FRAMING PEMBERITAAN INSPEKTUR JENDERAL DJOKO SUSILO TERKAIT KASUS DUGAAN KORUPSI PENGADAAN
SIMULATOR SIM PADA HARIAN KOMPAS
Pangeran Fernando Hutapea
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Framing Pemberitaan Inspektur Jenderal Djoko Susilo Terkait Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Simulator SIM pada Harian Kompas.
Penelitian ini memfokuskan pada penelitian analisis isi media yang bersifat eksplanatif kualitatif. Framing digunakan sebagai pisau analisis atau instrumen analisis data. Pisau analisis yang digunakan peneliti adalah teknik analisis framing yang dikemukakan Robert N. Entman. Pendekatan dalam penelitian ini memakai paradigma konstruktivis. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha meneliti bagaimana konstruksi berita pada harian Kompas dalam membingkai berita terkait korupsi yang melibatkan Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan empat perangkat unit analisis untuk melihat bagaimana sebuah media membingkai suatu masalah: Pendefenisian masalah (define problem), memperkirakan sumber masalah (diagnoses causes), membuat keputusan moral (make moral judgement), dan menekankan penyelesaian (treatment recommendation) yang dikemukakan oleh Robert N. Entman.
Kemudian peneliti ingin mengetahui apa isu yang ditonjolkan harian Kompas dalam pemberitaannya terkait kasus ini . Selain itu peneliti ingin mengetahui rekomendasi apa yang diberikan harian Kompas terhadap masalah yang ada sehubungan dengan kasus korupsi yang menimpa Djoko Susilo. Adapun berita yang diteliti pada harian Kompas adalah berita yang terbit mulai dari tanggal 21 November 2012 sampai 21 Desember 2012. Berita yang diperoleh peneliti ada 10 buah berita yang akan dipilih untuk dilakukan analisis framing sesuai dengan kategori yang dipenuhi berita. Hasil penelitian yang penulis peroleh adalah pemberitaan harian Kompas kurang dalam membahas tentang berita Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya jumlah paragraf yang digunakan dalam mengulas berita korupsi ini. Harian Kompas memandang kasus ini dari sudut pandang politik dan hukum yang dapat kita lihat dari penempatan rubrik dan pemilihan narasumbernya. Harian Kompas lebih mengedepankan kerjasama antara KPK dan Polri untuk dapat menangani kasus ini dengan tuntas sebagai rekomendasi penyelesaian kasus tersebut.
Kata kunci : pemberitaan harian Kompas, analisis framing
PENDAHULUAN Konteks Masalah
Indonesia adalah negara yang dalam kesehariannya sering terjadi interaksi sosial yang menunjang kehidupan masyarakatnya. Salah satunya yaitu dalam hal berlalu-lintas. Dalam institusi Kepolisian Republik Indonesia(POLRI) terdapat bagian yang berwenang untuk mengatur kelangsungan lalu – lintas yaitu Korps Lalu Lintas(Korlantas) POLRI. Di tengah – tengah kehidupan masyarakat Indonesia lalu – lintas adalah salah satu hal yang cukup penting dalam mendukung keberlangsungan interaksi masyarakat, baik dalam bidang pemerintahan, sosial, ekonomi, budaya, dan banyak hal lain lagi sangat dipengaruhi oleh lalu – lintas.
Seperti halnya instansi – instansi lain Korlantas juga memiliki pemimpin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Inspektur Jenderal Djoko Susilo adalah mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Untuk menunjang kinerjanya Korlantas melakukan banyak hal, salah satunya yaitu pengadaan alat Simulator Berkendara untuk pengurusan Surat Izin Mengemudi(SIM). SIM perlu diperlengkapi oleh pengendara kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi melalui laporan pusat pelaporan dan analisis transaksi keuangan(PPATK) ternyata ada penyelewengan dana yang menyebabkan kerugian negara 100 Milliar lebih. Hal ini membuat KPK melakukan pemeriksaan yang lebih dalam untuk menjalankan tugasnya memberantas korupsi di Indonesia.
Inspektur Jenderal Djoko Susilo ditetapkan sebagai tersangka setelah menjalani pemeriksaan kedua selama lebih kurang delapan jam oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan simulator Surat Izin Mengemudi. Terkait hal tersebut banyak media cetak dan elektronik di Indonesia yang menyorotinya berhubung kasus dugaan korupsi ini menyangkut keterlibatan salah satu pemimpin di instansi aparat penegak hukum.
Dalam hal ini harian Kompas mengangkatnya secara berkala mengenai
keterlibatan Inspektur Jenderal Djoko Susilo dalam kasus itu. Hal tersebut
membuat peneliti merasa perlu untuk memperdalam penelitian tentang bagaimana
konstruksi pemberitaan Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait kasus dugaan
korupsi Simulator SIM pada harian Kompas dikonstruksikan.
