• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH LAPORAN KULIAH PENGABDIAN MASYARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CONTOH LAPORAN KULIAH PENGABDIAN MASYARA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai

suku bangsa dan ras. Baik suku bangsa dan ras tersebut telah hidup berdampingan satu sama

lain sejak dahulu. Adanya revolusi perdagangan ditinjau menjadi penyebab utama adanya

perpindahan penduduk suatu daerah ke daerah lainnya. Ketika terjadi penggabungan suku

budaya yang tinggal berdampingan dalam sebuah daerah tak ayal mensinergi sebuah budaya

yang bisa jadi merupakan budaya satu suku kemudian akibat mayoritas penduduk

mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat maka kebudayaan tersebut menjadi

budaya universal yang dianut bukan hanya oleh sebagian suku saja yang merasa memilki

kebudayaan atau tradisi tersebut namun berubah menjadi bentuk kebudayaan bersama yang

dijalankan bersama-sama. Salah satu kebudayaan yang merupakan budaya suatu suku

kemudian berasimilasi menjadi bentuk kebudayaan bersama yang dijalankan secara

bersama-sama pula dalam prosesinya yakni budaya sedekah bumi atau sedekah ruwah. Sebuah budaya

turunan masyarakat Jawa yang kemudian di adaptasikan dan menyebar luas di wilayah

Sumatera khususnya provinsi Bengkulu.

Umumnya Sedekah bumi masih sering dijumpai di setiap daerah, acara sedekah bumi

adalah sebuah acara yang sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat suatu daerah yang masih

menjalankan budaya atau tradisi tersebut. Sedekah bumi memiliki sebutan yang berbeda-beda

pada masing-masing daerah. Bagi masyarakat pesisir, budaya atau tradisi sedekah bumi yang

dilangsungkan di lautan luas disebut sebagai sedekah laut atau larung. Budaya sedekah bumi

sebagai bagian dari tradisi masyarakat Jawa ini diselenggarakan setiap bulan Muharram.

Dalam kasus sedekah bumi yang dilakukan masyarakat desa Kampung Baru

(3)

di berbagai daerah lain. Pada bulan Muharram masyarakat desa mempersiapkan segala

keperluan untuk acara sedekah bumi, yaitu makanan hasil bumi berupa tumpeng nasi,

pangung kesenian, tokoh masarakat, dan masih banyak lagi. Menurut tokoh masyarakat desa,

acara sedekah bumi telah terjadi sejak zaman dahulu semenjak bangsa Belanda telah

menjajah bumi Sumatera. Walaupun penduduk desa saat itu merasakan tekanan batin dan

derita yang tak berkesudahan akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing akan tetapi

hasil panen saat itu tetap melimpah ruah, sehingga penduduk desa Kampung Baru yang saat

itu banyak berasal dari suku Jawa berinisiatif untuk mengadaptasi kebudayaan suku mereka

kepulau Sumatera daerah tempat mereka tinggal khususnya desa Kampung Baru.

Kebudayaan tersebut adalah acara sedekah bumi. Acara sedekah bumi yang dilangsungkan

bukan untuk memberi sesembahan kepada bumi atas melimpah ruahnya hasil panen atau

sebagai bentuk seserahan untuk jin penunggu desa supaya senantiasa diberi keselamatan

panen, namun sebaliknya acara tersebut digelar sebagai wujud syukur kepada Gusti Allah,

Tuhan pencipta alam semesta, atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penduduk desa

berupa kesuburan tanah, air yang melimpah, serta cuaca yang baik walau saat itu daerah

Kampung Baru sedang dijajah oleh bangsa asing.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana asal usul acara sedekah bumi ?

2. Apakah manfaat sedekah bumi bagi masyarakat desa ?

3. Bagaiman pelaksanaan sedekah bumi di desa Kampung Baru?

(4)

5. Bagaiman hubungan antara sedekah bumi yang dilaksanakan di Kampung Baru dengan

ukhwah islamiyyah?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka tujuan

diadakannya penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui asal usul acara sedekah bumi.

2. Mengetahui manfaat sedekah bumi bagi masyarakat desa.

3. Mengetahui pelaksanaan sedekah bumi di desa Kampung Baru.

4. Mengetahui apa itu ukhwah islamiyyah.

5. Mengetahui hubungan antara sedekah bumi yang dilaksanakan di Kampung Baru dengan Ukhwah Islamiyyah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis yaitu

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi banyak

orang tentang satu dari beberapa tradisi turun-temurun masyarakat Desa Kampung

Baru yang masih bertahan hingga saat ini,dan juga penelitian ini diharapkan dapat

menunjang usaha untuk memperkaya kepustakaan budaya.

2. Secara praktis seluruh informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

masyarakat atau golongan, pemerintah, ataupun individu mengenai tradisi masyarakat

Desa Kampung Baru. Selain itu pula semoga penelitian ini dapat menjadi informasi

bagi kajian-kajian yang sejenis dengan cara memahami bentuk-bentuk yang

menyimpan makna bagi kehidupan orang banyak dan bermanfaat untuk memahami

(5)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kebudayaan

Koentjaraningkrat menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan

karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekerti.

Kebudayaan dapat juga diartikan sebagai pola dari perilaku. Dari definisi-definisi tersebut

dapat dinyatakan bahwa pengertian kebudayan mengandung beberapa ciri pokok , yaitu

sebagia berikut:

1. Kebudayaan itu beraneka ragam

2. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.

3. Kebudayaaan itu terjabarkan dari komponen Biologi , Psikologi, Sosiologi,dan

Eksentensi manusia.

4. Kebudayaan itu berstruktur.

5. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek – aspek.

6. Kebudayaan itu dinamis.

Dapat disimpulkan bahwasanya yang disebut dengan kebudayaan adalah segala usaha

manusia yang mana bentuknya beraneka ragam, dipelajari melalui proses belajar bukan

semata-mata melangsungkan tanpa mengetahui prosesi dari awal hingga akhir secara benar.

Kebudayaan memiliki dasar-dasar yang lengkap bukan hanya dapat dilihat dari satu aspek

saja namun beragam, kebudayaan juga memiliki struktur artinya antara budaya satu dengan

yang lain memiliki runtutan yang yang berhubungan satu sama lain. Kemudian yang terakhir

kebudayaan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah sesuai perkembangan zaman sesuai

kesepakatan masyarakat yang menjadi bagian penganut atau pengikut dari kebudayaan

(6)

B. Sedekah Bumi

Kata sedekah berasal dari kata dalam bahasa Arab yakni shadaqoh artinya suatu

pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan

sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang

diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala

semata. Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat.

Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara

terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan

hadits Nabi SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu

kelompok hamba Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah

seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan

tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut. Sedekah

lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum diberikan

kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang

betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama

disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang

yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya.

Sedangkan sedekah bumi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah acara yang di

lakukan setelah acara panen padi, tetapi menurut tokoh masarakat desa sedekah bumi adalah

acara yang ditujukan untuk mengucapakan syukur melimpahnya hasil panen di desa dan

untuk meminta perlindungan kepada tuhan Yang Maha Esa, serta meminta kesuburan tanah

garapan para petani. Selain itu acara sedekah bumi juga ditujukan untuk keselamatan bumi

atau tanah karena semua yang ada di dunia ini berpijak pada bumi atau tanah, sehinga warga

dengan senang hati melakukan acara sedekah bumi untuk menyelamati bumi karena telah

(7)

rutin setiap tahun diharapkan dapat menjaga kelestarian budaya kepada para cucu warga desa.

