III - 1 BAB III
MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
3.1 Organisasi Proyek
Apabila keterlibatan orang-orang yang bekerja semakin banyak, misalnya di dalam suatu perusahaan dengan bidang kerja masing-masing yang berbeda maka diperlukan suatu organisasi kerja yang dapat mengatur kegiatan yang satu dengan yang lainnya secara terpadu.
Organisasi adalah bentuk dari kerja sama suatu kelompok manusia secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan, atau bisa diartikan kumpulan sekelompok orang yang bekerja dengan bidang keahlian masing-masing bersama sama untuk mencapai tujuan yang sama agar mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat waktu. Jadi maksud dibentuknya organisasi mangatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja tenaga ahli, material, dan lain-lain dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
Dengan adanya sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas, maka suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan dari pelaksanaan proyek pembangunan dapat tercapai sesuai dengan persyaratan waktu, biaya dan mutu yang lebih disepakati sebelumnya.
Pada pembangunan Proyek Apartemen U Residence 2, organisasi–organisasi yang terlibat dari segi pembiayaan, segi pengawasan, segi perencanaan dan segi pelaksanaan adalah sebagai berikut :
III- 2 1. Owner
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek.
Pada proyek pembangunan Apartement U Residence 2 yang bertindak selaku pemberi tugas (owner) adalah PT . Supermall Karawaci
Tugas dan wewenang pemilik proyek atau owner adalah:
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek. b. Mengadakan kegiatan administrasi.
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan
proyek.
d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi ( MK )
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor. f. Membuat surat perintah kerja ( SPK )
g. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
h. Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.
i. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan pekerjaan, waktu dan biaya.
j. Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau perkembangan proyek.
III- 3 k. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
2. Manajemen Proyek
Konsultan manajemen proyek dan manajemen konstruksi adalah pihak yang diberi kepercayaan oleh pemberi tugas (owner) untuk mengelola serta mengawasi proses pelaksanaan pembangunan dari mulai sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Dengan kata lain, konsultan manajemen proyek dan manajemen konstruksi mewakili atau bertindak sebagai koordinator atas nama
pemberi tugas (owner) dalam mengelola pelaksanaan pembangunan dan
bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi tugas (owner). Pada proyek pembangunan Apartement U Residence yang bertindak selaku konsultan manajemen proyek dan konstruksi adalah PT. Supermall Karawaci Tugas dan wewenang dari konsultan manajemen proyek dan manajemen konstruksi adalah meliputi :
a. Melakukan pengawasan secara berkala terhadap pelaksanaan pekerjaan kontraktor di lapangan terutama standart mutu kesesuaian dengan spesifikasi teknis, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) seperti yang digariskan sebelumnya.
b. Melakukan proses pengawasan dan memberi penilaian terhadap laju pelaksanaan dan tingkat perkembangan pekerjaan kontraktor utama di lapangan serta ketepatannya dengan jadwal rencana penyelesaian.
III- 4 c. Melakukan proses pengawasan produktifitas terhadap aspek waktu dan
biaya proyek, termasuk juga dampak yang ditimbulkan.
d. Melakukan pengawasan dan membuat persetujuan terhadap kemungkinan
adanya revisi-revisi, perubahan dan penyesuaian hasil perencanaan baik karena pertimbangan tertentu maupun atas permintaan owner demi hasil pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik.
e. Melakukan proses penelitian dan pemeriksaan terhadap hasil-hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan kontraktor utama di lapangan, baik dari segi waktu, mutu dan biaya.
f. Memberikan peringatan dan pengarahan kepada kontraktor jika terdapat penyimpangan teknis, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
g. Meminta penjelasan kepada kontraktor sehubungan dengan rencana
pekerjaan ataupun hasil-hasilnya demi kepastian pelaksanaan proyek.
3. Kontraktor
Kontraktor adalah penyedia jasa yang menyediakan jasa untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan kesepakatan antara pemilik proyek (owner) dengan pelaksana proyek (kontraktor).
Tugas dan wewenang kontraktor adalah :
1. Melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan kontrak dan hasil perhitungan dari pihak perencana.
III- 5 2. Membuat perencanaan jadwal kegiatan pembangunan agar pembangunan
dapat diselesaikan pada waktunya.
