• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengangguran Terdidik, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengangguran Terdidik, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana?"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

o

Kamis

0

Jumat

0

Sabtu

0

Minggu

8 9 10 11 12 13 14 15 16 23

~

25 26 27 28 29 30 31

o

Jun

0

Jut

.

Ags

0

Sep

0

Okt

0

Nov

0

Des ~

pengangguran

Terdidik,

-

--- Siap~Merigapa,-

~

-dan

--

-

Bagaimana?'

-

--

~-MEDIAI~D.~\ESIA

5

o

Rabu

---6 7 21 22

OApr OMei

.

Senin

o

Setasa

3 19

4 20

o

Mar

Oleh M Ikhsan Modjo

'. Pertanyaannya, kemudian. kefja daTam waktu singkat bila

"J;adalah apa penyebab melon- diberl}entikan, meski dengan

Direktur Indef, pengajar pada jiiknya angka penganggur di konqi~i yang lebih sulit atau

Departemen IImu Ekonomi kalangan terdidik ini? Dari penda-patan yang jauh rendah.

Universitas'Airlangga wacana publik yang berkem- Sekilas, argumen yang anta-bang saat i(li, setidaknya ter- ra lain diungkapkan beberapa dapat tiga penjelasan ten tang pakar ekonomi seperti Pro

fe-ATA terakhir merebaknya jumlah pengang- sor Aris Ananta dari National Daya salng lemah menunjukkan gur terdidik: fenomena parasit University of Singapore itu Semakin menurunnya la-bahwajumlah lajang,informalisasipasarserta terdengar cukup masuk akaL pangan kerja formal ini dipicu penganggur anggapan adanya ketidakse- Akan tetapi, bila argumen itu beberapa faktor, antara lain di kalangan suaian pendidikan yang ada benar, penganggur terdidik adalah melemahnya kinerja terdidik, me- dengan kebutuhan di pasar lebih merupakan persoalan sektor riil dan daya saing In-reka yang menamatkan sampai kerja. Berikut paparan ringkas transisional, yakni terdapat donesia, yang menyebabkan dengan Februari 2009 telah dari setiap penjelasan ini. . batas waktu untuk mengang- melema.hnya sektor industri mencapai 1,1 juta orang. Hal. Pertama, fenomena paraslt gur, mengingat akan kuatnya danproduksimanufakturyang itu berarti terjadi peningkat- lajang. Inti dari argumen ini tekanan dari orang tua, ling- berorientasi ekspor. Pelemahan an hampir dua kali lipat dari adalah bahwa para penganggur kungan sosial, atau bahkan itu bisa d~lihat dari semakin I

angka pada 2004yang tercatat terdidik adalah generasi muda dari dalam diri si penganggur mengecilnya proporsi sektor sebesar 585 ribu orang. yang manja dan terialu ber- sendiri. Fakta yang ada, seba- industri dalam pembentukan

Secara persentase, jumlah sanding pada orang tua dalam gaimana diperIihatkan data PDB serta tingkat pertumbuh-penganggur di kalangan ter- mencukupi kebutuhan hidup- tersebut, persoalan pengang- annya dari tahun ke tahun didik juga meningkat drastis. nya. Mereka juga biasanya guran terdidik bersifat akut. la yang terus memprihatinkan Penganggur terdidik tercatat' belum menikah, walau tela~ bu~an hanya gigih, melainkan dan jauh.di bawah target yang mencapai 12,0% pada Februari cukup umur. Dus, mereka dl- juga mengalami pendalaman ditetapkan. Dewasa ini propor-2009, yang juga meningkat dua namakan sebagai para~it ~ajang. d.yi tahun ke tahun. Dengan si sektor-sektor industri dalam kali lipat dari persentase pada Para penganggur terdldlk me-.:, 9-lmikian, tentu saja tidak tepat PDB tidak lebih dari 20%. 2004 yang hanya mencapai mang biasanya datang dari ke- untuk mengategonkannya se- . Demikian pula tingkat per-5,7%. lompok masyarakat menengah bagai masalah transisional. tumbuhan sektor industri ham-lronisnya, peningkatan peng- ke atas, yang memungkinkan Kedua, informalisasi pasar pir selalu 5% per tahun selama anggur di kalangan terdidik adanya jaminan kelangsung- kerja. Penjelasan kedua ini kurun waktu 1997-2008.Ekspor' terjadi pada saat jumlah peng- an hidup meski menganggur. berangkat dari kenyataan se- jndustri juga terus mengalami angguran secara keseluruhan Sebaliknya, mereka yang tidak makin menyempitnya pasar~pele1Vahan dari tahun ke tahun. mengalami penurunan, baik menikmati pendidikan tinggi kerja formal yang ada. K~naikan ekspor dalam tiga dalam persentase maupun se- biasanya dari datang dari ka- Sebagaimana terlihat pada tahun terakhir lebih banYa'k cara absolut. BPS menunjukkan langan menengah ke bawah. Gambar 1, lapangan kerja sek- dipicu ekspor barang-barang bahwajumlahpersentasepeng- Dengan demikian, bagi se- tor formal terus menyusut primer seperti minyak dan angguran terus menurun dari bagian besar dari mereka, tidak dari tahun ke tahun. Dewasa batu bara serta komoditi perta-9,86% dari angkatan kerja pada bekerja bukan merupakan pi- ini hampir 70% dan. lapangan nian, bukannya barang-barang 2004 menjadi 8,14% dari angka- lihan. Karena dengan berhenti kerja yang ada bersifat infor- produk industri. Melemah-tan kerja pada 2009. Demikian bekerja, kelangsungan hidup mal. Sementara itu, lapangan nya sektor riil dan daya saing pula, secara absolut, jumlah pun akan terancam. Mengang- kerja formal hanya menyerap Indonesia secara langsung penganggur turun dari 10,25 gur bagi kalangan itu adalah tidaklebih30% angkatankerja. menyebabkan berkurangnya juta orang pada' 2004 menjadi satu kemewahan. Mereka akan '6eberapa ciri lapangan kerja permintaan untuk tenaga k~a

