• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR DUNIA PENYIARAN Akademi Komuni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGANTAR DUNIA PENYIARAN Akademi Komuni"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR DUNIA PENYIARAN

Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio

Televisi & Radio

Oleh

Nama`

:

DessyFatmawati

Nim

:

42130342

Kelas

:

42.1A.01

Kampus

:

BSI Margonda

Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika

Jurusan Penyiaran

Margonda

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar.

Tugas makalah yang diberi judul “Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio” ini disusun

dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing

materi Pengantar Dunia Penyiaran. Makalah ini menampilkan rangkuman materi yang

berkaitan mengenai perlengkapan dan jalur kerja studio yang disajikan sesuai dengan syarat

yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing. Penulis berharap makalah ini mempunyai

banyak rmanfaat bagi pembaca yang membutuhkan penjelasan materi mengenai

perlengkapan dan jalur kerja studio.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna, baik dalam penyajian

materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik

dan saran dari pembaca demi menghasilkan makalah yang lebih baik.

Jakarta, 11 Desember 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ………... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ...3

BAB II PERLENGKAPAN DAN JALUR KERJA STUDIO A. Kebutuhan Dasar Produksi ... 4

B. Merancang Sistem Peralatan ... 5

BAB III JALUR KERJA TELEVISI A. Sejarah Televisi ... 7

B. Fungsi Televisi ... 10

C. Jenis Informasi pada Siaran Televisi ... 10

D. Khalaya Sasaran pada Siaran Televisi ... 11

E. Stasiun Pemancar Televisi ... 12

F. Organisasi dan SDM ... 17

G. Kualifikasi SDM Televisi ... 18

H. Teknik Siaran Televisi ... 23

I. Program Siaran Televisi ... 25

J. Strategi Penayangan ... 26

K. Pemasaran Program ...27

L. Merencanakan Jadwal Siaran Televisi ... 28

M. Perpustakaan Audio Visual ... 30

N. Pusat Produksi Televisi ... 31

(4)

BAB IV JALUR KERJA RADIO

A. Sejarah Radio ... 41

B. Fungsi Siaran Radio ... 43

C. Jenis Informasi Siaran pada Radio ... 44

D. Khalayak Sasaran pada Siaran Radio ... 44

E. Peralatan Siaran Radio ... 44

F. Sistem Komputerisasi studio Radio & Pengarsipan digital siaran Radio ... 46

G. Stasiun Pemancar Radio ... 48

H. Organisasi dan SDM ... 49

I. Kualifikasi SDM Radio ... 50

J. Teknik Siaran Radio ... 51

K. Materi Program Siaran Radio ... 52

L. Merencanakan Jadwal Siaran Radio ... 54

M. Produksi Program Siaran Radio ... 56

N. Perpustakaan Audio atau Discotique ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ...61

(5)

BAB I

Pendahuluan

A.

Latar Belakang

Sekarang ini telah masuk di jaman era komunikasi, yang di dalamnya sarat dengan penggunaan teknologi komunikasi yang makin lama makin canggih. Oleh karena itu manusia harus bisa beradaptasi terhadap Iptek yang berkembang disekitar kehidupannya agar tidak disebut orang yang ketinggalan jaman. Pepatah mengatakan bahwa, Siapa yang menguasai pengetahuan dan teknologi komunikasi serta memanfaat-kannya dalam kehidupannya, maka dialah pemenangnya.Dunia penyiaran Televisi dan Radio, saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Sejak Indonesia memasuki era reformasi, dunia penyiaran menjadi medium informasi tercepat, interaktif langsung berhubungan dengan masyarakat.

Ciptono Setyobudi mengatakan bahwa keberadaan perkembangan arus informasi, sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Alfin Tofler dalam bukunya “The Third Wave”, menjabarkan siklus peradaban

manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi[i].

Pada peradaban ketiga inilah yang sekarang menjadi sorotan seluruh dunia maupun bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Sebelum tahun 1990-an, tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative penonton mengenal tontonan siaran baik hiburan maupun berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan didirikannya stasiun televisi swasta di Indonesia. Mulai dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu disusul lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta lainnya, yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR), yang kini sudah mengudara secara nasional. Dan belakangan, banyak sekali bermunculan stasiun-stasiun televisi lokal (daerah).

(6)

Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, menguasai waktu, tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu)[ii].

Kelebihan televisi dibandingkan dengan media massa lainnya adalah adalah karena media televisi merupakan media yang menyampaikan informasi dengan menggunakan

audio (suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas prima agar gambar dan suara bisa diterima baik di masing-masing pesawat televisi (audien), maka diperlukan komunikasi dan juga teknologi yang baik.

Berdasarkan pemahaman umum mengenai televisi, tentu saja televisi tak akan berarti apa-apa tanpa adanya program acara. Program dihasilkan melalui gagasan dan konsep (pra produksi). Kemudian gagasan diwujudkan melalui proses syuting (produksi) dan penyuntingan serta evaluasi (pasca produksi).

Seluruh proses tersebut, tentunya memiliki standar atau tata cara pelaksanaan kerja yang baku atau tata laksana kerja. Tata laksana kerja ini disebut dengan SOP (Standard Operation System).Fred Wibowo mengatakan, SOP merupakan langkah atau tahapan-tahapan yang secara konseptual dirancang dalam perencanaan[iii].

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memproduksi program acara adalah, pertama materi produksi, kedua sarana produksi, ketigabiaya produksi, keempat organisasi pelaksanaan produksi, dan kelima adalah tahap pelaksanaan. Kelima hal ini yang menjadi acuan atau standar dalam pembuatan program acara televisi.

Salah satu yang juga berperan penting dalam penyajian suatu program acara adalah sebuah studio. Ciptono Setyabudi juga mengatakan, studio merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun televisi. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program regular baik yang bersifat

live event atau recording program. Kadang studio juga merupakan barometer prestis sebuah stasiun televisi.

B.

Tujuan

(7)

C.

Manfaat

(8)

BAB II

Perlengkapan dan Jalur Kerja

Studio

A.

Kebutuhan Dasar Produksi

Dalam merumuskan sistem peralatan teknik stasiun penyiaran perlu dipertimbangkan hal- hal yang mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung siaran lainnya[iv]. Pertimbangan teknik yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Aspek Produksi

Aspek Produksi dengan pertimbanganya antara lain:

a. Jenis dan ukuran program, misalnya : news, talk show, music (besar, sedang, kecil) atau drama (besar, sedang, kecil) dan lain-lain,

b. Ukuran (luas lantai) studio misalnya : ukuran kecil (50m2 - 300m2),

menengah (350m2 - 500m2), dan besar (600m2 - 1000m2),

c. Tipe produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk siaran langsung (live),

d. Hasil produksi apakah full kompetitif (target komersial)atau tidak, ini merupakan kaitanya dengan mutu dan pengadaan peralatan yang menghasilkan effek, daya tarik, audio/visual dan peningkatan mutu seperti vision mixer, sound mixer, lighting stytem dan peralatan pasca produksi (editing, dubbing, mixing dan lain-lain),

e. Perkiraan volume produksi dan lokasi produksi (di studio saja atau termasuk luar studio), bagaimanakah tingkat mobilitas yang diinginkan (tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang akan dialokasikan untuk pengadaan peralatan[v].

