tahun 2008 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja dari pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 ?

3. Bagaimana hubungan karakteristik dengan kinerja pengusaha jasa pelaksana konstruksi kualifikasi kecil ?

1.3Batasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi hanya pada pengusaha jasa konstruksi untuk jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan kualifikasi kecil yang ada di Kabupaten Jembrana pada tahun 2009.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat disampaikan tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk menganalisa karakteristik pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana terhadap syarat-syarat dasar yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi serta Peraturan Lembaga Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor 11a tahun 2008 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi.

2. Untuk menganalisa Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja dari pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana tahun 2009.

(22)

3. Untuk menganalisa hubungan karakteristik dengan kinerja pengusaha jasa pelaksana konstruksi kualifikasi kecil.

1.5Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan (pemerintah, lembaga pengembangan profesi dan organisasi profesi) dalam mengeluarkan suatu kebijakan atau regulasi sehingga dapat meningkatkan kinerja dan daya saing pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil serta dapat bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan bagi penelitian-penelitian selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan sumber daya manusia dan dapat memberikan informasi serta sumbangan pemikiran yang diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan jasa konstruksi di Kabupaten Jembrana khususnya mengenai karakteristik perusahaan sehingga mampu meningkatkan daya saing dan kinerja sesuai dengan keinginan masyarakat dalam upaya menghadapi persaingan global.

(23)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Jasa Konstruksi

2.1.1 Pengertian Jasa Konstruksi

Menurut Undang-undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Sedangkan pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya.

Keputusan Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 75/KPTS/LPJK/D/X/2002 mendifinisikan jasa konstruksi sebagai layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh perencana konstruksi dan/atau layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh pelaksana konstruksi dan/atau layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh pengawas konstruksi. Sedangkan Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian dari rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang menyangkut pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan, masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya.

(24)

Sedangkan menurut PerLem LPJK No : 11a Tahun 2008 memberikan definisi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk usaha, klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi 2.1.2 Penggolongan Jasa Konstruksi

Berdasarkan Keputusan Dewan Lembaga pengembangna Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 75/KPTS/LPJK/D/X/2002 tentang Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional, maka Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional dibagi dalam tiga golongan yaitu Golongan Besar, Golongan Menengah, dan Golongan Kecil, yang digolongkan berdasarkan modal kerja yang berasal dari modal setor atau kekayaan yang dimiliki, dengan keketentuan sebagai berikut :

1. Badan Usaha Golongan Kecil memiliki modal kerja setinggi-tingginya Rp. 1 Milyar.

2. Badan Usaha Golongan Menengah memiliki modal kerja lebih dari Rp. 1 Milyar sampai dengan Rp. 10 Milyar.

3. Badan Usaha Golongan Besar memiliki modal usaha di atas Rp. 10 Milyar 4. Untuk badan usaha golongan menengah dan golongan besar harus berbentuk

Perseroan Terbatas (PT) serta telah disahkan oleh menteri terkait. 2.1.3 Kualifikasi Jasa Konstruksi

Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Nasional didasarkan pada tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usahanya yang ditinjau dari :

(25)

1. Aspek Penanggung Jawab Badan Usaha atau Prinsipal (PJBUP), yaitu Direktur Utama atau anggota Direksi atau Pimpinan Badan Usaha untuk Kantor Pusat dan Kepala Cabang/Perwakilan untuk Kantor Cabang/Perwakilan yang bertanggung jawab atas berjalannya operasional Badan Usaha.

2. Pemilikan Tenaga Inti sebagai Penanggung jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU), yaitu tenaga ahli/terampil inti yang diangkat oleh Pimpinan Badan Usaha untuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan seluruh pekerjaan teknik yang dilakukan oleh Badan Usaha untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi dan Penanggung jawab Bidang/Sub Bidang (PJSB), yaitu tenaga ahli/terampil inti yang memiliki sertifikat tenaga ahli/terampil dari asosiasi profesi/institusi pendidikan dan pelatihan dan diangkat oleh Pimpinan Badan Usaha untuk bertanggung jawab atas penyelenggaran pekerjaan teknik di Bidang/Subbidang Pekerjaan Konstruksi dan untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.

3. Tenaga teknik pendukung sebagaimana yang dipersyaratkan, adalah Tenaga Ahli Inti yang terdiri atas Tenaga Ahli dan atau Tenaga Terampil dibidang teknik yang harus ada pada suatu Badan Usaha untuk memenuhi persyaratan klasifikasi dan kualifikasi pada bidang dan sub bidang pekerjaan konstruksi yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.

