~8~) Pikiran Rakyat
o
Selasa0
Rabu456 7
20 21
~
o
Mar OApr OMei() Kamis () Jumae 0 Sabeu . Millggu
8 9 10 11 12 13 14 15 16
23 24 25 26 27 28 29 30 31
o
Jun0
Jvl0
Ags0
Sep0
Oke0
Nov0
Des _. ---, ...,~.. - .Prof Dr. Jr. Ganjar Kurnia, D.E.A.
o
Selli"Mengoptimalkan
--
-,-.. ,- -,. ~. -'..:.. ~ '~-'" . - --- ""--.:11I-"Kelillasan Lol~al
PROF. Dr. Jr. Ganjar Kurnia, DBA. *
S
ElAIN dikenalsebagai
PusatPengkajiandan
Pengem-orangnomorsatu di
banganBudayaSunda?Berikut
UniversitasPadjadjaran,
petikanwawancarawartawan
Prof. Dr. Jr. Ganjar Kur-
PikiranRakyat, Eriyanti,
ber-nia, D.E.A.,juga seorangpe-
kenaan denganisu-isudan
per-merhatisekaliguspelakuseni
soalantersebut.
dan budayaSunda.Meskitidak
mau disebutsebagaiseniman,
MengacukepadaPerdaNo.
pria kelahiranBandung,3 Ja-
5 Tahun2005 tentangBahasa,
nuari 1956ini,memanglama
Sastra,danAksara Daerah,
bergiatdibidangsenidan hu-
daerah-daerahyang tidak
daya.Malah,kendatibelurnla-
berbahasaibu bahasaSunda
ma menjabatsebagairektor,
mungkin diperkenankan
Unpadtelap menyuguhkan
menggunakan
bahasaibuse-berbagaipergelarankesenian
tempat.BagaimanaAnda
me-kepada masyarakat.
mandang masalahini?
Tidakcumaitu,Unpadjuga
Sayakira,bagus-bagussaja.
telah memilikiGedungKeseni-
Mengapaharns dipersoalkan?
an BaleRurnawatPadjadjaran
dan menobatkanlembaganya
Bukankahdengancara-ca-sebagaiPusatPengkajiandan
ra sepertiitujustru akan
se-PengembanganKebudayaan
makin
mempersempitkeber-Sunda.Bagaimanakahpan-
adaan bahasaSunda di
ma-dangandan pemikiranGanjar
syarakat?
Kurniaterhadapberbagaiper-
I
ltu pengertianyangkeliru.
soalanseni dan budayaSunda
Hal pertamayangharns
dipa-yangmengemukaselamasepe-
hami adalah,bahasa ibubukan
kan ini? Bagaimanapula aksi
bahasa Sunda.Bahasaibu
ada-Unpaddalam~isinya seb~ai I lahbahasa
setempatyangdi-pergunakanmasyarakatdi
K rip i n 9 ~~rah te~u.!,~gAjip
}
-.---(AjipRosidi) mem"Demikan'1Je... tul antara bahasa ibu dan ba-hasa daerah. Contohnya Cire-bon, meskipun masyarakatnya berada di Jawa Barat tetapi ka-.rena bahasa yang
diperguna-kan masyarakatnya adalah ba-hasa Cirebon, baba-hasa ibu
urang Cirebon adalah bahasa
Cirebon, bukan bahasa Sunda. Yang menjadi polemik adalah, ketika di daerah yang tidak berbahasa ibu Sunda diajarkan bahasa Sunda. Padahal, bahasa Sunda di daerah itu bukan ba-hasa ibu. Walaupun mungkin, masyarakat daerah tersebut berada di tatar Parahyangan. Berbeda dengan daerah yang bahasa ibunya adalah bahasa Sunda, yang harns diajarkan adalah bahasa Sunda.
Bagaimana dengan pewari-san budaya? Bukankahjustru dengan cara-cara seperti itu dapat memutus pewarisan bu-daya Sunda kepada generasi berikutnya?