2. Aspek Penyiaran

Aspek penyiaran dengan pertimbanganya antara lain :

a. Apakah kegiatanya menyiarkan saja atau dengan kegiatan produksi terbatas.

b. Menyiarakan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar (program provider,production house).

c. Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (readiting atau pasca

(9)

e. Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu dengan volume kecil, misalnya : berita atau talk show.

f. Tipe siaran (hasil rekaman atau live).

g. Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar. h. Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.

3. Aspek Pendukung

Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan peralatan teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum antara lain : pembangkit daya listrik dan diesel, alatdekorasi dan konstruksi, alat transportasi, dan lain-lain. Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan teknik umum terutama adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara efektif dan efesien.

B.

Merancang Sistem Peralatan

Terdapat sejumlah hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang system peralatan pada stasiun penyiaran yang mencakup : persyaratan umum, konfigurasi peralatan, tim perencana atau konsultan dan spesifikasi teknik peralatan.

1. Persyaratan Umum

Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem peralatan, baik peralatan produksi, penyiaran maupun teknik umum, yang diantaranya adalah :

a. Memenuhi persyaratan internasional dan nasional

b. Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar 10 tahun) dan layanan purnajual

c. Mempunyai daya tahan ( Realiability ) yang tinggi

d. Kemudahan memperoleh suku cadang

e. Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharan

f. Pengalaman pengguna sebelumnya

g. Peralatan yang digunakan kompetitor

h. Kemudahan pengembangan sistem peralatan dikemudian hari

(upgrading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan. 2. Konfigurasi Peralatan

Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, disusun daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block diagram (garis besar) mencakup :

(10)

production control, communication control, communication system, mobile production unit, maintenance equipment, dan lain-lain.

b. Peralatan penyiaran antara lain meliputi : sending VCR system, continuity studio equipment, camera system, audio system, video system, lighting system, master control (bersama dengan bagian produksi) dan peralatan transmisi seperti pemancar, microwave link, up and down link.

c. Peralatan pendukung meliputi : pembangkit daya listrik stationary

(PLN, generator sets), pembangkit daya listrik mobile/portable

(Mobile generator sets) sebagai kelengkapan mobile production unit atau small silent generator set, alat pendingin (AC) untuk studio dan ruang peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky, mobile phone, computer untuk computer grafis.

3. Tim Perencana atau Konsultan

Untuk menghasilkan rencana, pembangunan studio dan sistem peralatan yang optimal biasanya dibentuk tim perencana. Tim perencana setidaknya berasal dari tiga bidang utama yaitu:

a. Tenaga ahli di bidang perencanaan gedung studio

b. Tenaga ahli di bidang peralatan televisi (peralatan produksi dan penyiaran/transmisi)

c. Tenaga ahli di bidang program televisi. Di samping itu, dapat pula dilibatkan ahli di bidang lain sebagai narasumber atau pada tahap sesuai kebutuhan (kemajuan proses perencanaan).

4. Spesifikasi Teknik Peralatan

(11)

BAB III

Jalur kerja Televisi

A.

Sejarah Televisi

Berawal di tahun 1876 George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelomban\

g listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.

Kemudian prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Pada tahun 1888 Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.

(12)

istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.

Tujuh tahun kemuidan (1907) Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. Tak lama tahun 1927 Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.

Pada tahun 1928 Vladimir Kozma Zworykin mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi.

Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939. Tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu peralatan televisi.

Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Namun Ia meninggal karena usia tua pada tanggal 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi (1889-1982).

Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.

(13)

Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga.Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio untuk membentuk jaringan. Stasiun televisi lokal selain menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan tiga televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan itu menjadi sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.

Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live). Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara langsung. Ketika itu belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape). Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan yang lain.

Barulah pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai sarana yang murah dan efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada awal tahun 1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya disiarkan secara langsung, diubah dan disimpan dalam videotape. Berlanjut di tahun 1940 Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.

Di tahun 1958 sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown. Lalu tahun 1964 Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.1967 James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis. Barulah pada tahun 1968 Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier. Kemudian 1975 Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.Di tahun 1979 Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

Pertama kali tahun1981 Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. Lalu tahun 1987 Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai di tahun 1995. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.

(14)

dari sebelumnya. Hingga tahun 2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.

B.

Fungsi Televisi

Media informasi TV merupakan media yang sangat efektif karena kandungan informasi yang ada dalam TV (gambar) jauh lebih besar dari pada media lainnya baik media cetak maupun radio. Oleh karena itu di Indonesia perlu dibangun banyak stasiun pemancar TV sebagai sarana yang dapat mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa, memberikan informasi yang cepat dan benar dan sebagai wahana hiburan serta untuk mencerdaskan bangsa.

Dengan demikian Siaran TV memiliki arti dan fungsi yang sangat penting untuk penyampaian informasi dari pemerintah maupun dari sumber-sumber yang lain untuk kepentingan nasional maupun regional. Informasi dari pemerintah berupa berita-berita pembangunan diseluruh wilayah Negara, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan dan memotivasi masyarakat untuk membangun daerahnya. Demikian pula masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kehidupan dan kemajuan negaranya sebagai upaya melakukan pendidikan politik masyarakat. Informasi yang berupa hiburan yang diwujudkan dalam bentuk pengembangan kesenian, budaya, dan pendidikan.

Hal ini dapat mendukung dalam mencerdaskan bangsa serta untuk membendung masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Informasi yang berupa intertainment juga sangat diperlukan dalam membawa bangsa mampu memasuki kehidupan yang lebih modern.

C.

Jenis Informasi pada Siaran Televisi

Terdapat berbagai jenis siaran Televisi, yang dapat dikelompokkan menjadi :

1. Berita

Beberapa stasiun siaran TV menyiarkan berita sesuai dengan selera masing-masing. Misalnya dengan menamakannya program liputan. Berdasarkan waktu siarnya lalu dikenal dengan nama liputan pagi, liputan siang, liputan petang dan liputan malam. Ada juga yang memberikan nama berita pagi, berita nusantara, berita siang, berita nasional dan berita malam. Informasi jenis berita ini juga dapat dikemas menjadi bentuk dialog seperti dialog pro dan kontra, dialog perikanan dan kelautan, dialog ekonomi, politik dan sebagainya.

(15)

Siaran hiburan juga disiarkan secara variatif oleh setiap stasiun siaran TV. Misalnya film, sinetron, musik, kesenian, drama dan sebagainya. Film dapat dibedakan menjadi film anak-anak, dan untuk orang dewasa, Fim cerita, legenda, komedi dan sebagainya.

3. Entertaintmen

Jenis ini juga tergantung setiap stasiun siaran TV dalam mengemas program ini. Mereka saling menyuguhkan yang terbaik dan berusaha membuat semenarik mungkin untuk merebut pemirsanya. Hal ini kita sadari dan maklumi karena saat ini telah banyak stasiun penyiaran TV dengan kualitas dan karakternya masing-masing. Sebagai contoh acara ini adalah Hitam Putih, Bukan Empat Mata, Kiss, Wisata Kuliner, Kuis dan sebagainya.

