MATA KULIAH
DISAIN ELEMEN MESIN 3
1. RODA GIGI LURUS (
SPUR GEAR
)
2. RODA GIGI MIRING (
HELICAL GEAR
)
3. RODA GIGI CACING (
WORM GEAR
)
4. RODA GIGI KERUCUT (
BEVEL GEAR
)
SPUR GEAR
RODA GIGI LURUS
OLEH:
War’an
Rosihan, ST.,MT.
JURUSAN TEKNIK MESIN UNJANI
SPUR GEAR
•
Digunakan untuk mentransmisikan daya dan
putaran antara 2 buah poros yang paralel.
•
Gigi-gigi nya dipotong paralel terhadap sumbu
aksial dari poros
•
Roda gigi yang lebih kecil disebut pinion dan
yang besar disebut gear
GAMBAR SPUR GEAR
GEAR PINION
GAMBAR SPUR GEAR (2)
Ada 2 macam pasangan Spur Gear:
•
Eksternal gear
•
Internal gear
5
Profil roda gigi
di dalam industri manufaktur banyak jenis roda gigi yang dipakai. Ada yang profil gigi bentuk sikloide, ada yang evolvente, dan ada yang bentuknya dari sistem koordinat. melukis profil gigi sikloide
Profil roda gigi (2)
• melukis profil gigi Evolvente
Evolvente adalah suatu lengkung yang digambarkan oleh titik- titik yang dililitkan pada suatu silinder.
TERMINOLOGI
•
Number of teeth of
the gear (N
t)
•
Diameter of pitch
circle (d)
•
Center distance (c)
•
Circular pitch (p)
•
Diametral pitch (P)
Circular pitch (p)
t
N
d
p
.
Diametral pitch (P)
Ukuran relatif dari gigi-gigi pada sebuah roda gigi
Jumlah gigi tiap inchi lengkungan roda gigi.
Untuk diameter yang sama,
semakin besar P maka jumlah
giginya akan semakin banyak
Diametral pitch (P)
Class
Diametral pitch,
p
d, in.
-1Coarse
1/2, 1, 2, 4, 6, 8, 10
Medium coarse
12, 14, 16, 18
Fine
20, 24, 32, 48, 64,
72, 80, 96, 120, 128
Ultrafine
150, 180, 200
Supaya kedua gear
dapat terhubung
maka harus
memiliki diametral
pitch (P) yang sama
Lihat
halaman 534
Gear Tooth Action
DE : Line of action / pressure line
Φ
: Pressure Angle
a
TERMINOLOGI (2)
Velocity Ratio dan Diagram Kecepatan
Liat example 10-2 hal 528
2
Velocity Ratio
Angka Transmisi
Backlash
Different between toothspace and tooth width
Contact Length
Terjadinya contact dimulai
ketika addendum dari
driven/ follower (yang
digerakkan) memotong
pressure line dan berakhir
ketika addendum dari
driver (penggerak)
memotong pressure line
Contact Ratio
Perbandingan dari
contact length
dengan base pitch
Base pitch ialah jarak
antar gigi yang diukur
pada
base circlenya
yaitu jarak satu titik
pada gigi sampai titik
pada gigi berikutnya
pada kedudukan yang
sama.
Apa yang terjadi jika contact ratio terlalu besar ?
1.
Kebisingan yang terjadi ketika gear beroperasi
rendah
2.
Daya yang ditransmisikan jauh lebih tinggi.
3.
Desain bantalan yang lebih kokoh.
Umumnya gear didesain dengan contact ratio
antara 1:2 dan 1:6.
Proses pembuatan roda gigi
• misalnya diketahui sebuah
roda gigi lurus dengan z = 30 gigi dan modulnya (m) 1,5.
• Pisau yang digunakan adalh nomor 5
Pembuatan roda gigi (2)
b. Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pembuatan
roda gigi lurus.
c. Pasang blank roda gigi yang sudah terpasang pada mandril diantara dua
senter.
d.
