• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Di laboratorium, kegiatan pencucian, umumnya ditujukan pada peralatan/instrumen, atau benda lainnya yang terbuat dari gelas. Pengetahuan tentang sifat dari suatu bahan atau zat (seperti daya larut di dalam suatu pelarut, sifat kepolaran, dan kereaktifannya) serta pengetahuan tentang berbagai tipe reaksi kimia, dapat diterapkan dalam proses pencucian terhadap berbagai benda yang terbuat dari gelas. Kebersihan peralatan/instrumen dari gelas yang terlibat langsung dalam percobaan sangat menentukan sifat kejelasan data pengamatan dan ketepatan dari kesimpulan/hasil percobaan.

Pada bagian ini yang akan dibahas adalah cairan pencuci (pembersih), cara membuat, dan teknik penerapannya pada pencucian peralatan (terutama peralatan gelas).

A. PERALATAN GELAS

Beberapa peralatan gelas seperti tabung reaksi, gelas kimia, gelas Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, vol-pipet, labu takar, buret, bahkan botol-botol reagen serta beberapa peralatan gelas lainnya harus bebas dari kotoran. Kotoran berupa sisa-sisa zat kimia atau noda lainnya dapat mengaburkan data pengamatan bahkan dapat menggagalkan percobaan atau eksperimen itu sendiri. Kesimpulan yang diambil pun menjadi kurang tepat/teliti atau salah. Bukan itu saja, kerugian akan dialami dalam hal waktu, tenaga, dan juga finansial (pemborosan bahan/zat) karena akan mempertinggi biaya pelaksanaan eksperimen dari yang seharusnya, atau karena kegagalan harus mengulangi eksperimen serupa dari awal. Sementara itu, pereaksi yang akan dikemas dalam botol pereaksi dapat tercemar oleh kotoran yang menempel pada dinding-dalam botolnya.

(2)

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau pembersihan pada saat lainnya. Semakin lama tersimpan, semakin keras dan semakin melekat kuat kotoran itu. Akibatnya, kotoran semakin sukar larut oleh cairan pembersih sederhana, dan pekerjaan pembersihan dan pencucian selanjutnya akan menjadi lebih lama dan rumit karena semakin banyak tahap dan jenis cairan pencuci yang harus diterapkan. Jika memungkinkan, peralatan harus segera dibersihkan saat itu juga setelah selesai digunakan. Zat atau kotoran yang masih basah akan jauh lebih mudah dibersihkan.

Beberapa peralatan gelas yang akan digunakan biasanya disertai dengan penjelasan “bersih”; “kering”; atau “bersih dan kering”. Penafsiran terhadap istilah ini menjadi penting karena penafsiran yang salah akan memunculkan tindakan atau perbuatan yang tidak perlu (tidak efisien) atau justeru tindakan itu dapat mengganggu proses dan hasil percobaan.

Istilah “bersih” mempunyai arti bahwa peralatan itu harus bebas dari zat-zat yang terlibat langsung pada hasil, atau peralatan itu harus bebas dari zat-zat yang dapat menyebabkan perubahan pada komposisi atau konsentrasi pereaksi.

Tabung reaksi dan alat gelas lainnya yang akan digunakan untuk melangsungkan reaksi kimia haruslah bersih namun dinding-dalamnya tidak perlu kering dari air jika alat gelas itu akan digunakan untuk melangsungkan reaksi dalam pelarut air. Ciri tabung yang bersih, setelah dibilasi dengan air suling dan disimpan terbalik pada rak-nya, airnya akan meluncur ke bawah dan tabung tampak transparan (lapisan air merata/seragam di semua bagian dindingnya). Pada keadaan ini, air segera menyusut dan tabung menjadi relatif lebih cepat mengering. Kecuali bila disyaratkan bahwa tabung harus dalam keadaan kering, maka tabung itu harus benar-benar kering. Tabung yang masih basah dapat dipanaskan secara perlahan dan merata di atas api kecil untuk menguapkan airnya.

Tabung (atau alat gelas lainnya) harus bebas air jika akan digunakan untuk pereaksi dengan pelarut bukan-air. Tabung atau alat gelas yang masih basah hasil pencucian dengan air, agar cepat mengering (bebas air), selanjutnya dapat dibilasi dengan sedikit alkohol-teknis (untuk mengikat air) dan dibiarkan mengering. Jika dirasa perlu, lakukan pembilasan dengan sedikit pelarut dari pereaksi yang terlibat).

