IMPLEMENTASI STRATEGI REBALANCE TO ASIA-PACIFIC
AMERIKA SERIKAT TERHADAP KOREA SELATAN TAHUN
2011-2016
Waritsa Yolanda
NIM. 1501115622
ABSTRACT
Since the end of 2011, US changing policy on Asia-Pacific can be more obviously seen. President Obama, for example, has stated that US will permanently exist in the region after for long time focused its policy on Middle East and Europe. This paper is part of a research report on the change of the direction of United States (The U.S.) foreign policy which is focusing on Asia-Pacific region known as pivot strategy or rebalance to Asia-Pacific. This paper describes how Obama implemented its rebalance strategy to South Korea in various aspects like military, economic, and social in order to get its national interest. This paper uses concepts such as decision making, detterence, foreign policy, and hegemonic stability theory to answer the questions.
Keywords : US Foreign policy, Hegemonic stability, Rebalance, Asia Pacific, South Korea, deterrence, decision making
Pendahuluan
sangat berpengaruh terhadap keamanan wilayahnya, karena Asia Pasifik berbatasan langsung dengan Pantai Timur Amerika Serikat.
Menurut Amerika Serikat, Asia Pasifik adalah kawasan yang terbentang dari Pasifik Barat dan Asia timur termasuk kawasan Samudra Hindia dan Asia Selatan. Sehingga, Amerika Serikat mengartikan kawasan Asia Pasifik terbentang mulai dari India berlajut ke kawasan Asia Tenggara dan Mikronesia, kemudian ke Utara yaitu kawasan Asia Timur. Berikut gambaran jelas kawasan Asia Pasifik berdasarkan United States Pacific Command (USPACOM).
Gambar 1. Peta Asia Pasifik menurut USPACOM
Sumber : U.S. Pacific Command: A Command of Partnership, Readiness and
Presence1
Masa pemerintahan Presiden Obama dimulai pada masa ketika terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang tidak hanya menyebabkan kesulitan
1 U.S. Pacific Command: A Command of Partnership, Readiness and Presence
di dalam negeri, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang bagaimana perekonomian Amerika Serikat sanggup bertahan dan tatanan liberal internasional yang telah diperjuangkan Amerika Serikat sejak Perang Dunia II, terlebih lagi ketika disandingkan dengan kemajuan dan keberhasilan perekonomian Tiongkok saat ini. Krisis di dalam negeri dan fokus yang di curahkan pemerintah terhadap perang di Irak dan Afganistan mendorong timbulnya tuntutan dari dalam negeri Amerika Serikat untuk fokus yang lebih besar dalam membangun dan memperbaiki masa depan dibanding terlarut dalam konflik yang tidak sedikit memakan biaya dan tenaga. Terlebih lagi, banyaknya anggapan yang timbul di kawasan Asia Pasifik yang menyatakan bahwa Amerika Serikat kehilangan pesonanya di dunia dan dipandang semakin melemah karena kurang fokus dalam melaksanakan strategi-strategi yang telah direncakankan.
Oleh karena itu, pada penghujung tahun 2011 Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton memperkenalkan kebijakan Pivot Asia Pasifik atau 'rebalance to Asia Pacific, yang mana bertumpu pada perubahan fokus kebijakan luar negeri Amerika Serikat dari kawasan trans-atlantik dan timur tengah ke kawasan Asia-Pasifik.2 Pemerintahan Amerika Serikat masa Presiden
Barrack Obama menandatangani keputusan Fiscal Year 2012 mengenai rencana postur pertahanan dan penempatan pasukan dibawah USPACOM. Sebelumnya, kebijakan Amerika Serikat terfokus pada war on terror pasca tragedi 9/11. Upaya memerangi terorisme terkonsentrasi di kawasan Timur Tengah, terutama Irak dan Afganistan, karena dianggap menjadi markas jaringan teroris dunia Al-Qaida. Setelah persetujuan penetapan fiscal year, awal tahun 2012 pemerintahan Barrack Obama mengeluarkan kebijakan terkait pertahanan Amerika Serikat. Kebijakan tersebut seperti yang terdapat dalam dokumen Sustaining U.S. Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense.3 Kebijakan strategi rebalance to Asia Pacific
ini diambil untuk mempertahankan kepemimpinan, mengamankan kepentingan, dan mengembangkan nilai-nilai Amerika di kawasan Samudera Pasifik. Salah satu
2 Hillary Clinton, “America’s Pacific Century,” Foreign Policy, October 11, 2011,
http://www.foreignpolicy.com/articles/2011/10/11/americas_pacific_century. Diakes pada tanggal 17 April 2017 pukul 08.55 WIB
3 Sustaining U.S Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense, melalui
cara untuk mencapai strategi rebalance adalah penguatan kerjasama aliansi bilateral dan peningkatan kehadiran militer, ekonomi, dan sosial demokrasi di kawasan. Penguatan kerjasama didasarkan pada kebutuhan bersama antara negara aliansi untuk mencapai keamanan bersama.
Untuk memperjelas hal tersebut, penulis menggunakan konsep yang digunakan untuk menjelaskan pokok permasalahan di atas yaitu proses pembuatan keputusan politik luar negeri Graham T. Allison. Politik luar negeri adalah strategi atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan (decision maker) suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminology kepentingan nasional.4
Adapun beberapa konsep yang di gunakan penulis dalam penelitian ini seperti, konsep kebijakan luar negeri, adalah segala tindakan suatu pemerintah terhadap negara lain dalam politik internasional, dengan didasarkan pada serangkaian asumsi dan tujuan tertentu, serta dimaksudkan untuk menjamin keamanan nasional. Konsep Decision Making Process, Secara teoritis, ada tiga elemen utama yang menentukan politik luar negeri suatu negara: sistem internasional, sistem politik domestik, dan aktor pengambil keputusan politik luar negeri. Konsep Offense-Defensive Theory, Dalam hubungan internasional antar negara-negara di dunia, terdapat sistem anarki yang memunculkan situasi dimana satu negara meningkatkan postur militernya, hal itu membuat keamanan negara lain akan menurun. Konsep Deterrence, Realis melihat bahwa sistem internasional adalah anarki, untuk survive di dunia yang sangat berbahaya dengan tidak adanya pemerintah yang baik, sehingga harus ada pemimpin yang mampu membuat keamanan untuk negaranya.
