Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 2 No. 1, ISSN 2338-4417
166
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT
INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATU LAYAR
Imam Maksum Al Maliki
1), Aris Doyan
2), Jannatin ‘Ardhuha
3)1)
Program StudiPendidikan Fisika FKIPUniversitas Mataram 2)
Dosen Pendidikan Fisika, Faku ltas Keguruan dan Ilmu Pendid ikan Universitas Mataram e-mail:-
ABSTRAK: Penelitian ini merupakan penelitian quasi e ksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pe mbela jaran direct instruction berbantuan media animasi terhadap hasil bela jar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batu Layar. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batu Layar yang berjumlah 87 siswa, sedangkan sampel penelit ian adalah siswa kelas VIIIA berju mlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIIC berju mlah 22 siswa sebagai kelas kontrol. Pengamb ilan sa mpel dila kukan dengan teknik clusterrandom sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Hasil tes awal dipero leh nilai rata-rata ke las untuk kelas eksperimen adalah 24.71, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 28.95. Hasil tes akhir untuk kelas eksperimen adalah 79.29, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 71.62. Hipotesis penelitian diuji dengan uji-t polled varians. Berdasarkan hasil uji h ipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara siswa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa penerapan model pembela jaran direct instruction berbantuan media animasi dengan siswa kelas kontrol yang diberikan perlakuan berupa penerapan model pembela jaran direct instruction tanpa bantuan media animasi. Hasil be laja r fisika siswa ke las eksperimen leb ih tinggi dibanding siswa kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pe mbela jaran direct instruction berbantuan med ia animasi berpengaruh positif terhadap hasil belaja r fisika siswa ke las VIII SMP Negeri 1 Batu Layar.
Kata Kunci : model pe mbe laja ran direct instruction, media an imasi, hasil bela jar fisika .
ABSTRACT: Th is study is a quasi experimental study that aims to determine the effect of using direct instruction model with animat ion media to the academic achieve ment of physiscs in student class VIII SMP Negeri 1 Batu Layar. The population in this s tudy were all students of class VIII SMP Negeri 1 Batu Layar that were 87 students. Whereas the students of class VIIIA which are 22 students as the experimental group and 22 students of class VIIIC as a control group. Sampling methode was random cluster sampling. The Research design using pre-test - post-test control group design. Based on Pre-test result, the average mark of c lass VIIIA and class VIIIC we re 24.70 and 28.95, respectively. Post-test result gave the information that the average mark of c lass VIIIA and class VIIIC were 79.29 and 71.62 respectively. Research hypotesis was analyzed using polled varians t-test. It can be concluded that there was a different in physics academic achieve ment between experimental group and control group, where the experimental group using direct instruction model with animation media as the treatment and the control group using direct instruction only. The academic achieve ment of experimental group were better than control group, it can be a reason to say that the treatment by using direct instruction model with animation med ia gave the positive effect to the academic achievement of physiscs in student class VIII SM P Negeri 1 Batu Layar.
Ke ywor ds: direct instruction model, animat ion media, physics academic acheive ment. PENDAHULUAN
Dala m proses belajar mengajar, metode pembela jaran yang digunakan guru me rupakan salah satu faktor yang me mpengaruhi tercapainya tujuan pembela jaran (Dja ma rah dan Zain, 2006). Metode pembela jaran yang sering digunakan
oleh guru adalah metode ceramah. Metode cera mah merupakan salah satu metode dalam model pe mbela jaran direct instruction.
Model pembela jaran direct instruction me rupakan model pe mbela jaran yang cocok diterapkan pada peserta didik pada jenjang pendidikan rendah (Riyanto, 2010). Tidak
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 2 No. 1, ISSN 2338-4417
167
dapat dipungkiri bahwa untuk bisa me maha mikonsep-konsep dasar suatu pengetahuan diperlukan instruksi langsung dari seorang guru, seperti halnya pada pembelaja ran IPA yang me mbutuhkan pemaha man tentang konsep-konsep dasar.
Fisika sebagai salah satu kajian dala m IPA adalah pela jaran wa jib di Seko lah Menengah Pertama (SM P) dan me rupakan salah satu ilmu pengetahuan yang perlu penguasaan konsep dasar yang matang, maka model pe mbe laja ran direct instruction dapat diterapkan untuk me mbantu peserta didik me maha mi konsep dasar fisika.
