PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN
FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX
Mohammad Sohib1, Dahruji Dahruji2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel makro ekonomi yang diwakili Konsumsi rumah tangga, Suku Bunga BI7DRR, Nilai Tukar (Kurs) variabel fundamental perusahaan yang diwakili ROE, NPM dan DER terhadap Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2016-2020.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari website resmi Idonesian Stock Exchange (IDX). Untuk analisis data menggunakan alat uji statistik berupa regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien sebesar 62%. Secara parsial variabel makro ekonomi Konsumsi rumah tangga bepengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) sedangkan suku bunga BI7DRR dan kurs berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII.
Sedangkan perwakilan dari variabel fundamental perusahaan ROE berpengaruh positif signifikan, NPM berpengaruh negatif signifikan dan DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII). Dan hasil uji secara simultan atau bersama-sama variabel Konsumsi rumah tangga, Suku Bunga BI7RR, Nilai Tukar (Kurs), ROE, NPM dan DER berpengaruh terhadap Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII).
Kata Kunci: Analisis Pengaruh, Makro Ekonomi, Fundamental, Harga Saham, Jakarta Islamic Index.
Abstract
This study aims to determine the effect of macroeconomic variables represented by Household Consumption, BI7DRR Interest Rate, Exchange Rate of the company's fundamental variables represented by ROE, NPM and DER on the Jakarta Islamic Index (JII) Stock Price in 2016-2020 period. This study uses quantitative method. The data used is secondary data taken from the official website of Indonesian Stock Exchange (IDX). For the data analysis, it uses statistical test tool in the form of multiple linear regression. Based on the results of hypothesis testing, the coefficient value obtained is 62%. Partially, the macroeconomic variable Household Consumption has an insignificant positive effect on the Jakarta Islamic Index (JII) Stock Price While the BI7DRR Interest Rate and the exchange rate has an insignificant negative effect on JII's stock price. While the representative of the company's fundamental variables
ROE has a significant positive effect, NPM has a significant negative effect and DER has an insignificant negative effect on the Jakarta Islamic Index (JII) Stock Price. Furthermore, the simultaneous test result show that the variables Household Consumption, BI7RR Interest Rate, Exchange Rate, ROE, NPM and DER affect the Jakarta Islamic Index (JII) Stock Price.
Keywords: Influence Analysis, macroeconomic, fundamental, Stock Price, Jakarta Islamic Index.
PENDAHULUAN
Hadirnya kumpulan saham-saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII) relatif masih belum lama, akan tetapi dalam kumpulan saham Jakarta Islamic Index (JII) ini, dari tahun ke tahun menunjukkan nilai yang terus meningkat. Minat investor semakin tinggi dalam berinvestasi di saham syariah. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, nilai kapitalisasi pasar saham syariah JII tercatat yang sebesar 2.035.189,92 Triliun dan terus mengalami peningkatan di tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2019 jumlah kapitalisasi pasar saham JII sebesar 2.318.565,69 Triliun, meningkat sekitar 283.375,77 Miliar atau sebesar 13,9% dalam bentuk persentase. Sedangkan bila dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 2.058.772,65 Triliun, hanya meningkat sebesar 23.582,73 Miliar atau sebesar 1,16% dalam bentuk persentase. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif dari tahun ke tahun, namun dalam lima tahunan mengalami peningkatan. Disamping meningkatnya kapitalisasi pasar indeks saham Jakarta Islamic Index (JII) dan jumlah saham syariah dari tahun ke tahun, kinerja harga saham Jakarta Islamic Index (JII) Justru malah berbanding terbalik, yakni dalam lima tahun mengalami penurunan dan cendrung fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1 Kinerja harga indeks saham Jakarta Islamic Index (JII) dan LQ45
Ada dua bagian ilmu ekonomi pada umum nya, yakni ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro adalah analisis tentang aktivitas ekonomi suatu negara atau pemerintahan, sedangkan ekonomi mikro adalah analisis tentang aktivitas individual atau pelaku usaha dalam ekonomi suatu negara1. Konsep makro ekonomi baiasanya dilakukan oleh analis sebelum masuk pada valuasi perusahaan.
