• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

SKRIPSI

OLEH

ETIK LESTARI YUNIARSIH 95.231.114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2003

(2)

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia Lntuk Memenuhi

Sebagian Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana SI Psikologi

Oleh

Etik Lestari Yuniarsih 95.231.114

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2003

(3)

Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana SI- Psikologi

Dewan Penguji

1. H. Fuad Nashori,S.Psi,M.Si.

2. Muh. Bachtiar, Drs. H., MM.

3. Emi Zulaifah, Dra.

Pada Tanggal

2 o ;.:g 2

i n

Mengesahkan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia

(DR. Sulcarti)

Tanda Tangan

(4)

Bp. Sugito, Ibu Marinah dan Nenekku

yang selaiu memberikan kasih sayang, bimbingan dan perhatian yang tulus serta do'a-do'anya yang tiada henti. Semoga senantiasa mendapatkan rahmat

kesehatan serta umur panjang oleh Allah SWT Tengku Eka Syahputra

Yang memberikan bantuan, perhatian dan semangat

IV

(5)

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas"

(Q.S. A1-A'Raaf:55)

(6)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan kasih sayang selaiu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada hamba-hambaNya. Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur seiring terselesaikannya skripsi ini. Shalawat serta salam saya sampaikan kepada junjungan kita yang telah membawa kejalan yang benar dengan ajarannya, yang mulia Muhammad Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabatnya, serta pengikutnya yang membantu dan meianjutkan

perjuangan sucinya dalam menegakkan agama dan kebenaran.

Tanpa adanya bantuan, pertolongan dari berbagai pihak, baik mori maupun materil sungguh mustahil skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu. Dr. Sukarti selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia beserta seluruh staf, dosen dan seluruh karyawan yang telah membantu dalam berbagai hal sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.

2 Bapak H. Fuad Nashori, S. Psi, Msi, selaku Dosen Pembimbing utama sekaligus dosen pembimbing akademik atas bantuan, bimbingan, kesabaran, dukungan serta waktu yang telah diberikannya dalam menyelesaikan skripsi

mi.

3. Ibu Mifta dan Mbak Umi atas bantuannya dalam mengolah data dan memberikan waktu luangnya serta konsultasi yang berguna dalam

penyelesaian skripsi ini.

VI

(7)

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN Hi

HALAMAN PERSEMBAHAN 1V

HALAMAN MOTTO v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI V1II

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUJUAN PENELITIAN 5

C. MANFAAT PENELITIAN 5

D. KEASLIAN PENELITIAN 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Prestasi Belajar 8

2. Pengukuran Prestasi Belajar [3

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 17

B. KENDALI DIRI

viii

(8)

A. OR

2. 1

B. LAI

C. AN.

l.D

2. U

D PE^

T PENU

A KEJ

B. SAF

AR PUST

3. Jenis-Jenis Kendali Diri 21

4. Perkembangan Kendali Diri 24

C. HUBUNGAN KENDALI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR .. 28

D.HIPOTESIS 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 30

B. DEFINISI OPERASIONAL

1. Prestasi Belajar 30

2. Kendali Diri 30

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 31

D. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Angket Kendali Diri 32

2. Metode Dokumentasi 33

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

1. Validitas Aitem 34

2. Reliabilitas Alat Ukur 35

F. METODE ANALISIS DATA 36

IX

(9)

Tabel 1. Perincian Sebaran Butir Pernyataan Angket Kendali Diri 33

Tabel 2. Diskripsi Data Penelitian 41

Tabel 3. Norma Kategori Angket Kendali Diri 43

Tabel 4. Distribusi Skor Jawaban Subyek Angket Kendali Diri 53

Tabel 5. Skor Total Subyek Penelitian 65

Tabel 6. Daftar Mahasiswa Dengan IP Semester 67

XI

(10)

1. Analisis Data 83 2. Lampiran A

Angket Kendali Diri 88

3. Lampiran B

Surat Ijin Penelitian

XII

(11)

Latar Beiakang Masalah

Perkembangan dunia yang semakin maju dengan pesat, baik dibidang industri, politik, ekonomi, sosial dan pendidikan yang tentu saja diikuti dengan perubahan-perubahan dalam bidangnya masing-masing dan berpengaruh terhadap kehidupan bersama umat manusia. Dunia pendidikan sebagai salah satu lembaga yang paling bertanggungjawab untuk mengembangkan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengembangkan wawasan maupun kompetensi teknisnya dalam menghadapi era globalisasi (Chirzin, 2000). Hal serupa juga ditengarai oleh Suyanto dan Hisyam (2000).

Menurut mereka sumber daya manusia benar-benar pada tingkat persaingan global yang sangat ketat. Artinya, siapa saja yang tidak memenuhi

persyaratan kualitas global, akan tersingkir secara alami.

Dalam dunia pendidikan, untuk menjawab tantangan persaingan itu, pengelolaan kemampuan manusia seperti aspek kognitif, afektif dan psikomotorik harus dilakukan secara optimal sehingga dapat diraih kesuksesan menjadi manusia seutuhnya. Peningkatan kemampuan harus dimulai sejak dini sampai perguruan tmggi. Artinya pendidikan dipelajan dari dalam keluarga sampai ke perguruan tinggi akan menghasilkan manusia yang

mempunyai daya saing dalam perkembangan era globalisasi.

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan di dalam bidang

pendidikan. Prestasi belajar merupakan kriteria keberhasilan siswa dalam

(12)

kemandirian dan harga diri. Prestasi belajar yang tinggi pada peserta didik menunjukkan bahwa dia lebih mampu mengembangkan diri dan mempunyai kualitas lebih baik dari peserta didik menunjukkan bahwa dia lebih mampu mengembangkan diri dan mempunyai kualitas lebih baik dari pada peserta didik yang lain dengan prestasi belajar yang rendah. Dengan demikian, prestasi belajar yang tinggi diharapkan mempunyai kepribadian dan perilaku

yang berkualitas.

Berdasarkan data prestasi belajar mahasiswa pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia tahun 2002-2003, diketahui bahwa (a) mahasiswa yang aktif berjumlah 1123 orang, (b) mahasiswa dengan indeks prestasi semester (IPS) 0 - 1, 49 berjumlah 43 orang (3,83%), IPS 1,50 - 1,99

berjumlah 40 orang (3,56%), IPS 2,00 - 2,49 berjumlah 156 orang (13,89%) IPS 2,50 - 2,99 berjumlah 394 orang (35,08%), IPS 3,00 - 3,49 berjumlah 377 orang (33,57%), IPS 3,50 - 4,00 berjumlah 113 orang (10,06%), (c) berdasarkan indeks prestasi yang digunakan adalah : (IPS 0 - 2,49) menunjukkan 21,28% mahasiswa yang tidak mencapai prestasi belajar yang baik, (IPS 2,50 - 3,49) menunjukkan 68,65% mahasiswa yang mencapai prestasi belajar dengan baik, (IPS 3,50 - 4,00) menunjukkan 10,06%

mahasiswa mencapai puncak prestasi dilihat dari indeks prestasi. Berkaitan dengan adanya tuntutan Sumber Daya Manusia dalam era globalisasi, muncul

pertanyaan : Apakah mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa Fakultas

(13)

diterin

tetapi 1

sendiri

dapat

Mekar

Miller

emosi<

untuk

perilal pula j

sudah

peri la

tnengf

menyi

hubur

sosial

mem i

doror

untuk mencapai prestasi. Dengan kata lain apakah ada hubungan antara kendali diri dengan prestasi be!ajar yang tinggi?

Suyanto dan Hisyam (dalam Syam, 2001) mengungkapkan bahwa pengelolaan pendidikan di Indonesia selama ini lebih mementingkan aspek kognitif. Sistem ini kurang mampu mengembangkan kreatifitas para peserta didik di hampir semua jenjang pendidikan. Kendali diri (Self- Control) yang merupakan salah satu aspek afektif, sangat ditelantarkan. Pandangan yang keliru, yang dianut oleh banyak orang, adalah keberhasilan ditentukan oleh intelektualitas belaka (Goleman, 2000).

Begitu banyak jalan menuju sukses dalam kehidupan ini. Namun orang yang secara emosional cakap, yakni yang mengetahui dan dapat menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, mampu membaca dan memahami, menghadapi perasaan orang lain dengan efektif, memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan. Orang dengan keterampilan emosinya yang baik kemungkinan besar akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pemikiran yang mendorong produktivitas

mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas emosinya

akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan dan kemampuan berfikir yang jernih

(Goleman, 1996)

Ada konsep populer yang mengatakan bahwa semakin berhasil seseorang menekan eksprcsi yang tampak, semakin baik pengcndalian

(14)

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam menghadapi masalah prestasi belajar. Hasil penelitian ini di harapkan dapt dimanfaatkan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia khususnya dalam mengontrol dirinya untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

D. Keaslian Penelitian

Keaslian dalam penelitian ini mengacu kepada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah

dilakukan antara lain :

1. Elfida (1995), berjudul Hubungan antara kemampuan mengontrol diri dan kecendrungannya berperilaku delinkuen pada remaja. Hasilnya : Remaja yang kontrol dirinya rendah akan cendrung berperilaku delinkuen sedangkan remaja dengan kontrol dirinya baik tidak akan mudah terlibat.

2. Gustinawati (1990), berjudul Peranan kontrol pribadi dalam kesesakan pada penghuni perumahan dengan kepadatan tinggi di kota Bandung.

Hasilnya : seseorang dengan kontrol diri baik, tidak akan mudah untuk stress serta dapat beradaptasi pada keadaan yang ada disekitarnya, maupun perubahan yang terjadi bagaimanapun keadaannya.

3. Masluhadi (2002), berjudul Perbedaan kontrol diri antara remaja penyalahguna dan bukan pebnyalahguna narkoba. Hasilnya : Remaja

(15)

penyalahgunaan narkoba dan sebaliknya.

4. Irawati (2002), berjudul Hubungan antara kontrol diri dengan intensitas

penggunaan SMS. Hasilnya : Semakin tinggi kontrol diri maka semakin

rendah intensitas penggunaan SMS dan sebaliknya.

5. Syam (2001), berjudul Kecerdasan emosional dan prestasi akademik mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Hasilnya : Semakin tinggi kecerdasan emosional, semakin tinggi prestasi

akademiknya dan sebaliknya.

6. Kurnia (2000), berjudul Prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar dan perhatian orang tua. Hasilnya : (a) semakin tinggi motivasi belajar subjek semakin tinggi prestasi belajar, (b) semakin tinggi perhatian orang tua kepada subjek semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai, (c) Ada hubungan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi

belajar.

(16)

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Surya (dalam Syam, 2001) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

bam secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman induvidu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungan. Mahmud (dalam Syam, 2001) bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang yang tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang karena

pengalaman.

Pengertian belajar menurut Dakir (dalam Kurnia, 2000) adalah perubahan yang menuju ke arah lebih maju dan perubahan itu di dapat dengan latihan-latihan yang disengaja sebab hasil belajar itu bukan di dapat secara kebetulan.

Belajar menurut Hasan (dalam Syam, 2001), adalah suatu aktivitas mental

atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala yang saling terkait, yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dan hasil yang diproses

(belajar).

(17)

perbahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.

Kingsley dan Gory (dalam Kurnia, 2000) mengemukakan "learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or change trought practice or training". Yang dimaksud adalah belajar sebagai proses mengubah tingkah laku seseorang (dalam arti luas) melalui kegiatan-kegiatan praktek dan latihan. Jadi belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan tingkah laku manusia. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan induvidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yan baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan

(Ah.rr.adi, 1990).

Belajar merupakan kebutuhan semua orang, sebab dengan belajar seseorang dapat memahami atau menguasai sesuatu sehingga kemampuannya

dapat ditingkatkan. Hal ini nampak pada semua kecakapan, keterampilan,

pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia terbentuk,

dimodifikasikan dan berkembang karena belajar. Belajar dimulai sejak lahir dab berlangsung seumur hiaup. Kegiatan belajar ini tidak terbatas pada lembaga- lembaga pendidikan formal saja melainkan dapat juga terjadi dirumah, dikantor,

diialanan atau bahkan di kamar mandi.

Oleh karena setiap orang berkepentingan dengan kegiatan belajar maka tidak mengherankan apabila banyak orang yang tertarik untuk membahas masalah

belajar. Dengan mempelajari banyak teori itu maka hakekat belajar akan mudah

(18)

dipahami secara komperhensif sehingga menghasilkan pengertian belajar yang lebih cepat.

Dari berbagai batasan atau rumusan yang ada tampaknya para ahli sependapat bahwa belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkahlaku sebagai akibat dari perbuatan belajar.

Rumini dkk (1995) mengidentifikasikan ciri-ciri belajar sebagai berikut:

a. Dalam belajar ada perubahan tingkahlaku yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.

b. Dalam berlajar, perubahan tingkahlaku meliputi tingkahlaku kognitif, afektif, psikomotor dan campuran.

c. Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman atau latihan. Jadi perubahan tingkahlaku yang terjadi karena mukjizat, hipnosis, hal-hal yang gaib, proses pertumbuhan, kematangan, penyakit ataupun kerusakan fisik, tidak dianggap sebagai hasil belajar.

d. Dalam belajar, perubahan tingkahlaku menjadi sesuatu yang relatif menetap.

Bila seseorang dengan belajar menjadi dapat membaca, maka kemampuan membaca tersebut akan tetap dimiliki.

e. Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya berlangsung dalam kurun

waktu yang cukup lama. Hasil belajar yang berupa tingkahlaku kadang-

kadang dapat diamati, tetapi proses belajar itu sendiri tidak dapat diamati secara langsung.

f. Belajar terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan.

(19)

Proses kerja belajar mengungkap tiga pokok pikiran yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavional changes, aktual maupun potensi).

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Wetherington (dalam Hasan, 1994) mengungkapkan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

Gagne (dalam Hasan, 1994) mengemukakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses fisik dan psikis yang menyebabkan terjadinya perubahan yang relatif menetap sebagai akibat dari adanya latihan dan pengalaman dan perubahan tersebut dapat diperoleh kecakapan baru.

2. Pengukuran Prestasi Belajar

Menurut Subandi (1998), prestasi belajar adalah hasil dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil pendidikan yang diwujudkan berupa angka atau nilai maupun indeks prestasi.

(20)

(1990) menyatakan hasil prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai rapor, NEM, nilai STTB, indeks prestasi dan Iain-lain. Thorndike dan Hagen (1977) menegaskan bahwa salah satu fungsi belajar adalah untuk mengetahui kemajuan belajar selama pelajaran berlangsung dalam periode tertentu.

Prestasi adalah hasil yang konkret yang dapat dicapai pada suatu saat.

Prestasi adalah hasil dari suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh individu yang dapat diukur secara langsung dengan mempergunakan tes. Hasil tersebut dapat dilihat dengan nyata dan dapat dicapai oleh individu pada saat tertentu. Tes yang digunakan adalah tes prestasi. Pada hakekatnya prestasi Winkel (dalam Kurnia, 2000) adalah bukti usaha yang dapat dicapai.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha sehingga individu itu mengalami perubahan dalam kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Masrun dan Martaniah (dalam Harjito, 1994) mengatakan prestasi belajar peserta didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauhmana mereka dapat menguasai bahan pelajaran yang sudah diajarkan dan dipelajarinya.

Prestasi belajar menurut Super dan Crites (dalam Jufri, 1999), berfungsi sebagai penilaian hasil belajar dan prediksi keberhasilan. Perkembangan kemampuan menurut Mardapi (dalam Jufri, 1999) dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar yang dicapainya. Prestasi yang dicapai mahasiswa pada prinsipnya merupakan hasil belajar mengajar dosen. Evaluasi hasil belajar berfungsi mengetahui tingkat kebehasilan mahasiswa dalam belajar, dan menjadi masukan bagi dosen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang digunakan sesuatu

(21)

variasi kemampuan mahasiswa. Perkembangan kemampuan dapat diamati dengan menggunakan salah satu indikator keberhasilan dalam belajar, yaitu evaluasi prestasi akademik (dalam Jufri, 1999) dan Wirawan (dalam Jufri, 1999), mendefenisikan prestasi akademik atau prestasi belajar sebagai suatu tingkat keberhasilan seseorang dalam menguasai tugas belajar disekolah dalam priode

tertentu meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Prestasi akademik mahasiswa ditentukan oleh kualitas perguruan tinggi seperti tersedianya fasilitas dan situasi belajar mengajar yang kondusif bagi

pembelajaran yang efektif. Tersedianya bermacam-macam buku teks dan bahan

tertulis yang mempunyai hubungan yang positif dengan prestasi belajar mahasiswa, begitupun juga ditemukan hubungan yang kuat antara interaksi dosen dan mahasiswa dengan prestasi akademik (Jamison dan Seark, Sukarti, dalam Jufri, 1999). Prestasi mahasiswa ditentukan oleh potensinya, lingkungan masyarakatnya, lingkungan sekolahnya, dan lingkungan keluarganya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi proses belajar dapat dipandang sebagai

lingkungan fisik, lingkungan sosial dan psikologis.

Azwar (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar ditentukan juga oleh

intelegensi. Sangatlah wajar apabila mereka yang memiliki intelegensi tinggi di

harapkan dapat diperoleh belajar yang tinggi pula. Adanya temuan yang tidak

secara konsisten memperlihatkan korelasi yang signifikan mengisyaratkan bahwa

pada situasi tertentu memang prestasi belajar ikut ditentukan oleh faktor

intelegensi, namun masih banyak faktor-faktor lain yang juga ikut berperan.

(22)

Prestasi belajar/akademik itu merupakan suatu tingkat pencapaian perubahan pengetahuan, sikap, kecakapan atau perilaku akademik yang dinilai oleh guru atau dosen dengan tes yang dibakukan atau tes buatan guru dan dosen.

Tingkat pencapaian akademik itu berhubungan dengan materi bidang-bidang

studi.

Untuk mengetahui proses belajar/akademik, guru atau dosen melakukan pengukvran kemudian penilaian berdasarkan norma yang dipergunakan. Hasilnya d'ujudkan dalam suatu simbol yang biasanya dipergunakan angka atau huruf. Ada yang menggunakan angka dengan range 1 - 10; 1 - 100; 0-4; atau A; B; C; D; E.

Keberhasilan seseorang dalam belajar dapat di ketahui dari prestasi belajar yang dicapainya. Di Perguruan Tinggi, keberhasilan belajar mahasiswa ditunjukkan oleh prestasi akademik/belajar yang dicapainya berdasarkan evaluasi hasi! belajar mahasiswa. Dengan kata lain, bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari usaha belajarnya sebagaimana yang dinyatakan dengan indeks prestasi persemester dan indek prestasi kumulatif selama kuliah.

Dari uraian diatas, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai individu dalam usaha belajarnya (di perguruan tinggi), yang ditentukan melalui

pengukuran dan penilaian.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu

perubahan dalam tingkahlaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan

dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu memahami belajar sebagai

(23)

proses aktivitas diisyarakatkan oleh banyak hal atau faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu tidak lebih adalah sesuatu yang terlihat langsung maupun tidak pada proses belajar pada situasi yang diinginkan.

Suryabrata (1993), mengklarifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar, sebagai berikut:

a. faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini digolongkan menjadi dua golongan, dengan catatan bahwa overlapping tetap ada,

yaitu:

1. faktor-faktor non sosial.

Seperti; keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungan), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat-alat tulis-menulis, buku-buku, alat peraga dan

sebagainya).

2. faktor-faktor sosial.

Yang dimaksud faktor sosial disini adalah faktor manusia,baik manusia itu ada (hadir) maupun tidak hadir, misalnya satu kelas sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar teman atau kelas lain bercakap-cakap, atau seseorang sedang belajar didalam kamar satu atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar dan sebagainya.

Faktor-faktor sosial ini pada umumnya bersifat mengganggu proses

belajar dan prestasi belajar.

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan inipun dapat

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :

(24)

1. Faktor-faktor fisiologis.

Individu dengan faktor fisik kurang sehat atau keadaan fungsi jasmani tertentu seperti pancaindera, lelah, sakit atau individu lekas mengantuk atau beberapa penyakit yang sering mengganggu seperti pilek, influensa, sakit gigi, batuk dan yang sejen.s yang dianggap sering

mengganggu aktivitas belajar.

2. Faktor-faktor psikologis

Termasuk di dalamnya intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan dan Iain sebagainya.

B. Kendali Diri

1. Pengertian Kendali Diri.

Kartono dan Gulo (1982) mengartikan kendal, diri (self-control) sebagai kontrol/pengendalian yang dijalankan oleh individu terhadap perasaan-

perasaannya, gerak-gerak hatinya, tindakan-tindakannya sendiri.

Calhoun dan Acocella (dalam Elfida, 1995) mengartikan kontrol dir,

sebagai pengaturan proses-proses fisik, ps,kolog,s dan pnlaku seseorang. Dengan

kara lain merupakan serangkaian proses membentuk diri sendiri.

Burger (1989) mendefenisikan kontrol diri sebaga. kemampuan yang

dirasakan dapat mengubah kejadian secara signifikan. Individu dianggap

mempunyai kemampuan dalam mengelola prilakunya. Kemampuan tersebut

membuat individu mampu memodifikasikan kemampuan yang dihadapinya

sehingga berubah sesuai kemampuannya.

(25)

Pendapat tersebut sesuai dengan pendaput Goldfrienu dan Merbaum (dalam Lazarus, 1976) yang mendefmisikan kontrol diri merupakan suatu proses yang menjadikan individu sebagai agen utama dalam memandu, mengarahkan, dan mangatur perilaku utamanya yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Suatu prilaku kadangkala menghasilkan konsekuensi yang positif tetapi mungkin juga menghasilkan konsekuensi negatif. Oleh karenanya kontrol diri selain berupa kemampuan untuk mendapatkan konsekuensi positif juga merupakan kemampuan untuk mengatasi konsekuensi negatif.

Seperti yang diungkapkan oleh Rodin (dalam Sarafino, 1990), kontrol diri adalah perasaan bahwa seseorang dapat membuat keputusan dan mengambil tir.dakan yang efektif untuk menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kendali diri adalah kemampuan individu untuk memandu, mengarahkan, dan mengatur prilakunya dalam menghadapi stimulus sehingga menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan.

2. Manifestasi Kendali Diri.

Hurlock (1990) menyatakan bahwa kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya. Mengontrol emosi berarti mendekati situasi yang menggunakan sikap rasicnal untuk merespon situasi tersebut dan mencegah munculnya reaksi yang

berlebihan.

(26)

Thoreson dan Mahoney (dalam Calhoun dan Acocella, 1990)

menggambarkan orang yang menggunakan ketika dengan sengaja menghindari perilaku yang biasa dilakukan atau perilaku yang memuaskan dengan segera dan

malahan mengganti dengan perilaku yang kurang biasa dilakukan atau memberi kepuasan yang lebih sedikit untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Sebagian besar tokoh behaviorisme mengatakan bahwa tindakan kontrol diri terbentuk dengan manipulasi variabel internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku. Kontrol diri melibatkan tiga hal. Pertama, memilih dengan sengaja. Kedua, pilihan antara dua perilaku yang bertentangan, satu perilaku menawarkan kepuasan dengan segera sedangkan perilaku lain menawarkan ganjaran jangka panjang. Ketiga, memanipulasi stimulus agar satu prilaku kurang mungkin dilakukan (Skinner, dalam Calhoun dan Acocella, 1990).

Kontrol diri dianggap sebagai lawan dari kontrol eksternal. Kontrol diri mengandung pengertian individu menentukan standar perilaku, dia akan memberi ganjaran bila memenuhi standar dan sebaliknya dia akan memberikan hukuman

bila tidak memenuhi standar tersebut. Pada kontrol diri eksternal, orang lain yang menentukan standar dan memberi atau menahan ganjaran (Calhoun dan Acocella,

dalam Elfida, 1995).

3. Jenis-Jcnis Kendali Diri.

Block dan Block (dalam Lazarus, 1976) menjelaskan ada tiga jenis kontrol yaitu over contrcl, under control dan appropriate control. Over control adalah kontrol yang berlebihan yang menyebabkan seseorang banyak mengontrol dan

(27)

menahan diri untuk bereaksi terhadap suatu stimulus. Under control adalah kecenderungan untuk melepaskan inpuls dengan batas tanpa perhitungan yang masak. Appropiate control yang memungkinkan individu mengendalikan impulsnya dengan tepat.

Berdasarkan konsep Averril (dalam Gustinawati, 1990) tentang kontrol diri terdapat tiga jenis kontrol diri dalam lima aspek yaitu:

a. Kcntrol Perilaku (Behavior Control)

Yaitu suatu kemampuan untuk memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Dalam aspek ini diperinci menjadi dua kompon^n yaitu mengatur pelaksanaan (regulated administration).dan kemampuan modifikasi stimulus (stimulus modifiability). Mengatur pelaksanaan berarti menentukan siapa yang

mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau orang diluar dirinya.

Individu yang kontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan diri dalam dirinya. Bila tidak mampu, maka individu akan menggunakan sumber eksternal di luar dirinya.

b. Kontrol Kognitif (Cognitif Control)

Kemampuan mengontrol kognisi berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menangkap, menilai atau menggabung suatu peruistiwa dalam kerangka kognitif. Aspek ini terdiri dari dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang di peroleh tentang suatu keadaan atau peristiw yang tidak menyenangkan, seseorang dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan dan pengetahuan yang dimiliki. Dari sana seseorang berusaha menilai dan

(28)

men sang anak (Unconditional positif regard). Schultz (dalam Yatim, 1986) sikap

denj penuh penerimaan tersebut akan dapat membuat anak mampu

berli menginternalisasikan norma standar yang diberikan dan di ajarkan orang tua mereka. Anak tidak akan melanggar meskipun tidak ada orang tuanya 5ert dikarenakan sudah tertanam suatu pegangan didalam dirinya. Menurut Kopp terh (dalam Elfida, 1995), bayi memiliki kontrol, tetapi sifatnya masih refleks.

(He Menjelang akhir tahun pertama bayi mengambil langkah utama terhadap per! pengendalian dirinya dengan mematuhi perintah orang tuanya. Munculnya kontrol

tek; diriAcendali diri yang sesungguhnya (True self-control) pada anak antara usia 18 - per 24 bulan anak akan sering melakukan apa yang dikatakan orang tua. Mulai usia des 24 bulan anak mampu mengontrol meskipun tidak ada orang tua.

me Kontrol diri/kendali diri pada anak mulai muncul pada tahun ketiga, me ditandai dengan pertentangan terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai dengan dirinya dan menyatakan keinginan untuk melakukan segala sesuatu sesuai dirinya dil (Vasta dkk., dalam Masluhadi, 2002). Sedikit demi sedikit perintah akan muncul

pii di bawah perintah si anak, kadang-kadang diikuti ganjaran atau hukuman atas ya perbuatannya sendiri atau proses belajar. Hingga umur empat tahun, kontrol diri

m mdekat menjadi sifat pribadi yang memiliki nilai prediktif jangka panjang pada

su anak.

m Saat masa kanak-kanak, seseorang telah belajar memperbaiki kemampuannya sendiri untuk memodifikasi serta rr. mgendalikar. impuls yang ada d' pada dirinya, serta menahan godaan yang ada dalam kehidupannya sehari-hari melalui latihan dan bimbingan terutama dari orang tua anak yang merupakan

(29)

kendali <

g kurang e

akan mai

lgga tidak

ividu kura

isak.

proses be iswa. Misj ima tahun

pelajar dar i baik, tent a mengata rdasarkan

memandu

us, maka jar yang ju

lipotesis

tesis yanj.

:stasi bela

nikian pul

seseorang dalam menjalani kehidupannya. Selain itu perkembangan kontrol diri berhubungan dengan kemasakan diri (Self) seseorang.

C. Hubungan Kendali Diri dengan Prestasi Belajar.

Individu sebagai bagian dari kelompok memiliki kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam kelompok itu sendiri. Individu dituntut untuk dapat menahan keinginan yang dapat membuahkan perilaku negatif menurut kelompok. Untuk dapat mewujudkan individu yang mampu mengendalikan perilakunya tersebut, dibutuhkan kendali diri yang baik.

Bagi mahasiswa, yang dalam pengelompokan perkembangan termasuk dalam masa remaja akhir/dewasa awal, terdapat tantangan-tantangan yang khas da'am dunia mereka. Haditono (1993), menyatakan bahwa salah satu tantangan tersebut adalah persaingan. Menurutnya lebih lanjut, ada beberapa cara dari remaja dalam menghadapi tantangan tersebut, diantaranya adalah dengan menyadari tetapi tidak menunjukkan reaksi yang benar yaitu ingin mencapai tujuan mereka secara mudah.

Menurut Walgito (1989) beberapa karakteristik umum yang ada pada masa remaja sering menyulitkan karena menimbulkan ketegangan dan gejolak.

Emosi remaja sedang meninggi dan cenderung tidak stabil, dalam keadaan emosi seseorang cenderung kurang bisa menguasai diri dan tidak lagi memperhatikan keadaan sekitarnya.

Dalam upaya mengatasi keadaan-keadaan tersebut butuh suatu mekanisme yang dapat membantu mereka mengatur dan mengarahkan perilakunya.

(30)

A. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung = Prestasi Belajar

2. Variabel Bebas = Kendali Diri

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil akhir yang dicapai mahasiswa melalui pengukuran belajar dalam kurun waktu tertentu dan hasil dari pengukuran prestasi belajar ini dinyatakan dalam buku daftar nilai ataupun berupa indeks prestasi. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud adalah indeks prestasi semester satu pada semester ganjil tahun 2002 - 2003 yang dicapai selama proses belajar di Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

2. Kendali Diri

Kendali diri adalah kemampuan individu untuk mengatur, membimbing

dan mengarahkan perilakunya. Kendali diri akan diungkap dengan angket

kemampuan mengendalikan diri. Semakin tinggi skor yang diperoleh individu

berarti semakin baik kemampuan mengendalikan dirinya dan sebaliknya.

30

(31)

1. A C. Populasi dan Sampel Penelitian

di

k(

kt

k(

P<

t r

Si

B

b

(J

b<

ai

Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti, minimal mempunyai satu sifat atau ciri yang sama dan untuk siapa penelitian akan digeneralisasikan (Hadi, 1987). Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang tercatat aktif sebanyak 1123 orang pada Fakultas Psikologi Universitas Islam

Indonesia.

Sampel adalah sejumlah subyek yang jumlahnya kurang dari populasi

(Hadi, 1987). Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakterisfiknya

representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Hadi (1988) mendefinisikan purposive sampling didasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Penelitian ini memakai sampel sebanyak 90 orang, terdiri dari mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan alat ukur

angket dan dokumentasi.

Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada

subyek, mengungkap kondisi yang ada pada diri subyek yang ingin diketahui

(Hadi, 1997) yang disusun berdasarkan aspek yang akan diteliti.

(32)

Tabel 1

Perincian Sebaran Butir Pernyataan Angket Kendali Diri

No Butir

Jumlah ASPEK

Favorable Unfavorable

• Kemampuan mengendalikan perilaku 1 2,4,6,8 5

• Kemampuan mengendalikan stiimulus 3,5,7 10,12,14,16,18 8

• Kemampuan mengantisipasi peristiwa 9,11 20,22,24,26 6

• Kemampuan menafsirkan peristiwa 15,17,19,21,23 28,30,32 8

| • Kemampuan mengambil keputusan

25,27,29 13,31,33 6

TOTAL 14 19 33

2. Metode Dokumentasi

Data prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia, dapat diperoleh melalui dokumentasi, dengan daftar nilai mahasiswa, yang ada pada bagian Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Indeks prestasi yang digunakan adalah IP

semestser I tahun akademik 2002-2003.

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.

Salah satu masalah utama dalam penelitian sosial dan psikologi adalah masa1ah cara memperoleh data informasi yang akurat dan obyektif. Hal ini menjadi sangat penting artinya dikarenakan kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada informasi yang juga dapat dipercaya (Azwar, 1997). Melihat kondisi ini maka alat pengumpul data mempunyai peran yang sangat penting, karena tingkat akurasi dan kecermatan hasil pengukuran

(33)

tergantung pada validitas dan realibilitas alat ukur. Alat pengumpul data harus memiliki kriteria reliabel dan valid agar kesimpulan penelitian tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya.

sifat reliabel dan valid diperiihatkan oleh tingginya reliabilitas dan validitas hasil

ukur tes.

1. Validitas Aitem

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Atau dengan kata lain mampu tidaknya suatu alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 1997). Menurut Hadi (1991) suatu instrumen dinyatakan Sahih (valid) jika instrumen itu mampu mengatur apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa yang ingin di ungkap, mampu menembak dengan jitu sasaran yang ditembak. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukannya pengukuran tersebut.

Tipe validitas yang digunakan pada skala yang belum diujicoba adalah

validitas isi yaitu dengan melihat apakah aitem-aitem dalam tes telah ditulis

sesuai dengan blue print atau telah sesuai dengan batas domain ukur yang telah ditetapkan semula dan memeriksa yang hendak diungkap. Setelah ujicoba, dilakukan seleksi aitem yang akan digunakan untuk pengambilan

data.

(34)

Secara teknis, pengujian konsisten aitem dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor subyek pada aitem yang bersangkutan dengan skor total angket. Semakin tinggi korelasi positif antara skor aitem dengan skor total berarti semakin tinggi konsistensi aitem tersebut dengan skor keseluruhan atau dengan kata lain kesahihannya semakin tinggi (Azwar,

1997).

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang berarti

sejauhmana hasil dari pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas sering disebut juga keterpercayaan, keterandalan, kestabilan, keajegan, konsisten dan lain- lain (Azwar, 1990). Menurut prosedur yang dilakukan dan sifat koefisien yang dihasilkan, terdapat tiga macam pendekatan reliabilitas yaitu pendekatan tes

ulang, pendekatan bentuk paralel dan pendekatan konsistensi internal. Untuk menghindari masalah-masalah yang biasanya ditimbulkan oleh pendekatan tes ulang dan pendekatan bentuk paralel, maka penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal. Pendekatan konsistensi internal hanya menggunakan satu kali pengenaan pada sekelompok individu sebagai subyek.

Tingginya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yaitu koefisien reliabilitas.

Dalam penelitian ini koefisien reliabilitas diperoleh dengan menggunakan tekrik korelas, alpha cronbach pada SPSS (Statistic Program For Social

Science) 7.5for windows.

(35)

F. Metode Analisis Data.

Data dalam penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson (dalam Azwar, 1997) yang dilakukan program komputer SPSS 7.5 for windows dengan harapan menggunakan program ini, tingkat kesalahan akan semakin kecil dan pengerjaarmya cepat, untuk menguji hubungan antara kendali diri dengan prestasi belajar pada mahasiswa Fakulatas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Pemilihan teknik analisis diatas dilakukan dengan dua pertimbangan, yaitu (a) variabel hanya dua buah yaitu kendali diri dan prestasi belajar dengan (b) data variabel kendali diri dan prestasi belajar bersifat interval.

(36)

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan pada tanggal 8 Juli 1945

merupakan embrio dari Universitas Islam Indonesia (UII) yang dikenal dengan Universitas tertua di Indonesia. Sekolah Tinggi Islam (STI) merupakan sekolah tinggi Islam yang memadukan paham kenegaraan dan keberagamaan. Hal ini sangat jelas tertulis dalam salah satu butir yang menjadi landasan berdirinya Sekolah Tinggi Islam yang menyebutkan bahwa di dalam Islam tidak ada pemisahan antara paham kenegaraan dengan agama (Katalog UII, 1995).

Universitas Islam Indonesia, merupakan perguruan tinggi swasta Islam yang bertujuan menjadikan manusia berkemampuan membawa amanah Allah, membentuk sarjana muslim yaitu sarjana yang bertaqwa kepada Allah, berakhlak, terampii, berilmu amaliah dan beramal ilmiah. Dengan demikian seluruh fakultas

yang ada dilingkungan Universitas Islam Indonesia memberikan dasar rehgius

dalam setiap kurikulumnya.

Dasar religius ini di dukung oleh program Universitas bagi seluruh

mahasiswa, antara lain, lembaga pembinaan dan pengembangan Islam (LPPAI);

Orientasi Nilai Dasar Islam (ONDI) yang dilakukan tiap awal tahun ajaran, sebagai modal dasar mengikuti pendidikan di Universitas Islam Indonesia; pada

semester II tahun pertama, setiap mahasiswa UII mengikuti Latihan

Kepemimpinan Islam Dasar (LKID).

17

(37)

Salah satu ciri khas Universitas Islam tertua adanya pesantren Universitas Islam Indonesia. Dengan persyaratan yang cukup ketat dan memang dikhususkan untuk mahasiswa yang lolos selesai seleksi tersendiri. Pesantren UII telah memberikan kontribusi terhadap upaya mewujudkan tujuan pendidikan

Universitas Islam Indonesia.

Sesuai dengan tujuan awal berdirinya Universitas Islam Indonesia sebagai lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli Islam dan memberikan ilmu-ilmu keahlian (praktis kemasyarakatan) Universitas Islam Indonesia dalam perkembangannya mempunyai delapan Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Industri, Fakultas Psikologi, Fakultas

MIPA dan Fakultas Kedokteran Umum.

Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang didirikan pada tahun akademik 1995/1996 merupakan realisasi dari Rencana Pengembangan Induk (RPI) Universitas Islam Indonesia. Melalui SK PHBW UII No. II tahun 1995 tertanggal 15 April 1995 Pengurus Badan Wakaf UII telah menetapkan pembukaan Fakultas Psikologi UII dan mulai menerima mahasiswa baru pada tahun 1995/1996. Pembukaan Fakultas Psikologi pada tahun tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa peningkatan kualitas manusia adalah suatu upaya strategi untuk inemenangkan persaingan di dalam era globalisasi. Peningkatan kualitas manusia diupayakan dalam bentuk aspek intelektual, sosial dan kematangan emosional (Katalog UII, 1995).

(38)

Tabel 2

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Teoritis Empirik

Min Max Mean Min Max Mean SD

Angket

kendali diri

33 132 82,5 74.00 114.00 97.2118 6.1954

D&ta

prestasi belajar

0 4 2 1.61 3.92 2.9680 0.4831

Ket:

SD:

Dari deskripsi data peneliti melakukan perhitungan untuk melihat tingkat kendali diri dan tingkat prestasi belajar mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Penelitian ini menggunakan angket kendali diri untuk melihat kendali

diri pada mahasiswa yang terdiri dari 33 aitem pernyataan yang setiap

butirnya dioeri skor yang bergerak antara 1-4. Rentang total skor minimal

dan maksimal adalah 33 x 1= 33 sampai 33 x 4 = 132, jadi luas rentang jarak sebaranya adalah 132 + 33 = 165, dengan demikian mean teoritisnya

adalah (33+ 132)/2 = 82,5.

b. Deskripsi Statistik Data Penelitian

Setelah hasil skor angket didapatkan, langkah berikutnya adalah pemberian makna atau interpretasi terhadap skor angket yang bersangkutan.

Sebagai hasil ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan suatu

norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif (Azwar,

(39)

berdasarkan norma kategorisasi tersebut maka diperoleh kategori dengan skor seperti pada tabel 3 berikut:

Tabel 3

Kategori Angket Kendali Diri

Kategori Jumlah Skor

Sangat Tinggi > 108.36352

Tinggi 100.92904 <x< 108.36352

Sedang 93.49456 <x< 100.92904 Rendah 87.29916 <x< 93.49456

Sangat Rendah < 86.06008

Berdasarkan kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa subyek penelitian yang memiliki rerata empiris (m) = 97.2118 (termasuk dalam kategori sedang). Hal ini mengindikasikan bahwa subyek dalam sampel penelitian memiliki tingkat kendali diri sedang.

2. Uji Asumsi

syarat awal sebelum dilakukan analisis data adalah terpenuhinya uji asumsi yaitu uji normalitas, linieritas dan hipotesis.

a. Uji Normalitas

Dari hasil perhitungan dengan SPSS 7.5 for windows untuk variabel kendali diri (x) diperoleh hasil Kolmogorov - Smirnov Z (KSZ) sebesar 0,889 dengan p > 0,05 berarti data variabel x terdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

(40)

Dari hasil perhitungan dengan SPSS 7.5 for windows diperoleh hasil uji linieritas yang menunjukan ada korelasi linier antara kendali diri dengan

prestasi belajar (F= 1,355; p>0,05).

c. Uji Hipotesis

Dari hasil perhitungan dengan SPSS 7.5 for windows diperoleh hasil korelasi product moment ( r ) = 0,201 dengan p > 0,05 berarti tidak ada hubungan signifikan antara kendali diri dengan prestasi belajar mahasiswa.

Hipotesis penelitian ditolak.

D. PEMBAHASAN

Hasil analisis kuantitatif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kendali diri dengan prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia,

ditolak.

Tidak adanya hubungan antara kendali diri dan prestasi belajar dikarenakan kendali diri diberi pengertian dalam konteks yang luas, yaitu kendali diri dalam kehidupan secara umum. Kendali diri dalam arti sempit yaitu kendali diri dalam proses belajar yang dilakukan mahasiswa untuk mencapai prestasi belajarnya. Hal ini tercermin dari aspek-aspek kendali diri dalam skala kendali diri, yaitu (a) kemampuan mengendalikan perilaku, (b) kemampuan mengendalikan stimulus, (c) kemampuan mengantisipasi peristiwa, (d) kemampuan menafsirkan peristiwa, dan (e) kemampuan mengamoil keputusan. Luasnya konteks kendali diri menyebabkan tidak adanya gambaran tentang kendali diri yang berkaitan dengan

belajar.

(41)

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa tidak ada korelasi signifikan antara kendali din dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi "ada hubungan positif antara kendali diri dengan prestasi belajar pada mahasisiwa

Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia,"ditolak.

B. SARAN

1. Bagi Subyek Penelitian

Penelitian tidak menunjukkan adanya korelasi antara kendali din dengan prestasi belajar. Dengan demikian, untuk meraih prestasi optimal, tidak langsung berkaitan dengan kendali din. Saran untuk subyek penelitian adalah mengoptimalkan hal-hal yang sejauh ini mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya kecerdasan emosi, intelegensi, dan sebagainya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang berminat lebih lanjut mengenai fenomena prestasi belajar diharapkan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti : mteligensi, kualitas perguruan

tinggi dan Iain-lain.

47

(42)

Hal terpenting yang perlu dicermati peneliti berikutnya adalah penelitian tentang kendali diri hendaknya dalam konteks kendali perilaku dalam belajar.

Selain itu sangat disarankan penelitian selanjutnya dengan menggunakan subyek yang lebih beragam latar belakang studinya serta dalam jumlah yang

lebih besar.

(43)

Azwar, S. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta Pustaka

Pelajar.

' 1996- Pengantar Psikologi Intelegensi, Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

997. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

.,1999. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi Pertama. Yogyakarta •

Pustaka Pelajar.

Brosur Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. 2003. Yogyakarta.

Burger, J. M. 1989. Negatif Reaction : to Increase in Percieved Personal Control Journal ofPersonality and Social Psychology. 56 (2). 246-256.

Calhoun J. F. & Acocella, J. R. 1990. Psychology of Adjustment and Human

Relationship. Third Edition, New York : McGraw Hill.

Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Chirzin M. H. 2000. Journal Media Inovasi. Reformasi Pendidikan di Dunia Islam, Menghadapi Abad XXI. No. 2 TH. X/2000. Yogyakarta •

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Echols, J. M. dan Shadily, H. 1988. Kamus Ingghs Indonesia. Jakarta • PT

Gramedia Pustaka Utama.

Elfida, D. 1995. Hubungan Antara Kemampuan Mengontrol Diri dan Kecenderungan Berperilaku Delinkuen Pada Remaja. Skripsi Yogyakarta

: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Goleman, D. 1996. Kecerdasan Emosi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.

, 2000. Kecerdasan Emosi Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama

Gustmawati. 1990. Peran Kontrol Pribadi Dalam Kesesakan Pada Penghuni Perumahan dan Kepadatan Tinggi di kota Bandung. Skipsi. Jogjakarta •

hakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Hadi, S^ 1987. Metodologi Research 3. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi Universitas Gajah Mada.

49

(44)

, 1997. Metodologi Research I. Yogyakata : Penerbit Andi Offset.

Haditono, 1993. Adolescence in Te Process of Changing of Generation. Workshop on Eastern Approach in Managing Problems of The Youth. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hamalik, O. 1982. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung :

Tarsito.

Harjito, P. 1994. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakulatas Psikologi

UGM.

Hasan, C. 1994. Dimensi-DimensiPsikologi Pendidikan. Surabaya : Al-Ikhlas.

Hendrijuwono, 1985. Psikologi Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jakarta.

Hurlock, E. B. 1990. Perkembangan Anak JHid I. Jakarta : Erlangga.

, 1994. Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Irawati, D. P. 2002. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Intensitas Penggunaan SMS. Skripsi. Jogjakarta : Fakulatas Psikologi Universitas Islam

Indonesia.

Jufri, M. 1999. Efikasi Diri, Keterampilan Belajar dan Penyesuaian Diri Sebagai

Prediktor Prestasi Akademik Mahasiswa Tahun Pertama. Naskah

Publikasi. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana UGM.

Kntalog UII. 1995. Yogyakarta : UII Press.

Kartono, K. and Gulo, D. 1982. Kamus Psikologi. Bandung : Satelit Offset.

Kurnia, F. 2000. Prestasi Belajar ditinjau Dari Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Pada SMU Negeri I Wates. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

La/arus, R. S. 1976. Pattern ofAdjusment. Third Edition. Tokyo : McGraw Hill Kogakusha, Ltd.

Masluhadi, M. 2002. Perbedaan Kontrol Diri Antara Remaja Penyalahguna dan Bukan Penyalahguna Narkoba. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia.

(45)

Masrun dan Martaniah, S. M. 1973. Psychology Pendidikan Seri Paedagogik dan Psychology. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Monks, F. C, Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R., 1996. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Murtini dan Hardjito, P. 1996. Pengaruh Pusat Kendali, Kemandirian, Harga Diri Terhadap Prestasi Siswa SD. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas

Psikologi UGM.

Newman, B. M. and Newman, P. R. 1979. Development Though Life : A Psychologi Cal Approach. Illinois : The Dorsey Press.

Rumini, S., Mahmud, M. D., Sundari, S. H. S., Danuri, Suharno, R., Yusuf, N. S., Tiala, D., Ayriza, Y. 1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UPP IKIP Yogyakarta (Sekarang Universitas Negeri Yogyakarta).

Safarino, E. P. 1990. Health Psychologi; Biopsychosocial Interaction. Singapore : John Willey and Sons. Inc.

Scultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.

Yogyakarta : Kanisius.

Subandi, 1998. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional, Sikap Terhadap Penyajian Materi Kuliah, Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa PGSD. Naskah Publikasi. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana

UGM.

Sukarti. 1986. Suatu Studi Mengenai Prediksi Terhadap Prestasi Belajar di STM di Yogyakarta. Disertasi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.

Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta :

Andi Offset.

, 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Suyanto & Hisyam, D. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa.

Syam, B. 2001. Kecerdasan Emosional dan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Piskologi Universitas Islam Indonesia. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Utami, A. B. 1992. Hubungan Pengalaman Belajar, Kemandirian dan Intelegensi Dengan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNTAG. 45 Surabaya. Naskah Publikasi. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana UGM.

(46)
(47)

Subyek No Mhs VarOl Var02 Var 03 Var 04 Var 05 Var 06 Var 07 Var 08

1 02320052 3 4 3 2 2 3 3 1

2 02320140 4 3 3 3 1 3 3 3

3 02320155 3 3 3 3 2 3 2

^

j

4 99320031 3 3 3 2 1 3 3 3

5 99320139 3 3 4 3 2 3 2 3

6 02320163 3 4 3 3 3 3 4 3

7 02320196 3 3 3 3 3 4 3 3

8 02320021 3 2 4 3 3 1 3 3

9 02320102 4 3 2 3 3 3 4 4

10 02320188 3 2 4 2 2 4 2 2

11 02320136 3 3 4 3 2 4 3 3

12 02320041 2 3 4 4 4 4 2 3

13 02320179 3 1 3 2 3 2 3 2

14 02320126 3 3 3 3 3 3 4 2

15 02320110 3 3 2 2 2 3 3 3

16 02320113 3 3 3 3 3 3 3 2

17 02320107 3 3 3 4 4 3 3 3

18 02320218 3 3 4 2 2 3 3 2

19 02320194 3 3 3 3 2 2 3 3

20 02320036 4 4 3 3 2 4 3 3

21 02320063 3 4 3 3 4 1 3 3

22 01320169 3 4 4 2 4 3 3

23 02320171 2 2 3 3 3 3 3 2

24 02320014 3 2 4 4 1 4 3 3

25 02320079 4 3 3 3 2 3 3 3

26 02320154 4 3 3 3 1 4 3 3

27 02320077 2 4 3 2 1 3 3 3

28 02320147 4 4 4 3 3 3 3 3

29 02320055 4 3 4 4 5 3 3 3

30 02320160 2 3 3 3 3 3 3 3

31 02320026 2 2 3 2 2 2 2 2

32 02320145 3 3 3 3 2 3 3 3

(48)

J Subyek No Mhs Var 01 Var 02 Var 03 Var 04 Var 05 Var 06 Var 07 Var 08

66 01320017 3 3 3 2 3 3 3 3

67 01320091 1 3 2 4 1 4 4 3

68 01320028 2 2 3 2 1 4 2 3

69 01320161 3 3 4 3 2 3 3 2

70 01320184 3 3 3 3 2 3 3 2

71 01320208 4 4 3 3 3 3 3 2

72 01320248 3 3 4 1 2 4 3 3

73 01320237 3 3 3 3 2 4 2 3

74 01320259 3 4 3 3 3 3 3 3

75 01320090 4 3 3 3 1 4 3 3

1 76 01320242 3 3 4 3 3 4 3 3

77 01320268 4 2 3 3 1 3 3 3

78 01320057 4 3 3 3 3 4 3 3

79 01320205 3 3 3 3 2 3 3 3

80 01320285 2 2 2 2 3 3 2 3

81 01320127 4 4 4 4 3 4 4 3

82 99320019 3 3 3 3 3 3 2 3

83 99320048 4 4 4 4 1 4 4 4

84 00320122 4 3 3 3 2 3 4 2

85 00320129 4 4 3 3 2 3 3 3

Gambar

Tabel 1. Perincian Sebaran Butir Pernyataan Angket Kendali Diri 33

Referensi

Dokumen terkait

Isolasi mikroorganisme dari tanah pertanian kacang tanah di Sidomjo, Jawa Timur telah dilakukan oleh Sari (2005), dan diperoleh satu isolat bakteri yang dapat menghambat

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Serang Jl. Dengan memperhatikan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-58/PB/2013 tentang Pengelolaan Data Supplier

- Mengingat pentingnya acara dimohon Direktur agar hadir secara pribadi / tidak mewakilkan, apabila dikuasakan agar menerima kuasa penuh untuk dapat

Para remaja putri menyatakan bahwa merokok memberikan citra yang buruk terhadap pribadi mereka tetapi hal tersebut tidak menghentikan mereka untuk mengambil keputusan

I have analyzed the authors’ contrasting views on human nature in Ballantyne’s The Coral Island and Golding’s Lord of the Flies as intertextual texts. First of all, there is

Tindakan pemeriksaan ini dilakukan untuk menent ukan lokasi patologik di sendi sakroiliaka jika t erasa nyeri di daerah bokong, baik yang menjalar sepanjang tungkai maupun yang t

[r]

170 Hal ini berbeda dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang klausulanya lebih menegaskan