Acara sedekah bumi banyak melibatkan peran serta baik orang dewasa ataupun anak-anak,

bagi para pemuda-pemudi desa kegiatan ini dapat membantu menanamkan rasa cinta

terhadap alam sehingga dapat senantiasa menjaganya dari kerusakan.

C. Desa

Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff, Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan

sosial di dalam daerah terbatas. Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan

memperhatikan asal-usul desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan

desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau

pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa

yang telah ada.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut

bahwa, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Teori Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan

Antara Masyarakat dan kebudayaan dimana pun selalu berubah-ubah, sekalipun

masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolusi jauh dari jalur perhubungan dengan

masyarakat yang lainya. Perubahan yang terjadi ini disebabkan oleh beberapa hal.

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,misalnya

(8)

2. Sebab-sebab perubahaan lingkungan alam dan fisik tempat tinggal. Masyarakat yang

hidupnya terbuka yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat serta

kebudayaan lain, maka dikarenakan sebab-sebab inilah perubahan cenderung

terbentuk secara lebih cepat.

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekataan kualitatif adalah suatu

proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Pada pendekatan ini,

peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami 1.

Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan sumber

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis maupun lisan

dari orang -orang dan perilaku yang di amati.2 Penelitian kualitatif di lakukan dalam kondisi dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen

kunci. Oleh karena itu, penetian harus memilki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga

mampu bertanya, menganalisis, dan mengkontruksi obyek yang diteliti sehingga menjadi

lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif

digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk

memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data

dan meneliti sejarah perkembangannya.3

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental tergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa, peristilahan dan peristiwa. Menurut

Kerlinger penelitian yang di lakukan bersifat secara rasional, sistematis, terkontrol, empiris,

dan kritis terhadap objek sasaran dalam bidang yang di teliti untuk memperoleh pengetahuan

1Bagaimanakah penelitian yang terencana?, creswell, 1998, hal. 15 2Ibid,.

(10)

baru.4 Fenomena sosial yang menjadi dasar penelitian kami ialah adanya budaya atau tradisi sedekah bumi atau sedekah ruwah yang secara turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang

suku Jawa yang bermukim di desa Kampung Baru terdahulu. Budaya atau tradisi sedekah

ruwah telah menjadi ritual sakral tahunan yang wajib digelar oleh seluruh masyarakat Desa

Kampung Baru setiap memasuki bulan Muharram pada tanggalan Islam. Adanya budaya

sedekah bumi yang dalam pelaksanaanya melibatkan banyak pihak disinyalir dapat

menguatkan tali persaudaraan dan silaturahmi antar penduduk desa Kampung Baru walaupun

mereka terdiri dari berbagai golongan suku yang berbeda-beda.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian Etnografi atau budaya yang mana merupakan metode

penelitian yang banyak di lakukan dalam bidang antropologi terutama yang berhubungan

dengan setting budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang budaya

masyarakat primitif dalam bentuk cara berpikir, cara hidup, adat, berprilaku, dan bersosial.

Kerangka kerja penelitian antropologi ini merupakan konsep budaya, usaha untuk

mensdeskripsikan budaya atau aspek-aspeknya yang disebut etnografi budaya yakni

kerangka teoritik untuk memformulasikan kerangka kerja mereka. Budaya yang dikaji dalam

penelitian ini yaitu sedekah ruwah atau sedekah bumi yang dilakukan oleh masyarakat desa

Kampung Baru kecamatan Selupu Rejang kabupaten Rejang Lebong.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian bertempat di Desa Kampung Baru, Kecamatan Selupu Rejang,

Kabupaten Rejang Lebong. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dilakukan kurang

lebih selama satu bulan tepatnya dimulai pada 18 Juli s/d 13 Agustus 2015.

D. Subyek Penelitian

(11)

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif sangat tepat jika didasarkan

pada tujuan dan masalah penelitian yang di kaji. Adapun pemilihan subjek yang tepat dalam

penelitian kualitatif adalah berdasarkan tujuan (purposive sampling). Penentuan subjek

berdasarkan tujuan di lakukan untuk meningkatkan kegunaan informasi yang didapatkan dari

subjek yang kecil. Peneliti memilih subjek yang mempunyai pengetahuan dan informasi

tentang fenomena yang sedang diteliti. Walau bagaimanapun, penelitian kualitatif tetap

dihadapkan pada orang-orang yang dapat mengungkapkan informasi dan orang tersebut dapat

sedikit atau justru banyak, sifat dan karakteristiknya dapat homogen dapat juga berbeda.

Oleh karena itu, penelitian kualitatif tetap dihadapkan pada pilihan untulk menentukan

orang yang akan dijadikan informan. Informan yang di tetapkan adalah informan yang sesuai

dengan kategori penelitian, tipe yang digunakan adalah puposive sampling .5 Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh warga desa Kampung Baru yang pernah

mengikuti acara Sedekah Ruwah yang dilangsungkan pada setiap bulan Muharram.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan metode

observasi lebih tepatnya observasi partisipasi, wawancara yakni berbentuk wawancara

terstruktur, dan dokumentasi. Keberhasilan pengumpulan data di dalam sebuah kegiatan

penelitian sangat bergantung pada teknik yang di gunakan peneliti di dalam pengumpulanya.

Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan pengumpulan data tersebut, teknik

pengumpulan data yang di gunakan penelitian ini terdiri dari:

1. Observasi

Obsevasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai

“fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan”.

(12)

Observasi atau kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam penelitan ini meliputi pengamatan

berbagai kegiatan yang berkaitan dengan acara sedekah bumi. Dalam penelitian ini

diharapkan peneliti mendapatkan sejumlah data yang dianalisis. Pada observasi pertama yaitu

pada tanggal 15 Juli 2015, peneliti mendatangi daerah dimana terdapat tradisi sedekah bumi,

yaitu di desa Kampung Baru, kecamatan Selupu Rejang kabupaten Rejang Lebong untuk

mencari informasi tentang sedekah bumi. Observasi awal meliputi pendataan tempat

berlangsungnya ritual sedekah bumi yaitu balai desa Kampung Baru.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh

dua pihak, yaitu “pewancara” (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan ”informan”

(interviewee) yang memberikan jawaban atau sumber data dari hasil kegiatan mengajukan

pertanyaan. Kegiatan wawancara dilakukan untuk melengkapi data-data yang tidak dapat

digali melalui kegiatan observasi yang dilakukan peneliti. Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah salah satu tokoh desa yang telah dan sering kali mengikuti acara atau

tradisi sedekah bumi. Dalam wawancara yang kami lakukan dengan salah satu tokoh desa

didapat banyak sekali informasi mengenai waktu pelaksanaan, tata cara, dan kebutuhan

dalam ritual pelaksanaan acara sedekah bumi di desa Kampung Baru. Wawancara

dilaksanakan di kediaman Wage Ahmad Suprapto di Kampung Baru, salah seorang tokoh

desa yang dipercaya banyak mengetahui prosesi keberlangsungan acara sedekah bumi.

Wawancara dilakukan pada hari Jum’at 31 Juli 2015 pada pkl 14.30 s/d 15.00 wib.

.