3. Melaksanakan pembuatan gambar detail dan perhitungan pemakaian besi dan peralatan lainnya untuk diajukan kepada Quantity Surveyor.
4. Mematuhi petunjuk dari konsultan atau pemberi tugas dalam pelaksanan pembangunan.
5. Menyerahkan hasil pembangunan kepada pihak pemberi tugas.
Adapun struktur organisasi dari PT. Tatamulia Nusantara Indah adalah sebagai berikut :
III- 6 A. Project Manager
Seorang project manager mempunyai tanggung jawab dan tugas yang bermacam-macam, tidak hanya terfokus pada hal-hal yg teknis sifatnya. Bagaimana layaknya seorang project manager harus mempunyai kemampuan membuat tim proyek agar tetap solid, mampu memonitor dan mengontrol budget dengan membuat bar chart & critical path serta mempunyai kemampuan analisis resiko yang baik.
Tugas dan wewenang project manager adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap sistem mutu yang diterapkan
b. Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah di lapangan, tugas serta wewenang yang diterapkannya.
c. Memeriksa, merevisi dan memutakhirkan Rencana Mutu Proyek
d. Bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan pelaksanaan (terhadap kontrak)
e. Mengajukan penggunaan Suplier, Sub Kontraktor, Knsultan atau adan Penguji terutama yang berpengaruh terhadap mutu.
f. Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan
pengawas segala kegiatan pelaksanaan dari proyek beserta unit– unitnya.
g. Membuat dan mengontrol time schedule dari proyek yang akan dilaksanakan.
h. Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan. i. Mengkoordinir pelaksanaan di lapangan.
III- 7 j. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat
usulan, permintaan, pembelian, pemakaian, dan pembayaran. k. Apabila diperlukan, menyelenggarakan rapat – rapat koordinasi
dengan pihak luar, yang berkaitan dengan kebutuhan proyek.
l. Menyampaikan/menandatangani laporan bulanan tentang
pelaksanaan proyek.
m. Mengajukan dan menendatangani klaim pekerjaan tambah kurang kepada owner.
B. Quality Control Staff
Quality Control mempunyai tugas mengawasi seluruh metode pelaksanaan
lapangan yang dikeluarkan oleh Production Project Manager dan
mengawasi mutu pelaksanaan pekerjaan. QC berdiri secara independen dan didalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan konsultan
pengawas. QC bertanggung jawab kepada Project Manager yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional Quality Control
1. Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana inspeksi dan tes proses pekerjaan di lapangan.
b. Mengatur kegiatan operasional Quality Control
1. Melakukan koordinasi dengan Project Manager,terkait dengan kualitas hasil pekerjaan.
2. Melakukan koordinasi dengan Site Manager ,terkait dengan persiapan lahan kerja dan hasil pekerjaan.
III- 8 3. Melakukan koordinasi dengan Supervisor, terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan
4. Melakukan koordinasi dengan Owner/ Konsultan,terkait dengan chek list.
5. Melakukan koordinasi dengan Chief Engineer,terkait dengan metode kerja dan spesifikasi teknis.
6. Melakukan koordinasi dengan Safety Officer, terkait dengan K3. c. Melaksanakan kegiatan operasional Quality Control
1. Mendukung kegiatan audit dibidang QC
2. Memastikan bahwa aset yang ada di bagian Quality Control terpelihara dengan baik.
3. Memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan.
4. Melakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan apakah sudah sesuai spek.
5. Melakukan pengecekan terhadap kualitas material yang datang dan melakukan pengujian sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam RMP (bila diperlukan)
6. Melakukan analisa terhadap hasil pengujian laboratorium. 7. Melakukan analisa terhadap laporan kalibrasi peralatan
pengujian (kecuali alat-alat survey)
8. Membuat laporan ketidaksesuaian khususnya untuk material dan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku, menganalisa, mengajukan proposal perbaikan, tindakan
III- 9 koreksi dan pencegahan agar tidak terulang lagi kepada Project Manager.
9. Melakukan monitoring hasil pekerjaan di lapangan sesuai format dokumen sistem kualitas atau format dari pemberi tugas.
10. Membuat laporan keluhan pelanggan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
11. Membuat laporan pengecoran
12. Melakukan verifikasi hasil pekerjaan.
13. Membuat, merekap, menyimpan, dan mendistribusikan
dokumen hasil pekerjaan (hasil check-list) kepada bagian terkait.
14. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung/lebih tinggi.
15. Melaksanakan K3, memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja.
d. Mengontrol pelaksanaan operasional Quality Control
1. Mengontrol tindak lanjut hasil uji/tes terkait dengan Quality Control
2. Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan standart kualitas yang telah ditentukan.
3. Mengontrol akurasi dan validasi dokumen hasil pekerjaan 4. Mengontrol kualitas material dan ketersediaan peralatan kerja.
III- 10 C. Safety Supervisor
Safety Supervisor adalah orang yang ditunjuk oleh project manager untuk melaksanakan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di suatu proyek. Safety supervisor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membuat surat kebijakan K3. b. Membuar struktur organisasi K3.
c. Menyiapkan peraturan safety, spanduk, poster, kotak obat, sarana safety,Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Perlindungan Diri (APD), prosedur erection, dll.
d. Melaksanakan kegiatan safety seperti safety morning.
e. Membuat laporan safety seperti laporan kecelakaan, laporan investigasi dan penilaian K3 subkontraktor.
D. Cashier
Tugas dan wewenang Cashier adalah :
a. Mengatur kas keluar masuk proyek
b. Merencanakan biaya yang diperlukan dalam satu periode kegiatan proyek
E. Site Manager
Site Manager bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol dan berkoordinasi arah secara keseluruhan, pelaksanaan, pengendalian pelaksanaan dan penyelesaian proyek-proyek tertentu serta memastikan konsistensi dengan komitmen strategi dan tujuan perusahaan ,
III- 11 meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia sebagaimana telah ditunjuk oleh atasan untuk mewakili perusahaan dalam pelaksanaan proyek – proyek atau kontak-kontrak yang akan dilaksanakan dan bertanggung jawab pada Direktur Utama.
Tugas dan wewenang site manager :
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
1. Bersama dengan Project Manager menyusun bahan /materi Rencana Mutu Proyek sesuai bagiannya
2. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran
Proyek
3. Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan master
schedulekontrak kerja
4. Meencanakan kebutuhan SDM dan teknologi
5. Merencanakan penggunaan material dan peralatan
6. Merencanakan metode kerja /sisem pelaksanaan bersama
dengan Engineering, bagian M & E dan NSC
7. Mengusulkan pengembangan karyawan melalui pendidikan
dan pelatihan
b. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek
1. Memimpin / mengarahkan secara langsung para Subkon,
Mandor, dan Pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu, dan safety yang telah disepakati
2. Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait untuk kelancaran pelaksanaan proyek
III- 12
3. Melakukan koordinasi dengan GA terkait dengan urusan
umum
4. Melakukan koordinasi dengan MR terkait dengan audit
5. Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan optimalisasi keuntungan proyek
6. Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3
7. Melakukan koordinasi dengan Owner/Konsultan terkait
dengan pelaksanaan proyek
8. Melakukan koordinasi dengan Suplier/Subkon terkait dengan kelancaran pelaksanaan proyek
9. Melakukan koordinasi dengan Lofistik dan Mekanik terkait dengan material dan peralatan
10. Melakukan koordinasi dengan QC terkait dengan mutu pekerjaan
c. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek 1. Memproses detail Berita Acara tagihan
2. Menyusun detail /materi progress clsim untuk disetujuioleh Project Manager dan Pemberi Tugas
3. Mendistribusikan shopdrawing ke setiap Supervisor
4. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari dilapangan sesuai jadual yang dibuat
5. Mengendalikan pelaksanaan biaya proyek guna mencapai
III- 13 6. Menyetujui nilai progres pekerjaan Mandor yang diajukan
oleh Chief Supervisor / Supervisor
7. Mengendalikan sumber daya dalam pelaksanaan proyek
8. Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan
(pemilik proyek/konsultan)
9. Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan
mengendalikan penerapan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
10. Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik termasuk memastikan alat ukur yang dipkai telah dikalibrasi , ditera, dan diverifikasi
11. Memfasilitasi kegiatan audit proyek 12. Membuat laporan kegiatan proyek
13. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager
14. Memotivasi, mengarahkan, dan membina bawahan untuk
mencapai sasaran
15. Melaksanakan pengembangan karyawan dan peningkatan
disisplin kerja bawahan
16. Mengusulkan perubahan status karyawan (rotasi, mutasi, promosi, sanksi, dan demosi) sejauh wewenang yang dimiliki 17. Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh
III- 14 18. Melaksanakan Prosedur sesuai SMM ISO 9001:2008 &
OHSAS
19. Memastikan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan kerja selama pelaksanaan
d. Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek
1. Memastikan tersediannya tenaga kerja ,material dan alat yang memadai
2. Memastikan tersediannya dana pembayaran upah /opname
mandor
3. Memastikan tersediannya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh Mandor / Sub Kontraktor
4. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK yang berlaku
5. Memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan proyek
6. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara rencana dan realisasinya
7. Mengontrol penggunaan peralatan safety dan peralatan
surveyor
8. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Sub Kontraktor/NSC
9. Bersama PM mengevaluasi kinerja Subkont berdasarkan hasil kerja di lapangan untuk masukan kepada Dept. Logistic
10. Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun
peralatan
III- 15 F. Chief Engineer
a. Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown
aktivitas bulanan dan mingguan.
b. Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material dari owner.
c. Mengkoordinir pembuatan shop drawing.
d. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering
(VE).
e. Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara periodik.
G. Engineer
a. Membuat rencana berkala pelaksanaan pemeriksaan dan
pengetesan sesuai RMP,
b. Melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengetesan barang serat memberikan tanda status pada pekerjaan barang yang telah diperiksa/dites,
c. Melakukan finalinspection atau memastikan bahwa seluruh
kegiatan pemeriksaan dan pengetesan telah dilaksanakan semuanya serta melakukan tes terhadap material yang masuk khususnya yang dominan untuk mutu,
d. Mengkoordinir pelaksanaan lapangan terhadap tindakan koreksi dan pencegahannya
III- 16 H. BBS Supervisor
BBS supervisor bertugas dalam pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan pembesian serta bertanggung jawab atas pengadaan gambar BBS.
I. Quantity Surveyor
Quantity Surveyor bertugas dalam pengawasan dan pengendalian
keuangan proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari perencanaan dan bertugas dalam pembuatan dokumen lelang, dokumen kontrak dan bills of Quantities dan mencatat progress kemajuan konstruksi.
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional Quantity Surveyor
1. Merencanakan program kerja (tagihan,progress
proyek,pekerjaan tambah/kurang, evaluasi anggaran, opname Mandor/Subkon, volume pekerjaan, final account ke Owner / Subkon).
b. Mengatur kegiatan operasional Quantity Surveyor
1. Melakukan koordinasi dengan Site Manager/ Project Manager
terkait dengan kebutuhan material dan biaya dengan persetujuan atasan
2. Melakukan koordinasi dengan Project Manager terkait dengan
proses claim proyek dengan persetujuan atasan
3. Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan evaluasi proyek berjalan dengan persetujuan atasan.
III- 17 4. Melakukan koordinasi dengan sub kontraktor terkait volume
dan progress pekerjaannya dengan persetujuan atasan c. Melaksanakan kegiatan operasional Quantity Surveyor
1. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk
pembuatan RAP
2. Membuat progres proyek
3. Menyiapkan SPK untuk mandor berdasarkan quality yang
sudah dihitung dari approved shop drawing dan BBS
4. Memberikan informasi upah mandor kepada PM/ SM
berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku, dalam pembuatan SPK dan opname Mandor
5. Menghitung prestasi volume kerja Subkont dan mandor dari pencapaian progress pelaksanaan dilapangan
6. Menghitung pekerjaan tambah dan kurang / variation order dilapangan sebelum disetujui oleh Project Manager dan diajukan ke pemberian tugas
7. Membuat progres pekerjaan yang akan ditagihkan Owner dan membuat laporan kepada Project Manager
8. Menjabarkan master schelude menjadi schedule kurva S
9. Menghitung volume material yang dibutuhkan
10. Membuat final account proyek
11. Membuat evaluasi subkon, supplier dan item pekerjaan yang akan dikerjakan sendiri
III- 18 13. Melaksanakan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek 14. Memelihara aset yang ada dibagiannya dengan baik
15. Membuat laporan kegiatan
16. Mengerjakan tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung 17. Melakasanakan K3 dan memelihara kebersihan dan kerapian
area kerja.