Selain konsep decision making, penulis juga menggunakan Hegemonic Stability Theory. Teori ini mengindikasikan bahwa sistem internasional akan lebih stabil tatkala suatu negara-bangsa menjadi kekuatan dunia yang dominan atau
sebagai hegemon. Hegemon yang dimaksud dalam hubungan internasional adalah ‘pemimpin” atau “negara yang memimpin” suatu kelompok negara. Berbicara tentang hegemoni, maka kita akan berpikir tentang sistem antar negara. Hegemoni tidak terjadi dengan sendirinya, namun merupakan fenomena politik yang unik yang ada dalam sistem antar negara sekaligus produk dari kondisi sejarah dan politik.
Dalam konteks ini, jatuhnya hegemon yang telah ada atau kondisi dimana tidak ada satupun hegemon akan menyebabkan hilangnya stabilitas sistem internasional. Jika hegemon menerapkan kepemimpinan, baik melalui diplomasi, koersi, atau persuasi, berarti ia mengaktualisasikan kekuatan dalam jumlah besar (preponderance of power). Hegemoni mengacu pada kemampuan suatu negara mendominasi penerapan aturan dan perjanjian dalam politik internasional dan hubungan ekonomi. Hegemonic stability theory dapat membantu menganalisis kebangkitan “great power” hingga peran pemimpin dunia atau hegemon yang telah berlangsung sejak abad ke-15. Konsep ini juga dapat digunakan untuk memahami dan mengkalkulasi politik internasional ke depan melalui analisis hubungan simbolik antara hegemon yang power-nya tengah menurun dan munculnya hegemon baru.5
Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (Library Research) yaitu dengan menerapkan pola pengolahan data yang di peroleh dari berbagai literatur, media massa, data-data dari website, serta dari berbagai sumber yang memiliki keterkaitan dan mendukung permasalahan yang ada. Teknis analisi data yang digunakan yaitu teknik deksriptif-analitik.
Pembahasan
Latar Belakang Munculnya Strategi Rebalance Towards Asia Pacific
Pada November 2011, dalam pidato di depan Parlemen Australia, Obama menyampaikan adanya perubahan arah kebijakan luar negeri pemerintahannya yang akan mengalihkan perhatian untuk potensi yang lebih besar di kawasan Asia-Pasifik. Obama menegaskan, ―The United States is turning our attention to the
5 Mat Yazid, Noor. 2015. The Theory Of Hegemonic Stability, Hegemonic Power And
vast potential of the Asia-Pacific region .‖6 Perubahan arah kebijakan yang akan berfokus pada kawasan Asia-Pasifik, yang kemudian dikenal dengan Strategi
Rebalance to Asia-Pasific ini didasarkan pada pengakuan bahwa bagian terbesar dari sejarah politik dan ekonomi abad ke-21 akan ditulis di kawasan Asia-Pasifik. Pemerintah Amerika Serikat menyadari bahwa Asia-Pasifik menjadi pendorong utama politik global saat ini. Asia-Pasifik meliputi banyak mesin utama penggerak ekonomi global, serta penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, merupakan rumah bagi beberapa sekutu kunci Amerika Serikat dan emerging powers penting, seperti Tiongkok, India, dan Indonesia. Dalam pidatonya, Obama menilai pentingnya Asia-Pasifik sehingga menjadi prioritas tertinggi dalam kebijakannya.
Here, we see the future. As the world’s fastest-growing region -- and home to more than half the global economy -- the Asia Pacific is critical to achieving my highest priority, and that's creating jobs and opportunity for the American people. With most of the world’s nuclear power and some half of humanity, Asia will largely define whether the century ahead will be marked by conflict or cooperation, needless suffering or human progress. … As President, I have, therefore, made a deliberate and strategic decision -- as a Pacific nation, the United States will play a larger and long-term role in shaping this region and its future, by upholding core principles and in close partnership with our allies and friends.
Oleh sebab itu, Obama sengaja membuat keputusan strategis di mana Amerika Serikat berkomitmen akan memainkan peran yang lebih besar di kawasan Asia-Pasifik. Pidato Obama tersebut menggarisbawahi tiga komponen penting dalam strategi, yaitu ―efforts to advance security, prosperity, and human dignity.7
Di dalam artikel Kebijakan Luar Negeri ya yang berjudul “America s‟
Pasific Century”,8 Hillary menjelaskan mengenai strategi rebalance to Asia-Pasific yang menuntut adanya komitmen berkelanjutan yang disebut Hilarry
6Remarks By President Obama to the Australian Parliament
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2011/11/17/remarks-president-obama-australian-parliament, pada 17 April 2017 01.11 WIB
7 Ibid
sebagai diplomasi ―forward-deployed. Maksudnya adalah terus mengirimkan berbagai aset diplomatik Amerika Serikat, termasuk pejabat tertinggi, ahli pengembangan, tim interagensi, serta aset tetap kepada setiap negara dan sudut kawasan Asia-Pasifik. Strategi ini harus menjaga akuntansi untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan dramatis di seluruh Asia.
Sehingga, berdasarkan pemikiran tersebut, terdapat 6 aksi kunci yang akan diproses dalam strategi :
(1) Memperkuat aliansi keamanan bilateral;
(2) Memperdalam hubungan kerjasama dengan emerging powers, termasuk Tiongkok;
(3) Terikat dengan lembaga multilateral regional; (4) Memperluas perdagangan dan investasi; (5) Membangun kehadiran militer berbasis luas; (6) Memajukan demokrasi dan hak asasi manusia.9
Pada tahun 2012, Obama terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat. Perubahan kabinet pada periode kedua pemerintahan Obama menghasilkan reartikulasi strategi Amerika Serikat terhadap Asia-Pasifik. Presiden Obama pada periode kedua mulai menyempurnakan ekspresi strategis dan menyesuaikan taktik implementasi strategi. Pada April 2013, Gedung Putih kemudian merilis lembar fakta yang menyajikan kembali “President’s rebalance objectives” sebagai :
(1) shaping regional institution and architecture;
(2) advancing economic integration across the region;
(3) strengthening and modernizing U.S. alliences;
(4) forging deeper partnership with emerging powers;
(5) pursuing a stable constructive relationship with Tiongkok;
(6) promoting universal and democratic values.10
Melalui lembar fakta yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Desember 2013, dimuat tujuh tujuan Amerika Serikat dalam strategi rebalance, yaitu :
(1) Memodernisasi dan memperkuat aliansi Amerika Serikat;