(13)

Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leangger, agenda, dan

sebagainya. Teknik ini diperlukan dalam melakukan penelitian supaya mendapatkan bukti

berupa dokumen-dokumen penting dalam bentuk audio dan visual serta deskripsi tertulis,

khususnya mengenai acara sdekah bumi. Dokumen-dokumen tersebut merupakan media

informasi sebagai data faktual yang sangat penting untuk dikaji, selain sebagai dokumen data

tambahan yang sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah terdapat dalam penelitian ini,

semua data yang terhimpun akan didokumentasikan melalui perekaman audio dan audio

visual yang dimaksudkan untuk melengkapi data otentik di lapangan agar dalam

pengumpulan data-data penlitiannya menjadi valid dan maksimal.

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dan dihimpun, selanjutnya di lakukan analisis data.

Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang diperoleh secara

sistematis melalui kegiatan pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, data yang

terkumpul di analisis setiap waktu secara induktif, selama penelitian berlangsung dengan

mengolah bahan empirik (synthesizing), supaya dapat disederhanakan ke dalam bentuk yang

lebih mudah. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu data

yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik.

Tahap penganalisaan dilakukan setelah data-data yang terkumpul dari hasil penelitian

sudah disederhanakan dalam artian telah dipilah sesuai yang diperlukan saja dalam penelitian

ini. Kemudian data tersebut disesuaikan dengan buku-buku atau literatur serta hasil

dokumentasi yang menunjang. Sehingga dapat menghasilkan kesimpulan dari pokok

permasalahan peneliti yang sedang diteliti. Setelah data terkumpul, kemudian peneliti

(14)

diperoleh sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah dilapangan.

Kemudian data yang diperoleh disesuaikan dengan pola data dari hasil penelitian ini.

Kegiatan verifikasi data dilakukan untuk menentukan data akhir dari tahapan analisis

yang dilakukan, kegiatan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan penelitian sesuai

dengan kategori-kategori data. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

1. Reduksi data

Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dari kegiatan menganalisis data dari

suatu kegiatan penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam

memahami data yang telah terkumpul dari kegiatan penelitian di lapangan. Kegiatan reduksi

data merupakan kegiatan merangkum data dari berbagai aspek permasalahan yang diteliti

setalah data yang diperoleh terangkum selanjutnya peneliti mefokuskan aspek permasalahan

terhadap subyak penelitian yaitu sedekah bumi.

2. Display atau Penyajian Data

Langkah selanjutnya yang kami lakukan adalah menyajikan data dari hasil kegiatan

mereduksi data dari seluruh data-data yang terkumpul secara jelas dan singkat dengan

mengacu pada judul dan rumusan masalah mengenai prosesi acara sedekah bumi.

G. Pengambilan Kesimpulan dan Verikasi Data

Kegiatan menganalisis data untuk menarik satu kesimpulan merupakan kegiatan inti

dari pengolahan data-data hasil penelitian untuk memberikan gambaran secara pasti

mengenai masalah yang diteliti setelah menarik kesimpulan kegiatan berikutnya adalah

memverivikasi data, yaitu suatu upaya mempelajari dan memahami kembali data-data yeng

(15)

yang relevan terhadap penelitian yang sedang diteliti agar mendapatkan validitass yang

tinggi.

H. Teknik Keabsahan Data

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian tentang acara sedekah bumi di desa

Kampung Baru.

1. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, langkah pertama yang kami lakukan adalah membuat

sebuah rancangan penelitian. Rancangan penelitian adalah bagian penting dari penelitian,

rancangan ini mengarah pada pemilihan fokus permasalahan dan subjek yang akan diteliti

sesuai dengan masalah penelitian. Untuk dapat memperoleh pengalaman langsung terhadap

objek penelitian yang disesuaikan pada rumusan masalah,maka peneliti melakukan suatu

kegiatan pendekatan awal dimana mencoba langsung praktik-praktik dasar terhadap objek

penelititan.

Agar proses penelitian dapat lebih terarah maka pada perencanaan ini, kami

mempelajari serta menetukan sumber data, informasi yang sudah ada sebelumnya dan

berhubungan dengan rumusan masalah penelitian yang diajukan. Pada tahap selanjutnya

kami menyusun rancangan penelitian, membentuk aspek-aspek penting dalam penelitian.

Aspek-aspek tersebut yaitu merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, memilih

pendekatan, menentukan sumber data dengan menentukan alat bantu penelitian. Setelah

menemukan fokus dan subjek penelitian yang sesuai rancangan penelitian, maka selanjutnya

kami memberikan penilaian terhadap hubungan antara keadaan, situasi, dan variable-variabel

dasar yang melatar belakangi penelitian tentang pelaksanaan sedekah bumi di desa Kampung

(16)

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini kami sudah mulai mengumpulkan data dan segala informasi yang

berhubungan dengan penelitian yang kami laksanakan. Setelah sedikit mendapat gambaran

tentang arah penelitian ini, maka berbagai sumber data yang terhimpun akan dianalisis sesuai

dengan cara; penyusunan pedoman wawancara dan observasi, pengumpulan, dan pengolahan

data yang diperoleh dari analisis documenter. Dokumentasi ini berfungsi untuk membantu

peneliti agar dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan penelitian, kareana peneliti

memiliki berbagai keterbatasan dalam menangani penelitian. Dokumentasi kami kumpulkan

berdasarkan lokasi pelaksanaan serta dokumentasi tambahan berupa gambar pelaksanaan

tradisi sedekah bumi dari tahun ke tahun.

(17)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Asal usul Sedekah Bumi

Kebudayaan atau tradisi sedekah bumi di desa Kampung Baru telah ada sejak zaman

dahulu kala semenjak jaman penjajahan yang dilakukan oleh tentara Belanda. Tidak ada yang

dapat memperkirakan pada tahun berapa tradisi sedekah bumi di desa Kampung Baru

pertama kali dilaksanakan, akan tetapi seiring berjalannya waktu tradisi ini telah menjadi

sebuah tata cara, adat istiadat yang melekat pada setiap penduduk desa.

Sedekah bumi, sesuai dengan makna katanya berarti bersedekah atau memberikan

sesembahan kepada Gusti Allah atas segala nikmat dan berkah yang telah Beliau limpahkan

kepada penduduk desa Kampung Baru yang mana 75 % penduduknya berprofesi sebagai

petani. Nikmat dan berkah tersebut berupa hasil bumi yang melimpah, kontur tanah yang

subur, cuaca yang bersahabat. Semua itu menjadi faktor utama diadakannya kegiatan atau

acara sedekah bumi di desa Kampung Baru.

