• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak. ISSN No [ JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Abstrak. ISSN No [ JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

643 | P a g e

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

MAKE A MATCH

PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN ALJABAR

DI KELAS VIII SMP

Nur Qomariyah Nawafilah*)

*)Dosen Prodi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan

Abstrak

Dalam diri setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami serta menganalisis dengan baik unsur-unsur yang ada dalam matematika. Hal ini disebabkan begitu kompleksnya unsur-unsur dalam matematika dari banyaknya definisi, simbol, dan rumus yang beraneka macam. Oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih memusatkan pikiran agar dapat menguasai semua konsep dalam matematika tersebut. Selain tuntutan untuk siswa, guru juga dituntut lebih aktif dan kreatif dalam mengajar matematika sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa. Salah satu cara kreatif yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran baru, misalnya model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada materi perkalian dan pembagian pecahan aljabar. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh persentase untuk kemampuan guru mengelolah pembelajaran sebesar 98%, aktivitas siswa selama proses pembelajaran sebesar 88%, respon siswa positif sebesar 83%, dan ketuntasan belajar siswa sebesar 89, 29%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif untuk diterapkan pada materi pokok perkalian dan pembagian pecahan aljabar.

(2)

644 | P a g e PENDAHULUAN

Dalam diri setiap individu memiliki

kemampuan yang berbeda-beda dalam

memahami dan mengerti serta dapat menganalisis dengan baik unsur-unsur yang ada di dalam matematika. Begitu kompleksnya unsur-unsur dalam matematika dari banyaknya definisi, penggunaan simbol-simbol yang bervariasi, dan rumus-rumus yang beraneka macam, menuntut siswa untuk lebih memusatkan pikiran agar dapat menguasai semua konsep dalam matematika tersebut. Banyaknya konsep yang harus dikuasai oleh seorang siswa dalam mempelajari setiap cabang matematika, pada saat yang sama siswa juga harus menguasai konsep-konsep sebelumnya, sehingga tidak heran jika banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan seperti pendapat yang dikemukakan oleh Cockroft (dalam Wahyudin, 2001: 2) bahwa “Mathematics is a difficult subject both to teach and to learn”.

Salah satu materi yang membutuhkan pemahaman konsep yang cukup kompleks adalah pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar pada bab faktorisasi. Hal ini disebabkan pada materi ini mereka dihadapkan pada bentuk aljabar namun dalam

bentuk pecahan. Hal ini memang

membingungkan bagi siswa yang baru mempelajarinya. Terkadang mereka asal mencoret antara pembilang dan penyebutnya tanpa memperhatikan operasi di dalamnya. Sehingga pada akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika siswa. Rendahnya prestasi matematika siswa menuntut guru lebih aktif dan kreatif dalam mengajar matematika sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa. Menurut Sa’dijah danWahyuningsih (2004: 39) praktik pembelajaran matematika di kelas, umumnya guru hanya menggunakan pendekatan ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Selain itu Ruseffendi (2006) juga menyatakan bahwa selama ini dalam proses pembelajaran matematika di kelas, pada umumnya siswa mempelajari matematika hanya diberi tahu oleh gurunya dan bukan melalui kegiatan eksplorasi. Itu semua mengindikasikan bahwa siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran dan pembelajaran menjadi kurang bermaksa bagi siswa.

Di dunia pendidikan yang semakin berkembang selalu memunculkan kurikulum baru sebagai penyempurna dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kini kurikulum terbaru yang telah diterapkan di sekolah-sekolah adalah Kurikulum 2013 (K13). K13 ini menitikberatkan pada pencapaian kompetensi dasar yang harus dimiliki dan dikuasai siswa. Kompetensi tersebut dapat diukur berdasarkan indikator pembelajaran yang akan dicapai dan dikuasai siswa melalui pengalaman belajar. Sedangkan pengalaman belajar lebih menekankan pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Peran guru hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, model pembelajaran demikian memerlukan strategi pembelajaran yang tepat.

