• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERATUR REVIEW: PENYAKIT PERIODONTAL PADA IBU HAMIL DITINJAU DARI BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LITERATUR REVIEW: PENYAKIT PERIODONTAL PADA IBU HAMIL DITINJAU DARI BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3 No 2 September 2021 ISSN: 2721-2033

LITERATUR REVIEW: PENYAKIT PERIODONTAL PADA IBU HAMIL DITINJAU DARI BERBAGAI FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI

Rhesilia Hardiderista1*, Isnanto2, Imam Sarwo Edi3

1,2,3 Jurusan Keperawatan Gigi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

* rhesiliahardi@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang penting dalam kehidupan seorang wanita untuk memperoleh keturunan. Kehamilan adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai janinya dilahirkan. penyakit periodontitis hampir diderita oleh manusia di seluruh dunia dan prevalensinya mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Tujuan : Mengetahui faktor yang mempengaruhi penyakit periodontal ibu hamil. Study Design : Jenis penelitian ini yaitu systematic literature review. Pencarian jurnal dilakukan dari tahun 2016-2020 pada database Google Scholar, ScienceDirect Pubmed, dan ProQuest dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Stategi pencarian jurnal menggunakan PICOS. Jurnal dipilih berdasarkan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang akan di review. Hasil : Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu faktor perilaku dan faktor hormonal. Faktor perilaku yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu, pengetahuan, sosio ekonomi, kebiasaan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut dan faktor hormonal yang mempengaruhi penyakit periodpntal pada ibu hamil yaitu, perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak, status indeks gingiva

Kata kunci:

Penyakit Periodontal, Faktor, Ibu hamil.

ABSTRACT Key word:

Periodontal disease, Factors, Pregnant women.

Background: Pregnancy is an important physiological process in a woman's life to have offspring. Pregnancy is a period from when fertilization occurs in a woman's uterus until her fetus is born.

Periodontitis affects nearly all humans in the world and its prevalence reaches 50% of the adult population. Purpose: To determine the factors that influence periodontal disease in pregnant women. Study Design: This research type is systematic literature review. Journal searches were conducted from 2016- 2020 on the Google Scholar, ScienceDirec, Pubmed, and ProQuest databases in Indonesian and English. The journal search strategy uses PICOS. Journals are selected based on the inclusion and

(2)

exclusion criteria that will be reviewed. Results: Based on the results of a literature review on 10 journals, several factors that influence periodontal disease in pregnant women have been found, namely behavioral factors and hormonal factors.

Behavioral factors that influence periodontal disease in pregnant women are knowledge, socioeconomic, habit of brushing teeth, control of dental health, and self-efficacy and hormonal factors that affect periodontal disease in pregnant women, namely hormonal changes, gestational age, plaque index, gingival index status

PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang penting dalam kehidupan seorang wanita untuk memperoleh keturunan. Kehamilan adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai janinya dilahirkan.

Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester pertama (0-12 minggu), trimester kedua (13-27 minggu), dan trimester ketiga (28-40 minggu). Kehamilan dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada tubuh wanita, baik fisik maupun psikis.

Seorang wanita yang hamil memiliki beberapa gejala seperti tidak mendapatkan menstruasi, mual, muntah, sering kencing, mengidam, payudara membesar, sembelit atau konstipasi, dan rasa mengantuk yang berlebihan (Ikenasya et al., 2017).

Menurut WHO pada tahun 2010 Indonesia berada di posisi ke- 5 sebagai negara dengan kelahiran preterm terbanyak di dunia yaitu 675.700 bayi. Infeksi-infeksi periodontal memiliki kemungkinan untuk diintervensi mengingat perubahan fisiologi yang unik yang terjadi di rongga mulut selama kehamilan. Bentuk infeksi periodontal yang sering terjadi adalah gingivitis dan periodontitis. Kedua bentuk infeksi tersebut cukup sering ditemukan pada ibu hamil yaitu sekitar 30 % untuk gingivitis dan 5 – 20%

untuk periodontitis. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2015 masih cukup tinggi yaitu 22 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas neonatus adalah persalinan preterm. Penyebab kematian neonatus (kematian pada waktu kurang dari 7 hari setelah lahir) yang tidak berhubungan dengan malformasi sebanyak 28% adalah persalinan preterm. Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Septira et al., 2019).

Ada 4 komponen dari jaringan periodontal yaitu gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar. Fungsi secara umum dari jaringan periodontal adalah sebagai kesatuan yang menjaga gigi tetap pada posisinya, dalam berbagai macam respon selama proses pengunyahan. Gingiva sebagai bagian dari jaringan periodontal tidak terlihat dalam gambaran radiograf karena gingiva merupakan jaringan lunak. Prosesus alveolar, lamina dura dan ruang ligamen periodontal yang akan terlihat pada radiograf periapikal. Jaringan periodontal dikatakan sehat jika secara klinis tidak terlihat adanya kehilangan perlekatan serta pada gambaran radiograf jarak antara tepi puncak tulang dengan cemento enamel junction (CEJ) adalah 2-3mm. Pada referensi lain disebutkan bahwa jarak puncak alveolar kira-kira 1-1,5mm di bawah CEJ gigi yang berdekatan. Pada

(3)

gigi posterior, tinggi puncak alveolar sejajar dengan garis yang menghubungkan CEJ yang berdekatan (Saputri et al., 2018).

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang disebabkan oleh adanya plak. Penyakit periodontal dikenal sebagai infeksi bakterial yang dapat menyerang jaringan periodontal dan dapat menimbulkan berbagai kondisi, terutama gingivitis dan periodontitis. Gingivitis ialah inflamasi gingiva tanpa terjadi ke- hilangan perlekatan klinis, sedangkan periodontitis berawal dari inflamasi gingiva yang kemudian mengalami kehilangan perlekatan klinis dari jaringan periodontal. Selain terjadi kehilangan perlekatan klinis, kondisi-kondisi lain yang dapat timbul ketika jaringan periodontal terlibat ialah pembesaran gingiva, resesi gingiva, resorpsi tulang alveolar, pembentukan poket periodontal serta perdarahan gingiva, dan jika tidak dilakukan perawatan akan menyebabkan kehilangan gigi. Manifestasi penyakit periodontal umumnya terjadi pada populasi orang dewasa (Savira et al., 2017).

