• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KINERJA (RENJA)

PERWAKILAN BPKP

PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

LAP-20/PW14/1/16

2 FEBRUARI 2016

(2)

Rencana Kinerja Tahun 2016 i

DAFTAR ISI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Tugas Pokok dan Fungsi ... 2

B. Struktur Organisasi ... ... 5

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ... 6

D. Sumber Daya Manusia ... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 11

A. Rencana Strategis Tahun 2010 – 2014 ... 11

B. Rencana Kinerja Tahun 2014 ... 24

C. Konsistensi Pengukuran Kinerja Tahun 2016 dengan LKj Tahun 2015 ... 26

BAB III PENUTUP ... 30

Lampiran : 1. Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Program 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

3. Perjanjian Kinerja Triwulan Tahun 2016

4. Rekomendasi dan Pelaksanaan Penugasan PKPT Tahun 2016 5. Target Rekomendasi dan Indikator Kinerja

6. Rencana Realisasi Rekomendasi Per IKK per Bulan Tahun 2016 7. Anggaran PKPT Sesuai RKA/KL

8. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang IPP 9. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang AN 10. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang

Investigasi

11. Monitoring Anggaran PK2PT dan NPKP2T per Penugasan Bidang APD DAFTAR ISI

(3)

Rencana Kinerja Tahun 2016 ii

Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan nikmatnya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 berhasil diselesaikan.

Renja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 disusun dengan mengacu kepada Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019 berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan mandat BPKP berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Renja ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari substansi yang terkandung dalam Renstra, kedalam kegiatan yang bersifat operasional dengan mempertimbangkan ketersediaan SDM, waktu dan anggaran agar dapat dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi sebagai salah satu alat ukur dalam pencapaian kinerja organisasi. Target-target yang telah ditetapkan dalam Renja Tahun 2016 akan menjadi bahan dalam evaluasi capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016.

Kepala Perwakilan,

Arman Sahri Harahap NIP 19670110 199303 1 001 KATA PENGANTAR

(4)

Rencana Kinerja Tahun 2016 1

Berdasarkan Perpres Nomor 192 Tahun 2014, BPKP merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Dalam Perpres tersebut juga ditegaskan bahwa BPKP adalah Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki organisasi Kantor Pusat di Jakarta dan juga di seluruh Provinsi di Indonesia yang disebut dengan Perwakilan BPKP.

Sebagai bagian Integral dari BPKP, Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) BPKP Tahun 2015-2019 dan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019 yang disusun sesuai dengan mandat BPKP pada Perpres Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Renja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 sesuai dengan Perpres Nomor 192 Tahun 2014 dan PP Nomor 60 Tahun 2008 yang mengamanahkan BPKP untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional dan melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kegiatan berdasarkan penugasan oleh presiden, serta pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Renstra, Renja tahun 2016 ini disusun dalam bentuk rumusan-rumusan kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, dengan mempertimbangkan SDM, waktu dan anggaran yang tersedia agar dapat dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi. Renja ini adalah sebagai salah satu alat ukur yang akan digunakan dalam penilaian pencapaian kinerja organisasi Tahun 2016. Target-target yang telah ditetapkan dalam Renja tahun 2016 akan menjadi bahan dalam evaluasi capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2016.

BAB I

PENDAHULUAN

(5)

Rencana Kinerja Tahun 2016 2

A. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern dan fungsi pengawasan intern. Fungsi pertama meliputi fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan fungsi pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya.

Fungsi kedua berupa pengawasan intern yang terdiri dari: (a) pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;

(b) pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah; (c) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/kebijakan pemerintah yang strategis; (d) pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi; (e) pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; dan (f) pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan lainnya.

(6)

Rencana Kinerja Tahun 2016 3

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mengamanahkan BPKP untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kegiatan berdasarkan penugasan oleh presiden, serta pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan bagian integral dari BPKP sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP- 06.00.00.286/K/2001 tanggal 20 Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Ketujuh Keputusan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013 mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta

Penyelenggaraan Akuntabilitas di Daerah Sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku”

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Perwakilan BPKP adalah:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan pengurusan barang milik/kekayaan negara.

3. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah.

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat strategis dan/atau lintas Departemen/Lembaga/Wilayah.

5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah.

6. Evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah.

7. Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan akuntabilitas

(7)

Rencana Kinerja Tahun 2016 4

kinerja pada badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha pertamina, kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.

10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan.

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

Fungsi pengawasan tersebut, jika dikaitkan dengan fungsi Perwakilan BPKP pada pasal 3 keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001, PP 60/2008, dan peran auditor internal, maka peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:

1. Quality assurer bagi pengawalan RPJMD dalam konteks RPJMN.

2. Mitra kerja eksekutif dalam memperbaiki efektivitas manajemen risiko dan tata kelola (governance) melalui pembangunan sistem pengendalian intern yang efektif.

3. Promotor bagi pewujudan sinergi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan peningkatan kapasitas APIP.

Penyelenggaraan peran di atas, menekankan efektivitas dan efisiensi sebagai dasar pencapaian tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Untuk itu, disusun strategi dalam model Balanced Scorecard (BSC) yang memuat rumusan dan jaringan kinerja yang hendak dicapai. Model tersebut dilandasi oleh pemahaman dan pengembangan tentang peningkatan modal SDM (kompetensi), perbaikan model organisasi (iklim kerja dan manajerial) dan peningkatan model informasi. Selain itu, melalui proses internal akan terwujud kegiatan pengawasan yang berbasis risiko, terbangunnya pola kemitraan yang efektif dengan stakeholders, serta terpenuhinya kepatuhan terhadap kebijakan dan aturan.

Stakeholders Perwakilan BPKP terdiri dari stakeholders internal, serta eksternal yaitu Pemerintah Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota), masyarakat (beneficiaries),

(8)

Rencana Kinerja Tahun 2016 5

pelaksana kebijakan (Pemda, Instansi Vertikal, BUMN/D, Universitas Negeri), komunitas profesi, BPK-RI Perwakilan, DPRD, dan para mitra kerja (Bawas, Polri, Jaksa, dan KPK).

Pada perspektif stakeholders, kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP harus menghasilkan laporan/dokumen yang bermanfaat dan tepat waktu bagi stakeholder dan mendorong terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik.

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP-713/K/SU/2002 tanggal 15 Oktober 2002, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari satu Kepala Perwakilan, 1 Kepala Bagian, 4 (empat) Kepala Bidang, 4 (empat) Kepala Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional, dengan tugas sebagai berikut :

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil pengawasan.

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan.

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas, dan evaluasi hasil pengawasan.

Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah serta evaluasi hasil pengawasan.

(9)

Rencana Kinerja Tahun 2016 6

Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :

.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

BPKP melaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan sebagai berikut :

 Pre-emptif

Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan KKN.

Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten.

 Preventif

Kelompok kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultansi manajemen untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan

Kepala Bagian Tata Usaha

Utama

Kepala Perwakilan

Bidwas Instansi Pemerintah Pusat

Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Bidang Akuntan Negara

Bidang Investigasi

Kelompok Jabatan Fungsional

(10)

Rencana Kinerja Tahun 2016 7

dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

 Represif

Kelompok kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.

Tiga strategi tersebut kemudian diefektifkan pada dua peran yaitu assurance dan consultancy. Peran assurance selanjutnya dispesifikkan lagi menjadi quality assurance.

Peran assurance dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, dan reviu. Peran ini meminta para auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang kesesuaian penyelenggaraan risk management, control, dan governance process dengan kualitas yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma yang diberlakukan untuk praktik dimaksud.

Consulting dilakukan dengan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis, pengembangan sistem. Pada peran consulting BPKP mempunyai keunggulan untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan. Hal ini tercermin dari kepercayaan instansi-instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dan BUMN/D menggunakan produk dan jasa BPKP dalam rangka membenahi sistem dan tata kelolanya, antara lain sistem akuntansi, asistensi penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).