4. Iklan

Terdapat dua kelompok iklan yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan produk barang tertentu dengan tujuan profit atau tamencari keuntungan. Iklan layanan masyarakat seperti hemat energi, beralih dari minyak tanah ke kompor gas dan sebagainya. Iklan yang profit misalnya rokok, pasta gigi, minyak goreng, dan sebagainya.

D.

Khalayak Sasaran pada Siaran Televisi

Berdasarkan umur pemirsa televisi dikelompokan menjadi 3 yaitu :

1 Anak-anak : Umur 5 sampai 10 tahun

2 Remaja/ Teeneger : Umur 15 sampai 25 tahun

3 Dewasa/ Adult : diatas 25 tahun

Berdasarkan Status Sosial pemirsa televisi dibagi menjadi 3 kategori atau kelas yaitu :

1. Kategori High Class: Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai

status sosial atau pekerjaan tinggi seperti Pengusaha atau Orang Kaya

2. Kategori Medium Class : Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai pekerjaaan sedang seperti mahasiswa, pelajar, pegawai, TNI/Polri, wiraswasta

(16)

E.

Stasiun Pemancar Televisi

1. Studio Pemancar TV

Sebuah stasiun pemancar harus mempunyai kelengkapan alat dan tempat/ruang sebagai pendukung program acara yang sudah dibuat. Kelengkapan studio sebuah stasiun siaran TV meliputi :

a. Ruang Studio Siaran

Ruangan ini dilengkapi meja dan kursi siar serta dekorasi ruang yang mendukung estetika, Sistem penerangan studio, mic jepit dan beberapa kamera TV studio. Ruangan ini didesain kedap suara dan berdampingan dengan ruang pengendali dan dibatasi dengan kaca yang hanya bisa dilihat atau tembus pandang dari ruang pengendali sehingga sutradara/ producer bisa mengamati secara langsung jalannya rekaman /siaran

keterangan gambar :

a. Disain ruang studio Siaran

b. Ruang studio siaran dengan latar biru dan

kamera TV studio

c. Meja Siaran dengan latar lukisan

d. Seting meja siaran dengan latar biru, lampu

dan kamera

e. Seting lampu portable di dalam ruang studio

siaran

f. Salah satu corner studio rekaman dengan lampu studio tetap

b. Ruang Pengendali Control (Contol Room)

Ruangan ini berfungsi sebagai ruang pengendali rekaman yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan studio seperti mixer video, TV monitor setiap sumber audio visual satu monitor dan sebuah master monitor TV, Switcher Video, Switcher lampu, VTR, VCD/DVD player, Telecine (pada stasiun yang besar memiliki ruang tersendiri), komputer dan sound system untuk keperluan talk back dengan ruang siaran maupun sebagai sumber audio/musik.

(17)

Pada studio yang lengkap telecine

diletakkan pada ruang tersendiri.

Telecine adalah peralatan transfer audio visual dari film, slide menjadi video audio. Peralatan yang ada pada ruangan ini adalah proyektor film dari ukuran 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. ukuran ini disesuaikan dengan jenis ukuran film yang sudah standar. Kamera Video untuk shoting proyeksi film sehingga menjadi

gambar video, sound system dan

sebagainya.

d. Ruang Produksi atau Editing Program

Peralatan produksi program digital terdiri dari beberapa unit komputer yang sudah dihubungkan dalam satu jaringan (LAN). Satu unit komputer digunakan untuk editing, yang lain untuk disain animasi grafis dan yang lain lagi untuk keperluan capturing serta untuk menyimpan file-file program pendukung seperti musik, sound efek dan program yang sudah jadi. Di samping itu juga terdapat peralatan sumber video seperti VTR/VCR dari beberapa jenis, mixer video,sound system, mic, headpon, speaker, printer dan sebagainya.

e. Ruang Ganti atau Make Up

Ruang ini juga sangat diperlukan untuk membuat obyek tetap tampil menarik sesuai disain. Agar kualitas gambar yang dihasilkan tetap optimal dan menarik, maka obyek atau artis harus di make up dan selalu dijaga agar tidak memantulkan cahaya sewaktu dishoting akibat banyak berkeringat.

f. Ruang Pemancar

Adalah ruangan untuk menempatkan perangkat pemancar TV. Ruangan ini berisi cabin-cabin peralatan elektronik pemancar dan penerima sinyal frekuensi gelombang TV dengan maupun gelombang mikro dari dan ke satelit. Selanjutnya dipancarkan ke masyarakat melalui peralatan pemancar dan antena yang dipasang di tower yang berada di luar studio.

g. Ruang Properti

Tempat pembuatan sarana pendukung untuk seting tempat/ruang sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan oleh naskah produksi TV. Tempat ini digunakan untuk merancang dekorasi, pembuatan lukisan untuk background, pembuatan miniatur, maket dan sebagainya.

h. Auditorium

(18)

banyak artis maupun penonton/peserta. Peralatan yang dipasang di ruangan ini diantaranya sound sistem, genset, lampu spot dan tata lampu panggung, lcd monitor layar lebar, dan set peralatan rekaman video. Ruangan ini biasanya lantainya didesain bagian belakang lebih tinggi, agar penonton yang berada dibelakang bisa menyaksikan panggung dengan jelas tidak terhalang penonton di depannya.

i. Ruang Sidang atau Rapat

Ruangan ini digunakan untuk pertemuan, rapat koordinasi, diskusi dan sebagainya. Biasanya terdapat beberapa ruang jenis ini dengan ukuran yang bervariasi. Peralatan yang ada ditempat ini diantaranya meja, kursi, laptop, lcd proyektor, layer dan sound system. Seting tempat duduk dapat diatur berubah- ubah sesuai dengan selera/menurut kebutuhan.

j. Ruang Discotique atau Perpustakaan

Ruangan ini sebagai tempat penyimpanan perangkat lunak seperti kaset video hasil shoting sebagai bank gambar, kaset / tape / CD hasil produksi program dan musik lagu,instrumental, sound efek dan sebagainya yang disusun rapi dengan penomeran khusus, sehingga memudahkan pencarian. Disamping software (perangkat lunak) juga untuk menyimpan arsip naskah program, buku-buku referensi dan sebagainya. Ruangan ini dilengkapi dengan computer untuk keperluan administrasi dan juga disediakan hardware (perangkat keras) untuk memutar ulang program serta ruang baca.

k. Ruang Gedung atau Peralatan

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan stasiun siaran TV dengan tujuan agar dapat diadministrasikan dengan baik. Peralatan- peralatan tersebut diantaranya kamera, lampu, tripot, kabel-kabel TV monitor, mixer video, sound sistem dan peralatan lain yang tidak dipasang tetap. Peralatan ini biasa digunakan untuk shoting outdoor. Apabila peralatan tersebut mau digunakan dapat dipinjam di gudang dengan mekanisme yang telah ditetapkan yaitu mengisi formulir peminjaman alat. Setelah selesai digunakan peralatan tersebut dikembalikan kepada petugas gudang. Oleh petugas gudang dicatat dan dicek apakah ada yang rusak atau dalam keadaan baik. Peralatan yang rusak dikirim kebagian perbaikan/bengkel.

l. Ruang Bengkel

Ruangan ini digunakan oleh petugas perawatan dan perbaikan peralatan untuk menangani peralatan-peralatan yang rusak untuk diperbaiki.

m. Ruang Humas atau Marketing

Ruangan ditempati oleh manager dan staf bagian humas dan pemasaran untuk merencanakan dan menjual program siaran kepada masyarakat pengusaha melalui pemasangan iklan.

n. Ruang Sekretariat

(19)

o. Ruang Manager

Merupakan ruangan kantor yang ditempati oleh para manager untuk melaksanakan tugasnya memanage perusahaan penyiaran TV.

