• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kalimat dan Bagian Bagiannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Kalimat dan Bagian Bagiannya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Kalimat dan Bagian- Bagiannya

Oleh : Yoga Kuncaraningsih

Abstrak

Mengingat kalimat merupakan penyusun dari bahasa, maka sangat diharapkan masyarakat khususnya pelajar mengerti dan memahami pembahasan dasar mengenai kalimat. Tanpa kalimat, penutur tidak dapat mengungkapkan maksud pikiran, ide, dan gagasan yang akan disampaikan. Kalimat terdiri dari unsur- unsur pembentuknya. Kalimat juga dapat dibagi- bagi berdasarkan klausa, makna komunikatifnya dan berdasarkan kelengkapan unsurnya. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Kalimat juga mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca.

Kata kunci : Kalimat, Unsur Pembentuk, Pembagian, Kalimat efektif.

Latar Belakang

Tiap kita dapat dengan mudah menyaksikan bahwa percakapan manusia berlangsung dalam kesatuan- kesatuan, yang dengan jelas dapat dibeda-bedakan. Tiap- tiap kali si pembicara mulai lagi dengan

ucapan yang tertentu,

dilanjutkannya hal itu sebentar atau lebih lama dan kemudian diselesaikannya itu menurut Fokker (Djonhar, 1980: 11).

Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian

(2)

subjek( S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya,atau tanda seru.penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.

Pengertian Kalimat

Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan (Balai Pustaka, 1988: 254).

Kalimat menurut Fokker (Djonhar, 1980: 11), adalah ucapan bahasa yang mempunyai arti penuh dan batas keseluruhannya ditentukan oleh turunnya suara. Jadi kriterium yang akan dipakai untuk menentukan apakah akan dihadapkan dengan kalimat atau tidak ialah yang dinamakan bunyi kaliamat atau intonasi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian kaliamat adalah 1 kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; 2 perkataan; 3 Ling satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

Sedangkan menurut Dr. R. Kunjana Rahardi dalam bukunya

(Kunjana, 2010: 76), kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Dapat dikatakan sebagi satuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapat satuan kebahasaan lain yang jauh lebih besar. Pakar berbeda menyatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secar relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi akhir, dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa.

Jadi, tidak salah pula kalau dikatakan bahwa sesungguhnya sebuah kalimat membicarakan hubungan antara klausa yang satu dan yang lainnya. Secara umum dapat disampaikan pula bahwa satuan- satuan bahasa lebih besar yang ada di atas tataran kalimat itu adalah paragraf dan wacana.

(3)

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara kepada seseorang.Didalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara pengucapanya.

Unsur Kalimat

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang lazim disebut jabatan kata atau peran kata dalam kalimat. Unsur kalimat tersebut adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Seperti disebutkan diatas bahwa kalimat dalam bahasa Indonesia baku sekurang- kurangnya terdiri atas dua unsur yaitu subjek dan predikat. Unsur- unsur yang lain yaitu objek, pelengkap, dan keterangan kehadirannya tergantung konteks. Untuk lebih jelasnya, unsur- unsur kalimat dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1.Subjek

Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek pada umumnya diisi oleh jenis kata atau frasa benda (nomina), klausa, atau frasa verba. Dalam Kamus Linguistik disebutkan bahwa subjek adalah bagian dari klausa berwujud nomina atau frasa nomina yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara (Kridalaksana, 1982: 159). Untuk lebih jelasnya,

perhatikan kalimat berikut ini. (1) Ibuku sedang memasak. (2) Meja belajar kecil. (3) Yang berbaju merah dosen saya.

(4) Berjalan kaki menyehatkan badan.

(5) Membangun gedung bertingkat sangant mahal.

2.Predikat

Predikat (P) adalh bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku, toko, atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu tindakan atau perbuata subjek, predikat juga dapat menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subjek. Termasuk juga sebagai predikat dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki subjek. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau ajektiva, tetapi dapat pula numeralia, nomina atau frasa nominal.

3.Objek

Objek (O) adalh bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu dibelakang predikat yang berupa verba transitif, yaiyu verba yang menuntut wajib hadirnya objek.

