• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BK 2 (Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi Dengan 9 Jenis Layanan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAYANAN BK 2 (Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi Dengan 9 Jenis Layanan)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN BK 2

(Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi Dengan 9 Jenis Layanan)

Oleh:

Rofikotus Solikah 06071181320006

Afsari 06071181320022

Fajar Mustika 06071182320014 Tribahariansyah 06071181320020

DosenPengasuh:

Drs. Syarifudin Ghani, M.Si. Kons.

Alrefi, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU KEPENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi Dengan 9 Jenis Layanan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Drs. Syarifusin Ghani, M.Si.

Kons dan Bapak Alrefi, M.Pd. selaku dosen pengasuh, yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Makalah yang kami buat ini merupakan tugas dari mata kuliah Layanan BK 2

Kami percaya makalah ini tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan.

Karena itu, dengan berpegang bahwa “tak ada gading yang tak retak” maka dengan kerendahan hati segala pandangan dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih. Semoga makalah ini bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Aamiin.

Indralaya, 2 Maret 2015

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

1. PENDAHULUAN .………... 2

1.1.Latar Belakang ………. 2

1.2. Rumusan Masalah ………... 2

1.3. Tujuan Penulisan………... 2

2. PEMBAHASAN ………... 3 2.1.Layanan Orientasi…...

2.2.Layanan Informasi………...

2.3.Layanan Penempatan dan Penyaluran………...

2.4.Layanan Penguasaan Konten...

2.5.Layanan Konseling Perorangan...

2.6.Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok...

2.7. Layanan Konsultasi...

2.8.Layanan Mediasi...

3 4 4 5 6 8 9 10 3. PENUTUP ………...………...

3.1.Kesimpulan ………...………..……....

DAFTAR PUSTAKA ………...…………..

12 13 14

(4)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri mereka akan bisa bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka ini memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.

Dalam bimbingan dan konseling dikenal adanya sembilan jenis layanan dan enam kegiatan pendukung, dan disisi lain adanya berbagai instrument yang dapat digunakan oleh konselor untuk mendukung terselenggaranya pelayanan konseling itu. Diantara kedua sisi itu ada keterkaitan yang amat erat, dalam arti aplikasi instrumentasi mampu mendukung kegiatan layanan, dan juga kegiatan pendukung konseling lainnya.

Berbicara tentang kegitan pendukung dalam layanan bimbingan konseling, salah satunya ada aplikasi instrumentasi. Pemilihan instruman dan pelaksanan pengukuran yang cermat, penafsiran yang akurat atas hasil-hasilnya, disertai perlakuan yang akurat terhadap klien, akan merupakan sumbangan yang amat berharga bagi pelayanan bantuan terhadap klien.

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana keterkaitan antara aplikasi instrumentasi dengan sembilan jenis layanan?

1.3. Tujuan Penulisan

(5)

1.3.1. Mengetahui keterkaitan antara aplikasi instrumrntasi dengan sembilan jenis layanan.

11. PEMBAHASAN

2.1.Keterkaitan Sembilan Jenis Layanan dengan Aplikasi Instrumentasi 2.1.1. Layanan Orientasi

Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.

Layanan orientasai dapat diselenggarakan dengan menggunakan layanan yang lain nya seperti layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling perorangan, bahkan dengan layanan konsultasi dan layanan mediasi. Konselor perlu memahami keterkaitan yang dimaksudkan dan melaksanakan nya dengan cermat, sesuai dengan kebutuhan konseli.

Keterkaitan antar layanan dapat terlaksana secara intergratif, artinya satu atau lebih layanan terintegrasikan dalam layanan yang sedang dilaksanakan dapat pula dalam wujud tindak lanjut. Misalnya, layanan orientasi dan informasi secara langsung mengintegrasikan layanan informasi sedangkan layanan penempatan dan penyaluran dapat menjadi tindak lanjutnya. Layanan orintasi dapat menjadi tindak lanjut dari layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan konseling perorangan. Dalam pada hal itu, layanan orientasi dapat juga diintegrasikan kedalam layanan-layanan tersebut dengan sesi-sesi yang berlanjut. Demikianlah, dalam keterpaduan layanan konseling, jenis layanan yang satu dapat dikaitkan dalam bentuk integrasi dan atau tindak lanjut terhadap layanan-layanan lainnya.