2. Peralatan Studio TV dan Fungsinya a. Kamera Studio

Dilengkapi tripot dan dolly / craine. Kamera berfungsi untuk menangkap gambar/visual dari obyek. Biasanya telah dilengkapi micropon untuk menangkap suara didepan kamera. Kamera juga dilengkapi dengan VCR untuk merekam gambar dan suara dari obyek.

b. Lampu Studio

Lampu Studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh gambar yang berkualitas/jelas.

c. Switcher Box Lampu

Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu yang masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher utama jenis handle.

d. TV Monitor

Berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang satu monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR.

e. Mixer atau Switcher Video

Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam. Alat ini jjuga berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke kamera yang lain oleh sitcherman atas perintah sutradara.

f. VTR atau VCR

Digunakan untuk merekam gambar dan suara obyek yang dishoting. VTR menerima masukan gambar dari mixer video dan masukan suara dari mixer audio atau langsung dari micropone yang dipasang pada obyek shoting. Keluaran dari VTR dihubungkan ke pesawat pemancar yang ada diruang pemancar untuk dipancarkan sebagai siaran langsung atau direkam dulu pada pita magnetis, diedit dan dijadikan dalam bentuk kaset atau keping VCD/DVD program untuk siaran tunda/tidak langsung.

(20)

Terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya. Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan.Talkback juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan sebagainya. Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung program.

h. Telecine

Terdiri proyektor film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm, screen, dan pengarah proyeksi, kamera video, tv monitor. Telecine berfungsi untuk mengubah dari bentuk film ke video sehingga dapat disiarkan ke masyarakat melalui pemancar TV

i. Komputer Editing

Yaitu komputer yang berisi program aplikasi untuk keperluan editing program dan animasi seperti program pinacle studio, matrox, adob premiier dan sebagainya. Sebagai komputer editing video perlu memiliki memori yang besar demikian pula kapasitas hard disk yang besar pula untuk menyimpan data-data gambar yang cukup banyak. Biasanya terdapat beberapa komputer untuk keperluan editing video yaitu untuk animasi disain tampilan screen, caption dan karya grafis lainnya. Beberapa komputer tersebut dikoneksi pada satu jaringan untuk keperluan komunikasi data.

3. Skema sambungan dan proses kerjanya a. Studio Televisi

Obyek shoting misalnya acara kesenian tari, dishot menggunakan dua buah kamera video yaitu kamera 1 dan kamera dua. Pengambilan obyek dilakukan oleh kamerawan atas instruksi pengarah/sutradara yang berada di ruang pengendali, melalui talkback sound system yang disalurkan ke headphone pada setiap kamera. Dengan demikian tidak ada pengambilan yang sama. Dari kamera 1 maupun kamera 2 hasil pengambilan gambarnya disalurkan ke TV monitor 1 dan TV monitor 2 serta disalurkan ke mixer video yang sudah dilengkapi dengan fasilitas switcher dan wiper transisi. Dengan demikian pengarah dapat melihat hasil pengambilan gambar melalui TV monitor yang diset di ruang pengendali. Suara dari obyek shoting dapat ditangkap oleh micropon yang dipasang khusus atau menggunakan fasilitas micropon pada kamera. Suara disalurkan langsung ke VTR atau dapat juga melalui mixer audio.

b. Sound System

Suara obyek shoting ditangkap oleh micropon yang dipasang di arena shoting disalurkan dengan kabel koaksial ke pesawat mixer audio. Setelah diolah oleh lalu disalurkan ke VTR/VCR bersama-sama dengan sinyal video yang dikeluarkan oleh mixer video untuk direkam. Atau langsung disalurkan ke pesawat pemancar untuk disiarkan bersama dengan sinyal videonya.

(21)

Adalah singkatan dari telecinema atau film yang disiarkan jarak jauh. Telecine mengerjakan transfer data dari film ke bentuk video digital dan disalurkan ke studio pemancar untuk dipancarkan ke masyarakat. Transfer data ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Transfer data secara tidak langsung dilakukan dengan cara pemutaran film dengan proyektor, tayangannya direkam menggunakan kamera video dan disalurkan ke VTR atau komputer untuk disimpan dan sewaktu-waktu diperlukan dapat dipanggil disalurkan ke pemancar untuk disiarkan.

F.

Organisasi dan SDM

1 Struktur Organisasi

Stasiun penyiaran TV dipimpin oleh seorang manager stasiun

(SM). Untuk melaksanakan

tugasnya dibantu oleh manager bidang penyiaran yaitu manager program (PM), manager teknik

(TM), manager miscellaneous

(MM) dan manager bisnis dan pemasaran (BM). Dan masing-masing manager mengkordinasikan

sub bagiannya masing-masing.

Struktur organisasi ini adalah

tipikal, maksudnya setiap

perusahaan penyiaran mempunyai tipe dan sistem sendiri- sendiri.

2 Deskripsi Tugas dan Fungsi

a. Stasiun Manage. Merupakan pimpinan tertinggi pada stasiun penyiaran TV. Berfungsi sebagai Manager/pengelola stasiun penyiaran TV dengan tugas mengelola yaitu merencanakan program kerja dan pengembangan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengadakan pengawasan dan mengkomunikasikan kegiatan kerja, melakukan pembinaan SDM sehingga para karyawan bekerja dengan tepat, efektif dan efisien serta memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

(22)

program siaran, penyutradaraan, penulisan naskah, dan managemen produksi.

c. Koordinator Sub. Berfungsi sebagai pimpinan bidang yang bertugas membantu manager stasiun penyiaran dalam mengelola perusahaan penyiaran TV sesuai bidang kerja masing-masing. Bidang program meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan produksi jurnalisme penyiaran, animasi dan pengolahan gambar, produksi program siaran, penyutradaraan, penulisan naskah, dan managemen produksi.

G.

