• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI

UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER

DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

Gezang Putri Agung dan Fuad Achmadi

Project Management, Magister Management Technology, ITS Jl. Cokroaminoto No.12A, Surabaya,60264, Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Persaingan antar operator seluler semakin ketat akibat adanya liberisasi industri telekomunikasi sejak tahun 2002 sehingga mendorong perusahaan saling berlomba untuk menetapkan strategi untuk memenangkan persaingan pasar.

Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan dan memformulasikan strategi alternatif yang tepat bagi Perusahaan XXX dalam menghadapi persaingan di area Pekanbaru. Formulasi strategi dilakukan dengan analisa SWOT, SPACE dan GS Matriks kemudian diputuskan dengan QSP Matrix untuk mendapatkan pilihan strategi Perusahaan XXX. Strategi yang diformulasikan menghasilkan alternatif strategi yang bersifat agresif dan berfokus pada penetrasi pasar, peningkatan kekuatan penjualan, promosi yang lebih agresif, serta pengembangan produk agar nantinya dapat dilakukan akuisisi pelanggan dari perusahaan pesaing, menambah pelanggan serta dapat menambah pendapatan perusahaan sebagai hasil pengembangan pasar di area Pekanbaru.

Kata kunci: Analisa Formulasi Strategi, Manajemen Pemasaran, Industri Seluler.

PENDAHULUAN

Peluang besar pangsa pasar di Pekanbaru menjadi menarik untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan Pekanbaru merupakan kota ketiga terbesar di Sumatera, dengan Gross Regional Domestic Product per Capital lebih besar dibandingkan GDP Nasional, yaitu Rp 17,7 juta (nasional Rp 9,4 juta) di tahun 2009. Dengan potret perekonomian yang berkembang tersebut, maka peluang pengembangan pasar telekomunikasi di Pekanbaru menjadi salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

Peluang pasar tersebut saat ini belum digarap secara maksimal oleh perusahaan telekomunikasi XXX, terbukti dengan adanya gap antara Perusahaan XXX dengan pesaing, dimana saat ini market dikuasai 91% oleh pesaing dan Perusahaan XXX hanya menguasai 2% dari total market. Untuk dapat mengambil peluang tersebut diperlukan strategi yang dapat memenangkan persaingan di lapangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan formulasi strategi Perusahaan XXX, khususnya pada strategi fungsional, dalam melakukan pengembangan pasar di area Pekanbaru dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan serta mengidentifikasi langkah-langkah penentuan formulasi strategi berdasarkan analisa SWOT, SPACE, dan GS Matrix sehingga didapatkan strategi-strategi yang tepat dalam pengembangan pasar di area Pekanbaru serta menentukan strategi prioritasnya.

(2)

Strategi merupakan terminologi yang diambil dari dunia militer. Strategi dalam militer pada awalnya diartikan sebagai cara atau pendekatan yang dilakukan untuk dapat mengalahkan lawan.

Strategi pemasaran merupakan rancangan pemasaran yang terintegrasi untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran atau serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Dalam merumuskan/memformulasikan strategi bersaing yang tepat bagi perusahaan dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut (David, 2011):

1. Tahap Input

a. Matriks Evaluasi Faktor Internal

Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation - IFE Matrix) bertujuan meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis dan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut (David, 2006).

b. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation - EFE Matrix) membantu manajer dalam mengorganisir faktor-faktor strategis eksternal ke dalam kategori-kategori yang diterim secara umum mengenai peluang dan ancaman (Hunger dan Wheelen, 2003).

c. Matriks Profil Kompetitif

Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix - CPM) mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus perusahaan dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan.

2. Tahap Pencocokan a. Matriks (SWOT)

Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi

b. Matriks SPACE

Matriks SPACE merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu. Sumbu-sumbu Matriks SPACE menunjukkan dua dimensi internal serta dua dimensi eksternal.

c. Matriks Strategi Besar

Matriks Strategi Besar (Grand Strategy) didasarkan pada dua dimensi evaluatif; posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri).