Dalam keterkaitan antara layanan orientasi dengan aplikasi instrumentasi yaitu hasil aplikasi instrumentasi, terutama pengungkapan masalah individu dapat menjadi bahan pertimbangan untuk layanan orientasi, khususnya dalam

(6)

menetapkan isi layanan dan sekaligus individu yang akan menjadi peserta layanan orientasi. selain itu dalam http://al-dinusyarif.blogspot.com/2014/03/makalah- aplikasi-instrumentasi.html

dengan instrumentasi tes, guru pembimbing dapat memperkenalkan berbagai instrumentasi tes yang ada seperti tes bakat, tes intelegensi dan tes minat peserta didik.

2.1.2. Layanan Informasi

Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial,belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan)

Didalam semua semua jenis layanan konseling, dapat terungkap perlunya konseli menguasai informasi tertentu, khususnya dalam kaitan nya dengan permasalahan yang sedang dialami. Untuk memenuhi keperluan itu, konselor biasanya secara langsung menguapayakan agar informasi itu dapat diperoleh konseli. Dengan cara seperti itu, layanan informasi telah terintegrasikan kedalam jenis-jenis layananan konseling lainnya.

Dalam hal keterkaitan antara layanan informasi dan aplikasi instrumentasi yaitu kebutuhan akan informasi oleh calon peserta layanan informasi dapat diungkapkan melalui instrument tertentu serta memberikan informasi yang tepat dan dibutuhkan oleh siswa, misalnya dengan berpedoman kepada hasil tes yang telah dilakukan.

Instrumen ini dapat disusun sendiri oleh konselor dan atau dengan penggunaan instrument yang sudah ada. Data hasil aplikasi instrumentasi yang sudah ada, termasuk data yang tercantum dalam himpunan data dapat digunaka untuk menetapkan:

a. Informasi yang menjadi isi layanan informasi b. Calon peserta layanan

c. Calaon penyaji, termasuk narasumber yang akan diundang.

(7)

2.1.3. Layanan Penempatan dan penyaluran

Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minatnya masing-masing, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya.

Layanan penempatan dan penyaluran dapat merupakan tindak lanjut dari layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

Demikian juga layanan informasi, orientasi, penguasaan konten dan mediasi dapat ditindak lanjuti dengan layanan penempatan dan penyaluran. Sementara itu, isi layanan penempatan dan penyaluran dapat diintegrasikan kedalam berbagai layanan tersebut. Dengan demikian, berbagai layanan konseling sebenarnya saling terkait, baik dengan pola terintergrasikan, maupun pola menguatakan maupun pola menindaklanjuti.

Dalam hal keterkaitan antara layanan penempatan dan penyaluran dengan aplikasi instrumentasi yaitu data hasil aplikasi instrumentasi dan atau data yang terdapat dalam himpunan data digunakan untuk:

a. Menetapkan subjek sasaran layanan.

b. Memperkaya bahan kajian terhadap potensi dan kondisi diri subjek berdasarkan lingkungan nya.

c. Konselor akan bijaksana dalam memutuskan atau menempatkan penyaluran minat dan bakat siswa yang dibimbingnya

2.1.4. Layanan Penguasaan Konten (PKO)

(8)

Layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri atau kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.

Keterkaitan diantara berbagai layanan konseling, layanan penguasaan konten dapat berdiri sendiri. Disamping itu layanan PKO dapat juga menjadi isi layanan-layanan konseling lainnya. Dalam hal ini ditekan kan perlunya konseling menguasai suatu konten tertentu terkait dengan permasalahan konseli. Dengan demikian, upaya penguasaan konten tertentu dapat diintegrasikan kedalam layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi.

Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu dapat berupa integrasi dan pula tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah konseli, konselor perlu mencermati kebutuhan konseli dalam penanganan masalahanya. Sehingga keterkaitan berbagai layanan itu menjadi jelas dan termanfaatkan dengan optimal.