Fokus Masalah
Kompas merupakan salah satu media cetak yang sudah cukup lama berdiri di Indonesia. Dalam permberitaan di harian Kompas mengenai pemberitaan Inspektur Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi Simulator SIM kita belum tentu tahu kejadian apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana kejadian tersebut dikonstruksi menjadi sebuah berita oleh harian Kompas. Untuk mengetahui lebih jelas tentang konstruksi pemberitaan, maka peneliti menggunakan analisis Framing. Proses Framing berkaitan dengan persoalan bagaimana sebuah realitas (peristiwa, tokoh atau apa saja) dibingkai dan disajikan oleh media dengan konstruksi yang dibangun oleh media itu sendiri dengan tujuan yang telah ditentukan atau ingin dicapai oleh media. Berdasarkan hal itu peneliti tertarik untuk meneliti pemberitaan Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi Simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) pada harian Kompas.
KAJIAN PUSTAKA
Paradigma Konstruktivisme
Usaha yang dilakukan oleh para filsuf dan peneliti dengan menggunakan model – model tertentu yang biasa dikenal dengan paradigma. Harmon(1990) mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas (Moleong, 2006: 49).
Pada ranah ilmu komunikasi, teori konstruktivisme secara teoritis menolak pandangan positivisme yang memisahkan subjek dan objek komunikasi.
Pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian, seluruh isi media adalah realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk wacana yang bermakna (Hamad, 2004: 11–12).
Komunikasi dan Komunikasi Massa
Carl I. Hovland mengatakan ilmu komunikasi adalah suatu usaha yang
sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas
tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap (a systematic
attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is
transmitted and opinions and attitudes are formed) (Purba dkk, 2006:29).
Harold Laswell menerangkan cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Yang berarti “Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?”
(Mulyana,2005:62). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan dan efek (Effendy, 2003: 253).
Berita, Pers dan Jurnalistik Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang lain. Dalam kamus besar bahasa Indonesia berita diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, sedangkan pemberitaan diartikan proses, cara, perbuatan memberitakan atau melaporkan.
Pers
Istilah pers berasal dari bahasa Belanda yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak ataupun penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (Effendy, 2005: 145). Pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Dalam arti sempit, pers hanya menunjuk kepada media cetak berkala: surat kabar, tabloid, dan majalah. Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanya menunjuk pada media cetak berkala, melainkan mencakup media elektronik auditif dan media elektronik audiovisual, yakni radio, televisi, film, dan internet.
Jurnalistik
Secara etimologis, Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa
Belanda journalistiek, dan dalam bahasa Inggris journalistic atau journalism,
yang bersumber pada perkataaan journal sebagai terjemahan dari bahasa Latin
diurnal, yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Jurnalistik menunjuk pada proses
kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat dan
menyebarkan berita melalui media berkala pers kepada khalayak seluas-luasnya
dengan secepat-cepatnya (Sumadiria, 2008:1).
Ideologi Media
Dilihat dari etimologinya, kata ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata idea dan logia. Idea berasal dari kata idein yang berarti melihat.
Idea dalam Webster’s News Colligiate Dictionary berarti “something existing in the mind as the result of the formulatiion of an pinion, a plan or the like”
(sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan suatu pemikiran atau rencana). Sedangkan logis berasal dari kata logos yang berarti world. Kata ini berasal dari kata legein yang berarti to speak (berbicara). Selanjutnya kata logia berarti science (pengetahuan) atau teori. Jadi, ideologi menurut arti kata ialah pengucapan dari yang terlihat atau pengutaraan apa yang terumus di dalam pikiran sebagai hasil dari pemikiran (Sobur, 2004:64).
Analisis Framing
Secara epistemologi, kata Framing berasal dari bahasa Inggris yakni dari kata frame yang berarti bingkai. Gagasan mengenai Framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955 (Sobur, 2004: 161). Analisis Framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi (Eriyanto 2005: 37).
Analisis Framing Robert Entman
Robert Entman melihat Framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari isu. Pendekatan Entman tersebut digunakan dalam penulisan ini yang selanjutnya dikonsepsi oleh Entman menjadi empat perangkat Framing yang ada dalam sebuah berita yang meliputi pendefenisian masalah (Define Problems), memperkirakan masalah atau sumber masalah (Diagnose Causes), membuat keputusan moral (Make Moral Judgement), menekankan penyelesaian (Treatment Recommendation).
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian eksplanatif kualitatif untuk menganalisis teks berita. Konstruksi
teks/berita dianalisis dengan menggunakan analisis Framing. Framing berada
dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-
aspek tertentu.
Objek Penelitian
Objek penelitian peneliti adalah harian Kompas yang memuat tentang berita Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi Simulator SIM yang terbit dari tanggal 21 November 2012 sampai 21 Desember 2012.
Subjek Penelitian
Berita yang menjadi subjek penelitian adalah :
a. Berita yang muncul mengenai Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi Simulator SIM pada harian Kompas, tidak termasuk kolom opini, advertorial, dan berita lokal.
b. Setiap berita yang memberitakan kasus dugaan korupsi Simulator SIM yang serta hal-hal yang terkait.
Kerangka Analisis
Kerangka analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis framing Robert Entman. Dalam konsepsi Entman framing terrdiri dari dua dimensi besar:
seleksi isu dan penekanan atau penonjolan sapek – aspek tertentu dari realitas/isu.