(3)

Tampak bahwa istilah “bersih” menuntut tindakan atau perbuatan tertentu terhadap alat gelas yang bersangkutan, dan pengertiannya bergantung pada sifat pereaksi atau sifat percobaan. Jelaslah, membersihkan tabung kemudian mengeringkannya dengan kertas tisu (kertas saring atau lap) merupakan tindakan yang tidak perlu bahkan tindakan ini dapat menyebabkan tabung justeru menjadi tidak bersih karena adanya serat-serat yang menempel pada dinding-dalam tabung.

Kata “bersih” untuk peralatan gelas seperti vol-pipet, labu takar, atau buret, sama pengertiannya dengan tabung reaksi “bersih”. Dinding bagian-dalamnya tidak perlu dikeringkan. Hanya air-suling pembilas yang membasahi alat ukur tersebut dapat menyebabkan jumlah zat yang akan diukur berubah komposisi atau konsentrasinya. Sebelum difungsikan, alat ukur tersebut harus dibilasi dulu dengan sedikit larutan yang akan diukur volumnya.

Sedangkan istilah “kering” paling tidak memiliki pengertian bahwa sesuatu tidak mengandung baik berupa air maupun zat lain yang membasahinya. Alat gelas yang masih basah oleh air dapat mengakibatkan alat gelas menjadi retak atau pecah saat dikenai api langsung. Selain itu, adanya air (atau pembasah lain) mungkin tidak dikehendaki karena dapat mempengaruhi proses atau hasil reaksi. Pembasah dapat menyebabkan reaksi yang sesungguhnya tidak terjadi, tetapi reaksi lain atau reaksi samping yang tidak diharapkan justeru yang terjadi. Hal ini dapat mengganggu pengamatan atau hasil percobaan. Dengan demikian istilah “bersih dan kering” mempunyai pengertian yang dibentuk dari pengertian yang dikandung oleh kedua kata yang telah dijelaskan di atas.

Dapat dinyatakan bahwa pembersihan alat gelas berarti membersihkan zat atau noda yang menempel pada alat itu. Pembersihan alat dapat dilakukan dengan cara menguapkan zat atau noda yang menempel (melalui pemanasan), atau dapat dilakukan dengan cara melarutkan (mereaksikan) zat/noda itu dengan pelarut/pencuci dan kemudian mengeluarkannya dari alat. Jelaslah bahwa tindakan pembersihan alat gelas bergantung pada sifat zat/noda yang menempel di samping sifat dari alat gelas yang akan dibersihkan. Alat gelas tertentu dapat retak atau pecah jika dipanaskan pada suhu cukup tinggi. Cara membersihkan alat gelas yang paling umum adalah dengan menggunakan cairan pembersih, kemudian membilasinya dengan air kran, dan terakhir dengan sedikit air suling.

(4)

B. PEMBUATAN CAIRAN PENCUCI DAN CARA PENGGUNAANNYA

Sifat zat atau noda yang menempel akan menentukan jenis/sifat cairan pencuci yang dipilih. Setiap cairan pencuci hanya efektif untuk membersihkan (melepaskan/melarutkan) zat atau noda tertentu. Berikut diberikan beberapa jenis cairan pencuci, cara pembuatan, dan fungsinya.

1. Larutan Detergen Dan Peggunaannya

Cairan pencuci atau cairan pembersih yang lazim diterapkan pada tahap paling awal pencucian adalah penggunaan larutan detergen (air-rinso). Untuk memberikan daya pembersih yang lebih baik, larutan detergen ini dapat dibubuhi dengan sedikit asam nitrat pekat. Cara pembuatan larutan atau air-detergen ini adalah seperti berikut.

Larutan Detergen (cairan pencuci; CP-01) A Serbuk detergen/rinso 1) 15 g

Air 500 mL

B HNO3 pekat 4 mL

Masukkan serbuk detergen (rinso) ke dalam botol yang berisi 500 mL air; bubuhi 4 mL HNO3 pekat; tutup, dan kocok campuran ini

sampai rinso bercampur merata. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-01.

Penggunaan:

20 mL larutan detergen induk diencerkan dengan 500 mL air. Penerapannya:

Tuangkan secukupnya cairan pencuci (CP) encer ini ke dalam alat gelas; gosoklah seluruh dinding gelas (dengan sikat yang sesuai) secara merata; pindahkan cairan-bekas2) ini pada gelas berikutnya yang akan dicuci, dan lakukan tindakan serupa. Alirkan air kran pada seluruh dinding gelas yang telah dirinso/disikat tersebut sampai bersih. Keringkan badan alat bagian-luar dengan lap, dan bilasi bagian-dalamnya dengan sedikit akuades, lalu simpan pada tempatnya dan dibiarkan mengering sendiri.

