QUISIONER UNTUK BUKU APA & SIAPA
132 SENATOR INDONESIA 2014 - 2019
---
A. Biodata
Nama lengkap : Abdul Qadir Amir Hartono, SE.,SH., MH.
Nama panggilan : Abdul Qadir / Gus Anton (Panggilan di Daerah)
Gelar dlm keluarga : Putera salah seorang Kiai (Ulama) KH. Drs. Achmad Sjafi’y, SH.,M.Si. biasa dipanggil dengan sebutan Gus Anton TTL : Sumenep, 30 September 1974
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Daerah asal : Kota Malang Pendidikan Terakhir: Strata 2 (S2)
Keluarga:
Nama Istri Robiatul Husniyah, SPt. tahun menikah 2001 Anak-anak:
1. Nadhiva Nurizzakiya Al-Ula 2. Keisha Arya Maika Ahmad
Alamat lengkap : Jl. Tlogo Joyo 45 B Rt. 004 Rw 001 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang 65144
Nomor Tlp/Hp : 0341-572395/081945363738/085330865789
Email : [email protected]
B. PERTANYAAN:
1. Mengapa Bapak/Ibu tertarik dan memilih --(memilih kembali bagi incumbent)-- menjadi anggota DPD/Senator. Mohon sebutkan kisah singkatnya?
Selain panggilan hati untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan Negara, Latar belakang sebagai seorang akademisi dan praktisi khususnya di bidang hukum menjadi salah satu alasan bagi saya untuk mencalonkan diri menjadi salah satu calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) dari daerah pemilihan Jawa Timur. Melalui kompetensi ilmu hukum itulah, tergerak bagaimana mengupayakan DPD RI menjadi lembaga yang kuat (tidak dipandang sebalah mata), setara dengan DPR dan efektif guna memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah untuk menuju masyarakat Indonesia yang bermartabat, sejahtera, dan berkeadilan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Memiliki harapan besar untuk memperjuangkan eksistensi dan penguatan DPD RI periode ketiga yaitu 2014-2019 kedepan menjadi cikal bakal sejarah baru dimana DPD RI menjadi lembaga yang kuat, seimbang dan setara dengan DPR sebagaimana harapan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Jawa Timur.
2. DPD itu baru lahir 2004 sebagai perwujudan dari Fraksi Utusan Daerah yang sebelum ini ada. Apa pandangan Bapak/Ibu tentang keberadaan dan fungsi DPD?
Tugas dan wewenang DPD dalam Legislasi dapat mengajukan rancangan undang- undang (RUU) kepada DPR dan Ikut membahas RUU dengan Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya;
Perimbangan keuangan pusat dan daerah. Pada fungsi Pertimbangan, DPD RI Memberikan pertimbangan kepada DPR. Sedangkan dalam Fungsi Pengawasan, Tugas dan wewenang DPD RI ialah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti serta menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK, melalui Bidang Terkait : Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN); Pajak, pendidikan, dan agama.
Berdasarkan penjelesan kewenangan DPD di atas, menunjukkan lemahnya
wewenang DPD. Sehingga, konsep bikameral sering dibahasakan sebagai “weak
bicameral” atau “soft bicameral”. Istilah tersebut muncul dalam sistem parlemen di Indonesia, karena DPD mempunyai wewenang yang sangat terbatas dan hanya terkait dengan soal-soal kedaerahan. Dalam konstitusi ditentukan bahwa DPD hanya dapat mengajukan RUU, ikut membahas RUU dan dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang, dengan catatan bahwa kewenangan tersebut hanya terbatas pada undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah (Pasal 22D UUD NRI 1945). guna membangun prinsip checks and balances dalam lembaga perwakilan rakyat Indonesia harus ada perubahan radikal terhadap fungsi legislasi yaitu dengan tidak lagi membatasi DPD seperti saat ini. Kalau ini dilakukan,gagasan menciptakan kamar kedua di lembaga perwakilan rakyat guna mengakomodasi kepentingan daerah dalam menciptakan keadilan distribusi kekuasaan menjadi dapat diwujudkan. Bagaimanapun, dengan pola legislasi sekarang, DPD tidak mungkin mampumengartikulasikan kepentingan politik daerah pada setiap proses pembuatan keputusan di tingkat nasional terutama dalam membuat undang-undang yang berkaitan langsung dengan kepentingan daerah.
3. Apa saja kepentingan masyarakat dan daerah yang mungkin akan Bapak/Ibu perjuangkan di tingkat nasional melalui lembaga DPD RI?
Setelah banyak diperbincangkan di media terkait dengan kinerja DPD yang semakin progresif dan menunjukkan eksistensi kelembagaan yang patut dibanggakan, saatnya proses penguatan kelembagaan DPD menjadi keharusan yang diperjuangkan oleh Anggota terpilih DPD 2014-2019. Beberapa poin terkait tentang penguatan lembaga perwakilan adalah sebagai berikut : 1
1) Kewenangan dan pelaksanaan fugsi parlemen antara DPR dan DPD relatif berimbang, yakni dalam fungsi legislasi, anggaran, kontrol, representasi, dan rekruitmen politik. Karena pada prinsipnya efektifitas sistem kamar dalam lembaga perwakilan sangat ditentukan oleh perimbangan kewenangan antarkamar.
2) Khususnya dalam fungsi legislasi, DPD sebagai kamar kedua di lembaga perwakilan harus mampu mengartikulasikan kepentingan daerah pada setiap proses pembuatan keputusan di tingkat nasional, terutama dalam pembuatan undang-undang yang berkaitan langsung dengan kepentingan daerah. artinya setiap RUU yang dibahas harus mendapatkan persetujuan bersama antara DPR dan DPD (termasuk RUU APBN).
3) MPR terdiri atas DPR dan DPD sebagai lembaga, tidak lagi mewadahi anggota DPR dan DPD. Konsekuensinya, jumlah kuorum dalam pengambilan keputusan majelis (pemakzulan dan perubahan UUD 1945) ditentukan di tiap kamar meskipun pada akhirnya keputusannya diambil secara keseluruhan. Untuk pemakzulan, kuorum sidang adalah ¾ jumlah anggota DPR dan ¾ jumlah anggota DPD. Keputusan disetujui 2/3 jumlah anggota DPR dan 2/3 jumlah anggota DPD yang hadir. Untuk perubahan UUD 1945, kuorum sidang adalah
1