Setting
pisau di tengah-tengah benda kerja dan lanjutkan
setting
pisau di
atas nol permukaan benda kerja.
e. Atur kedalaman pemakanan sesuai perhitungan.
f. Atur pembagian mengatur piring pembagi dan lengan untuk pembagian 30
gigi, dalam hal ini dari hasil perhitungan menggunakan piring pembagi
berjumlah 18.
g. Setelah yakin benar, bahwa posisi
cutter
di tengah-tengah benda kerja
geserlah meja longitudinal, naikkan meja setinggi
depth of cut
(h). Sesuai
perhitungan didapat 3,3 mm.
h. Putarkan engkol pembagi suatu putaran penuh untuk menghilangkan
backlash
.
i. Hidupkan mesin dan lakukan pemotongan gigi.
j. Putarkan engkol pembagi untuk mendapatkan satu gigi.
k. Lakukan pemotongan hingga selesai satu gigi, ukurlah tebal gigi dengan
gear tooth vernier
bila ternyata ada kekurangan aturkembali
defth of cut
.
l. Kemudian lakukan kembali pemotongan hingga selesai dengan
Addendum : a
Dedendum : de
Clearance : c
Rangkaian Roda Gigi (
gear trains
)
Putaran roda gigi yang digerakkan n3 :
Nilai rangkaian roda gigi e :
Jumlah putaran roda gigi akhir dari rangkaian roda gigi akhir yang digerakkan Dimana :
n2 = Jumlah putaran roda gigi 2 (pinion) (rpm) n3 = Jumlah putaran roda gigi 3 (gear) (rpm) N2 ; N3 = Jumlah gigi pinion dan gear (buah) Catatan :
e positip bila roda gigi terakhir searah dengan putaran roda
Rangkaian Roda Gigi Planet
(
planetary gear train
)
Rg
Gambar 13-17
(b)
(c)
maka
puteran lengan didapat
ANALISA GAYA
HUBUNGAN TORSI, DAYA & GAYA
TANGENSIAL
TEGANGAN-TEGANGAN PADA GIGI
Pertimbanganyang harus diperhatikan dalam perencanaan kapasitas roda gigi
MENAKSIR UKURAN RODA GIGI
2. Kecepatan garis puncak V (feet per minute)
3. Beban yang dipindahkan Wt (pound)
4. Faktor kecepatan Kv, Persamaan Barth untuk gigi yang dipotong atau dimiil atau gigi yang dibentuk secara kasar
Penyelesaian :
Reduksi 4 : 1 diambil pasangan gigi berjumlah 18 pinion 72 untuk gear
Pinion dengan gear bahannya sama,Faktor bentuk gigi Y = 0,29327 (tabel 13-3)
Bahan UNS G10400 mempunyai Sy = 84 kpsi dari tabel A-17, bila faktor keamaanan 4 maka tegangan lentur yang diizinkan p = 21 kpsi
Dari hasil perhitungan atau
penaksiran di samping, yang tepat adalah :
P = 4 ; d = 4,5 in ; F = 3,14 in Fmin = 2,36 in
KEKUATAN LELAH
Batas ketahanan untuk bahan roda gigi dapat ditentukan sebagai berikut :
S
e= k
a. K
b. K
c. K
d. K
e. K
f. S’
eDimana :
Se = Batas ketahanan gigi dari roda gigi
S’e = Batas ketahanan benda percobaan gelagar berputar =
0,5 S
utka = faktor permukaan (Lihat Gambar
13-25
)
kb = faktor ukuran (persamaan
7-16
)
kc = faktor keandalan (Tabel
13-10
)
kd = faktor suhu (Persamaan
13-33
)
ke = faktor modifikasi pemusatan tegangan = 1
kf`= faktor atas pengaruh-pengaruh yang lain = 1 (Tabel 13-11)
Tegangan rata-rata dan bolak-balik
2
Tegangan lentur gigi berdasarkan garis Goodman
Contoh soal :
Sepasang roda gigi reduksi 4 : 1, Daya motor H = 100 hp, putaran n2 = 1120 rpm, diperkirakan lebar gigi F = 3,5 in, Puncak diametral P = 4, Jumlah gigi pinion N2 = 18 gigi, Jumlah gigi Roda gigi N3 = 72 gigi, roda gigi mempunyai tinggi penuh pada sudut tekan = 20o, jarak kebebasan C = 0,250/P, terbuat dari baja UNS G10400 yang
diberi perlakuan panas dan ditarik pada 1000 oF. Didasarkan pada kondisi
pemasangan yang rata-rata, benturan ringan pada mesin yang digerakkan, keandalan 95 %, Carilah faktor keamanan nG dan n terhadap suatu kegagalan lelah.