Sedekah bumi yang terdapat di Desa Kampung Baru diperingati setiap sekali dalam setahun tepatnya pada bulan Muharram tanggalan Islam. Tradisi tersebut hakikatnya

merupakan tradisi suku Jawa yang berasimilasi di Desa Kampung Baru. Mayoritas penduduk

Desa Kampung Baru berasal dari suku Jawa dengan demikianlah tradisi ini terbentuk berkat

bawaan budaya Jawa mayoritas penduduk desa Kampung Baru. Sedangkan sebagian

penduduk lain yang bukan berasal dari suku Jawa, mereka biasanya akan mengikuti saja

tradisi tersebut sebagai sebuah tradisi bersama warga desa Kampung Baru yang harus terus

dilestarikan. Seluruh pihak terlibat dalam pelaksanaan sedekah bumi di Desa Kampung Baru

baik perangkat desa, tokoh agama, warga desa, maupun anak-anak semua turut ambil bagian

(18)

Terdapat berbagai jenis makanan yang dipersembahkan dalam acara sedekah bumi,

yakni nasi gudangan yaitu makanan tradisional suku Jawa yang terdiri dari nasi putih yang

dicampur dengan urab, telur rebus, ikan asin goreng, kerupuk merah, peyek, serta ayam

panggang. Setiap makanan yang dipersembahkan pada acara sedekah bumi memiliki makna

masing-masing atau dengan kata lain memilimki maksud tersendiri mengapa makanan

tersebut dipersembahkan pada acara sedekah bumi. Misalnya makanan tradisional suku Jawa

yaitu gudangan yang merupakan perpaduan antara sayur-sayuran dan terdiri atas daun

singkong muda, kacang panjang muda, daun kemangi muda melambangkan bahwa

sayur-sayuran muda tersebut diibaratkan kaum muda-mudi desa yang memiliki semangat juang

tinnggi sehingga baik tenaga maupun pemikirannya benar-benar sangat dibutuhkan guna

menyambung kehidupan yang makmur didunia. Sedangkan makna simbolis yang terkandung

dibalik ayam panggang yaitu menggambarkan salah satu makanan lezat, kaya akan gizi,

merupakan makanan yang harus dihidangkan didapur-dapur warga sebagai bukti ucapan

syukur atas kaunia rahmat Tuhan pencipta alam semesta yang telah memberikan kesuburan

bumi dan limpahan hasil sawah maupun kebun.

Sebelum acara sedekah bumi berlangsung, setiap warga desa dikumpulkan di balai desa

dengan membawa ambengan atau encek yang terbuat dari gedebok pisang yang dijalin

sedemikian rupa membentuk sebuah wadah seperti baskom. Nantinya ambengan atau encek

ini digunakan sebagai wadah makanan yang akan digunakan dalam acara sedekah bumi.

Setiap kepala keluarga diwajibkan membawa satu ambengan makanan yang kemudian akan

dikumpulkan bersamaan diatas alas tikar. Selanjutnya seluruh warga desa akan berkumpul,

duduk bersama tanpa memandang pangkat, gelar, ataupun kekayaan yang dimilikinya.

Penduduk desa Kampung Baru dahulu menurut asal muasal tradisi sedekah bumi mereka

(19)

berjalan waktu tradisi bakar kemenyan dalam acara sedekah bumi lambat laun terkikis dan

tidak lagi dilakukan.

A. Rangkaian Pelaksanaan Sedekah Bumi di Desa Kampung Baru 1. Acara pembukaan

Acara pembukaan berisikan ucapan salam dan sapaan dari tokoh adat yang

memimpin acara sedekah bumi atau sedekah ruwah yang sedang dilangsungkan.

2. Prosesi Pengumpulan Ambengan Atau Encek Di Atas Tikar

Ambengan atau encek berisi makanan tersebut dibawa oleh setiap kepala keluarga

yang mengikuti acara sedekah bumi atau sedekah ruwah. Selanjutnya ambengan

atau encek tersebut dikumpulkan diatas tikar dan seluruh masyarakat duduk

bersama mengelilinginya tanpa ada perbedaan antara satu warga dengan lainnya.

Semua masyarakat desa baik perangkat desa, tokoh agama, atau warga biasa duduk

berdampingan mengelilingi ambengan atau encek berisi makanan tersebut.

3. Istighasah

Istighasah berarti memuja dan memuji Allah swt yang telah memberikan

kenikmatan berupa panen melimpah kepada masyarakat desa Kampung Baru.

Kegiatan istighasah dipimpin oleh tokoh agama yang mampu dibidang ilmu agama.

4. Sambutan Oleh Kepala Desa Dan Tokoh Adat

5. Berikrar

Prosesi terakhir yakni berikrar atau berdoa mengucap syukur atas berkah dan

nikmat dari yang maha kuasa pemilik jagat raya dan seluruh isinya.

Tradisi sedekah bumi yang terdapat didesa Kampung Baru setidaknya telah mengalami

beberapa kali pergantian tata cara. Menurut keterangan seorang tokoh desa acara sedekah

(20)

tersebut digelar kembali dengan mereduksi beberapa tata cara yang dirasa sudah dapat

digantikan dengan yang lebih mudah dijumpai misalnya ambengan atau encek yang terbuat

dari gedebok pisang yang dijalin sedemikian rupa sebagai wadah makanan sesembahan dalam

acara sedekah bumi maka pada tahun 2004 pelaksanaannya telah diganti dengan

menggunakan baskom. Selanjutnya yaitu penggunaan kemenyan yang berfungsi sebagai

wewangian dalam acara sedekah bumi telah direduksi dan tidak digunakan lagi. Selain

pereduksian tata cara sedekah bumi yang diadaptasi ulang oleh masyarakat desa. Pereduksian

yang terakhir yaitu adanya panggung kesenian wayang yang dahulu diselenggarakan oleh

masyarakat desa dalam kegiatan sedekah bumi, namun pada awal 2004 kegiatan tersebut

ditiadakan. Ritual sedekah bumi atau sedekah ruwah yang berlangsung di Desa Kampung

Baru pada tahun 2004 terdapat penambahan yaitu kegiatan istighasah yang artinya memuja

dan memuji Allah Swt pencipta alam semesta sebagai salah satu bentuk wujud syukur atas

nikmat yang telah diberikanNya. Pelaksanaan acara sedekah bumi yang berlangsung di desa

Kampung Baru biasanya dilakukan di balai desa tepatnya pada hari Rabu bulan Muharram.

Pemilihan hari Rabu disebabkan adanya pasar pekan atau mingguan yang hanya ada di setiap

hari Rabu di desa Kampung Baru. Adanya aktifitas pasar Rabu didesa Kampung Baru

menyebabkan suasana desa menjadi ramai pada hari tersebut sehingga diharapkan acara

sedekah bumi dapat berlangsung meriah diikuti berbagai kalangan warga desa baik yang

secara sengaja mengikuti kegiatan tersebut atau pun masyarakat desa lain yang kebetulan

tengah berbelanja di pasar Rabu yang terdapat di desa Kampung Baru.

B. Manfaat Sedekah Bumi Atau Sedekah Ruwah Bagi Masyarakat Desa

Secara garis besar manfaat sedekah bumi atau sedekah ruwah adalah meruwat bumi

yang telah memberikan kesuburan bagi tanah para petani dan air yang melimpah sehinga

(21)

baik kepada masyrakat. Sedekah bumi mengajarkan warga desa supaya mencintai alam

sehingga mereka merasa terpanggil untuk menjaga alam seperti menjga diri kita sendiri dan

apabila sebaliknya kita merusak alam, alam pun akan murka kepada kita dengan

mendatangakana bencana alam, dan membuat tanama pada mati. Itulah yang ditanamkan

kepada para pemuda didesa tersebut sehinga merekan tidaka akan lupa pada budayanya

sendiri.

Pelaksanaan acara sedekah bumi salah satunya ialah memberikan hiburan kepada

masyarakat desa Kampung Baru maupun sekitarnya karena dalam acara sedekah bumi

penduduk desa biasanya mempertunjukkan kesenian wayangan yang sangat dinanti-nanti

oleh masayrakat Kampung Baru. Acara ini selain sebagai hiburan juga sebagai pertunjukkan

budaya bagi masyarakat dan generasi muda supaya tidak lupa pada pada budaya leluhur

mereka dan menanamkan pada setiap generasi muda yang berada di desa Kampung Baru

supaya tetap cinta akan kesenian wayangan yang dibawa oleh leluhur mereka.