9 Remarks By President Obama to the Australian Parliament, loc cit.
(2) Mengembangkan dan memperkuat ikatan dengan emerging partners; (3) Mendukung lembaga-lembaga regional yang efektif;
(4) Meningkatkan lembaga-lembaga regional;
(5) Memastikan kehadiran militer di kawasan itu secara efektif mendukung berbagai keterlibatan Amerika Serikat;
(6) Mempromosikan pembangunan demokrasi, pemerintah yang baik, dan HAM;
(7) Meningkatkan ikatan people-to-people.11
Daftar yang lebih panjang mengenai tujuan strategi Amerika Serikat ini merupakan upaya Departemen Luar Negeri untuk menghubungkan enam kunci utama yang disampaikan Hillary dengan beberapa pernyataan resmi pemerintah yang datang setelahnya. Sebagaimana tercermin dalam lembar fakta tersebut, Amerika Serikat memiliki berbagai kepentingan di wilayah Asia-Pasifik. Semua pernyataan pemerintah Amerika Serikat mengenai strategi rebalance tersebut berasal dari rumusan awal dalam tujuan luas yang disampaikan presiden Obama, yaitu keamanan, kemakmuran, dan martabat manusia. Keamanan dan kesejahteraan telah secara konsisten disebut sebagi dua pilar utama rebalance,
tetapi pilar ketiga bergeser dari “martabat manusia menjadi ‟ “nilai-nilai demokrasi . Pergeseran ini menunjukkan perluasan ketiga pilar untuk tidak hanya‟
mencangkup hak asasi manusia, tetapi demokrasi dan pemerintahan yang baik juga.
Asia Pasifik dianggap penting karena lebih dari 50% populasi dunia berada di kawasan ini. USPACOM menyatakan bahwa beberapa diantaranya merupakan negara dengan kekuatan militer besar dunia, lima negara memiliki perjanjian keamanan dan merupakan aliansi Amerika Serikat. Kelima negara tersebut adalah Jepang, Korea Selatan, Australia, Thailand, dan Filipina.12
Pentingnya kawasan ini juga dikarenakan adanya dua dari tiga negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yaitu Tiongkok di urutan kedua dan Jepang di urutan
11 Fact Sheet : The East Asia-Pacific Rebalance: Expanding US Engagement.” https://asean.usmission.gov/the-east-asia-pacific-rebalance-expanding-u-s-engagement/, diakses pada 17 April 2017 pukul 01.20 WIB
ketiga.13 Selain itu, Asia Pasifik termasuk kawasan dengan negara yang mayoritas
berpenduduk muslim, serta demokrasi terbesar.
Strategi rebalance ini juga mengacu kepada upaya Amerika Serikat untuk mengoreksi dugaan pengabaian kawasan Asia-Pasifik oleh pemerintahan George W. Bush. Sebelum Presiden Obama menjabat, banyak pemimpin Asia Tenggara di wilayah ini merasa mereka telah diabaikan oleh Amerika Serikat. Adanya kebijakan War on Terror dan komitmen militer Amerika Serikat di Irak dan Afghanistan telah membuat strategi rebalance dimaksudkan untuk menyeimbangkan kembali perhatian ke kawasan ini. Istilah ini juga dipilih untuk mencegah adanya anggapan bahwa Amerika Serikat meninggalkan perhatiannya di kawasan lain dan beralih ke Asia-Pasifik.
Strategi rebalance juga mencerminkan kebutuhan untuk mengartikulasikan prioritas global Amerika Serikat setelah penarikan pasukan dari Irak dan Afghanistan, yang membebaskan sumber daya diplomatik dan militer Amerika Serikat ke Timur Tengah selama sepuluh tahun terakhir. Pengurangan dalam pengeluaran dan anggaran militer federal Amerika Serikat juga menyerukan pernyataan yang jelas tentang prioritas strategis Amerika Serikat untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas. Untuk militer Amerika Serikat, hal ini datang dalam bentuk panduan pertahanan strategis Januari 2012 yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama, yang menyatakan akan menyeimbangkan kebutuhan menuju wilayah Asia-Pasifik.14
Implementasi Strategi Rebalance di Asia Pasifik secara Umum
Sejak diumumkannya strategi Rebalance oleh Presiden Obama pada tahun 2011, Amerika Serikat telah melakukan beberapa implimentasi dalam mewujudkan misinya. Implementasi itu antara lain15 :
13 Andrew Bergmann. 2014. World’s Largest Economies. Dalam http://money.cnn.com/news/economy/world_economies_gdp/. Diakses tanggal 9 April 2017, pukul 23.38 WIB
14 Sustaining U.S Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense, loc.cit
15FACT SHEET: Advancing the Rebalance to Asia and the Pacific, melalui
1. Memperkuat perjanjian aliansi militer dengan Australia, Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Thailand;
2. Memajukan hubungan perdagangan dan investasi melaui standar
Trans-Pacific Partnership (TPP) dengan sebelas Negara lainnya, yang bertujuan untuk memperkuat integrasi ekonomi dan membangun standar lingkungan dan buruh yang belum pernah dilakukan sebelumnya;
3. Memperkuat kemitraan dengan Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam dan India, serta hubungan dengan tidak resmi dengan masyarakat Taiwan;
4. Mengembangkan hubungan yang lebih bertahan lama dan produktif dengan Tiongkok, ditandai dengan area perkembangan dari perjanjian-perjanjian yang menguntungkan dalam tantangan global dan membangun cara-cara menghindari perselisihan.
5. Memperkuat arsitektur lembaga kawasan yang bertujuan untuk memperkuat kembali sistem, contohnya melalui Konferensi Tingkat Tinggi Asean atau East Asia Summit (EAS) dan mengirimkan Ambassador
Amerika Serikat pertama di ASEAN;
6. Mendukung transisi menuju demokrasi Myanmar dan menjalin hubungan yang lebih dekat;
7. Memajukan hubungan people-to-people program seperti Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI).
Implementasi Strategi Rebalance terhadap Korea Selatan
a. Aspek Keamanan
Amerika Serikat dan Korea Selatan telah melakukan hubungan militer selama lebih dari 65 tahun.16 Setelah Perang Dunia Kedua, Korea Selatan merdeka
pada tahu 1948, dan mulai melakukan perjanjian aliansi militer pertama kali
16 Doug Bandow. 2010. The U.S.-South Korea Alliance Outdated, Unnecessary, and Dangerous.
dengan Amerika Serikat pada tahun 1953, yaitu Mutual Defence Treaty.17 Dengan
perjanjian ini, sekitar 29.000 angkatan Militer Amerika Serikat ditempatkan di Korea Selatan. Kerjasama pertahanan keamanan ini kemudian semakin berkembang sejak diumumkannya Joint Vision for the Alliance oleh Presiden Barrack Obama dan Presiden Lee Myun Bak pada tanggal 16 Juni 2009 di Washington, D.C, Amerika Serikat. Aliansi ini menjanjikan untuk meningkatkan kerjasama globalisasi pertahanan di masa depan antar Amerika Serikat dan Korea Selatan. Di tahun yang sama tepatnya pada tanggal 26 Mei 2009 Amerika Serikat juga menjalin kerjasama Proliferation Security Initiative (PSI) dengan Korea Selatan. PSI merupakan upaya secara global untuk menghentikan penyelundupan senjata pemusnah masal atau Weapon of Mass Destruction (WMD), sistem pengirimannya dan material-material yang berhubungan dengan senjata pemusnah masal dari dan ke pelaku negara dan non-negara di seluruh dunia.