Solusi :
Dari tabel 13-5 didapat faktor geometri J = 0,34810 dengan cara interpolasi
72
50
0
,
34810
Tegangan yang terjadi pada gigi :
49
ka kb
kc kd kf
50
ka
53
Benturan ringan
85
DAYA TAHAN PERMUKAAN
Kegagalan permukaan :
1. Aus (wear)
2. Sompelan (pitting)
3. Goresan (scoring) atau Gosokan (abrasion)
Teori Hertz :
Dimana :
Dengan mengganti pmax dengan H, maka tegangan tekan permukaan (surface compressive stress (Hertzian Stress)):
r1 dan r2 adalah jari-jari kelengkungan profil gigi, dan adalah sudut tekan.
Perbandingan kecepatan (speed ratio) :
P adalah suatu tegangan tekan
Bagian kedua dari persamaan diatas disebut koefisien elastis Cp
Faktor geometri untuk roda gigi luar Faktor geometri untuk roda gigi dalam
Jadi tegangan tekan permukaan
KEKUATAN LELAH PERMUKAAN
Kekuatan lelah persinggungan yang
dimodifikasi yang disarankan AGMA
:Faktor modifikasi umur (Life modification factor) CL dipakai untuk menaikkan kekuatan bila roda gigi dipakai untuk perioda waktu yang singkat Tabel 13-15
Faktor modifikasi keeandalan (reliability modofication factor) CR lihat Tabel 13-15
Faktor suhu (temperature factor) CT ≥ 1, bila suhu melampaui 250o F (pers. 13-33)
Faktor keamanan roda gigi :
Kekuatan lelah permukaan yang dikoreksi :
Co = Ko = faktor beben lebih (tabel 13-12)
Cm = Km = faktor distribusi beban (tabel 13-13)
Contoh soal dan n terhadap suatu kegagalan lelah permukaan.
RODA GIGI MIRING
(
HELICAL GEAR
)
DOSEN :
WAR’AN ROSIHAN, ST., MT.
NID : 4121 478 68
NIDN : 0418076802
CIRI-CIRI RODA GIGI MIRING
1.
Gaya tekan yang terjadi mempunyai 3 dimensi
(diagonal ruang)
2.
Gigi-gigi tidak sejajar dengan sumbu putarnya
3.
Mempunyai sudut kemiringan gigi
4.
Roda gigi miring menurut sumbu poros yang
berpasangan dapat dibagi 2 jenis yaiyu :
1. Pasangan roda gigi miring dengan poros
yang sejajar
2. Pasangan roda gigi miring dengan poros
yang bersilang
Pasangan roda gigi miring dengan poros yang sejajar
Pasangan roda gigi miring dengan poros yang bersilang
PENGGUNAAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI MIRING
Pasangan roda gigi miring
dengan poros yang sejajar
1. Kinematika Roda gigi miring
a. Dipakai untuk memindahkan gerakkan
antara poros-poros yang sejajar
b. Sudut kemiringan gigi (
helix-angel
)
adalah sama pada setiap roda gigi
c. Kemiringan gigi pada pasangan roda
gigi haris berlawanan (pinion kekiri,
Gear-nya kekanan)
d. Bentuk gigi involut miring
(
involute helicoid
)
e. Persinggungan awal adalah sebuah titik yang
berubah menjadi sebuah garis
f. Garis persinggungan pada pasangan roda
gigi miring adalah membentuk diagonal pada
muka gigi.
g. Persekutuan gigi secara pertahap
h. Pemindahan beban secara mulus
i.
Memindahkan beban yang besar pada putaran
tinggi
j.
Perbandingan kontak kecil
k.
Pasangan roda gigi miring memberi beban radial
dan aksial.
l.