C. Ukhuwah Islamiah

Menurut Al-’Allamah Ar-Raghib Al-Ashfahani dalam Mufadrat Alfazhil Qur’an, kata

ukhuwah menurut bahasa berasal dari kata ”akhun” yang berarti berserikat dengan yang lain

karena kelahiran dari dua belah pihak, atau salah satunya atau karena persusuan. Sedangkan

dalam istilah, menurut Imam Hasan Al-Banna rahimuhumullah, ukhuwah adalah

mengikatnya hati-hati dan jiwa-jiwa dengan ikatan akidah, yang merupakan ikatan yang

paling kukuh dan paling mahal harganya. Al-Banna mengatakan bahwa ukhuwah adalah

saudara keimanan.

Menurut Koordinator Forum Musyawarah Ulama’ (FMU) Madura KH. Ali Karar

Shinhaji, ukhuwah ialah ikatan atau jalinan persaudaraan. Ukhuwah yang sebenarnya ialah

(22)

seperti itu dikenal dengan ukhuwah islamiyah, sebagaimana firman Allah dalam QS.

Al-Hujurat: 10.

         



Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah

antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat

rahmat”. (Q.S Al-Hujurat:10)

Dan dalam HR. Bukhari dari Abdillah bin Umar ra. Nabi Muhammad SAW bersabda:

ََلَو ُهُمِل ْضضضَي ل ِمِلْسُمْلا ع ْوُخَأ ُمِلْسُمْلا َلاق َمّلَسَو ِهْيَلَع ل ّلَص ِل َلْوُسَر ٌنَا اَمُهْنَع ل ِضَر َرَمُع ِنْب ِل ا ِدْبَع ْن

يراخبلا هجرخأ ) ِهِتَجاَح يِف ُل َناَك ِهْيِخأ ِةَجاَح يِف َنَاك ْنَمَو ُهُمِلْسُي

Artinya:

“Ibnu Umar meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: “Seorang muslim adalah

saudara dari seorang muslim (lainya); dan dia tidak akan memperlakukanya tidak

adil, atau dia tidak meninggalkanya sendirian (menjadi korban ketidak adilan orang

lain); dan barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi

kebutuhanya”. (HR Bukhari).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ukhwah islamiyah adalah hubungan yang

dijalanin oleh rasa cinta dan didasari oleh akidah dalam bentuk persahabtan bagaikan satu

jasad satu yang atau satu bangunan yang kokoh. Maka jika dikaitkan dengan pelaksanaan

sedekah ruwah atau sedekah bumi yang terdapat di desa Kampung Baru dapat mempererat

(23)

bumi tersebut setiap warga datang dan berkumpul di Balai Desa Kampung Baru, kemudian

mereka akan duduk bersama mengelilingi makanan yang menjadi persembahan dalam ritual

tersebut tanpa memandang siapa orang tersebut apakah warga biasa, perangkat desa, maupun

tokoh agama. Sehingga prosesi tersebut secaa tidak langsung berkenaan dengan ukhuwah

islamiah yang menyatakan bahwa setiap mu’min pada dasarnya adalah bersaudara satu sama

lainnya.

Ada beberapa keutamaan dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat islam,

diantaranya:

1. Ukhuwah menciptakan wihdah (persatuan)

Pada pelaksanaan sedekah bumi atau sedekah ruwah di desa Kampung Baru Kec.

Selupu Rejang Kab. Rejang Lebong jelas nampak bahwa disana terjalin persatuan antar

penduduk desa karena seluruh warga secara bersama-sama berkumpul di balai desa

menyaksikan dengan hikmat prosesi adat yang mereka laksanakan setiap tahunnya. Tidak ada

rasa sungkan antar warga desa saat duduk bersama ketika berpartisipasi dalam prosesi

tersebut, tidak terlihat lagi perbedaan suku, ras dan golongan, yang ada hanyalah keinginan

bersama untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.

2. Ukhuwah menciptakan quwwah (kekuatan)

Adanya perasaan ukhuwah dapat menciptakan quwwah karena rasa persaudaraan atau

ikatan keimanan yang tertanam diantara warga desa saat pelaksanaan sedekah bumi atau

sedekah ruwah dapat menentramkan dan menenangkan hati sehingga ukhuwah yang telah

terjalin dapat menimbulkan kekuatan yang maha dahsyat diantara penduduk desa Kampung

Baru.

3. Ukhuwah menciptakan mahabbah (cinta dan kasih sayang)

(24)

puncak tertinggi dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat islam. Ukhwah juga bukanlah sekedar persaudaraan akan tetapi dengan ukhwah ini juga akan menciptakan persaudaraan yang kokoh, utuh, solid serta menciptakan kasih sayang di antara sesama. Dengan adanya kegiatan sedekah ruwah di desa Kampung Baru sehingga setiap warga dapat berkumpul bersama dan saling bersilaturahmi, adakalanya mereka saling berkenalan dengan warga baru yang dalam setahun terakhir mendiami desa Kampung Baru. Dengan demikian prosesi sedekah bumi yang ada di desa Kampung Baru sedikit banyak berkenaan dengan ukhuwah yang dapat membangun umat yang kokoh, bangunan maknawi yang mampu menyatukan masyarakat manapun.

Nabi bersabda:

ّمُحْل اَو ِرَهّسلاِب ِدَسَجْل ا ُرِئ اَس ُهَل َعاَدَتٌوْضُع ُهْنِم َكَتْشا اَذِإ ِدَسَجْلا ُلَثَم ْمِهِفُطاَعَت َو ْمِهِمُحاَرَت َو ْمِهّدا َوَت ِف َنيِنِم ْؤُمْلا ُلَثَم

Artinya:

“perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling belas kasihan dan

saling mengasihi yaitu seperti satu badan yang apabila satu anggotanya merasakan sakit

maka anggota badan yang lain juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan

panas” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan di hadits lain Nabi bersabda:

(هيلع قفتم) ُهَعِباَصَأ َكّبَشَو اًضْعَب ُهُضْعَب ُدُشَي ِناَيْنُبْلاَك ِنِمْؤُمْلِل َنِمْؤُمْلا ّنِأ َلاَق َمّلَسَو ِهْيَلَع ل ّلَص ِيِبّنلا ِنَع َسوُم يِبَأ ْنَع

Artinya:

Abu Musa meriwayatkan, Nabi saw bersabda: “kaum mukminin adalah bersaudara satu

sama lain ibarat (bagian-bagian dari) suatu bangunan satu bagian memperkuat bagian

lainya”. Dan beliau menyelibkan jari-jari di satu tangan dengan tangan yang lainnya agar

kedua tangannya tergabung (Muttafaqun alaihi)

Saat ini ikatan agama telah pudar oleh kepentingan kekuasaan sehingga kewajibanpun

telah terlupakan. Kehangatan persaudaraan semakin menipis karena desakan-desakan

(25)

yang sangat potensial untuk mengundang suasana batin yang tidak menunjang tegaknya

ukhuwah. Dengan demikian, peran ukhwah dalam islam sendiri sangat sakral dalam

menegakkan agama islam itu sendiri. Ada beberapa syarat dan hak ukhwah dalam islam,

antara lain:

1. Hendaknya bersaudara untuk mencari keridhaan Allah, bukan kepentingan atau

berbagai tujuan duniawi. Tujuannya ridha Allah, mengokohkan internal umat Islam,

berdiri tegar di hadapan konspirasi pemikiran dan militer yang menghujam agama dan

akidah umat. Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya..."