Model pembelajaran yang dapat

mengakomodasi kepentingan untuk

mengkolaborasi pengembangan diri dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative leraning). Ide penting dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa, karena pada dunia kerja sebagian besar dilakukan secara kelompok,

Widyaningsih (dalam

http://tpcommunity05.blogspot.com, 2008). Pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe make-a match, yaitu model pembelajaran di mana guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan permasalahan dan kartu yang berisi jawaban. Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya. Setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya. Group yang anggotanya paling banyak manemukan pasangannya mendapatkan nilai atau reward. Kartu dikumpulkan lagi dan berlanjut ke babak berikutnya. Ramadhan (dalam

http://tarmizi.wordpres.com, 2008)

mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe make-a match dapat menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50%.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya diadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a match pada Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagian Pecahan Aljabar di Kelas VIII SMP”

(3)

ii | P a g e METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti menggambarkan hal-hal yang ingin diketahui dari suatu proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Hal-hal yang didepenelitiankan dan dianalisis meliputi kemampuan guru mengelolah pembelajaran, aktivitas siswa, respon siswa, dan ketuntasan belajar siswa. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kediri sebanyak 28 siswa, yang terdiri atas 13 siswa putra dan 15 siswa putri. Penelitian ini dilakukan pada sub materi pokok perkalian dan pembagian pecahan aljabar pada bab faktorisasi.

Rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah desain “One shoot case study”. Yaitu penelitian yang dilakukan dengan melaksanakan suatu perlakuan tertentu kepada subjek yang diikuti dengan pengukuran terhadap akibat dari perlakuan tersebut. Pola dari rancangan ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

X : Perlakuan, yaitu palaksanaan

pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pokok bahasan parkalian dan pembagian pecahan aljabar.

O : Hasil perlakuan yaitu keefektifan pembelajaran yang meliputi: kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon siswa.

(Arikunto, 2002: 77) Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) Tahap Persiapan, (2) Tahap Pelaksanaan, dan (3) Tahap Analisis. Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakuakan meliputi menyusun RPP, media pembelajaran, dan menyiapkan instrumen penelitian. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan

adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar, memberikan soal tes evaluasi, dan memberikan angket respon siswa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar. Pada tahap analisis, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis data hasil tes evaluasi siswa, data respon siswa, dan data observasi guru dan siswa.

Dalam melaksanakan penelitian terdapat beberapa metode untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002: 160). Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah:

1. Metode Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk guru/ peneliti dan siswa. Sedangkan pengamat atau observer hanya membubuhkan tanda check (√) pada lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti.

2. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002: 127). Metode tes di sini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode Make A Match.

3. Metode Angket

Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Make A Match. Data respon siswa diperoleh dengan memberikan kuisioner kepada siswa kemudian meminta siswa untuk mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.

𝑃

𝑠

=

A

B × 100% HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

Hasil analisis data aktivitas siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari persentase aktivitas siswa yang telah diamati

pada saat pembelajaran berlangsung. Persentase ini dapat diperoleh dengan rumus: Keterangan:

Ps = Persentase aktivitas siswa A = Skor yang diperoleh

(4)

3 | P a g e B = Skor maksimal Ps = A B × 100% = 42 48 × 100% = 88% Kriteria keberhasilan: 86% - 100% = Sangat Baik 76% - 85% = Baik 60% - 75% = Cukup Baik 55% - 59% = Kurang Baik

54% = Kurang Sekali

Dari hasil analisis data diatas, maka dapat disimpulkan bahwakriteria yang dicapai dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran adalah sangat baik.

2. Kemampuan Guru Mengelolah Pembelajaran Make A Match

Hasil analisis data kemampuan guru mengelolah pembelajaran Make A Match diperoleh dari persentase kemampuan guru yang telah diamati pada saat pembelajaran berlangsung. Persentase ini dapat diperoleh dengan rumus:

Pg = A

B × 100% Keterangan:

Pg = persentase kemampuan guru A = Skor yang diperoleh

B = Skor maksimal Pg = A B × 100% = 42 45 × 100% = 93%

Dari hasil analisis data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria yang dicapai dari kemampuan guru mengelolah pembelajaran Make A Match adalah sangat baik.

