BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penelitian ini akan menjelaskan tentang pengaruh investasi industri perkebunan
sawit asal Malaysia yaitu Kuala Lumpur Kepong Berhad melalui penanaman modal
langsung (Foreign Direct Investment) terhadap PT Adei Plantation dan Industri di Provinsi Riau (2008-2010). Indonesia adalah negara terbesar pertama dalam hal
penghasil Crude Palm Oil (minyak kelapa sawit mentah) mengungguli Malaysia,
Riau adalah salah satu provinsi penghasil Crude Palm Oil tersebut.1 Kelapa sawit
merupakan salah satu komoditas yang penting dan strategis di daerah Riau karena
peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat, terutama bagi
petani perkebunan.
Hal ini cukup beralasan karena daerah Riau memang cocok dan potensial untuk
pembangunan pertanian perkebunan. Dengan luas mencapai 1.6 juta hektar nilai
investasinya mencapai Rp 61 triliun. Sementara untuk investasi pabrik kelapa sawit
(PKS) senilai Rp 11 triliun dengan jumlah 132 PKS. Perkebunan kelapa sawit
terdapat sekitar 322.601 kepala keluarga petani. Sementara produksi CPO setiap
tahun berkisar 5.580.004 ton. Pada akhir tahun 2008, maka pada saat ini daerah Riau
mempunyai kebun kelapa sawit terluas di Indonesia. Untuk masa-masa akan datang
luas areal kelapa sawit akan terus berkembang, karena tingginya animo masyarakat
terhadap perkebunan kelapa sawit. perkebunan kelapa sawit .2
Provinsi ini terletak di tengah pulau Sumatra bagian timur. Kebun kelapa
sawit tertua di Indonesia dimiliki oleh provinsi Riau, data pada tahun 2008
menyatakan bahwa luas kebun kelapa sawit di provinsi Riau mencapai 1.611.382 ha,
semuanya tersebar di semua kabupaten dan kota daerah provinsi Riau3. Hal ini
menunjukkan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman primadona bagi masyarakat di
provinsi ini, baik masyarakat pedesaan maupun perkotaan. buah kelapa sawit yang
telah di panen akan langsung diolah oleh perusahaan menjadi minyak kelapa sawit
mentah atau yang sering disebut dengan Crude Palm Oil (CPO). Selain mengolah
buah hasil panen dari perkebunan milik perusahaan, perusahaan kelapa sawit juga
membeli buah sawit dari para petani sekitarnya.
Provinsi Riau adalah salah satu tujuan investasi Kuala Lumpur Kepong
Berhad Melalui PT Adei Plantation dan Industri. Hal ini dikarenakan geografis Riau
yang sangat menguntungkan. Di Provinsi Riau Berdasarkan data Dinas Perkebunan
Riau, perusahaan perkebunan PT Adei Plantation dan Industri yang beroperasi di
Riau Antara lain adalah PT Adei Plantations di daerah Mandau Bengkalis ada
memiliki investasi 9000 hektar kebun sawit, di Pelalawan PT Adei Plantation
memiliki kebun sawit seluas 12 ribu hektar. Di daerah Kampar PT Adei Plantation
memiliki 6000 hektar kebun sawit sawit. Dari berbagai daerah investasi perkebunan
sawit di Riau, PT Adei Plantation memiliki investasi sebesar 115.615.976 Dolar
Amerika di Riau.4 Tenaga kerja asal Malaysia kantor PT Adei Plantation dan Industri
di Pekanbaru hanya berjumlah 3 orang5, di Kabupaten Palalawan sebanyak 7 orang6
dan 60 puluh orang lainya bekerja di berbagai investasi investor milik Malaysia
termasuk di kantor konsulat Malaysia di Pekanbaru. Perkembangan investasi asing di
daerah Riau sampai saat ini cukup menggembirakan, namun tingkat pendapatan
masyarakat belum seperti yang diharapkan. Karena itu Pemerintah Daerah Riau
mencanangkan sasaran pembangunan Daerah Riau harus mengacu kepada
pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan Pembangunan ekonomi kerakyatan
difokuskan kepada pemberdayaan petani terutama di pedesaan7.