Pada 25 Juli 2010, Amerika Serikat dan Korea Selatan resmi memulai latihan militer gabungan di daerah perairan Laut Jepang. Pengambilan keputusan ini berdasarkan Strategi Militer Nasional Amerika Serikat pada tahun 2011 (The National Military Strategy of the United States of America) yang intinya Amerika Serikat berkomitmen untuk tetap mempertahankan keberadaan pasukan gabungan di Semenanjung Korea setidaknya hingga tahun 2015 serta memberikan bantuan dalam bentuk militer kepada Korea Selatan yang bisa dilihat melalui table 1.
(Major U.S. Military Units in South Korea)18
17 Mutual Defense Treaty Between the United States and the Republic of Korea; October 1, 1953
http://avalon.law.yale.edu/20th_century/kor001.asp, diakses tanggal 14 April 2017 pukul 23.11 WIB
Salah satu pelatihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang telah berlangsung dari tahun 1997, namun kembali diperkuat di masa pemerintahan Obama sebagai salah satu strategi rebalance nya adalah Foal Eagle. Foal Eagle merupakan pelatihan milter bersifat bilateral yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam menghadapi krisis, terutama krisis menghadapi Korea Utara.19
Pelatihan militer yang dilakukan secara rutin ini baru-baru saja dilakukan pada tanggal 1 Maret 2017. Sekitar 3600 pasukan militer Amerika Serikat dikerahkan untuk bergabung dengan 28.000 pasukan militer Amerika Serikat yang sudah ditempatkan di Korea Selatan sebelumnya.20
Hasil dari latihan militer gabungan ini adalah semakin eratnya hubungan aliansi Amerika Serikat dan Korea Selatan serta memancing kemarahan dari pihak Korea Utara, sebab Korea Utara memandang latihan bersama AS dan Korea Selatan ini sebagai ancaman keamanan nasionalnya dan Korea Utara bereaksi dengan ancaman bahwa Pyongyang akan merespon kembali dengan serangan senjata nuklir. Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara menyebut semua latihan militer AS dan Korea Selatan ini sebagai maneuver perang dan provokasi untuk melumpuhkan Pyongyang dengan kekuatan senjata. Namun meskipun ditentang
19 US, South Korea launch annual Foal Eagle exercise melalui
http://www.militarynews.com/norfolk-navy-flagship/news/quarterdeck/us-south-korea-launch-annual-foal-eagle-exercise/article_a09c2170-c4b3-5ca7-9510-96b53e610c0f.html pada tanggal 14 April 2014 pukul 22.13 WIB
keras oleh Korea Utara, latihan militer tetap berjalan dan latihan perang bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Selain adanya latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, untuk menghadapi potensi ancaman serangan rudal balistik Korea Utara dan juga untuk memperkuat jaringan (Ballistic Missile Defense – BMD) Amerika Serikat di kawasan Asia Timur, salah satu strategi Presiden Obama dalam menerapkan strategi rebalance toward Asia Pacific nya dengan berupaya untuk melibatkan Korea Selatan ke dalam kerjasama pertahanan rudal balistik BMD yang telah dibentuk oleh Amerika Serikat dan Jepang sejak tahun 2006. Diskusi mengenai pembentukan kerjasama BMD ini telah dimulai pada awal tahun 2016.21
Salah satu hasil dari diskusi ini adalah Amerika Selatan mengumumkan bahwa mereka mulai memasang sistem pertahanan rudal di Korea Selatan yang disebut dengan Terminal High-Altitude Area Defense system (THAAD), yang mana THAAD ini dirancang untuk mempertahankan diri dari ancaman Korea Utara. Sistem THAAD menembak rudal dengan daya jangkau rendah dan sedang yang sedang mengudara.22
Dengan berbagai perjanjian aliansi di bidang militer yang dilakukan pada masa pemerintahan Obama ini menunjukkan bahwa Obama berkomitmen untuk menerapkan strategi Rebalance toward Asia Pacific.