Peran BPKP tersebut kemudian dipertegas dengan terbitnya dua Instruksi Presiden (Inpres), yaitu Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan Inpres Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015. Kedua inpres tersebut sangat strategis dalam mengukuhkan peran dan partisipasi BPKP untuk meningkatkan kualitas, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pembangunan nasional dan pelaksanaan APBN/APBD guna mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat melalui

(11)

Rencana Kinerja Tahun 2016 8

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sekaligus pencegahan dan pemberantasan KKN.

D. Sumber Daya Manusia

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat didukung dengan tenaga SDM yang cukup handal, dengan posisi pegawai per 31 Desember 2015 sebanyak 105 orang, dengan rincian sebagai berikut:

Posisi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Per 31 Desember 2015

Jabatan Jumlah

(orang)

%

Pejabat Struktural 10 9,62

Pejabat Fungsional Auditor 74 70,48

Pejabat Fungsional Arsiparis 2 1,90

Pranata Komputer - -

Fungsional Umum 19 18,10

Jumlah 105 100

Komposisi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kelompok Jabatan Posisi Tingkat Pendidikan

31/12/2015 Sampai dengan 31Desember 2015 S2 S1/D.IV D.III SLTA SLTP SD

Pejabat Struktural 10 4 6 - - - -

Fungsional Auditor 74 1 47 26 - - -

Fungsional Arsiparis 2 - - - 2 - -

Fungsional Pranata Komputer - - - -

Fungsional Umum 19 - 18 - 1

Jumlah 105 5 53 26 20 - 1

Dari jumlah 104 orang tersebut, terdapat dari 74 orang auditor, dengan komposisi sebagai berikut:

Jenjang Pegawai

Pengendali Mutu -

Pengendali Teknis 12

Ketua Tim 12

Anggota Tim 50

Total 74

(12)

Rencana Kinerja Tahun 2016 9

Jumlah auditor sebanyak 74 orang tersebut bila dibandingkan dengan beban kerja sebagaimana tercermin dalam realisasi penugasan PKPT dan Non PKPT yang dilaksanakan masih kurang dengan uraian sebagai berikut:

Proyeksi Penugasan tahun 2016

Uraian 2013 2014 2015 2016

PKPT 307 375 356 197

Non PKPT 260 269 327 100

Total PP 567 635 664 297

HP pengawasan 70% 23.550 17.809 13.920 9.514

Total HP 33.642 25.441 19.910 14.197

Kebutuhan auditor pada tahun 2016 dengan kondisi 197 PP dan HP sebanyak 14.197 termasuk dalam kategori A3 atau 10 GT yang membutuhkan auditor sebanyak 104 orang, sedangkan auditor yang ada saat ini berjumlah 73 orang, sehingga masih terdapat kekurangan sebanyak 31 orang auditor, dengan rincian sebagai berikut:

Auditor Kebutuhan Kondisi Kelebihan/(Kekurangan)

Daltu 4 - (4)

Dalnis 10 12 2

Ketua Tim 30 13 (17)

Anggota Tim 60 49 (11)

Jumlah 104 74 (31)

Disamping kekurangan tenaga auditor, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat masih kekurangan tenaga tata usaha sebanyak 16 orang sebagai berikut:

No Jabatan

Jml Pegawai yang Dibutuhkan

Jml Pegawai

Saat Ini

Lebih (Kurang) Sub Bagian Program dan Pelaporan

1 Pranata Komputer 1 - (1)

2 Pengadministrasian Umum 5 6 (auditor) 1

3 Penyedia Layanan Informasi Kehumasan

1 1 -

Total Sub Bagian Program dan Pelaporan

7 7 -

Sub Bagian Kepegawaian

1 Analis Kepegawaian 4 - (4)

2 Pengadministrasi Umum 3 3 -

Total Sub Bagian Kepegawaian 7 3 (4)

Sub Bagian Keuangan 1 Pembuat Daftar Gaji/Tunjangan

Kinerja

2 - (2)

2 Bendahara Pengeluaran Tingkat II 1 1 -

(13)

Rencana Kinerja Tahun 2016 10

No Jabatan

Jml Pegawai yang Dibutuhkan

Jml Pegawai

Saat Ini

Lebih (Kurang)