Dalam penelitian Filho (2013) mengatakan bahwa, “konsumsi yang tinggi dapat meningkatkan aliran kas suatu perusahaan dan akan mengakibatkan return pada Ibovespa (Indeice da Bolsa de Valores de Sao Paulo)”.
Jadi nilai dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas saling berhubungan. Sehingga hal ini menunjukkan jika arus kas meningkat maka akan meningkatkan nilai perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan2.
Suku bunga merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang dapat mempengaruhi perekonomian suatu Negara. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi investor khususnya dalam mengambil keputusan investasi.
1 A Karim, Adiwarman, Ekonomi Makro Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2015. Edisi Ketiga, 1.
2 Brigham, Eugene F, Intermediate Finansial Management. The Dryden Press, 6th edition 1997.
Dalam Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Karya : Farah Rizky Fauzia
Affandi, Hubungan Keterkaitan Tingkat Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Dan Net Ekspor Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 2015
Pada dasarnya tingkat suku bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham3.
Kurs atau nilai tukar merupakan dari bebagai macam mata uang luar negeri. Kenaikan harga mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing menandakan bahwa mata uang asing sedang mengalami penguatan, begitu sebaliknya4. Hubungan harga saham dengan kurs berlandaskan pada pendekatan keseimbangan portofolio para investor dalam mengalokasikan asset nya terhadap asset alternatif seperti uang domestik, sekuritas domestik maupun asing. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi harga saham yang kemudian memicu naik turun nya indeks harga saham5.
Return On Equity Ratio (ROE) ini untuk mengukur seberapa mampu perusahaan memanfaatkan dana pemegang saham dalam memaksimalkan keuntungan. Semakin tinggi ROE menunjukkan profitabilitas sebuah perusahaan yang semakin baik6. ROE berpengaruh terhadap harga saham, karena Meningkatnya nilai ROE menunjukkan adanya peningkatan laba bersih sebuah perusahaan, sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dan harga saham akan mengalami kenaikan dikarenakan permintaan dari investor meningkat7.
Net Profit Margin merupakan cara yang baik untuk membandingkan perusahaan industri yang serupa, karena perusahaan umumnya tunduk pada kondisi yang sama. Tetapi NPM juga dapat membandingkan perusahaan industri yang berbeda untuk mengukur industri mana yang relatif lebih
3 Tandelilin, Portofolio Dan Investasi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, Edisi Pertama, 2010.
4 Mudrajad Kuncoro,Mudah Memahami & Menganalisis Indikator Ekonomi,Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2013.
5 Herni Ali, Analisis Pengaruh Faktor Variabel Makroekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2013. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Signifikan Vol.3 No, 2 Oktober 2014.
6 Ibid, 41.
7 Ayu Dek Ira & Luh Gede Sri, Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi Dan Fundamental Perusahaan Terhadap Harga Saham Indeks LQ-45 Di BEI,
menguntungkan8. Maka dengan ini dapat mempengaruhi harga saham dikarenakan semakin banyak investor yang tertarik pada perusahaan di industri tersebut.
Debt To Equity Ratio (DER) yaitu dengan membandingkan antara total utang perusahaan dengan total ekuitas atau dana dari pemegang saham. Maka tentu semakin rendah rasio DER mengindikasikan semakin sehat kondisi perusahaan tersebut, ditandai dengan jumlah utang yang kecil bila dibandingkan dengan total ekuitas atau dana pemegang saham9. Sehingga investor umumnya paling menghindari saham yang terdapat rasio DER yang besar.
Pada fenomena fluktuasi pertumbuhan indeks harga saham JII yang terdapat pada tabel 1 di atas menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Dan Fundamental Perusahaan Terhadap Harga Saham Indeks Jakarta Islamic Index (JII)” dengan rincian variabel makro yang digunakan adalah Konsumsi rumah tangga, suku bunga atau BI7DRR dan nilai tukar. Sedangkan untuk rincian dari variabel fundamental perusahaan, rasio yang akan diambil adalah rasio profitabilitas dan rasio hutang/kewajiban. Rasio profitabilitas yakni ROE dan NPM sedangkan untuk rasio hutang/keawajiban adalah DER.