Menurut Wahyukundari (2009) penyakit periodontitis hampir diderita oleh manusia di seluruh dunia dan prevalensinya mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Amerika Serikat, periodontitis memiliki prevalensi sebesar 30-50% dari total populasi.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi nasional masalah gigi dan mulut termasuk periodontitis adalah 25,9%, diantaranya 68,9% tidak dilakukan perawatan dan sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional. Provinsi dengan prevalensi masalah gigi dan mulut tertinggi adalah Sulawesi Selatan (36,2%), Kalimantan Selatan (36,1%), Sulawesi Tengah (35,6%), Jawa tengah (32,1%), dan DKI Jakarta (29,1%) (Dheasabel et al., 2018). Tingkat keparahan dan kerusakan jaringan yang terjadi tergantung pada daya tahan tubuh dan kualitas reparasi jaringan. Adanya penyakit atau kondisi penurunan daya tahan tubuh penderita dapat menambah keparahan penyakit. Tetapi tanpa adanya iritasi lokal diragukan bahwa penyakit sistemik dapat menyebakan penyakit periodontal (Irma & Intan , 2013).

Data Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi gangguan/ komplikasi yang dialami selama kehamilan pada perempuan umur 10-54 tahun di Indonesia adalah sebesar 28%

dan tingkat kelahiran prematur di Jawa Timur sebesar 23.3% (Riset Kesehatan Dasar 2018). Menurut BPS Jatim (2019) data BPS tahun 2018 menunjukkan 885 kelahiran bayi di Surabaya dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ( Wijaksana et al., 2020).

Wanita hamil amat lazim mengalami masalah yang mengganggu gigi dan mulut selama kehamilan, antara lain hipersalivasi (air liur berlebihan), gigi berlubang, perdarahan gusi, gingivitis (peradangan gusi). Masalah gigi dan mulut pada ibu hamil sering terjadi, hal ini cenderung diabaikan, baik oleh penderita maupun oleh dokter atau bidan. Masalah gigi dan mulut apabila tidak dirasakan sebagai gangguan, maka wanita hamil biasanya tidak mengeluhkan kepada dokter atau bidan yang memeriksa kehamilannya. Calon ibu cenderung lebih peduli akan kesehatan janinnya dan kehamilan itu sendiri sehingga mengabaikan kesehatan gigi dan mulut (Nyoman, 2017)

Salah satu faktor resiko dari kelahiran bayi prematur dan BBLR adalah adanya kelainan jaringan rongga mulut yaitu kelainan periodontal (Thakur et al., 2020; Vidhale et al., 2020; Wijaksana, 2019). Kelaianan periodontal yang umum ditemukan pada ibu hamil diantaranya adalah gingivitis dan periodontitis. Di Kota Surabaya, studi yang dilakukan pada delapan puskesmas menunjukkan 73% ibu hamil mengalami gingivitis dan 36% ibu hamil mengalami periodontitis (Tedjosasongko et al., 2019). Menurut Klokkevold &

(4)

Mealey (2019) wanita dengan periodontitis generalis beresiko 5 kali lebih besar mengalami kelahiran prematur sebelum usia kehamilan 35 minggu dan 7 kali lebih besar dalam usia kehamilan kurang dari 32 minggu. Periodontitis lebih mampu mempengaruhi hasil kehamilan dibanding kebiasaan merokok maupun konsumsi alkohol saat kehamilan (Wijaksana et al., 2020).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, yaitu tingginya prevalensi penyakit periodontal pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dari masalah tersebut, maka penulis perlu melakukan penelurusan artikel ilmiah untuk melaksanakan literature review “Faktor yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil"

METODE

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal baik nasional maupun internasional dengan tema yang sesuai. Pencarian literatur dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Desember 2020. Pencarian Literatur dalam literatur review ini didapatkan dari 4 academic database yaitu Google Scholar, PUBMED, Science Direct dan ProQuest. Jumlah artikel minimal yang direncanakan adalah 10 artikel, yang diterbitkan pada tahun 2016-2020 yang dapat diakses ful-ltext dalam format pdf

Pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci “Behavior”, “Hormon”,

“periodontitis” dan “pregnancy”. Cara menggunakan kata kunci adalah dengan metode

“boolean searching”, yaitu: (Behavior OR perilaku) AND (Hormonal OR hormon) AND (periodontitis OR penyakit periodontal) AND (pregnancy OR kehamilan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di empat academic database seperti Google Scholar, ScienceDirect, Pubmed,dan Proquest dengan menggunakan kata kunci “Perilaku dan hormone yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil”

dan “Behavior and hormones that affect periodontal disease in pregnancy” maka peneliti menemukan jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut 304 artikel jurnal. Jumlah 304 artikel jurnal yang telah didapatkan dikelompokkan sebagai berikut:

Google scholar : 165 ScienceDirect : 24

Pubmed : 6

ProQuest : 109

Hasil pencarian jurnal yang sudah didapat kemudian diskrining duplikasi dan ditemukan sebanyak 9 jurnal yang sama sehingga dikeluarkan dan sisa 295 jurnal.

Kemudian dilakukan skrining berdasarkan judul (n=17), abstrak (n=10), full text (n=10) yang telah disesuaikan dengan tema literature review. Assesment kelayakan jurnal terhadap kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 10 jurnal yang digunakan dalam literature review.

Pengujian kelayakan (eligibility) diberi nilai “ya”, “tidak”, “tidak jelas” dan “tidak berlaku”, dan setiap kriteria dengan skor “ya” diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan.

(5)

Tabel 11 menyajikan rangkuman hasil literature review tentang penyakit periodontal pada ibu hamil ditinjau dari berbagai faktor yang mempengaruhi.

Tabel 1. Rangkuman Hasil Literature Review

No. Penulis (Tahun)

Judul Jurnal Vol (No)

Metode (Desain, Sampel, Variabel, Instrumen)

Hasil Database

1. Swati Patil, Rajul Ranka,

Minal Chaudha

ry, Alka Hande,

dan Preethi Sharma (2018)

Prevalensi karies gigi

dan gingivitis

pada wanita hamil dan tidak hamil

Vol.

13 (no.1)

D : Penelitian dilakukan di Departemen Patologi

Mulut dan Mikrobiologi, Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi Sharad

Pawar, Sawangi (L), Wardha.

S : Total dari 303 wanita hamil pada

trimester kedua menghadiri antenatal bagian rawat jalan (OPD)

dan 238 wanita bagian reproduksi kelompok usia (18-38 tahun) yang tidak hamil

direkrut dari OPD ginekologi.

I : Pemeriksaan Klinis

Ditemukan bahwa 71,9%

wanita hamil mengalami gingivitis dibandingkan

dengan 60,5% wanita tidak hamil. Perbedaan ini

kembali signifikan secara statistik (0,0007).