(Major U.S. Forces in South Korea)
21 South Korea, U.S. to discuss THAAD missile defense plan http://edition.cnn.com/2016/02/07/asia/us-south-korea-thaad-missile-defense/ pada tanggal 15 April 2017 pukul 00.40 WIB
23
b. Aspek Ekonomi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa ekonomi merupakan salah satu elemen paling penting dalam strategi rebalance. Oleh sebab itu, Amerika Serikat melakukan berbagai upaya untuk dapat memperdalam ikatan ekonomi dan memperluas investasi dan perdagangan dengan negara-negara mitra demi tercapainya kepentingan nasionalnya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, Amerika Serikat melalui melakukan berbagai perjanjian kerjasama dengan Korea Selatan, yang pada tahun 2014 menempatkan diri sebagai Negara terbesar ketujuh dalam laju ekspor dan impor layanan komersial (table 2), karena hal tersebut merupakan elemen kunci dari strategi rebalance.24
Tabel 2. Laju Ekspor Dan Impor Layanan Komersial Dunia
(Sumber : WTO)25
Korea Selatan adalah salah satu mitra strategi dan ekonomi terpenting bagi Amerika Serikat di Asia, dan sejak tahun 2009 hubungan antara dua Negara ini semakin kuat. Ini ditunjukkan dengan perjanjian ekonomi yang disebut dengan
Korea-U.S. Free Trade Agreement (KORUS FTA).26 Perjanjian perdagangan
bebas antara Amerika Serikat dan Korea Selatan ini ditandatangani pada tanggal 15 Maret 2012. Tarif pada hampir 80 persen produk konsumen, industri dan manufaktur yang diperdagangkan secara dua arah dihapuskan pada tanggal itu, dan seperti yang diusulkan pada tanggal 1 Januari 2016, 15 persen barang-barang perdagangan dua arah akan menjadi bebas pajak. Beberapa tarif masih akan tetap berlaku sampai tahun 2021, beberapa di antaranya akan dihapus setiap tahun atau dalam rentang waktu lima sampai sepuluh tahun. Namun, masih ada sedikit tarif produk tertentu yang bertujuan untuk tetap melindungi industri dalam negeri terutama industri warisan dan kerajinan tangan dari Negara Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Kementrian Perdagangan Seoul Korea Selatan mengatakan bahwa selama dua tahun terakhir sejak ditandataganinya pelaksanaan KORUS FTA, ekspor Korea Selatan meningkat 1,6% pada tahun untuk tahun pertama setelah pakta tersebut mulai berlaku dan naik 5,4% untuk tahun kedua. Pengiriman Korea Selatan ke dunia turun 2,0% dan naik 2,6% pada periode yang sama, menurut data
25 Modest trade growth anticipated for 2014 and 2015 following two year
kementerian perdagangan Seoul.27 Di bawah KORUS, 95 persen barang-barang
adalah bebas pajak. Pada tahun 2015, perdagangan dua arah bernilai sekitar 113.8 Miliar, dan 33.4 Miliar dalam jasa. Perjanjian telah menaikkan ekspor sebanyak lebih dari miliar dollar, baik untuk Amerika Serikat dan Korea Selatan menciptakan lapangan kerja baru yang terkait dengan ekspor di Korea Selatan dan Amerika Serikat.28
Korea selatan adalah mitra perdagangan Amerika Serikat ketujuh terbesar dan Amerika Serikat adalah mitra perdagangan Korea Selatan yang terbesar kedua. Kemudian Korea Selatan telah mengungkapkan keinginannya untuk kemuungkinan bergabung dengan perjanjian perdagangan bebas U.S.-led Trans-Pacific Partnership (TPP), yang sudah ditandangani 12 anggota, namun belum diratifikasi 12 negara.
Korea Selatan dan Amerika Serikat adalah mitra ekonomi utama. Pada 2016, barang dan jasa perdagangan dua arah antara kedua Negara mencapai $ 145 Miliar (Tabel 1), menjanjikan Korea Selatan sebaagai mitra dagang no.7 terbesar bagi Amerika Serikat. Bagi beberapa Negara Barat dan sector Amerika Serikat, pasar Korea Selatan bahkan menjadi lebih penting. Kore Lebih tergantung dalam hal ekonomi dengan Amerika Serikat ketimbang ketergantungan Amerika Serikat terhadap Korea Selatan. Dalam hal perdagangan barang, pada tahun 2016, Amerika Serikat adalah mitra Korea Selatan terbesar kedua dalam hal perdagangan, pasar ekspor terbesar kedua, dan sumber terbesar ketiga dari impor. Tahun 2013 merupakan tahun dimana terdapat pemasok terbesar Korea Selatan dan tujuan untuk Foreign Direct Investment (FDI).
Table 3. Annual U.S.-South Korea Trade, Selected Years
(billions of U.S. dollars)
Year U.S. Exports U.S. Imports Trade Balance
27 Trade Policy. 2014. Has the KOR-USA Free Trade Agreement lived upto its expectations <
https://tradepolicy.wordpress.com/2014/04/03/has-the-kor-usa-free-trade-agreement-lived-upto-its-expectations > pada tanggal 15 April 2017 pukul 01.13 WIB
Goods Services Total Goods Services Total Goods Services Total equipment; civilian aircraft; medical equipment; chemicals; motor vehicles and parts; plastics; corn and
Goods: Motor vehicles and parts; cell phones; computers, tablets, and their components; iron and steel and products; jet fuel and motor oil; plastics; and tires.
Services: Transport services; business and personal travel.
Source: U.S. Census Bureau and Bureau of Economic Analysis (BEA), FT-900, March 7, and International Transactions Tables, accessed 16 April,
2017.29
c. Aspek Sosial dan Demokrasi
Aspek ketiga dalam strategi rebalance adalah martabat manusia (human dignity), sebagai mana yang disampaikan Obama dalam pidatonya di Australia. Dalam formulasi strategi, yang termasuk bagian dari aspek martabat manusia adalah meningkatkan hubungan antar masyarakat, kepedulian sosial, serta memajukan demokrasi dan pemerintahan yang baik (good governance). Pemerintah Amerika Serikat menyadari akan pentingnya people-to-people ini sehingga menjadikannya sebagai salah satu elemen dalam strategi rebalance-nya. Karena, semakin suatu masyarakat antar negara mengerti satu sama lain, maka mereka akan mampu berkolaborasi pada isu-isu yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama. Amerika Serikat telah melakukan berbagai program untuk meningkatkan bidang pendidikan, budaya, dan pertukaran p-to-p.
Pada tanggal 14 Februari 2012, Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selaran, Kim Sung Y. menjadi pembicara dalam Korea Center's February Luncheon. Beliau mengatakan bahwa terdapat lebih dari dua juta masyarakat Korea dan blasteran Korea-Amerika yang tinggal dan bekerja di Amerika Serikat.
