• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pembiayaan Pendidikan Pendid Ikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pembiayaan Pendidikan Pendid Ikan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ADMINISTRASI DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN “Pendidikan Sebagai Suatu Sistem, Penilaian terhadap

Elemen Sistem Pendidikan, Biaya Dalam Pendidikan, Konsep Biaya Pendidikan ”

Disusun Oleh : Mutrilgandi

Dosen Pengampu :

1. Dr. Edi Harapan, M.Pd

2. Dr. H. Tobari, M.Si

PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

(2)

HAKIKAT DAN KONSEP BIAYA PENDIDIKAN BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan saat ini sudah menjadi kebutuhan. Sebagaimana kebutuhan lainnya maka manusia tentunya berupaya memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut. Banyak orang tua yang menyiapkan dana pendidikan dari sejak dini untuk pendidikan anak –anak mereka. Pada awal tahun pelajaran orang tua menyiapkan semua kebutuhan anak – anak meraka untuk masuk sekolah, mulai dari menyapkan seragam sekolah, buku, sepatu bahkan uang pangkal masuk sekolah karena pada sekolah tertentu ada uang pangkal berupa uang bangunan. Karena kemampuan ekonomi setiap orang tidak sama maka ada orang tua hanya mampu memenuhi kebutuhan pendidikan anak – anak mereka hanya sampai sekolah dasar, ada yang mampu sampai ke sekolah menengah pertama dan atas, dan ada juga yang mampu sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Tetapi masih ada juga orang tua yang tidak mempu menyekolahkan anak – anak mereka mekipun hanya sekolah dasar. Selain tanggung jawab orang tua, pendidikan juga menjadi tanggung jawab pemerintah karena telah di amantkan dalam Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 pada Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Untuk menjalankan amanat tersebut pemerintah telah melaksakan suatu sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional telah di tentukan oleh pemerintah dan dituangkan dalam undang-undang dan peraturan pemerintah, semuanya adalah untuk mencapai kemajuan pendidikan di Indonesia.

(3)

yang berlangsung tidak optimal. Karena pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya yang tinggi.

Pendidikan adalah sebuah sistem yang terdiri beberapa komponen, yaitu guru, tenaga administrasi, siswa dan sarana prasarana pendukung pendidikan itu sendiri. Komponen yang ada dalam sistem tersebut tidak dapat terpisah satu dengan yang lain dan saling menentukan satu sama lain. Komponen yang ada dalam sistem pendidikan memiliki fungsi masing-masing dalam rangka untuk mencapai tujuan satuan pendidikan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pendidikan akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh komponen-komponen tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Membahas tentang Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

2. Membahas tentang Penilaian terhadap Elemen Sistem Pendidikan 3. Membahas tentang Biaya Dalam Pendidikan

4. Membahas tentang Konsep Biaya Pendidikan

C. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui bagaimana tentang Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

2. Agar dapat mengetahui bagaimana bahas tentang Penilaian terhadap Elemen Sistem Pendidikan

3. Agar dapat mengetahui bagaimana Biaya Dalam Pendidikan

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM

Pedagogik atau yang popular dengan istilah pendidikan (education) secara semantik bersal dari bahasa Yunani Paidagogia yang berarti pergaulan dengan anak – anak (Kurniadin dan Machali, 2016 : 111). Menurut Kurniadin dan Machali (2016 : 112) menyatakan bahwa pendidikan dalam arti sempit adalah persekolahan. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

Kompri dalam Mudyoharjo (2016 : 35) Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang di serahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas – tugas sosial mereka.

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengebangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedarsan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan diriny, masyarakat, bangsa dan negara.

(5)

Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pada Bab dijelaskan bahawa Sistem pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Keseluruhan komponen pendidikan tersebut menurut Saat (2015) komponen pendidikan , yaitu pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan.

1. Pendidik

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab XI pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Tidak semua orang dapat menjadi pendidik, karena pendidik adalah adalah orang yang telah menenpuh pendidikan khusus.

Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 bahwa untuk menjadi seorang guru, baik guru sekolah dasar, menengah pertama dan atas memiliki kualifikasi minimal D4 atau S-1. Selain kualifikasi pendidikan, pendidik juga harus memiliki empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Keempat kompetensi ini sangat mendukung seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari di sekolah sebagai seorang pendidik. Seorang pendidik juga tugasnya bukan hanya melaksanakan pembelajaran di kelas tepai juga harus melakukan bimbingan terhadap peserta didik baik didalam atau diluar kelas. Melakukan pelatihan sesuai dengan bidang ilmu dan keahlian masing-masing pendidik tersebut.

2. Peserta Didik

(6)

dijelaskan bahwah yang dimaksud dengan jalur pendidikan terdiri atas formal, non formal dan informal yang dapat melengkapi dan memperkaya. Pada pasal 14 jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada pasal 15 jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademi, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

Jadi pada bab VI ini jelas bahwa peserta didik dapat menentukan jalur pendidikan, jenjang pendidikan dan jenis pendidikan yang diperlukannya dan disesuikan dengan kemampuan peserta didik tersebut.

3. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan (Depdiknas, 2003) : Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 “ Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengebangkan profesi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhal mulia, sehat, berilmu, cakap, kraktif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggu jawab”.

Secara filosofis, tujuan pendidikan menurut Arifin dalam Kompri (2016 : 17) dapat di bedakan menjadi : (1) tujuan teoritis yang bersasaran kepada pemerian kemampuan teoritis kepada anak didik ; (2) tujuan praktis yang mempunyai sasaran pada pemberian kemapuan praktis kepada anak didik.

Haryono (2008) sebagimana dikutip Kompri (2016 : 19-22), menjelaskan bahwa tujuan pendidikan memiliki klasifikasi dari tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu :

1. Tujuan pendidikan nasional

(7)

yang telah di tetapkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Tjuan kurikuler didefiniskan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.

4. Tujuan Pembelajaran / Instruksional.

Tujuan pembelajaran dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang tertentu dan dalam satu kali pertemuan.

Bloom dkk., sebagaimana dikutif dalam Kompri (2016: 18), membedakan tujuan pendidikan menjadi 3 katagori tujuan pendidikan,

1. Kognitif (head), tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya meliputi perkembangan intelektual atau mental. 2. Afektif (heart), tujuan efektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan

nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral.

3. Pskomotor (hand), tujuan psikomoto menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsure motorik.

4. Lingkungan Pendidikan

(8)

bahkan keyakinan agamanya, misalnya lingkungan pergaulan. Lingkungan nonsosial adalah lingkungan alam sekitar berupa benda atau situasi, misalnya keadaan ruangan, peralatan belajar, cuaca, dan sebagainya, yang dapat memberikan pengaruh pada peserta didik.

Dradjat, Z. sebagaimana dikutif dalam Saat (2015) mengatakan bahwa lingkungan dalam arti luas mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak yang terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang, baik manusiamaupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak dan tidak bergerak,kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.

B. PENILAIAN TERHADAP ELEMEN SISTEM PENDIDIKAN

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Untuk melakukan penilaian terhadap elemen sistem pendidikan maka setiap sekolah akan dilakukan akredeitasi setiap 5 tahun.

Dalam Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 22 dijelaskan yang dimaksud dengan akreditasi pendidikan adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kreteria yang telah di tetapkan.

Elemen pendidikan yang dimaksud yakni Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, para pendidik (guru, dosen, dan sebaginya), dan peserta didik. Setiap elemen memiliki peran dalam mewujudkan pendidikan yang ideal di Indonesia. Setiap elemen saling berhubungan. Keputusan pada satu elemen mempengaruhi elemen lain dalam membuat keputusan. Oleh karena itu, kita simpulkan bahwa setiap elemen harus saling mengerti kemampuan dan kebutuhan masing-masing sembari menyesuaikan dengan kebutuhan lingkungan global.