Dala m pe mbela jaran fisika terdapat teori atau konsep yang bersifat abstrak, hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam me maha mi konsep fisika sehingga berpengaruh pada hasil be laja r fisika siswa. Seperti halnya pembela jaran fisika di SMP Negeri 1 Batu Layar, Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas VIII di sekolah tersebut tergolong masih rendah.
Data hasil wa wancara dengan guru matapela jaran fisikadi sekolah tersebut diantaranya adalah kema mpuan siswa menerima pe laja ran tergolong rendah, yang berarti bahwa siswa sulit me maha mi pe laja ran khususnya pelajaran fisika, sehingga perlu bimbingan penuh dari guru. Da la m me mb imb ing siswa untuk belaja r seorang guru harus bisa me milih model pe mbela jaran yang sesuai dengan kondisi dan ke ma mpuan siswa. Model pembela jaran yang sesuai dengan kondisi siswa SMP Negeri 1 Batu Layar adalah direct instruction. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Riyanto (2010) yang menyatakan bahwa model pembe laja ran direct instruction me rupakan model pe mbela jaran yang cocok diterapkan pada peserta didik pada jenjang pendidikan rendah.
Mengingat bahwa pelajaran fisika me miliki konsep abstrak, maka t idak cukup guru hanya bisa memilih model pembe laja ran yang sesuai dengan kondisi siswa, tetapi guru juga harus menggunakan media pembe laja ran untuk me mbantu siswa me maha mi apa yang dipelaja ri.Arsyad (2011)menyatakan bahwa ada dua unsur yang sangat penting dalam suatu proses pembelaja ran yaitu metode mengajar dan media pembe laja ran.
Penelit ian yang telah dilaku kan bertujuan untuk mengetahui apakah model pembela jaran direct instruction berbantuan med ia animasi berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswasehingga bisa menjadi solusi bagi masalah proses pembela jaran di sekolah khususnya di SMP Negeri 1 Batu Layar. METODE
Jenis penelitian iniadalah quasi experimentdengan desain pretest- post testcontrol group design. Dalam desain ini terdapat dua kelo mpok yang dipilih secara acak, ke mudian diberi tes awal untuk mengetahui ke ma mpuan awa l antara kelo mpok eksperimen dan kelo mpok kontrol. Sete lah kedua kelo mpo k diberikan perla kuan yang berbeda, kedua kelompok diberikan tes akhir. Hasil tes tersebut digunakan sebagai data perhitungan statistik untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan.
Tabel 1. Desain Penelitiandengan Pretest-posttest Control Group Design
Kel as Desain Perlakuan Tes
Awal Akhir Eksperimen O1 X1 O2 Model pembela jaran
direct instruction + med ia animasi
Diberikan Diberikan
Kontrol O3 X2 O4 Model pembela jaran direct instruction
Diberikan Diberikan
Penelitan in i dilaksanakan dari bulan November 2012 sampai dengan bulan September 2013. Pela ksanaan penelitian dila kukan di ke las VIIISMP Negeri1 Batu Layar tahun ajaran 2012/2013.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batu Layar tahun ajaran 2012/2013 yang berju mlah 87 siswa. Adapun teknik pengambilan sa mpel yang digunakan adalahcluster random sampling. Sa mpel pada penelitian ini adalah ke las VIIIA dengan jumlah
siswa 22 orang sebagai kelas eksperimen dan VIIIC dengan ju mlah siswa 22 o rang sebagai kelas kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa media animasi sebagai media pembela jaran dan tes hasil bela jar yang terdiri dari tes awa ldan tes akhir. Sebelu m media animasi digunakan dala m penelitian, terleb ih dahulu dilakukan validasi baik pada media animasi ataupun materi pe laja ran yang ada dala m med ia animasi.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 2 No. 1, ISSN 2338-4417
168
Tes hasil belajar yang berjumlah 30butir soal pilihan ganda diujicobakan pada kelas IX MTs. Assulamy Langko. Sete lah dila kukan analisis terhadap tes hasil belajar tersebut, ditentukan bahwa jumlah soal yang digunakan dalam penelit ian adalah 25 butir soal. Ujicoba soal dan analisisnya perlu dila kukan untuk mengetahui kelayakan soal tersebut untuk digunakan dalam penelitian. Menurut Arikunto (2009)baik buruknya tes (tes pilihan ganda) diukur dengan menguji validitas, re liabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika pada kelas eksperimen setelah diberikan perla kuan dengan model pembela jaran direct instruction dengan bantuan med ia animasi, ma ka data untuk ranah kognitif diolah dengan menggunakan uji-t polled variansdengan
= 0,05 (Sugiyono, 2012):Keterangan:
x1 = Nila i rata-rata tes akhir kelas eksperimen. x2 = Nila i rata-rata tes akhir kelas kontrol. s1= simpangan baku ke las eksperimen. s2 = simpangan baku ke las kontrol. n1= ju mlah siswa pada ke las eksperimen. n2= ju mlah siswa pada ke las kontrol. HAS ILDAN PEMB AHASAN
Hasil penelitian berupa hasil validasi med ia animasi, hasil uji instrumen, hasil u ji tes awal dan tes akhir. Validasi media animasi dila kukan oleh dua orang validator ahli yaitu validator ahli media dan validator ahli materi. Materi pela jaran pada media animasi adalah pembiasan, lensa cekung dan lensa cembung. Berdasarkan hasil validasi, media pembe laja ran fisika yang telah dibuat layak digunakan dengan mela kukan beberapa revisi sesuai saran dari validator ahli. Be rikut in i adalah rangkuman hasil va lidasi med ia pembe laja ran tersebut.