1.2 Rumusan Masalah
Pertumbuhan investasi perkebunan sawit Malaysia di Riau berkembang pesat.
Saat ini perkebunan bisnis kelapa sawit Malaysia di Indonesia khususnya di wilayah
Riau memiliki aset paling banyak adalah PT Adei Plantation dan Industri8. Hal ini di
4 Investor Malaysia Miliki 178 Ribu Hektar Kebun Sawit di Riau. http
http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=25577 diakses hari kamis 20 oktober 2011 pukul 9.16 wib 5 Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru
6 Tenaga kerja Asing di Pelalawan tidak Melapor,
http://pekanbaru-bicara.blogspot.com/2009/10/tenaga-kerja-asing-di-pelalawan-tidak.html diakses pada hari senin 30 Oktober 2011
7 Pemda Propinsi Riau., 2000, Rencana Strategi Pembangunan Daerah Riau,Kantor Pembangunan Masyarakat Desa, Pekanbaru.
8 Annual Report 2010, Perusahaan Kuala Lumpur Kepong Berhad, Bursa Malaysia search%3Fq %3DBursa%2BMalaysia%26hl%3Did%26biw%3D1006%26bih%3D468%26prmd
dukung oleh keberadaan provinsi Riau yang strategis di antara Malaysia dan
Singapura. Melihat permasalahan tersebut penulis mengajukan rumusan masalah
melalui pertanyaan penelitian, Bagaimana pengaruh investasi Kuala Lumpur Kepong Berhad Melalui PT Adei Plantation dan Industri terhadap pertumbuhan perekonomian Riau?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas pada
pembaca khususnya pada mahasiswa mngenai pengaruh penanaman modal
langsung PT Adei Plantation dan Industri, sebuah perusahaan asal
kewarganegaraan Malaysia di Provinsi Riau. Tujuan penelitian ini dapat di
uraikan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengaruh investasi Kuala Lumpur Kepong Berhad melalui
PT Adei Plantation dan Industri terhadap pertumbuhan perekonomian
masyarakat Riau.
2. Menjelaskan faktor-faktor pendorong Kuala Lumpur Kepong Berhad
berinvestasi di Provinsi Riau.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi bagi pembaca
dan berguna bagi perluasan ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi sumber
bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian yang terkait terutama bagi
mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Riau.
1.4 Kerangka Teori
Konsep FDI dalam Perekonomian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teori yang relepan dengan
masalah pembahasan. Penulis menggunakan Konsep Foreign Direct Investment
(FDI). Menurut Krugman (1991) yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal
internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas
perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber
daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri.
Organization Location and Internalization (OLI) Framework
Pendekatan “The OLI Framework” dikemukakan oleh Dunning (1977, 1981, 1988) mengembangkan suatu pendekatan eklektik dengan memadukan 3 (tiga) teori
utama PMA (FDI), yaitu: Teori Organisasi Industrial, Teori Internalisasi, dan Teori
Lokasi. Terdapat 3 (tiga) kondisi yang harus dipenuhi jika suatu perusahaan
melakukan Penanaman Modal Asing, yaitu: (1) perusahaan harus memiliki beberapa
menguntungkan dengan memanfaatkan sendiri keunggulan-keunggulan tersebut
daripada menjual atau meyewakan ke perusahaan lain; dan (3) harus lebih
menguntungkan dengan menggunakan keunggulan tersebut dalam kombinasi dengan
paling tidak beberapa input (faktor) yang berlokasi di luar negeri. The OLI Framework yang dikemukakan oleh Dunning diatas memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak dapat menjelaskan lebih jauh eksistensi perusahaan asing (MNCs),
khususnya mengenai perkembangannya terhadap FDI. Oleh karenanya dibutuhkan
model empirik yang dapat mendukung argumen ini dengan membandingkan data
dengan teori yang ada.
Perkembangan perekonomian secara global secara tidak langsung
mempengaruhi pemahaman kita tentang apa dan bagaimana FDI serta variabel apa
yang mempengaruhinya. Hal ini didasarkan bahwa dinamisasi perekonomian akan
tetap berjalan seiring dengan perkembangan yang ada. Teori FDI, berdasarkan studi
empiris yang pernah dilakukan di beberapa negara telah memunculkan beberapa
pendekatan baru dalam memahami FDI.