3. Tahap Keputusan

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya.

METODE

Proses penelitian yang digambarkan di atas didasarkan pada desain dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dimana selanjutnya penelitian ini berusaha untuk menggambarkan situasi dan karakteristik yang sebenarnya menyangkut objek penelitian serta dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan strategi yang paling sesuai dengan kondisi internal dan eksternal Perusahaan XXX.

(3)

Penelitian menggunakan purposive/judgement sampling dimana pemilihan sampel didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang maksimal. Terdapat 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan hasil Focus Group Discussion,(2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur lain yang terkait dengan penelitian ini.

Pendahuluan Pendahuluan Identifikasi Permasalahan Identifikasi Permasalahan Tinjauan Pustaka • Manajement Strategi • Strategi Pemasaran Tinjauan Pustaka • Manajement Strategi • Strategi Pemasaran

Pengumpulan data / Studi Lapangan: • Observasi Pasar

• Wawancara dengan stake holder

terkait • Dokumentasi

Focus Group Discussion

Pengumpulan data / Studi Lapangan:

• Observasi Pasar

• Wawancara dengan stake holder

terkait

• Dokumentasi

Focus Group Discussion

Klasifikasi Pengumpulan Data Data Primer:

• Observasi lokasi dan potensi pasar

• Hasil wawancara dengan stake holder terkait

• Dokumentasi

• Hasil Focus group discussion

Data Sekunder:

• Kondisi wilayah Pekanbaru dan potensi pasar di wilayah Pekanbaru.

• Kondisi jaringan yang ada di wilayah Pekanbaru

• Kemampuan daya beli pelanggan di area Pekanbaru

• Kondisi distribusi pasar dan pemasaran di lapangan

Klasifikasi Pengumpulan Data Data Primer:

• Observasi lokasi dan potensi pasar

• Hasil wawancara dengan stake

holder terkait

• Dokumentasi

• Hasil Focus group discussion

Data Sekunder:

• Kondisi wilayah Pekanbaru dan potensi pasar di wilayah Pekanbaru.

• Kondisi jaringan yang ada di wilayah Pekanbaru

• Kemampuan daya beli pelanggan di area Pekanbaru

• Kondisi distribusi pasar dan

pemasaran di lapangan

Pengolahan Data

Analisa Competitive Factor

Klasifikasi Input Stage

• IFE • EFE • CP Matriks Memformulasikan Strategi • SWOT Matriks • SPACE Matriks • GS Matriks Pemilihan Strategi • QSP Matriks Pengolahan Data

Analisa Competitive Factor

Klasifikasi Input Stage

• IFE • EFE • CP Matriks Memformulasikan Strategi • SWOT Matriks • SPACE Matriks • GS Matriks Pemilihan Strategi • QSP Matriks

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Alur Penelitian

Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Observasi, Interview, Studi Dokumentasi dan Focus Group Discussion atau Close User Group Discussion.

Uji validitas data dengan teknik triangulasi yaitu pemeriksaan data dengan sesuatu di luar data sebagai pembanding data tersebut dengan membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan keadaan seseorang dengan berbagai pandangan serta membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan (Lexy J. Moleong, 2007:246). Uji validitas pertanyaan dilakukan pada pemilik distributor/outlet, karyawan, dan pelanggan. Hal ini bertujuan agar informasi yang didapatkan valid untuk memperkuat argumen yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kombinasi pengumpulan data primer dan sekunder dalam penelitian ini kemudian dikelompokkan menjadi faktor eksternal (peluang dan ancaman) serta faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang berpengaruh terhadap perusahaan. Data-data tersebut kemudian diuji validitas datanya menggunakan teknik triangulasi dimana data yang sudah diperoleh kemudian diolah dan dibandingkan dengan hasil wawancara pada sumber lain.