Wanita hamil dengan kebersihan mulut yang

buruk

status 1,5 kali (OR = 1,49, P = 0,078) lebih mungkin menderita radang gusi

dibandingkan dengan mereka yang memiliki kebersihan mulut yang

baik

status. Namun, terjadinya radang gusi pada wanita

hamil wanita dengan pengetahuan buruk signifikan (OR = 1,87, P = 0,005) dibandingkan

dengan mereka yang memiliki pengetahuan

baik.

Selain itu, kejadian gingivitis secara signifikan lebih banyak pada pasien dengan sikap buruk (OR = 2,04, P = 0,01) dibandingkan mereka dengan sikap yang baik.

Penyakit gigi ini dapat disebabkan oleh respons imun yang berubah atau dapat dikaitkan dengan

stres dan kecemasan selama kehamilan, yang

mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap kebersihan mulut dan karenanya

berkontribusi pada kerusakan pada kondisi

Google Scholar

(6)

mulut wanita. Selain itu, ketidakseimbangan hormon telah dilaporkan

dikaitkan dengan perubahan kesehatan mulut selama kehamilan

sejak lama.

2. Lia Hapsari Andayan i, Putri Bungsu,

dan Nurhayat

i Priharton

o (2019)

Determina n Penyakit Periodonta

l Kehamilan

pada Wanita Indonesia:

Studi Cross- sectional

dengan Data National Riskesdas

2013

Vol.

12 No. 1

D : penelitian cross sectional ini menggunakan data

sekunder dari Survei Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) Indonesia yang

dilaksanakan selama Mei 2013 – Juni 2013.

I : Wawancara dan pemeriksaan

Di antara 1733 wanita hamil yang disertakan, 77 (4,4%) didiagnosis dengan penyakit periodontal, sedangkan 1656 (95,6%)

sisanya tidak memiliki penyakit periodontal.

Wanita hamil yang tidak menyikat gigi setiap hari memiliki peningkatan

risiko penyakit periodontal jika dibandingkan dengan mereka yang menyikat gigi minimal dua kali sehari (P= 0,041; POR =

2,543; CI 95% = 1,041–

6,210).

Praktik kebersihan mulut optimal yang dilaporkan sendiri seperti menyikat

dua kali sehari dan flossing setiap hari ditemukan secara signifikan terkait dengan

risiko penyakit periodontal yang lebih

rendah.Pada kasus penyakit periodontal yang parah, wanita nifas

yang menggosok gigi hingga dua kali / hari berisiko lebih tinggi mengalami penyakit

periodontal jika dibandingkan dengan mereka yang menggosok

gigi tiga kali / hari.

Google Scholar

3. Jaiganesh Ramamu rthy, dan

Fathima Irfana (2017)

Penilaian pengetahu an dan kesadaran

tentang kesehatan periodonta l pada

Vol. 9 No. 1

D : Sebuah studi berbasis kuesioner dilakukan dengan menilai tanggapan atas pertanyaan dasar yang

dipilih tentang kesehatan gigi periodontal di departemen Ginekologi rumah sakit shifa, Chennai.

Hasil yang diperoleh darikesadaran kesehatan

periodontal Kuesioner dikumpulkan

dan ditabulasi dan disajikan secara grafis.

Tabulasi deskriptif dilakukan berdasarkan

Google Scholar

(7)

wanita

hamil I : Kuesioner

umur, pendidikan dan jabatan. Untuk tujuan

analisis, tingkat pendidikan dikategorika

n sebagai rendah (hanya pendidikan dasar), menengah (pendidikan

menengah) dan tinggi (pendidikan pasca sekolah menengah).

Penyakit mulut yang paling umum selama kehamilan (yaitu penyakit

peri odontal) dapat dicegah dengan tindakan

sederhana seperti menyikat gigi dan flossing secara teratur.

Namun perilaku positif tersebut akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap kesehatan mulut individu

yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kesadaran individu.

4. Cut Ratna Keumala

(2019)

Faktor- faktor yang berhubung an dengan gingivitis pada ibu hamil yang

berkunjun g ke poli

KIA Puskesmas

Bebesan Kabupaten

Aceh Tengah

Vol. 2 No. 1

D : Penelitian ini bersifat Analitik

S : Sampel penelitian ini berjumlah 30 ibu hamil dengan menggunakan metode Accidental Sampling.

V :Variabel independe (pengaruh) yaitu faktor luar dan faktor sistemik,

sedangkan faktor dependen (terpengaruh) yaitu gingivitis pada ibu

hamil.

I : Kuesioner

Distribusi frekuensi berdasarkan faktor luar kejadian gingivitis maka diketahui bahwa kejadian

gingivitis pada ibu hamil yang berkunjung ke Poli KIA Puskesmas Bebesen Kabupaten Aceh Tengah berada pada kriteria

gingivitis sedang sebanyak 12 responden

(40,0%).

Berdasarkan data hasil penelitian tersebut

menurut peneliti kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut

disebabkan oleh perilaku ibu hamil. Peneliti menemukan bahwa alasan responden tidak melakukan pmeriksaan kesehatan gigi dan mulut

yakni karena tidak mengetahui saat kehamilan lebih rentan

Google Scholar

(8)

terjadinya gingivitis karena adanya perubahan

hormonal, faktor lingkungan sosial ekonomi yang rendah

untuk memeriksakan kesehatan gigi dan

mulutnya.

5. Suci Erawati,

Irene Anastasi a, Shanna Sukmada

ra (2017)

Hubungan tingkat kebersihan

rongga mulut dengan

status penyakit gingivitis pada ibu

hamil di RSUD DR.

RM.

Djoelham Binjai

Vol. 6 No. 2

D : Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. RM. Djoeljam

Binjai. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

februari tahun 2016.

I : Alat penen=litian yang digunakan adalah formulir informed concent, handscoen dan masker, sonde dan kaca mulut, probe William

dan perlengkapan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air mineral, cutton bud, sabun antiseptic, dan zat pewarna

makanan.

V : Variabel bebas adalah ibu hamil trimester II dan ibu hamil trimester III, sedangkan variabel terikat adalah gingivitis dan OHIS.

Dapat dilihat bahwa berdasarkan responden

wanita hamil trimester kedua dari hasil uji Chi- square menunjukkan bahwa rata-rata skor OHI- S 1,75±0,82975. Sedangkan

rata-rata skor OHI-S trimester ketiga 2,87±0,97

dan nilai hasil uji (0,001) lebih kecil dari pada nilai

mutlak (p<0,05) yang menunjukkan bahwa pada trimester ketiga didapati hubungan antara

oral hygiene dengan keparahan gingivitis.

6. Helwi Umniyati

, Sinta Primanit

a Amanah,

Chaerita Maulani (2020)

Hubungan gingivitis

dengan faktor-

faktor risiko pada

ibu hamil

Vol. 4 No. 1

D : Jenis penelitian Analitik dengan menggunakan

desain cross sectionsl.