(perpindahan) dari kebudaya-an itu idealnya memkebudaya-ang mela-lui bahasa. Kalau bahasanya ti-dak hafal, tentu saja niIai-niIai kebudayaannya tidak tercapai. Saya setuju tentang itu. Tetapi, jangankan sampai kepada niIai, kepada aplikasi penggunaan b3hasa saja tidak tercapai.
Secara politis kewilayahan, mengancam atau tidak? Con-tohnya clrebon, karena Cire-bon merasa sudah diperke-nankan menggunakan bahasa ibu, ingin memisahkan din darijawa Barat.
Kalau kita kembali ke bahasa ibu, bahasa ibu di Cirebon itu bukan bahasa Sunda. Bahasa ibunya orang Cirebon adalah bahasa Cirebon, justru pro dan kontra dan menjadi tidak pro-duktifnya pada waktu itu ada-lah ketika di Cirebon berbahasa Cirebon tetapi diajarkan baha-sa Sunda. ltulah yang menye-babkan Cirebon merasa bahwa bukan berada di daerahnya. Persoalannya adalah, bagaima-na orang Cirebon diberikan ke-bebasan menggunakan bahasa daerah di wilayahnya. Mung-kin, kalau sudah diberikan ke-bebasan seperti itu dan menda-pat perlakukan yang sama de-ngan daerah-daerah lain di Ja-wa Barat, Cirebon tidak akan memisahkan diri.
Bagaimana dengan Tange-rang, Purwakarta, dan De-pok? Mungkinkah bisa
"diam-bil alih" DKI "diam-bila mereka su-dah diperkenankan berbahasa ibu Betawi?
Saya kira tidak. Di Tange-rang dan Pwwakarta itu, ma-sib banyak masyarakat yang menggunakan bahasa fuu 00-hasa Sunda. Sedangkan Depok, karena kotanya sudah metro-politan, saya kira mereka tidak menggunakan bahasa Sunda atau bahasa Betawi lagi tetapi bahasa Indonesia. Sekarang sa-ja, banyak kok daerah tertentu
di Jawa yang sebagian komuni-tasnya menggunakan bahasa Sunda. Jawa Barat tidak kemu-dian mengklaim bahwa daerah itu bagian dari Jawa Barat. Te-tapi, bahwa di daerah itu yang hams diajarkan bahasa fuu . Sunda, memang iya. Begituju-ga yang mungkin teJjadi di daerah transmigrasi. Kalaupun mereka beradadi Kalimantan, kalau masyarakatnya menggu-nakan bahasa ibu Sunda, yang harus diajarkan di daerah itu adalah bahasa fuu Sunda.
Dengan kondisi seperti itu,
bagaimana peta kebudayaan secara keseluruhan nanti?
Kebudayaan itu tidak sela-manya harus disekat oleh batas administrasi. Apalagi era global sekarang, sudah tidak ada se-kat-sekat administratif.
Tetapi, dan informasi PPSS (Paguyuban Panglawungan
Sastra Sunda), masyarakat di
daerah yang bukan berbahasa ibuSunda, kesulitan dalam memperoleh bahan ajar
baha-sa Sunda.
Inilah persoalannya. Karena kita selalu tersekat oleh perso-alan wilayah administratif, ak-ses infonnasi jadi sulit. Pada-hal, mestinya mereka bisa mendapatkan bahan-bahan se-perti itu dari wilayah Jawa Ba-rat. Dengan koordinasi, saya kira Pemprov Jabar bisa mem-bantu mereka.
Bagaimana dengan pers<r alan gedung kesenian?