Perkembangan FDI
Perusahaan-perusahaan asing ikut berperan dalam mendorong perkembangan
Perkembangan perekonomian global sebagai dampak dari liberalisasi, privatisasi,
inovasi dan teknologi, penurunan biaya transportasi, telekomunikasi, mobilitas modal
di dunia. Strategi pembangunan ekonomi yang menekankan pada pembangunan
sektor industri menjadi pilihan Indonesia untuk mengejar ketertinggalan. Perubahan
sumber devisa dan sumber pertumbuhan ekonomi nasional dari sektor ekstraktif ke
sektor industri manufaktur telah mendorong terjadinya perubahan struktur industri
nasional. Arah kebijakan industrialisasi nasional juga mengalami perubahan,
meskipun awalnya dimaksudkan merombak struktur ekonomi yang timpang dan
condong pada corak agraris. penemuan ini akan memberikan dampak yang lebih
luas dalam mengkaji hubungan antara perdagangan luar negeri, FDI, pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan dapat diketahui faktor-faktor apa
saja yang akan mempengaruhi FDI. Feldstein (2000) meyakini bahwa sebagai salah
satu jenis aliran modal bebas, FDI memiliki beberapa keuntungan. Pertama, aliran modal tersebut mengurangi risiko dari kepemilikan modal dengan melakukan
devesifikasi melalu investasi. Kedua, integrasi global pasar modal dapat memberikan
spread terbaik dalam pembentukan corporate governance, accounting rules, dan legalitas. Ketiga, mobilitas modal secara global membatasi kemampuan pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang salah. Disamping keuntungan tersebut diatas,
negara penerima (host country) akan menerima keuntungan antara lain seperti yang diungkapkan oleh Razin dan Sadka (1999):
businesses, which contributes to human capital development in the host country. Profit generated by FDI contribute to corporate tax revenues in the host country”.
Argumen di atas memperkuat pandangan ekonom Krugman (1998) yang
menyebutkan bahwa FDI tidak hanya mencakup transfer kepemilikan dari dalam
negeri menjadi kepemilikan asing, melainkan juga mekanisme yang memungkinkan
investor asing untuk mempelajari manajemen dan kontrol dari perusahaan dalam
negeri, khususnya dalam corporate governance mechanism.
1.5 Hipotesis
Jawaban sementara yang penulis rumuskan pada penelitian ini mengacu pada
kerangka teori yang penulis ajukan berdasarkan analisi sementara bahwa “Pengaruh Investasi Kuala Lumpur Kepong Berhad Melalui PT Adei Plantation terhadap Pertumbuhan Ekonomi Riau adalah peningkatan tenaga kerja dan devisa pemerintah provinsi Riau. Penulis merumuskan dua Variabel yang di perlukan untuk memahami permasalahan ini, yaitu variabel Independen dan variabel
Dependen.
1.5.1 Variabel Independen
Varibel Independenya adalah “PT Adei Plantation mengembangkan investasi perkebunan sawit di Riau” dengan indikator-indikator adalah :
1. PT Adei Plantation merupkan group perusahaan Perusahaan raksasa asal
2. PT Adei Plantation beroperasi di Provinsi Riau dimulai pada tahun 1998.
3. Pada Tahun 2010 Luas Investasi perkebunan sawit PT Adei Plantation di
Riau adalah 27.760 hektar tersebar di kabupaten Bengkalis, Pelalawan dan
Kampar.
1.5.2 Variabel Dependen
Variabel Dependen dari Penelitian ini adalah “Investasi perkebunan sawit PT Adei Plantation berpengaruh terhadap Peningkatan Tenaga Kerja dan Devisa Pemerintah Provinsi Riau”. Dengan Indikator-indikator sebagai berikut :
1. PT Adei Plantation membutuhkan tenaga kerja langsung (tidak termasuk
skilledlabour) dan tenaga teknis perkebunan dalam pengelolaannya.