S : Total subjek penelitian ini adalah 90 ibu hamil.

I :Kuesioner

Sebagian besar ibu hamil memiliki indeks plak

sedang sampai berat (71,1%). Seluruh ibu hamil mengalami gingivitis (100%) dengan

lebih dari separuh ibu hamil (56,7%) mengalami

gingivitis berat (tabel 2).

Analisis hubungan antara gingivitis dan faktor risiko pada ibu hamil,

kami menemukan hubungan yang signifikan

antara gingivitis dan beberapa faktor risiko yaitu: umur kehamilan,

frekuensi sikat gigi, waktu sikat gigi dan indeks plak (p <0,05).

Google Scholar

7. Anis Septiana Nataris,

Faktor kejadian gingivitis

Vol. 1 No. 3

D : Penelitian ini menggunakan metode

analitik observasional

Distribusi perilaku kebersihan gigi dan mulut yakni sebanyak 43 (60,6%)

Google Scholar

(9)

Yunita Dyah Puspita Santika (2017)

pada ibu hamil

dengan desain penelitian cross sectional.

S : Pemilihan sampel yang digunakan dalm penelitian ini adalah nonprobability

sampling dengan teknik sampel yang digunakan purposive sampling yang melibatkan 71 sampel

penelitian.

I : Kuesioner

responden memiliki perilaku kebersihan gigi

dan mulut buruk dan sebanyak 28 (39,4%) responden memiliki perilaku kebersihan gigi

dan mulut baik.

Penelitian yang dilakukan oleh (Diana, 2009) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian

periodontal. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebanyak (38%) wanita hamil dapat mengetahui

hubungan antara kehamilan dan selebihnya

sebanyak (62%) wanita hamil tidak dapat mengetahui adanya

hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut

kesehatan gigi. Proporsi ibu hamil yang memiliki pengetahuan rendah lebih

banyak yang mengalami kejadian periodontal dari pada ibu hamil yang memiliki pengetahuan tinggi. Seluruh ibu hamil dalam penelitian ini tidak

memiliki perbedaan dalam cara membersihkan dan memelihara kesehatan gigi dan mulut sebelum hamil dan setelah hamil.

8. I

Komang Evan Wijaksan

a, Lambang Bargowo, Shafira Kurnia Supandi

(2020)

Peningkata n perilaku

sadar periodonta l sehat bagi

ibu hamil di masa pandemi covid-19

Vo. 1 No. 4

D : Pengabdian masyarakat dilakukan melalui 2 tahap,

yaitu pengumpulan data dan sosialiasi lapangan.

Pada pengabdian masyarakat ini, didapati

data bahwa 73.68% ibu hamil yang merasa tidak

memiliki keluhan terhadap rongga mulutnya selama kehamilan. Dari 38 ibu hamil, hanya 10 ibu yang merasa memiliki keluhan terkait rongga mulutnya.

Namun dari 10 ibu yang memiliki keluhan rongga

Google Scholar

(10)

mulut selama kehamilan, hanya 3 ibu yang melakukan perawatan

rongga mulutnya ke dokter gigi, meskipun

kesepuluh ibu hamil tersebut menyatakan aman melakukan perawatan ke dokter gigi

selama masa kehamilan.

Keluhan gigi mulut yang dirasakan oleh ibu hamil

diantaranya gusi berdarah (5 orang), gigi

goyang (1 orang) dan nyeri akibat gigi berlubang (4 orang).

Selama masa kehamilan, perubahan hormonal

menyebabkan peningkatan respon keradangan dalam rongga

mulut. Selama masa kehamilan, cairan sulkus gingiva akan mengalami peningkatan, begitu juga dengan kegoyangan dari gigi. Umumnya gingivitis

akan mulai meningkat selama masa kehamilan

bulan kedua hingga ketiga.

9. Pei Liu, Weiye Wen, Ka Fung Yu, Xiaoli

Go, Edward

Chin Man Lo, dan May

Chun Mei Wong (2020)

Efektifitas berpusat

pada keluarga pendekata

n konseling

perilaku dan pendidika

n untuk meningkat

kan kesehatan periodonta l pada ibu hamil

Vol.

20 No.

284

D : Penelitian ini menggunakan uji coba terkontrol secara acak.

I : Pemeriksaan gigi dan angket

6,6% dari mereka yang memiliki

plak yang terlihat di lebih dari 50% permukaan gigi

yang diperiksa.

Persentase rata-rata permukaan gigi dengan plak adalah serupa pada kelompok uji

dan

kontrol pada awal (p>

0,05). Hampir semua (95,2%) peserta memiliki BOP.

Lebih dari 70% peserta mengalami BOP di lebih

dari 50% situs probing periodontal.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perilaku individual dan

ProQuest

(11)

konseling pendidikan membuahkan hasil yang

menjanjikan untuk menjaga kesehatan

periodontal yang baik di antaranya wanita hamil.

10. DJ Erchick,

B. Rai, NK Agrawal,

SK Khatry, J Katz, SC Leclerq,

MA Reynolds

, dan LC Mullany (2019)

Kebersihan mulut, prevalensi

radang gusi, dan

faktor risiko terkait di

antara wanita hamil di

Distrik Sarlahi, Nepal

Vol.

19 No. 2

D : Sebuah penelitian kohort prospektif berbasis

komunitas tentang gingivitis dan hasil kehamilan yang

merugikan.

I : Pemeriksaan kesehatan mulut

Hampir semua peserta melaporkan pembersihan gigi, paling banyak hanya sekali sehari (n = 1030,

73%) dan pagi hari (n

= 1407, 99%) (multipel tanggapan mungkin) (Tabel 4). Lebih dari tiga perempat (n = 1113/1412, 79%), bagaimanapun, menunjukkan bahwa, secara optimal, seseorang harus membersihkan gigi dua kali atau lebih per

hari. Rata-rata waktu pembersihan gigi adalah

10 (median = 5) menit.

Tiga perempat (n = 1044, 74%) peserta menggunakan sikat gigi,

dan sebagian besar melaporkan menggunakan datiwan

( ) (n = 626, 43%), alat pembersih gigi lokal yang dibuat dari ranting

berbagai pohon ( beberapa tanggapan

mungkin).

Hasil ditemukan sekitar 40% wanita dalam populasi ini memiliki radang gusi. Perilaku kebersihan mulut lebih jarang dan bervariasi dari

praktik yang direkomendasikan dan

akses ke layanan kesehatan gigi jarang

terjadi.

