• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT USIA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT USIA SEKOLAH DASAR"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT USIA SEKOLAH DASAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I Dosen pengampu: Ns. Dini Kurniawati, S.Kep, M.Psi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

2010

(2)

PRAKATA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Anak Sehat Usia Sekolah Dasar”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Sudjono Kardis, Sp. KJ., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember,

2. Ns. Dini Kurniawati, S.Kep.,M.Psi., selaku dosen pembimbing dan penanggung jawab mata kuliah Keperawatan Anak 1,

3. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember angkatan 2008 yang telah memberikan dorongan semangat, serta

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tugas ini. Akhirnya penulis berharap, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jember, 26 November 2010

Penulis

ii

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL...

i

PRAKATA...

ii

DAFTAR ISI………...iii BAB 1 PENDAHULUAN...

1

1.1 Latar Belakang...

1

1.2 Rumusan Masalah...

2

1.3 Tujuan...

2

1.4 Manfaat...

3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...

4

2.1 Pengertian...

4

2.2 Teori Perkembangan Anak...

4

2.3 Teori Pertumbuhan Anak...

5

2.4 Karakteristik Usia SD...

7

BAB 3 PEMBAHASAN...

10

(4)

3.1 Pertumbuhan dan Perkembangan usia Sekolah………..

...

10

3.2 Pengkajian Anak Sehat……….

12

3.3 Diagnosa Keperawatan………...

...

16

3.4 Pedoman Orang Tua dengan Anak Usia Sekolah Dasar………...

...

21

BAB 4 PENUTUP...

24

4.1 Kesimpulan………

...

24

4.2 Saran.……….………...

...

25

DAFTAR PUSTAKA...

26

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena anak usia tersebut

iv

(5)

adalah generasi penerus bangsa. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan zat gizi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam pemberian makanan yang tidak benar. Penyimpangan mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan sistem tubuh anak (Judarwanto, 2006). Adapun faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu: keturunan, hormon , lingkungan (termasuk nutrisi), nutrisi (asupan zat gizi bervariasi antar individu).

Anak usia sekolah khususnya SD (Sekolah Dasar) adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan meliputi: kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan belajar.

Permasalahan kesehatan pada umumnya menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Permasalahan itu kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya.

Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita.

Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk memahami permasalahan (gangguan) kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat, dan berprestasi.

Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, ISPA, dan reaksi penyimpangan

(6)

terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan.

Pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan meningkatkan resiko gangguan kesehatan seperti paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga, serta gangguan kesehatan akibat bencana. Masalah yang harus diperhatikan yaitu membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti menggosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan dengan sabun, kebersihan diri. Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun memandang perlu untuk untuk menyusun makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Sehat Usia SD (Sekolah Dasar)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

a) apa pengertian usia sekolah ?

b) bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar ?

c) bagaimana pedoman orang tua dalam penatalaksanaan perawatan anak usia sekolah dasar ?

d) bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada anak usia sekolah ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah:

a) mengetahui pengertian usia sekolah;

vi

(7)

b) mengetahui karakteristik anak usia sekolah dasar;

c) mengetahui pedoman orang tua dalam penatalaksanaan perawatan anak usia sekolah dasar;

d) mengetahui asuhan keperawatan pada anak usia sekolah.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu peningkatan pengetahuan dan wawasan mengenai penatalaksanaan perawatan anak sehat usia sekolah dasar berdasar tumbuh kembang anak.

(8)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO, menyatakan usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya dan karakteristik kesehatannya.

Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan individu yang unik dan mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhan (Ilyas, dkk, 1993 : 3).

Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seorang anak dicapai pada umur 21 tahun (Ilyas, dkk, 1993 : 3).

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo gram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseibangan metabolik (retensi kalium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan (Soetjiningsih, 1995 : 1).

2.2 Teori Perkembangan Anak

Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan

viii

(9)

perkembangan anak selanjutnya, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Menurut Frankenburg & Dodds (1981) dalam Soetjiningsih (1995 : 29), ada 4 parameter perkembangan :

1. Personal sosial (kepribadian/ tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisai dan berinteraksi dengan lingkungan.

2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misal : kemampuan untuk menggambar suatu benda.

3. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan.

