• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Seksual pada Remaja PSK di Palangkaraya T1 462011090 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Seksual pada Remaja PSK di Palangkaraya T1 462011090 BAB IV"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum

Kota Palangkaraya merupakan ibu Kota Provinsi Kalimantan

Tengah. Berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia tahun

2010, Kota Palangkaraya dikenal dengan Palangkaraja

(1957-1972). Kota ini memiliki luas wilayah 2.400 km² dan berpenduduk

sebanyak 220.962 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata

92.067 jiwa tiap km²). Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001,

Kota Palangkaraya hanya memiliki 2 kecamatan, yaitu Pahandut

dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangkaraya terdiri

atas 5 kecamatan, yakni Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu,

Sebangau, dan Rakumpi (T.T Suan, 2013).

Berdasarkan UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan

Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah, Kota ini dibangun

pada tahun 1957 dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa

Pahandut di tepi Sungai Kahayan. Palangkaraya merupakan Kota

dengan luas wilayah terbesar di Indonesia. Kota Palangkaraya

(2)

tidak kalah dengan gaya hidup Ibu Kota Jakarta maupun kota besar

lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini membuat masyakarakat

berlomba-lomba untuk saling memamerkan harta dan kekayaan

yang dimiliki.

Kota Palangkaraya dikenal sebagai penduduk Kota yang

selalu mengikuti gaya hidup trend masa kini. Hal ini mempengaruhi

pola pikir dan pergaulan yang terjadi pada remaja ingin mengikuti

trend masa kini yang tidak sesuai dengan pendapatan orang tua. Para remaja kemudian memilih bekerja sebagai Pekerja Seks

Komersial hanya untuk membeli handphone keluaran terbaru, baju serta barang apaupun yang mereka inginkan.

Sayangnya sejauh penelusuran peneliti, tidak ada data

sistematis baik dari Dinkes (Dinas kesehatan), puskesmas

setempat ataupun data statistik daerah Kota Palangkaraya secara

menyeluruh mengenai jumlah remaja yang bekerja sebagai PSK di

Kota Palangkaraya. Hal ini dikarenakan remaja PSK tidak hanya

berada di tempat lokalisasi, banyak remaja PSK yang berstatus

pelajar dan mahasiswa. Hanya ada data dari partisipan yang

mengatakan jumlah PSK yang berasal dari mucikari tempat dimana

(3)

4.2 Proses Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Persiapan Penelitian

Pada tanggal 22 Juni 2015, peneliti melakukan survey pada

partisipan. Peneliti mendatangai SMP X dan kemudian mencari

informasi kepada guru-guru sekitar. Peneliti melakukan wawancara

dengan guru yang menangani kasus Pekerja Seks Komersial di

SMP X, guru tersebut lalu memberikan biodata calon partisipan

kepada peneliti. Peneliti pun segera menghubungi calon partisipan.

Pada tanggal 23 Juni 2015 peneliti menghubungi an.E

sebagai riset partisipan yang pertama. Saat bertemu pertama kali

an.E tampak pemalu dan tidak banyak bicara ketika peneliti

berusaha mendekatinya. Di hari berikutnya peneliti bertemu kembali

dengan an.E untuk meminta kesediaan an.E terlibat menjadi riset

partisipan dengan tidak ada unsur paksaan. Kemudian peneliti

mencoba mencari informasi tentang remaja yang berprofesi sama

melalui an.E. an.E memberikan 2 nomor Handphone kontak

temannya yang bisa dihubungi sebagai calon partisipan.

Pada tanggal 25 Juni 2015, peneliti bertemu dengan an.E

yang membawa kedua temannya setelah sebelumnya membuat

janji dengan peneliti. An.E sudah menjelaskan kepada temannya

tentang maksud peneliti untuk mewawancarai sebagai riset

(4)

beberapa hal mengenai kerahasiaan identitas mereka dalam

penelitian ini. Peneliti pun menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian (Informed Consent). An.T dan an.A pun setuju menjadi

riset partisipan dan sudah masuk kritreria partisipan. Peneliti pun

melakukan BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) kepada ketiga

partisipan tersebut dan sering bertemu hingga pada akhirnya

melakukan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28

Juni 2015-15 Juli 2015.