Kualifikasi SDM Televisi

1 Produser

Producer adalah jabatan yang memiliki tanggung jawab dalam

pengelolaan/managemen produksi penyiaran TV. Oleh karena itu seorang producer diharapkan memiliki kualifikasi kemampuan sebagai berikut :

a. Menjabarkan naskah

b. Mengkompilasi jadwal produksi harian (running sheet)

c. Memesan dan mengkoordinasikan sumber-sumber produksi

d. Melakukan survey lokasi

e. Mengatur jalannya shoting

f. Mengatur lokasi shoting

g. Melaksanakan pengarahan/briefing

h. Merencanakan dan mengkoordinasikan jalur pascaproduksi

i. Mengkoordinasikan kelangsungan kerja

j. Mengkoordinasikan pemeran dan kruw

k. Mengatur gladi bersih

l. Memproduksi topik program prarekam

m. Memproduksi program prarekan

n. Memproduksi siaran langsung

o. Merencanakan dan menyiapkan program

p. Merancang format program

q. Mendata jadwal acara

r. Menulis laporan kelancaran produksi

s. Mengatur pengamanan produksi

t. Mengawasi kelangsungan produksi

u. Merencanakan dan mengkoordinasikan adegan laga dan pemeran pengganti

v. Merencanakan dan mengkoordinasikan pemakaian alat-alat yang berbahaya

w. Mengembangkan dan mengawasi jadwal program.

(23)

Kualifikasi kemampuan seorang sutradara yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a. Membaca dan menginterpretasikan naskah

b. Mengatur proses seleksi pemeran/artis

c. Mengatur latihan pemeran

d. Menyutradarai/mengarahkan para pemain

e. Mengarahkan kru

f. Bekerjasama dengan penyunting/penulis naskah untuk menyelesaikan

produksi

g. Menentukan cakupan kamera

Seorang sutradara harus selalu berkoordinasi dengan produser dalam melaksanakan tugasnya. Diantaranya bagaimana menterjemahkan naskah menjadi naskah yang dapat diproduksi, melakukan seleksi artis, mengatur latihan para artis, mengarahkan proses shoting , menentukan cakupan kamera dan sudut pengambilan gambar dansebagainya. Sutradara akan sangat menentukan kelancaran proses shoting.

3 Penyiar atau Reporter

Penyiar/reporter diharapkan memiliki kemampuan sebagai jurnalis di samping kemampuan untuk membaca - kan/atau menyiarkan naskah berita didepan kamera TV. Demikian juga harus mampu menjadi presenter yang baik. Oleh karena itu seorang penyiar harus memiliki pengetahuan dan pengalaman mencari, mengolah dan mempresentasikan atau menyiarkan berita/informasi. Kualifikasi kemampuan seorang penyiar adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan memelihara pengetahuan umum yang diperlukan

seorang penyiar sehingga memiliki wawasan yang luas

b. Mampu menjalankan wawancara

c. Mampu menjalankan siaran laporan langsung

4 Kameraman atau Kamera Person

Kamerawan merupakan orang yang diandalkan mampu mengoperasikan kamera sehingga didapatkan hasil gambar yang baik. Baik tidaknya kualitas produksi akan sangat tergantung dari bagaimana seorang kamerawan bekerja. Oleh karena itu seorang kamerawan diharapkan memiliki kualifikasi sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan mengoperasikan kamera

b. Mengembangkan dan menerapkan kamera plan

c. Melakukan shoting dan mengoperasikan kamera

d. Mengoperasikan kamera pada kondisi tertentu

e. Mengatur Focus

f. Shoting untuk televisi dengan multikamera

g. Menjaga daya batere dan persediaan video untuk shoting

h. Mengatur persediaan dan memasang film/kaset

i. Memeriksa kamera sebelum shoting

j. Mengoperasikan clapperboard

(24)

l. Memasang kabel kamera

m. Memasang crane dan dolly

n. Memasang crane kamera

o. Mengoperasikan crane kamera yang bergerak

5 Penataan Gambar atau Artistik

Seorang penata gambar/scene diharapkan memiliki kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan desain seni untuk screen. Oleh karena itu seorang scane art dibutuhkan kualifikasi kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain scenic art pada

screen/layar

b. Mengkoordinasikan produksi scenic art

c. Menyiapkan scenic art untuk pakaian utama

d. Memproduksi scenic art untuk screen

e. Memperbaiki, menangani dan mengubah scenic art

6 Penata Suara atau Sound Efex Kualifikasi sebagai berikut :

a. Mengoperasikan sistem penguat suara

b. Memadukan sumber-sumber suara

c. Menghilangkan derau/noise pada soundtrack

d. Mengoperasikan sound mixing console

e. Menyunting suara menggunakan sistem digital

f. Memasang, mengoperasikan dan membongkar perangkat perekam suara

portable

g. Merinci soundtrack

h. Menciptakan keharmonisan suara akhir

i. Mengembangkan dan menerapkan produksi suara untuk rekaman\

j. Mengatur produksi disain suara

k. Mempersiapkan dan mengkompilasi musik untuk soundtrack

l. Mengarahkan pembuatan master audio final

m. Menerapkan disain suara

n. Menetapkan spesifikasi sound system o. Mengawasi operasional yang bersifat teknis

p. Memperbaiki dan memelihara peralatan audio

q. Mengoperasikan peralatan audio profesional

r. Memadukan audio untuk siaran langsung

s. Menerapkan pengetahuan umum audio untuk kegiatan kerja

t. Memilih dan mengatur microphone dan alat input audio lainnya

u. Menghimpun dan mengkompilasi materi suara ulangan

v. Membangun dan mengoperasikan sistem monitor suara panggung

w. Membangun dan mengoperasikan jaringan pengendali sistem audio

x. Menetapkan spesifikasi, menginstal dan mengoperasikan audio outdoor y. Menginstal, menyelaraskan dan menguji coba peralatan audio.

(25)

Kualifikasi kemampuan seorang penata cahaya yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengembangan dan implementasi tata lampu / lighting

b. Melakukan persiapan, instalasi dan monitoring peralatan tata lampu

c. Menentukan kebutuhan tata lampu dan mengoperasikan tata lampu

d. Mengoperasikan lighting console

e. Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan memodifikasi peralatan tata lampu

8 Tata Letak atau Setting

Tata letak/setting bertanggungjawab atas seting tempat dan peralatan yang diperlukan seperti forniture dan perlengkapan lainnya untuk menciptakan situasi seperti diharapkan oleh naskah produksi. Oleh karena itu seorang penata setting diharapkan memiliki kemampuan dalam seni dekorasi/tata ruang. Kualifikasi penata setting diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain setting pada layar

b. Mengkoordinasikan produksi seting

c. Membuat setting untuk layar

d. Memperbaiki, merawat dan mengubah setting sebagai langkah alternatif

e. Mengkoordinasikan transportasi dan pemasangan setting

f. Memasang dan merawat setting selama proses produksi.

9 Tata Busana (Kostum) dan Rias

Pemeran/artis dalam proses produksi harus dijaga penampilannya sesuai dengan karakter yang diharapkan penulis naskah. Oleh karena itu seorang penata busana dan rias diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain kostum/ busana

b. Menyiapkan kostum untuk para pemeran

c. Memodifikasi, memperbaiki dan memelihara kostum

d. Mengoperasikan off side wardrobe departemen

e. Memperagakan kostum

f. Membuat karakter dan periode kostum

g. Menjaga ketahanan kostum

h. Membuat kostum

i. Mendisain, menerapkan dan membersihkan make up khusus periodik

j. Mendisain, menerapkan dan membersihkan make up

k. Mempertahankan keberlangsungan make up.