KAJIAN LITERATUR
Return On Equity Ratio (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah hasil pengembalian atas ekuitas yang mengukur sebarapa besar kontribusi ekuitas terhadap laba bersih yang diciptakan. Return On Equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan
8 Sugi Priharto, Net Profit Margin : Pengertian, Formula Dan Perbedaanya Dengan Gross Profit Margin, (November 2020) dalam blog www.accurate.id
9 Raymod Budiman, Rahasia Analisis Fundamental Saham, 44
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari efektivitas perusahaan dengan memanfaatkan ekuitas yang ada. Dengan kata lain, rasio ini digunankan untuk mengukur seberapa besar laba yang diperoleh dalam satuan rupiah dari total ekuitas. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan total ekuitas perusahaan10.
Net Profit Margin (NPM )
Rasio Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam dalam menghasilkan laba bersih setelah dikurangi pajak. Rasio ini tidak hanya menjadi patokan besarnya laba terhadap penjualan saja, namun juga dapat menilai efektivitas dan efesiensi biaya produksi, biaya overhead dan biaya-biaya dalam mendukung opersional perusahaan. Maka Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan total jumlah laba bersih dengan total penjualan atau pendapatan11.
Debt On Equity Ratio (DER)
Rasio DER merupakan rasio yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh utang atau kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Debt On Equity Ratio (DER) adalah membandingkan total utang perusahaan dengan total ekuitas atau dana dari pemegang saham12.
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumahtangga merupakan pengeluaran dari barang dan jasa rumah tangga dengan tujuan konsumsi atau bisa disebut juga pengguna akhir dari berbagai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga pada
10 Hery, “Analisis Laporan Keuangan”,Yogyakarta : CAPS 2015, 29.
11 Yodie Hardiyana, Menghitung Net Profit Margin (NPM) Dan Manfaatnya Bagi Investor,
http://bigalpha.id/news/menghitung-net-profit-margin-npm-dan-manfaatnya-bagi-investor, diakses pada tanggal 7 Maret 2021.
12 Raymond Budiman, Rahasia Analisis Fundamnetal Saham, 44.
suatu perekonomian Negara dengan 12 klasifikasi jenis barang dan jasa yaitu : Makanan dan minuman beralkohol, makanan dan minuman tidak beralkohol, pakaian dan alat kaki, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya, perumahan, tembakau dan narkotik, furniture, perlengkapan rumah tangga dan peliharaan rutin, kesehatan, angkutan, komunikasi, hiburan dan kebudayaan, pendidikan, penyediaan makan minum dan penginapan/hotel, barang dan jasa lainnya13.
Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga terbagi menjadi dua macam, yaitu tingkat suku bunga nominal dan tingkat suku bunga real. Tingkat suku bunga nominal merupakan tingkat suku bunga yang dibayar bank. Sedangkan tingkat suku bunga real merupakan kenaikan daya beli.
Dalam teori Fisher mengatakan diteori kuantitas bahwa tingkat suku bunga nominal ketika tingkat pertumbuhan meningkat sebesar 1 persen maka juga akan mengakibatkan kenaikan 1 persen pada tingkat inflasi. Sedangkan kenaikan tingkat inflasi 1 persen akan mengakibatkan kenaikan 1 persen juga pada tingkat suku bunga nominal. Hubungan antara tingkat inflasi dengan tingkat suku bunga nominal disebut dengan efek fisher.
Nilai Tukar (kurs)
Bagi negara berkembang seperti Indonesia, peranan kurs ata nilai tukar sangatlah penting, khususnya terhadap mata uang keras (hard currencies) seperti Dolar AS dan Yen Jepang. Karena sebagai negara yang sedang melakukan perkembangan ekonomi, maka akan berhubungan langsung dengan sektor-sektor perdagangan luar negeri, investasi, bahkan berkaitan dengan beban utang luar negeri (LN) yang merupakan sumber dana
13 Badan Pusat Statistik, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga. Dari www.sirusa.bps.go.id diakses pada 15 juli 2021
pembangunan.Berfultuasinya nilai tukar atau kurs tidak lepas juga akibat dari variabel-variabel fundamental ekonomi lain seperti tingkat suku bunga dalam dan luar negeri, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi14. Pertukaran barang dan jasa pada perdagangan internasional akan diikuti dengan nilai kurs mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai mata uang antar negara pastinya berbeda. Sehingga pada transaksi internasional terdapat resiko kurs mata uang. Maka dari itu untuk memperkecil resiko tersebut perlu dilakukan antisipasi dan manajemen keuangan yang baik. Salah satunya dengan cara menghitung nilai kurs mata uang asing. Berikut adalah rumus perhitungan apresiasi dan depresiasi mata uang dollar :
Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks saham syariah yang pertama kali diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 juli 2000.
Saham syariah yang terkumpul di indeks JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti indeks ISSI, review saham syariah yang menjadi ketentuan JII dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, pada bulan mei dan November. Mengikuti review DES oleh OJK. BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi bagian indeks JII.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah merupakan gambaran suatu konsep hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Kerangka pemikiran yang baik akan dapat menggambarkan dan menjelaskan pertautan antar variabel kemudian dirumuskan dalam bentuk pradigma penelitian. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan seperti gambar 1 berikut :
14 Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami, Jakarta : Rajawali Pers (2015), 157.
Hipotesis
Hubungan Konsumsi rumah tangga, Suku Bunga, Kurs, ROE, NPM, dan DER Terhadap Harga Saham
Dalam penelitian Renny Harianti (2018), Hesniati & Lita Christina (2018) variabel Suku Bunga, Kurs, ROE, NPM dan DER secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Harga Saham.
H1 : Diduga Variabel Konsumsi rumah tangga, Inflasi, M2, Suku Bunga, Kurs, ROE, NPM dan DER secara bersamaan berpengaruh terhadap Harga Saham Hubungan Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Harga Saham
Dalam penelitian Filho (2013) mengatakan bahwa, “konsumsi yang tinggi dapat meningkatkan aliran kas suatu perusahaan dan akan mengakibatkan return pada Ibovespa (Indeice da Bolsa de Valores de Sao Paulo)”. Arus kas menggambarkan laba bersih ditambah depresiasi, secara langsung diberikan kepada investor yaitu setelah perusahaan menanamkan investasi pada fixed asset dan modal kerjanya untuk kelanjutan operasi. Jadi nilai dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas saling berhubungan. Sehingga hal ini menunjukkan jika arus kas meningkat maka
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
akan meningkatkan nilai perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan15.
H2 : Diduga variabel konsumsi rumah tangga berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham.
Hubungan Nilai Tukar (kurs) Terhadap Harga Saham
Siti Muzdalifah & Ali Rama, (2018) menemukan hasil dalam penelitianya mengatakan bahwa nilai tukar atau kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kurs dapat berpengaruh terhadap harga saham apabila terjadi depresiasi atau pelemahan pada mata uang lokal terhadap mata uang asing, disebabkan oleh menurunnya impor karena mahalnya bahan baku untuk produksi perusahaan. Ketikan harga bahan baku mengalami kenaikan maka akan mempengaruhi penurunan produksi dan biaya produk meningkat.
Sehingga pendapatan atau laba perusahaan turun, para investor juga akan cenderung menjual saham-saham yang dimiliki, karena resiko meningkat dan deviden yang akan didapat juga menurun bahkan bisa menimbulkan kerugian bagi investor.
H3 :Diduga variabel Nilai Tukar (kurs) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hubungan Suku Bunga (B7DRR) Terhadap Harga Saham
Mohammad Aryo Arifin & Santi puspita, (2018) menemukan hasil dalam penelitiannya mengatakan bahwa suku bunga memiliki pengaruh siginifikan terhadap harga saham. Mencerminkan bahwa tinggi nya suku bunga akan mengakibatkan meningkatnya biaya modal perusahaan sehingga akan mengurangi laba perusahaan dan tingginya suku bunga akan mengakibatkan
15 Brigham, Eugene F, Intermediate Finansial Management. The Dryden Press, 6th edition 1997.
Dalam Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Karya : Farah Rizky Fauzia
Affandi, Hubungan Keterkaitan Tingkat Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Dan Net Ekspor Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 2015
investor cenderung memindah dana nya dari instrumen investasi yang bersiko besar (saham) kepada instrumen investasi yang memiliki resiko kecil (deposito) sehingga harga saham akan mengalami depresiasi dikarenakan penjualan yang masif.
H4 :Diduga variabel Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hubungan Return On Equity Ratio (ROE) Terhadap Harga Saham
Ayu Dek Ira & Luh Gede Sri, (2016) Mohammad Aryo Arifin & Santi puspita, (2018) Renny Harianti, (2018) menemukan hasil dalam penelitiannya mengatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham, karena Meningkatnya nilai ROE menunjukkan adanya peningkatan laba bersih sebuah perusahaan, sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dan harga saham akan mengalami kenaikan dikarenakan permintaan dari investor meningkat.
H5 :Diduga variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hubungan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham
Renny Harianti, (2018) menemukan dalam penelitian bahwa NPM berpengaruh terhadap harga saham. karena Meningkatnya nilai NPM menunjukkan bahwa perusahaan semakin efesien dalam mengefesiensi seluruh beban biaya dari total penjualanya, sehingga laba perusahaan meningkat walaupun penjualan tetap dan ini akan menarikminat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut dan harga saham akan mengalami kenaikan dikarenakan permintaan dari investor meningkat.
H6 :Diduga variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hubungan Debt On Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
Mohammad Aryo Arifin (2018) mengatakan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini mencerminkan bahwa
semakin besar rasio DER maka semakin menurun harga saham tersebut, dikarenakan investor lebih tertarik dengan perolehan laba perusahaan daripada harus menanggung beban bunga perusahaan sehingga hal tersebut akan mempengaruhi harga saham.
H7 :Diduga variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini jenis metode yang digunakan adalah kuantitatif deskrptif yang berupa angka-angka dengan analisis data hingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik. Hubungan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebab-akibat (kausal). Jangka waktu penelitian ini adalah enam bulan yang tersusun dari tahap persiapan dan identifikasi, tahap pengumpulan data, dan tahap terakhir adalah pengolahan dan interpretasi data16.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah diperoleh dengan cara mengambil data yang sudah dipublikasikan di website IDX, OJK, BEI, BI dan BPS Pusat. Data yang didapat terformat dalam bentuk data-data laporan keuangan perusahaan Jakarta Islamic Index (JII) dan data- data pertumbuhan Konsumsi rumah tangga, Kurs, dan BI7DRR serta Laporan keuangan perusahaan di Indonesia tahun 2016-2020.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari dua pengujian alat statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik infrensial. Statistik deskriptif berfungsi untuk menggambarkan secara umum yang berhubungan dengan sampel kemudian dilanjutkan dengan statistik infrensial yang berfungsi
16Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2013, 80.
sebagai pengujian asumsi-asumsi kelayakan model dan pengambilan keputusan yang berupa pengaruh terhadap variabel dependent17.
Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif merupakan suatu uji yang menggambarkan deskripsi suatu data yang disajikan dalam bentuk nomerik dengan perhitungan hasil rata-rata (mean), maksimum, dan minimum guna meringkas perbandingan beberapa data atau sampel18. Uji analisis deskriptif tersebut diperoleh dari hasil cara mengolah data kedalam aplikasi SPSS 16.
Uji Asumsi Normalitas
Uji asumsi normalitas dipergunakan untuk melihat apakah dalam uji T- Statistik dan F-Statistik berdistribusi normal. Apabila dalam uji tersebut tidak berdistribusi normal, maka uji statistik dinyatakan tidak valid untuk jumlah sampel kecil maupun besar. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara guna melihat apakah residual berdistribusi normal, yaitu dengan uji grafik dan uji statistik19.
Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji Asumsi multikolinieritas umumnya dipergunakan untuk melihat apakah suatu model regresi terdapat korelasi yang besar antara variabel independent yang satu dengan yang lainnya20. Suatu Model bisa dikatakan terhindar dari gejala multikolinieritas jika nilai toleran > 0.10 dan memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 maka model dapat dinyatakan terbebas dari gejala multikolinieritas21.
Uji Asumsi Autokorelasi
17Gunawan, I, Pengantar Statistika Infrensial (Ed.I). Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
18Yamin & Kurniawan, SPSS Complete; Teknik Analisis Lengkap Dengan Software SPSS, 2011.
19Janie, Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS, 2012.
20 Janie, Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS,V, P Semarang2012
21Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9. Semarang : Universitas Diponegoro, 2018.).
Uji asumsi autokorelasi umumnya digunakan untuk mengetahui apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya)22. Apabila model terjadi korelasi maka dinyatakan terjadi autokorelasi pada data silang waktu (cross section), gejala autokorelasi biasanya jarang terjadi pada data observasi yang diperolehdari individu atau kelompok berbeda.
Uji Asumsi Heterokedastisitas
Uji asumsi heterokedastisitas umumnya dipakai untuk melihat apakah dalam suatu model regresi terdapat perbedaan variance dari residual antar pengamatan. Apabila variance asumsi antar pengamatan adalah sama, maka disebut Homoskedastisitas dan apabila berbeda artinya terjadi Heteroskedastisitas. Model regresi dinyatakan bagus apabila terjadi homoskedastisitas atau terbebas dari gejala heroskedastisitas23. Gejala Heteroskidastisitas salah satunya dapat dilihat sebagai dasar pengambilan keputusan adalah dari grafik secatterplots dengan melihat titik-titik penyebaran secara random baik di atas maupun dibawah nilai 0 pada sumbu variabel Y. Maka Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi terhindar dari Heteroskidastisitas24.
Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian terhadap hipotesis yang akan dilakukan yaitu dengan metode regresi linier berganda, merujuk pada penelitian Filho (2013) Ayu Dek Ira &
Luh Gede Sri, (2016) Mohammad Aryo Arifin & Santi puspita, (2018) Renny Harianti, (2018). Sedangkan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu menguji pengaruh Konsumsi Rumah Tangga, Kurs, Suku Bunga B7DRR,
22 Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometrika,(Yogyakarta: ANDI,2005).
23 Gujarati, Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS 2007
24Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9.Semarang : Universitas Diponegoro, 2018, 139.
ROE, NPM dan DER terhadap Harga Saham JII. Adapun persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Harga Saham = B0 + B1 Konsumsi RT + B2 Suku Bunga + B3 Kurs + B4 ROE + B5 NPM + B6 DER
Keterangan :
B0 : Konstanta
B1 – B6 : Koefisien Regresi Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan model untuk menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisaran antara 0 (nol) sampai 1 (satu), maka semakin mendekati nilai 1 (satu) menandakan semakin dapat menjelaskan informasi yang dibutuhkan untuk variabel independen. Idealnya nilai R Square minimal 60%,dan juga ada yang mengatakan setidaknya 50%. Namun, yang mengatakan nilai 20% dianggap sudah memenuhi itu hanya untuk penelitian sosial. Nilai determinasi 60% sangat beralasan bila model tersebut digunakan dalam mengestimasi nilai variabel dependent, estimasi tidak akan akurat bila koefisien determinasi di bawah 50%25.
Uji Simultan (F-Statistik)
Uji Simultan atau Uji F-Statistik umumnya untuk mengukur sejauh mana variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Dalam pengujian ini menggunakan nilai signifikansi sebesar 0,05 yang akan dibandingkan dengan nilai signifikan. Dalam mengukur Goodness of Fit suatu model dapat diukur darin nilai statistik F dengan kriteria pengujian Goodness of Fit :26 Jika nilai signifikan probabilitas diketahui F < 0,05 menunjukkan uji model tersebut sudah tepat dan layak digunakan pada penelitian. Jika
25Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9.
26 Ibid,
signifikan probabilitas diketahui F > 0,05 menunjukkan uji model tersebut belum tepat dan tidak layak digunakan pada penelitian.
Uji Parsial (T-Statistik)
Uji T digunakan untuk melihat seberapa signifikan pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependent. Adapun dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji t yaitu jika H0 diterima dan H1
ditolak jika t-hitung < dari t-tabel atau jika nilai signifikan > 0,05. Maka variabel independent berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependent. Jika H0 ditolak dan H1 diterima jika t-hitung > dari t-tabel atau jika nilai signifikan < 0,05. Maka variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent27.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Regresi Linier Berganda
Metode penelitian ini menggunakan metode analisis linier berganda, yang terdiri dari atas 13 perusahaan yang terdaftar di JII periode 2016-2020 jangka waktu ialah 5 tahun, dengan sampel keseluruhan sebanyak 65 observasi.
Tabel 2 Hasil Regresi Linier Berganda
Sumber : SPSS 20 (data diolah)
27 Ibid.,
Berdasrkan Tabel 2 Hasil Uji Regresi linier berganda di atas secara sistematis dapat ditulis kedalam persamaan sebagai berikut :
Harga Saham = 12.239 + 0.019– 0.167– 0.417 + 0.609 –0.349–0.108 ……… (2)
Uji Determinasi
Tabel 3 Hasil Uji Determinasi
Sumber : SPSS 20 (data diolah)
Nilai R-Square yang terdapat pada Tabel 3 Hasil koefisien determinasi di atas berfungsi untuk mengukur seberapa besar model tersebut dapat menggambarkan variabel dependent. Untuk nilai R-Square pada tabel 3 di atas sebesar 0.623 yang menandakan bahwa model dapat menerangkan variabel dependent sebesar 62% selebihnya sekitar 38% dijelaskan oleh variabel yang lainnya di luar model tersebut. Umumnya nilai R-Square sebesar 62% merupakan kategori nilai yang ideal. Namun hal ini merupakan nilai yang wajar karena data yang digunakan bersifat data silang atau Crossection yang memiliki variasi data di dalamnya.
Uji Simultan (F-Statistik) Tabel 4 Hasil Uji F-Statistik
Sumber : SPSS 20 (data diolah)
Pada Tabel 4 Hasil Uji F-Statistik di atas berfungsi untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen yang ada pada penelitan secara bersama-sama terhadap Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) dengan derajat kepercayaan yang digunakan adalah 5%. Membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Apabila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis Konsumsi RT, Suku Bunga BI7DRR, Kurs, ROE, NPM dan DER (H1) dalam penelitian ini yaitu : Berdasarkan analisis tersebut diperoleh Fhitung
sebesar 15.955 > Ftabel yang sebesar 2.08 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan uji model tersebut dinyatakan sudah tepat dan layak digunakan pada penelitian. Dan dapat diartikan bahwa variabel Konsumsi RT, Suku Bunga BI7DRR, Kurs, ROE, NPM dan DER bepengaruh secara simultan terhadap Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII).
Uji Parsial (T-Statistik
Uji T digunakan untuk melihat seberapa signifikan pengaruh variabel independen yaitu Konsumsi rumah tangga, Suku Bunga B7DRR, Kurs, ROE, NPM, DER secara individual terhadap variabel dependent Harga saham JII.
Berdasarkan Table 2 di atas maka hasil dari Uji T-Statistik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Hipotesis Konsumsi RT dalam penelitian ini yaitu :
Konsumsi rumah tangga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII. Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.019 menandakan ada hubungan searah antara variabel independent Konsumsi rumah tangga terhadap variabel dependent Harga saham JII. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.615 >
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima.
Hipotesis Suku Bunga B7DRR dalam penelitian ini yaitu :
suku bunga berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII.
Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.167 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent suku bunga dengan variabel dependent Harga saham JII. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.793 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima.
Hipotesis Nilai Tukar dalam penelitian ini yaitu :
Nilai Tukar (kurs) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII. Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.417 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent kurs dengan variabel dependent Harga saham JII. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.834 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima.
Hipotesis ROE dalam penelitian ini yaitu :
ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham JII.
Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.609 menandakan ada hubungan searah antara variabel independent ROE dengan variabel dependent Harga saham JII. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak.
Hipotesis NPM dalam penelitian ini yaitu :
NPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham JII.
Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.349 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent NPM dengan variabel dependent Harga saham JII.
Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak.
Hipotesis DER dalam penelitian ini yaitu :
DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII.
Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.108 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent DER dengan variabel dependent Harga saham JII.
Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.104 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data, hasil dari analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya bahwa untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat uji statistik berupa regresi linier berganda maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisis uji simultan diperoleh Fhitung sebesar 15.955 > Ftabel yang sebesar 2.08 menunjukkan bahwa H0 ditolak. maka dapat diartikan bahwa variabel Konsumsi RT, Suku Bunga BI7DRR, Kurs, ROE, NPM dan DER bepengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII).
Konsumsi rumah tangga, Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.019 menandakan ada hubungan searah antara variabel independent Konsumsi rumah tangga terhadap variabel dependent Harga saham JII. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.615 >
0.05 yang memiliki arti bahwa Konsumsi rumah tangga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII artinya naik dan turunya Konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham JII.
Suku Bunga, Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.167 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent suku bunga dengan variabel dependent Harga saham JII. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.793 > 0.05 yang memiliki arti bahwa suku bunga berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII artinya naik dan turunya suku bunga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham JII.
Kurs, Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.417 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent kurs dengan variabel dependent Harga saham JII.
Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.834 > 0.05 yang memiliki arti bahwa kurs berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII artinya naik dan turunya kurs memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham JII.
ROE, Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.609 menandakan ada hubungan searah antara variabel independent ROE dengan variabel dependent Harga saham JII.
Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05 yang memiliki arti bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham JII artinya naik dan turunya ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham JII.
NPM, Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.349 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent NPM dengan variabel dependent Harga saham JII. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05 yang memiliki arti bahwa NPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham JII
artinya naik dan turunya NPM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham JII.
DER, Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.108 menandakan ada hubungan tidak searah antara variabel independent DER dengan variabel dependent Harga saham JII.
Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.104 > 0.05 yang memiliki arti bahwa DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham JII artinya naik dan turunya DER memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham JII.
DAFTAR PUTAKA Buku
A Karim, Adiwarman, Ekonomi Makro Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2015. Edisi Ketiga, 1.
Gujarati, Essentials Of Econometrics,Jakarta : Erlangga, 2007.
Gunawan, I, Pengantar Statistika Infrensial (Ed.I). Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Huda, nurul & Edwin, Mustafa,Investasi Pada Pasar Modal Syariah. (Jakarta : kencana 2008), 55.
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9. Semarang : Universitas Diponegoro, 2018.
Janie, Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS,V, P Semarang, 2012
Mudrajad Kuncoro,Mudah Memahami & Menganalisis Indikator Ekonomi,Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2013.
Raymod Budiman, Rahasia Analisis Fundamental Saham, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2019.
Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometrika,(Yogyakarta: ANDI, 2005).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2013, 80.
Tandelilin, Portofolio Dan Investasi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, Edisi Pertama, 2010.
Yamin, S & Kurniawan, H, SPSS Complete; Teknik Analisis Lengkap Dengan Software SPSS : Salemba Infotek, 2011.
Jurnal
Ayu Dek Ira & Luh Gede Sri, Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi Dan Fundamental Perusahaan Terhadap Harga Saham Indeks LQ-45 Di BEI, E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 5, No.4, 2016.
Brigham, Eugene F, Intermediate Finansial Management. The Dryden Press, 6th edition 1997. Dalam Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Karya : Farah Rizky Fauzia Affandi, Hubungan Keterkaitan Tingkat Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Dan Net Ekspor Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 2015
Herni Ali, Analisis Pengaruh Faktor Variabel Makroekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2013. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Signifikan Vol.3 No, 2 Oktober 2014.
Website
Sugi Priharto, Net Profit Margin : Pengertian, Formula Dan Perbedaanya Dengan Gross Profit Margin, (November 2020) dalam blog www.accurate.id