d. Mengontrol pelakasanaan operasional Quantity Surveyor
1. Mengontrol progress proyek (sub kontraktor, mandor, progress clsim, dll)
2. Mengontrol permintaan dan pemakaian material
3. Memonitor pekerjaan tambah kurang / variation order di lapangan
4. Mengontrol dokumen terkait dengan tugas dan tanggung
jawabnya. J. Drafter
Tugas dan tanggung jawab draftman :
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional drawing
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya
b. Mengatur kegiatan operasional drawing
1. Mengatur filling soft copy di komputer dan hard copy
III- 19 1. Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan Engineer
proyek dan schedule yang ditetapkan
2. Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan / owner terkait dengan bidang kerja lainnya (MEP, sipil/arsitek, lanscape, dll), untuk diterapkan dalam soft drawing.
3. Memeriksa kelengkapan dan sistim gambar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
4. Menyusun dan menyiapkan dokumen As Build Drawing.
5. Melaksanakan peraturan tata tertib,sistem,dan prosedur proyek. 6. Memelihara gambar yang menjadi arsip di proyek.
7. Memelihara Aset yang ada di bagiannya dengan baik
(komputer, software, hardware).
8. Mengajukan usulan-usulan perbaikan
9. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan
pekeraan proyek di bidangnya yag diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi.
10. Melaksanakan K3 dan memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja.
K. Chief Surveyor
Tugas dan tanggung jawab chief surveyor :
a. Penentuan PersonildanStruktur Organisasi Tim Surveying serta memperkenalkannya pada pemilik proyek beserta kualifikasi yang dimiliki sesuai target pekerjaan yang diinginkan.
III- 20 b. Menentukan posisi Tim Surveying pada struktur organisasi
pelaksanaan sebuah proyek,.
c. Membuat Standarisasi Operasional Surveying (SOS), sebagai acuan pelaksanaan, secara teknis dan adminstratif.
L. Surveyor
Pelaksana Survey bertanggung jawab kepada Chief Surveyor yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memebuat perencanaan kegiatan proposal kegiatan operasional survey
1. Merencanakan program kerja harian sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Melakukan kegiatan operasional survey
1. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait survey c. Melaksanakan kegiatan operasional survey
1. Melakukan kegiatan survey
2. Melaksanakan peraturan tata tertib,sistem dan prosedurproyek 3. Memastikan bahwa aset yang ada dibagiannya terpelihara
dengan baik
4. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan
pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi.
5. Memastikan K3 ,kebersihan lingkungan kerja selama
pelaksanaan proyek dengan memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja.
III- 21 d. Mengontrol pelaksanaan operasional survey
1. (Memonitor kalibrasi peralatan survey) M.Chief Supervisor
Chief Supervisor bertanggung jawab untuk memimpin dalam bidang pengukuran dan memberikan solusi jika terdapat masalah.
N. Supervisor Struktur
Supervisor Struktur mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Membuat perencanaan kegiatan konstruksi struktur
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (material,alat dan tenaga kerja)
b. Mengatur kegiatan konstruksi struktur
1. Mengkoordinasikan penempatan material maupun tempat
fabrikasi serta kebersihan lapangan
2. Mengarahkan Ass. Supervisor/Mandor/Subkon
3. Melakukan koordinasi dengan GA proyek terkait dengan
urusan umum
4. Melakukan koordinasi dengan QC terkait kualitas pekerjaan 5. Melakukan koordinasi dengan Safety terkait K3
6. Melakukan koordinasi dengan Storekeeper terkait dengan material
7. Melakukan koordinasi dengan mekanik terkait dengan
peralatan
III- 22 1. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule harian yang
dibuat oleh Chief Supervisor
2. Memastikan terlaksananya pekerjaan Subkon/Mandor sesuia persyaratan mutu dan waktu yang telah ditentukan.
3. Membuat progress prestasi pekerjaan mandor untuk dimasukan
ke QS pada setiap Opname
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai RMP,instruksi kerja, Metode, dan prosedur yang di kehendaki.