Jika gelas ukur, buret atau alat lainnya belum bersih (masih berlemak atau masih ada noda), pembersihan dapat dilakukan dengan cairan pembersih (CP) lainnya.

(5)

Keterangan:

1)

jangan gunakan sabun-colek.

2)

jangan langsung dibuang; karena dapat digunakan beberapa kali terhadap beberapa alat gelas. Jika tidak dipakai lagi; encerkan dulu cairan bekas pakai itu dengan air kran, dan buang ke dalam bak cuci dengan air krannya mengalir beberapa saat.

2. Asam Pekat Dan Penggunaannya

Beberapa asam pekat yang dapat berfungsi sebagai cairan pencuci (CP-02) antara lain HCl, H2SO4, atau HNO3. Asam pekat yang

digunakan sebagai CP umumnya bersifat “teknis” (agar murah) untuk membersihkan peralatan laboratorium dari gelas (seperti tabung reaksi, gelas kimia, gelas Erlenmeyer, labu rata, labu dasar-bulat), dan botol-botol reagen.

Catatan:

Asam-asam pekat (CP-02) baru diterapkan dengan CP-1, bila alat gelas masih belum bersih.

(HATI-HATI DALAM MENGGUNAKAN ASAM PEKAT.)

Pemakaian asam hanya dalam jumlah tetesan yang cukup untuk membasahi bagian gelas yang bernoda (gunakan pipet tetes kering), dan harus dilakukan di ruang asam. Pilih dulu HCl pekat; jika noda belum lepas/hilang, panaskan bagian badan gelas yang terbasahi oleh asam tadi dengan cara mencelupkannya ke dalam air panas. Asam klorida pekat ini dapat menghilangkan noda kuning dari senyawa besi.

Jika noda atau kotoran masih juga belum hilang dapat dicoba dengan menggunakan asam pekat lainnya (misalnya asam sulfat atau asam nitrat). Masih belum hilang juga, gunakan dengan sedikit “aqua-regia” atau dengan CP (cairan pencuci) lainnya.

3. Larutan NaOH Dan Penggunaannya Larutan NaOH 10-15% (CP-03)

NaOH teknis; pelet 10-15 g

Air 100 mL

Masukkan pelet NaOH teknis ke dalam botol plastik yang berisi 100 mL air; tutup, dan kocok campuran ini sampai NaOH larut. Beri label; dan simpan untuk persediaan sebagai CP-03.

(6)

Penggunaan:

CP ini dapat diterapkan untuk menghilangkan kerak putih yang disebabkan oleh deposit karbonat tipis yang melekat pada dinding/dasar gelas atau botol reagen.

Cara Pencucian:

Basahi kerak sampai kerak lepas atau melarut; kemudian bilasi gelas dengan sedikit HCl 1 M, dan terakhir dengan air kran. (Bilasi dengan akuades, jika memang diperlukan.)

Catatan:

Selain NaOH dapat juga digunakan KOH dengan kadar yang sama.

4. Larutan NaOH-beralkohol Dan Penggunaannya Larutan NaOH beralkohol (CP-04)

A NaOH teknis; pelet 30 g

Air 30 mL

Larutkan NaOH pada air di dalam botol plastik bertutup.

B Etanol 90% 250 mL

Encerkan larutan A dengan B sampai mencapai volum 250 mL. Tutup, dan kocok agar homogen. Beri label dan simpan untuk persediaan sebagai CP-04.

Penggunaan:

CP-4 terutama digunakan untuk buret yang berlemak/bervaselin. Cara Pencucian:

Panaskan dulu 80 mL CP-04 di dalam gelas kimia sampai bersuhu 50-600C; tuangkan sedikit-sedikit ke dalam buret tegak lewat corong sebanyak 25 mL; letakkan gelas kimianya di bawah buret dan segera putar kran (bila perlu gunakan sarung tangan) agar CP keluar dan mengisi pipa ujung buret. Setelah terisi, tutup kran, dan isi lagi buret lewat corong sampai hampir terisi penuh. Biarkan beberapa menit (agak lama lebih baik). Setelah itu kran dibuka; CP-nya ditampung, dan dikembalikan ke botolnya semula.