4. Gross motor (Perkembangan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan gerak dan sikap tubuh. (Soetjiningsih, 1995 : 29)

2.3 Teori Pertumbuhan Anak

Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan biofisika-psikososial yang adekuat. Untuk mengetahui pertumbuhan fisik anak perlu parameter tertentu antara lain :

1. Ukuran Antropometik

Dalam ukuran ini dibedakan menjadi 2 kelompok : a. Tergantung umur

(10)

- BB terhadap umur - TB terhadap umur

- Lingkar kepala terhadap umur - Lila terhadap umur

b. Tidak tergantung umur - BB terhadap TB - Lila terhadap TB

Lain-lain, LILA dibandingkan dengan standar/ baku, lipatan kulit, pada trisep, sub skapular, abdominal dibandingkan dengan baku, kemudian hasil pengukuran antropometrik dibanding dengan suatu baku tertentu misalnya baku harvard, NCHS atau baku nasional. (Soetjiningsih, 1995 : 37-38) 2. Berat Badan (BB)

Indikator BB dimanfaatkan untuk :

a. Bahan informasi menilai keadaan gizi baik yang akut maupun kronis, tumbuh kembang dan kesehatan.

b. Memonitor keadan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit.

c. Dasar penghitungan dosis obat dan makan yang perlu diberikan (Soetjiningsih, 1995 : 38).

Untuk memperkirakan BB anak dapat digunakan rumus dikutip oleh Behrman, 1992 yaitu :

Perkiraan BB dalam kg 1) Lahir : 3,25 kg

2) 3-12 bulan : umur (bulan) + 9 2

3) 1-6 bulan : umur (tahun) x 2 + 8 4) 6-12 bulan : umur (tahun) x 7 – 5 (Soetjiningsih, 1995 : 20)

3. Tinggi Badan (TB)

x

(11)

Merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting, keistimewaannya adalah pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Kenaikan berfluktuasi, dimana meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat pesat kembali (Adolesen) melambat lagi dan berhenti umur 18-20 tahun.

Tinggi rata-rata pada waaktu lahir = 50 cm

Secara garis besar tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut : - 1 tahun = 1,5 x TB lahir

- 4 tahun = 2 x TB lahir - 6 tahun = 1,5 x TB lahir - 13 tahun = 3 x TB lahir

- Dewasa = 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun) Perkiraan tinggi badan dalam centimeter

- Lahir = 50 cm

- 2-12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77 (Soetjiningsih, 1995 : 21)

Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan masih sangat cepat dan aktif belajar, sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu:

a. Keturunan b. Lingkungan c. Hormon

d. Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu

2.4 Karakteristik Usia SD

a. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani

Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan yang lain, sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama,

(12)

bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.

Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.

Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari.

Pertumbuhan Fisik yang meliputi proporsi tubuh berubah, misalnya rahang melebar untuk persiapan perkembangan gigi permanen.

Pertumbuhan Tulang pun berubah, untuk formasi tulang yang baik: asupan zat gizi adekuat (protein, mineral Ca & P, vitamin A, D, dll).

b. Perkembangan Intelektual dan Emosional

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.

xii

(13)

Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.

Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga karena adanya tindakan orang tua yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya.

Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.

Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.

Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.

Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.

(14)

c. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap

Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif. Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.

Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b) memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.

Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi. Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Selama Usia Sekolah Usia

tahun Fisik dan motorik Mental Adaptif Personal-sosial 6 Penambahan berat

badan dan

pertumbuhan berlanjut dengan lambat

Berat badan 16 - 23,6 kg;

Mengembangkan konsep angka Menghitung 13 uang

logam

Mengetahui pagi atau siang

Mendefinisikan

Di meja,

menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega atau selai di atas roti

Pada saat bermain,

Dapat berbagi atau bekerjasama

dengan lebih baik Mempunyai

kebutuhan yang lebih besar untuk anak seusianya

xiv

(15)

Tinggi

106,6-123,5 cm Pemunculan gigi

incisor mandibular tengah

Kehilangan gigi pertama

Peningkatan

bertahap dalam ketangkasan

Usia aktivitas;