9,26juta orang pada 2009.

.

~cari

kerja a~pindah

~

informal antara lain adalah ber-

terdidik, yang menyebabkap

-

- ~ --

- - -- - -

- -

-1!leni!2PkatnY<0uE1l~p~

sifat ticlak tetap, upah rendal1 atau liahkan tidak mendapat \.ompensasi sarna sekali, mirum

periindungan, dan memiliki tingkat produktivitas yang rendah.

K lip i n 9

Hum a sUn

pad

2 00

(2)

---Lapangan Kerja Formal dan Informal

1996-2008

Situasi Ketenagakerjaan

2004-2009

Pengangguran

Berdasarkan

Tingkat Pendidikan 2004-2009

2008

666,066 2,753,548

519,987 626,202 10,547,917 9,427,590

~ ~~

5P

~ ~~ ~" ;a

E!.

.~ . ;(§E'. .

"

2004 2005 2006 2007 1,004,296 1,012,711 849,425

2,675,459 2,860,007 4,047,016

2,643,062 3,745,035 330,316 409,890

528,195 2.216,748 2,166,619 3,369,959 2,275,281

2,690,912

2.540,977 2,680,810 3,695,504 3,911,502

237,251 322,836 297,185 348,107 385,418 375,601 10,251,351 10,854,254 11,104,693

-anggur 7intelekt~f~ Dengan kata lain, persoalan pengang-gur terdidik muncul karena adanya informalisasi pasar kerja.

Selain informalisasi, dalam tafsiran ini, persoalan pengang-guran terdidik juga disebab-kan pasar tenaga kerja formal yang tidak fleksibel. Dalam pasar kerja yang tidak fleksi-bel, tingkat upah sulit untuk naik atau turun untuk menye-suaikan kelebihan atau keku-rangan 'pasokan tenaga kerja. Sebaliknya, dalam pasar kerja formal yang fleksibel, tingkat upah akan naik atau turun de-ngan cepat bila ada kelebihan atau~~\lr:ngan pasokan. D..!:..

ngan demWiiffi;Q'a1ilin

pasar~eti~a, kurangnyarel;ansi

-kerja yang fleksibel, persoalan pendidikan dengan pasar kerja. pengangguran akan dapat Argumen ini biasa diajukan sedikit teratasi walaupun tidak para pakar pendidikan di dalam seluruhnya. Ketidakfleksibelan negeri. Argumen ini kurang Ie-pasar kerja Indonesia disebab- bih menyatakan bahwa pendi-kan antara lain oleh berbagai dikan tinggi Indonesia kurang aturan yang tidak kondusif. Se- lebih memberikan pelatihan perti ketentuan upah minimum dan ilmu yang sesuai dengan yang diberlakukan dengan cu- tuntutan pasar kerja yang ada. kup ketat di berbagai daerah~ Sebagai impIikasinya, perlu aneka peraturan lain, seperti ada pembenahan pendidikan ketentuan ten tang pesangon, agar sesuai dengan pasar kerja yang dalam banyak hal mem- yang ada, untuk mengurangi batasi kelenturan tingkat upah penganggur angkatan kerja ter-untuk menyesuaikan terhadap

- -

-kondisi pasar kerja formal di In~nesia.