Beban aksial tinggi disarankan menggunakan
pasangan roda gigi miring ganda
m. Bila dua atau lebih roda gigi miring yang tunggal
dipasang pada poros yang sama, arah kemiringan
roda-roda gigi tersebut haruslah dipilih sedemikian
agar menghasilkan beban aksial yang minimum.
= Sudut kemiringan
(helic angel)
ac = Jarak normal lengkung
puncak (normal circular
pitch ) ( pn )
ad = Jarak aksial puncak
(axial pitch) ( px )
Puncak diametral normal (
normal diametral pitch
) (P
n)
Hubungan antara sudut tekan arah normal( n ), sudut tekan
arah putaran ( t ) dan sudut kemiringan gigi ( ) adalah :
Ingat :
= 0
R = D/2
= 90
o
R =
Hubungan jumlah
gigi virtual dengan
jumlah gigi aktual
N’ = N/cos
PERBANDINGAN GIGI
1.
Roda gigi berpuncak halus ( P > 20 ) tidak ada standar untuk
perbandingan gigi roda gigi miring. (alasannya adalah lebih
murah merubah perencanaan sedikit dari pada
menyediakan peralataan yang khusus)
2.
Roda gigi miring jarang dipakai secara
saling-dapat-dipertukarkan (
interchangeably
).
3.
Perbandingan gigi berdasarkan sudut tekan normal 20
o,
sesuai dengan tabel 13-1, cocok untuk kemiringan gigi
antara 0
–
30
o4.
Susunan perbandingan khusus bisa didasarkan pada sudut
tekan melintang 20
odan memakai puncak diametral
melintang, sudut kemiringan ini dibatasi untuk 15, 23, 30
atau 45
o(untuk
> 45
otidak disarankan)
5.
Lebar muka disarankan F = 2
p
x6.
Pengecualian atas aturan ini adalah roda gigi otomotif.
ANALISIS GAYA
PADA RODA GIGI MIRING
HUBUNGAN GAYA
TEKAN DENGAN
KOMPONEN GAYA
TEKAN
HUBUNGAN KOMPONEN GAYA TEKAN
DENGAN GAYA PUTAR
ANALISA KEKUATAN
PADA RODA GIGI MIRING
TEGANGAN TEKAN LENTUR :
TEGANGAN TEKAN PERMUKAAN;
FAKTOR KECEPATAN :
FAKTOR GEOMETRI (J) UNTUK RODA GIGI BERGIGI 75 :
FAKTOR PENGALI J UNTUK PASANGAN RODA GIGI
BUKAN BERGIGI 75 :
PEMBAGIAN BEBAN :
PUNCAK DASAR NORMAL :
PANJANG GARIS KERJA BIDANG MELINTANG :
FAKTOR GEOMETRI I :
rp & rG = jari-jari diameter puncak pinion & Gear rbP & rbG = jari-jari diameter dasar pinion & Gear
RODA GIGI MIRING BERSILANG
Roda gigi miring, spiral yang
bersilang adalah roda-roda
gigi di mana garis tengah
sumbunya
tidak
sejajar
ataupun tidak berpotongan
CIRI-CIRI RODA GIGI MIRING BERSILANG
1.
Berbentuk silinder
2.
Mempunyai persinggungan titik (
point contact
) satu sama
lain, yang berubah menjadi persinggungan garis (
line
contact
) karena keausan gigi.
3.
Dapat membawa beban sangat kecil
4.
Dipakai untuk instrumen
5.
Tidak disarankan untuk dipakai dalam memindahkan daya.
6.
Sepasang roda gigi miring yang bersilang biasanya
mempunyai arah kemiringan yang sama
7.
Puncak normal harus tetap dipakai
8.
Bila sudut kemiringan yang berbeda dipakai untuk
penggerak dan yang digerakkan, puncak melintangnya tidak
sama
HUBUNGAN ANTARA SUDUT POROS
DAN
KEMIRINGAN GIGI
Adalah sudut poros.
Tanda (+) dipakai bila kedua sudut kemiringan berada
pada arah yang sama.