aktivitas kontan Sering kembali

menggigit jari Lebih menyadari

tangan sebagai alat Suka menggambar,

menulis dan

mewarna Penglihatan

mencapai maturitas

objek umum

seperti garpu dan kursi dalam istilah penggunaannya Mematuhi tiga

macam perintah sekaligus

Mengetahui tangan kanan dan kiri Mangatakan

bagaimana yang cantik dan mana yang jelek dari segi gambar wajah Menggambarkan

objek dalam

gambar daripada menyebutkan satu per satu

Masuk kelas satu

memotong, melipat,

memotong mainan kertas, menjahit dengan kasar bila diberi jarum

Mandi tanpa

pengawasan, melakukan sendiri aktivitas tidur Membaca dari

ingatan, menikmati permainan mengeja Menyukai

permainan di meja, permainan kartu sederhana Banyak tertawa

terkikik-kikik Kadang mencuru

uang atau barang yang menarik Mengalami

kesulitan mengakui

kelakuannya yang buruk

Mencoba kemampuan sendiri

Akan curang untuk menang

Sering masuk dalam permainan kasar Sering cemburu

terhadap adik Melakukan apa yang

orang dewasa lakukan

Kadang mengalami tempertantrum Bermulut besar Lebih mandiri,

kemungkinan pengaruh sekolah Mempunyai cara

sendiri untuk melakukan sesuatu Meningkatkan

sosialisasi

7 Mulai bertumbuh sedikitnya 5 cm setahun

Berat badan 17,7-30 kg

Tinggi badan 111,8-129,7 cm

Gigi insisi maksilar

dan insisi

mandibular lateral muncul

Lebih waspada pada pendekatan penampilan baru

Memperlihatkan bahwa bagian tertentu hilang dari gambar

Dapat meniru

gambar permata Ulangi tiga angka

kebelakang

Mengulang konsep waktu; membaca jam biasa atau jam tangan dengan benar sampai seperempat jam

Menggunakan pisau

meja untuk

memotong daging, memerlukan bantuan dengan belajar atau bagian kulit

Menyikat dan menyisir rambut dengan pantas tanpa bantuan Mungkin mencuri Menyukai bantuan

dan membuat

Menjadi anggota

sejati dari

kelompok keluarga Mengambil bagian

dalam kelompok bermain

Anak laki-laki lebih suka dengan anak laki-laki, dan perempuan

bermain dengan perempuan

Banyak

menghabiskan

(16)

Mengulangi kinerja untuk

memahirkan Rahang mulai lebar

untuk

mengakomodasi gigi permanen

terdekat;

menggunakan jam untuk tujuan praktis

Masuk kelas dua Lebih mekanis

dalam membaca;

sering tidak berhenti pada akhir kalimat, meloncati kata seperti ia, sebuah.

pilihan Penolakan

berkurnag dan keras kepala

waktu sendiri, tidak memerlukan banyak teman

8-9 Melanjutkan

pertumbuhan 5 cm dalam 1 tahun Berat badan:

19,6-39,6 kg Tinggi badan:

117-141,8 cm

Gigi insisi lateral (maksilar) dan kaninus

mandibular muncul

Aliran gerak: sering, lemah lembut dan tenang

Selalu terburu-buru, melompat, lari, meloncat

Peningkatan

kehalusan dan kecepatan dalam control motorik halus,

menggunakan tulisan sambung Berpakian lengkap

sendiri

Suka melakukan sesuatu secara berlebihan, sukar diam setelah istirahat

Lebih lentur; tulang tumbuh lebih cepat

Member kemiripan dan perbedaan antara dua hal dari memori

Menghitung mundur dari 20 sampai 1, memahami monsep kebalikan

Mengulang hari dalam seminggu

dan bulan

berurutan,

mengetahui tanggal Menggambar objek

umum dengan mendetail, tidak semata-mata

penggunaannya Membuat perubahan

lebih dari

seperempatnya Masuk kelas tiga dan

empat

Lebih banyak

membaca,

berencana untuk mudah terbangun

hanya untuk

membaca

Membaca buku

klasik, tetapi juga menyukai komik Lebih menyadari

waktu; dapat

Menggunakan lat- alat umum seperti palu, jarum atau sekrup

Menggukan alat rumah tangga dan alat menjahit Membantu tugas

rumah tangga rutin seperti mengelap dan menyapu

Menjalankan

tanggung jawab untuk berbagi tugas-tugas rumah Mencari kebutuhan

sendiri saat di meja

Membeli artikel yang bermanfaat, melatih beberapa pilihan dalam membuat

pembelian

Melakukan pesan yang bermanfaat Menyukai majalah

bergambar

Menyukai sekolah, inginmenjawab semua pertanyaan Takut tidak naik

kelas,

Lebih sengang berada di rumah Menyukai system

penghargaan Mendramatisasi

Lebih dapat

bersosialisasi Lebih sopan

Tertarik pada hubungan laki- perenpuan tetapi tidak terikat

Pergi ke rumah dan masyarakat dengan bebas, sendiri, atau dengan teman Menyukai kompetisi

dan permainan Menunjukkan

kesukaan dalam berteman dan berkelompok

Bermain paling banyak dalam kelompok dengan jenis kelimn yang sama tetapi mulai bercampur