(26)

Berdasarkan tiga aspek tersebut, maka Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanan Konstruksi Nasional terdiri atas :

1. Badan Usaha Kualifikasi Kecil, yang memenuhi persyaratan memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha yang dapat merangkap sebagai penanggung jawab Bidang atau merangkap sebagai tenaga teknik pendukung, diberi :

a. Kualifikasi K3, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi sampai nilai Rp. 100 juta.

b. Kualifikasi K2, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp. 100 juta sampai dengan nilai Rp. 400 juta.

c. Kualifikasi K1, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp. 400 juta sampai dengan nilai Rp. 1 Milyar.

2. Badan Usaha Kualifikasi Menengah, memenuhi persyaratan memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha dan penanggung jawab bidang untuk setiap bidang pekerjaan ditambah sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik pendukung, diberi :

a. Kualifikasi M2, bagi yang mempunyai kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan kosntruksi lebih dari nilai Rp. 1 Milyar sampai dengan Rp. 3 Milyar.

(27)

b. Kualifikasi M1, bagi yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp. 3 Milyar sampai dengan nilai Rp. 10 Milyar.

3. Badan Usaha Kualifikasi Besar, yang memenuhi persyaratan memiliki seorang penggung jawab teknik badan usaha dan seorang penaggung jawab bidang/sub bidang masing-masing untuk setiap bidang/sub bidang sesuai bidang/sub bidang pekerjaan dalam kualifikasinya, sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik pendukung sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam persyaratan klasifikasi dan kualifikasi badan usaha jasa pelaksana konstruksi, diberi kualifikasi B, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp. 10 Milyar.

Sedangkan menurut PerLem LPJK No.11a Tahun 2008 Penggolongan kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, yang selanjutnya dibagi menurut kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria risiko, dan/atau kriteria penggunaan teknologi, dan/atau kriteria besaran biaya, dapat dibagi jenjang kompetensinya dalam Gred sebagai berikut :

a. Kualifikasi usaha besar, berupa : • Gred 7

• Gred 6

b. Kualifikasi usaha menengah, berupa : • Gred 5

(28)

c. Kualifikasi usaha kecil, berupa : • Gred 4

• Gred 3 • Gred 2

• Gred 1 (usaha orang perseorangan) 2.1.4 Klasifikasi Jasa Konstruksi

Klasifikasi usaha untuk badan usaha jasa pelaksana konstruksi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi

NO KODE BIDANG/SUB BIDANG

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 21001 21002 21003 21004 21005 21006 21007 21101 21102 21103 21201 21202 21301 22001 22002 22003 22004 22005 22006 22007 22008 22009 22010

Perumahan tunggal dan koppel, termasuk perawatannya Perumahan multi hunian, termasuk perawatannya

Bangunan pergudangan dan industri, termasuk perawatannya Bangunan komersial, termasuk perawatannya

Bangunan-bangunan non perumahan lainnya, termasuk perawatannya

Fasilitas pelatihan sport diluar gedung, fasilitas rekreasi, termasuk perawatannya

Pertamanan, termasuk perawatannya

Pekerjaan pemasangan instalasi asesori bangunan, termasuk perawatannya

Pekerjaan dinding dan jendela kaca, termasuk perawatannya Pekerjaan interior, termasuk perawatannya

Pekerjaan kayu Pekerjaan logam

Perawatan Gedung / Bangunan

Jalan raya, jalan lingkungan, termasuk perawatannya Jalan kereta api, termasuk perawatannya

Lapangan terbang dan runway, termasuk perawatannya Jembatan, termasuk perawatannya

Jalan layang, termasuk perawatannya Terowongan, termasuk perawatannya Jalan bawah tanah, termasuk perawatannya Pelabuhan atau dermaga, termasuk perawatannya Drainase Kota, termasuk perawatannya

(29)

23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 53 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 22011 22012 22013 22014 22101 22102 22103 22201 22202 22203 22204 22205 22206 22207 22208 22301 23001 23002 23003 23004 23005 23006 23007 23008 23009 23010 23011 24001 24002 24003 24004 24005 24006 24007 24008

Irigasi dan Drainase, termasuk perawatannya

Persungaian Rawa dan Pantai, termasuk perawatannya Bendungan, termasuk perawatannya

Pengerukan dan Pengurugan, termasuk perawatannya Pekerjaan penghancuran

Pekerjaan penyiapan dan pengupasan lahan Pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah Pekerjaan pemancangan

Pekerjaan pelaksanaan pondasi, termasuk untuk perbaikannya Pekerjaan kerangka konstruksi atap, termasuk perawatannya Pekerjaan atap dan kedap air, termasuk perawatannya Pekerjaan pembetonan