Buret yang telah dibersihkan akan tampak transparan dan bercahaya. Setelah dingin, bilasi buret dengan air kran hingga bersih, dan terakhir bilasi dengan akuades. Atau jika buret akan disimpan, bilasi dulu dengan sedikit HCl 0,1 M.

(7)

5. Larutan Na-dikromat Asam Dan Penggunaannya

Larutan garam dikromat terutama garam natrium dikromat dalam suasana asam dapat diterapkan di laboratorium untuk membersihkan peralatan gelas tertentu (misalnya pipet volum, buret, dst.) karena sifatnya sebagai pengoksidasi. Namun larutan ini sebagai cairan pencuci (CP) harus dikemas secara baik dan hanya digunakan secara terbatas karena bersifat racun kuat.

Larutan Na-dikromat Asam (CP-05)

A Na2Cr2O7.2H2O; teknis 30 g

Air 15 mL

Larutkan Na-dikromat ke dalam gelas kimia pirex 600 mL yang berisi 15 mL air sampai diperoleh larutan jenuhnya.

B H2SO4 pekat; teknis 500 mL

Alirkan asam pekat ini (secara hati-hati dan perlahan lewat batang pengaduk) ke dalam larutan jenuh A, sambil sesekali diaduk perlahan; demikian sampai seluruh asam pekat terpindahkan. Setelah larutan dingin, pindahkan ke dalam botol reagen bertutup gelas. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-05.

(Encerkan segera sisa bahan pada peralatan yang

digunakan dengan air kran, dan buang ke dalam bak-cuci dengan mengalirkan air-krannya yang cukup banyak.) Perhatian:

 CP-05 bersifat sangat korosif; dapat merusak pakaian, kulit, dan organ tubuh.

Jika kulit terkena cairan ini, segeralah sirami dengan air kran sesempurna mungkin, dan terakhir dibasahi dengan larutan NaHCO3.

 CP-05 habis pakai harus dituang (dibuang) ke dalam botol khusus (Di samping sifat korosif di atas, CP ini juga mengakibatkan pencemaran berat terhadap lingkungan kehidupan.)

Penggunaan:

CP-05 akan lebih efektif bila sebelumnya dipanaskan dulu sampai kira-kira 50-600C.

(8)

Cara pencucian:  Buret/labu-takar

Isikan CP-05 (hati-hati dan secara perlahan) pada buret atau labu takar sampai penuh; tutup bila mungkin; dan biarkan beberapa menit (semakin lama semakin baik). CP-05 bekas pakai dapat dituang kembali ke dalam botolnya semula. Bilasi buret dengan air-kran, dan terakhir dengan air bersih. Jika akan digunakan, bilasi alat tersebut dengan larutan yang akan digunakan; atau untuk buret jika akan disimpan, bilasi dengan sedikit larutan HCl 0,1 M.

 Pipet-ukur/volum

Pipet ukur dan vol-pipet sebaiknya direndam. Gunakan penjepit khusus (tangkrus) untuk mengeluarkannya. Agar aman letakkan semua alat gelas dalam bejana khusus (kalau tidak, gunakan ember plastik besar) dan sesegera mungkin disiram dengan air kran, dan selanjutnya dicuci sampai bersih. Semua peralatan lainnya juga harus segera dibersihkan.

Catatan:

Jika CP-05 berubah warna menjadi hijau (ion Cr3+); menandakan habisnya daya kerja CP ini sehingga tidak dapat digunakan lagi, dan harus ditampung (ditempatkan) pada botol khusus. Sebelum dibuang, sebaiknya CP-05 bekas diproses menjadi zat lain yang tidak membahayakan/mencemari lingkungan.

6. Aqua-regia Dan Penggunaannya

Aqua regia merupakan campuran antara 1 volum asam nitrat pekat dan 3 volum asam klorida pekat. Cairan ini sangat reaktif; dapat merusak berbagai bahan logam termasuk emas dan platina. Gas yang ditimbulkannya pun bersifat merusak dan beracun. Oleh karena itu pengerjaan yang melibatkan cairan ini harus dilakukan di ruang khusus (ruang asam) dan mengikuti aturan yang ketat. Pengemasan cairan sebagai cairan pencuci harus dilakukan dengan cermat termasuk penyimpanannya.