Kalau pemerintah ingin mempunyai gedung pertunjuk-an besar seperti Sabuga,
mangga, silakan. Tetapi dalam
berkesenian itu, itu bukan per-soalan utama. Kahm masyara-kat bisa menghidupkan keseni-an di daerahnya masing-ma-sing, itu bisa menjadi daerab tujuan wisata. Contohnya, Sa-ung Udjo. Di BandSa-ung itu, yang kewalah~ ka~ cuma
Sa-ung Udjo. Apa kehebatannya Saung Udjo? Kehebatannya cu-ma satu, Saung Udjo tidak ber-gantung pada kesenian dan pa-riwisata. Para pengelolanya ter-utama para senimannya adalah anak-anak sekolah, mereka adalah masyarakat di sana. lau ada wisatawan, main. Ka-lau tidak, ya main
langlayang-an saja. Jadi sebetulnya, tahap
pertama kesenian itu jangan dianggap sebagai mata penca-harian. Saya sudah bicara de-ngan Pak Wagub, kenapa kita repot-repot bikin gedung kese-nian di daerah. Manfaatkan sa-ja balai desa, gedung-gedung yang ada di kecamatan, atau gedung negara yang ada di daerah masing-masing.**
GANJAR Kurniajuga
me-nulis sajak berbahasa Sunda. Empat puluh lebih sajak ter-simpan rapi difile komputer-nya. Dua puisi yang beJjudul "Sakaratul Maot" dan ''Tanceb Kayon" sudah dibuat dalam la-gu oleh lwan Abdl.UTclchman. Sedangkan dua sajak lainnya yang beJjudul "Kalindih" dan "nang" tennasuk lagu yang masuk seleksi Pasanggiri Tem-bang Sunda (PTS) Cianjuran Daya Mahasiswa Sunda (Da-mas) yang akan digelar Juni mendatang. Sajak-sajak terse-but diakuinya dI1>uatspontan saat menyaksikan berbagai fe-nomena sosial yang sedang ter-jadi. Seperti penggalan sajak yang berisi tentang kampanye Pemilu 2009 yang dibacakan-nya saat wawancara.
"Semua yang saya lihat, saya apresiasi. Suka atau tidak suka atas hasilnya, tidak jadi soal. Saya pemah melihat anak-anak berpegangan tangan me-nyeberangjalan sambil menya-nyi, 'brakji brak beh' katabrak
hiji katabrak kabeh.' Buat saya,
itu juga kesenian. Malah, saya lebih senang nonton teater da-ripada film. Seburuk-buruknya teater, pasti ada blocking,
~---ting, suara, bukan senang clan tidak senang," ujamya.
Unpad sudah menobatkan din sebagai Pusat Pengkajian dan pengembangan Budaya Sunda. Apakah ini merupakan bagian dan ekspresi Anda da-lam berkebudayaan atau ada tujuan lain?
Soal memelihara clan me-ngembangkan kebudaYaan itu ada dalam renca.na strategis (renstra) Unpad Jadi, kalau saya mengembangkan ini, saya hanya melaksanakan amanah. Bukan karena saya resep kana
kasundaan. 8edangkan
kebu-dayaan itu sendiri bisa dalam arti sangat luas. Tennasuk di dalamnya teknologi clan penge-tahuan. Tetapi, yang menjadi kekhasan kita adalah kebuda-yaan 8unda. Mengapa ini didi-rikan, karena kita menganggap salah Satu strategi dalam menghadapi kebudayaan glo-bal adalah kalau kita mengopti-malkan kekhasan lokal. Ke-khasan lokal itu bisa macam-macam, bahasa, sejarah, tekno-logilokal, obat-obatan tradisio-nal, clan lain-lain. Selain itu, pengalamanjuga menunjuk-kan, world class university itu salah satu caranya adalah de-ngan menyiasbti clan melihat relung pasar yang tidak dimili-ki orang lain.
Bagaimana dengan persi-apan SDM?
Pada prinsipnya kita sedang terns mendorong semua dosen untuk 8-2 clan 8-3. Begitujuga dosen-dosen dijurusan bahasa clan sastra 8unda.
Bagaimana praktik dan pe-laksanaan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebuda-yaan Sunda itu?
Bisa banyak terkait dengan yang lain, multidisplin. Misal-nya temen-teman dijurusan sastra Sunda mengumpulkan berbagai data tentang penyakit clan obat-obatan tradisional, hasilnya bisa berupa hipotesis.
Hipotesis itu bisa dikaji teman-ternan dari jurusan fannasi clan kedokteran. Jika itu ber-kernbang, bisa berhubungan dengan ternan-ternan dariju-rusan pertanian. Hasilnya bisa ditulis kernbali clan diterjemah-kan dalam berbagai bahasa, ti-dak hanya bahasa 8unda. Se-hingga, buku itu merupakan sumber yang memuat berbagai aspek kehidupan. Jadi, kebu-dayaan dalam arti seluruhnya dengan entry point 8unda.