(9)

harus lebih menelaah lebih dalam mengenai kecocokan dan kesiapan seluruh infrastruktur sekolah secara menyeluruh di pelosok Indonesia. Hal ini harus diantisipasi agar tidak ada ketimpangan pendidikan di berbagai belahan Indonesia. Pemerintah juga harus melakukan peninjauan ke lapangan.

Selain pemerintah, faktor para pendidik menjadi krusial bagi pendidikan Indonesia. Hal yang perlu diketahui yakni para pendidik harus senantiasa dididik menjadi lebih berkualitas dan dilatih dalam menjaga profesionalitas. Para pendidik yang berkualitas tidak hanya dinilai dari kualitas hasil didikannya. Tetapi, kita harus melihat lebih kepada kemampuan para pendidik dalam menanamkan pola belajar yang efektif. Kedisiplinan juga harus diterapkan baik dalam waktu maupun cara mengajar.

Kunci dari kesuksesan kualitas pendidikan terletak pada para peserta didik. Indikator kesuksesan dilihat dari kualitas hasil didikan. Oleh karena itu, para pendidik diharapkan mampu mengikuti metode yang diterapkan pemerintah. Melalui manajemen waktu yang baik dari setiap peserta didik, pendidikan dapat dipicu menjadi lebih efektif. Kemampuan dalam menganalisis baik atau buruk sesuatu hal kepada diri sangat diperlukan demi menjaga peserta didik dari pengaruh buruk globalisasi.

C. KONSEP BIAYA DALAM PENDIDIKAN

Atmaja dkk (2016) menyebutkan bahwa Biaya adalah keseluruhan pengeluaran, baik yang bersifat uang maupun bukan uang, sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak terhadap upaya pencapaian tujuan yang sudah ditentukan.

(10)

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 46 ayat 1 dijelaskan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 62 disebutkan bahwa pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biayaoperasi, dan biaya personal (Depdiknas, 2005). Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta, Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis segala tunjangan yang melekat pada gaji; bahan atau peralatan habis pakai; dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Adapun biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengukuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan (Depdiknas, 2005).

(11)

pembiayaan pendidikan di Indonesia, per lu memahami permasalahan apa saja yang timbulserta alternatif penyelesaiannya (Depdiknas,2005). Berdasarkan uraian klasifikasi biaya pendidikan, maka jelaslah bahwa biaya pendidikan memiliki pengertian yang luas.

Hal ini sebagaimana dipertegas oleh Anwar (1991) bahwa hampir segala pengeluaran yang bersangkutan dengan penyelenggaraan pendidikan dianggap sebagai biaya. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dalam melakukan klasifikasi biaya pendidikan untuk mencapai tujuan yang dituju semua pihak yaitu kesuksesan pelaksanaan pendidikan.Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal(Sulistyoningrum, 2010). Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Lebih lanjut, biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud meliputi: a) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji; b) bahan atau peralatan pendidikan habis pakai; dan c) biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya (Sulistyoningrum, 2010).

Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau dianalisis yaitu :

a. biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) b. dan biaya satuan per siswa (unit cost).

Kategori Biaya Pendidikan

a. Biaya Langsung dan Tidak Langsung

(12)

meningkatkan mutu pendidikan. Biaya langsung terdiri atas biaya yang dikeluarkan unyuk pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar peserta didik, berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun peserta didik itu sendiri (Fattah, 2009 : 23)

Indirect cost (biaya tidak langsung) adalah pengeluaran yang tidak secara langsung mendukung proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah, meliputi biaya hidup, transportasi, biaya jajan, biaya kesehatan, dan biaya-biaya lainnya.

b. Biaya Masyarakat Dan Biaya Pribadi

Biaya masyarakat dapat dikatakan sebagai biaya publik, yaitu sejumlahbiaya yang harus dibayar oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai pendidikan. Biaya pribadi adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk membiayai sekolah anaknya dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian buku, dan dana hidup siswa.

Seperti yangdikatakan oleh John S. Mrophet, pada dasarnya pembiayaan diklasifikasikan menjadi dua model, yaitu:

a. Flat Grand Model

Flat Grand Model menggunakan system distribusi dana, semua distrik atau Kabupaten/kota menerima jumlah dana yang sama untuk setiap muridnya tidak memperlihatkan perbedaan kemampuan daerah. Daerah yang sumber dayanya kaya raya dan daerah yang sumber daya alamnya tidak mendukung (miskin), untuk membiayai program pendidikan setiap menerima dana dengan jumlah yang sama dan dihitung biaya per siswa dalam 1 (satu) tahun yang direfleksikan sebagai kebutuhan yang bervariasi dalam unit biaya yang diberikan kepada sekolah.

(13)
(14)

BAB III PENUTUP A KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen pendidikan, artinya saling berhubunga secara fungsional dalam kestauan yang terpadu. Tiga komponen tersebut adalah pendidik,peserta didik, dan tujuan pendidikan.

Pendidikan yang berkualitas tidak hanya di tentukan oleh sumber daya manusia saja tetapi juga oleh pembiayaan pendidikan itu sendiri. Pembiayaan pendidikan bukan saja tanggung jawab pemerintah semata malainkan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, orang tua dan masyarakat. Jika pembiayaan pendidikan hanya berasal dari salah satu pihak saja maka pendidikan yang berlangsung tidak optimal. Karena pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya yang tinggi.

B. SARAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, RM dkk. 2016. Analisis Penetapan Standar Biaya Pendidikan Pada

SMA Negeri 2 Kuala Kabupaten Nagan Raya. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Volume 4, No. 1, Februari 2016 - 1 28

Fattah Nanang, DR,(2006). Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdkarya.

Fattah, Nanang. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya

Johns, L.R & L.F Morphet, The Economics Financing and Education: A System

Approach , (New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs, 1975) Kompri. 2016. Manajemen Pendidikan Komponen-Komponen Elementer

Kemajuan Sekolah. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Kurniadi,D. dan Machali, I . 2016. Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan . Jojakarta : Ar-Ruzz Media.

Saat, S,. 2015. Faktor – Faktor Determinan Dalam Pendidikan. Jurnal Al-Ta’dib Vol. 8 No. 2, Juli – Desember 2015.

Sumantri, M. dan Yatimah, D . 2017. Pengantar Pendidikan. Banten : Universitas Terbuka.

Sulistyoningrum, Nining. 2010. Standar Pembiayaan Pendidikan. Dari

http://niningsulistyoningrum.

wordpress. com/2010/05 /15/standar-pembiayaan-pendidikan/Diunduh pada tanggal 27 Maret 2013

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:

(16)

Diunduh pada tanggal 5 September 2013 dari http://andimpi.blogspot.nl/2013/06/ pembiayaan-pendidikan-di-indonesia.html

http://budakbedelau.blogdetik.com/2013/07/17/indonesia-wajib-memiliki pendidikan-murah/Diunduh pada tanggal 7 September 2013

http://masyarakatbelajar.wordpress.com/2009/12/13/pembiayaan-pendidikan/Diunduh pada tanggal 25 Oktober 2013

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman makroinvertebrata sebagai bioindikator kualitas perairan waduk Wonorejo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung

transaksi sudah ter-update. b) Jika ada yang belum ter-update maka praktikan akan mengecek remark transfer pada Electronic Banking, biasannya remark transfer menyertakan: nama

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan minat

Dalam proses pembelajaran model kecerdasan majemuk sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa karena dilihat dari pengertiannya bahwa kecerdasan majemuk

Pada perairan yang lebih dalam, kedalaman air dapat disiasati dengan memilih teknik budidaya yang digunakan, misalnya dengan menggunakan metode budidaya apung, maka rumput

“Praktek Manajemen Risiko Dalam Hadge Fund Di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Sidoarjo Menurut Hukum Islam Dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Tentang Penerapan Manajemen

Bagi peserta didik, diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan penalaran ilmiah peserta didik di pembelajaran fisika, khusunya pada materu usaha

Pada menu input laporan penjadwalan order adalah menu yang bisa digunakan untuk mengakses tambah data laporan penjadwalan order. Berikut ini adalah tampilan