10 Properties

Properties adalah bidang yang bertanggungjawab menyedia kan peralatan pendukung dalam produksi. Seseorang yang menangani bidang properties ini diharapkan memiliki kualifikasi kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan menerapkan disain properties untuk layar

b. Mengatur produksi properties untuk peralatan

c. Membuat properti untuk layar kaca

d. Memperbaiki, memelihara dan melakukan perubahan pada properti

(26)

f. Menyiapkan lokasi pengambilan gambar dan mempertahankan kelangsung-an properti.

11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Savety and Healt

Bidang ini yang bertanggung jawab menjaga keselamatan kerja dan kesehatan bagi pemeran dan kru yang terlibat dalam produksi. Oleh karena itu, seseorang yang bertugas pada bidang ini harus selalu melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap kru produksi dan pemeran agar melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang benar/ tidak menyimpang dengan prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja; Sehingga mereka bekerja dengan aman baik jiwa maupun peralatannya.

12 Animator and Images

Secara rinci kualifikasi kemampuan yang diharapkan sebagai animator dan pengolah gambar adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain animasi

b. Mengkoordinasikan produksi animasi

c. Memproduksi storyboard animasi

d. Mempersiapkan dan mewarnai cel atau frame untuk animasi

e. Membuat artwork dari referensi Life action

f. Merekam data gambar garis untuk animasi (line test)

g. Memproduksi dan memanipulasi data gambar digital

h. Membuat gambar tiga dimensi

i. Mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah disain efek visual

j. Membuat judul untuk produksi dalam screen

13 Editor

Secara rinci kualifikasi kemampuan seorang editor adalah sebagai berikut : a. Membuat perencanaan kreatif dan keputusan teknis

b. Mempersiapkan peralatan editing

c. Mengoperasikan peralatan mesin editing

d. Mengoperasikan mesin editing dengan sistem linier berbasis digital e. Mempersiapkan EDL (editing decision list) dalam proses editing on line f. Mengedit material hasil pengambilan gambar untuk kebutuhan penyiaran

yang mendesak g. Mengedit dialog dan suara 14 Penulis Naskah atau Script

Secara rinci kualifikasi kemampuan yang diharapkan dari penulis naskah adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan tulisan/cerita

b. Menulis script c. Mengedit script

d. Menulis materi presentasi e. Menulis isi tulisan atau teks f. Menulis laporan siaran berita

g. Menulis sekuen interktif untuk multimedia h. Menulis narasi

(27)

Spesial efect atau efek khusus sangat diperlukan untuk keperluan penekanan-penekanan terutama pada adegan yang sulitdilakukan dan berbahaya. Agar nampak seperti dalam kejadian yang sesungguhnya maka diperlukan efek khusus. Kualifikasi dan kemampuan yang diharapkan bagi tenaga efek khusus adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain efek husus untuk layar

b. Mengkoordinasikan penciptaan efek-efek khusus (special effect) c. Menciptakan efek khusus untuk layar

d. Memperbaiki, memelihara dan mengubah efek khusus

e. Mengkoordinir transportasi dan perakitan efek khusus

f. Merakit dan memelihara efek khusus dalam masa produksi

g. Mengeksekusi efek khusus dengan aman

16 Pemeran atau Artis

Pemeran atau artis diharapkan berkepribadian menarik, memiliki ketahanan fisik yang baik, sesuai dengan karakter yang diperani, memiliki kemampuan akting, mampu bermain watak, berbakat, mampu bermain teater/drama, Vokal yang bagus dan memiliki keberanian, tidak mudah putus asa dan sebagainya. Demikian juga harus memiliki pengetahuan yang luas,memiliki pengetahuan dan keterampilan bermacam-macam seni serta mampu menciptakan karya seni dan sebagainya.

H.

Teknik Siaran Televisi

1 Teknik Siaran Langsung (On Line)

a. Di dalam Studio. Siaran di dalam studio misalnya siaran acara/program talk show, dialog dan sebagainya.

(28)

DPR, pertandingan final olah raga piala Piala Dunia dan sebagainya.

2 Teknik Siaran Tidak Langsung

Siaran tidak langsung terjadi antara pengambilan gambar/liputan dengan penyiarannya ada tenggang waktu, sehingga ada kesempatan menyiapkan program lebih baik melalui proses editing. Dengan demikian liputan yang dilakukan adalah pengambilan materi siaran yang selanjutnya dikirim ke

editor untuk dilakukan editing

program.

Setelah rekaman program diedit dan sudah menjadi kaset video program atau dalam bentuk lain, maka pada waktu akan disiarkan kaset tersebut disiapkan di studio pengendali dan diputar kembali. Keluaran audio dan videonya disalurkan ke pesawat pemancar untuk dipancarkan melalui antena. Dari antena dipancarkan dan diterima dan dipancarkan stasiun bumi ke sateit lalu dipancarkan ke bumi kembali dan diterima stasiun relay untuk dipancarkan ke rumah-rumah penduduk di wilayahnya. Sebagai contoh rekaman program sinetrom, drama, sepak bola yang siarannya ditunda, berita, kuis, dan sebagainya.

3 Prosedur Pengoperasian

(29)

Semua gambar yang ditayangkan akan direkam di VTR sebagai arsip tayangan program yang sewaktu-waktu bisa ditayangkan kembali atau menjadi bahan untuk program pengembangan menjadi program sajian baru yang lebih menarik. Setelah siap program tayangan sutradara tinggal memberi perintah kepada operator pemancar maupun switcher/VTR untuk on air. Setelah itu siaran harus berlangsung tidak terputus dari program yang satu ke program yang lain sampai pada akhir program ditutup oleh presenter atau penyiar dan muncul gambar cue penutup dan musik tune sebagai tanda pemancar segera off air.

4 Menjaga daya bateray dan persediaan video

Peralatan yang menggunakan bateray diantaranya adalah camera dan mic. Mic yang bateraynya drop juga akan mengganggu produksi suara. Suara akan menjadi tidak jelas kualitasnya dan biasanya akan menimbulkan noise/derau. Oleh karena itu cadangan bateray untuk mic juga sangat diperlukan untuk kelancaran shoting/siaran TV. Drop bateray pada camera bisa diatasi dengan menyediakan genset, karena biasanya camera dilengkapi dengan adaptor sehingga bisa bekerja dengan sumber listrik dari genset maupun dari PLN.

Menjaga kebutuhan kaset video juga harus mendapat perhatian, karena kekurangan stok kaset video juga akan mengganggu pelaksanaan shoting. Akan mengakibatkan tidak memiliki backup siaran ataupun dokumentasi karena tidak ada bahan untuk merekam videonya. Oleh karena itu dalam mempersiapkan shoting jangan sampai ketinggalan menyediakan kaset video yang cukup. Sebelumnya semua kaset video harus dicek apakah tidak ada yang macet karena lengket, apakah tidak berjamur dan sebagainya. Pastikan semua peralatan dan bahan ready for use.