(4)

Tabel 1. Contoh Analisis Lingkungan Internal

Variabel Pertanyaan Responden Manajemen Hasil Analisis

Produk Alasan menggunakan produk Perusahaan XXX Produk yang bervariasi Produk yang bervariasi Valid Promosi Bagaimana posisi perusahaan di

pasar Promosi yang lemah Promosi yang lemah Valid Harga Alasan menggunakan produk

Perusahaan XXX

Harga murah Harga murah Valid

Tabel 2. Contoh Analisis Lingkungan Eksternal

Variabel Pertanyaan Responden Manajemen Hasil Analis

Pesaing Apa alasan menjual produk pesaing

Jaringan yang lebih luas dan insentif penjualan yang lebih menarik

Jaringan yang lebih luas dan insentif penjualan yang lebih menarik

Valid Kebutuhan Pelanggan Persaingan yang dihadapi di area Pekanbaru

Harga murah, kualitas jaringan, jenis produk termasuk akses data

Harga murah, kualitas jaringan, jenis produk termasuk akses data

Valid

Dari data yang sudah diuji keabsahannya kemudian dikelompokkan berdasarkan hasil focuss group discussion menjadi kelompok data eksternal dan internal. Pembobotan dan penilaian berdasarkan focus group discussion yang menghasilkan tabel sebagai berikut, dimana:

a. Bobot diklasifikasikan berdasarkan kemungkinan faktor-faktor tersebut apakah dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot berskala 0.00 (tidak penting) sampai 1.00 (penting). Bobot bersifat industry based. b. Rating diklasifikasikan untuk memberikan indikasi sejauh mana efektivitas strategi

perusahaan saat ini terhadap faktor-faktor tersebut. Respon yang semakin besar diberikan rating 4 sedangkan respon yang semakin kecil diberi nilai 1.

Tabel 3. EFE Matrix

No. Key External Factors Weight Rating Value (Weight*Rating)

Opportunity (Peluang)

1 Variasi Produk 0,09 3 0,27

2 Persaingan harga yang kompetitif 0,08 4 0,32

3 Pelanggan dengan nilai tinggi (High value

customer) 0,08 4 0,32

4 Penetrasi smartphone 0,08 4 0,32

5 Segmentasi pasar dan market share yang

masih luas 0,08 3 0,24

6 Variasi voucher (isi ulang) 0,08 2 0,16

7 Persaingan iklan yang kompetitif 0,07 3 0,21

8 Kebutuhan akan akses internet 0,07 2 0,14

9 Harga yang mahal (High pricing) 0,06 4 0,24

Threats (Ancaman)

1 Kompetisi yang ketat 0,08 3 0,24

2 Saluran distribusi 0,07 3 0,21

3 Keterbatasan jaringan 0,06 2 0,12

4 Perubahan teknologi yang semakin cepat 0,06 2 0,12 5

Kondisi stabilitas politik dan sosial di

Indonesia 0,04 1 0,04

(5)

Tabel 4. IFE Matrix

No. Key Internal Factors Weight Rating Value

(Weight*Rating) Strength (Kekuatan)

1 Harga yang rendah 0.2 4 0.8

2 Kualitas pelayanan kepada para

pelanggan 0.14 4 0.56

3 Variasi produk 0.13 3 0.39

4 Variasi voucher 0.07 3 0.21

Weakness (Kelemahan)

1 Jaringan yang belum menyeluruh 0.13 2 0.26

2 Market share yang menurun 0.1 1 0.1

3 Kekuatan Penjual (Sales) 0.09 2 0.18

4 Kekurangan pendanaan dalam

persaingan 0.08 2 0.16

5 Pengembangan teknologi 0.06 2 0.12

Total 1 2.78

Dari hasil analisa dan pengolahan data di atas didapatkan skor total untuk faktor eksternal dan faktor internal, berturut-turut, 2.95 dan 2.78. Pada faktor internal, faktor kekuatan lebih besar dibandingkan faktor kelemahan. Sedangkan pada faktor internal, faktor peluang juga lebih besar dibandingkan faktor ancaman.