3 Pengadministrasi Perjalanan Dinas 2 1 (1)

4 Penata Usaha Keuangan Tingkat II 2 - (2)

5 Pengelola SAI tingkat II 1 1 -

6 Verifikatur Keuangan 2 1 (1)

Total Sub Bagian Keuangan 10 4 (6)

Sub Bagian Umum

1 Pengadministrasi Umum 1 1 -

2 Pengadministrasi Umum (Bidang Investigasi)

1 1 -

3 Pengadministrasi Umum (Bidang Instansi Pemerintah Pusat)

1 2 1

4 Pengadministrasi Umum (Bidang Akuntan Negara)

1 1 -

5 Pengadministrasi Umum (Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah)

2 2 -

6 Sekretaris Pimpinan Tingkat II (Kepala Perwakilan)

2 1 (1)

7 Caraka 2 0 (2)

8 Pengganda 2 1 (1)

9 Arsiparis 2 2 -

10 Pengelola Perpustakaan 1 0 (1)

11 Pengelola BMN dan Barang Persediaan Tingkat II

2 1 (1)

12 Teknisi Mekanikal & Elektrikal 2 1 (1)

Sub Total Sub Bagian Umum 19 13 (6)

Total Kekurangan Tata Usaha 43 27 (16)

(14)

Rencana Kinerja Tahun 2016 11

Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah awal dalam proses berakuntabilitas untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Dengan visi, misi, dan strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Rencana Strategis dengan pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga mulai tahun 2012, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012 serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tanggal 7 Mei 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

AA.. ReRennccaannaa SSttrraatteeggiiss TTaahhuunn 22001155 -- 22001199

Perencanaan Strategis (Renstra) merupakan bagian yang terintegrasi dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang memiliki relevansi terhadap pengungkapan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015-2019 yang mengacu kepada Renstra BPKP tahun 2015-2019, menunjukkan komitmen yang berisi visi, misi, strategi dan faktor pendukungnya. Dokumen ini merupakan perangkat manajemen yang penting untuk mengefektifkan agenda reposisi dan revitalisasi BPKP yang telah dicanangkan sebagai komitmen bersama seluruh jajaran BPKP.

Fungsi Renstra adalah sebagai pedoman bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka meningkatkan perannya sebagai organisasi publik yang memberikan

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

(15)

Rencana Kinerja Tahun 2016 12

pelayanan jasa di bidang pengawasan pembinaan SPIP, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pencapaian kinerja pembangunan di daerah.

Struktur Renstra BPKP Tahun 2015-2019 mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2015- 2019 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010. Sedangkan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat disusun dengan mengacu kepada Renstra BPKP di atas.

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019 yang disahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat berisi Visi sebagai berikut:

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.

Dalam rangka mencapai visi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat menetapkan 3 (tiga) misi, yaitu:

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP.

Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif, yang tercermin dari :

1. PERNYATAAN VISI

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat”

2. PERNYATAAN MISI

(16)

Rencana Kinerja Tahun 2016 13

1) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan a) Akuntabilitas

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan.

Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Kementrian/ Lembaga/ Pemprov/

Pemkot/ Pemda (KLPK) melalui jasa assurance dan jasa consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional.

Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan intern sebagai seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

(17)

Rencana Kinerja Tahun 2016 14

b) Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015  2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern BPKP termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.

c) Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern BPKP akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, BPKP mendorong mitra kerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK.

Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepada penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan mencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/ Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan

(18)

Rencana Kinerja Tahun 2016 15

Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi.

d) Pengelolaan Pembangunan Nasional

Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional.

Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib, (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan.

Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah diarahkan untuk melakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan pembangunan nasional secara komprehensif, sinergis dan integratif. BPKP bersama APIP terkait, mengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIP mengawal pencapaian sasaran pembangunan terkait KLPK-nya masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan kapabilitas pengawasan intern APIP.

Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus konsisten dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan kepada BPKP yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor. Dengan melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan nasional dan yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah, BPKP berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas (Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini terdapat dua atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola keuangan untuk pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional. Tanggung jawab ini mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai dengan kewenangan masing- masing. Pelaksanaan kewenangan ini sering menghambat sinergisitas yang pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan semula. Kehadiran peran

(19)

Rencana Kinerja Tahun 2016 16

pengawasan intern yang berkualitas dari BPKP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk peningkatan kinerja program pembangunan pusat, daerah dan korporasi, termasuk rekomendasi perbaikan untuk mengatasi hambatan kelancaran pembangunan.

2) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi.

Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang

(20)

Rencana Kinerja Tahun 2016 17

dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP seluruh tingkat tatanan pemerintahan bahkan hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing- masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen pemerintah. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan.

Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.

c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wialyah Provinsi Kalimantan Barat

Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan

(21)

Rencana Kinerja Tahun 2016 18

budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi;

(b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.

Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat menetapkan tiga tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai dalam periode 2015- 2019 yaitu:

1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif;

2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; dan

3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

Terdapat 3 Sasaran strategis yang dilaksanakan guna mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan yaitu :

1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Kalimantan Barat.

3. TUJUAN STRATEGIS

4. SASARAN STRATEGIS

(22)

Rencana Kinerja Tahun 2016 19

2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah,

Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Kalimantan Barat.

a. Indikator Kinerja Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Tujuan dan indikator pengukurannya adalah sebagai berikut :

No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan

Uraian Target 2019

1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi

Kalimantan Barat

Minimal 73% Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini WTP

11 dari 15 Pemda

95% Laporan

Keuangan PHLN yang diaudit di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini dukungan wajar

95% dari seluruh Kegiatan PHLN yang diaudit

50% BUMD yang didampingi penyelenggaraan akuntansinya

mendapat opini WTP

50% dari seluruh BUMD yang didampingi penyelenggaraan akuntansinya mendapat opini WTP

80% Pemerintah Daerah di Provinsi kalimantan Barat menerapkan prinsip Kepemerintahan Good Public Governance

12 dari 15 Pemda Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah kategori sangat tinggi

5. INDIKATOR KINERJA UTAMA

(23)

Rencana Kinerja Tahun 2016 20

No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan

Uraian Target 2019

100% BUMN/BUMD di Provinsi Kalimantan Barat memenuhi kriteria Good

Corporate Governance (GCG)

Seluruh

BUMN/BUMD yang dibina memenuhi kriteria GCG

95% permintaan bantuan dari Instansi Penegak Hukum dalam penanganan kasus korupsi dapat ditindaklanjuti.

95% dari seluruh permintaan APH

Terpenuhi Indikator Proses dan Hasil Provinsi Kalimantan Barat sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

100% terpenuhi indikator proses WBK dan WBBM

2 Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Level Maturitas SPIP Pemda

3 dari skala 5

Efektivitas SPI Korporasi

3 dari skala 5

3 Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Wilayah Kalimantan Barat

Level APIP Pemda 85% APIP berada di level 3

b. Indikator Kinerja Sasaran

Terdapat tiga sasaran strategis sebagai indikator pencapaian tujuan BPKP.

Pencapaian sasaran strategis ini merupakan cermin dari dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan atau capaian outcome program yang diselenggarakan. Untuk mengetahui dan dapat menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis ditetapkan target sasaran strategis sebagai kondisi nyata pada tahun 2019 untuk tiga sasaran strategis BPKP yaitu :

(24)

Rencana Kinerja Tahun 2016 21

No Uraian Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Uraian Target 2019 1 Peningkatan Kualitas

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Indeks Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan dan Pembangunan

3 dari skala 5

Persentase Tindak Lanjut rekomendasi hasil pengawasan

90%

2 Meningkatnya Maturitas SPIP pada KLPK dan Program Prioritas Pembangunan Nasional

Level Maturitas SPIP K/L/Pemda

75% Pemda level 3 maturitas SPIP Efektivitas SPI

Korporasi

75% Korporasi level 3 maturitas SPIP

3 Meningkatnya Kapabilitas

Pengawas Intern K/L/Pemda Level APIP Pemda 85% Pemda kapabilitas APIP level 3

Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur.

Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Program BPKP tersebut terdiri dari:

1) Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Program 06);

2) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Perwakilan BPKP (Program 01).