2. Tenaga kerja asal Malaysia kantor PT Adei Plantation dan Industri di
Pekanbaru hanya berjumlah 3 orang, di perkebunan di Kabupaten Palalawan
sebanyak 7 orang dan 60 puluh orang lainya bekerja di berbagai investasi
investor milik Malaysia termasuk di kantor konsulat Malaysia di Pekanbaru.
1.6 Defenisi Konsepsional
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa konsep yang relevan.
konsep-konsep ini akan mendukung upaya dalam menjelaskan masalah yang di teliti.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara atau daerah secara berkesinambungan menuju keadaan
sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/3/2011
Tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. Perkebunan
kelapa sawit merupakan satu diantara jenis usaha perkebunan yang perlu
dikembangkan, yang pengembangannya kepada perkebunan kelapa sawit
berkelanjutan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan negara,
meningkatkan devisa negara, menyediakan lapangan kerja, meningkatkan
produktivitas, nilai tambah dan daya saing, memenuhi kebutuhan konsumsi dan
bahan baku industri dalam negeri, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya
alam secara lestari.9
Investasi adalah komitmen sejumlah dana atau sumberdaya lainya yang dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.10
“Menurut Dumairy, Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal
kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga
merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman
modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak
atau lesunya perekonomian. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian setiap negara
senantiasa menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang
dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tetapi juga
investor asing.
Foreign Direct Investment (FDI) ialah investasi asing yang melibatkan pendirian
bisnis baru dan transfer modal untuk menanggung investasi.
Asset adalah kekayaan yang mempunyai mamfaat ekonomi berupa benda
berwujud dan benda tidak berujud yang dapat di kuasai oleh orang yang berhak akibat
transaksi.11
PT. Adei Perkebunan dan Industri merupakan Group perusahaan Kuala Lumpur
Kepong Plantation Sdn. Bhd dari Malaysia dan Al Hakim Hanafiah Indonesia.
perusahaan ini memiliki bisnis inti perkebunan kelapa sawit dan telah menerima Hak
Guna Usaha (HGU atau sewa) di Indonesia12
1.7 Defenisi Operasional
Berdirinya perusahaan PT Adei Plantation dan Industri di Riau tahun 1998
dari Group perusahaan Kuala Lumpur Kepong berhad menambah jumlah investasi
perkebunan sawit Malaysia di Riau. Perusahaan ini memberikan kontribusi dalam
pertumbuhan ekonomi daerah Riau. Investasi Malaysia menurut Badan Penanaman
Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau, menyatakan nilai investasi Malaysia
11 N Naffarin, 2003, penganggaran perusahaan : edisi ke tiga. Jakarta : salemba empat. Halaman 45
menduduki peringkat pertama di Riau di tahun 2009 nilai Total asset yang dimiliki PT
Adei Plantation memiliki investasi sebesar 115.615.976 Dolar Amerika di Riau.
1.8 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini penulis memberi batasan terhadap permasalahan yang di teliti
dengan tujuan untuk memfokuskan permasalahan yang di teliti. Pertama penulis
menfokuskan penelitian terhadap Pengaruh Investasi PT Adei Plantation terhadap
pertumbuhan Ekonomi di Riau. Kedua, penulis memberikan rentang waktu penelitian
mulai tahun 2008-2011. Alasan penulis memberikan rentang waktu demikian adalah
untuk melihat Pengaruh Operasi PT Adei Plantation dan Industri di Provinsi Riau di
2008 karena pada tahun tersebut terjadi krisis Ekonomi. Sedangkan tahun 2011
merupakan waktu dilakukan penelitian ini.
1.9 Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian gabungan kuantitatif dan
kualitatif yang bersifat eksplanatif yaitu suatu penelitian yang berusaha menjelaskan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai fenomena.13 Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
kombinasi teknik studi pustaka (library research) dengan Penelitian Lapangan (Field Research), berupa wawancara dengan pihak-pihak terkait antara lain Badan
Penanaman Modal Provinsi Riau, Konsulat Malaysia Provinsi Riau di Pekanbaru,
Manager PT Adei Plantation dan Industri dan Masyarakat Tempat Perusahaan
tersebut beroperasi. di mana data-data tadi diseleksi dan diolah dengan seksama
menggunakan teknik analisis data. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis) dengan tingkat analisisnya yaitu tingkat korelasionis. Data-data tersebut didapatkan dari buku-buku,
jurnal, majalah, surat kabar dan dokumen lainnya (document analysis). Selain itu, Penulis Juga menggunakan sarana internet dalam proses pengumpulan data yang
relevan dengan proses pengumpulan data yang di teliti.
