17 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yaitu penelitian asosiatif yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Metode asosiatif merupakan suatu penelitian yang mencari sebab-akibat antara satu variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan hipotesis Ulum and Juanda (2017). Dalam penelitian ini yaitu variabel independen berupa Growth opportunities, financial distress , dan leverage serta variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi.
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dan menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2019 2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan annual report di BEI.
3. Laporan keuangan memiliki laba positif
4. Memiliki data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sekaran 2006)
a. Variabel independen 1) Leverage
Menurut Noviantari and Ratnadi (2015), leverage merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar utang atau modal membiayai aktiva perusahaan. Perusahaan yang telah go public tentunya tidak akan lepas dari utang yang dapat digunakan untuk memperluas usahanya secara besar, Utang yang digunakan untuk memperbesar ukuran perusahaan dapat diperoleh dari kreditur seperti bank atau lembaga pemberi pinjaman lainnya.
Rasio leverage digunakan untuk menunjukkan proporsi atas penggunaan utang rasio leverage mengunakan proporsi 2/3 atau dapat dikatakan tinggi jika hutang memiliki proporsi sebesar >60% dan dikatakan rendah jika memilki rasio di bawah <60% (Suwarjdono 2005) . Penelitian Asfahani (2017) menggunakan Debt to equity ratio untuk menghitung tingkat leverage perusahaan.Berdasarkan penelitian sebelumnya, rasio leverage dihitung menggunakan rumus :
DER =
2) Financial distress
Financial distress Kesulitan keuangan merupakan tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Fahmi, 201:158). Dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan peneliti dalam mengukur financial distress adalah metode analisis kebangkrutan Altman Z-score dalam persamaan 1.
Z’ = 0,717X1 + 0,847X2 + 3.107X3 + 0,42X4 + 0,998X5 Keterangan :
X1 = Modal Kerja/Total Aset X2 = Laba Ditahan/Total Aset
X3 = Laba sebelum Bunga dan Pajak/Total Aset X4 = Ekuitas pemegang saham/Total Kewajiban X5 = Penjualan/ Total Asset
Jika Z > 2,675 maka perusahaan dinyatakan sehat, jika Z< 1,81 maka perusahaan berpotensial bangkrut, namun jika Z- Score diantara 1,81 – 2,675 perusahaan berada pada kondisi abu-abu (grey area).
3) Growth Opportunities
Growth opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan .Pertumbuhan di sini dilihat dari growth opportunities (kesempatan tumbuh) yang diukur berdasarkan market to book value of equity. Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatif terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh). Pertumbuhan ini akan direspon positif
oleh investor sehingga nilai pasar perusahaan yang konservatif lebih besar dari nilai bukunya sehingga akan tercipta goodwill. Pasar menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan. Pertumbuhan disini dilihat dari growth opportunities sesuai dengan penelitian Wulandari (2014) yang di proksi dari market to book value of equity. Skal data variabel ini dalah rasio:
Market to book value of equity
Rasio dari market to book value of equity menunjukkan besarnya perbandingan antara nilai pasar saham dengan besarnya ekuitas perusahaan. Jika hasil statistik menunjukkan >1 maka dikatakan tinggi karena biaya yang digunakan untuk membeli saham perusahaan akan memperkecil laba karena biaya yang besar. Sedangkan jika dia <1 maka dikatakan rendah (Sekaran 2006).
a. Variabel dependen
1) Konservatisme Akuntansi
Konservatisme sebagai praktik mengurangi laba mengecilkan aktiva bersih dalam merespon berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba meninggikan asset bersih dalam merespon berita baik (good news) Basu (1997). Konservatisme sebagai variabel terikat dihitung dengan model akrual (Givoly dan Hayn (2000). Alasan menggunakan model akrual adalah karena penelitian ini lebih memfokuskan pembahasan konservatisme dalam kaitannya dengan laba rugi, bukan mengenai reaksi
pasar, sehingga model akrual tepat digunakan. Konservatisme akuntansi diukur dengan akrual total dikurangi arus kas aktivitas operasi. Ada pun rumusnya yaitu :
CONACC = ( ) ( )
Keterangan :
CONACC: Earnings conservatism based on accrued items NIO : Operating profit of current year
DEP : Depreciation of fixed assets of current year
CFO : Net amount of cash flow from operating activities of current year
TA : book value of closing total assets.
Depresiasi dan amortisasi merupakan alokasi biaya dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Pada saat pembelian aktiva, kas yang dibayarkan termasuk dalam arus kas dari kegiatan investasi dan bukan dari kegiatan operasi. Dengan demikian, alokasi biaya depresiasi yang akan tercermin dalam net income tidak berhubungan dengan arus kas dari kegiatan operasi. Sehingga depresiasi dan amortisasi dikeluarkan dari net income dalam perhitungan CONACC. Hasil perhitungan CONACC tersebut dikalikan dengan -1, sehingga semakin besar konservatisme ditunjukkan dengan semakin besarnya nilai CONACC.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2019. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data historis yang diperoleh dari annual
report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2019 melalui situs resmi BEI, yaitu http://www.idx.co.id/
E. Teknik Perolehan Data
Teknik memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, metode yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode ini menggunakan data–data yang berasal dari dokumen–dokumen yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan cara mendownload dan mencatat informasi yang diperlukan yang ada pada data sekunder yaitu laporan tahunan periode tahun 2019.
F. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. statistika deskriptif
Melakukan analisis statistika deskriptif. Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean, nilai minimal dan maksimal, serta standar deviasi semua variabel tersebut.
2. Metode Regresi Linier Berganda
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Analisis regresi linier berganda menjelaskan hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Model persamaan regresi penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1+b2X2+ b3X3 Dimana:
Y = Konservatisme Akuntansi a = Konstanta
b = Koefisien Regresi X1 = leverage
X2 = financial distress X3 = Growth Opportuintes 3. asumsi klasik
Melakukan uji asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas, uji multikoleniaritas dan uji heteroskedastisitas.
a) Uji normalitas
Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titik terbesar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal Ghozali (2005).
b) Uji multikoleniaritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali (2005). Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau tidak yaitu dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Apabil tolerance value di bawah 0,10 dan nilai VIF untuk masing- masing variabel bebas lebih dari 10 maka dikatakan terdapat gelaja mutikolinearitas.
c) Uji heteroskedastisitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diidentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas Ghozali (2005).
4. Koefisien Determinasi (R2)
Melakukan uji Koefisien Determinasi (R2) yaitu mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variable dependen. Nilai Koefisien determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen, secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing- masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi menurut Ghozali (2013)
5. Uji Hipotesis
Alat statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda. Persamaan regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas :independensi, pengalaman kerja obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
a. Uji Simultan (uji F)
Berdasarkan pengujian dengan SPSS didapatkan output uji Anova pada tabel Berdasarkan hasil uji Anova atau F test antara variabel Pengalaman kerja, Independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Statistik juga menghitung median maupun mean pada hasil sampel yang kita pilih.
b. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali (2005). Cara untuk mengetahuinya dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel maka berarti t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis alternatif diterima yaitu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel. Hipotesis diterima apabila p-value < 5 % Ghozali (2005).