Skor total yang diperoleh dari validator media adalah 42, dan nila i rata-rata yang diperoleh adalah 8,4. Aspek-aspek yang berkriteria bagus di antaranya adalah
kesesuaian animasi dengan kara kteristik siswa, ke mudahan kalimat untuk dimengerti, urutan antar halaman, kesesuaian ukuran animasi dengan tulisan tiap halaman, dan kesesuaian ukuran gambar dengan tulisan tiap halaman. Aspek-aspek yang dinilai berkriteria sedang di antaranya adalah kesederhanaan media, ke mudahan media untuk dimengerti, penggunaan petunjuk pada media, keseimbangan tata letak tulisan, ke mudahan huruf untuk dibaca, dan kesesuaian warna pada setiap halaman. Sedangkan aspek-aspek yang dinila i mendapat perhatian khusus di antaranya adalah gambar pada media dan penggunaan animasi. Beberapa saran yang diberikan di antaranya adalah media akan lebih baik jika dibuatkan animasi interaktif, d ita mbahkan contoh-contoh animasi yang lebih banyak dan mena mp ilkan informasi yang unik.
Validator ahli materi me mberikan skor total yang diperoleh adalah 35, dan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 3,9. Aspek-aspek yang berkriteria bagus di antaranya adalah kesesuaian isi, kesesuaian antara warna dan tampilan, kesesuaian materi pe mb iasan dengan kompetensi, kejelasan konsep pembiasan, kesesuaian animasi dengan konsep pembiasan, keje lasan animasi dala m menya mpaikan konsep, dan kefektifan ka limat yang digunakan. Sedangkan aspek yang berkriteria sedang adalah ke mudahan dalam me maha mi bahasa yang digunakan. Adapun saran yang diberikan adalah me mpe rbaiki kalimat pada hala man yang berisi tujuan pembela jaran.
Pela ksanaan penelitian diawali dengan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui ke ma mpuan awa l siswa ke las eksperimen dan siswa kelas kontrol. Berdasarkan hasil tes awal, diperoleh nila i rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 24,71, nila i tertinggi 36 dan nilai terendah adalah 16. Sedangkan kelas kontrol me miliki nia li rata-rata 28,95, nila i tert inggi 48, nila i tertendah sebesar 12. Setelah d ila kukan u ji homogenitas terhadap hasil tes awal, disimpulkan bahwa kedua kelas me miliki varians data yang homogen. Hal tersebut berarti ke ma mpuan awal kedua kelas sama. Table 2 berikut menunjukkan hasil uji homogenitas.
Table 2. Hasil uji ho mogenitas tes awal
Kel as N 𝐗 S 𝐒𝟐 𝐅 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐅𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 Ke t Eksperimen 17 24,71 6,36 40.48 2,05 2,18 Homogen (Fhitung <Ftabel Signifikan 5% ) Kontrol 21 28,95 9,11 83.05
n
n
n
n
s
n
n
s
n
n
x
x
t
hitung 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1)
(
)
(
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 2 No. 1, ISSN 2338-4417
169
Penelit ian dila kukan denganme mbe rikan perla kuan berupa penerapan model pe mbela jaran direct instruction berbantuan media an imasi kepada kelas eksperimen dan perlakuan berupa penerapan model pe mbela jaran direct instructiontanpa med ia kepada kelas kontrol. Materi pe laja ran yang diberikan kepada kedua ke las adalah materi pe mbiasan, lensa cekung dan lensa cembung.
Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah materi tentang pembiasan,
hukum pe mb iasan dan indeks bias. Langkah -langkah pembela jaran dilaku kan dengan menya mpaikan tujuan dan me mpe rsiapkan siswa, mendemonstrasikan siswa, mende monstrasikan pengetahuan dan ketera mpilan latihan, mengecek pe maha man dan me mberikan u mpan balik, me mberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Berikut ini adalah tamp ilan media animasi yang digunakan pada pertemuan pertama.
Apersepsi Pe mbiasaan cahaya
Huku m pe mb iasan Indeks bias
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah materi tentang lensa cembung. Hal yang dibahas adalah materi tentang lensa cembung. Hal yang dibahas adalah sinar istimewa pada lensa cembung, proses pembentukan bayangan, sifat -sifat bayangan, dan perumusan-perumusan pada lensa cembung. Berikut ini adalah ta mpilan media animasi yang digunakan pada pertemuan kedua.
Animasi sinar istime wa pada lensa cembung Animasi pe mbentukan bayangan benda pada lensa cembung
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 2 No. 1, ISSN 2338-4417
170
Materi terakh ir pada penelitian adalah materi tentang lensa cekung. Pembahasan dalam materi adalah sinar istimewa pada lensa cekung, proses pembentukan bayangan, sifat-sifat bayangan, dan perumusan-perumusan pada lensa cekung. Berikut ini adalah ta mpilan med ia animasi yang digunakan pada pertemuan terakhir.Animasi sinar istime wa pada lensa cekung Animasi pe mbentukan bayangan benda pada lensa cekung
Kendala yang terka it dengan penggunaan media pe mbe laja ran yang digunakan adalah pencahayaan pada ruang kelas yang terlalu terang dan menyebabkan layar persentasi media tida k terla lu jelas, tetapi masih dapat dilihat oleh siswa sehingga proses pembela jaran masih b isa terla ksana.
Setelah kedua ke las diberiperla kuan, selanjutnya dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ke mud ian digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelu m menguji hipotesis
menggunakan uji-t dila kukan uji prasyarat yaitu uji ho mogenitas dan uji norma litas terhadap data hasil tes akhir. Be rdasarkan hasil uji, dipero leh bahwa data hasil tes akhir homogen dan terdistribusi norma l, ka rena ju mlah siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas eksperimen dan kontrol tidak sama maka hasil tes akhir diuji dengan uji-t polled varians. Hasil u ji hipotesis ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t Polled Varian
Kel ompok N 𝐗 S 𝐒𝟐 thitung ttabel
Eksperimen 17 79,29 7,10 50,47 3,19 2,03
Kontrol 21 71,62 7,58 57,45
Kriteria dengan thitung lebih besar dari ttabel adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Ha l ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil bela jar fisika siswa anatara kelas eksperimen yang diberikan perla kuan berupa penerapan model pembela jaran direct instruction berbantuan med ia animasi dengan kelas kontrol yang diberikan perla kuan berupa penerapan model pembela jaran direct instruction tanpa bantuan med ia animasi.
Adanya suatu perbedaan tentu karena ada pengaruh perlakuan yang berbeda pada kedua kelas. Untuk mengetahui perlakuan mana yang me mpengaruhi perbedaan tersebut, dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata tes akhir kedua kelas. Nilai rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 24,71 dan kelas kontrol sebesar 28,95. Sedangkan nila i rata-rata tes akhir kelas eksperimen adalah 79,29 dan kelas kontrol sebesar 71,62. Terlihat bahwa nilai
rata-rata tes awal kelas kontrol leb ih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen. Sedangkan setelah diberikan perlakuan yang berbeda, nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata ke las kontrol.
Jika nila i hasil tes akhir dilihat dari persentase jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan min imu m (KKM =70) pada masing-masing ke las, dipero leh 61,9% siswa pada kelas kontrol ma mpu mencapai KKM, sedangkan pada kelas eksperimen mencapai 100% (dapat dilihat pada la mpiran 5). Pe mbela jaran pada suatu kelas dapat dikatakan tuntas secara klasika l jika ju mlah siswa yang mencapai KKM minimal 85% dari ju mlah siswa yang ada di kelas tersebut. Sehingga pembela jaran fisika pada materi cahaya dan optika geometri pada ke las eksperimen
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 2 No. 1, ISSN 2338-4417
171
termasuk dala m kategori tuntas, sedangkanuntuk kelas kontrol be lu m tuntas.