Aqua-regia (CP-06)

HNO3 pekat; teknis 50 mL

(9)

Dosis volum ini merupakan perbandingan volum, dan dapat digandakan sesuai dengan kebutuhan. Agar tahan lama, tuangkan 1 bagian campuran di atas ke dalam 1 bagian air. Tempatkan dalam botol reagen, beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-06.

Perhatian:

 lakukan pencampuran ini di ruang asam (tempat terbuka); HNO3 dapat merusak kulit; uap NO2 sangat beracun.

 CP-06 bersifat sangat korosif, dapat merusak kulit dan pakaian.

 CP-06 yang habis-pakai harus ditampung pada botol khusus. Penggunaan:

CP-6 sangat efektif karena dapat melarutkan hampir semua zat termasuk dapat membersihkan permukaan logam.

Caranya Penerapan:

Basahi secukupnya bagian alat gelas yang kotor (lakukan di ruang asam); biarkan beberapa menit; encerkan dengan air kran; buang bersama aliran air pada bak cuci.

Catatan:

Jika “volum CP-06 bekas-pekai” cukup banyak, SEGERA dimasukkan kembali ke dalam botolnya semula; atau jika tidak (karena rusak) tempatkan pada botol penyimpanan khusus; jangan langsung dibuang ke bak cuci.

7. Larutan FeSO4 Encer Dan Penggunaannya Larutan FeSO4 Encer (CP-07)

FeSO4.7H2O; teknis 50 g

H2SO4 pekat; teknis 5 mL

Air 500 mL

Tuangkan perlahan H2SO4 pekat ke dalam botol plastik yang

berisi 50 mL air; dan goyang perlahan botolnya agar bercampur homogen. Masukkan garamnya; tutup rapat; kocok hingga garam melarut. Selanjutnya tambahkan sisa air (450 mL); tutup rapat, beri label pada botolnya, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-07.

Penggunaan:

CP-07 dapat menghilangkan noda kuning/coklat pada berbagai peralatan gelas bekas larutan KMnO4.

(10)

Cara Pencucian:

Gunakan CP-07 ini secukupnya untuk merendam bagian gelas yang bernoda selama beberapa menit; atau dengan cara merendam peralatan gelas seperti gelas ukur, pipet ukur, vol-pipet atau buret dalam suatu wadah berisi CP ini beberapa lama sampai noda dari larutan KMnO4 melarut/menghilang).

Kemudian bilasi alat tersebut dengan air bersih.

8. Larutan Hipo Dan Penggunaannya Larutan Hipo (CP-08)

Na2S2O3.5H2O teknis 10 g

Air 100 mL

Masukkan garam ke dalam botol plastik yang berisi air; tutup rapat; dan kocok hingga semua garam melarut. Kemudian beri label pada botol ini, dan dapat simpan untuk persediaan sebagai CP-08.

Penggunaan:

CP-08 dapat menghilangkan noda iodium yang melekat pada peralatan atau pada bahan kain (pakaian).

Cara Pencucian:

Basahi atau rendam peralatan/pakaian yang bernoda iodium dengan CP-08 sampai noda larut/hilang; kemudian bilasi segera dengan air kran atau air bersih.

9. Larutan Amonium Sulfida Dan Penggunaannya Larutan Amonium Sulfida (CP-09)

(NH4)2S; teknis 10 g

Air 100 mL

Masukkan amonium sulfida ke dalam botol reagen yang berisi 100 mL air; tutup, dan kocok hingga garam melarut. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-09.

Penggunaan:

(11)

10. Larutan Na-fosfat-oleum Dan Penggunaannya Larutan Na-fosfat-oleat (CP-10)

Natrium fosfat (Na3PO4.12H2O) 15 g

Natrium-oleat (NaC18H33O2) 5 g

Air lunak* 250 mL

Masukkan kedua garam ke dalam botol plastik yang berisi 250 mL air lunak; tutup rapat, dan kocok sampai garam melarut. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-10.

Keterangan: *air yang tidak mengandung sadah. Penggunaan:

CP-10 digunakan untuk menghilangkan noda hitam dari kerak karbon.

Caran Penerapanya:

Tuangkan CP ke dalam alat gelas sehingga merendam noda beberapa menit. Gunakan sikat keras atau ujung batang pengaduk untuk membantu pelepasan kerak dari dinding gelas. Keluarkan cairan; dan bila perlu alat dibersihkan dengan CP-01, atau alat langsung dibilasi dengan air kran.