Google Scholar

Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, didapatkan beberapa factor perilaku yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu pengetahuan, sosio ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi, dan kebersihan gigi dan mulut

(12)

Tabel 2. Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil No. Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi

Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil

Artikel Terkait

1. Pengetahuan Swati Patil, Rajul Ranka, Minal

Chaudhary, Alka Hande, dan Preethi Sharma

Anis Septiana Nataris, Yunita Dyah Puspita Santika

2. Sosial ekonomi Cut Ratna Keumala

3. Perilaku Kebiasaan Menyikat Gigi Helwi Umniyati, Sinta Primanita Amanah, Chaerita Maulani 4. Kebersihan Gigi dan Mulut DJ Erchick, B. Rai, NK Agrawal, SK

Khatry, J Katz, SC Leclerq, MA Reynolds, dan LC Mullany

Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, didapatkan beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak, status indeks gingiva.

Tabel 3. Faktor Hormonal Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil No. Faktor Hormonal Yang

Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil

Artikel Terkait

1. Perubahan hormon Suci Erawati, Irene Anastasia, Shanna Sukmadara

2. Usia Kehamilan Helwi Umniyati, Sinta Primanita Amanah, Chaerita Maulani,

3. Indeks Plak Helwi Umniyati, Sinta Primanita Amanah, Chaerita Maulani

4. Status Indeks Gingiva Helwi Umniyati, Sinta Primanita Amanah, Chaerita Maulani

Kebersihan mulut yang buruk adalah alasan utama terjadinya berbagai masalah di rongga mulut, yang diperberat oleh perubahan fisiologis dan hormonal selama kehamilan.

Ibu hamil sering mengabaikan kebersihan rongga mulutnya yang akan menyebabkan penumpukan plak pada gigi dan tepi gingiva, hal ini dapat menyebabkan radang gingiva atau gingivitis (Umniyati et al., 2020).

Menurut Shiny (2014) dalam Tengah A. (2019) setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku, itu semua di pengaruhi oleh perubahan hormonal.

Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Perubahan hormon (progesterone dan esterogen) selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada ibu hamil. Seperti, ibu kerap mengalami mual-muntah dipagi hari

(13)

(morning sickness). Akibat peningkatan hormone yang menyebabkan pelepasan histamine dan enzim preteolitik (enzim penghancur protein), sehingga bagian mulutnya akan terjadi pelebaran serta perlunakan pembuluh darah yang ada pada gusi. Kondisi ini diperparah jika ibu hamil sebelumnya tidak memiliki oral hygiene yang baik (Tengah, 2019).

Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah didapatkan beberapa faktor perilaku yang yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu, pengetahuan, sosial ekonomi, kebiasaan menyikat gigi, dan kebersihan gigi dan mulut (Hande et al., 2018; Nataris et al., 2017; Tengah, 2019; Umniyati et al., 2020).

Nataris dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul “Faktor Kejadian Gingivitis Pada Ibu Hamil” didapatkan responden ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang rendah dan mengalami kejadian gingivitis dan responden yang tidak mengalami kejadian gingivitis.

Sedangkan responden ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang tinggi dan mengalami kejadian gingivitis dan responden yang tidak mengalami kejadian gingivitis. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, terjadi perbedaan yang signifikan dari responden yang mememiliki pengetahuan rendah dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi terhadap terjadinya gingivitis.

Umniyati dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Hubungan Gingivitis Dengan Faktor-Faktor Risiko Pada Ibu Hamil” didapatkan responden ibu hamil dan

presentase ibu hamil yang memiliki kebiasaan menyikat gigi hanya satu kali sehari dan yang memiliki kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari. Pada hasil penelitian jurnl tersebut, perilaku kebiasaan menyikat gigi ada hubungan yang signifikan antara perilaku dan gingivitis pada ibu hamil.

Keumala dkk (2019) dalam jurnal yang berjudul “

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gingivitis Pada Ibu Hamil Yang Berkunjung Ke Poli Kia Puskesmas Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

” diperoleh

responden ibu hamil yang mengalami gingivitis dalam kriteria buruk dan responden ibu hamil yang mengalami gingivitis dalam kriteria ringan. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, adanya faktor lingkungan sosial ekonomi yang rendah sehingga untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut yang tidak terpenuhi.

Ramammurthy dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul “Penilaian pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan periodontal pada wanita hamil” didapatkan data dari hasil tabulasi menunjukkan kesadaran tentang penyakit gingiva pada ibu hamil menggunakan kuesioner yaitu, tingkat kesadaran tinggi dan yang memiliki tingkat kesadaran rendah.

Pada hasil penelitian jurnal tersebut, pengetahuan dan kesadaran berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya penyakit gingiva dan periodontal.

Erawati dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul “Hubungan tingkat kebersihan rongga mulut dengan status penyakit gingivitis pada ibu hamil di RSUD DR. RM.

Djoelham Binjai” didapatkan wanita hamil di RSUD DR. RM. Djoelham Binjai dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu ibu hamil trimester kedua dan ibu hamil trimester ketiga dilakukan pemeriksaan status OHI-S dan gingivitis dengan menggunakan indeks OHI-S dan indeks gingivitis. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, terdapat hasil yang signifikan yang menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat kebersihan mulut dengan keparahan gingivitis pada wanita hamil trimester ketiga.

(14)

Wijaksana dkk (2020) dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan perilaku sadar periodontal sehat bagi ibu hamil di masa pandemi covid-19” didapatkan, selama masa kehamilan perubahan hormonal menyebabkan peningkatan respon keradangan dalam rongga mulut. Selama masa kehamilan, cairan sulkus gingiva akan mengalami peningkatan, begitu juga dengan kegoyangan dari gigi. Uji statistik Wilcoxon melalui tes sebelum dan sesudah penyampaian materi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dari ibu hamil. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, perubahan hormonal berpengaruh secara dominan terhadap terjadinya keradangan gusi (gingivitis) pada ibu hamil dan peningkatan pengetahuan ibu hamil sangat signifikan terhadap perubahan perilaku ibu hamil tentang menjaga kebersihan rongga mulut ibu hamil tersebut.

Liu dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Efektifitas berpusat pada keluarga pendekatan konseling perilaku dan pendidikan untuk meningkatkan kesehatan periodontal pada ibu hamil” didapatkan mereka yang memiliki plak yang terlihat di lebih dari lima puluh persen permukaan gigi yang diperiksa. Persentase rata-rata permukaan gigi dengan plak adalah serupa pada kelompok uji dan kontrol pada awal. Lebih dari tujuh puluh persen peserta mengalami BOP dan lebih dari lima puluh persen mengalami situs probing periodontal. Kelompok uji dan kelompok kontrol diberikan pendekatan konseling perilaku dan pendidikan. Pada kedua kelompok, rata-rata NPoc meningkat dari T0 (sekitar 0,2) menjadi T1 (sekitar 0,3) dan kemudian menurun pada T2 (sekitar 0,1).