Peran seorang guru dalam proses pembela jaran di kelas tidak dapat diabaikan, terlebih jika ke ma mpuan dasar siswa dikategorikan kurang. Siswa hanya akan bisa me maha mi pela jaran dengan instruksi langsung dari guru. Pembe laja ran dalam ke las tidak cukup hanya dengan menerapkan model pembela jaran. Suatu model pe mbela jaran perlu dilengkapi dengan media untuk me mbantu siswa lebih me maha mi apa yang dipelajari pada proses pembelajaran. Ha l tersebut sesuai dengan pendapat Dja marah dan Zain (2006) yang mengatakan bahwa tanpa bantuan media, setiap peserta didik sukar untuk mencerna dan me maha mi bahan pelajaran, teruta ma mata pelajaran yang ru mit dan ko mple ks.
Ura ian di atas cukup me mberikan bukti bahwa penerapan model pe mbe laja ran direct instruction berbantuan media animasi dapat me mberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batu Layar tahun ajaran 2012/ 2013.
Temuan dala m penelitian inime mpe rkuat beberapa penelit ian sebelumnya diantaranya adalah penelitian yang dilaku kan Sakti d kk (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pemba laja ran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi Be rbasis Macromedia Flash Terhadap Minat Belajar dan Pe maha man Konsep Fisika Siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu”. Hasil penelit ian tersebut me mbukt ikan penggunaan media animasi dala m pe mbela jaran langsung berpengaruh positif terhadap minat dan pemaha man konsep fisika siswa. Penelitian la in yang didukung yaitu berjudul “Penggunaan Media Animasi da la m Model Pe mbe laja ran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Bela jar Biologi Siswa Ke las VIII3 SMP Negeri 13 Makassar”. Penelitian ini dilaku kan oleh Side (2009) dan me mbuktikan penggunaan media animasi dala m model pe mbe laja ran langsung dapat meningkatkan hasil bela jar b iologi siswa. KES IMPULAN
Berdasarkan uji hipotesis, dapat disimpulkanbahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa penerapan model pe mbela jaran direct instruction berbantuan media animasi dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berupa penerapan model pe mbe laja ran direct instruction tanpa bantuan media animasi. Karena hasil bela jar fisika ke las eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol ma ka dapat dikatakan bahwa penerapan
model pe mbela jaran direct instruction berbantuan media an imasi berpengaruh positif terhadap hasil belajar fisika ke las VIII SMP Negeri 1 Batu Layar.
Ada beberapa saran yang dapat diberikan pada penelitian ini diantaranya adalah bagi siswa diharapkan dapat menghilangkan anggapan bahwa fisika itu sulit, dan guru disarankan menggunakan model pembela jaran direct instructionberbantuan med ia untuk me mbantu siswa me maha mi pelajaran fisika. Diharap kan dengan penelitian yang telah dilaksanakan in i bisa me mberikan sumbangan bagi sekolah dala m rangka mengoptimalkan potensi siswa dan kinerja guru dala m pembela jaran fisika serta dapat dijadikan sebagai perbandingan jika pembaca ingin me la kukan penelitian yang sejalan sehingga dapat me mperkuat penelitian in i. Penelitian ini perlu ruangan yang me miliki penerangan yang kurang, sehingga layar presentasi terlihat je las. Model pembelaja ran direct instructionberbantuan media animasi dapat diterapkan ke mba li saat peneliti mengajar fisika di sekolah dengan tujuan untuk men ingkatan hasil bela jar fisika.
DAFTAR PUS TAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bu mi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2011.Media Pembelajaran. Jakarta: Raja wa li Pers.
Dja marah, Saiful Bahri, dan Za in, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rine ka Cipta.
Riyanto, Yat im. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efek tif dan Berk ualitas. Jakarta : Kencana. Sakti d kk. 2012. Pengaruh Model
Pembalajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi Berbasis Macromedia Flash Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisik a Siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengk ulu. Jurnal Exacta Vol. X, No. 1. Un iversitas Bengkulu.
Side, Ha rsidi. 2009. Penggunaan Media Animasi dalam Model Pembelajaran Langsung untuk Meningk atkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII3
SMP Negeri 13 Mak assar. Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar (Tidak Diterbit kan).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa” Vol. 2 No. 1, ISSN 2338-4417
172
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidik anPendek atan Kuantitatif, Kualititatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.