Pekerjaan konstruksi baja, termasuk perawatannya Pekerjaan pemasangan perancah pembetonan Pekerjaan pelaksana khusus lainnya

Pekerjaan pengaspalan, termasuk perawatannya

Instalasi pemanasan, ventilasi udara dan AC dalam bangunan, termasuk perawatannya

Perpipaan air dalam bangunan, termasuk perawatannya Instalasi pipa gas dalam bangunan, termasuk perawatannya Insulasi dalam bangunan, termasuk perawatannya

Instalasi lift dan escalator, termasuk perawatannya Pertambangan dan manufaktur, termasuk perawatannya

Instalasi thermal, bertekanan, minyak, gas, geothermal (Pekerjaan Rekayasa), termasuk perawatannya

Konstruksi alat angkut dan alat angkat (Pekerjaan Rekayasa), termasuk perawatannya

Konstruksi perpipaan minyak, gas dan energi (Pekerjaan Rekayasa), termasuk perawatannya

Fasilitas produksi, penyimpanan minyak dan gas (Pekerjaan Rekayasa), termasuk perawatannya

Jasa penyedia peralatan kerja konstruksi

Pembangkit tenaga listrik semua daya, termasuk perawatannya Pembangkit tenaga listrik dengan daya maksimal 10 MW / unit, termasuk perawatannya

Pembangkit tenaga listrik energi baru dan terbarukan, termasuk perawatannya

Jaringan transmisi tenaga listrik tegangan tinggi dan ekstra tegangan tinggi, termasuk perawatannya

Jaringan transmisi telekomunikasi dan atau telepon, termasuk perawatannya

Jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah, termasuk perawatannya

Jaringan distribusi tenaga listrik tegangan rendah, termasuk perawatannya

(30)

59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 24009 24010 24011 25001 25002 25003 25004 25005 25006 25007 perawatannya

Instalasi kontrol dan instrumentasi, termasuk perawatannya Instalasi listrik gedung dan pabrik, termasuk perawatannya Instalasi listrik lainnya, termasuk perawatannya

Perpipaan minyak, termasuk perawatannya Perpipaan gas, termasuk perawatannya

Perpipaan air bersih / limbah, termasuk perawatannya Pengolahan air bersih, termasuk perawatannya Instalasi pengolahan limbah, termasuk perawatannya

Pekerjaan pengeboran air tanah, termasuk perawatannya Reboisasi / Penghijauan, termasuk perawatannya

Sumber : LPJK, 2010 (http//: www.lpjk.org.id)

2.1.5 Karakteristik Jasa Pelaksana Pekerjaan Konstruksi

Kemampuan suatu organisasi perusahaan dalam menentukan posisi meraih kesuksesan tergantung dari pengelolaan dan karakter sumber daya yang dimiliki sebagai keunggulan kompetitif dalam meningkatkan daya saing. Karakteristik suatu organisasi akan memberikan efek persaingan dalam memenangkan persaingan bisnis yang merupakan jawaban dalam pengembangan bentuk badan usaha (Alwi, 2000). Menurut Surat Keputusan LPJK Nomor 11a Tahun 2008, diterangkan bahwa karakteristik jasa pelaksana pekerjaan konstruksi berkaitan dengan kualifikasi bentuk badan usaha.

Dalam Surat Keputusan LPJK Nomor 11a Tahun 2008, dijelaskan beberapa pengertian penting :

1. Kualifikasi merupakan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman/kompetensi dan kemampuan usaha yang dijalankan.

2. SBU adalah sertifikat badan usaha yaitu wujud registrasi sebagai tanda bukti pengakuan atas penetapan klasifikasi atau kualifikasi badan usaha.

(31)

3. NRBU adalah nomor registrasi badan usaha yang diberikan oleh Badan Pelaksana Registrasi Badan Usaha/BPRU, yang dicantumkan pada Sertifikat Badan Usaha/SBU

4. Usaha jasa konstruksi adalah usaha yang bergerak dibidang jasa konstruksi mencakup jenis usaha, kalsifikasi, dan kualifikasi usaha jasa konstruksi. 5. Gred merupakan suatu bentuk penggolongan kualifikasi usaha jasa pelaksana

konstruksi, yang terdiri dari :

a. Gred 1, untuk kualifikasi usaha perseorangan atau kecil b. Gred 2, 3, 4, untuk kualifikasi usaha kecil.

c. Gred 5, untuk kualifikasi usaha menengah. d. Gred 6, untuk kualifikasi usaha besar

e. Gred 7, untuk kualifikasi usaha besar termasuk badan usaha asing yang membuka kantor perwakilan.