Ada perubahan signifikan dari waktu ke waktu pada kedua kelompok. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, adanya pengaruh konseling perilaku dan pendidikan terhadap ibu hamil yang berpusat pada keluarga sangat efektif.

Andayani dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Determinan Penyakit Periodontal Kehamilan pada Wanita Indonesia: Studi Cross-sectional dengan Data National Riskesdas 2013” didapatkan sampel 1,733 ibu hamil yang diambil dari data Riskesdas 2013. Wanita hamil yang tidak menyikat gigi setiap hari memiliki peningkatan risiko penyakit periodontal jika dibandingkan dengan mereka yang menyikat gigi minimal dua kali sehari. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, frekuensi menyikat gigi juga ditemukan secara signifikan terkait dengan penyakit periodontal selama kehamilan.

Kebersihan mulut yang tidak memadai merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit periodontal.

Hande dkk (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Prevalensi karies gigi dan gingivitis pada wanita hamil dan tidak hamil” didapatkan wanita hamil pada trimester kedua menghadiri antenatal bagian rawat jalan (OPD) dan wanita yang tidak hamil.

Ditemukan bahwa wanita hamil mengalami gingivitis lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Wanita hamil dengan kebersihan mulut yang memiliki status buruk satu setengah kali lebih mungkin menderita radang gusi dibandingkan dengan mereka yang memiliki kebersihan mulut yang memiliki status baik. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, kebersihan rongga mulut yang buruk selama masa kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian radang gusi (gingivitis).

Erchick dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Kebersihan mulut, prevalensi radang gusi, dan faktor risiko terkait di antara wanita hamil di Distrik Sarlahi, Nepal”

didapatkan hampir semua peserta melaporkan pembersihan gigi, paling banyak hanya sekali sehari dan pagi hari. Hasil ditemukan wanita dalam populasi ini memiliki radang

(15)

gusi. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, adanya perilaku kebersihan gigi dan mulut yang masih kurang sehingga menebabkan radang gusi.

Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil

Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah didapatkan beberapa faktor perilaku yang yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu, pengetahuan, sosial ekonomi, kebiasaan menyikat gigi, dan kebersihan gigi dan mulut (Hande et al., 2018; Nataris et al., 2017; Tengah, 2019; Umniyati et al., 2020)..

Menurut Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda – beda. Tingkatan pengetahuan dimulai dari tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan evaluasi (evaluation). Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuan individu tersebut didalam melakukan penilaian suatu materi atau objek. Pengetahuan seseorang akan menentukan perilakunya dalam hal kesehatan.

Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka akan mengetahui tindakan yang tepat apabila terserang suatu penyakit sehingga tidak akan memperparah komplikasi tersebut dan tidak terjadi komplikasi didalamnya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Diana, 2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian periodontal.

Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebanyak (38%) wanita hamil dapat mengetahui hubungan antara kehamilan dan selebihnya sebanyak (62%) wanita hamil tidak dapat mengetahui adanya hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut kesehatan gigi.

Kejadian penyakit gigi mulut selama masa kehamilan bukan semata-mata hanya dipengaruhi oleh kehamilan itu sendiri melainkan kurangnya pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga mempengaruhi perilaku kesehatan gigi dan mulut yang buruk termasuk perilaku kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan giginya di pelayanan kesehatan. Tingkat kesadaran masyarakat tidak mendukung terhadap kesehatan gigi pada ibu hamil. Kesadaran seseorang akan pentingnya kesehatan gigi terlihat dari pengetahuan yang dimiliki. Salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini ditandai oleh kurangnya pengetahuan akan rentangnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Kesehatan et al., 2018).

Peneliti menemukan bahwa alasan responden tidak melakukan pmeriksaan kesehatan gigi dan mulut yakni karena tidak mengetahui saat kehamilan lebih rentan terjadinya gingivitis karena adanya perubahan hormonal, faktor lingkungan sosial ekonomi yang rendah untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya. Selain itu kesibukan pekerjaan atau kegiatan ibu hamil lainnya. Sehingga tidak pernah memeriksakan giginya ke klinik selama masa kehamilan (Tengah, 2019).

Kebersihan mulut yang buruk terkait dengan penyakit periodontal, dan kurangnya penyikatan gigi yang tepat serta tindakan kebersihan mulut lainnya dapat mendorong penumpukan bakteri dan penumpukan plak gigi pada gigi dan gusi yang dapat menyebabkan perubahan inflamasi pada jaringan periodontal . Ada hubungan yang jelas antara kebersihan mulut yang buruk dan peningkatan akumulasi plak gigi, prevalensi tinggi dan peningkatan keparahan penyakit periodontal.Axelsson dkk melakukan studi

(16)

prospektif selama 15 tahun dan tidak menemukan kerusakan lebih lanjut dari struktur periodontal pada subjek yang menjaga kebersihan mulut dan melakukan perawatan gigi profesional secara rutin (Wang, 2017).

Tindakan atau perilaku seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, budaya, dan sebagainya. Perubahan perilaku kesehatan dapat diwujudkan melalui pendidikan kesehatan seperti promosi kesehatan dengan berbagai metode (Umniyati et al., 2020).

Faktor Hormonal Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil

Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah didapatkan beberapa faktor hormonal yang yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu, perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak, status indeks gingiva (Dmf-t & Hamil, 2019; Erawati et al., 2017; Pengetahuan et al., 2017; Umniyati et al., 2020).

Menurut Gani (2014) dalam Anis Septiana N. (2017) pada perempuan, gingivitis dapat menjadi lebih parah apabila perempuan tersebut dalam keadaan hamil. Keadaan inilah yang sering disebut pregnancy gingivitis. Gingivitis kehamilan terjadi sebagai hasil dari peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Hormon inilah yang dapat merangsang pembentukan prostaglandin pada gingiva ibu hamil. Perubahan hormonal juga dapat menekan limfosit T dan mempengaruhi peningkatan P. Intermedia sehingga menyebabkan kerentanan peradangan dan berakibat pada terjadinya gingivitis kehamilan (Gani, 2014). Menurut Deliemuthe (2018) dalam Anis Septiana N. (2017) Gingivitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti abses pada gingival dan tulang rahang, infeksi pada tulang rahang maupun gusi, periodontitis, berulangnya gingivitis dan terjadinya palung pada mulut (Septiana Nataris et al., 2017).