Dalam hal keterkaitan antara penguasaan konten dengan aplikasi instrumentasi yaitu hasil apilkasi instrumentasi dapat dijadikan konten dalam layanan PKO, Skor test, sosiogram, hasil AUM, dan PTSDL, hasil ulangan dan ujian, isian angket dll, merupakan konten yang aktual dan dinamis, khususnya bagi responden yang peserta aplikasi instrumentasi yang dimaksud. Dalam hal ini asas kerahasiaan perlu mendapat perhatian sepenuhnya apabila aspek konten yang dibicarakan menyangangkut pribadi-pribadi tertentu. Penyebutan nama secara langsung harus dihindari. Selain itu, dengan pedoman hasil tes minat, tes intelegensi dan tes bakat konselor dapat mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan konten dengan demikian guru pembimbing dapat mengetahui sejauh mana materi penguasaan konten dapat dikuasai siswa.

Dari sisi lain, hasil aplikasi instrumentasi juga dapat dijadikan pertimbangan untuk menempatkan seseorang atau lebih sebagai peserta layanan dengan konten tertentu. Hal ini sangan relevan bagi konselor yang memiliki hak panggil atas individu yang dapat dijadikan konseli.

(9)

2.1.5. Layanan Konseling Perorangan

Konseling Perseorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien.

Sebagai “jantug hati” pelayanan konseling, layanan konseling perorangan sering kali mengintegrasikan berbagai konten yang menjadi isi layanan-layanan lain. Dalam layanan konseling perorangan dapat dibahas dan dilatihkan hal-hal yang terkait dengan materi orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran terhadap orang ketiga, dan mediasi. Pengintegrasian materi yang dimaksudkan itu hrus benar-benar sesuai dengan masalah konseli yang menjadi pokok bahasan konseling perorangan.

Dengan luasnya kemungkinan “integrasi materi” dalam layanan konseling perorangan seperti tergambar diatas, tidaklah berarti. Layanan-layanan konseling lain tetap berdiri sendiri dan untuk keperluan tertentu, layanan-layanan lain itu justru dapat merupakan layanan tindak lanjut setelah sebelumnya konseli menjalani layanan konseling perorangan. Sangat dimungkinkan pembahasan dan pelaksanaan kegiatan tertentu tidak dapat dituntaskan dalam proses layanan KP, sehingga perlu ditindak lanjuti melalui diseleggarakan nya layanan lain. Misalnya, setelah menjalani layanan konseling perorangan, seseorang perlu mengikuti kegiatan orientasi, pengujian informasi, penempatan dan penuasaan konten, bimbingan kelompok. Layanan tindak lanjut pasca KP justru bertujuan untuk lebih memantapkan atau menentukan upaya pengentasan masalah konseli.

Disisi lain, layanan KP dapat pula merupakan layanan tindak lanjut setelah seseorang mengikuti layanan konseling yang lain. Dengan mengikuti layanan KP individu yang bersangkutan ingin lebih jauh menjdalami dirinya sendiri dan membina diri dalam rangka pengentasan masalah-masalah.

Dalam keterkaitan antara konseling perorangan dengan aplikasi instrumentasi yaitu hasil instrumentasi, baik tes maupun non tes dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung dalam layanan KP. Berdasarkan hasil tes, hasil ujian, hasil AUM, Sosiometri, Angket, dll, seorang konselor yang mempunyai hak panggil atas konseling dapat memanggil konseli untuk menjalani

(10)

Layanan KP dan dari melihat hasil tes bakat, tes intelegensi dan tes minat maka konselor akan lebih memahami masalah siswa, yang nantinya akan mempermudah dilakukannya layanan konseling.

Perlu diingat bahwa mereka yang memerlukan layanan KP bukan hanya individu-individu yang menduduki “posisi rendah” dalam hasil instrumentasi melainkan juga posisi menengah atau tinggi sekalipun. Semua individu dalam posisi manapun berpotensi mengalami masalah yang pengentasan nya maupun pencegahannnya dapat dilakukan melalui layanan KP. Dalam mengmbangkan fungsi-fungsi konseling KP, Layanan KP dapat mendorong dan menyemangati mereka yang berpotensi tinggi untuk meraih hasil-hasil optimal dalam kegiatan belajar dan kehidupannya.