Kualifikasi merupakan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman/kompetensi dan kemampuan usaha yang dijalankan dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan kualifikasi usaha berdasarkan potensi kemampuan tenaga kerja sebagai keunggulan kompetitif dalam melakukan pengelolaan usaha. Sumber daya manusia yang digunakan harus memiliki kualifikasi dan klasifikasi yang sesuai seperti pendidikan, keterampilan kerja, keahlian kerja serta pengalaman kerja.

(32)

2. Kekayaan Bersih

Kekayaan bersih merupakan kemampuan modal keuangan yang digunakan untuk membiayai pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan pekerjaan, juga dapat digunakan sebagai penilaian atas kemampuan badan usaha dalam menetapkan kualifikasi perusahaan.

Tabel. 2.2 Kekayaan Bersih Perusahan

No Gred Kekayaan Bersih

1 1 Tidak disyaratkan 2 2 50.000.000 s/d 600.000.000 3 3 100.000.000 s/d 800.000.000 4 4 400.000.000 s/d 1.000.000.000 5 5 1.000.000.000 s/d 10.000.000.000 6 6 3.000.000.000 s/d 25.000.000.000 7 7 10.000.000.000 s/d tak dibatasi Sumber : LPJK No. 11a Tahun 2008

3. Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan

Kemampuan menangani paket pekerjaan merupakan batasan kompetensi perusahaan berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam menangani paket pekerjaan kurun waktu tujuh tahun terakhir. Pengalaman tersebut dapat juga dilihat dari nilai minimum kumulatif pekerjaan yang diselesaikan dan jumlah paket pekerjaan yang dapat ditangani pada gred sebelumnya selama kurun waktu tujuh tahun terakhir.

(33)

Tabel 2.3 Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan

No Gred Jml Paket

Pekerjaan

Batas Nilai satu Pekerjaan (Rp) Pengalaman Nilai Minimal Kumulatif Pekerjaan 1 1 1 0 s/d 100.000.000 Tidak dipersyaratkan 2 2 2 0 s/d 300.000.000 200.000.000 3 3 3 0 s/d 600.000.000 400.000.000 4 4 3 0 s/d 1.000.000.000 800.000.000 5 5 5 >1.000.000.000 s/d 10.000.000.000 2.500.000.000 6 6 8 >1.000.000.000 s/d 25.000.000.000 12.000.000.000 7 7 8 >1.000.000.000 s/d tak terbatas 32.000.000.000 Sumber : LPJK No. 11a Tahun 2008

4. Peralatan

Peralatan pada dasarnya merupakan teknologi yang digunakan sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan operasional pekerjaan. Kriteria dalam penggunaan teknologi pada pelaksanaan pekerjaan ditentukan berdasarkan besaran biaya dan volume pekerjaan yang terdiri dari :

a. Badan usaha perseorangan gred 1, 2, dan gred 3 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi sederhana mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan alat kerja sederhana dan tidak menggunakan tenaga ahli.

b. Badan usaha gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi madya mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan sedikit peralatan berat dan memerlukan sedikit tenaga ahli.

(34)

c. Badan usaha gred 5, gred 6 dan gred 7 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi tinggi mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan banyak alat berat dan tenaga ahli yang terampil.

Lebih lanjut dalam PerLem LPJK No.11a Tahun 2008, pasal 14 disebutkan bahwa Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 2, Gred 3, dan Gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan kriteria risiko kecil, berteknologi sederhana, dan berbiaya kecil.

Yang dimaksud dengan kriteria risiko kecil adalah mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dan pemanfaatan bangunan-konstruksinya tidak membahayakan keselamatan umum dan harta benda. Berteknologi

sederhana dimaksudkan adalah pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli.

2.2. Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja atau performance sering diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi

kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yanng telah disusun. Mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998, dalam Wibowo, 2007). Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja

(35)

dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan.

Menurut Gibson, dkk (1990) kinerja merupakan suatu keberhasilan mencapai suatu tujuan. Kinerja organisasi merefleksikan suatu pencapaian dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan organisasi, baik yang diukur dari visi, misi, tujuan dan target sasaran. Pencapaian ini tidak terlepas dari individu-individu yang bekerja dalam organisasi tersebut. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kepuasan kerja individu akan mempengaruhi kinerja. Namun ada juga yang berpendapat sebaliknya bahwa kinerja justru mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan suatu proses kegiatan dalam organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan, visi, dan misi organisasi, serta menunjukkan hasil yang telah dicapai dalam upaya tersebut.

2.2.2 Pengukuran Kinerja

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan pekerjaan terhadap penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan (Wibowo,2007).

