• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. 1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. 1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM

JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan) adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Pengertian tenaga kerja dalam UU Ketenagakerjaan tersebut menyempurnakan pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan yang memberikan pengertian tenaga kerja adalah Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.1

Pengertian tersebut tampak perbedaan yakni UU Ketenagakerjaan tidak lagi kata baik di dalam maupun di luar hubungan kerja dan penambahan kata sendiri

1 Lalu Husni, 2015, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.27

23 23

(2)

pada kalimat memenuhi kebutuh sendiri dan masyarakat. Pengurangan kata di dalam di luar hubungan kerja pada pengertian tenaga kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna kerja itu sendiri seakan-akan ada yang di dalam dan ada pula luar hubungan kerja serta tidak sesuai dengan konsep kerja dalam pengertian yang umum. Demikian halnya dengan penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat karena barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk diri sendiri, dengan demikian sekaligus menghilangkan kesan bahwa selama ini tenaga kerja hanya bekerja untuk orang lain dan melupakan dirinya sendiri.

Pengertian tenaga kerja menurut UU Ketenagakerjaan di atas sejalan dengan pengertian tenaga kerja menurut konsep ketenagakerjaan pada umumnya sebagaimana ditulis oleh Payaman J. Simanjuntak, bahwa pengertian tenaga kerja atau manpower adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Jadi semata-mata dilihat dari batas umur, untuk kepentingan sensus di Indonesia menggunakan batas umur minimum 15 (lima belas) tahun dan batas umur maksimum 55 (lima puluh lima) tahun. 2

Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok bukan angkatan kerja adalah:

1. mereka yang dalam studi;

2 Ibid, h.28

(3)

2. golongan yang mengurus rumah tangga;

3. golongan penerima pendapatan yakni mereka yang tidak melakukan aktivitas ekonomi tapi memperoleh pendapatan misalnya pensiunan, penerima bunga deposito dan sejenisnya.

Angkatan kerja terdiri dari yang bekerja dan yang masih mencari pekerjaan (penganggur). Angkatan kerja yang bekerja terdiri dari yang bekerja penuh dan setengah menganggur. Setengah menganggur memiliki beberapa ciri yakni: [1]

berdasarkan pendapatan, pendapatannya di bawah ketentuan upah minimum; [2]

produktivitas, kemampuan produktivitasnya di bawah standar yang ditetapkan; [3]

menurut pendidikan dan pekerjaan, jenis pendidikannya tidak sesuai dengan pekerjaan yang ditekuni; [4] lain-lain, jam kerja kurang dari standar yang ada, misalnya dalam ketentuan ketenagakerjaan yang ada sekarang adalah, kurang dari 7 (tujuh) jam sehari dan atau 40 (empat puluh) jam seminggu untuk waktu kerja 6 (enam) hari dalam seminggu.3

Sedangkan Pasal 1 angka 3 UU Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa

pekerja/buruh adalah Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan pengertian pengusaha dalam UU Ketenagakerjaan dijelaskan dalam Pasal 1 angka 5, yaitu:

a. orang perorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. orang perorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan perusahaan bukan miliknya;

3 Ibid, h.29

(4)

c. orang perorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan-perusahaan sebagaimana tersebut dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar negeri. 4

1.2 Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Negara Republik Indonesia lahir sebagai suatu Negara yang bertujuan mengutamakan kepentingan seluruh rakyatnya.5 Jaminan sosial ketenagakerjaan di selenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Dalam sistem ini, pemerintah tidak hanya berperan sebagai regulator tetapi juga sebagai penyelenggara, pemberi kerja yang harus ikut membayar iuran, dan bahkan sebagai penanggung jawab kelangsungan hidup program jaminan tersebut, termasuk memberikan subsidi bagi masyarakat miskin.6

BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden. Menurut Pasal 6 ayat (2) UU BPJS, BPJS Ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakan program jaminan hari tua, jaminan pensiun, jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja bagi seluruh pekerja Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia.

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

Memberikan perlindungan atas risiko-risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah

4 Ibid, h.30

5 E.Utrecht, 1986, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Pustaka Tinta Emas, Surabaya, h.47

6 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, 2009, Perlindungan Masyarakat Miskin Terhadap Akses Kesehatan Pada Konteks Desentralisasi, Jakarta, h.21

(5)

menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Iuran dibayarkan oleh pemberi kerja yang dibayarkan (bagi peserta penerima upah), tergantung pada tingkat risiko lingkungan kerja, yang besarannya dievaluasi paling lama 2 (dua) tahun sekali.7

b. Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Hari Tua adalah program jangka panjang yang diberikan secara sekaligus sebelum peserta memasuki masa pensiun, bisa diterimakan kepada janda/duda, anak atau ahli waris peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia.8 Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi syarat tertentu.

c. Jaminan Pensiun

Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.9

d. Jaminan Kematian

7 BPJS Ketenagakerjaan, 2014, ”Program Jaminan Kecelakaan Kerja”, http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Kecelakaan-Kerja-

(JKK).html. diakses tanggal 28 September 2016, pukul 20:54

8 Jaminan Sosial Indonesia, 2015, “Program Jaminan Hari Tua”, http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Program/program_jaminan_hari_tua diakses tanggal 28 September 2016, pukul 21:00

9 BPJS Ketenagakerjaan, 2014, ”Program Jaminan Pensiun”, http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Pensiun.html diakses tanggal 28 September 2016, pukul 21:15

(6)

Jaminan Kematian adalah jaminan sosial yang berupa sejumlah uang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja.10 Jaminan kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.11

2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS, sesuai dengan UU JSN dan UU BPJS merupakan badan hukum yang menyelenggarakan program jaminan sosial untuk menjamin seluruh rakyat Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya, menurut Pasal 5 UU BPJS , Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dibagi menjadi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

1. BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI atau POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan

10 BPJS Ketenagakerjaan, 2014, ”Program Jaminan Kematian”, http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Kematian-(JKM).html diakses tanggal 28 September 2016, pukul 21:40

11 BPJS Ketenagakerjaan, 2014, Laporan Keberlanjutan 2014 BPJS Ketenagakerjaan, Tidak Ada Penerbit, Jakarta, h.48

(7)

Usaha lainnya ataupun rakyat biasa, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia.

2. BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden. Menurut Pasal 6 ayat (2) UU BPJS, BPJS Ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakan program jaminan hari tua, jaminan pensiun, jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja bagi seluruh pekerja Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia.

1.3.1 Fungsi dan Tugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

a) Fungsi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

BPJS Ketenagakerjaan menurut Undang-Undang BPJS berfungsi menyelenggarakan empat program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami

(8)

kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap.

Jaminan pensiun ini diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti. Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia. 12

b) Tugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dalam melaksanakan fungsinya, sebagaimana tercantum pada Pasal 10 UU BPJS memiliki tugas untuk :

1. Melakukan dan menerima pendaftaran peserta;

2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;

3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;

4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;

5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;

6. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial; dan

7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat.

12 Kadek Rexy Dewata Putra, 2014, “Penyelenggaraan Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota Denpasar”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar, h.17

(9)

Dapat disimpulkan dalam menjalankan fungsinya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bertugas untuk pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan data kepesertaan, pemungutan dan pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan informasi kepada peserta dan masyarakat. Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam arti menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan peserta.

2.3.2 Wewenang dan Asas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

a) Wewenang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dalam melaksanakan tugasnya, sebagaimana dimaksud Pasal 11 UU BPJS memiliki wewenang sebagai berikut : a. menagih pembayaran iuran;

b. menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati- hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;

c. melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;

d. membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;

e. membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;

f. mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang tidak memenuhi kewajibannya;

g. melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar Iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

(10)

h. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program Jaminan Sosial.

Kewenangan menagih pembayaran luran dalam arti meminta pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.

Program Jaminan Kesehatan Nasional disingkat dengan program JKN adalah suatu program dan masyarakat atau rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. 13

b) Asas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Dalam menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya, menurut Pasal 2 UU SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dalam melaksanakan JKN didasari atas tigas asas, asas kemanusiaan, asas manfaat dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1. Asas Kemanusiaan

Asas kemanusiaan adalah asas yang berkaitan dengan penghargaan terhadap asas kemanusiaan dan memungkinkan setiap orang mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.

13 Ibid, h.20

(11)

2. Asas Manfaat

Asas manfaat adalah asas yang bersifat operasional menggambarkan pengelolaan yang efektif dan efisien. melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal- hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pension

3. Asas Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah asas yang bersifat idiil. Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BPJS Ketenagakerjaan dalam menjalankan tupoksinya, terbagi menjadi 11 Kantor Wilayah (Kanwil) yaitu : Kanwil Sumatera bagian utara (Sumbagut), Kanwil Sumatera bagian barat dan Riau (Sumbariau), Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel), Kanwil DKI Jakarta, Kanwil Banten, Kanwil Jawa Barat, Kanwil Jawa Tengah dan DIY, Kawil Jawa Timur, Kanwil Kalimantan, Kanwil Sumatera dan Maluku, dan Kanwil Bali Nusa dan Papua (Banuspa). Provinsi Bali termasuk didalam Kanwil Banuspa yang beralamat kantor di Jln. Sunset Road Tengah, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kanwil Banuspa memiliki 2 Kantor Cabang yaitu Kantor Cabang Bali Denpasar dan Kantor Cabang Bali

(12)

Gianyar, masing-masing Kantor Cabang memiliki wilayahnya tersendiri, antara lain :

1. Kantor Cabang Bali Denpasar

Kantor Cabang Bali Denpasar atau di sebut juga BALI 1 beralamat kantor di Jln. Hayam Wuruk, No.143, Denpasar, memiliki cakupan wilayah sebagai berikut: Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Jembrana

2. Kantor Cabang Bali Gianyar

Kantor Cabang Bali Gianyar atau disebut juga BALI 2 beralamat kantor di Jln. Dharma Giri By Pass Buruan, Gianyar. Memiliki cakupan wilayah sebagai berikut: Kabupaten Gianyar, Kabupaten Bangli, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Karangasem .

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Sumber air yang terdapat pada daerah ini digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik itu pada kegiatan domestik ataupun kegiatan pertanian,

Therefore, the aim of the current study was to evaluate the measurement of bone density of the mandible jaw associated with angle’s malocclusion classification on

Hal ini berarti bahwa agency cost yang dikeluarkan oleh perusahaan mampu meminimalisir biaya perusahaan maka kinerja perusahaan lebih menunjukkan performa yang

untuk nutrisi yang lebih baik dan pemimpin masyarakat setempat; dan Alimin dari Soppeng, Sulawesi Selatan, yang telah berhasil memperluas perkebunan kakao miliknya dari satu

Perlakuan pengelolaan pupuk dengan pupuk organik dan anorganik pada tanaman Jagung Manado Kuning, tidak berpengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol, diameter tongkol

Dari hasil penelitian aktivitas belajar dapat disimpulkan bahwa dari 95 responden aktivitas belajar paling banyak adalah aktivitas belajar sedang yaitu sebanyak 85 responden

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berbasis multimedia terintegrasi android untuk pembelajaran laju reaksi

dalam membuat program IPE.; Masih sedikit yang membuat review literature , mempunyai dampak kekurangan pengetahuan, dan evaluasi pengetahuan perilaku, dan berhubungan