Hasil instrumentasi juga dapat dijadikan konten yang diwacanakan dalam proses layanan. Dalam pada itu, sewaktu proses layanan sedang berjalan, kadangkala diperlukan aplikasi instrument tertentu. Klien dan atau konselor mungkin merasa perlu adanya data tertentu tentang klien yang dapat diperoleh melalui penggunaan instrument. Data yang terungkapkan itu kemudian ditafsirkan sebagai dasar bagi diambilnya arah intervensi yang tepat.

Terkhir, instrument tertentu dapat digunakan dalam tahap penilaian hasil dan proses layanan KP. Aplikasi instrumentasi dalam penilaian ini akan memberikan data yang lebih konkret dan akurat.

2.1.6. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan dalam suasana kelompok. Dalam bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok.

Sedangkan Konseling kelompok adalah layanan konseling perseorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok.

Sebagaimana layanan konselin lainnya, Layanan BKP dan KKP terkait pula dengan layanan konseling lainnya. Isi topik dan masalah-maslah yang

(11)

dibahas dalam BKP dan KKP, dapat pula bersangkut paut dengan materi orientasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konsultasi dan mediasi. Materi- materi tersebut terintegrasikan didalam materi layanan BKP dan KKP, sebaliknya, isi bahasan dalam BKP dan KKP dapat didalami dan ditindaklanjuti melalui layanan orin, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perseorangan, konsultasi dan mediasi. Lebih jauh, apabila peserta atau klien yang telah mengikuti berbagai layanan lain itu memerlukan pengembangan kemampuan sosialisasi konunikasi layanan BKP dan KKP dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti.

Dalam hal keterkaitan antara BKP dan KKP dengan Aplikasi Instrumentasi yaitu: data yang diperoleh maelalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai:

a. Pertimbngan dalam pembentukan kelompok BKP/KKP

b. Pertimbangan dalam menempatkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan BKP/KKP yang ideal sesuai dengan bidang yang mereka kuasai melalui hasil tes minat, tes intelegensi dan tes bakat.

c. Materi atau pokok bahasan dalam kegiatan BKP/KKP

Hasil ulangan atau ujian, data AUM, dan PTSDL, hasil tes, sosiometri, dan lain-lain merupakan bahan yang amat berguna dalam merencanakan dan mengisi kegiatan layanan BKP/KKP. Di samping itu, sebagai tindak lanjut layanan, seseorang atau lebih peserta BKP/KKP mungkin memerlukan aplikasi instrumentasi untuk mendalami kondisi mereka yang diperlukan dalam layanan yang lebih komprehensif. Kegiatan penilaian dapat berupa kegiatan instrumentasi dengan menggunakan format-fornat tertentu.

2.1.7. Layanan Konsultasi

Layanan Konsultasi adalah layanan konseling yang dilaksanak oleh konselor terhadap pelanggan, disebut konsultiyang memungkinkan konsulti

(12)

memperoleh wawasan, pemahamandan cara-cara yang perlu dilaksanakandalam menangani kondisidan/atau permasalahan pihak ketiga

Layanan KSI tidak hanya dapat diwarnai oleh konseling perorangan, melainkan dapat diawali dengan atau konseling perorangan, melaikan dapat diawali dengan atau bahkan bergeser menjadi konseling perseorangan.

Pelaksanaan konsultasi dapat berlangsung satu kali atau lebih. Diantara dua atau lebih pelaksanaan konsultasi, apalagi dalam konsultasi berkelanjutan, dapat dilaksanakan kegiatan pendukung, seperti aplikasi instrumentasi, kunjungan rumah, atau bahkan konseling atau bahkan konseling perorangan terhadap konsulti. Dalam keadaan seperti itu, konsultan adalah tenaga profesional yang terlebih dahulu harus menguasai pendekatan dan teknik-teknik konseling perorangan termasuk kegiatan-kegiatan pendukung.