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi dokumenter, yaitu data unit analisis dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data dari bahan – bahan tertulis pada harian Kompas yang memuat berita Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait dengan kasus dugaan korupsi Simulator SIM. Berita – berita yang terkait kemudian dikliping, ditabulasikan dan selanjutnya dilakukan analisis data.
2. Studi kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
Teknik Analisis Data
Dilihat dari kemungkinan banyaknya jumlah artikel berita dari harian Kompas, maka peneliti mencoba menyederhanakan dalam dua tahap analisis:
a. Dengan metode analisis isi tekstual secara konvensional kualitatif untuk
mengetahui isu-isu yang dianggap menonjol yang membantu dalam
pemilihan berita yang akan dikonstruksi. Dalam penelitian ini kategorisasi
yang digunakan peneliti adalah, berdasarkan jumlah paragraf, jenis berita, posisi berita, rubrik berita, narasumber, dan isu yang menonjol dalam berita.
b. Analisis framing dalam konstruksi berita yang dipilih oleh peneliti untuk diteliti berdasarkan kriteria yang akan ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Selama 30 hari dalam pemberitaan kasus korupsi pada harian Kompas terdapat sebanyak 10 berita. Berdasarkan analisis frame berita yang dilakukan, maka akan dirangkum untuk dapat melihat frame berita Inspektur Jenderal Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi pengadaaan simulator SIM secara menyeluruh sehingga akan diperoleh konstruksi harian Kompas dalam pemberitaannya.
Defining Problem
Dari keseluruhan berita yang dianalisis, Kompas memandang kasus korupsi yang menimpa Inspektur Jenderal Djoko Susilo adalah salah satu contoh lemahnya aparat penegak hukum di Indonesia. Pola pemberitaan yang dilakukan oleh Kompas secara umum sama, penempatan berita mutlak pada rubrik yang sama yaitu Politik & Hukum yang menunjukkan bahwa Kompas melihat berita Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi ini semata – mata dari sisi politik dan hukum. Narasumber yang diikut sertakan juga berasal dari pihak – pihak yang terlibat dengan kasus ini saja, sebagian besar dari pihak KPK, sedikit sekali dari narasumber yang lain meskipun tetap ada.
Umumnya berita yang diangkat Kompas membahas mengenai langkah – langkah KPK dalam menangani kasus korupsi pengadaan simulator SIM dan perkembangan kasus itu sendiri. Harian Kompas lebih menekankan pada proses – proses pemeriksaan yang dilakukan oleh KPK dan perkembangan kasus yang disampaikan oleh pihak KPK yang terlihat begitu lambat dalam berita - beritanya.
Diagnose Causes
Harian Kompas menunjukkan kepada khalayak pembaca bahwa penyebab
lambatnya perkembangan kasus dan langkah – langkah tindak lanjut yang
dilakukan oleh KPK adalah adanya upaya dari pihak tersangka untuk
menyembunyikan barang bukti berupa aset – aset yang dimiliki Djoko Susilo dan
tersangka lain yang terkait dengan kasus korupsi ini. Selain itu KPK tampak
terlalu hati – hati dalam melakukan tindakannya karena yang dilibatkan dalam
kasus ini adalah salah satu elit aparat penegak hukum. KPK dalam hal ini ingin menunjukkan bahwa mereka serius dalam hal pemberantasan korupsi.
Berita yang disampaikan oleh Kompas tentang kasus melibatkan Djoko Susilo yang menjadi aktor kunci untuk dapat mengetahui sejauh mana tidakan korupsi ini telah merambah di dalam institusi Polri khusunya Korlantas. Namun, dalam memperoleh informasi untuk menunjang pemberitaannya Kompas lebih menganggap bahwa KPKlah yang merupakan aktor kunci. Berita – berita yang diturunkan oleh Kompas berasal dari informasi yang diberikan hampir keseluruhan bersumber dari pihak KPK. Jenis berita yang digunakan harian Kompas hampir keseluruhannya menggunakan Spot News.
Make Moral Judgement
Nilai moral yang ingin disampaikan dalam hal ini oleh harian Kompas secara umum dapat kita lihat dari kutipan – kutipan percakapan dengan tersangka mengenai apa yang dirasakannya.
“Siap dan tidak jika KPK melakukan penahanan, menurut Tommy, memang sangat bergantung pribadi kliennya.”
“Kambing saja ditanya siap ditahan pasti enggak mau, gimana orang”
Secara gamblang Kompas mengangkat ke dalam beritanya tentang hal itu sehingga secara tersirat Kompas mengatakan kepada khalayak bahwa aparat penegak hukum juga merasa takut ketika berurusan dengan KPK.
Selain itu, juga Kompas menampilkan narasumber – narasumber dari kalangan pengamat dari akademisi yang bergerak di bidang politik dan hukum dalam menilai kinerja KPK dalam tanggung jawabnya sebagai media untuk memberikan informasi dari sumber yang kredibel.
Treatment Recommendation