(HR. Imam Bukhari).

2. Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak,

mudah maupun susah. Rasulullah Saw bersabda, "Muslim adalah saudara muslim, ia

tidak mendhaliminya dan tidak menghinanya... tidak boleh seorang muslim

bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, di mana yang satu berpaling dari

yang lain, dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang terbaik dari mereka

adalah yang memulai mengucapkan salam." (Muttafaqun alaihi).

3. Memenuhi hak umum dalam ukhuwah Islamiah. Rasulullah Saw bersabda: "Hak muslim

atas muslim lainnya ada enam, yaitu jika berjumpa ia memberi salam, jika bersin ia

mendoakannya, jika sakit ia menjenguknya, jika meninggal ia mengikuti jenazahnya,

jika bersumpah ia melaksanakannya." (HR. Imam Muslim).

Adapun hakekat ukhwah islamiyah antara lain, adalah

1. Nikmat Allah

(26)

اضضًناَو ْخِإ ِهضضِتَمْعِنِب مُتْحَب ْضضصَأَف ْمُكِبوضضُلُق َنْيَب َفّلَأضضَف ًءآَدضضْعَأ ْمُتنُك ْذِإ ْمُكْيَلَع ِل َتَمْعِن اوُرضضُكْذاَو اوضضُقّرَفَت َلَو اًعيِمَج ِل ِلْبَحِب اوُمِصَتْعاَو

ضَنوُدَتْهَت ْمُكّلَعَل ِهِتاَياَء ْمُكَل ُل ُنِيَبُي َكِلَذَك اَهْنِم مُكَذَقنَأَف ِراّنلا َنِم ٍةَرْفُح اَفَش َلَع ْمُتنُكَو

Artinya:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)

bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena

nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu

Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imron:103)

2. Perumpamaan tali tasbih

َنيِقّتُمْلا ّلِإ ٌوُدَع ٍضْعَبِل ْمُهُضْعَب ٍذِئَمْوَي ُءءِخَلْا

Artinya:

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain

kecuali orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S.Az-Zukhruf :67)

3. Merupakan arahan Rabbani

ٌميِكَح ٌزيِزَع ُهّنِإ ْمُهَنْيَب َفّلَأ َل ّنِكَلَو ْمِهِبوُلُق َنْيَب َتْفّلَأآّم اًعيِمَج ِضْرَلْا يِفاَم َتْقَفنَأ ْوَل ْمِهِبوُلُق َنْيَب َفّلَأَو

Artinya:

“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu

membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan

hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha

(27)

4. Merupakan cermin kekuatan iman

َنوُمَح ْرُت ْمُكّلَعَل َل اوُقّتاَو ْمُكْيَوَخَأ َنْيَب اوُحِل ْصَأَف ٌةَو ْخِإ َنوُنِمْؤُمْلا اَمّنِإ

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara

kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S.

Al-hujurat:10).

Ukhwah Islamiah terbentuk melalui:

1. Melaksanakan proses Ta’aruf

ٌريِبَخ ٌميِلَع َل ّنِإ ْمُكاَقْتَأ ِل َدنع ْمُكَمَرْكَأ ّنِإ اوُفَراَعَتِل َلِئآَبَقَو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَجَو َثنُأو ٍرَكَذ نِم مُكاَنْقَلَخ اّنِإ ُساّنلا اَهُيَأآَي

Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah

orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal”.(Q.S Al-Hujurat : 13)

Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum

muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah Swt Adanya interaksi dapat

membuat ukhuwah lebih solid dan kekal. Persaudaraan Islam yang dijalin oleh Allah Swt

merupakan ikatan terkuat yang tiada tandingannya, Perpecahan mengenal karakter individu.

Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah,

gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyan). Hal ini dilakukan

(28)

dikagumi dan diikuti, dan lain sebagainya. Pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan

(Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan

tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang

memepengaruhi kejiwaannya. Proses ukuhuwah islamiyah akan terganggu apabila tidak

mengenal karakter kejiwaan ini.

2. Melaksanakan proses Tafahum

Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan

keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya

meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.

Saling memahami adalah kunci ukhuwah islamiyah. Tanpa tafahum maka ukhuwah tidak

akan berjalan. Proses ta’aruf (pengenalan) dapat deprogram namun proses tafahum dapat

dilakukan secara alami bersamaan dgn berjalannya ukhuwah. Dengan saling memahami

maka setiap individu akan mudah mengatahui kekuatan dan kelemahannya dan menerima

perbedaan. Dari sini akan lahirlah ta’awun (saling tolong menolong) dalam persaudaraan.

Ukhuwah tidak dapat berjalan apabila seseorang selalu ingin dipahami dan tidak berusaha

memahami org lain. Saling memahami keadaan dilakukan dgn cara penyatuan hati, pikiran

dan amal. Allah-lah yang menyatukan hati manusia.

3. Melakukan At-Ta’aawun

ْمِهِبّر نِم ًل ْضَف َنوُغَتْبَي َماَرَحْلا َتْيَبْلا َنيِمآَءَلَو َدِئَلَقْلا َلَو َىْدَهْلا َلَو َماَرَحْلا َرْهّشلا َلَو ِل َرِئاَعَش اوُلِحُتَل اوُنَماَء َنيِذّلا اَهُيَأاَي

ِرضضِبْلا َلَع اوُنَواضضَعَتَو اوُدضضَتْعَت نَأ ِماَرضضَحْلا ِدِج ْضضسَمْلا ِنَع ْمُكوُد َضضص نَأ ٍم ْوضضَق ُناَئَن َضضش ْمُكّنَمِرضضْجَي َلَو اوُداَط ْضضصاَف ْمُتْلَلَح اَذِإَو اًناَوْضِرَو

ِباَقِعْلا ُديِدَش َل ّنِإ َل اوُقّتاَو ِناَوْدُعْلاَو ِمْثِلْا َلَع اوُنَواَعَتَلَو ىَوْقّتلاَو

Artinya:

“Hai kehormatan bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan

(29)

mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan

apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah

sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu

dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya

Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al-maidah:2)

Bila saling memahami sudah lahir, maka timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat

dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati),

dan aman (saling bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan

tersendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang

lain. Kebersamaan akan bernilai bila kita mengadakan saling Bantu membantu.

4. Melaksanakan proses Takaful

Yang muncul setelah proses ta’awun berjalan. Rasa sedih dansenang diselesaikan

bersama. Takaful adalah tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi

SAW dan para sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang

sahabat kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih

kehausan juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada sahabat yang lain, terus

begitu hingga semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan saudaranya

sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inlah cirri utama dari ukhuwah islamiyah.

Seperti sabda Nabi Saw tentang aplikasi nilai ukhuwah disanding dengan

kesempurnaan iman seseorang, antara lain dalam beberapa hadits berikut :

(30)

Artinya :

“Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai

dirimu sendiri”. (HR. Bukhari-Muslim).