Berdasarkan usia kehamilan, semakin tinggi usia kehamilan, semakin tinggi subjek dengan gingivitis. Dalam studi Ganesh ditemukan hubungan yang signifikan antara umur kehamilan dan gingivitis. Penelitian yang dilakukan oleh Mervi Gusroy pada tiga puluh ibu hamil dengan mengukur indeks plak dan perdarahan pada saat probing menunjukkan hubungan yang signifikan antara umur kehamilan dan gingivitis. Rashidi juga melaporkan bahwa ada peningkatan gingivitis dari trimester I ke trimester III (Umniyati et al., 2020).

Berdasarkan indeks gingiva menurut Loe dan Silnes, menunjukkan hubungan

yang signifikan antara indeks plak dan gingivitis. Hasil yang kami dapatkan ibu

hamil dengan indeks plak buruk hampir seluruhnya memiliki gingivitis sedang-

berat. Ini menunjukkan dose respone efek semakin tinggi indeks plak semakin

parah gingivitisnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wardhani yang menemukan hubungan antara tingkat jumlah plak dengan status

gingiva. Hasil serupa ditemukan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh

Potdar. Penelitian ini juga sejalan dengan teori Carranza yang menyatakan bahwa

(17)

penyebab utama gingivitis adalah karena penumpukan bakteri yang mengandung plak (Umniyati et al., 2020).

Loe juga melaporkan hal yang sama, prevalensi gingivitis 100% pada ibu hamil. Persentase yang tinggi dari gingivitis berat juga ditemukan dalam penelitian ini (56,7%). Meningkatnya keparahan gingivitis selama kehamilan telah dilaporkan dalam banyak penelitian sebelumnya. Ada juga kemungkinan bahwa deposit plak yang lebih tinggi selama kehamilan dan hubungannya dengan gingivitis disebabkan karena rasa mual dan muntah yang dapat membuat rasa tidak nyaman menyikat gigi dan perawatan rutin gigi, hal ini dapat mempercepat pembentukan kalkulus (Umniyati et al., 2020).

Inflamasi pada jaringan periodontal dapat melibatkan struktur jaringan ikat di sekitar gigi yang menyebabkan pelepasan sistemik mediator-mediator inflamasi. Mediator- mediator ini dapat mencapai pasenta ibu hamil dan menyebabkan peningkatan prostaglandin di uterus sehingga menginisiasi kontraksi uterin. Selain itu mediator- mediator inflamasi juga dapat melepaskan metalloprotease yang dapat memicu pematangan serviks. Penelitian Hwang, et al., (2011) juga menunjukkan bahwa pada wanita yang tidak melakukan perawatan gigi pada masa kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami persalinan preterm dikarenakan infeksi gigi seperti karies dan penyakit periodontal. Penelitian Lauren, et al., (2012) juga menunjukkan bahwa pengobatan periodontitis pada saat kehamilan dapat menurunkan kejadian persalinan preterm secara signifikan. Wanita yang merencanakan kehamilan, sebaiknya melakukan pemeriksaan periodontal serta pengobatan yang tepat, sedangkan untuk wanita yang sudah hamil perlu memperhatikan kesehatan gigi dan mulut serta rutin memeriksakan gigi (Septira et al., 2019).

Faktor Yang Lebih Berpengaruh Terhadap Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil

Menurut Deliemuthe (2008) dalam Nataris (2017) secara umum, faktor utama terjadinya gingivitis adalah plak. Sedangkan faktor risiko lain yang mempengaruhi keparahan gingivitis antara lain: kalkulus, karies, umur, jenis kelamin, taraf pendidikan, penghasilan dan daerah tempat tinggal. Ada juga beberapa faktor risiko lainnya yang mempengaruhi keparahan gingivitis antara lain: oral hygiene yang buruk, defisiensi nutrisi dan protein, faktor psikologis (stress), penyakit metabolisme serta gangguan penyakit hematologi seperti leukimia dan anemia (Nataris et al., 2017).

Menurut Sorsa (2013) dalam Keumala (2019) menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan awal permulaan terjadinya gingivitis terjadi pada trimester awal dan akan mulai menurun pada trimester akhir. Responden ibu hamil yang mengalami gingivitis memiliki permukaan mengkilap dan kaku pada gingivanya. Saat kehamilan terjadi peningkatan hormon entrogen dan progesterone yang dapat mempengaruhi kondisi gingiva ibu hamil, pada dasarnya faktor yang lebih menentukan terjadinya gingivitis pada ibu hamil adalah karena adanya bakteri plak pada gigi yang dipengaruhi oleh prilaku kebersihan gigi dan mulut responden ibu hamil itu sendiri (Tengah, 2019).

Berdasarkan analisis diatas, penulis menyimpulkan dari 10 jurnal yang di review mengenai “Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil Ditinjau Dari Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi” dapat diketahui terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi

(18)

penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu perilaku dan hormonal. Faktor perilaku terdapat pengetahuan, sosial ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi dan kebersihan gigi dan mulut. Faktor pengetahuan sangat berpengaruh secara dominan terhadap terjadinya penyakit periodontal pada ibu hamil. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Hande dkk (2018) dan Nataris dkk (2017). Faktor hormonal terdapat perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak, dan status indeks gingiva. Faktor perubahan hormon sangat berpengaruh secara dominan terhadap terjadinya penyakit periodontal pada ibu hamil.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Keumala dkk (2019) dan Wijaksana dkk (2020).

Faktor yang lebih berpengaruh terhadap penyakit periodontal pada ibu hamil berdasarkan penyataan dari penelitian Keumala dkk (2019) dan Nataris dkk (2017) faktor perilaku merupakan faktor yang lebih menentukan terjadinya pregnancy gingivitis karena terjadinya pregnancy gingivitis berawal dari plak yang berakumulasi dalam jumlah banyak dan didukung oleh perilaku oral hygiene ibu hamil yang buruk.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil literature review didapatkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil. Berbagai faktor tersebut adalah:

pengetahuan, sosio ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut dan faktor hormonal pada ibu hamil yaitu, perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak, status indeks gingiva. Saran dari penelitian ini adalah Perlu adanya upaya promotif berkesinambungan kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengenai faktor risiko dari gingivitis dan periodontitis yang diakibatkan keadan rongga mulut ibu hamil yang tidak terjaga yang nantinya dapat mempengaruhi kesehatan baik pada janin maupun ibu. Kemudian meningkatkan upaya preventif kepada masyarakat khususnya ibu hamil dengan membiasakan menggosok gigi sebelum tidur malam dan setelah makan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan dapat terpelihara dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dheasabel, G., Azinar, M., Biostatistika, E., Ilmu, J., & Masyarakat, K. (2018). Kejadian Periodontitis Di Kabupaten Magelang. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 2(2), 331–341.