4.Pelengkap

(4)

umumnya dibelakang P yang berupa verba. Posisi tersebut juga di tempati O dan jenis kata yang mengikuti Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.

5.Keterangan

Keterangan (Ket) adalah bagian dari kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket ini dapat menerangkan S, P, O dan Pel. Ket ini memiliki posisi manasuka, atrinya posisi Ket dapat berasa di awal, di tengah atau di akhir kalimat.Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposional, adverbia, atau klausa.

Jenis Kalimat

Kalimat dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menurut jumlah klausa pembentuknya, fungsi isinya, kelengkapan unsurnya, dan susunan subjek predikatnya (Finoza, 2002: 119). Lebih lanjut dinyatakan bahwa sevcara sistematis jenis- jenis kalimat tersebut akan diurai dengan disertai contoh agar lebih jelas.pembagian jenis kalimat ini agar lebih

memudahkan dalam

mengidentifikasi kalimat dalam bahasa Indonesia.

Menurut jenis klausa, kalimat dapat dibedakan menjadi kaliamat tunggal dan kalimat majemuka.

1.KalimatTunggal

Kalimat tunggal dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat tunggal ini hanya mengandung satu unsur saja, yaitu S, P, O, Pel, dan Ket. Kelima unsur tersebut tidak harus muncul semuannya secara bersamaan, akan tetapi unsur minimal sebuah kalimat, yaitu S dan P harus ada. Oleh karena unsur pembentuk kalimatnya sebrba tunggal maka dinamakan kalimat tunggal.

Kalimat tunggal ini juga masih dapat dibagi lagi berdasarkan jenis kata atau frasa pengisi P-nya. Penamaan jenis kalimat ini disesuaikan dengan P-nya. Contoh- contoh kalimat tersebut adalah sebagai berikut. (1) Dia mahasiswa baru (2) Baju bintan film itu sangat indah.

(5)

dengan memberinya berbagai keterangan. Kalimat tunggal tidak harus kalimat pendek. 2.KalimatMajemuk

Kalimat majemuk dapat dikatakan sebagai perluasan dari kalimat tunggal. Pada dasarnya kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari duu atau lebih kalimat tunggal. Seperti diketahui bahwa kalimat tunggal hanya terdiri dari satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh kalimat berikut ini.

(1) Seorang penyunting /harus memiliki /pengetahuan yang luas /dan / harus mengetahui /kode etik penyuntingan/.

(2) Mahasiswa /berdiskusi/ masalah itu/dihalaman kampus /ketika /para dosen /pergi /ke ruang pimpinan/.

Apabila diamati dengan cermat, kalimat tersubut di atas yaitu kalimat (1) dan kalimat (2) setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan S yang sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda seperti pada kalimat (1) yankni Seorang penyunting. Kaliamat (1) adalah kalimat majemuk setara. Penanda yang memisahkan kalimat majemuk setara antara lain adalah kata penghubung atau konjungsi dan. Adapun kalimat (2) adalah kalimat majemuk bertingkat karena kalimat kedua merupakan hasil

perluasan kalimat pertama. Penanda yang memisahkan kedua klausa dalam kalimat majemuk tak setara atau bertingkat antara lain adalah kata penghubung ketika.

Kalimat majemuk setara pada umumnya mempunyai ciri yaitu kalimat tersebut dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal. Ciri yang lain adalah kedudukan tiap kalimat sejajar atau sederajat. Oleh karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat rasanya jika kalimat- kalimat yang disebut dengan konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara, jumlahnya ada beberapa dan menjalankan beberapa fungsi.

Kalimat majemuk

bertingakat berbeda konstruksinya dengan kalimat majemuk setara. Perbedaan tersebut terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Brkaitan dengan hal tersebut, kata penghubung atau konjungtor yang menghubungka klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara.

Kalimat berdasarkan funsi isi atau makna komunikatifnya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu kalimat berita atau deklaratif, kalimat perintah atau imperatif, kalimat tanya atau introgatif, dan kalimat seru atau ekslamatif.