Dengan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap sesuatu membutuhkan

proses. Adapun proses terbentuknya ukhwah islamiyah diantaranya : Ta`aaruf, tafahum,

ta`awuun, takaful dan lain sebagainya

Betapa indah ukhuwah islamiyah yang diajarkan Allah Swt. Bila umat islam

melakukannya, tentunya terasa lebih manis rasa iman di hati dan terasa indah hidup dalam

kebersamaan. Kesatuan barisan dan umat berarti bersatu fikrah atau pemikiran dan tujuan

tanpa menghilangkan perbedaan dalam karakter (kejiwaan). Inilah kekuatan Islam. Mari kita

mulai dari diri kita, keluarga, masyarakat dekat untuk menjalin persaudaraan Islam ini.

Kurang lebih lima bulan lamanya Nabi Muhammad saw berdiam di kota Madinah, maka

Rasulullah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar bahkan mereka berhak

menerima warisan dari saudara tersebut, ini berlaku sampai turunnya ayat yang menasakh hal

ini. Maka dengan hal ini, ada beberapa hal yang dapat memperkuatkan ukhwah islamiyah,

antara lain:

1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai

Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda : “Ada seseorang

berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang

tadi di samping Rasulullah tadi berkata : Aku mencintai dia ya Rasulullah, lalu Nabi

menjawab : ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya ?. lalu orang tersebut

(31)

Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab : ‘Semoga Allah mencintaimu karena

engkau mencintaiku karena-Nya.”

2. Memohon dido`akan bila berpisah

“Tidak seorang hamba mukmin berdo`a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan

berkata : ‘Dan bagimu juga seperti itu.” (H.R Muslim).

3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa

Nabi Saw bersabda :“Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari

saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum

kegembiraan.” (H.R Muslim).

4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non mahrom)

“Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya

diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra`).

5. Sering bersilaturrahmi (mengunjungi saudara)

Imam Malik meriwayatkan : “Berkata Nabi bahwa Allah berfirman ; “ Pasti akan mendapat

cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, dimana keduanya saling berkunjung

karena Aku dan saling memberi karena Aku”.

6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta

dan menghilangkan kekotoran hati.” (H.R Imam Dailami dari Anas)

(32)

“Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan

meringankan beban penderitaan di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang yang dlam

keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusaannya di dunia dan akhirat. Siapa yang

menutup aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan

Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya” (H.R

Muslim).

8. Memenuhi hak ukhwah saudaranya

“Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkanlah salam

kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dia minta dinsehati maka nasehati pulalah

dia, jika bersin maka doakanlah, jika sakit maka kunjungilah dan jika meninggal maka

antarkanlah ke kubur.” (H.R Muslim dari Abu Hurairah)

9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan

“Barangsiapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat

kebahagiaan niscaya Allah menggembirakannya pada hari kiamat.” (H.R Thabrani)

Itulah diantara amalan-amalan ringan yang dapat memperkuat ukhwah islamiyah. Telah

kita ketahui bahwa kita sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan

orang lain, maka dengan ini memperkuat ukhwah islamiyah merupakan salah satu dalam tata

pergaulan di dalam kehidupan kita.

Setidaknya ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap terjaga

dan terpelihara sehingga kita bisa tetap menikmati indahnya persaudaraan, yaitu:

1. Memperolok-olokan baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan

kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa

(33)

2. Mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, apalagi

bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar.

3. Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai.

Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk memanggil

orang lain dengan keadaan fisiknya itu.

4. Berburuk sangka merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad) yang

akibatnya akan selalu buruk sangka apabila seseorang mendapatkan kemikmatan

atau keberhasilan.

5. Mencari-cari kesalahan orang lain untuk merendahkannya. Bukannya mencari

kesalahn diri sendiri lebih baik agar kita bisan memperbaiki diri dari sebelumnya?

6. Bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu

tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang.

Manakala kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak suka apabila ada orang

lain yang mengtahuinya, maka menjadi amanah bagi kita untuk tidak

membicarakannya.

Sesungguhnya Islam sangat menekankan persaudaraan dan persatuan. Bahkan Islam itu

sendiri datang untuk mempersatukan pemeluk-pemeluknya, bukan untuk memecah belah.

namun sebentar kemudian pemeluknya itu sendirilah yang sudah memancing perseteruan

dengan melancarkan cercaan atau caci maki sesama mereka. Padahal justru merekalah yang

seharusnya menjadi poros paling utama untuk mendapatkan ikatan ukhuwah dan kecintaan.

Tetapi demikianlah, banyak orang yang sikap dan orientasinya terkungkung oleh opini

fanatisme golongan. Bagaimanapun masalah ukhuwah (persaudaraan) dan persatuan ini

merupakan masalah yang sangat penting dan harus kita jaga keutuhan ukhwah islamiyah

(34)

E. Hubungan Antara Sedekah Bumi Dengan Ukhwah Islamiyyah

Ukhuwah membangun umat yang kokoh. Ukhuwah adalah bangunan maknawi yang

mampu menyatukan masyarakat manapun.Ukhuwah lebih kuat dari bangunan materi, yang

suatu saat bisa saja hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah

Islamiyah akan tetap kokoh. Ukhuwah merupakan karakteristik istimewa dari seorang

mukmin yang saleh. Peran ukhuwah islamiyah sangatlah penting untuk terwujudnya umat

Islam yang utuh dan bersatu padu dalam kekompakan serta kebersamaan.

Nabi bersabda:

ِرَهّسلاِب ِدَسَجْل ا ُرِئ اَس ُهَل َعاَدَتٌو ْضُع ُهْنِم َكَتْشا اَذِإ ِدَسَجْلا ُلَثَم ْمِهِفُطاَعَت َو ْمِهِمُحاَرَت َو ْمِهّدا َوَت ِف َنيِنِم ْؤُمْلا ُلَثَم

ّمُحْل اَو

Artinya: “perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling belas kasihan

dan saling mengasihi yaitu seperti satu badan yang apabila satu anggotanya merasakan

sakit maka anggota badan yang lain juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan

panas” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan di hadits lain Nabi bersabda:

ُهَعِباَصَأ َكّبَشَو اًضْعَب ُهُضْعَب ُدُشَي ِناَيْنُبْلاَك ِنِمْؤُمْلِل َنِمْؤُمْلا ّنِأ َلاَق َمّلَسَو ِهْيَلَع ل ّلَص ِيِبّنلا ِنَع َسوُم يِبَأ ْنَع

(هيلع قفتم)

Artinya : “Abu Musa meriwayatkan, Nabi saw bersabda: “kaum mukminin adalah

bersaudara satu sama lain ibarat (bagian-bagian dari) suatu bangunan satu bagian

memperkuat bagian lainya”. Dan beliau menyelibkan jari-jari di satu tangan dengan tangan

(35)

Saat ini ikatan agama telah pudar oleh kepentingan kekuasaan sehingga kewajibanpun

telah terlupakan. Kehangatan persaudaraan semakin menipis karena desakan-desakan

materialisme ataupun kepentingan primordialisme. Hal ini sering menimbulkan kecemburuan

yang sangat potensial untuk mengundang suasana batin yang tidak menunjang tegaknya

ukhuwah. Dengan demikian, peran ukhwah dalam islam sendiri sangat saklar dalam

menegakkan agama islam itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat, namanya Wage

Ahmad Suprapto, mengatakan bahwa sedekah bumi yang dilaksanakan dikampung Baru

memiliki faedah bagi umat muslim disana. Pertama, tujuan sedekah bumi adalah bersyukur

atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, terutama nikmat yang berhubungan

dengan hasil pertanian seperti jagung, wortel, kol dan lain-lain. Semuanya adalah ciptaaan

dari Allah SWT dan tumbuh subur karena kuasa Allah. Kedua adalah untuk bersilahturahmi

antar masyarakat karena mereka berkumpul dan beristigosah bersama. Ketiga agar mendapat

berkah dari Allah SWT karena dengan bersyukur kepada Allah, masyarakat meyakini hasil

pertanian yang akan datang akan menjadi lebih produktif.