5. Mengikuti meeting mingguan dengan Subkon/Mandor guna
mencapai target yang dikehendaki
6. Mengintruksikan pekerjaan ke Subkon, Mandor berdasarkan SPK yang diterbitkan
7. Melakukan perbaikan sesuai dengan metode yang disetujui 8. Memastikan mutu setiap item pekerjaan dilapangan sesuai
ketentuan
9. Melakukan pembinaan bawahan dan peningkatan disiplin kerja
10. Memfasilitasi audit
11. Menerapkan peraturan dan memastikan ditaatinya ketentuan tata tertib kerja dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku bagi karyawan maupun semua pihak yang terkait
12. Mengelola Sumber Daya Manusia, material dan peralatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
13. Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik
III- 23 14. Tertib administrasi sesuai peraturan perusahaan yang berlaku dalam membuat laporan dan memonitor pekerjaan dilapangan sesuai format yang disepakati
15. Melaksanakan check-list internal terkait kualitas pekerjaan untuk diverifikasi QC
16. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnnya yang diberikan oleh atasan langsung/lebih tinggi
17. Memastikan K3, kebersihan lingkungan kerja selama
pelaksanaan proyek dengan memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja
d. Mengontrol pelaksanaan konstruksi struktur
1. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk
kesesuaian antara rencana dan realisasinya (terhadap biaya,mutu,waktu dan safety)
2. Mengontrol pelaksanaan safety
3. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkon/Mandor
4. Memonitor schedule kebutuhan :
- Alat
- Tenaga
- Bahan
Dari Mandor dan Subkon termasuk memverifikasi alat ukur (meteran, theodolite dll teah diteraatau diverifikasi dengan master alat
III- 24 O. Mechanic
Mechanic bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan proyek dan mengawasi pengadaan alat yang dibutuhkan di proyek
P. Storekeeper
Tugas dan wewenang storekeeper adalah :
a. Menyimpan barang yang telah dibeli dan mengaturnya dengan baik
agar barang dapat keluar secara teratur
b. Membuat laporan mengenai stock barang
c. Mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan proyek
d. Memberi informasi sedini mungkin atas produk yang sudah
mencapai persediaan yang minimum. Q. NSC / NSS Coordinator
NSC adalah kependekan dari Nominated Sub Contractor. Pekerjaan yang menjadi NSC, artinya pekerjaan tersebut sama sekali dilepas dari lingkup main kontraktor. Kontraktor utama disini berkewajiban untuk membantu kontraktor yang telah memenangkan tender agar pelaksanaan di lapangan tidak terganggu dan dapat selesai tepat waktu. Pekerjaan yang di NSC kan biasanya adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan memiliki kesulitan tersendiri.
R. ME Coordinator
Bertanggung jawab penuh atas Mekanikal dan Elektrikal jika terjadi kerusakan atau gangguan yang tidak diinginkan. Dalam hal ini PT. Jagad Citra sebagai penanggung jawab pekerjaan mekanikal dan elektrikal
III- 25 S. Project Administration Staff
Tugas dan tanggung jawab project Administratin staff adalah sebagai berikut :
a. Mengatur keuangan harian b. Perwakilan dari HRD pusat
c. Bertanggung jawab kepada chasier
d. Bertanggung jawab atas dokumen-dokumen
T. Office Boy
Tugas dan tanggung jawab office boy adalah sebagai berikut : a. Menyediakan konsumsi untuk para pekerja dikantor.
b. Melakukan pengfotocopyan dokumen yang diperlukan.
U. Driver
Driver adalah Seseorang yang ditunjuk oleh Site Manager yang bertugas untuk mengoperasikan kendaraan guna melayani seluruh kegiatan yang
ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerajaan(WO) baik
mengantar/menjemput seluruh karyawan,material dan alat kerja/proyek.
V. Security
Tugas dan tanggung jawab Security adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pembantu Manajer Proyek dalam hal keamanan proyek.
b. Mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan proyek yang
III- 26
c. Ikut menjaga pengaruh kegiatan proyek terhadap keamanan
lingkungan.
d. Melaporkan kegiatan keamanan proyek secara periodik.