4.2.2 Pelaksanaan Penelitian

1. Partisipan 01

Pada tanggal 28 juni 2015 pukul 09.00 WIB peneliti

melakukan wawancara dengan partisipan 1 yaitu an.E di rumahnya.

Peneliti sebelumnya sudah melakukan BHSP (Bina Hubungan

Saling Percaya) terhadap RP01. Peneliti dan RP01 sering bertemu,

jalan-jalan bahkan RP01 sering datang bertamu di rumah peneliti.

RP01 awalnya pemalu tetapi setelah banyak mengobrol, RP01 pun

terbuka dengan peneliti dan sering curhat. Sejak teman-temannya

di sekolah tahu bahwa RP01 adalah PSK, RP01 tidak mempunyai

teman. RP01 pun sering bertemu dengan peneliti dan menganggap

peneliti seperti temannya sendiri. Selama BHSP peneliti

menjelaskan tentang tujuan peneliti melakukan wawancara pada

(5)

Pada awalnya RP01 tidak mengerti dan bingung dengan

tujuan penelitian yang dilakukan peneliti, namun setelah dijelaskan

secara rinci RP01 pun mengerti dan menandatangani informed consent yang telah peneliti berikan. Peneliti membuat janji pada an.E untuk melakukan wawancara. Wawancara dilakukan pada

saat libur semester sekolah dan orang tua dari RP01 sedang pergi

bekerja, hanya ada adik laki-laki yang baru berusia 3 tahun.

Wawancara dilakukan selama 35 menit.

2. Partisipan 02

Pada tanggal 02 Juli 2015 pukul 15.30 WIB, peneliti

melakukan wawancara dengan partisipan 02. Sebelumnya peneliti

sudah melakukan BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) terhadap

RP02, peneliti sering bertemu dengan RP02 karena rumah RP02

hanya beda beberapa gang dengan peneliti. Pada awalnya

memang sulit melakukan BHSP pada RP02 dikarenakan RP02

memiliki sifat pendiam dan tidak banyak bicara, namun setelah

peneliti terus mendekati RP02, mengajak RP02 jalan dan bertemu

dengan teman-teman peneliti, akhirnya RP02 pun merasa nyaman

dan banyak bicara. RP02 awalnya banyak bertanya tentang

penelitian, peneliti pun menjelaskan secara rinci dan RP02 pun

(6)

Pada saat itu orang tua RP02 sedang pergi menjenguk

nenek RP02 yang sedang dirawat di rumah sakit, hanya ada RP02

bersama pembantunya. Wawancara dilakukan di kamar RP02

selama 40 menit.

3. Partisipan 3

Pada tanggal 10 Juli 2015 pukul 20.00 WIB, peneliti

melakukan wawancara dengan partisipan 03, sebelumnya peneliti

sudah melakukan BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) terhadap

RP03, tidak sulit melakukan BHSP terhadap RP03, RP03 anak

yang ramah dan banyak bicara. RP03 selalu bercerita kepada

peneliti tentang bagaimana kegiatan dia di sekolah, pacar hingga

teman-temannya. RP03 adalah anak yang rajin, ketika peneliti

menjemput ke rumahnya, RP03 sedang mengerjakan pekerjaan

seperti menyapu dan mencuci piring.

Pada saat wawancara dilakukan, bibi dan kedua sepupu

RP03 sedang berada di rumah. Ketika peneliti datang, bibi RP03

menyapa dengan baik dan mempersilahkan peneliti masuk ke

dalam rumah. Wawancara pun dilakukan di kamar RP03. RP03 pun

(7)

4.3 Gambaran umum partisipan

4.3.1 Partisipan 01

Nama : An. E/ RP01

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 14 tahun.

RP01 lahir di Desa Tumbang Rahuyan, pada tanggal 09

September 2000. RP01 terdaftar di salah satu SMP di Kota

Palangkaraya. RP01 merupakan anak kedua dari 3 bersudara. Dia

mempunyai kakak laki-laki berumur 17 tahun dan adik yang masih

berumur 3 tahun. RP01 tinggal bersama orangtua dan saudaranya.

Ayah RP01 bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kota

Palangkaraya sedangkan Ibunya bekerja sebagai pedagang kain di

pasar Blauran di Kota Palangkaraya.