(6)

deklaratif adalah kalimat yang digunakan oleh seorang penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra tuturnya. Kalimat berita ini mempunyai bentuk yang bebas, boleh inversi atau biasa, aktif atau pasif, tunggalatau majemuk, dan lain sebagainya. Hal yang penting dari kalimat berita ini adalah isinya merupakan pemberitaan. Jika digunakan dalam bahasa lisan kalimat ini berintonasi menurun dan pada bahasa tulis kalimat berita diakhiri tanda titik (.).

2. Kalimat Perintah atau Imperatif Kalimat perintah atau imperatif adalah kalimat yang digunakan apabila seorang penutur ingin menyuruh, memerintah, atau melarang seseorang untuk berbuat sesuatu. Kalimat perintah atau imperatif pada bahasa lisan berintonasa akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru atau

tanda titik.

3. Kalimat Tanya atau Interogatif Kalimat tanya natau interogatif adalah kalimat yang digunakan oleh seorang penutur untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapakan dari mitra tuturnya. Kalimat tanya atau interogatif pada bahasa lisan berintonasi naik dan pada bahasa tulis kaimatnya diakhiri dengan tanda tanya (?). selain adanya tanda tanya, dalam kalimat tanya sering muncul kata tanya, misalnya apakah, bagaimana, mengapa, yang mana, di mana, siapa, dan lain- lain.

4. Kalimat Seru atau Eksklaminatif Kalimat seru atau eksklaminatif adalah kalimat yang digunakan untuk megungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk peristiwa yang tiba- tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat seru atau eksklaminatif pada bahasa lisan berintonasi naik, dan pada bahasa tulis ditandai dengan tanda seru di akhir kalimatnya.

Jenis kalimat menurut kelengkapan unsur dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kalimat lengkap atau kalimat mayor dan kalimat tak lengkap atau kalimat minor. Pengertian kalimat lengkap adalah kalimat yang mempunyai struktur minimal S dan P. Yang perlu dijelaskan disini adalah kalimat tak lengkap atau kalimat minor. Kalimat dalam bahasa tulis dan lisan sering sekali unsurnya tidak lengkap. Hal tersebut terjadi karena dalam wacana tuturan yang konteksnya sudah diketahui oleh para penutur dan mitra tuturnya. Jadi kalimat yang tidak ber-S dan ber-P disebut kalimat minor. Sebagai ilustri berikut ini contoh kalimat yang menggambarkan fenomena di atas.

(1) Anak : Ibu akan pergi kemana?

Ibu : Ke pasar Anak : Adik boleh ikut Ibu : Ya

(7)

Bentuk tersebut sebenarnya sebuag bagian dari kalimat ibu akan pergi ke pasar dan adik boleh ikut ke pasar. Akan tetapi dalam tuturan tersebut tidak diucapkan secara lengakap walaupun tidak lengkap tuturannya tetapi anak tersebut mengerti maksud apa yang dituturkan oleh ibunya. Banyak kalimat tak lengkap yang sering muncul dalam tuturan sehari- hari yang berupa petunjuk, slogan, ucapan, slogan khas, dan grafiti. Contoh kalimat tak lengkap tersebut antara lain yaitu dilarang masuk, awas, angkat tangan, selamat pagi, selamat jalan, dan lain- lain.

Kalimat juga dapat dibedakan atas susunan subjek dan predikatnya. Berdasarkan susunan subjek predikat, kalimat dibedakan menjadi kalimat biasa dan kaliamat inversi. Kalimat biasa adalah kalimat yang strukturnya biasa, yaitu unsur S kemudian diikuti oleh unsur P. Adapun kalimat inversi adalah kalimat yang unsur P-nya mendahului unsur S. Struktur tersebut digunakan untuk tujuan penekanan atau penegasan makna. Kata atau frasa yang muncul pertama dalam peristiwa tutur menjadi kunci yang mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu dibandingkan apabila menempatkan pada urutan kedua. Berikut ini contoh kalimat biasa dan kalimat inversi.

