PENDAHULUAN..
Upaya Kesehatan Jiwa di
Puskesmas: Mengapa Perlu?
Sehat Jiwa…
Sehat Jiwa…
Suatu keadaan sejahtera dari seorang individu yang..
• menyadari potensi dirinya,
• dapat beradaptasi dengan stres kehidupan normal, • dapat bekerja dengan produktif
• dapat berkontribusi di lingkungannya
-Sehat Jiwa ditandai dengan:
Perasaan sehat dan bahagia
Mampu menghadapi tantangan hidup
Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
Stres
•
Perasaan yang dialami seseorang ketika suatu
kondisi memerlukan usaha yang lebih besar
dari biasanya (bahkan melebihi
Gangguan Jiwa..
•
Gangguan
pikiran
, gangguan
perasaan
atau
tingkah laku
•
Menimbulkan
penderitaan
dan
terganggunya
Sehat Jiwa
Kesehatan
Masalah
Jiwa
Rata-rata: 11.6 %
(lebih dari 19 juta penduduk)
Prevalensi Nasional Gangguan Jiwa Berat
(Riskesdas, 2007)
Rata-rata: 0.46%
Bengkulu
• Telah ada puskesmas-puskesmas dengan layanan
kesehatan jiwa sekitar 52 %.
• Pelatihan tenaga kesehatan puskesmas dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa masih 20 % (Rifaskes 2011)
• Puskesmas yang melakukan rujukan kasus gangguan
Interaksi antara gangguan jiwa dan kondisi kesehatan fisik
• Gangguan jiwa
mempengaruhi kondisi kesehatan fisik
• Beberapa kondisi
kesehatan fisik
mempengaruhi risiko gangguan jiwa
• Beberapa ggn jiwa yang
komorbid mempengaruhi upaya terapi & hasil
penatalaksanaan kondisi
kesehatan fisik.
Gangguan Fisik
Gangguan Jiwa
Masalah Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar
• World Health Organization (WHO) 24% pasien di pelayanan
kesehatan dasar memiliki diagnosis gangguan jiwa (World Health
Report, 2001).
• Penelitian dari berbagai negara bervariasi dari 10% hingga
mencapai 60%. Gangguan jiwa yang sering ditemukan adalah depresi, cemas dan penyalahgunaan napza, baik sebagai
BEBAN KESEHATAN JIWA
BEBAN KESEHATAN JIWA
DI ANTARA PENYAKIT TIDAK MENULAR LAINNYA
DI ANTARA PENYAKIT TIDAK MENULAR LAINNYA
DALY’S 2005
DALY’S 2005
Global Burden of Disease and Risk Factors, 2006
Sumber Daya Kesehatan
• RSJ : 31 (8 provinsi tidak memiliki RSJ) • RSU : 445 (22% memiliki layanan keswa) • Puskesmas : 9005 (±13% memiliki layanan keswa)
• Psikiater : ±600 (0,26 per 100.000 populasi) • Psikolog klinis: 418 (0,18 per 100.000 populasi) • CMHN : 850 (0,36 per 100.000 populasi) • Dokter : 56.750 (24,67 per 100.000 populasi) • Perawat : ±500.000 (217,4 per 100.000 populasi)
Fasilitas Kesehatan untuk Layanan Kesehatan Jiwa
Kondisi saat ini...
Kesenjangan pengobatan masih tinggi: >90%
Adanya keterlambatan dalam pengenalan
masalah kesehatan jiwa
Keterlambatan dalam membawa orang dengan
masalah kejiwaan ke fasilitas kesehatan
• Keterbatasan layanan kesehatan jiwa di tatanan primer
dan sekunder masyarakat sulit mendapatkan akses
pelayanan kesehatan jiwa karena umumnya pelayanan tersier secara geografis berada di ibukota propinsi.
• Integrasi kesehatan jiwa ke dalam pelayanan kesehatan
dasar menutup kesenjangan pengobatan dengan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa,
Piramida Organisasi WHO untuk
7 Alasan Penting
Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Kesehatan Dasar
1. Beban (burden) akibat gangguan jiwa sangat besar
2. Masalah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik saling terkait dan mempengaruhi
3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pada masalah kesehatan jiwa sangat besar
4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan akses
masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan akan pelayanan keswa
5. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan rasa
menghargai terhadap Hak Asasi Manusia
6. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas terjangkau secara
ekonomi oleh masyarakat
7. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas menghasilkan outcome
10 Prinsip Pelayanan Kesehatan
Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar
1. Diperlukan kebijakan dan program yang mendukung
2. Diperlukan advokasi kepada pemangku kebijakan untuk mengubah sikap, perilaku dan komitmen terhadap kesehatan jiwa
3. Diperlukan pelatihan tenaga kesehatan puskesmas yang adekuat 4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas bersifat terbatas dan dapat
dilaksanakan
5. Psikiater dan tenaga profesional kesehatan jiwa lainnya harus tersedia untuk mendukung pelayanan di Puskesmas
6. Obat-obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan jiwa harus tersedia di Puskesmas
7. Integrasi kesehatan jiwa ke dalam upaya kesehatan pada umumnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
8. Diperlukan koordinator dalam pelayanan kesehatan jiwa.
9. Diperlukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti sektor
pemerintah non-kesehatan, LSM, tenaga kesehatan di masyarakat serta para relawan.
KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI
FASILITAS KESEHATAN DASAR
Landasan Hukum Terkait Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar Berdasarkan
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 144
• menjamin ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan pemerataan
• mengembangkan upaya kesehatan jiwa berbasis masyarakat
Pasal 146 •Informasi dan edukasi pada masyarakat•menghindari pelanggaran hak asasi seseorang
Pasal 147 •tenaga kesehatan yang berwenang dan tempat yang tepat
Pasal 149 •Penderita menggelandang wajib mendapatkan pengobatan •Pembiayaan dijamin penuh
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas
Kesehatan Dasar
Pelayanan utama pada level ini termasuk: 1. identifikasi dini gangguan jiwa
2. penatalaksanaan gangguan jiwa yang umum terjadi di masyarakat
3. menjaga kestabilan kondisi pasien gangguan jiwa 4. melaksanakan rujukan
5. perhatian terhadap kebutuhan kesehatan jiwa bagi pasien gangguan fisik
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KESEHATAN JIWA 2009-2014
VISI
MISI
Menjadikan keswa sebagai kebutuhan bersama & utama
Mengembangkan yankeswa berkualitas, manusiawi, terjangkau,
merata, dan berkesinambungan (continuum of care, integrated hospital to community) pada semua tingkat pelayanan, khususnya kelompok
rentan dan marginal.
Mengembangkan upaya keswa yg terintegrasi pada berbagai program
serta tingkat layanan inter dan intrasektoral
Mengembangkan sistem ketenagaan keswa sejalan dg pengembangan
upaya keswa.
Mengembangkan sistem pembiayaan yg adekuat dan sistem askesos yg
mencakup keswa
Mengembangkan upaya keswa berbasis masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan tatanan sosial dan budaya
Mengembangkan upaya reintegrasi orang dengan gangguan jiwa ke
NILAI YANG DIUTAMAKAN
Penghargaan terhadap martabat orang dengan
masalah kesehatan jiwa
Pendekatan multidisipliner dan multisektoral
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari
kesehatan
Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
Terjangkau dan pemerataan
KEBIJAKAN DAN RENSTRA
KEBIJAKAN DAN RENSTRA
KEBIJAKAN RENSTRA
1. KEMITRAAN INTER DAN INTRASEKTORAL
1. Meningkatkan kepekaan dan
kepedulian akan kesehatan jiwa bagi pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan , lintas program , lintas
sektoral dan LSM
2. Mengembangkan jejaring kerjasama lintas sektor, lintas program dan LSM
3. Memfasilitasi pengembangan program lintas sektor terkait
KEBIJAKAN
RENSTRA
2. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA
PRIMA
1.Meningkatkan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan jiwa di setiap jenjang pelayanan
2. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas kesehatan jiwa di setiap jenjang pelayanan kesehatan
KEBIJAKAN
RENSTRA
3. UPAYA KESEHATAN JIWA BERBASIS
MASYARAKAT
1. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian masyarakat akan kesehatan jiwa
2. Meningkatkan peran serta
orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya
KEBIJAKAN
RENSTRA
4.SISTEM KETENAGAAN KESEHATAN JIWA
1. Melakukan analisis dan perencanaan ketenagaan di bidang kesehatan jiwa
2. Mengupayakan pengadaan dan pengembangan tenaga di bidang kesehatan jiwa
3. Mendayagunakan SDM Keswa
KEBIJAKAN
RENSTRA
5. SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN JIWA
1. Melakukan analisis dan perencanaan sistem pembiayaan
2. Mengupayakan pengadaan dan
pengembangan sistem pembiayaan yang adekuat
Indikator Target (%) dari 9005 PKM Definisi Operasional
2011 2012 2013 2014
Persentase Puskesmas yang
memberikan pelayanan
kesehatan jiwa dasar dan
kesehatan jiwa masyarakat
10 Capaian
13,7
20 30 40 Puskesmas yang
memberikan layanan kesehatan jiwa
termasuk psikoedukasi di bidang keswa/napza, deteksi dini, pemberian konseling kejiwaan dan atau napza, atau
pemberian
psikofarmakoterapi
Contoh Puskesmas dengan Pelayanan
Kesehatan Jiwa
•
Puskesmas Tebet Jakarta
dengan Poli Konsultasi
Anak dan Keluarga
•
Puskesmas Sindang Barang Bogor
dengan
pengembangan
Assertive Community Treatment
•
Puskesmas Rejoso Nganjuk
dengan perawatan
inap dan emergensi (terbatas) kasus psikiatri
•
Seluruh puskesmas di NAD
dengan pelayanan
PERSENTASE PELAKSANAAN
PERSENTASE PELAKSANAAN
PROGRAM UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
PROGRAM UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
TABEL 1
TABEL 1
PUSKESMAS YG MELAKSANAKAN PROGRAM KESEHATAN JIWA
PUSKESMAS YG MELAKSANAKAN PROGRAM KESEHATAN JIWA
MENURUT PROVINSI
MENURUT PROVINSI
Rifaskes Puskesmas 40
No Provinsi seluruhnyaPuskesmas
Puskesmas dengan Program Kes Jiwa
Jumlah
%
1 DI Aceh 311 300 96.5
2 Sumatera Utara 506 174 34.4
3 Sumatera Barat 248 237 95.6
4 Riau 195 118 60.5
5 Jambi 171 87 50.9
6 Sumatera Selatan 298 199 66.8
7 Bengkulu 173 91 52.6
8 Lampung 265 107 40.4
9 Bangka Belitung 57 57 100.0
10 Kepulauan Riau 65 15 23.1
11 DKI Jakarta 336 282 83.9
12 Jawa Barat 1031 821 79.6
13 Jawa Tengah 861 610 70.8
14 DI Yogyakarta 121 117 96.7