Dari analisis keuangan dan analisa faktor eksternal dan internal perusahaan, dapat dikelompokkan menjadi dimensi internal dan eksternal yang kemudian dibagi dalam empat faktor yang kemudian digunakan untuk analisa SPACE Matrix, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. SPACE Matrix

INTERNAL DIMENSION EXTERNAL

DIMENSION

No. Financial Position (FP) Rating No. Stability Position (SP) Rating

1 ROI 4 1 Tekanan persaingan di

industri telekomunikasi -5

2 Likuiditas 5 2 Persaingan harga -4

3 Modal Kerja 5 3 Perubahan teknologi -3

4 Leverage 4

Rata-rata 4.5 Rata-rata -4

No. Competitive Position (CP) Rating No. Industry Position (IP) Rating

1 Harga yang lebih rendah dari

pesaing -1 1

Potensi Pertumbuhan yang

positif 4

2 Pelayanan pelanggan -2 2 Penetrasi smartphone 4

3 Variasi produk yang lebih

beragam dibanding pesaing -3

Rata-rata -2 Rata-rata 4

Dalam posisi keuangan, terlihat bahwa posisi keuangan Perusahaan XXX cukup sehat dan tercermin dengan rating 4 dengan faktor ROI yang cukup tinggi dan menunjukkan profitabilitas Perusahaan XXX meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Faktor lain seperti likuiditas, leverage, dan modal kerja juga seimbang dan memberikan posisi perusahaan dalam kondisi yang positif. Dalam posisi persaingan, rating dalam kondisi negatif artinya perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang cukup kuat

(6)

dalam segmen industri. Keunggulan kompetitif yang dimiliki Perusahaan XXX adalah harga yang rendah dan variasi produk serta pelayanan pelanggan yang lebih baik dibandingkan perusahaan pesaingnya. Dalam posisi stabilitas, walau industri telekomunikasi ketat dalam persaingan namun Perusahaan XXX bisa tetap unggul dengan harga tarif yang lebih rendah dari perusahaan pesaingnya. Dalam posisi industri, nilai yang diperoleh adalah 4 yang menunjukkan bahwa industri telekomunikasi merupakan industri yang stabil. Hal ini dipengaruhi dengan potensi pengembangan internet sebagai salah satu produk alternatif dengan didukung penetrasi smartphone yang cukup tinggi di area Pekanbaru.

Grand Strategy Matrix didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif (competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan oleh suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran dalam matriks. Dengan analisa IFE, EFE, dan CP Matrix hasilnya dikelompokkan menjadi Grand Strategy Matrix.

QSPM merupakan tahapan akhir dalam menentukan suatu strategi pada suatu formulasi strategi. Tahap ini bertujuan untuk menentukan urutan/prioritas pilihan strategi berdasarkan evaluasi daya tarik alternatif strategi yang dihasilkan pada matriks-matriks pada tahap evaluasi, dan faktor-faktor pada matriks-matriks EFE dan IFE.

QSPM disusun dengan memberikan nilai AS (Attractive Score) setiap faktor eksternal dan internal terutama yang akan mempengaruhi dari setiap strategi yang diusulkan. Nilai AS berkisar dari 1 untuk faktor yang tidak berpengaruh dan nilai 4 untuk faktor yang sangat berpengaruh. Nilai AS ini kemudian dikalikan dengan bobot setiap faktor untuk mendapatkan nilai TAS (Total Attractive Score). Urutan alternatif strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan berdasarkan urutan TAS yang tertinggi.

Dari tabel olahan di bawah ini bisa disimpulkan urutan strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh Perusahaan XXX dalam melakukan pengembangan pasar di area Pekanbaru adalah sebagai berikut: (1) Strategi penetrasi pasar, (2) Strategi meningkatkan kekuatan penjualan, (3) Strategi promosi secara agresif, (4) Strategi pengembangan produk.