Sedarmayanti (2007) menguraikan bahwa terlepas dari besar, jenis, sektor atau spesialisasinya, setiap organisasi biasanya cenderung tertarik pada pengukuran kinerja dalam aspek berikut.

(36)

1. Aspek finansial

Meliputi anggaran suatu organisasi. Karena aspek finansial dapat dianalogikan sebagai aliran darah dalam tubuh manusia, aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja.

2. Kepuasan pelanggan

Dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas, maka organisasi dituntut untuk terus menerus memberikan pelayanan berkualitas prima.

3. Operasi bisnis internal

Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam rencana startegis.

4. Kepuasan karyawan

Karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, apalagi dalam organisasi yang banyak melakukan inovasi, peran strategis karyawan sangat nyata.

5. Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders

Kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. Untuk itu informasi dari pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan dari

stakeholders.

(37)

Ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja. Kita sering membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan, namun informasi tersebut lambat diterima, kadang sudah tidak relevan/kadaluarsa.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2007), mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, sebagai berikut.

1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan kompetensi yang

dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.

2. Leadership factors, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan

dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan

sekerja.

4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang

diberikan organisasi.

5. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan

dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Hersey, Blanchard, dan Johnson (dalam Wibowo, 2007) menjelaskan bahwa ada tujuh faktor yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim ACHIEVE, sebagai berikut.

1. A- ability (knowledge dan skill)

2. C- clarity (understanding atau role perception)

(38)

4. I- incentive (motivation atau willingness)

5. E- evaluation (coaching dan performance feedback)

6. V- validity (valid dan legal personnel practices)

7. E – environment (environmental fit)

Mahmudi (2005) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai berikut.

1. Faktor personal /individu, meliputi : pengetahuan, keterampilam(skill, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu;

2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader;

3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim;

4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur dalam organisasi; 5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan

eksternal dan internal.

Pada sistem penilaian kinerja tradisional, kinerja hanya dikaitkan dengan faktor personal, namun dalam kenyataannya, kinerja sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar faktor personal, seperti sistem, situasi, kepemimpinan, atau tim. Proses penilaian kinerja individual tersebut harus

(39)

diperluas dengan penilaian kinerja tim dan efektivitas manajernya. Hal itu karena yang dilakukan individu merupakan refleksi perilaku anggota grup dan pimpinan 2.2.4 Indikator kinerja

Menurut Sedarmayanti (2007), indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi/unit kerja yang bersangkutan menunjukkan kemampuan dalam rangka dan /atau menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Hersey, Blanchard, dan Johnson (dalam Wibowo, 2007) menjelaskan bahwa ada tujuh indikator kinerja, sebagai berikut.

1. Tujuan.

Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus dilakukan.

2. Standar.

Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai

(40)

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpanbalik, dilakukan terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.

4. Alat atau Sarana

Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan.

5. Kompetensi

Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.

6. Motif

Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.

7. Peluang

Peluang perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.

2.2.5 Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer. Informasi

(41)

tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyatannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya.

Definisi mengenai kinerja organisasi dikemukakan oleh Bastian (2001) dalam Syarifuddin & Tangkilisan (2004) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi tersebut. Jadi kinerja organisasi tidak hanya merupakan pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, tapi juga bagaimana proses yang dialami oleh organisasi tersebut dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan, visi, dan misi organisasi.

2.2.5.1 Pengukuran kinerja organisasi

Terdapat empat pendekatan berbeda yang dapat dipakai untuk mengukur kinerja organisasi (Wibowo, 2007), sebagai berikut.

1) A Balanced Scorecard

Merupakan serangkaian ukuran yang memberi manajer puncak pandangan bisnis yang cepat tetapi komprehensif. Manajer harus melihat bisnis dalam empat perspektif yaitu customer perspectves, internal perspectives, innovation andlearning perspectives, dan financial perspectives.

2) The European Foundation for Quality Management Model

(42)

a) kepemimpinan, tentang bagaimana perilaku dan tindakan tim eksekutif dan semua pemimpin lain memberi inspirasi, mendukung, dan meningkatkan budaya total quality management;

b) kebijakan dan strategi, tentang bagaiman organisasi memformulasikan, menyebarkan dan mereview kebijakan dan strategi dan mengubahnya ke dalam rencana dan tindakan;

c) manajemen sumber daya manusia, tentang bagaimana organisasi merealisasi potensi sepenuhnya dari segenap sumber daya manusianya; d) sumber daya, tentang bagaimana organisasi mengelola sumber daya secara

efektif dan efisien;