(1) Adikku menangis karena jatuh dari sepeda

(2) Menangis adikku karena jatuh dari sepeda

Kalimat (1) merupakan contoh kalimat biasa dan kalimat (2) merupakan contoh kalimat inversi. Dapat dirasakan bahwa kalimat (2) memberi penekanan pada kata menangis dan bukan pada adikku. Jadi dapat dikatakan lagi bahwa kalimat inversi bertujuan memberikan tekanan pada kata yang dituturkan pada awal kalimat yang berkedudukan sebagai P dalam kalima tersebut.

Kalimat Efektif

(8)

pembaca secara persis seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Selain keunggulannya yang tepat sasran itu, komposisinya benar menutur gramatika sesuai kaidah berbahasa yang benar dan baik, akan tetapi juga menimbulkan daya tarik bagi pembaca dan bahkan bagi penulisnya sendiri.

Kalimat efektif mempunyai ciri- ciri, yaitu (1) keutuhan, (2) kesejajaran, (3) pemfokusan, dan (4) penghematan. Berikut ini akan dijelaskan masing- masing ciri kalimat efektif tersebut di atas dengan merujuk pendapat Finoca (2002).

1.Kesatuan

Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide pokokboleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan satu dengan lainnya, asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hunbungan sama sekali kedalam

sebuah kalimat.

2.Kepaduan

Kepaduan adalah hubungan yang padu antara unsur- unsur pembentuk kalimat yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, serta tanda baca yang mempentuk S-P-O-Pel.-Ket. Dalam kalimat.

3.Kesejajaran

Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yan sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan

frasa yang dipakai di dalam kalimat.

4.Pemfokusan

Pemfokusan ialah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Cara yang dipakai untuk memberi perlakuan khusus kepada kata- kata tertentu ada beberapa, yaitu (1) dengan meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awl kalimat, (2) dengan melakukan pengulangan kata (repetisi), (3) dengan melakukan pengontrasan kata kunci, dan (4) dengan menggunakan partikel/ penegas.

5.Penghematan

Penghematan adalah menghindari penukaran kata yang tidak perlu. Hemat tidak berarti harus menghilangkan kata- kata yang dapat memperjelas arti kalimat. Hemat berarti “ekonomis” tidak memakai kata- kat mubazir tidak mengulang- ulang subjek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata- kata diharapkan kalimat menjadi padat berisi.

Kesimpulan

(9)

(P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.). Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu kalimat berita atau deklaratif, kalimat perintah atau imperatif, kalimat tanya atau interogatif, dan kalimat seru atau eksklaminatif. Jenis kalimat menurut kelengkapan unsur dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kalimat lengkap atau kalimat mayor dan kalimat tak lengkap atau kalimat minor. Kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif mempunyai ciri- ciri, yaitu (1) keutuhan, (2) kesejajaran, (3) pemfokusan, dan (4) penghematan.

Daftar Pustaka

Djonhar . 1980. Pengantar : Sintaksis Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita.

Muhammad Rohamdi, dkk.2008. Teori dan Aplikasi: Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Surakarta: UNS press.

Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, bahwa Novel Saman menggunakan lima macam kalimat, yaitu kalimat tanya, kalimat berita, kalimat perintah, kalimat seru

Kalimat bervariasi berita-perintah-tanya memiliki hubungan makna yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya. Tujuan penelitian ini ada dua 1) Memaparkan

Koordinator yang menandai hubungan makna perlawanan dalam kalimat majemuk setara bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi empat golongan makna, yakni (a) perlawanan

Fungsi kalimat imperatif dalam komunikasi yang terdapat dalam film, antara lain : - Perintah, Keinginan, Undangan, Peringatan dan Harapan.

Selain itu, imperfektif juga memiliki makna pragmatik bahwa imperatif atau perintah yang ditekankan adalah perintah yang tidak langsung membuahkan hasil, sehingga kebanyakan

Fungsi kalimat imperatif dalam komunikasi yang terdapat dalam film, antara lain : - Perintah, Keinginan, Undangan, Peringatan dan Harapan.

Fungsi dari kalimat imperatif menurut teori dari Aarts dan Aarts yang ditemukan dalam film Cinderella karya Kenneth Branagh adalah sebagai berikut:. Berfungsi sebagai Perintah,

Kalimat bervariasi berita-perintah-tanya memiliki hubungan makna yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya. Tujuan penelitian ini ada dua 1) Memaparkan