Mereka dapat dijumpai dari berbagai sudut ekonomi, seperti pengusaha, dokter, pengacara, pekerja bank, ilmuwan, arsitek, guru, dan sebagainya.30
Korea Selatan terus mengirimkan jumlah siswa terbanyak di dunia dari Negara manapun ke Amerika Serikat, hampir sekitar 100.000 siswa. Seperti yang telah dilakukan selama bertahun-tahun lamanya, Amerika Serikat membantu
melatih generasi selanjutnya dari pemimpin-pemimpin Korea, dan masyarakat Amerika belajar mengenai Korea melalui pemuda-pemuda tersebut.31
Telah banyak program-program pertukaran yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan, seperti International Visitor Leadership Program — yang pada tahun 2012 memasuki tahun ke-72. Pemerintah Korea Selatan, dalam hal ini pihak kedutaan, memilih pemimpin-pemimpin muda berbakat dalam berbagai bidang untuk pertukaran tingkat professional yang bersifat intensif di Amerika Serikat.32
Terdapat lebih dari 1200 pemimpin Korea masa depan yang bergabung dengan program ini, termasuk dua orang yang akhirnya menjadi presiden -- Kim Dae-jung dan Kim Young-sam —, serta tujuh mantan perdana menteri, banyak anggota kabinet dan Majelis Nasional, pendidik, wartawan, tokoh masyarakat dan seniman. Nominasi berlanjut hingga tahun 2012 karena Kedutaan Besar tidak hanya melihat para pemimpin politik yang sedang meningkat, tetapi juga pada LSM dan organisasi lain yang berada di garis depan, misalnya, melawan perubahan iklim dan mempromosikan pertumbuhan hijau, membantu korban korban perdagangan manusia, dan bekerja dengan penyandang disabilitas.33
Hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan ini pun berjalan dua arah, seperti lebih dari 100 Fulbright English Teaching Assistants (ETAs) dari Amerika Serikat dalam satu tahun mengajar sekolah sekolah negeri di luar Seoul. Program Fulbright ETA adalah program ETA tertua dan terbesar di dunia. Bermitra dengan guru-guru Korea, ETA memberikan pengetahuan bahasa Inggris dari native dan keterampilan-keterampilan yang sebelumnya sulit untuk diterapkan kepada siswa-siswa di luar Seoul. Salah satu aspek menarik dari program ini adalah semua peserta ETA tinggal di keluarga Korea dan mencicipi kehidupan dan budaya Korea Selatan secara langsung. Tidak hanya di provisinsi besar seperti Daegu dan Busan, namun juga di kota-kota kecil seperti Iksan, Naju dan Gumi. 34
Selain program Fulbright ETA, di dalam bidang pendidikan, Amerika Serikat dan Korea Selatan melanjutkan kerjasamanya dalam bergabgai kegiatan J-1
Exchange Visitor Programs, termasuk program Working Holiday dan Korea WEST (Work, English Study, Travel) , yang telah mengirimkan lebih dari 2300 murid ke Amerika Serikat sejak tahun 2009. Program WEST menyediakan kesempatan bagus bagi mahasiswa Korea Selatan untuk mengunjungi Amerika Serikat selama 18 bulan untuk belajar bahasa Inggris, berpartisipasi dalam magang dan bepergian secara mandiri. 35
Dalam bidang kesehatan, Amerika Serikat dan Korea Selatan bekerja sama dalam memajukan Agenda menjamin keamana dunia dari ancaman-ancaman biologis yang didukung International Health Regulations (IHR). Kedua Negara ini telah setuju untuk melakukan kerjasama setidaknya dalam 30 kegiatan dan 13 negara selama lima tahun dalam mencapai semua target Global Health Security Agenda (GHSA). Kedua Negara ini telah memberikan konstribusi di bidang keuangan dan staff dalam mengakhiri virus Ebola di Afrika Barat dan tetap berkomitmen dalam menuntaskan kasus Ebola hingga nol, pemulihan sistem kesehatan, dan pencapaian target GHSA dan impementasi penuh dari IHR di Afrika Barat.
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Publik Amerika Serikat atau U.S. Department of Health and Human Services (HHS) dan Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan atau Ministry of Health and Welfare (MOHW) juga terus bekerjasama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Korea dan Amerika. Ketika virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) menjangkit, Amerika Serikat berkoordinasi dengan World Health Organization
(WHO) untuk menyediakan kebijakan dan tenaga ahli untuk memperkuat kapasitas respon Korea Selatan. Amerika Serikat terus mendukung usaha Korea Selatan untuk meningkatkan sistem kesehatan masyarakatnya dalam merespon lebih efektif terhadap kemungkinan virus tersebut bangkit kembali.
Dengan adanya MOU antara HHS dan MOHW yang diteruskan hingga pada tanggal 22 Juni 2015, U.S. National Institutes of Health and Korea National Institute of Health menandatangani Letter of Intent pada tangga; 16 Oktober 2015 untuk meningkatkan kerjasama penelitian dibidang biomedis, pertukaran personil, dan kerjasama pelatihan di bidang seperti precision medicine dan penyakit infeksi baru seperti MERS-CoV.36
Analisis Implementasi Strategi Rebalance di Korea Selatan
Berdasarkan pemaparan mengenai bentuk implementasi rebalance di Korea Selatan, dapat terlihat bahwa Amerika Serikat menyesuaikan pengimplementasian strategi rebalance dengan keadaan, urgensi, dan kepentingan yang terkait dengan dengan negara yang menjadi objek implementasinya. Dengan kata lain, penerapan strategi rebalance pada tiap-tiap negara bersifat fleksibel atau bisa berbeda-beda. Hal tersebut tergantung pada berbagai macam faktor strategis, baik itu politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, dan geografis.
Korea Selatan merupakan negara yang arti penting utamanya bagi Amerika Serikat dalam berbagai aspek, baik itu aspek keamanan, ekonomi maupun sosial budaya. Hubungan antara dua Negara ini telah terjalin setelah Jepang mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, dimana Korea Selatan berada di bawah pengaruh Amerika Serikat. Hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan hingga pada waktu ini masih terpelihara dengan baik karena memang ada kepentingan yang saling membutuhkan, disamping karena persamaan ideologinya. Pasukan Amerika Serikat masih tetap ditempatkan di Korea Selatan sehingga kondisi tersebut membuat Korea Selatan saat ini masih merasa aman dari ancaman agresi dari luar negaranya, terutama oleh Korea Utara. Secara Geopolitik, Kepentingan Amerika Serikat melakukan kerjasamanya dengan Korea Selatan mengenai krisis semenanjung Korea adalah karena alasan lokasi. Korea adalah bagian paling berharga dari real estate geopolitik di dunia, karena merupakan perhubungan dimana sebagian besar kekuatan besar bertemu dan bersaing. Cina dan Rusia berbagi perbatasan darat dengan Korea, Jepang dipisahkan oleh laut kecil, dan meskipun Pasifik adalah samudra yang besar, namun itu juga disebut dengan
‘danau Amerika’. Tak satu pun dari kekuasaan ini ingin Korea tunduk bersatu dengan Negara yang lain dan karena Amerika Serikat adalah Negara yang memiliki kebijakan yang paling pro-aktif. Amerika Serikat juga memiliki aspirasi untuk hegemoni global. Ini berarti menjaga Jepang tunduk, dan menahan pengaruh Tiongkok dan Rusia dengan tujuan jangka panjang dari memecah-belah mereka sehingga mereka pesaing tidak lagi. Sangat jelas dilihat bagaimana Korea cocok dengan tujuan-tujuan strategis Amerika ini. Sebagaimana lokasi fisik memberikan basis yang berdekatan dengan China dan Rusia dan sementara pasukan secara permanen ditempatkan di Korea Selatan berjumlah sedikit, salah satu fungsi dari latihan bersama dengan Korea Selatan adalah untuk berlatih masuknya bala bantuan besar-besaran secara cepat. Selain itu, Korea Selatan juga berfungsi untuk membendung kekuatan Korea Utara yang giat dalam hal militernya. Basis militer Korea Selatan tersebut juga digunakan sebagai area untuk proyeksi kekuatan Amerika Serikat di Asia Timur dan membendung penyebaran ideologi dan kekuatan komunis.