I.

Program Siaran Televisi

1 Format Program Siaran Televisi

a. Karya Artistik. Karya artistik adalah program TV yang diproduksi melalalui pendekatan artistik yang sangat mengutamakan keindahan. Contoh jenis program artistik adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan atau Agama : mimbar, monolog, khotbah dan sebagainya

2. Hiburan : kuis, Video klip, drama, komedi, sinetron dan sebagainya 3. Seni dan budaya : feature

4. Iklan / public service : spot komersial, spot layanan masyarakat

5. Penerangan umum : Drama instruksional

6. IPTEK : dokumenter, kuis

(30)

Contoh jenis program jurnalistik adalah sebagai berikut :

1. Berita aktual (news bulletin) merupakan program yang sangat terikat dengan waktu siaran ( Time concern)

2. Berita non actual (news magazine) merupakan program yang tidak begitu terikat dengan waktu siaran (timeless)

3. Penjelasan masalah hangat : dialog, wawancara, diskusi panel

2 Jenis-jenis Program TV

a. Program Seni dan Budaya b. Program Hiburan Pop c. Program Talk Show

d. Program vox pop / suara masyarakat e. Program Wawancara (interview) f. Program diskusi panel

g. Program berita (News) h. Program dokumenter i. Program Feature

j. Program magazine (majalah) k. Program Spot

l. Program Doku-drama m. Program Sinetron

J.

Strategi Penayangan

(31)

1. Head to Head. Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televise mencoba menarik audien yang tengah menonton program televise saingan untuk pindah ke stasiun televise sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan stasiun saingan. 2. Program Tandingan. Adalah strategi untuk merebut audien yang berada di

stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.

3. Bloking Program. Adalah dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. Misalnya menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang malam.

4. Pendahuluan Kuat. Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita local atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.

5. Strategi Buaian. Ini strategi untuk membangun audien pada suatu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan.

6. Penghalangan. Dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya, menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang.

7. Strategi Lainnya. Adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Stasiun televise yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time.

K.

Pemasaran Program

Bagian pemasaran memegang peran penting dalam mendorong kemajuan media

penyiaran dan sangat menentukan dalam kelangsungan hidup media penyiaran. Sukses atau

gagalnya departemen pemasaran akan menentukan apakah stasiun penyiaran akan tenggelam

atau mengudara. Media penyiaran adalah media beriklan. Pemasaran waktu siaran adalah

sumebr pendapatan utama. Departemen pemasaran bertanggung jawab menjual waktu siaran

kepada pemasang iklan. Bagian pemasaran adalah tempat mengumpulkan uang sedangkan

(32)

membayar tagihan sekaligus mendapat keuntungan. Namun, kemampuan bagian ini untuk

menjual waktu siaran sangat tergantung pada keberhasilan program dalam menarik audien.

Program yang bagus akan menarik audien serta menarik pemasang iklan dan

memberikan pendapatan bagi media penyiaran. Semakin besar pendapatan yang diperoleh,

semakin besar dana yang tersedia untuk memproduksi program yang lebih baik. Menurut

Pringle Star McCavit (1991) departemen pemasaran memiliki tanggung jawab antara lain:

1. Menjual waktu siaran kepada pemasang iklan.

2. Menyediakan sarana dimana pemasang iklan dapat mencapai target audien

dengan biaya kompetitif.

3. Memasukkan pendapatan agar stasiun penyiaran beroperasi secara kompetitif.

4. Menghasilkan keuntungan bagi pemilik stasiun.

Stasiun televisi yang dikelola dengan baik memberikan keuntungan antara 50

hingga 60 persen dari pendapatan dan modal. Bisnis televise merupakan bisnis utang-piutang.

Maksudnya, penyedia program meminjamkan programnya dahulu pada stasiun televisi dan

stasiun televise berhutang kepada penyedia program dan mencarikan pemasang iklan untuk

membayar ongkos program yang ditayangkan. Pada umumnya, bisnis televisi akan

mengalami break event point atau kembali modal dalam periode 5-10 tahun.

L.

Merencanakan Jadwal Siaran Televisi

Dalam merencanakan jadwal perlu langkah identifikasi program khususnya durasi/ lama putar setiap program, ditayangkan setiap hari, sehari berapa kali, waktu tayang pagi, siang atau malam, ada program lanjutan atau lepas/berdiri sendiri dan sebagainya. Perencana jadwal juga harus tahu berapa jam waktu yang tersedia mulai pembukaan (on air) sampai penutupan (off air).

(33)

Contoh jadwal Siaran Program Acara TRANS TV, tanggal 9 – 13 Desember 2013

Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

03.45 Mata Dunia Mata Dunia Mata Dunia Mata Dunia Mata Dunia

04.15 Repostase Pagi Reportase Pagi Reportase Pagi Reportase Pagi Reportase Pagi 05.15 Islam Itu Indah Islam Itu Indah Islam Itu Indah Islam Itu Indah Islam Itu Indah

06.15 Insert Pagi Insert Pagi Insert Pagi Insert Pagi Insert Pagi

07.15 Sinema

16.30 Reportase Sore Reportase Sore Reportase Sore Reportase Sore Reportase Sore

17.15 Kisah Kisah

18.15 Oh Ternyata Oh Ternyata Oh Ternyata Oh Ternyata

19.30 YKS YKS YKS YKS YKS

(34)

Malam Malam Malam Malam Malam

01.30 Pesona Malam Soccer Fever Sportvaganza Petualangan

Misteri Si

Pustaka program adalah berbagai program hasil produksi sendiri maupun dari hasil pembelian dalam bentuk kaset, tape,cd, film dan sebagainya yang telah atau akan disiarkan perlu diadministrasikan dan disimpan dengan baik di dalam ruang perpustakaan audio visual. Biasanya hasil produksi program (master) digandakan beberapa copy kebentuk sesuai dengan perangkat playernya. Perpustakaan mendapat satu copy dengan informasi yang lengkap seperti judul, ditayangkan hari tanggal tahun jam dan durasinya, termasuk artis dan kerabat kerjanya sehingga menjadi media yang informatif. Data tersebut dibukukan dan diberi nomor dan didaftar pada katalog, sehingga akan lebih memudahkan pencarian bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Berikut ini contoh berbagai program yang disimpan di perpustakaan.

2 Pustaka Musik dan Sound Efek

Disamping hasil produksi, untuk keperluan produksi diperlukan materi pendukung berbagai musik untuk backsound maupun sound efek. Oleh karena itu perpustakaan perlu melengkapi pustaka musik berbagai jenis seperti musik tradisional, klasik, jazz, pop dan sebagainya. Atau musik hasil ciptaan sendiri (penata suara) dan musik-musik yang pernah digunakan untuk mendukung produksi program perlu penyimpanan dan pengadministrasian dengan baik. Biasanya jenis musik yang digunakan dalam produksi adalah jenis instrumentalia. Demikian pula berbagai jenis sound efek seperti suara angin, hujan, petir, berbagai suara binatang, suara orang berjalan, membuka pintu, tepuk tangan dan sebagainya, perpustakaan perlu memiliki koleksi sehingga memudahkan bila sewaktu-waktu producer membutuhkan.