Tanda (-) bila kedua sudut kemiringan berada pada arah
berlawanan. (untuk porosnya kecil)
HUBUNGAN GAYA AKSIAL & ARAH KEMIRINGAN
GIGI MIRING BERSILANG
DIAMETER PUNCAK
Diameter puncak tidak dipakai untuk mendapatkan perbandingan
kecepatan sudut
Perbandingan kecepatan sudut didapat dari perbandingan jumlah
Kecepatan luncur minimum didapat bila sudut kemiringannya
sama
Bila sudut kemiringan tidak sama, roda gigi dengan sudut
kemiringan lebih besar harus dipakai sebagai penggerak
Tidak ada standar perbandingan gigi roda gigi miring yang
bersilang
Perbandingan kontak berusaha harus mendapatkan 2 atau lebih.
Gigi miring yang bersilang biasanya dipotong dengan suatu sudut
tekan yang rendah dan gigi yang dalam.
RODA GIGI CACING
(
WORM GEAR
)
Susunan roda gigi cacing mempunyai
penutup tunggal atau ganda
Susunan roda gigi penutup tunggal adalah
roda gigi cacing dibungkus penuh oleh
cacing
Terjadi persinggungan bidang (
area contact
)
Susunan roda gigi penutup ganda adalah
roda gigi cacing dibungkus sebagian oleh
cacing
Terjadi persinggungan garis (
line contact
)
Pasangan cacing dengan roda gigi cacing mempunyai arah kemiringan yang sama, tetapi sudut kemiringannya agak berbeda Sudut kemiringan pada cacing umumnya agak besar, pada roda gigi cacing sangat kecil
Sudut masuk () pada cacing dan sudut kemiringan pada roda gigi G adalah sama untuk sudut poros 90o.
Sudut masuk cacing () adalah
komplemen dari sudut kemiringan cacing
W.
Puncak dari susunan roda gigi cacing adalah menyatakan puncak aksial (axial pitch) px dari cacing
Jarak lengkung puncak pada arah melintang ( tranverse circular pitch) pt
TATA NAMA RODA GIGI CACING
DIAMETER PUNCAK RODA GIGI CACING
N
G= Jumlah gigi roda gigi
cacing
p
t= Jarak lengkung puncak
pada arah melintang
DIAMETER PUNCAK CACING
C = Jarak pusat
d
W= diameter puncak cacing
HUBUNGAN ANTARA
JARAK MAJU (
Lead
)
L
& SUDUT MASUK (
Lead angle
)
N
W= Jumlah lilitan
LEBAR MUKA GIGI RODA GIGI CACING
(
Face width
)
F
G
Lebar muka gigi
F
Groda gigi
cacing
, harus dibuat sama dengan
panjang garis singgung lingkaran
puncak gigi cacing, antara titik-titik
perpotongannya dengan lingkaran
addendum
ANALISIS GAYA RODA GIGI CACING
Dimana :
W
= Gaya tekan dari
rodagigi
cacing
terhadap
cacing
W
X=
Komponen gaya tekan
dalam arah sumbu X
Karena gaya-gaya pada cacing dan roda gigi cacing sama besar
dan berlawanan arah maka :
W
Y;
W
Z= Komponen gaya tekan dalam arah sumbu Y & Z
W
Wt; W
Wr;
W
Wa=
Gaya tangensial, radial dan tangensial dari
roda gigi cacing terhadap cacing
W
GtW
Gr; W
Ga=
Gaya angensial, radial dan aksial dari cacing
terhadap roda gigi cacing
Karena gaya tekan dari roda gigi terhadap cacing menghasilkan
gaya gesek maka :
Gaya gesek
Komponen Gaya gesek dalam
arah sumbu X negatif
Komponen Gaya gesek dalam
arah sumbu Z positif
Jadi komponen gaya dalam arah sumbu X, Y dan Z dari roda gigi
cacing terhadap cacing ialah :
= koefisien gesek
Hubungan W
Gt
dengan W
Wt
Efisiensi pasangan roda gigi cacing
Kecepatan Luncur Relatif secara vektoral adalah :
V
S= V
W
V
GHubungan VS & VW
Penyelesaian :
Diketahui : Cacing putaran kanan
NW = 2 lilitan, H = 1 hp, nW = 1200 rpm, NG = 30 gigi, P = 6 gigi/ in, dW = 2 in, F= 2,5 in, t = 14,5o, koefisien gesek lihst kurva B dar gambar 14-17
Ditanya :
a) Px = ? ; C = ? ; L = ? ; = ?