Dmf-t, I., & Hamil, I. (2019). Dental Therapist Journal. 1(1), 12–22.

Erawati, S., Anastasia, I., Sukmadara, S., & Gigi, F. K. (2017). Hubungan tingkat kebersihan rongga mulut dengan status penyakit gingivitis pada ibu hamil di RSUD DR . RM . Djoelham Binjai. 6(2), 83–86.

Ferry, A., & Angeline, J. (2018). Bebas sakit Gigi & Mulut Pada Kehamilan (Purindraswari (ed.)).

Fitriany, M., Farouk, H., & Taqwa, R. (2016). Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Kesehatan Lingkungan (Studi di Desa Segiguk sebagai Salah Satu Desa Penyangga Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Gunung Raya Ogan Komering Ulu Selatan).

Jurnal Penelitian Sains, 18(1), 168118.

Hande, A. H., Chaudhary, M. S., Gadbail, A. R., Zade, P. R., Gawande, M. N., & Patil, S. K.

(2018). Role of hypoxia in malignant transformation of oral submucous fibrosis.

(19)

Journal of Datta Meghe Institute of Medical Sciences University, 13(1), 38–43.

https://doi.org/10.4103/jdmimsu.jdmimsu

I Komang Evan Wijaksana, Lambang Bargowo, S. K. S. (2020). Peningkatan Perilaku Sadar Periodontal Sehat Bagi Ibu. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 570.

Ikenasya, D. F., Novita, C. F., Studi, P., Dokter, P., Fakultas, G., Gigi, K., & Syiah, U.

(2017). Hubungan Usia Kehamilan dengan Perdarahan Gingiva paa Ibu Hamil di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Kota Banda Aceh. 2(Agustus), 131–136.

Kesehatan, P., Dan, G., Pada, M., Marwiyah, N., & Dahlia, D. (2018). KOTA CILEGON Artinya umurnnya akan memberikan efek positif. XIII(1).

Mumpuni, Y., & Pratiwi, E. (2013). 45 Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan Mulut (Prabawati. Arie (ed.)).

Nyoman, G. I. (2017). Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan trimester kehamilan pada ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas klungkung I kabupaten klungkung tahun 2016. Jurnal Kesehatan Gigi, 5(1), 1–5.

Pengetahuan, H., Dan, S., Ibu, P., & Dalam, H. (2017). No Title. I(1), 66–75.

Putri, M., Herijulianti, E., & Nurjannah, N. (2010). Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi (L. Juanto (ed.)).

Ramamurthy, J., Rev, F. I.-I. J. C. R., & 2017, undefined. (n.d.). Assessment of knowledge and awareness about periodontal oral health among pregnant women-a questionnaire study. Ijcrr.Com. Retrieved December 29, 2020, from http://ijcrr.com/article_html.php?did=127

Saputri, D., Pengajar, S., Kedokteran, F., Universitas, G., & Kuala, S. (2018). Gambaran Radiograf Pada Penyakit Periodontal. Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society, 1(3), 16–

21.

Savira, N. V., Hendiani, I., & Komara, I. (2017). <p>Kondisi periodontal penderita diabetes mellitus tipe I</p><p>Periodontal condition of type I diabetes mellitus patients</p>.

Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 29(2), 1–8.

https://doi.org/10.24198/jkg.v29i2.18588

Septiana Nataris, A., Dyah Puspita Santik Epidemiologi dan Biostatistika, Y., Ilmu Kesehatan Masyarakat, J., Ilmu Keolahragaan, F., & Negeri Semarang, U. (2017).

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT FAKTOR KEJADIAN GINGIVITIS PADA IBU HAMIL. In journal.unnes.ac.id.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Septira, Salsabila; Rodiani; Carolia, Novita; Putri, G. T. (2019). Hubungan Riwayat Penyakit Periodontal terhadap Kejadian Persalinan Relation between History of Periodontal Disease with the Incidence of. 8, 7–12.

Suwandi, T. (2019). Hubungan Penyakit Periodontal pada Kehamilan dengan Kelahiran Bayi Prematur. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 1(1), 53–57.

(20)

Tengah, A. (2019). Jurnal Online Keperawatan Indonesia FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GINGIVITIS PADA IBU HAMIL YANG BERKUNJUNG KE POLI KIA PUSKESMAS BEBESEN Cut Ratna Keumala Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan kementerian Kesekatan Aceh Jl . Soekarno-Hatt. 2(1).

Umniyati, H., Amanah, S. P., & Maulani, C. (2020). Hubungan Gingivitis dengan Faktor- Faktor Risiko pada Ibu Hamil. Padjadjaran Journal of Dental Researcher and Student, 4(1), 36–42. https://doi.org/10.24198/pjdrs.v3i2.

Wang, Y. (2008). ePortfolios: A new peer assessment technology in educational context.

Proceedings - International Symposium on Information Processing, ISIP 2008 and International Pacific Workshop on Web Mining and Web-Based Application, WMWA 2008, 1(2), 360–363. https://doi.org/10.1109/ISIP.2008.139

Referensi

Dokumen terkait

e. Penjual/Pembeli yang menerima transfer marjin berupa efek, pada saat menerima pengalihan efek tersebut wajib mendokumentasikan efek transfer marjin... 2) Jika peristiwa terjadi

Model Oyster Perpetual Datejust 41 generasi baru klasiknya sekarang tersedia dalam baja 904L, bersama dengan versi Rolesor putih (sebuah perpaduan dari baja 904L dan emas putih

Peneliti menyusun instrumen sesuai Standart Tingkat Pencapaian Pembelajaran Anak (STPPA) dan Indikator mengenal keaksaraan awal melalui bermain yaitu Mengenal huruf

Inspirasi dari kutipan ilmiah yang dituangkan ke dalam suatu kreasi, disusun dan digunakan untuk mendukung kegiatan kerja di kantor... TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TERHADAP

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat DKI Jakarta Tahun 2007.Jurnal Ekologi Kesehatan.. Kesehatan Jaringan Periodontal pada Lanjut

Tabel 1 Produksi kopi green bean PT Sinar Mayang Lestari tahun 2013 Produksi ton Ceri Green bean Kebun PT Sinar Mayang Lestari 12400 1080 Petani Mitra 21700 4320 Agen 27900 5400

Penurunan yang signifikan terjadi pada indikator-indikator stres akademik setelah diberi intervensi, meliputi: berpikir negatif, prestasi menurun, tidakbisa menentukan

Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hawkins &amp; Williams (2017) dimana dalam penelitiannya dijelaskan hal yang dapat menjelaskan