3 Bank Gambar

Yang dimaksud dengan bank gambar adalah kumpulan dari materi produksi hasil shoting. Setelah produksi selesai maka gambar-gambar hasil shoting dikumpulkan dan diberi identitas dan informasi yang lengkap. Gambar-gambar ini bermanfaat untuk produksi revisi ataupun bisa dimanfaatkan untuk memproduksi program baru dengan tinjauan maupun tema yang berbeda. Disamping disimpan untuk keperluan arsip/dokumen yang kemungkinan sewaktu-waktu diperlukan. 4 Buku Referensi

(35)

produser dan penulis naskah dalam mendapatkan buku acuan atas naskah yang dibuatnya.

N.

Pusat Produksi Televisi

Stasiun televisi setidaknya memiliki tiga pusat produksi televisi utama ditambah dengan satu unit pendukung[vi]. Ketiga pusat produksi televisi itu antara lain :

1. Studio televisi: Yaitu ruang yang menjadi lokasi dimana pertunjukan ( show) televisi berlangsung.

2. Ruang kontrol studio ( studio control room ): Yaitu ruangan dimana program director ( PD ), produser, staf produksi, dan personalia teknis lainnya membuat keputusan terbaik terhadap berbagai pilihan sumber gambar dan suara.

3. Ruang master kontrol: Yaitu ruangan yang menjadi pusat syaraf teknis stasiun televisi yang berfungsi untuk :

4. Masukan program ( program input ). 5. Penyimpanan program ( program storage ). 6. Penemuan program ( program retrieval ).

a. Studi Set

Menurut Morissan, M.A. : Studio TV yang dirancang dan dibangun dengan baik akan memberikan kenyamanan bagiorang-orang yang bekerja di dalamnya, sekaligus mendukung koordinasi semua elemen produksi yang terlibat, seperti kamera, tata cahaya, tata suara, latar belakang, dan pemain[vii]. Terdapat dua hal penting dalam membangun studio TV yaitu :

1. Layout Fisik Studio

Kebanyakan studio memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran luas yang

beragam. Kemajuan teknologi lensa zoom kamera telah sangat membantu pergerakan

kamera studio. Namun demikian, ukuran luas studio tetap memberikan pengaruh pada tingkat kerumitan dan fleksibilitas produksi. Semakin besar ukuran studio, semakin besar tingkat kompleksitas produksi yang dapat dilakukan dan juga semakin fleksibel. Studio yang hanya digunakan untuk program berita dengan menampilkan satu atau dua presenter dan sekali-kali Interview dengan narasumber, membutuhkan ukuran ruangan yang relative kecil atau bahkan sangat kecil.

(36)

kamera. Langit-langit dan dinding studio harus dilapisi materi akustik yang berfungsi mencegah suara memantul. Pendingin udara (AC) berperan sangat penting untuk menjaga kenyamanan karena sinar lampu studio menghasilkan panas dalam jumlah yang cukup besar; Pintu studio yang baik adalah yang berat dan tidak tembus suara, namun cukup lebar untuk dilalui berbagai macam peralatan ukuran besar.

2. Instalasi Peralatan

Studio televisi membutuhkan instalasi peralatan untuk mendukung proses produksi. Beberapa peralatan itu antara lain : intercom, studio monitor, program speaker, sumber listrik, dan pengatur cahaya.

a. Intercom atau intercommunication sistem adalah alat yang memungkinkan seluruh personel produksi dan personel teknik untuk saling berkomunikasi satu sama lainnya. Pengarah program yang berada terpisah diruang kontrol, mengandalkan intercom untuk memberi aba-aba dan instruksi.

b. Studio monitors yang berfungsi menunjukan gambar video dari switcher,

berperan penting sebagai panduan para kru dan pengisi acara.

c. Program speaker berfungsi untuk fungsi audio bagi studio monitor dan untuk memperdengarkan suara-suara lainnya (misalnya: suara telepon, musik) guna mendukung program yang tengah berjalan.

d. Sumber listrik . Setiap dinding studio hendaknya memiliki sumber listrik. Sumber listrik bagi kamera, mikrofon, intercom, dan peralatan elektronik pendukung produksi lainnya harus disebar merata pada setiap dinding. Hal ini dimaksudkan agar kabel-kabel peralatan tidak menjadi terlalu panjang sehingga lebih mudah diatur.

e. Pengatur cahaya. Studio harus dilengkapi alat pengontrol cahaya yang berfungsi mengatur besar kecilnya intensitas cahaya yang dibutuhkan bagi setiap program.

3. Peralatan Studio TV dan Fungsinya

Pada ruang studio siaran terdapat beberapa peralatan sebagai berikut : a. Kamera

Dilihat dari penggunaannya, kamera video dibagi menjadi tiga, yakni kamera studio, kamera portable (ENG camera) dan kamera EFP (Electronics Field Production)[viii].

1. Kamera Studio

Adalah kamera yang biasanya digunakan dalam studio (in door) untuk memproduksi sebuah program acara televisi. Biasanya satu set kamera studio terdiri atas:

a) Kamera : lensa (box lens), kamera head, view finder, kamera mounting,

b) Kabel kamera,

c) Camera Control Unit / Base Station,

d) Remote Control Panel / Operation Control Panel,

e) System Monitoring : wavefrom monitor dan video monitor, f) Power Supply.

(37)

Pada awalnya, penemuan kamera jenis ini untuk hunting berita. Hal ini diabadikan dalam nama ENG yang melekat untuk jenis kamera ini. Dalam praktiknya, biasanya kamera ENG ini terbagi menjadi dua, yakni:

a) Kamer Built in VTR (camrecorder)

b) Kamera Separate VTR

Biasanya 1 (satu) set kamera ENG terdiri atas : 1. Lensa (portable lens)

2. Kamera head

3. View finder (VF)

4. Video Cassette Recorder (VCR) 5. Microphone (mic)

6. Batterry and housing

7. Ultra Light Lamp / Eye Lamp

8. Camera mounting : tripod dan spreader

9. Carryng Case : kamera (camcorder) dan tripod

3. Kamera EFP (Electronics Field Production)

Kamera jenis ini biasanya dipakai untuk produksi dalam ruangan (in door), hampir sama dengan jenis pertama. 1 set kamera EFP biasanya terdiri atas :

a) Kamera: lensa (portable / box lens), kamera head, view finder

(VF), camera mounting, rolling tripod, hand crane.

b) Kabel kamera

c) Camera Control Unit / Base Station

d) Remote Control Panel / Operation Control Panel,

e) System Monitoring : wavefrom monitor dan video monitor, f) Power Supply

b. Lampu Studio

Lampu studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh gambar yang berkualitas/jelas.Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon diatas arena shoting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga mengarah pada obyek.

Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya.Sedangkan lampu portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt. Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman.

Gambar

Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi

Referensi

Dokumen terkait