RP01 mengatakan bahwa ayah dan ibunya sangat perhatian

kepadanya. Apapun yang RP01 inginkan kedua orang tuanya

berusaha memberikan apa yang dia inginkan, RP01 sangat dekat

dengan ayahnya. Jika ayahnya akan pergi dinas di luar Kota, RP01

selalu menangis dan ingin ikut dengan ayahnya. Kakak dari RP01

pun tidak terlalu dekat dengan RP01 karena sibuk ikut kegiatan

sekolah dan pulang di sore hari. Pada malam hari kakak RP01

sering diam di dalam kamar karena teman-teman sering datang ke

(8)

ayahnya untuk belajar di kamar, dan ibu RP01 mengurus adik RP01

yang masih berusia 3 tahun. Orang tua RP01 melarang dirinya

keluar malam dan RP01 pada malam hari selalu berada di rumah

dengan orang tuanya.

Pertama kali kenapa RP01 memilih untuk menjadi PSK

adalah RP01 sudah melakukan hubungan seksual bersama

pacarnya sendiri saat ia berada di bangku kelas 1 SMP di usia 12

tahun. Pada saat itu RP01 masih perawan dan benar-benar tidak

memahami apa yang dia lakukan. Namun RP01 merasa senang

melakukan hal tersebut. Orang tua RP01 tentu tidak mengetahui

apa yang dia lakukan selama ini karena dia bekerja sebagai PSK

hanya untuk mendapatkan uang demi membeli apa yang dia

inginkan. RP01 mengatakan bahwa orang tuanya sangat perhatian

padanya tetapi tidak pernah memberikan pengetahuan seks kepada

dirinya. Terkadang RP01 melakukan pekerjaannya saat pulang

sekolah bahkan harus bolos sekolah, karena pelanggan RP01

berasal dari kalangan SMA dan orang dewasa. RP01 mendapat

pelanggan dari Facebook atau pun via telepon dan sms. RP01 mengatakan bahwa banyak orang sudah mengetahui pekerjannya,

sehingga dia tidak perlu khawatir jika sepi pelanggan. Sampai saat

ini dia masih melakukan pekerjaannya.

(9)

4.3.2 Partisipan 02

Nama : An. T/ RP02

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 16 tahun.

RP02 lahir di Kota Palangkaraya, pada tanggal 3 Januari

1999. RP02 merupakan anak pertama dari dua bersaudara. RP02

mempunyai adik yang berumur 7 tahun dan sekarang duduk di

kelas 1 SD. Ayah RP02 bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan

Ibu RP02 merupakan dokter gigi di salah satu Puskesmas di Kota

Palangkaraya. Hubungan antar anggota keluarga RP02 sangat

dekat. Bentuk perhatian yang diberikan misalnya, setiap pagi

ibunya memasak bekal untuk dibawa ke sekolah dan ayah RP02

setiap pagi selalu mengantar RP02 pergi ke sekolah. RP02

mengatakan dirinya sangat dekat dengan adiknya, setiap pagi

sebelum berangkat sekolah RP02 selalu memandikan adiknya.

RP02 sangat dekat dengan ibunya, ibunya selalu bertanya

tiap hari apa yang dilakukan RP02 di sekolah, bagaimana guru dan

teman-temannya. RP02 juga dekat dengan ayahnya, ayahnya

selalu mengajak keluarga pergi piknik setiap hari libur.

RP02 mengatakan pertama kali melakukan hubungan

seksual bersama pacarnya, pada saat itu RP02 masih duduk di

(10)

an.T masih dalam keadaan perawan. Hal inilah yang membuat an.T

mulai tertarik bekerja sebagai PSK dikarenakan menurutnya

pekerjaan ini mudah dan menghasilkan uang. Orang tua RP02 tidak

mengetahui pekerjaan RP02.

4.3.3 Partisipan 03

Nama : An. A/ RP03

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 17 tahun.

RP03 lahir di Kota Palangkaraya pada tanggal 03 Juni 1998,

RP03 tinggal bersama bibinya yang bekerja sebagai guru di salah

satu SD di Kota Palangkaraya, RP.03 mengatakan sejak kecil

dirinya dibesarkan oleh bibinya dan tinggal bersama 2 saudara

sepupunya. Kakak sepupu RP03 yang pertama adalah perempuan

berumur 21 tahun dan kakak yang kedua adalah perempuan

berumur 19 tahun. Suami bibi RP03 sudah meninggal 2 tahun yang

lalu dan orang tua RP03 pun sudah meninggal saat RP03 masih

bayi, RP03 tentu mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari

bibinya, tetapi an.A mengatakan bibinya tidak terlalu banyak

memberinya uang jajan. Bibinya juga tidak terlalu banyak bicara

dan dekat dengan dirinya, setelah pulang kerja bibinya memasak

dan selalu masuk dalam kamar, kadang bibinya hanya

(11)

dibenarkan pada saat peneliti sering ke rumah RP03, bibinya tidak

banyak bicara dan suka mengurung diri di kamar.

RP03 mengerti dengan keadaan bahwa bibinya harus

membiayai kakaknya yang juga bersekolah dan butuh biaya. Kedua

kakak RP03 sangat baik padanya, mereka selalu hidup rukun walau

terkadang ada pertengkaran kecil yang bisa diselesaikan. RP03

sangat menyayangi kakak-kakaknya walaupun mereka bukan

kakak kandungnya, setiap malam mereka selalu mengobrol dan

kadang bahkan tidur bersama. RP03 merasa kasihan pada bibinya,

inilah alasan kenapa RP03 akhirnya bekerja sebagai PSK, agar

RP03 tidak terlalu banyak meminta uang pada bibinya. Bibi RP03

tentu tidak tahu pekerjaan RP03. RP03 pertama kali melakukan

hubungan seksual pada saat dirinya kelas 1 SMP di usia 15 tahun

dengan pacarnya. Saat itu an.A masih perawan dan dia merasa

(12)

4.4 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian, peneliti menganalisa data dan

membuat pengkategorian yang diambil dari hasil verbatim.

Kemudian dari pengkategorian tersebut dibuat sub tema dan dari

sub tema itulah didapatkan tema yang akan diuraikan.

4.4.1 Analisa data gambaran pengetahuan seks pada remaja

pekerja seks komersial

Pengetahuan seks bebas pada remaja.

Pengetahuan seks yang dimiliki RP01, hanya berdasarkan

pengalaman pribadi dan pergaulan saja. RP01 memiliki gambaran

sederhana mengenai seks dan terutama pengetahuan tentang

seks bebas. Lingkungan sekitar, menjadi faktor RP01 mendapatkan

pengetahuan dari teman sebayanya. Sehingga, RP01 paham dan

tahu apa yang dimaksud seks dan seks bebas. Hal ini dinyatakan

pada kutipan wawancara berikut :

Kapan lahh.. hmm.. pas kelas 1 SMP ka.. itu pun aku mendengarnya dari teman, dengar berita, itu aja sih ka setau aku.. (45)

Teman-teman kak, (60)

Kaya hubungan suami istri tu nah ka.. (105)

Seks bebas ya kak? Seks bebas itu ya orang yang melakukan hubungan badan berganti-ganti pasangan kaya aku sih ka.(150)

(13)

RP02, juga tidak memiliki pemahaman yang benar tentang

pengetahuan seks. RP02, mendapatkan pengetahuan seks dari

sumber media yang tidak edukatif bagi partisipan. Secara alami

rasa emosional remaja untuk ingin tahu pun menjadi meningkat

tanpa mempertimbangkan apa yang akan terjadi selanjutnya :

Teman, awalnya teman yang ngajarin.. (690)

Awalnya teman ngajakin nonton film bokep tu kaa.Terus ya aku jadi tau kalo itu namanya seks, terus aku penasaran ka. (700)

Iyaa sih ka mau . Hehe (701)

Yaa.. berhubungan badan sama lawan jenis..(750)

Seks bebas ka? Seks bebas itu orang yang melakukan hubungan badan buat senang senang aja kaaa.. sama siapa aja melakukan hubungan sama kaya yang aku bilang tadi, sama lawan jenis.(825)

Hehehe.. pasti sih ka, berhubungan badan kan pas sudah menikah aaja tapi aku sih gak mikirin itu kak. Boleh boleh aja menurut ku. (830)