3.2 Manajemen Proyek
Manajemen proyek konstruksi adalah suatu proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Pada pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen U Residence 2 , tahapan
kegiatan tersebut dibagi menjadi 5, yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penjadwalan (schedulling) pelaksanaan
(actuating) dan pengawasan (controlling). Pengertian tahap kegiatan proyek:
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari bangunan yang akan dibangun, termasuk pembuatan gambar-gambar perencanaan lengkap dengan persyaratan teknis yang diperlukan.
Kegiatan perencanaan diaplikasikan dengan menentukan metoda pelaksanaan yang tepat sehingga pekerjaan yang sudah direncanakan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang sudah dijadwalkan dan dianggarkan.
Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah: a. Menentukan tujuan dan sasaran proyek.
III- 27 b. Menganalisis kendala dan resiko yang mungkin terjadi untuk seluruh
proyek ataupun perbagian-bagian dari rencana.
c. Menetapkan penggunaan sumber daya.
d. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek. e. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
f. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan. g. Menentukan metode dan aspek-aspek teknik yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan.
Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksanaan kegiatan, serta saran untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun organisasi yang akan melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja diantara unsur-unsur organisasi.
Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur-unsur pelaksana
pembangunan yang terdiri dari : pemberi tugas (owner), konsultan (designer, supervisor) dan pelaksana (contractor), yang masing-masing mempunyai tugas kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang telah ditetapkan.
Didalam menjalankan fungsi organisasi diperlukan pengetahuan tentang berbagai tipe organisasi, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap penerapan jenis organisasi yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan. Tindakan yang dilakukan antara lain:
III- 28 a. Menetapkan daftar penugasan
b. Menyusun lingkup kegiatan c. Menyusun struktur kegiatan
d. Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya
Manfaat dari pengorganisasian merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab delegasi kewenangan terlihat jelas.
3. Penjadwalan (Schedulling)
Penjadwalan (Schedulling) yaitu menghubungkan antara tenaga kerja, uang dan bahan yang digunakan dalam proyek. Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Pendekatan yang populer yang digunakan adalah Diagram Gantt atau Metode Bagan Balok (Bar Chart). Cara penjadwalan proyek yang lain adalah PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method).
Penjadwalan proyek membantu dalam bidang:
a. Menunjukan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
b. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan diantara
kegiatan.
c. Menunjukan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk setiap pekerjaan.
III- 29 d. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya
dengan cara hal-hal kritis pada proyek. 4. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dalam rangka mewujudkan bangunan yang akan dibangun. Dalam kegiatan pelaksanaan ini hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksana pekerjaan pembangunan perlu diatur sehingga masing-masing unsur dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan selalu tunduk serta taat kepada peraturan dan ketentuan yang telah disepakati bersama. Penyimpangan yang terjadi akibat tindakan dari salah satu unsur akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan.
Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan (Actuating) antara lain:
a. Mengkoordinasikan kegiatan
b. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tangung jawab
c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
Manfaat dari fungsi pelaksaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan bersama.
5. Pengendalian (Controlling)
Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan biaya dan waktu yang telah ditetapkan. Untuk keperluan ini tugas unsur pengawas sangat penting, terutama dalam membimbing dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan.
III- 30 Hasil akhir dari pelaksanaan pembangunan, pada umumnya ditentukan oleh hasil kegiatan pengawasan.
Kegiatan pengendalian dilakukan dari bahan dasar dan proses olah data output yang diaplikasikan dalam bentuk antara lain :
a. Pelaksanaan tes/uji terhadap material untuk menjaga kualitas dari material yang akan digunakan tersebut.
b. Pembuatan master schedule (daily/weekly/monthly report). ‘S’ curve actual dan sebagainya untuk pengendalian waktu serta cost control untuk pengendalian biaya.
c. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi. d. Memberikan saran-saran perbaikan. e. Menyusun laporan kegiatan.
Fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu. Fungsi pengendalian dilaksanakan oleh semua tingkat dalam struktur organisasi, laporan-laporan kemajuan pekerjaan dan sebagainya yang menjadi bagian dari fungsi pengendalian harus dipersiapkan secara tepat dan segera agar menjadi bermanfaat. Laporan-laporan itu juga harus disimpan sebagai referensi dimasa yang akan datang sehingga suatu sistem pengarsipan secara tertib dan benar, yaitu format-format laporan yang baik, ketepatan waktu pembuatan laporan perlu dilakukan dengan baik.