3. Angket Respon Siswa

Respon siswa dianalisis dengan melihat persentase dari respon siswa. Persentase ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Pr = B

N × 100% Keterangan:

Pr = Persentase respon siswa B = Skor yang diperoleh N = Skor maksimal Pr = B N × 100% = (44×4):(94×3):(2×2) 28×5×4 × 100% = 176:282:4 560 × 100% = 462 560 × 100% = 83%

Dari hasil analisis data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria yang dicapai dari angket respon siswa adalah baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan tipe make-a match.

4. Ketuntasan Belajar

Berdasarkan hasil tes evaluasi yang diberikan pada akhir pelajaran setelah diterapkannya tipe Make A Match, maka dapat diperoleh hasil sabagai berikut:

Siswa tuntas : 25

Siswa tidak tuntas : 3 KBK = Banyak siswa yang tuntas

Banyak siswa × 100%

= 25

28 × 100% = 89, 29% Keterangan:

KBK : Ketuntasan Belajar Klasikal

Dari hasil analisis data di atas diperoleh bahwa ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar setelah diterapkannya tipe Make A Match adalah sebesar 89,29%. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal kelas VIII-A telah tuntas dalam pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri berdasarkan aktivitas siswa adalah sangat baik.

b. Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri berdasarkan kemampuan guru mengelolah pembelajaran adalah sangat baik.

c. Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri berdasarkan respon siswa adalah baik. d. Efektivitas model pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri

(5)

4 | P a g e

berdasarkan ketuntasan belajar siswa adalah baik.

Dari hasil keempat indikator di atas, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif untuk diterapkan pada materi pokok perkalian dan pembagian pecahan aljabar. 2. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Karena dengan penerapan tipe Make A

Match hasil belajar dan respon siswa sangat baik, maka tipe ini dapat diterapkan pada materi maupun kelas lain.

b. Perlu digunakannya model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan keaktifan, ketrampilan, dan hasil belajar siswa.

c. Bagi peneliti yang akan mereplikasi penelitian ini pada sekolah/ kelas/ materi yang berbeda perlu diperhatikan pemilihan masalah yang memerlukan pemahaman konsep yang cukup komplek.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: unesa University Press.

Nuharini, dewi, dkk. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ramadhan. 2008. http://tarmizi.wordpres.com

Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA (edisi revisi). Bandung: Tarsito.

Sa’dijah, Cholis & Wahyuningsih, Septi. 2004. Pembelajaran Matematika yang Berbasis Pendekatan Problem Open-Ended untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa SLTP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 11, No 1, April 2004: 39-48.

Suherman, Erman dkk. 2003. Common Text Book (Edisi Revisi): Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA

Sunoto, wasis. 2003. Efektivitas Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Sub Materi Pokok Persegi Panjang dan Persegi di Kelas VII-G SMP Negeri 22 Surabaya. Penelitian tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA Suprijono, agus. 2010. Cooperative Learning.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wahyudin. 2001. Belajar Tuntas dalam Pembelajaran Matematika Perlu Dipertanyakan. Makalah Seminar Pendidikan Matematika. UPI: Bandung.

Widyaningsih. 2008.

Referensi

Dokumen terkait

No Nama Penyedia Hasil Evaluasi Administrasi 1 KAP.. Kumalahadi,Kuncara,Sugen g Pamudji

Tentukan Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda tiap soal Jawab

Hasil ini menunjukkan bahwa TNLL merupakan kawasan endemik yang penting untuk Sulawesi, sehingga data tersebut dapat dijadikan dasar manajemen dalam menentukan status

Dari family Megascolecidae, ditemukan 3 spesies cacing tanah yang berasal dari 3 habitat yaitu Polypheretima sp1 di Kebun coklat, Polypheretima sp2 di

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar remaja (83.3%) yang menonton animasi jepang dalam kategori tinggi yang memiliki konsep diri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun 60% menyebabkan penghambatan laju pertumbuhan pada fase logaritmik 4 jam setelah perlakuan.. Kata kunci :

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2016 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :.

Pengkajian stilistika adalah meneliti gaya sebuah teks sastra secara rinci dengan sistematis memperhatikan preferensi penggunaan kata, struktur bahasa, mengamati antarhubungan