Dalam hal ini sedekah bumi yang dilaksanakan dikampung Baru sangat berhubungan

dengan ukhuwah islamiyah,seperti ajaran islam terdapat tiga hubungan dalam kehidupan

pertama hubungan dengan Allah(habluminallah), hubungan dengan sesama manusia

(habluminannas) dan hubungan dengan Alam. Sedekah bumi yang dilaksanakan dikampung

baru di isi dengan kegiatan-kegiatan islami seperti istigosah atau memuja dan memuji Allah

sebagai sang Pencipta. Hal ini berarti sedekah bumi mengandung arti bahwasannya manusia

harus menjaga hubungan dengan Allah swt yang salah satu caranya adalah bersyukur dan

berzikir kepada Allah swt. Berarti erat hubungannya dengan Allah swt.

Selanjutnya menjaga hubungan baik sesama manusia,jelas sedekah bumi di kampung

(36)

bersama.Ukuwah islamiyah dalam hal ini mengandung makna suatu ikatan persaudaraan

antar umat islam. Umat islam harus menjaga saudara islamnya,harus saling menghormati

antar umat islam. Selain itu penduduk kampung baru juga terdiri dari berbagai suku seperti

Jawa, Sunda, Rejang, Bengkulu Selatan dan Padang. Hal ini tentu menjadi tantangan berat

untuk umat islam menyatu. Oleh karena itu dengan adanya sedekah bumi yang dilakukan

dikampung baru maka tantangan tersebut menjadi mudah untuk dipecahkan dan justru

perbedaan suku tersebut bisa menjadi pengokoh umat islam. Allah swt juga memerintahkan

untuk kita berlapang-lapang dalam majelis. Tujuannya agar manusia bisa saling bertukar

pikiran dan memecahkan masalah dengan cara mufakat.

Terakhir,hubungan dengan alam,maksudnya sedekah bumi dilaksanakan dikampung

baru karena sebagai wujud rasa syukur nikmat,khususnya nikmat hasil pertanian yang

diberikan oleh Alllah swt.Ada firman Allah yang menjelaskan apabila kita bersyukur maka

Allah akan menambah nikmat yang disyukuri namun jika ada orang yang kufur terhadap

nikmat Allah maka ia akan mendapatkan azab yang lebih pedih daripada apa yang

dibayangkan.Adapun masyarakat berpikiran bahwasannya hasil pertanian yang

bermacam-macam sayuran dan buah-buahan seperti kol,wortel dan cabai dan lain lain merupakan nikmat

dari Allah dan perlu dijaga karena Allah.Secara tidak langsung mereka juga bersyukur atas

nikmat peternakan yang mereka pelihara.Intinya sedekah bumi adalah bersyukur atas nikmat

kehidupan dibumi yang diberikan oleh Allah swt guna berzikir kepada Allah dan menjaga

silahturahmi serta mendapatkan barokah yang lebih besar dari hasil bumi khususnya hasil

(37)

BAB V KESIMPULAN

Sedekah bumi merupakan acara yang berada di desa Kampung Baru yang sudah di

lakukan sejak turun temurun oleh masyrakat desa Kampung Baru. Tradisi sedekah bumi di

desa Kampung Baru telah ada sejak zaman dahulu kala semenjak jaman penjajahan yang

dilakukan oleh tentara Belanda. Tidak ada satupun warga desa Kampung Baru yang dapat

memperkirakan pada tahun berapa tradisi sedekah bumi tersebut pertama kali dilaksanakan,

akan tetapi seiring berjalannya waktu tradisi ini telah menjadi sebuah tata cara, adat istiadat

yang melekat pada setiap penduduk desa.

Sedekah bumi, sesuai dengan makna katanya berarti bersedekah atau memberikan

sesembahan kepada Gusti Allah atas segala nikmat dan berkah yang telah Beliau limpahkan

kepada penduduk desa Kampung Baru yang mana 75 % penduduknya berprofesi sebagai

petani. Nikmat dan berkah tersebut berupa hasil bumi yang melimpah, kontur tanah yang

subur, cuaca yang bersahabat. Semua itu menjadi faktor utama diadakannya kegiatan atau

acara sedekah bumi di desa Kampung Baru.

Sedekah bumi yang terdapat di Desa Kampung Baru diperingati setiap sekali dalam setahun tepatnya pada bulan Muharram tanggalan Islam. Tradisi tersebut hakikatnya

merupakan tradisi suku Jawa yang berasimilasi di Desa Kampung Baru. Mayoritas penduduk

Desa Kampung Baru berasal dari suku Jawa dengan demikianlah tradisi ini terbentuk berkat

bawaan budaya Jawa mayoritas penduduk desa Kampung Baru. Sedangkan sebagian

penduduk lain yang bukan berasal dari suku Jawa, mereka biasanya akan mengikuti saja

tradisi tersebut sebagai sebuah tradisi bersama warga desa Kampung Baru yang harus terus

dilestarikan. Seluruh pihak terlibat dalam pelaksanaan sedekah bumi di Desa Kampung Baru

baik perangkat desa, tokoh agama, warga desa, maupun anak-anak semua turut ambil bagian

(38)

Sedekah bumi yang dilaksanakan dikampung Baru sangat berhubungan dengan

ukhuwah islamiyah,seperti ajaran islam terdapat tiga hubungan dalam kehidupan pertama

hubungan dengan Allah(habluminallah), hubungan dengan sesama manusia (habluminannas)

dan hubungan dengan Alam. Sedekah bumi yang dilaksanakan dikampung baru di isi dengan

kegiatan-kegiatan islami seperti istigosah atau memuja dan memuji Allah sebagai sang

Pencipta. Hal ini berarti sedekah bumi mengandung arti bahwasannya manusia harus menjaga

hubungan dengan Allah swt yang salah satu caranya adalah bersyukur dan berzikir kepada

Allah swt. Berarti erat hubungannya dengan Allah swt. Selanjutnya menjaga hubungan baik

sesama manusia jelas sedekah bumi di kampung baru bermanfaat untuk menjaga silahturahmi

dengan cara berkumpul dan berzikir bersama.Ukuwah islamiyah dalam hal ini mengandung

makna suatu ikatan persaudaraan antar umat islam. Umat islam harus menjaga saudara

islamnya,harus saling menghormati antar umat islam. Selain itu penduduk kampung baru

juga terdiri dari berbagai suku seperti Jawa, Sunda, Rejang, Bengkulu Selatan dan Padang.

Hal ini tentu menjadi tantangan berat untuk umat islam menyatu. Oleh karena itu dengan

adanya sedekah bumi yang dilakukan dikampung baru maka tantangan tersebut menjadi

mudah untuk dipecahkan dan justru perbedaan suku tersebut bisa menjadi pengokoh umat

Referensi

Dokumen terkait