• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MEKANISME PEMBENTUKAN SAND DUNE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS MEKANISME PEMBENTUKAN SAND DUNE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MEKANISME PEMBENTUKAN SAND DUNE DAN

TRANVERSAL DUNE SERTA SUMBER MATERIALNYA DI

PANTAI SELATAN JAWA

Aulia Sabria Damayani

21100115120007

auliasabria_d@yahoo.com

1Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian atau analisis ini dilakukan di daerah sepanjang pantai selatan Jawa, Yogyakarta. Kajian ini dilakukan agar lebih mengerti morfologi dari bentuklahan eolian. Bentuklahan eolian adalah bentuklahan yang terbentuk akibat aktivitas angin. Di dalam bentuklahan eolian ini terdapat beberapa morfologi yang unik. Salah satunya adalah sand dune atau lebih dikenal dengan gumuk pasir. Sand dune merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology), angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Dalam pembuatan paper ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme transportasi dan pembentukan pasir itu sendiri dan pembentukan dari sand dune. Paper ini menggunakan metode kajian pustaka karena letak dari lokasi yang jauh yaitu dengan sinkronisasi google earthyanga ada, Jurnal ilmiah serta beberapa bacaan yang lainnya. Gumuk Pasir dan hamparan pasir yang berada di sepanjang Pantai Selatan Jawa merupakan hasil dari suplai sedimen dari empat sungai besar yang bermuara di pantai Selatan Jawa tersebut di tambah dengan adanya ombak Pantai Selatan yang besar dan keras didukung dengan angin yang kencang sehingga akan memporak porandakan suplai sedimen sehingga yanga terbentuk hamparan pasir dan bukan delta.

(2)

Pendahuluan

Penelitian ini dilakukan pada daerah Pantai Selatan Jawa tepatnya termasuk di daerah Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk agar dapat mengidentifikasi morfologi dari bentuklahan eolian yang berupa sand dune serta menganalisis asal mula pasir yang berada di sepanjang deretan Pantai Selatan Jawa meliputi Pantai Parangtritis, Parangkusumo dan Parangwedang. Pantai berpasir di sebelah selatan Jogjakarta hingga sebelah Selatan Kebumen satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki topografi eolean ini

. Yang

notabene Indonesia merupakan negara yang

memiliki curah hujan yang tinggi tetapi memiliki

daerah berupa bentuklahan eolian.

Bentuklahan eolian adalah bentuklahan yang terbentuk akibat aktivitas angin. Di dalam bentuklahan eolian ini terdapat beberapa morfologi yang unik. Salah satunya adalah sand dune atau lebih dikenal dengan gumuk pasir. Sand dune merupakan

sebuah bentukan alam

karena proses angin disebut sebagai bentang alam

eolean (eolean morphology), angin yang

membawa pasir akan membentuk

bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Pasir yang

membentuk daerah ini merupakan akumulasi

suplai sedimen dari sungai besar serta materi

hasil vulkanik melihat dari lokasi daerah ini yang

sangat dekat dengan gunung Merapi dan

Merbabu.

Tinjauan Pustaka

Bentuklahan eolian adalah bentuklahan yang terbentukk aktivitas angin tentunya material yang ada di bentuklahan ini berupa pasir karena hanya pasir dan debu yang memungkinkan untuk di bawa oleh angin. Proses yang dilakukan angin ini berupa erosi oleh angin, transportasi oleh angin serta pengendapann oleh angin. Bentuklahan ini memiliki beberapa morfologi. Dan salah satu morfologinya membawa material tersebut. Beberapa tipenya seperti transversal dune, longitudinal dune, parabolic dune, dan lainnya. Terbentuknya morfologi seperti ini ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu

Geologi Regional

Geologi regional daerah Yogyakarta dipengaruhi oleh dua pegunungan yang mengapit daerah Yogyakarta yaitu Pegunungan Kulon Progo dan Pegunungan Selatan. Yogyakarta terbentuk akibat pengangkatan Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulon Progo pada Kala Plistosen awal (0,01-0,7 juta tahun) yang telah membentuk Cekungan Yogyakarta. Di dalam cekungan tersebut selanjutnya berkembang aktivitas gunung berapi (Gunung Merapi).Morfologi utama pada daerah Yogyakarta berupa dataran rendah dengan litologinya berupa batuan hasil endapan material Merapi yang umurnya masih muda yang juga dikontrol oleh struktur geologi berupa sesar, contohnya sesar Opak-Oyo. Dan terdapat pula bentang alam fluvial pada dataran Yogyakarta karena daerah ini dilewati oleh beberapa sungai besar contohnya Sungai Opak, Sungai Oyo. Pada arah utara Yogyakarta juga ditemukan bentang alam eolian, terutama morfologi yang terkenal adalah Gumuk pasir, Gumuk pasir Parangtritis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar : pasif dan aktif. Gumuk pasir aktif menempati sisi timur pada luasan sekitar 70 hektar. Di sini proses-proses pembentukan gumuk pasir longitudinal dan barchan oleh aktivitas angin yang bertiup kuat dapat diamati dan dipelajari dengan baik, misalnya struktur pengendapan permukaan riple mark. Gumuk pasir pasif menempati sisi barat dan selatan sampai muara Kali Opak pada luasan sekitar 175 hektar. Di sini berkembang gumuk pasir parabolik dan sisir. Vegetasi yang memotong arah angin tenggara-barat laut menyebabkan berkurangnya kecepatan angin di belakang vegetasi sehingga terjadi sedimentasi.

Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode tinjauan pustaka yang berasal dari paper atau jurnal ilmiah serta melakukan sinkronisasi terhadap beberapa materi yang sudah di dapat dan berasal dari peta yang di dapat dari Google Earth sehingga dapat menginterpretasikan dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Setelah mengetahui dasar pemikirannya, proses yang terjadi dan mensinkronasikan dengan data sekunder seperti peta maka dapat diambil hasil atau kesimpulaqn dari penelitian yang di lakukan ini.

(3)

153,07 km, tipe sand dune di kawasan pantai selatan jawa ini juga terdapat morfologi berupa berchan dune dan transversal dune. Selain itu juga terdapat morfologi lain yaitu cekungan deflasi. Daerah ini terdapat di daerah beriklim tropis, banyak hujan dan cenderung basah, sedangkan gumuk pasir biasanya terjadi daerah kering. Angin yang membawa pasir dari pantai akan membentuk bermacam- macam bentuk dan tipe gumuk pasir, yang dipengaruhi oleh faktor arah angin dan material penghalang proses pembentukan berupa vegetasi. Daerah ini kurang subur karena hanya sedikit vegetasi yang tumbuh.

Pembahasan

Gumuk pasir atau sand dune adalah bentukan yang terbentuk oleh akitivitas angin (eolin). Angin yang membawa pasir dan kemudian mengendapkannya akan membentuk berbagai macam tipe bentuk gumuk pasir. Pada umumnya, gumuk pasir terbentuk pada daerah gurun, namun uniknya di Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki bentukan gumuk pasir tersebut. Oleh karena itu, gumuk pasir yang terdapat di pantai selatan Jawa tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia. Terbentuknya gumuk pasir di pantai selatan tersebut merupakan hasil proses yang dipengaruhi oleh angin, Gunung Merapi, Graben Bantul, Serta Sungai Opak dan Progo.

Dari [Gambar 1] dapat dilihat bahwa ada satu

sungai utama yang besar yang menoreh

bukit-bukit serta ditambah dengan gunung-gunung dan

akhirnya membawa material dari gunung-gunung

api yang masih aktif, yaitu Sungai Progo. Sungai

Progo merupakan sungai utama yang membawa

hasil gerusan batubatuan volkanik yang berasal

dari Gunung Merapi-Merbabu. Hasil penorehan

tersebut di gunung-gunung Sidoro disebelah barat

laut.

Akibat proses erosi dan gerak massa bautan, material kemudian terbawa oleh aliran sungai. Aliran sungai kemudian mengalirkan material tersebut hingga ke pantai selatan. Dan disinilah uniknya laut selatan. Jika yang terjadi di Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan Selat Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana terbentuk delta yang disebut dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa ini alun atau ombaknya sangat kuat acak-acak lagi oleh gempuran laut selatan. Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak tertumpuk di mulut sungai tetapi disebarkan ke kiri

kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari Pantai Parang Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas, hingga pantai Congot di sebelah baratnya. Kemudian selain karena faktor suplai sedimen didukung pula karena pengaruh angin. Kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material-material yang berupa pasir baik melalui menggelinding (rolling), merayap, melompat, maupun terbang. Karena adanya material pasir dalam jumlah banyak serta kekuatan angin yang besar, maka pasir akan membentuk berbagai tipe gumuk pasir, baik free dunes maupun impended dunes. .Pada pantai selatan jawa, angin bertiup dari arah tenggara, hal ini menyebabkan sungai-sungai pada pantai selatan membelok ke arah kiri jika dilihat dari Samudra Hindia. Selain itu, karena arah tiupan angin tersebut, maka gumuk pasir yang terbentuk menghadap ke arah datangnya angin seperti pada [Gambar 2].