Munculnya kekuatan-kekuatan ekonomi baru seperti Tiongkok telah mengakibatkan terciptanya pusat-pusat kekuasaan baru di seluruh dunia. Hal ini dapat mengubah tatanan keseimbangan kekuasaan abad ke-21 dan menimbulkan tantangan yang signifikan terhadap kepemimpinan Amerika Serikat. Sebagai sebuah great power, Amerika Serikat mengambil tindakan untuk mengatasi berbagai tantangan maupun ancaman terhadap kepentingannya tersebut, yaitu melalui strategi rebalance.
Menurut teori stabilitas hegemoni, eksistensi kekuatan dominan merupakan syarat bagi terbentuknya sistem internasional yang terbuka dan stabil. Pemeliharaan tatanan ekonomi liberal internasional memerlukan dukungan jangka panjang dan kepemimpinan dari kekuatan hegemonic yang memiliki kemampuan ekonomi, politik, dan milier untuk mengontrol susunan dan norma-norma politik dan ekonomi internasional.37 Amerika Serikat memandang bahwa
kepemimpinannya sebagai hegemon tunggalyang menjaga stabilitas internasional
sesuai dengan nilai-nilainya perlu dipertahankan. Hal ini tercermin dalam artikel yang ditulis Hillary :
In next 10 years, we need to be smart and systematic about where we invest time and energy, so that we put ourselves in the best position to sustain our leadership, secure our interests, and advance our values. One of the most important tasks of American statecraft over the next decade will therefore be to lock in substantially increased investment – diplomatic, economic, strategic, and otherwise – in the Asia-Pacific region.38
Oleh sebab itu strategi rebalance dirancang untuk dapat mengakomodir kepentingan nasional tersebut. Melalui strategi rebalance, Amerika Serikat berusaha mempertahankan posisinya sebagai dominan dan memperdaam pengaruhnya terhadap negara aliansi dan mitra, seperti yang diimplementasikan terhadap Korea Selatan.
Implementasi strategi rebalance di Korea Selatan disesuaikan dengan nilai-nilai penting Korea Selatan bagi Amerika Serikat. Amerika Serikat memanfaatkan momentum adanya konflik antara Korea Selatan dan Korea Utara atau Tiongkok dijadikan jalan bagi kembali masuknya kekuatan militer Amerika Serikat di kawasan Asia Timur. Kelemahan Korea Selatan yang membutuhkan dukungan besar dari Amerika Serikat dalam menghadapi Korea Selatan dimanfaatkan Amerika Serikat untuk menghidupka kembali peran strategisnya di Kawasan Asia Pasifik seperti pada saat Perang Dingin dahulu. Dapat kita ihat, Amerika Serikat berhasil mengembalikan pasukan militernya untuk berotasi di wilayah Asia Timur melalui Korea Selatan dibawah perjanjian kerjasama Joint Vision for the Alliance
yang dibentuk oleh kedua negara.
Kehadiran militer Amerika Serikat disebutkan bertujuan untuk menjamin keamanan kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya. Diantaranya adalah untuk menjaga keamanan laut, mempromosikan kerjasama regional, melakukan kontrol politik dan ekonomi, mencegah lawan untuk memiliki kekuasaan yang lebih besar di kawasan, serta memungkinkan negara-negara berkembang untuk
mengalokasikan sumberdaya untuk pertumbuhan ekonomi dan memperluas pasar bagi ekspor Amerika Serikat.
Rebalance merupakan grand strategy yang mencangkup berbagai aspek, di Korea Selatan implementasi strategi tersebut juga meliputi aspek ekoomi. Ekonomi di Asia Timur didominasi oleh persingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Sebagai contoh, Pemerintah Obama berharap melalui KORUS FTA akan meningkatkan pengaruh Amerika Serikat di kawasan Asia-Pasifik dan memperkuat penyebaran nilai-nilai Amerika Serikat di bidang ekonomi, terutama ditengah tantangan semakin kuatnya perekonomian dari “rival Amerika Serikat‟
di kawasan. KORUS FTA diharapkan dapat mempersempit kesenjangan ekonomi dan meningkatkan arus perdagangan antara anggotanya, sehingga apabila diimplementasikan ketergantungan ekonomi anggota terhadap Tiongkok kemungkinan akan berkurang. Dengan demikian, Amerika Serikat dapat memperkuat posisinya sebagai hegemon di kawasan Asia-Pasifik.
Menurut Gramsci, kepemimpinan yang berkelanjutan dari setiap sistem politik, khususnya sistem global, tidak hanya menuntut kekuatan militer dan ekonomi untuk menegakkan dominasi, tetapi juga memerlukan kekuatan ideologi, politik, budaya dan kelembagaan agar dapat membujuk orang lain untuk menerima aturan dan norma-norma dari suatu sistem yang sebagian besar dirancang oleh hegemon dan sekutunya.39 Strategi Rebalance secara keseluruhan
terlihat untuk mengcover semua yang di perlukan Amerika Serikat untuk menjadi negara hegemon, karena tidak hanya mencakup aspek keamanan dan ekonomi, melainkan juga aspek sosial dan ideology, bahkan geopolitik.
Di bidang sosial dan demokrasi Amerika Serikat berusaha memperdalam penanaman nilai-nilai demokrasi, kebebasan, dan HAM di kalangan masyarakat dan pemerintah Korea Selatan melalui pertukaran people-to-people, asistensi dalam perbaikan birokrasi pemerintahan, dll. Strategi rebalance bahkan memperkuat ikatan dengan aliansi hingga ke tingkat paling dasar, yaitu dengan
masyarakat setempat melalui program-program kerjasama dalam pendidikan dan kesehatan.