(7)

Tabel 6. QSPM Perusahaan XXX

Weight AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Opportunities

1 Variasi Product 0.09 3 0.27 4 0.36 2 0.18 2 0.18 2 0.18

2 Persaingan harga yang kompetitif 0.08 4 0.32 3 0.24 3 0.24 4 0.32 2 0.16

3 Pelanggan dengan nilai tinggi (High

value customer) 0.08 3 0.24 3 0.24 3 0.24 2 0.16 1 0.08

4 Penetrasi smartphone 0.08 2 0.16 2 0.16 2 0.16 3 0.24 1 0.08

5 Segmentasi pasar dan market share

yang masih luas 0.08 4 0.32 2 0.16 4 0.32 4 0.32 2 0.16

6 Variasi voucher (isi ulang) 0.08 3 0.24 1 0.08 3 0.24 2 0.16 1 0.08

7 Persaingan iklan yang kompetitif 0.07 3 0.21 3 0.21 4 0.28 3 0.21 2 0.14

8 Kebutuhan akan akses internet 0.07 3 0.21 4 0.28 3 0.21 2 0.14 1 0.07

9 Harga yang mahal (High Pricing) 0.06 1 0.06 1 0.06 1 0.06 1 0.06 1 0.06

Threats

1 Kompetisi yang ketat 0.08 3 0.24 3 0.24 3 0.24 3 0.24 3 0.24

2 Saluran distribusi 0.07 3 0.21 2 0.14 1 0.07 2 0.14 2 0.14

3 Keterbatasan jaringan 0.06 4 0.24 1 0.06 1 0.06 2 0.12 2 0.12

4 Perubahan teknologi yang semakin

cepat 0.06 2 0.12 3 0.18 2 0.12 1 0.06 1 0.06

5 Kondisi stabilitas politik dan sosial di

Indonesia 0.04 2 0.08 1 0.04 1 0.04 1 0.04 1 0.04

1

Strength

1 Harga yang rendah 0.2 4 0.8 4 0.8 4 0.8 4 0.8 2 0.4

2 Kualitas Pelayanan Kepada para

pelanggan 0.14 3 0.42 1 0.14 2 0.28 2 0.28 4 0.56

3 Variasi Produk 0.13 4 0.52 4 0.52 4 0.52 4 0.52 2 0.26

4 Variasi Voucher 0.07 4 0.28 1 0.07 4 0.28 3 0.21 1 0.07

Weakness

-1 Jaringan yang belum menyeluruh 0.13 2 0.26 1 0.13 3 0.39 2 0.26 2 0.26

2 Market share yang menurun 0.1 2 0.2 1 0.1 1 0.1 2 0.2 2 0.2

3 Kekuatan Penjual (Sales) 0.09 3 0.27 2 0.18 1 0.09 4 0.36 2 0.18

4 Kekurangan pendanaan dalam

persaingan 0.08 2 0.16 2 0.16 1 0.08 1 0.08 1 0.08 5 Pengembangan teknologi 0.06 3 0.18 3 0.18 1 0.06 2 0.12 1 0.06 1 6.01 4.73 5.06 5.22 3.68 Key Factors External Factors Internal Factors

Quantitative Straegic Planning Matrix

(QSPM ) Strategic Alternatives Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Promosi secara agresif Meningkatkan Kekuatan Penjualan Mempertahankan Pelayanan

Tindakan yang dapat dilakukan oleh Perusahaan XXX untuk implementasi startegi di atas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Tindakan Perusahaan Untuk Alternatif Strategi

Alternatif Strategi Tindakan

Penetrasi Pasar

Agresif dalam produk dan saluran distribusi dengan melakukan

cluster management, memberikan model insentif yang baru untuk distributor

Meningkatkan Kekuatan Penjualan

Menambah kekuatan dari penjualan untuk meningkatkan

branding dan advocacy serta melakukan standarisasi KPI untuk

canvaser

Promosi Secara Agresif Melakukan promosi kombinasi baik yang tradisional maupun

media digital, melakukan branding untuk di outlet utama Pengembangan Produk

Melakukan penawaran produk yang lebih bervariatif baik yang

fokus pada data centric maupun voice centric serta packet

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat diambil beberapa kesimpulan berikut ini:

1. Berdasarkan analisis faktor lingkungan eksternal di area Pekanbaru didapati kondisi peluang pangsa pasar yang potensial masih bisa dikembangkan oleh Perusahaan XXX untuk menaikkan pendapatan perusahaan. Sedangkan dari faktor internal terlihat kekuatan Perusahaan XXX dalam harga yang rendah sebagai daya tarik bagi konsumen/pelanggan.