1.10 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemaparan dalam penelitian ini, penulis membagi
penjelasan menjadi beberapa bagian dengan sistematika sebagai berikut :
I. Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, keraangkan teori, hipotesa, devinisi
konseptional, devenisi operasional, ruang lingkup penelitian serta
sistematika penulisan.
II. Dinamika Investasi Perkebunan sawit Malaysia di Riau.
Berisikan tentang Sejarah Investasi Perkebunan Sawit Malaysia di
Malaysia khususnya penanaman modal secara langsung Kuala Lumpur
Kepong Berhad melalui PT Adei Plantation dan Industri di Provinsi
Riau.
III. Kebijakan Pemerintah Provinsi Riau terhadap Investor asal Malaysia
Memaparkan tentang Kebijaksaan Pemerintah terhadap Investasi
Modal Asing terutama Penanaman Modal Asing Asal Malaysia.
IV. Berisikan tentang Pengaruh Investasi Kuala Lumpur Kepong Berhad Melalui PT Adei Plantation terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau.
Memaparkan pengaruh perkembangan investasi PT Adei Plantation
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau.
V. Simpulan
Bab ini merupakan kesimpulan dari semua bab yang telah
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Yati Kurniati, et.al., 2009, Determinan FDI: Faktor-faktor yang menentukan Investasi Asing Langsung
Ralp H Folsom, Michael W Gordon dan John A Spanogle, 2005, Principles of Internatinal Business Transactions, Trade and Economic Relations, Thomson West : St Paul
Jacson Robert and Georg Sorensen, 1999. Introduction to International Realtion,
New York : Oxford University, halm. 235
Mas’oed Mukhtar,1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES. Halaman 263
Catherine Marshall and Gretchen, 1994. Desinging Qualitative Reserch 2nd edition,
Calofornia : Sage Publicationhalaman, Halaman 41.
Laode M. Syarif, 2007. Strengthening Legal and Policy Frameworks for Addressing
Climate Change in Asia. Makasar Indonesia. Halaman 30
Eduard Tandelilin, 2010. Portofolio dan Investasi, Yogyakarta : Kanisius, Halaman 2 N Naffarin, 2003. Penganggaran Perusahaan : edisi ke tiga. Jakarta : Salemba
Empat, Halaman 45
Pemda Propinsi Riau, 2000. Rencana Strategi Pembangunan Daerah Riau, Kantor Pembangunan Masyarakat Desa, Pekanbaru
MEDIA ELEKTRONIK
Mendorong Investasi Daerah, http://haluankepri.com/opini-/699-mendorong-investasi-daerah.html, di akses pada hari selasa 18 Oktober 2011 pukul 07.48 wib.
Riau Punya daya Tarik bagi para Investor, diakses pada
http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=1&id=12819 hari Kamis 20 Oktober 2011 pukul 11.49
Investor Malaysia Miliki 178 Ribu Hektar Kebun Sawit di Riau.
http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=25577 diakses hari kamis 20 oktober 2011 pukul 9.16 wib
Industri Perkebunan Kelapa sawit berkelanjutan,
http://alvisyahrin.usu.ac.id/2011/10/05/40/ diakses pada hari Kamis 27 Oktober 2011 pukul 11.13 wib.
Tempo interaktif.com, Hadapi Perdagangan Bebas, Indonesia Harus Punya Trading House Sabtu, 13 Februari 2010
Gejolak tekanan Eksternal serta Pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Riau,
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/5F029C05-3B8C-408D-B0B0-4C21B7679DDA/16564/boks1.pdf di akses pada hari kamis 27 Oktober 2011 pukul 13.18 wib.
Annual Report 2010, Perusahaan Kuala Lumpur Kepong Berhad, Bursa Malaysia search%3Fq%3DBursa%2BMalaysia%26hl%3Did%26biw%3D1006%26bih %3D468%26prmd