Bagaimana pusat pengkaji-an ini mengakomodasi seni-seni tradisi yang berkembang di padepokan-padepokan?
Unpad hanya rnelaksanakan renstra. Aplikasinya kita buat dalam bentuk pergelaran. Se-buran sekali kita menggelar acara clan pengisinya adalah kornunitas-kornunitas. Kami ti-dak punya misi terlalu muluk-muluk. Punya misi kesenian saja sudah cukup, silakan diisi ternan-ternan komunitas yang sudah ada.
Unpad itu berpengalaman dalam menghiduPkan kembali . kesenian-kesenian yang hidup di lnasyarakat. Setidaknya pa-da era '7o-an, Unpad bersama Damas berkontribusi dalam memperkenalkan kembali ca-lung, gending karesmen,
kau-linan urang lembur, gondang,
clan lain-lain. .
Bagaimana dengan ang-garan?
Alhamdulillah, kami sudah rnenjajaki kerja sarna dengan Bank Jabar. Bank Jabar akan membiayai kegiatan selama satu tahun karena memang kita sudah menyusun jadwal itu selama satu tahun. Ini sa-lah satu bukti bahwa per-bankan aware terhadap ke-budayaan. Kalau semua bank mau seperti itu dan membia-yai proses kesenian selama satu tahun, nanti sama halnya seperti di luar negeri.
Foun-dation itulah yang membiayai
kesenian. ***
Nama : Prof.Dr.GanjarKurola,Ir.,D.E.A
; Jempatlfii:;:ahi,:'sandung,3Januari£956.. m .
tAlamatRumah : Jln.AlfaI No.2 CigadungBandung40191
* Pendldlkan
1. Lulus 5-1 dari Jurusan Sosial Ekonoml Fakultas Pertanlan Unpad (1979)
2. Lulus D.E.A (5-2) untuk Bidang Studl Sosiologi dan Ekonomi Masyarakat
dari UniversitasParis XNantere(1983) .
3. lOlus 5-3 untukstudi SosiologiPedesaan dari UniversitasParis X mm~an~e~~Q.~7)
.
Rlway8tPekeljaan. Dosen Fakultas Pertanian Unpad (1979 . sekarang) , Dosen Paseasarjana Unpad (2009 . sekarang)
. Koordinator Peneliti Penyerahan Irigasl Keeil di Jawa Barat pada International Management Institute (1995- sekarang)
. KepalaPusat Dlnamlka Pembangunan Universitas Padjadjaran (1995-sekarang)
. Konsultan Bank Dunla untuk WATSAL(1999)
, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebudayaan Jawa Barat Universitas Padjadjaran
.Guru Besar Sosiologi Pertahlan Unpad (2003) . Atase Pendldlkan dan Kebudayaan di KBRIParis (2004) . Rektor Unpad Bandung
Aktlvltas dl BIdang Kebudayaan dan Kesenlan 1. Mendirlkan Lises Unpad (1981) 2. .Mendirikan Racana Pramuka Unpad (1976)
3. PembinaPramukaUnpad(1990
.
2004) 4. Pengurus Korps Alumni Damas (1995 . 2003)5. Anggota Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan (2000 ' 2004) 6. Wakil Ketua Badan Koordinasi Kesenian Nasionallndonesla (BKKNI)
Jawa Barat (1996 . 2002)
7, Koordinator Mahaslswa Pedull Kesenian Tradisional Jawa Bara!. Disparbud Jabar (2001- 2002)
8. Plmpinan rombongan kesenlan untuk International Children Festival dl Ankara dan Istanbul (1987)
9. Pimplnan rombongan kesenian Unpad ke Belanda dan Prancis (2000) 10. Pembuat naskah dan penyutradaraan Gending Karesmen "Durma"
(1995), "Sellsik I Atawa Topeng" (2000), "Sellsik II atawa leu Rengse" (2001), "Selislk III atawa Nyuuh" (2002), "Jaka Kembar" (2003)
11. Kontributo'tembang Bandungan (2005)