Kemudian setelah bentuklahan terbentuk barulah terbentuk morfologi. Berdasarkan kriteria itu, morfologi, tekstur dan struktur yang dimiliki maka dapat diinterpretasikan ataupun ditentukan arah dan kekuatan angin yang membentuk gumuk pasir tersebut. Morfologi sand dune terbentuk karena aktivitas pengendapan angin. Angin yang berhembus cukup kuat ini akhirnya mengumpulkan pasir-pasir ini membentuk dune (gumuk pasir). Sand dune yang pertama seperti pada [Gambar 3] yaitu yang disebut dengan

Barchan dune, gumuk pasir ini bentuknya

menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada

daerah yang tidak memiliki barrier. Barier adalah

penahan. Besarnya kemiringan lereng daerah

yang menghadap ke arah datangnya angin, akan

memiliki slope atau kemiringan lereng yang lebih

landai dibandingkan dengan kemiringan lereng

daerah yang membelakangi angina (slip face),

sehingga apabila dibuat penampang melintang,

akan menghasilkan bentuk penampang yang tidak

simetri atau sama dan mempunyai ketinggian

antara 5-17 m. Gumuk pasir ini merupakan

perkembangan, karena proses eolian tersebut

terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan,

sehingga terbentuklah gumuk pasir seperti ini,

dan daerah yang menghadap angin lebih landai,

dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah

yang membelakangi angin.

(4)

memanjang, menyerupai ombak di lautan dan

tegak lurus terhadap arah angin.

Awalnya, gumuk pasir ini hanya beberapa

saja, kemudian karena proses eolian yang terus

menerus berlangsung dengan material pasir yang

cukup, maka terbentuklah bagian yang lain dari

gumuk pasir ini dan menjadi sebuah koloni atau

kumpulan dari beberapa gumuk pasir yang

memiliki tipe yang sama. ada daerah penelitian,

gumuk pasir ini terletak pada koordinat E 1100 E

19’ 0,6’’ dan S 080 E 080 01’ 0,44’’ dengan

elevasi 17 m dari permukaan laut. Gumuk pasir

transversal ini akan berkembang menjadi bulan

sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.

Kesimpulan

Material penyusun dari bentuklahan yang ada

di Pantai Parangtritis ini berupa material pasir

yang didapat melalui proses dipengaruhi gaya

eksogen (pelapukan) yang dilakukan oleh air dan

angin. Hasil aktivitas angin yang berupa sand

dune ini sangat bermanfaat dalam menjaga

keseimbangan ekosistem pantai dan sebagai

penahan abrasi air laut secara alami.

.

Referensi

Purnamawati, Dwi Indah & Wunda, Ferdinandus.

2012.

Analisis dan Kekuatan Angin

Pembentukan Barchan Dune dan Transveral

Dune di Pantai Parangtritis, Provinsi DIY

Berdasarkan Data Geologi. Prosiding Seminar

Nasional Apllikasi Sains & Teknologi

(SNAST) Periode III Yogyakarta.

Gunawan Budiyanto. 2011.Teknologi Konservasi

Gumuk Pasir Pantai Parangtritis Bantul DIY.

Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

http://borkatdaulay.blogspot.co.id/2015/04/sand-dunes-gumuk-pasir-di-pantai.html (diakses pada Sabtu 23 April 2016 pukul 13.00)

Lampiran

Gambar 1. Peta Parangtritis

Gambar 2. Arah Angin di Parangtritis

Gambar 3. Barchan dune

(5)

Gambar 5. Pantai Parangtritis Yogyakarta

Gambar 6. Bentuklahan Eolian di Pantai Parangtritis Yogyakarta

Gambar

Gambar 3. Barchan dune
Gambar 5. Pantai Parangtritis Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait