• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 18 TAHUN 2016 TENTANG KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 18 TAHUN 2016 TENTANG KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 18 TAHUN 2016

TENTANG

KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pengembangan koperasi sebagai badan usaha yang sehat dan memiliki daya saing global, maka pemberdayaan koperasi harus diarahkan pada pengembangan koperasi inti dan unggul yang berbasis keanggotaan, ilmu pengetahuan dan teknologi;

b. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan koperasi inti dan unggul perlu peningkatan peran dan koordinasi antara Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Koperasi Inti Dan Koperasi Unggul;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3502);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

SALINAN

(2)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3744);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

6. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Penerapan Akuntabilitas Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1499);

7. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 22/Per/M.KUKM//IX/2015 tentang Koperasi Skala Besar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1501);

8. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Usaha Menengah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 225 A);

9. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 10), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 9);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

(3)

4. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan.

5. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.

6. Dinas adalah Dinas yang membidangi Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah di Provinsi Sulawesi Selatan.

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Sulawesi Selatan.

8. Dewan Koperasi Indonesia Wilayah adalah organisasi yang didirikan dari dan oleh gerakan koperasi untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi ditingkat wilayah /Provinsi.

9. Dewan Koperasi Indonesia Daerah adalah organisasi yang didirikan dari dan oleh gerakan koperasi untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi ditingkat Kabupaten/Kota.

10. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.

11. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang dengan jumlah anggota paling sedikit sebanyak 20 (duapuluh) orang.

12. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum Koperasi dengan jumlah anggota paling sedikit minimum 3 (tiga) koperasi.

13. Koperasi inti adalah Koperasi yang sehat, kuat, mandiri, tangguh yang memenuhi kriteria, aset,omzet, unit usaha,jumlah anggota dan melaksanakan Rapat Anggota Tahunan meliputi Koperasi Sektor Riil, Koperasi Simpan Pinjam Konvensional dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah.

14. Koperasi Unggul adalah sehat organisasi dan usaha yang memenuhi criteria aset,omzet, unit usaha, jumlah anggota dan melaksanakan Rapat Anggota Tahunan meliputi Koperasi Sektor Riil, Koperasi Simpan Pinjam Konvensional dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah.

15. Aset Koperasi adalah kekayaan yang dimiliki Koperasi meliputi aktiva lancar, dan aktiva tetap.

16. Omzet koperasi adalah total nilai penjualan/pendapatan barang/jasa koperasi pada tahun buku yang bersangkutan.

17. Modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal equity dan berasal dari simpanan pokok,simpanan wajib, dana cadangan dan hibah.

18. Modal Pinjaman adalah modal yang diperoleh anggota, koperasi lainnya

dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan

obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah, yang

wajib dikembalikan oleh koperasi.

(4)

19. Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan koperasi dalam meningkatkan kegiatan usahanya.

20. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara koperasi dengan badan usaha lainnya dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro dengan usaha besar.

21. Tim Monitoring dan Evaluasi dalah Tim yang bertugas memantau dan mengevaluasi kinerja capaian Koperasi Inti dan Koperasi Unggul yang diprogramkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu

Maksud dan Tujuan Pasal 2

Maksud Peraturan Gubernur ini adalah untuk mewujudkan Koperasi Inti, Koperasi Unggul dan memberikan dorongan, fasilitasi dalam memantapkan kelembagaan dan usaha Koperasi.

Pasal 3 Tujuan Peraturan Gubernur ini adalah:

a. agar anggota, pengurus, pengawas dan karyawan Koperasi berupaya untuk mengembangkan Koperasi menjadi Koperasi Inti dan Koperasi Unggul;

b. mendorong keberpihakan pemangku kepentingan dalam membantu anggota, pengurus pengawas dan karyawan untuk menciptakan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul ; dan

c. meningkatkan kemitraan untuk mempercepat terjadinya arus dana (keuangan) dan distribusi barang sebagai pemicu kontribusi Koperasi dan upaya alih teknologi dalam peningkatan pembangunan perekonomian Provinsi.

Bagian Kedua Sasaran

Pasal 4 Sasaran dari Peraturan Gubernur ini adalah:

a. terwujudnya Koperasi Inti di Tingkat Kabupaten/Kota dan Koperasi Unggul

di tingkat Kecamatan; dan

(5)

b. terwujudnya partisipasi /keberpihakan para pemangku kepentingan dalam rangka penciptaan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul disetiap Kabupaten/Kota.

Bagian Ketiga Ruang Lingkup

Pasal 5 Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini:

a. kriteria Koperasi Inti dan Koperasi Unggul;

b. program dalam mewujudkan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul;

c. peran Pemerintah Daerah dan dunia usaha; dan d. monitoring dan evaluasi.

BAB III

KRITERIA KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL

Pasal 6 Kriteria Koperasi Inti meliputi:

a. anggota minimal 500 (lima ratus) orang;

b. aset minimal Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah);

c. omzet/penyaluran kredit minimal Rp. 9.000.000.000,- (sembilan milyar rupiah);

d. mempunyai unit usaha yang layak;

e. pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan /RAT tepat waktu berturut-turut 3 (tiga) tahun terakhir; dan

f. likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dinyatakan sehat.

Pasal 7 Kriteria Koperasi Unggul meliputi :

a. anggota minimal 250 (dua ratus lima puluh) orang;

b. aset minimal Rp. 1.000.000.000,-(satu miliyar rupiah);

c. omzet/penyaluran kredit minimal Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah);

d. mempunyai unit usaha yang layak;

e. pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan /RAT tepat waktu berturut-turut 2 (dua) tahun terakhir; dan

f. likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dinyatakan sehat.

(6)

BAB IV

PROGRAM MEWUJUDKAN KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL Pasal 8

Program dalam rangka mewujudkan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul meliputi:

a. pemantapan aspek kelembagaan Koperasi;

b. penumbuhan usaha Koperasi;

c. pengembangan/penguatan keuangan (permodalan) Koperasi; dan d. peningkatan pelayanan Koperasi kepada anggotanya dan masyarakat.

Pasal 9

Program pemantapan aspek kelembagaan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, meliputi :

a. penguatan organisasi dan manajemen, sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi;

b. peningkatan kemampuan dan keterampilan pengurus dan pengelola Koperasi;

c. pendidikan dan pelatihan anggota koperasi;

d. peningkatan sinergitas antar anggota, antara anggota dengan pengurus, pengawas dan pengelola usaha; dan

e. peningkatan akuntabilitas dan transparansi Koperasi.

Pasal 10

Program penumbuhan aspek usaha Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, meliputi :

a. peningkatan aset dan omzet Koperasi;

b. pertumbuhan surplus hasil usaha;

c. penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan usaha;

d. promosi dan pemasaran;

e. pencadangan usaha yang beriorentasi produksi dan pengolahan;

f. penerapan hak kekayaan intelektual hasil produksi Koperasi dan sertifikasi halal; dan

g. pemberian insentif anggota yang punya partisipasi besar.

Pasal 11

Program pengembangan/penguatan keuangan (permodalan) Koperasi sebagaimana dimaksud Pasal 8 huruf c meliputi :

a. pemupukan modal yang bersumber dari anggota (modal sendiri);

b. penambahan modal yang bersumber modal pinjaman dan modal penyertaan; dan

c. pengembangan sumber permodalan melalui badan layanan umum lembaga keuangan bank maupun non bank.

Pasal 12

Program peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dan masyarakat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf d meliputi :

(7)

a. penyediaan/pelayanan sarana produksi bagi anggota;

b. pelayanan kebutuhan bahan pokok anggota dan masyarakat;

c. penampungan dan penjualan produk yang dihasilkan anggota dan masyarakat;

d. penyediaan modal kerja bagi anggota; dan e. penampungan tenaga kerja.

BAB V

PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN DUNIA USAHA Pasal 13

Pemerintah Daerah dan dunia usaha dalam mewujudkan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul berperan dalam:

a. melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota dan Dewan Koperasi Indonseia Wilayah guna memperoleh keterpaduan pembinaan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul;

b. mendorong dan memfasilitasi kemitraan dengan dunia usaha;

c. memberikan peluang dan kesempatan kerja sama dalam aktivitas usaha;

dan

d. pemberian dukungan fasilitas tanggung jawab sosial perusahaan/

Corporate Social Responsibily dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/PKBL oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah dan usaha besar.

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI Pasal 14

(1) Pemerintah Daerah dan Dewan Koperasi Indonsesia Wilayah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Koperasi Inti dan Koperasi Unggul yang diprogramkan yang wilayah keanggotaannya lintas Kabupaten/Kota atau dalam Kabupaten /Kota.

(2) Pemerintah Kabupaten/Kota dan Dewan Koperasi Indonesia daerah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Koperasi Inti dan Koperasi Unggul yang diusulkan yang wilayah keanggotaannya dalam Kabupaten/Kota.

Pasal 15

(1) Pelaksanaan monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

(2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dikoordinasikan oleh Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(8)

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 16

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Ditetapkan di Makassar

pada tanggal 15 Maret 2016

GUBERNUR SULAWESI SELATAN, ttd

Dr. H. SYAHRUL YASIN LIMPO, SH., M.Si., MH.

Diundangkan di Makassar pada tanggal 15 Maret 2016

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN,

ttd

Ir. H. ABDUL LATIF, M.SI,MM.

BERITA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 NOMOR 18

Referensi

Dokumen terkait

Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yaitu bandar udara sebagai salah satu prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani penumpang

Hasil dari penelitian tentang Analisis Partisipasi Nelayan dalam Program Asuransi Nelayan di Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan

Seperti terapi obat biologik yang semakin luas digunakan pada berbagai penyakit reumatik autoimun seperti artritis reumatoid, lupus dan spondilitis ankilosa.. Obat biologik

Perubahan bermakna ini terjadi antar tiap kelompok, kecuali antara P1 dengan P2 yang ditunjukkan dengan nilai p= 0.054 (p> 0.05). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

- Hacking SAMBA pada suatu target Ubuntu Server untuk mendapatkan akses shell linux (Target Samba dalam kondisi ada yang dishare foldernya tanpa password dengan hak akses

Skripsi yang berjudul ”PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP PEMBELIAN DAN PERILAKU PASCA PEMBELIAN PERUMAHAN NEW VILLA BUKIT SENGKALING” disusun untuk memenuhi serta melengkapi

Pernyataan yang benar tentang persamaan reaksi tersebut adalah ...!. (A) gas nitrogen disebut gas hasil reaksi (B) angka 3 dalam gas

Usahatani kacang hijau merupakan suatu usahatani yang tidak terlepas kaitannya dengan pendapatan dan faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kacang hijau tersebut.