e) proses, tentang bagaimana organisasi mengidentifikasi, mengelola, mereview dan memperbaiki prosesnya;

f) kepuasan pelanggan, tentang apa yang dicapai organisasi dalam hubungan dengan kepuasan pelanggan eksternalnya;

g) kepuasan pekerja, tentang apa yang diperoleh organisasi dalam hubungan dengan kepuasan orangnya sendiri;

h) dampak pada masyarakat, tentang apa yang dicapai organisasi dalam memuaskan kebtuhan konsumen dan harapan masyarakat lokal, nasional, dan internasional;

i) hasil bisnis, tentang apa yang dicapai organisasi dalam hubungannya dengan sasaran bisnis yang direncanakan dan memuaskan kebutuhan dan harapan setiap orang dengan kepentingan dalam organisasi.

(43)

Terdapat empat ukuran favorit dalam model Economic Value Added ini, yaitu

: addedvalue, market value added, cash flow return on investment ,dan total shareholder.

5. Traditional Financial Measures

Merupakan ukuran finansial tradisional, yang antara lain termasuk : return on equity, return on capital employed, earnings per share, price/eraning ratio,

return on sales, assets turnover, overall overheads/sales ratio, profit or sales

or added value per employer, output per employee (produktivitas).

2.2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi

Syafruddin dan Hessel (2004) merangkum dari beberapa sumber mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi, sebagai berikut.

Tabel 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi

No Faktor-faktor

Perspektif /Pendekatan

Referensi

1 Tujuan organisasi Proses Yuwono

(2002),Atmosoeprato(2001) 2 Budaya organisasi Proses Yuwono (2002), Susanto

(2000)

3 Sumber daya manusia Proses Yuwono (2002),Ruky (2001), Soesilo (2000)

4 Kepemimpinan Proses Yuwono (2002), Susanto

(2000), Ruky (2001)

5 Koordinasi Proses Susanto (2000)

6 Teknologi Proses Ruky (2001)

7 Raw materials Proses Ruky (2001) 8 Lingkungan

fisik/sarana prasarana Proses Ruky (2001), Soesilo (2000)

9 Budaya organisasi Proses Ruky (2001),

Atmosoeprato(2001)

10 Struktur organisasi Proses Soesilo (2000), Atmosoeprato(2001)

(44)

12 Sistem Informasi Metode Soesilo (2000),

13 Politik Sistem Atmosoeprato(2001)

14 Ekonomi Sistem Atmosoeprato(2001)

15 Sosial Sistem Atmosoeprato(2001)

Sumber : Syafruddin dan Hessel (2004)

Ada beberapa komponen pokok yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan yaitu :

1. Keuangan (Money)

Keuangan berkaitan dengan adanya dukungan modal dalam suatu perusahaan yang berguna untuk memperlancar program peningkatan kinerja. Menurut Iman Suharto (1995), bahwa keuangan dalam suatu perusahaan adalah modal yaitu dana yang disiapkan untuk pendanaan jangka panjang, yang difungsikan untuk membiayai seluruh aktivitas dan kebutuhan perusahaan dalam melakukan suatu pekerjaan dan dalam pengelolaan proses manajemen perusahaan. Sumber pendanaan bagi suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi :

a. Modal sendiri (equity capital), diperoleh melalui penerbitan saham

baru atau menahan laba dalam kurun waktu tertentu.

b. Modal dari luar, berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Tenaga kerja (Manpower)

Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan, dengan menilai kemampuan, motivasi, kreatif dan mampu mnegmbangkan inovasi. Syafarudin Alwi (2001) menjelaskan bahwa tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang kompetitif sebagai

(45)

suatu keunggulan daya saing yang difungsikan untuk mampu mengantisipasi perubahan dan melakukan pengelolaan terhadap perubahan secara cepat sehingga sumber daya manusia pada manajemen organisasi dapat menentukan tingkat keberhasilan dalam persaingan atau sering disebtu dengan keunggulan kompetitif.

3. Peralatan dan mesin-mesin (Machines)

Peralatan merupakan modal lain yang harus dimiliki oleh perusahaan sebagai peningkatan kualitas dan profesionalisme perusahaan yang mengedepankan teknologi sebagai sumbernya untuk mampu meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan, disamping menunjukkan kemampuan kualitas serta tingkat profesionalisme perusahaan yang dimiliki. Dorodjatun Kuntjoro Jakti (2004), menjelaskan bahwa selain sumber daya manusia, perusahaan harus mampu memiliki object embodied technology (technopower) yang mengacu pada

teknologi peralatan, perkakas, fasilitas fisik dan lain-lain sebagai penunjang kegiatan operasional. Disamping itu kesiapan peralatan yang dimiliki akan menunjukkan faktor finansial perusahaan dan menunjang proses pelaksanaan proyek. Fandy Tjiptono (2003) berpendapat bahwa, teknologi berupa peralatan-peralatan penunjang kinerja merupakan penjelmaan secara fisik dari pengetahuan, dimana teknologi dirancang dengan baik guna memperluas kemampuan manusia untuk meningkatkan daya saing. Produktifitas dan kualitas perusahaan sebagian besar dipacu melalui proses adopsi teknologi yang memberikan dampak positif menuju era globalisasi. Semakin besar dan semakin canggihnya kemampuan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan

(46)

akan menunjukkan tingginya kemampuan sumber daya manusia yang dipakai untuk mengoperasikan peralatan tersebut.

4. Material (Materials)

Material merupakan salah satu bagian dari sumber daya perusahaan, yang ketersediaannya dibutuhkan untuk membantu proses pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan perencanaan. Menurut Asiyanto (2004), kebutuhan material sangat tergantung dari program kerja yang telah disusun perusahaan, keberhasilan suatu hasil pekerjaan dan kualitasnya akan ditentukan oleh ketersediaan material atau stok material perusahaan yang digunakan untuk mendukung dalam proses penyelesaian suatu pekerjaan. 5. Pasar (Market)

Pasar dalam suatu dunia usaha berfungsi untuk menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui sebuah informasi, yang selanjutnya informasi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan-keputusan yang akan diambil. Selain itu menurut Fandy Tjiptono (2004), pasar secara umum mengandung pengertian bahwa pasar adalah permintaan yang dibuat oleh sekelompok pembeli potensial atau individu terhadap barang atau jasa. Keadaan pasar atau tingkat permintaan pasar dalam suatu usaha bisnis akan memberikan peluang yang besar dalam pengembangan usaha, integritas usaha, serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas daya saing

(47)

perusahaan terhadap produk atau jasa yang mempunyai sumber daya untuk dipasarkan.

6. Metode (Methods)

Metode sangat berkaitan dengan bagaimana cara mencapai hasil kerja yang maksimal dalam suatu perusahaan, dengan melakukan pengelolaan terhadap sumber daya yang ada untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan. Menurut Iman Suharto (1995), dalam suatu organisasi atau perusahaan dibutuhkan suatu aspek perencanaan dan pengendalian sumber daya untuk memudahkan dalam proses dan pengoperasian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan lebih mudah. Untuk memudahkan perencanaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan dibutuhkan suatu sistem yang berbasis teknologi yaitu Sistem Informasi Manajemen (SIM), terdiri dari perangkat keras dan lunak, yang digunakan untuk mendukung operasi unit fungsional dalam struktur perusahaan. Sistem ini merupakan kombinasi personil, kebijakan, prosedur dan sistem (manual atau komputer) yang membantu terlaksananya kegiatan, pengendalian dan kinerja perusahan. 2.2.5.3 Indikator Kinerja Organisasi

Indikator kinerja organisasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan (Bastian, 2001 dalam Syafruddin & Tangkilisan, 2004) yang telah ditetapkan dalam memperhitungkan elemen-elemen indikator berikut ini.

(48)

1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

organisasi mampu menghasilkan produknya, baik barang atau jasa, yang meliputi sumber daya manusia, informasi, kebijakan dan sebagainya.

2. Indikator keluaran (outputs) yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai

dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun non fisik.

3. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

4. Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

dari pelaksanaan kegiatan.

5. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan, baik positif

maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya. Sementara itu, dari segi organisasi dipengaruhi oleh seberapa baik pemimpin memberdayakan pekerjanya ; bagaimana mereka memberikan penghargaan pada pekerja; dan bagaimana mereka membantu meningkatkan kemampuan kinerja pekerja melalui

coaching,mentoring, dan counselling.

2.3 Analisis dan Interprestasi Data

2.3.l. Analisis Karakteristik Perusahaan Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil Analisis Karakeristik Perusahaan Jasa Konstruksi adalah suatu penelitian yang analisis datanya dilaksanakan dengan analisis deskriptif terhadap faktor -

(49)

faktor yang berhubungan dengan karakeristik perusahaan jasa konstruksi yaitu personalia/sumber daya manusia (prinsipal, penanggung jawab teknis, dan tanaga ahli), pembiayaan/keuangan (kemampuan keuangan), proses/pengalaman kerja, dan peralatan. Deskripsi dari penelitian ini akan menjelaskan mengenai karakeristik perusahaan jasa konstruksi yang ada di Kabupaten Jembrana berdasarkan pada faktor- faktor yang berhubungan dengan karakeristik perusahaan jasa konstuksi selanjutnya dijabarkan dalam pertanyaan yang disusun dalam bentuk kuesioner, sehingga dalam pengolahan data akan menghasilkan tabel statistik deskriptif dan gambar grafik dari setiap variabel yang diteliti.