2009 2,620,049 2,054,682 2,133,627 1,337,586 486,399 626,621 9,258,964

Sumbe.: BPS

--r

Formal Informal 100%

80% -1 1---; 1---1 1---1 I 1---1 1--; ,---t \--1 l--i I-i 1--1 l-i I---! 1-1 f--I

I-eI) 60% -1 l-i 1--1 !---I 1---1 1--1 1-1 1_ 1---1 l--i l-i 1--1 1--1 1--1 I---!

I-en

(G

-

C

eI)

en 40% -; I 1----1 :----1 !----:i 1--1 1-1 1--1 1---1 1-1 l-i 1--1 i--I 1-1 I--i 1--1 l-I..

eI)

Q.

I I I

I

.

I

I

I

.

I

20% -t l-i .--1 I-t 1--1 1_

.

,--II

t-t

I

l-I I

I

I . I .

.

.)

I

. 0

'96 '97 '98 '99 '00 '01 '02 '03 '04 Feb Nov Feb Agt Feb Agt Fe '05 '05 '06 '06 '07 w'07 '08

-tt/.

_-4:.Q;.1""f.,f , 2004 I 2005 I 2006 I 2007 j 2008

.

!

2009

I

mmb

[!J 153,92 '158,49 160,81 164,12 166,64 168;26

..

Emm

Po 103,97 105,86 106,39 109,94 111,95 113,74

.

g .

Ii'

ri3

....

T :.

.

67,55 66,79 66,16 66,99 67,18 67,70

:.' :iJ!;1 .. 93,72 93,96 95,46 99,93 102,55

.

104,49 l!J '\:.[1: 10,25 11,90 10,93 10,01 9,93 9,26

.

(3)

lIustrasi:Caksono

didik. Di satu sisi, pendidikan tinggi Indonesia memang tidak sempurna. Ada banyak kele-mahan baik yang menyangkut infrastruktur maupun supra-struktur yang harus dibenahi. Di sisi lain, argumen ini juga tidak terlalu tepat. Sebab se-bagaimana diuraikan sebe-lumnya, pasar kerja yang ber-kembang di Indonesia adalah pasar kerja informal, sebagai

akibat informalisasi pasar kerja yang terjadi dalam 10 tahun terakhir.

Begitu juga bila argumen ini benar, bahwa dunia pendidik-an tinggi harus menyesuaikpendidik-an dengan pasar kerja y~ng ada. Maka, tanpa bermaksud me-nyinggung berbagai profesi ini, apakah perguruan tinggi juga harus memberikan keteram-pilan-keterampilan informal

. . "t"

d" d k ki seperti menJa 1pe agang a lima, sopir taksi atau keteram-pilan-keterampilan informal lainnya bagi para anak didik? Alhasil, dari uraian ini adalah jelas bahwa persoalan pengang-gur terdidik lebih disebabkan informalisasi pasar kerja dan melemahnya daya saing serta pertumbuhan di sektor riil, terutama sektor industri. Untuk itu, pengatasan soal

pengang--

Gambar

Gambar 1, lapangan kerja sek-tor formaldari tahun ke tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan intensitas cahaya dalam ruangan juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pencahayaan alami yang berasal dari matahari. Pencahayaan alami dapat lebih

menegur atau memberikan penyakit juga terkadang menjadi sebab kedatangan.. pengungjung, dari hal tersebut sesuai dengan hadis nabi maka orang yang meninggal

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan dalam SOP Mini Riset ini meliputi, hal pertama adalah penambahan dokumen baku pada

Interaksi adalah juga ruang untuk melakukan sosialisasi dalam mengenal pola-pola pewarisan tradisi kitab kuning dan proses belajar untuk mengembangkan intelektual

Pada tahun 1996 hingga sekarang ini, Makmur Jaya telah mengalami kemajuan yang dapat memproduksi segala macam permesinan dan sparepart mesin dengan harga yang

Sedangkan Objek Forma Sosiologi Politik adalah bagaimana kemudian hubungan masyarakat dengan lembaga lembaga politik, misalnya sosialisasi politik, rekruitmen politik, komunikasi

yang artinya ada hubungan bermakna antara persepsi hambatan yang dirasakan responden dalam upaya berhenti merokok dengan tipe perilaku perokok. Hasil penelitian ini

Dalam proses idolisasi ini, informan juga mendapatkan hambatan dari luar, yaitu mendapatkan perilaku bullying dikarenakan menyukai jenis musik k-pop yang bernuansa feminitas