Program 01 bersifat generik antar K/L yaitu, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP. Program ini ditujukan untuk memastikan terciptanya kondisi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas teknis pengawasan oleh kedeputian teknis. Baik program teknis pengawasan (Program 06) maupun 6. PROGRAM DAN KEGIATAN

(25)

Rencana Kinerja Tahun 2016 22

program dukungan (Program 01) akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan oleh unit kerja atau satuan kerja di lingkungan BPKP.

Untuk mencapai sasaran yang dimaksud maka dirumuskan program sebanyak 4 program dengan indikator kinerja sebagai berikut :

No Uraian Program Indikator Kinerja Program

Uraian Target 2019

1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

pengelolaan program nasional

60%

Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi

100%

Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hokum

90%

2 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/

korporasi

Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3)

100%

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)

35,71%

Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik

100%

Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)

60%

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal

berpredikat baik dari BUMD yang dibina

60%

Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

60%

3 Meningkatnya kapabilitas

pengawasan intern Pemda Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

100%

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)

85%

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

0%

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)

100%

Kapabilitas APIP Pemerintah 0%

(26)

Rencana Kinerja Tahun 2016 23

No Uraian Program Indikator Kinerja Program

Uraian Target 2019

Provinsi (Level 1)

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

0%

4 Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

100%

Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

90%

Tingkat Kepuasan

Stakesholder atas Pelayanan Perwakilan BPKP

8,0 skala Likert

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

8,0 skala Likert

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

8,0 skala Likert

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan umum perkantoran

8,0 skala Likert

Sedangkan target kinerja sasaran program per indikator kinerja setiap tahunnya disajikan dalam Lampiran 1

Untuk tercapainya kinerja masing-masing indikator tersebut selama masa Renstra dilaksanakan melalui 2 program utama sebanyak 13 kegiatan pengawasan (program 06) dan 3 kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Perwakilan BPKP (program 01), yaitu:

1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Kementerian/Lembaga Bidang Perekonomian;

2. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Kementerian/Lembaga Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;

3. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

4. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang Akuntan Negara;

5. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang Investigasi;

(27)

Rencana Kinerja Tahun 2016 24

6. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Perekonomian dan Kemaritiman;

7. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;

8. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

9. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Investigasi;

10. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional program Nawacita Regional Kedaerahan;

11. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah;

12. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Akuntan Negara;

13. Pelaksanaan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur serta Kapabilitas APIP Daerah;

14. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta pembeyaran gaji/tunjangan;

15. Fasilitasi Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat;

16. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP.

BB.. RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunn 22001166

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Perwakilan BPKP provinsi Kalimantan Barat melaksanakan 4 program dengan 20 indikator kinerja, dengan uraian sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Target

I. Sasaran Program / Kegiatan : Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan Negara/daerah

Indikator Kinerja Program

1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

% 45

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi

% 100

3 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada % 90

(28)

Rencana Kinerja Tahun 2016 25

No Indikator Kinerja Satuan Target

aparat penegak hokum

II. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi

1 Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3) % 100

2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) % 14,29 3 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik % 100 4 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya

berpredikat minimal A (baik) % 52

5 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik

dari BUMD yang dibina % 52

6 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD

yang dibina % 58

III. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0 2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) % 0 3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100 4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 28,57 5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 0 6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 0

Indikator Kinerja Kegiatan

1 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Rekomendasi 125 2 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita Rekomendasi 30 3 Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi

Daerah Nawacita

Rekomendasi

4 4 Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Rekomendasi 34 IV. Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang

terealisasi % 100

Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan % 90

Tingkat Kepuasan Stakeholder atas Pelayanan Perwakilan

BPKP Skala Likert 7

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

kepegawaian Skala Likert 7,8

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan

anggaran yang diajukan sesuai prosedur Skala Likert 7,6 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

umum perkantoran Skala Likert 7,6

Indikator Kinerja Kegiatan

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP laporan 80 Terlaksananya rehabilitasi rumah dinas Negara M2 200 Terlaksananya rehabilitasi berat rumah dinas M2 100

(29)

Rencana Kinerja Tahun 2016 26

No Indikator Kinerja Satuan Target

Terlaksananya rehabilitasi pagar komplek rumah negara M2 326 Dalam tahun 2016 Perwakilan BPKP provinsi Kalimantan Barat mendapat dana sebesar Rp22.190.135.000,00 untuk melaksanakan kegiatan:

No Indikator Kinerja Ouput Jumlah Dana (Rp)

1 Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan Penyelenggaraan SPIP

3.040.028.000,00 2 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan

serta Pembayaran Gaji/Tunjangan BPKP

17.667.070.000,00 3 Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 867.577.000,00 4 Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana 615.460.000,00

Jumlah 22.190.135.000,00

Secara detail Perjanjian Kinerja Tahun 2016 berikut target per triwulan disajikan dalam Lampiran 2 dan 3.

CC.. KoKonnssiiststeennssii PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann LLKKj j TTaahhuunn 22001155..

Perjanjian Kinerja tahun 2016 berbeda dengan tahun 2015, dengan demikian pengukuran kinerja akan berbeda. Untuk itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan analisis menyeluruh pelaksanaan PKPT Tahun 2016, ketercapaian indikator kinerja Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan konsistensi pengukuran kinerja dengan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015.

Berdasarkan PKPT Tahun 2016, RKA/KL dan Perjanjian Kinerja yang telah diusulkan ke Biro Perencanaan dan Pengawasan serta dikaitkan dengan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 terlihat adanya perbedaan nama indikator kinerja yang disebabkan adanya jenis indikator yang tahun sebelumnya tidak diuraikan serta adanya kelompok indikator yang berbeda, untuk itu perlu dilakukan analisis penugasan PKPT Tahun 2016 untuk dapat mengelompokkan ke dalam jenis indikator yang disesuaikan dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

Sesuai dengan LKj Tahun 2015 yang disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 masing-masing indikator keberhasilan penugasan pengawasan diukur dengan :

1. Keberhasilan rekomendasi hasil pengawasan diukur dengan 10 indikator keberhasilan yaitu :

a Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (AN)

- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola

(30)

Rencana Kinerja Tahun 2016 27

Kebendaharaan Umum Negara (IPP)

- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (APD)

b Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi

c Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan korporasi

- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Daerah - Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat d Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah

Daerah

- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Instansi Pusat e Tindak Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah

f Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH

g Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan h Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L

2. Keberhasilan rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP diukur dengan indikator keberhasilan berupa tindak lanjut rekomendasi pembinaan penyelenggaraan SPIP pemerintah daerah.

3. Keberhasilan rekomendasi tata kelola APIP diukur dengan indikator persentase APIP yang berada dilevel 2 dan 3 IACM.

Sementara untuk tahun 2016, sesuai arahan Biro Perencanan dan Pengawasan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 memuat indikator dan target sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Target

Sasaran Program / Kegiatan : Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan Negara/daerah

1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

% 45

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tatakelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi

% 100

3 Persentase penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum

% 90

4 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi level 3 % 100

5 Maturitas SPIP Kabupaten/Kota level 3 % 0

6 Persentase BUMN dengan skor GCG baik % 100

7 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)

% 52

8 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

% 52

9 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 58

(31)

Rencana Kinerja Tahun 2016 28

No Indikator Kinerja Satuan Target

10 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100 11 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 28,57 13 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1) % 71,43 Apabila target kinerja dikaitkan dengan PKPT Tahun 2016 dan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 maka terlihat adanya perbedaan penetapan indikator outcome dan kelompok rekomendasi yang dihasilkan dari PP di dalam PKPT Tahun 2016. Atas dasar tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menyelesaikan analisis keterkaitan antara PP di dalam PKPT dengan Indikator Kinerja di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dengan uraian sebagai berikut :

a. Indikator kinerja “Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional” akan diukur dengan cara merata-rata keberhasilannya pelaksanaan rekomendasi sebagai berikut :

 Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara yang melibatkan bidang IPP dan APD;

 Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan yang melibatkan bidang APD, IPP;

 Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan yang melibatkan bidang IPP dan APD;

 Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah yang melibatkan bidang APD;

 Rekomendasi Hasil Pengawasan Nawa Cita yang melibatkan bidang APD dan IPP;

 Rekomendasi Hasil Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah yang melibatkan bidang APD;

b. Indikator kinerja “Persentase tindak lanjut rekomendasi tatakelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” akan diukur dengan cara merata-rata keberhasilannya pelaksanaan rekomendasi yang melibatkan bidang akuntan negara yaitu yaitu rekomendasi sebagai berikut :

 Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi.

 Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi.

c. Indikator kinerja “Persentase penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum” akan diukur dengan cara rata-rata keberhasilannya pelaksanaan rekomendasi yang melibatkan bidang investigasi yaitu rekomendasi sebagai berikut :

(32)

Rencana Kinerja Tahun 2016 29

 Rekomendasi Keinvestigasian.

 Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan.

 Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L.

 Rekomendasi Hasil Pengawasan Nawa Cita.

d. Indikator kinerja “Maturitas SPIP tingkat provinsi dan kabupaten” akan diukur dengan menilai keberhasilan pelaksanaan rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP Pemda yang melibatkan bidang APD dengan melakukan pengukuran maturitas SPIP pada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

e. Indikator kinerja Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik.

Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik) dan Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina diukur dengan keberhasilan indikator rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP korporasi dengan membandingkan pembilang dan penyebut masing-masing indikator tersebut yang melibatkan bidang akuntan negara.

f. Indikator kinerja “Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina” diukur dengan keberhasilan indikator rekomendasi hasil pengawasan Nawa Cita.yang melibatkan bidang akuntan negara.

Indikator kinerja “Kapabilitas APIP” diukur dengan keberhasilan pelaksanaan rekomendasi rekomendasi perbaikan kapabilitas APIP tentunya dengan melakukan assessment pada inspektorat provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Khusus untuk indikator ini tidak direncanakan kegiatannya di dalam PKPT dikarenakan adanya batasan output dari Biro Perencanaan dan Pengawasan, namun telah diantisipasi dengan melakukan analisis KM1 dan KM2 dengan mencantumkan 13 kegiatan Kapabilitas APIP untuk Pemerintah Provinsi dan 6 Kabupaten Kota di kegiatan penugasan NPKPT Bidang APD.

(33)

Rencana Kinerja Tahun 2016 30

Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 telah diselaraskan dengan restrukturisasi program dan kegiatan, serta mengacu kepada Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019 seperti diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nomor 5 Tahun 2009 yang diterbitkan tanggal 11 Agustus 2009 dan Renstra BPKP tahun 2016.

Renja ini merupakan komitmen bersama seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2016 yang wajib ditegakkan dan dilaksanakan agar dapat tercapai visi, misi, dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan tersebut tidak semata untuk kepentingan BPKP sendiri, namun untuk kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan pemerintah/ Presiden dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Akhirnya, menjadi tugas dan kewajiban seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, para pejabat dan pegawai BPKP, untuk bersama-sama melangkah dalam tindakan yang harmonis untuk melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam Renja ini. Pencapaian kinerja memang bukan hal yang mudah, untuk itu diperlukan tekad, ikhtiar dan perjuangan terus menerus untuk menunjukkan bahwa BPKP memang mampu memenuhi harapan stakeholders.

BAB III PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE DRILLDALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PERAWATAN TANAMAN HIAS PADAANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS VII SMPLB DI SLB PURNAMA ASIH.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Petinggi (Lembaran

benda-benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan cirri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya (4.6). -

Jumlah masing-masing Kolom (6) s.d (8) di Rineian e halarnan terakhir harus lebih keeil atau sama dengan nomor urut rumah tangga terakhir di Kolorn (4) halaman terakhir.

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengilustrasikan anatomi, fisiologi dan histologi sistem rangka dan otot.. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengilustrasikan struktur makroskopis

Oleh karena itu diperlukan kegiatan pendampingan dalam program pengabdian lanjutan dengan pengadaan peralatan untuk membuat pupuk organik yang lebih baik dan lebih

Dalam rangka untuk mendukung pengembangan pemanfaatan kayu jabon dan untuk meningkatkan informasi mengenai karakteristik kayu jabon penelitian sifat makroskopis dan

Hasil pengujian perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa (N- Gain) berdasarkan kelompok PAM, peringkat sekolah, dan model pembelajaran