2.3.2 Analisis Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil

Analisis kinerja merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kontraktor, dengan melakukan suatu pengukuran yang memiliki skala nilai dari pertanyaan yang disusun dalam suatu kuisioner. Pengukuran pada dasarnya adalah usaha untuk menilai sesuatu berdasarkan pada satuan nilai tertentu. Untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja kontraktor dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi variabel tersebut dengan melakukan penilaian atas faktor keuangan, tenaga kerja, peralatan, material, pasar, dan terhadap metode yang digunakan dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam melakukan pengukuran terhadap kinerja kontraktor, ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

(50)

2.3.2.1 Memilih Skala Pengukuran

Penyusunan skala pengukuran menurut Suliyanto (2006), dilakukan untuk memudahkan dalam pembuatan skala pengukuran pada kuisioner. Ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan dalam suatu penelitian diantaranya:

1. Skala Likert’s

Skala likert’s biasanya digunakan untuk mengukur tanggapan atau respons seseorang tentang obyek sosial dan banyak pilihan respons yang digunakan, namun yang paling sering digunakan adalah 5 pilihan respons.

2. Skala Guttman

Skala ini digunakan untuk mendapatkan penegasan, yang terdiri dari dua alternatif pilihan jawaban, dimana penelitian menginginkan suatu jawaban yang tegas dari suatu permasalahan yang ditanyakan kepada responden, dengan skala nilai yaitu nilai 0 dan 1.

3. Skala Semantic Diferensial

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda tetapi tersusun dari sebuah garis kontinum dimana nilai yang negative terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan. 4. Skala Rating

Skala ini biasanya digunakan untuk mentransformasikan data kuantitatif menjadi kualitatif atau mentransformasikan data kualitatif menjadi data kuantitatif.

Skala untuk menentukan nilai dari suatu pengukuran instrumen menurut Suliyanto (2006), dapat digunakan satuan nilai pada suatu atribut yang akan

(51)

diukur, dengan menggunakan beberapa skala yang sesuai bentuk penelitian yang akan dilakukan, diantaranya:

1. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala yang digunakan untuk memberikan katagori saja, sehingga memiliki tingkatan paling rendah dalam riset.

2. Skala Ordinal

Skala ordinal adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan skala nominal karena tidak menyatakan katagori saja tetapi sudah dapat menyatakan peringkat.

3. Skala interval

Skala interval merupakan skala pengukuran yang sudah dapat digunakan menyatakan peringkat antar tingkatan, yang memiliki kejelasan jarak antar tingkatan.

4. Skala rasio

Skala rasio adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan.

Untuk memudahkan dalam melakukan pengukuran terhadap kinerja kontraktor, maka dalam penelitian ini skala pengukuran yang dipakai adalah skala Likert’s, dengan tingkat pengukuran adalah menggunakan skala ordinal. Langkah-langkah dalam penyusunan skala Likert’s adalah:

a. Menetapkan variabel yang akan diteliti

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
Tabel 2.3 Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan
Tabel 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi
Tabel 3.2 Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan  1 %, 5 % dan 10 %
+7

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini, digunakan dua jenis serat alam yakni serat kapas yang terdiri dari kain katun dan kain jeans dan serat ramie sebagai reinforcement serta epoksi resin

Perbandingan Keterampilan Sosial dalam Keterlibatan Olahraga Atlet dan Non Atlet Disabilitas.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

- Nilai Investasi pada tabel diatas dicantumkan hingga usia 85 tahun, dan proteksi asuransi kepada Tertanggung tetap berlaku hingga usia 100 tahun selama nilai dari Unit tersedia

Sedangkan menurut Hilda dan Margaretha (2004: 4) pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif

Berdasarkan hasil diatas, pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) menunjukkan hasil probabilitas signifikansi

Safety and fire protection adalah upaya yang dilakukan agar keselamatan tetap terjaga selama proses produksi berlangsung, dalam hal ini adalah proses pengolahan GKP menjadi

Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penelitian Evaluasi Penyimpangan Formula Blending Viskositas dan Flash Point Terhadap Riil di Lapangan

Dari data yang diperoleh ada empat macam kriteria janda menurut masyarakat Osing, akan tetapi dari keempatnya tidak ada seorang janda pun yang berhak mendapatkan harta warisan