Mengembangkan kerendahan hati Menikmati

kelompok olahraga

xvi

(17)

daripada ligamen dipercaya untuk pergi ke sekolah tepat waktu

Dapat menangkap konsep bagian dan keseluruhan

(fraksi)

Memahami konsep ruang, penyebab

dan efek,

menggabungkan (puzzle),

konservasi (massa

dan volume

permanen)

Mengklasifikasikan objek lebih dari satu kualitas;

mempunyai koleksi Menghasilakn

gambar atau

lukisan sederhana

dipermalukan karena bodoh Lebih kritis tetang

diri sendiri Mengambil

pelajaran music dan olahraga

3.2 Pengkajian Anak Sehat 1. Identitas/ Biodata

Nama : Identitas

Umur : Umur paling rawan adalah masa balita untuk mengetahui dasar perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995 : 10).

2. Jenis kelamin

Pada masyarakat awam, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibanding laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan mal nutrisi masih tinggi pada wanita (Soetjiningsih, 1995 : 10).

3. Anak Ke…

Jumlah anak yang banyak dalam keluarga dengan keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima, belum ditambah lagi bila jarak anak terlalu dekat (Soetjiningsih, 1995 : 10).

4. Agama

(18)

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan mulai anak-anak sedini mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntut umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan (Soetjiningsih, 1995 : 10).

5. Penanggung Jawab

a. Nama orang tua sebagai penanggung jawab b. Pendidikan ayah/ ibu

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang lebih baik maka orang tua dapat menerima sebagai informasi tentang kesehatan anaknya.

c. Dengan pendapatan keluarga yang memadai menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan anak.

d. Alamat

Untuk mengetahui dimana tempat tinggal sewaktu dibutuhkan.

(Soetjiningsih, 1995 : 10)

6. Riwayat Kedehatan Anak Masa Lalu

Riwayat kesehatan ibu, gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil, akan menghasilkan BBLR atau bayi lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, mudah terkena infeksi, abortus dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995 : 2).

7. Riwayat Parental Riwayat kesehatan ibu

Gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil, akan menghasilkan bayi berat lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, BBL mudah terkena infeksi, abortus dan lain- lain (Soetjiningsih, 1995 : 2).

8. Riwayat Kelahiran

xviii

(19)

Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Masa prenatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa awan dalam proses tumbuh kembang anak khususnya tumbuh kembang otak.

Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen (Soetjiningsih, 1995 : 4-5).

9. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular dapat menularkan pada bayinya. Juga faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang (Soetjiningsih, 1995 : 2).

10. Riwayat Tumbuh Kembang

Dengan mengetahui ilmu tumbuh kembang, dapat mendeteksi berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan sosial, juga menegakkan diagnosa dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan mencari penyebabnya (Soetjiningsih, 1995:7).

11. Riwayat Imunisasi

Dengan pemberian imunisai diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit tertentu yag bisa menyebabkan kecacatan dan kematian. Dianjurkan anak sebelum umur 1 tahun sudah mendapat imunisai lengkap (Soetjiningsih, 1995: 7).

Umur Jenis Imunisasi

0-7 hari 1 bulan 2 bulan

3 bulan 4 bulan 9 bulan

Hb 1 BCG

HB2, DPT1, Polio 1 HB3, DPT2, Polio 2 DPT3, Polio 3 Campak, Polio 4

Sumber : (Depkes RI-JICA, 1997 : 27)

(20)

12. Pola kebiasaan sehari-hari a. Nautrisi/ gizi

Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya seperi : protein, lemak, karbohidrat dan mineral serta vitamin (Ilyas, dkk, 1993 : 10-11).

b. Eliminasi BAB/ BAK

Anak umur 1,5-2 tahun berhenti mengompol pada siang hari. 2,5-3 tahun berhenti mengompol pada malam hari. Anak perempuan lebih dulu berhenti mengompol, bila umur 3-4 tahun masih mengompol, dicari penyebabnya. Toilet training (latian defekasi perlu dimulai penyebabnya agar evakuasi sisa makanan dilakukan secara teratur yang mempermudah kelancaran pemberian makanan) (Abdoerrachman, dkk, 1985 : 55).

c. Istirahat dan tidur

Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu istirahtnya. Karena kegiatang fisiknya meningkat seperti bermain. Kebutuhan tidur 2 hingga 3 jam tidur siang dan 7 hingga 8 jam pada saat malam hari.