11. Larutan Gliserin-plus Dan Penggunaannya Larutan Gliserin-plus (CP-11)

A Gliserin; teknis 20 g Alkohol 95%; teknis 20 g

Eter; teknis 20 g

Amoniak pekat; teknis 80 g

Campurkan zat-zat di atas secara berurutan sambil diaduk sampai membentuk campuran homogen di dalam gelas kimia 250 mL.

B Air 400 mL

Detergen 20 g

Campur detergen dan air di dalam gelas kimia 600 mL sampai membentuk air-detergen.

Tuangkan campuran A ke dalam campuran B secara perlahan sambil diaduk. Pindahkan cairan ke dalam botol plastik 600 mL; tutup dan kocok sebentar-sebentar; beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-11.

Penggunaan:

(12)

Cara Penerapannya:

Susutkan dulu lapisan lemak/minyak yang melekat pada alat; lalu basahi atau rendam kotoran dengan CP secukupnya dalam waktu beberapa lama.

Atau jika mungkin cukup dengan melap lapisan lemak/minyak itu dengan kain yang dibasahi CP-11.

Keluarkan cairan pencucinya; bersihkan alat dengan CP-01; lalu bilasi alat dengan air bersih.

Catatan:

CP-11 dapat digunakan untuk pakaian yang terkena percikan cairan obat, kopi, coklat, noda lemak/minyak dan noda lainnya.

12. Beberapa Cairan Pencuci Lain Dan Penggunaannya a. Aseton

Noda berupa tinta dari spidol dapat dengan mudah dihilangkan dengan menggosokkan kain lap yang dibasahi dengan aseton (CP-12; teknis); jangan melakukan tindakan ini di dekat nyala api. Lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara susutkan dulu lapisan lemak/minyak dengan kain lap sampai tinggal setipis mungkin; lalu bersihkan dengan kain lap bersih yang dibasahi dengan pelarut lemak/minyak yang sesuai (umumnya berupa pelarut organik seperti alkohol atau eter). Jika lemak/minyak ini belum hilang seluruhnya, dapat digunakan CP-11.

b. Isopropil Alkohol

Untuk membersihkan lensa dapat digunakan cairan isopropil-alkohol 98-99% (CP-13; teknis). Basahi permukaan lensa dengan 1 tetes cairan ini kemudian sebarkan merata dengan kain-lembut (dari bahan kaos) beberapa lama. Kemudian gosok perlahan secara memutar dengan kain lembut bersih.

Bukan tidak mungkin, suatu kotoran atau noda tidak hilang oleh penggunaan satu jenis CP (cairan pencuci). Untuk ini dapat diteruskan dengan menggunakan CP lainnya sesuai dengan jenis dan sifat noda yang diperkirakan. Penting sekali melakukan perkiraan awal tentang jenis dan sifat kotoran atau noda yang melekat pada peralatan dari gelas agar memudahkan untuk memilih CP yang akan diterapkan. Dengan demikian dapat dihindarkan pemborosan dalam pemakaian bahan, dan waktu.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui tingkat keandalan komponen masing-masing mesin, akan dilakukan perhitungan dari data mesin menggunakan fungsi keandalan yang sudah didapatkan pada

- Mengirimkan tugas individual/kelompok kepada dosen via email - Presentasi artikel - Memfasilitasi mencari artikel terbaru mengenai sistematik molekuler hewan -

Dalam budi daya ikan bandeng, teknologi yang diterapkan juga berkembang dari tradisional yang mengandalkan masukan benih (nener) dan pengolahan makanan alami

Gingiva (Gusi),  merupakan mukosa mulut yang menutupi tulang maksila dan mandiula di dalam rongga mulut. $aringan gingi9a ini sendiri sebenarnya berwarna transparan, warna merah

Berdasarkan perpanjangan perjanjian sewa nomor T020/PSM-TP/III/VI/13 pada tanggal 4 Juni 2013 antara Entitas Anak dengan PT Pakuwon Jati, jangka waktu sewa selama 3 (tiga) tahun,

Dengan demikian tidak mengherankan apabila persetujuan yang telah disepakati dalam perundinga antara pihak pengusaha peternakan ayam ras dengan masyarakat sekitar

Setelah anda mempunyai cargo yang siap mengirimkan barang anda dari china ke indonesia dan sudah mempunyai kesepakatan dengan penjual dalam hal harga dan

Proses cooperative learning diawali dengan pembentukan kelompok. Setiap kelompok dapat terdiri atas tiga sampai lima orang. Setiap kelompok melakukan kegiatan belajar melalui