Dalam keterkaitan dengan aplikasi instrumentasi yaitu hasil aplikasi instrumentsi sering kali dipakai untuk mendalami kondisi pribadi pihak ketiga (yang masalahnya dibahas dalam konsultasi). Misalnya, konsultasi dengan seorang guru mata pelajaran yang ingin meningkatkan kemampuan belajar siswa- siswanya, memerlukan data tentang kondisi kegiatan belajar siswa. Hasil AUM- PTSDL sangat diperlukan. Masalah-masalah siswa dalam bidang P (prasyarat penguasaan materi pelajaran), T (Ketrampilan belajar), S (sarana Belajar), D (Kondisi diri), dan L (lingkungan fisik belajar dan lingkungan sosio emosional) akan sangat menentukan arah dan isi konsultasi atau guru mata pelajaran itu dengan konselor. Jika siswa hanya mengalami masalah P, apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa? Bagaimana jika masalah T banyak?

Masalah S banyak? Masalah D banyak? Masalah L banyak? Demikian juga data tentang jumlah siswa dalam satu kelas, jumlah absensi siswa, hasil sosiometri, hasil belajar diperlukan. Semua data itu diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

2.1.8. Layanan Mediasi

Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan terhadap dua pihak/lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan

(13)

kecocokan. Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, bertentangan dan bermusuhan.

Sebagai tenaga ahli konseling, konselor memiliki kompetensi melaksanakan layanan mediasi disamping berbagai jenis layanan konseling lainnya. Dalam melaksanakan layanan mediasi konselor menggunakan berbagai pendekatan dan teknik konseling sesuai dengan permasalahn konseli. Prinsip dan asas-asas konseling secara kental mewarnai proses mediasi yang diselenggarakan konselor itu. .

Dalam kaitannnya dengan aplikasi instrumentasi, untuk penggunaan aplikasi instrumentasi perlu diketahui hal-hal apa yang perlu diukur dan diungkap kan berkenaan dengan permasalahan kedua belah pihak dan para anggota kelompoknya. Misalnya sebagai dampak perkelahian antar kedua belah pihak, keseriusan luka yang diderita anggota masing-masing pihak perlu diukur.

Instrument apa yang dapat digunakan dan siapa yang dapat mengukurnya? Dalam hal ini, aplikasi instrumentasi dapat dilakukan oleh ahli selain konselor. Dengan catatan ahli yang dimaksud memang berkewenangan melaksanakannya.

(14)

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam spektrum pelayanan konseling dikenal adanya Sembilan jenis layanan dan enam kegiatan pendukung disatu sisi, dan disisi lain adanya berbagai instrument yang dapat digunakan oleh konselor untuk mendukung terselenggaranya pelayanan konseling itu, diantara kedua sisi itu ada keterkaitan yang amat erat dalam arti aplikasi instrumentasi mampu mendukung kegiatan pelayanan konseling lainnya. Semua instrument mempunyai potensi memiliki keterkaitan dengan semua jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling, dengan kata lain semua instrument itu secara potensial dapat digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dimaksud, potensi dukungan tersebut mulai dari perencanaan program, penetapan individu menjadi peserta layanan atau klien, penggunaan hasil instrumentasi sebagai isi layanan, evaluasi hasil dan proses layanan/kegiatan pendukung serta pengembangan program.

Keterkaitan dan kegunaan aplikasi instrumentasi dalam pelayanan konseling sangat memungkinkan bahkan sangat luas daerah penggunaannya, konselor perlu menyiapkan diri untuk kemungkinan yang ada itu guna sebesar- besarnya menyukseskan pelayanan kepada klien dan seluruh individu yang menjadi tanggung jawab konselor.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Dan Konseling 1. Universitas Negeri Padang Syarif, Al Dinush. 2014. Makalah Aplikasi Instrumentasi. ttp://al dinusyarif.blogs

pot.com. Diunduh pada tanggal 2 Maret 2015.

(16)

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana Keterkaitan Aplikasi Instrumentasi dengan layanan Mediasi?

(Chamida Lintang Saputri)

2. Untuk A.I ini apakah guru BK bisa menggunakan nya untuk dua jenis layanan sekaligus?

Referensi

Dokumen terkait