(Suryanah, 1996 : 80).

d. Olahraga dan Rekreasi

Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktifitas fisiologi dan dimulai perkembangan otot-otot (Ilyas, dkk, 1993 : 16).

e. Personal Hygiene

Anak mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ptong kuku 1 kali seminggu, membersihkan mulut dan gigi.

f. Tanda-tanda Vital

Menurut Ilyas, dkk (1995 : 8-9) : 1. Suhu

Nilai normal suh anak rata-rata :

xx

(21)

Usia Nilai Suhu (derajat) 3 bulan

6 bulan 1 tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun 9 tahun 11 tahun 13 tahun

37,5 oC 37,5 oC 37,7 oC 37,2 oC 37 oC 36,8 oC 36,7 oC 36,7 oC 36,6 oC Keterangan :

Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-1 derajat celcius masih dalam batas normal.

3.3 Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Intervensi

Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan aktivitas

Intervensi berdasarkan macam cidera:

a. Kendaraan bermotor

- Ajari anak tentang penggunaan sabuk pengaman yang tepat pada saat berada di dalam mobil

- Pertahankan disiplin ketika berada di dalam mobil misalnya tidak mengeluarkan anggota badan, tidak bersandar di pintu atau mengganggu pengemudi

- Tekankan perilaku pejalan kaki yang aman

- Tetap menggunakan pakaian aman misalnya helm

b. Tenggelam

- Ajari anak untuk berenang - Ajari anak tentang aturan dasar

(22)

keamanan air

- Pilih tempat yang aman dan diawasi untuk berenang

- Berenang dengan seorang teman - Gunakan alat pelampung yang tepat

dalam air atau kapal

- Advokasi untuk legislasi yang memerlukan olahraga di sekitar kolam

- Pelajari RJP (Resusitasi Jantung Paru)

c. Luka bakar

- Instruksikan pada anak tentang perilaku di daerah yang melibatkan kontak dengan bahaya kebakaran (misalnya bensin, korek api, api unggun atau pemanggang, cairan yang mudah terbakar, petasan, alat- alat masak, bahan-bahan kimia) - Hindari memanjat atau

menerbangkan layangan di sekitar kabel tegangan nutrisi

- Instruksikan pada anak perilaku yang tepat di tempat kebakaran (misalnya pakaian kebakaran di rumah, sekolah dsb.)

- Ajarkan anak tentang memasak yang aman (gunakan panas rendah, hindari menggoreng, hati-hati dengan pembakaran uap, mencuci dengan air panas, meletupkan

xxii

(23)

makanan khususnya dari microwave)

d. Keracunan

- Ajari anak tentang bahaya

menggunakan obat-obat dan bahan kimia yang tidak diresepkan, termasuk aspirin dan alcohol - Ajarkan anak untuk mengatakan

tidak bila ditawari obat-obat berbahaya atau ilegal atau alcohol - Jaga agar produk-produk yang

berbahaya diletakkan di wadah yang diberi label dengan tepat-lebih baik jika jauh dari jangkauan.

e. Cidera tubuh

- Bantu memberikan fasilitas untuk aktivitas yang diawasi

- Anjurkan untuk bermain di tempat yang aman

- Ajarkan anak agar tidak mengusik anjing, memasuki teritorialnya, mengambil mainan anjing atau mengganggunya dengan makanan anjing

- Tekankan perlindungan mata, telinga atau mulut bila

menggunakan objek atau alat berbahaya atau bila melakukan olahraga yang berpotensi berbahaya - Ajarkan keamanan mengenai

penggunakan alat korektif

(24)

(kacamata; bila anak menggunakan lensa kontak, pantau durasi

penggunaan untuk mencegah kerusakan kornea)

- Tekankan pemilihan penggunaan dan perawatan alat olahraga yang tepat dan rekreasi yang tepat seperti skate board dan in line skate