NILAI TEGANGAN DARI RODA GIGI CACING
TEGANGAN LENTUR :
PUNCAK LENGKUNG NORMAL :
124
RODA GIGI KERUCUT
DISUSUN OLEH :
WAR’AN ROSIHAN, ST., MT
.
RODA GIGI KERUCUT
MENURUT GIGI NYA DIBAGI :
A. RODA GIGI KERUCUT LURUS
B. RODA GIGI KERUCUT SPIRAL
L
KINEMATIKA
RODA GIGI KERUCUT LURUS
1. Roda gigi kerucut untuk memindahkan daya
antara poros yang berpotongan.
2. Sudut poros biasanya membentuk sudut 90
o
,
tetapi bisa juga untuk berbagai ukuran sudut
poros.
3. Gigi roda gigi kerucut dapat dibentuk dengan
cara dituang, di-milling, atau dibentuk.
4. Tata nama roda gigi kerucut
Tata nama roda gigi kerucut
1. Puncak roda gigi kerucut di ukur pada ujung
besar dari gigi.
2. Kedua puncak lengkung dan diameter
puncak diukur seperti roda gigi lurus.
3. Jarak kebebasan merata (uniform)
4. Sudut puncak (
) ditetapkan oleh pertemuan
kerucut puncak pada puncaknya.
Hubungan antara sudut puncak dengan Jumlah gigi pinion
dan roda gigi
= Sudut puncak pinion
= Sudut puncak Roda gigi NP = Jumlah gigi pinion NG = Jumlah gigi roda gigi
Hubungan jumlah gigi imajiner pada roda gigi, jari-jari punggung
kerucut dan jarak puncak lengkung
Dimana :
N’
=
Jumlah gigi virtual (
virtual number of the teeth
)
p
=
Jarak puncak lengkung diukur pada ujung besar dri pada gigi
r
b=
jari-jari punggung kerucut
Catatan :
ANALISA GAYA
RODA GIGI KERUCUT
TEGANGAN & KEKUATAN LENTUR
RODA GIGI KERUCUT
= Tegangan lentur gigi roda gigi kerucut lurus
DAYA TAHAN PERMUKAAN
RODA GIGI KERUCUT
RODA GIGI KERUCUT SPIRAL
1. Bentuk gigi spiral
2. Arah putaran (hand) dari spiral didapat
dengan menggunakan hukum tangan kanan.
3. Sudut spiral
diukur pada jari-jari rata-rata
dari roda gig
4. Roda gigi kerucut spiral memberi aksi yang
lebih mulus dibanding roda gigi kerucut lurus
5. Sangat tepat untuk putaran tinggi
6. Bantalan aksi gesekan harus dipakai untuk menerima
beban aksial, karena beban ini lebih besar dibanding
pada roda gigi kerucut lurus.
7. Perbandingan muka-persinggungan (face contact
ratio) yaitu kemajuan muka gigi dibagi dengan jarak
lengkung puncak, paling tidak 1,25 untuk
mendapatkan aksi gigi spiral yang sebenarnya.
8. Sudut tekan 14,5
o, 20
odan biasanya 35
o9. Arah putran spiral haruslah dipilih sedemikian rupa
agar bisa memisahkan roda gigi tersebut satu
terhadap lainnya dan tidak saing berdesakan, yang
dapat menyebabkan kemacetan.
10. Pada setiap keadaan, bantalan penumpu harus
selalu direncanakan tidak longgar atau tidak bergerak
dalam arah aksial.
ANALISA GAYA
RODA GIGI KERUCUT SPIRAL
Pinion spiral arah kanan dengan putran pinion searah jarum jam dan untuk
spiral arah kanan dengan putaran pinion brlawanan arah jarum jam
Pinion spiral arah kiri dengan putran pinion searah jarum jam dan untuk
spiral arah kanan dengan putaran pinion brlawanan arah jarum jam