2. Analisa SWOT Matrix menghasilkan beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh Perusahaan XXX baik dari bentuk ST- SO – WO dan WT, seperti pengembangan produk bundling device, produk yang fokus pada data centric dan lain-lain.

3. Analisa SPACE Matrix menghasilkan strategi yang bersifat agresif untuk diterapkan oleh Perusahaan XXX dalam memenangkan pasar di area Pekanbaru.

4. Grand Strategy Matrix merupakan salah satu metode dalam tahap pencocokan (matching stage) yang menggunakan faktor eksternal dan faktor internal sebagai bahan analisa pengambilan strategi.

5. Strategi yang dihasilkan dari formulasi strategi dalam penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan pasar Perusahaan XXX di area Pekanbaru. Strategi yang diterapkan harus bersifat agresif dan berfokus pada penetrasi pasar, peningkatan kekuatan penjualan, promosi yang lebih agresif, serta pengembangan produk agar nantinya dapat dilakukan akuisisi pelanggan dari perusahaan pesaing, menambah pelanggan serta dapat menambah pendapatan perusahaan sebagai hasil pengembangan pasar di area Pekanbaru.

Saran yang dapat diberikan dalam penulisan ini adalah dengan adanya beberapa strategi yang menjadi alternatif untuk pengembangan pasar di area Pekanbaru, perlu dilakukan integrasi antar straregi satu sama lain sehingga tujuan perusahan dalam memenangkan pasar Pekanbaru dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

David, F. R. (2009). Strategic Management, Concepts and Cases, 12th edition. New

Jersey: Prentice Hall.

Moleong, Lexy, J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, pp. 24.

Wheelen, Thomas L., J. David Hunger (2008). Strategic Management and Business Policy, 11th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Gambar

Gambar 1. Alur Penelitian
Tabel 2. Contoh Analisis Lingkungan Eksternal
Tabel 5.  SPACE Matrix
Tabel 6. QSPM Perusahaan XXX

Referensi

Dokumen terkait

Karya ilmiah skripsi berjudul “Sistem Penilaian Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dengan Metode Servqual (Studi Kasus

PENELITIAN KITA KITA KITA KITA KITA KITA KITA KITA SECARA SECARA BAIK, SECARA SECARA SECARA SECARA SECARA SECARA BAIK, BAIK, BAIK, BAIK, BAIK, BAIK, BAIK, AKAN AKAN SANGAT AKAN

: Sejauh diketahui tidak ada peraturan nasional atau kedaerahan spesifik yang berlaku untuk produk ini (termasuk bahan-bahan produk tersebut).

Permasalahan pewarnaan region seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 dapat kita bawa ke masalah pewarnaan simpul, dengan kita buat graf dual dari gambar 8 seperti ditunjukkan

Teori Budaya Politik yang telah dikemukakan Gabriel Almond mengenai ide-ide dasar yang terkandung dalam budaya politik, bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh manusia

Pemahaman terhadap mahasiswa (emphaty) berada pada kategori cukup puas dengan indeks 45.8 persen. Pelayanan sistem informasi berada pada kategori cukup puas dengan

Simpanan masyarakat yang berupa tabungan, deposito maupun giro jika digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi akan sama fungsinya sebagai investasi yang menyebabkan bertambahnya

bahwa dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam membina dan melaksanakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga di Kelurahan Kidul Dalem Kecamatan Klojen Kota