- Tekankan pengkondisian yang tepat, praktik yang aman, dan penggunaan alat yang aman untuk olahraga atau aktivitas rekreasi - Waspadai olahraga yang berbahaya

seperti yang melibatkan trampoline - Gunakan kacamata pelindung dan

terali pada area berkaca lebar seperti pintu kaca seluncur

- Ajarkan nama, alamat dan nomer telepon dan bagaimana caranya meminta bantuan dari orang yang tepat bila tersesat

- Pasang identifikasi pada anak - Ajarkan keamanan pribadi: hindari

pakaian pribadi di tempat umum, jangan pernah pergi dengan orang asing, beritahu orang tua bila seseorang membuat anak merasa tidak nyaman dengan cara apapun, selalu mendengarkan masalah anak mengenai perilaku orang lain

- Katakan tidak bila dihadapkan pada

xxiv

(25)

situasi yang tidak nyaman Resiko ketidakseimbangan

nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi

- Kaji jadwal aktivitas anak baik di sekolah maupun aktivitas sosialnya - Kaji apakah anak lebih banyak

makan di luar rumah atau makan di rumah

- Berikan pendidikan pada keluarga mengenai diet anak untuk

mensuplai energi yang adekuat, terkait dengan peningkatan

aktivitas fisik, dan persiapan masa pubertas

- Berikan pendidikan pada keluarga mengenai pentingnya penekanan pola makan yang teratur karena anak mulai memiliki kebiasaan dan kesukaan/ketidaksukaan pada makanan tertentu

- Ajarkan pada orang tua cara menghitung kebutuhan kalori anak disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas fisiknya

- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga mengenai pentingnya memperhatikan dan mengontrol kebiasaan makan anak dan jenis makanan anak

(26)

- Tekankan pada orang tua dan anak mengenai pentingnya makan bersama di rumah

- Biasakan sarapan pada pagi hari untuk kebutuhan energi anak dalam berpikir dan konsentrasi dalam menerima pelajaran

- Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua untuk tidak hanya

mengajarkan kebiasaan makan yang baik, tetapi juga efek negatif dari alkohol dan nikotin.

Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfungsi pola makan

- Kaji tingkat aktivitas anak dan kebutuhan energinya

- Kaji pengetahuan orang tua mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi anak

- Pantau diet anak terhadap glukosa seperti permen, coklat, dll

- Biasakan anak untuk sarapan setiap pagi sebagai pemenuhan kebutuhan energi dalam berpikir dan

konsentrasi belajar

- Tekankan pada orang tua dan anak mengenai pentingnya makan bersama di rumah

- Pantau kebiasaan makan dan jenis

xxvi

(27)

makanan anak baik di sekolah maupun di rumah

- Ajarkan pada orang tua cara menghitung kebutuhan kalori yang dibutuhkan anak sesuai dengan usia dan aktivitasnya

- Berikan bekal makan siang pada anak sebagai alternatif kebiasaan jajan anak selama di sekolah

- Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua mengenai perhatian dan kontrol terhadap diet anak

- Berikan diet tinggi protein daripada tinggi lemak pada anak untuk mempersiapkan masa pubertas - Kurangi kudapan pada anak dan

sebagai gantinya beri anak buah- buahan atau makanan yang bergizi 3.4 Pedoman Orang Tua dengan Anak Usia Sekolah Dasar

3.4.1 Usia 6 tahun

- Siapkan orangtua untuk menghadapi pilihan makanan yang disukai anak dan penolakan pada makanan tertentu

- Siapkan orangtua untuk menghadapi nafsu makan yang diperkirakan akan sangat meningkat

- Siapkan orangtua secara emosional saat anak mengalami perubahan alam perasaan yang tidak menentu

(28)

- Bantu orangtua mengantisipasi kerentanan ya ng terus menerus terhadap penyakit

- Ajarkan tentang pencegahan cedera dan tindakan keamanan, khususnya keamanan bersepeda

- Anjurkan orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privasi dan memberikan ruang tidur terpisah untuk anak, bila mungkin

- Siapkan orangtua untuk menghadapi peningkatan minat anak diluar rumah - Bantu orangtua memahami kebutuhan untuk mendorong interaksi anak

dengan sebaya

3.4.2 Usia 7-10 tahun

- Siapkan orangtua untuk menghadapi perbaikan dalam kesehatan yaitu menurunnya penyakit-penyakit yang dialami, tetapi beritahukan pada mereka bahwa alergi-alergi justru sebaliknya, dapat meningkat atau menjadi lebih nyata

- Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraan peningkatan cedera minor - Tekankan kewaspadaan dalam memilih dan pemeliharaan alat olahraga dan

tekankan kembali tentang keamanan

- Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraaan peningkatan keterlibatan dengan sebaya dan minat dalam aktivitas diluar rumah

- Tekankan kebutuhan untuk mendorong kemandirian sambil mempertahankan pembatasan lingkungan dan disiplin

- Siapkan ibu untuk menghadapi tuntutan yang diperkirakan akan lebih banyak pada usia 8 tahun

- Siapkan ayah untuk menghadapi peningkatan kebanggan pada usia 10 tahun, anjurkan aktivitas ayah-anak

- Siapkan orangtua untuk menghadapi pra pubertas pada anak perempuan

xxviii

(29)

3.4.3 Usia 11-12 tahun

- Bantu orangtua menyiapkan anak untuk menghadapi perubahan tubuh bila terjadi masa pra pubertas

- Siapkan orangtua untuk menghadapi ledakan pertumbuhan pada anak perempuan

- Buatlah pendidikan seks tertentu u ntuk anak yang bersifat adekuat dengan informasi-informasi yang akurat

- Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraan perilaku yang energetic tetapi berbahaya pada usia 11 tahun, dan perilaku yang lebih berwatak pada usia 12

- Anjurkan orangtua untuk mendukung keinginan anak untuk tumbuh tetapi memungkinkan perilaku regresif yang diperlukan

- Siapkan orangtua untuk menghadapi peningkatan masturbasi

- Instruksikan pada orangtua bahwa jumlah istirahat anak perlu ditambah - Bantu orangtua mendidik anak berkaitan dengan percobaan-percobaan

untuk melakukan aktivitas yang berpotensi bahaya

3.4.4 Bimbingan Kesehatan

- Bantu orangtua memahami pentingnya kesehatan regular dan perawatan gigi pada anak

- Anjurkan orangtua untuk mengajarkan dan meneladani praktik kesehatan termasuk diet, istirahat, aktivitas, dan latihan

- Tekankan perlunya mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang tepat

- Tekankan pemberian lingkungan emosi dan fisik yang aman

- Anjurkan orangtua untuk mengajarkan dan meneladani praktik keamanan

(30)

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan masih sangat cepat dan aktif belajar, sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu:

a. Keturunan b. Lingkungan c. Hormon

d. Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu

Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan yang lain, sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.

Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual

xxx

(31)

tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.

Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.

3.2 Saran

Adapun saran dari penyusun makalah ini antara lain:

a. Orang tua dan petugas kesehatan harus lebih lagi memperhatikan dan mengontrol kebiasaan diet anak terkait dengan pemenuhan nutrisi sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya,

b. Selalu pantau diet anak baik saat di sekolah maupun di rumah untuk mengetahui jenis makanan apa saja yang biasa dimakan oleh anak,

c. Orang tua harus memperhatikan porsi dan jenis makanan yang diberikan pada anak agar disesuaikan dengan aktivitas anak baik di sekolah maupun di rumah,

d. Orang tua harus memberikan diet dan nutrisi yang adekuat untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi masa pubertas.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hassan, Rusepno, dkk. 1998. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika Jakarta

Tawi, Mirzal. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar. http//:

asuhan-keperawatan-pada-kelompok-khusus.html. [21 november 2010]

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

xxxii

Referensi

Dokumen terkait

Struktur tugas yang melibatkan semua anggota dengan baik, maka struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat..

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan sesuai ketentuan Pasal 12 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan

Hal tersebut untuk menambah pemahaman teori dan praktek secara nyata pada warga baik hard skill maupun soft skill dalam pengembangkan dirinya sendiri untuk lebih

Adapun populasi terjangkau adalah berjumlah 40 mahasiswa Universitas Negeri Jakarta di Pondok Pesantren Sulaimaniyah Cipinang dengan alasan setelah dilakukan survei awal,

Dari uraian tadi di atas penulis sangat tertarik untuk meneliti “Hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam di klub

[r]

Bahwa diperlukan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif untuk SDM rumah sakit, aman, dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat

Skenario Normal 1 Memilih tombol Bantuan 2 Menerima permintaan dari user , lalu menampilkan halaman yang berisi tata cara penggunaan aplikasi atau fungsi tiap tombol menu