Kesimpulan
Implementasi strategi rebalance di Korea Selatan menunjukkan bahwa Amerika Serikat berusaha untuk menegaskan eksistensi negaranya sebagai “pemimpin atau hegemon, di tengah semakin mendesaknya signifikansi perat‟
Tiongkok di Asia Pasifik yang menurut Amerika Serikat bisa mengancam kestailan sistem internasional dan dapat menjadi penghalang bagi kepentingan Amerika Serikat. Rebalance merupakan kebijakan strategis pemerintah Obama untuk mengelola penurunan relatif hegemoni Amerika Serikat sekaligus untuk mengatasi ancaman maupun tantangan di masa mendatang. Mealui strategi
rebalance, Amerika Serikat berupaya memperdalam pengaruhnya (influence). Hal ini dilakukan dalam rangka untuk menjaga stabilitas hegemoni, dimana Amerika Serikat berperan sebagai hegmon tunggal yang memiliki pengaruh besar dalam mengontrol nilai-nilai dan norma-norma internasional agar tercipta kestabilan. Implementasi strategi rebalance di Korea Selatan diarahkan untuk tujuan tersebut.
Aspek keamanan menjadi prioritas utama implementasi rebalance di Korea Selatan. Hal ini disebabkan secara geoplitik Korea Selatan memiliki peran strategis bagi kepentingan Amerika Serikat. Selain Jepang, Korea Selatan bisa dijadikan pusat basis militer Amerika Serikat di Asia Timur yang akan menghambat gerakan agresif Tiongkok dan Korea Utara di kawasan tersebut.
Daftar Pustaka
Buku
Green, Michael dkk. 2016. Asia Pacific Rebalance 2025: Capabilities, Presence, and Partnerships. CSIS: Washington DC.
J Barteu, David, dkk. 2014. Assessing the Asia-Pacific Rebalance. CSIS: Washington DC.
Jack C. Plano & Roy Olton, “Kamus Hubungan Internasional”, Jakarta, Putra A Bardin, 1999
Yahuda, Michael. 2011. The International Politics of the Asia-Pacific.(edisi ketiga, revisi). Routledge: United Kingdom.
Jurnal
Tony Tai-TinLiu, Hung Ming-te, Hgemonic Stability and Northast Asia:What Hegemon? What Stability?, Journal of Asia Pacific Studies. Vol.2 No.2 2011.
Walt, Stephen M. 1985. Alliance Formation and The Balance of World Power. International Security Journal. Vol. 9, No. 4. The MIT Press.
Website
About USPACOM. Headquaters, United States Pacific Command. Dalam <http://www.pacom.mil/AboutUSPACOM.aspx> Diakses tanggal 9 April 2017, pukul 23.32 WIB
Andrew Bergmann. 2014. World’s Largest Economies. Dalam http://money.cnn.com/news/economy/world_economies_gdp/. Diakses tanggal 9 April 2017, pukul 23.38 WIB
AS mulai pasang sistem pertahanan rudal Thaad di Korea
http://www.bbc.com/indonesia/dunia-39189535 pada tanggal 15 April 2017 pukul
00.12 WIB
Doug Bandow. 2010. The U.S.-South Korea Alliance Outdated, Unnecessary, and
Dangerous. Melalui <
https://object.cato.org/sites/cato.org/files/pubs/pdf/fpb90.pdf>, diakses pada
Fact Sheet : The East Asia-Pacific Rebalance: Expanding US Engagement.”
https://asean.usmission.gov/the-east-asia-pacific-rebalance-expanding-u-s-engagement/, diakses pada 17 April 2017 pukul 01.20 WIB
FACT SHEET: Advancing the Rebalance to Asia and the Pacific, melalui
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/11/16/fact-sheet-advancing-rebalance-asia-and-pacific. Diakses pada 10 April 2017,
pukul 00.30 WIB
Hillary Clinton, “America’s Pacific Century,” Foreign Policy, October 11, 2011,
http://www.foreignpolicy.com/articles/2011/10/11/americas_pacific_century
. Diakes pada tanggal 17 April 2017 pukul 08.55 WIB
Modest trade growth anticipated for 2014 and 2015 following two year
https://www.wto.org/english/news_e/pres14_e/pr721_e.htm, pada tanggal
17 April 08.23 WIB
Mutual Defense Treaty Between the United States and the Republic of Korea; October 1, 1953 http://avalon.law.yale.edu/20th_century/kor001.asp, diakses tanggal 14 April 2017 pukul 23.11 WIB
Remarks By President Obama to the Australian Parliament
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2011/11/17/remarks-president-obama-australian-parliament, pada 17 April 2017 01.11 WIB
South Korea, U.S. to discuss THAAD missile defense plan
http://edition.cnn.com/2016/02/07/asia/us-south-korea-thaad-missile-defense/ pada tanggal 15 April 2017 pukul 00.40 WIB
Sustaining U.S Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense, melalui
http://archive.defense.gov/news/Defense_Strategic_Guidance.pdf, pada 10
April 2017, pukul 01.27 WIB
The White House. 2015. Joint Fact Sheet: The United States-Republic of Korea Alliance: Shared Values, New Frontiers. Diakses melalui
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/10/16/joint-fact-sheet-united-states-republic-korea-alliance-shared-values-new pada
tanggal 16 April 2017 pukul 13.41 WIB
Trade Policy. 2014. Has the KOR-USA Free Trade Agreement lived upto its expectations <
https://tradepolicy.wordpress.com/2014/04/03/has-the-kor-usa-free-trade-agreement-lived-upto-its-expectations > pada tanggal 15
U.S. Pacific Command: A Command of Partnership, Readiness and Presence
http://www.globalsecurity.org/military/library/report/call/call_10-12-ch09.htm , pada tanggal 17 April 2017 pukul 08.25 WIB
U.S. Relations With the Republic of Korea
https://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/2800.htm, diakses pada tanggal 15 April 2017 pukul 18.56 WIB
U.S.-South Korea Relations
https://www.everycrsreport.com/reports/R41481.html, diakses pada tanggal
16 April 2017 pukul 17.00 WIB
U.S.-South Korea Relations. 2016. https://fas.org/sgp/crs/row/R41481.pdf, diakses pada tanggal 16 April 2017 pukul 17.05 WIB
US, South Korea launch annual Foal Eagle exercise melalui
http://www.militarynews.com/norfolk-navy-flagship/news/quarterdeck/us-
south-korea-launch-annual-foal-eagle-exercise/article_a09c2170-c4b3-5ca7-9510-96b53e610c0f.html pada tanggal 14 April 2014 pukul 22.13 WIB
US-ROK Relations in the New Year
http://asiasociety.org/us-rok-relations-new-year, diakses pada tanggal 16 April 2017 pukul 16.45 WIB
White House, “Fact Sheet: The Fiscal Year 2014 Federal Budget and the Asia-Pasific.”
https://obamawhitehouse.archives.gov/sites/default/files/docs/asia_pacific_r