Kalo hubungan seks sebelum nikah kan melakukan nya diam-diam, rame, asik gitu sih kak, setelah nikah kan mencari keturunan sih gak diam-diam lagi sih kak.. (855)

Ketiga partisipan mempunyai pemahaman seks bebas yang

sama. Ketiga partisipan mengetahui pengertian seks bebas, tetapi

tidak bisa menjelaskan secara rinci dan detail yang dimaksudkan

dengan pengetahuan seks dan seks bebas. Berikut pernyataan dari

RP03 :

(14)

Tau ja kak aku seks itu apa, tapi. Anunya tuu.. pengertiannya tu aku gak tau..(1245)

Seks itu adalah pergaulan bebas, yang dilakukan berhubungan badan. (1265)

Seks bebas? Itu yaaa.. orang yang melakukan hubungan seks atau berhubungan badan kayaitu kaa.. diluar nikah melakukannya dan sama siapa aja..(1345)

Hhmm.. iya ka , sama berganti pasangan berarti itu seks bebas ya ka. Hahaa (1355)

Lingkungan dan media menjadi sumber informasi yang

diperoleh remaja mengenai pengetahuan seks bebas pada remaja.

Remaja cenderung hanya mendengar dan merekam di otaknya

atas apa yang dilihat dan didengarnya.

Dampak seks bebas.

RP01 mendapatkan sumber informasi yang berasal dari

koran, tanpa adanya informasi secara terstruktur dan formal.

Hal ini memungkinkan partisipan kurang dapat memahami

dan memanfaatkan pengetahuan yang diperolehnya. Berikut

pernyataan RP01 :

Gak pernah mun segala pemberitahuan gitu di sekolah kami ka. Paling cuman ada kegiatan lomba aja sih ka.. lomba nari daerah dan lain-lain. Tapi kalo segala pendidikan atau pemberitahuan yang kata kaka tu gak pernah.(140)

Penyakit yang menular karna berhubungan badan kah jar kaka tu?(170)

Nah yang aku tau itu sih ka AIDS sama apa yaa ohh kanker servik ya kak.. itu aja sih. (190)

(15)

Aku suka baca-baca Koran kak.. (320)

Koran aja sih kaa. Itu juga gak sengaja baca. (330)

Berbeda dengan RP01 yang menyatakan tidak pernah

mendapatkan pendidikan seks, RP02 dan RP03 menyatakan

pernah mendapatkan pendidikan seks secara formal. Tetapi, RP02

dan RP03 pun sama-sama kurang memahami dan memanfaatkan

pengetahuan yang diperolehnya:

Eeh kalo itu pernah ka, waktu aku MOS itu ada dari kepolisian kaya pendidikan tentang HIV dan narkoba ka.. (P02) (790)

HIV kan penyakit yang apalah kaa. Penyakit yang bahaya kaytu nah ka itu tu sebabnya oleh berhubungan badan ganti ganti kalo ka (P02) (800)

Kalo negatifnya bisa kena raja singa, kena HIV (875)

Takut sih ada ka, tapi seingat aku kalo HIV kalo pakai kondom ya gak kena ka.. jadi makanya aku ni kawa santai-santai ka. (P02)(815)

HIV?? Tau sih kak kemaren ada kakak-kakak kuliahan kaya buhan kakak tu kaya kasih pelajaran tentang HIV tu kaya kenapa bisa kena penyakit HIV segala.(P03)(1325)

Tau lah kak, karena seks bebas, jarum suntik bekas terus apa yaa.. lupa ka (P03)(1335)

Kalo positifnya menurutku sih gada kak.. tapi kalo negatifnya yang pasti kena penyakit, penyakit apakah kelamin gitu nah ka.(P03) (1425)

Apa lah ka, lupa aku.heheh.. HIV sih yg emang ku tau (P03) (1345)

Oleh berhubungan badan tu ka.. oleh ganti pasangan. (P03) (1445)

Dari pernyataan ketiga partisipan, ketiga partisipan tahu dan

(16)

dampak seks bebas adalah terkena penyakit menular seksual,

HIV/AIDS, kanker serviks, dan kehamilan. Adanya pencegahan

berupa alat kontrasepsi yang membuat mereka berfikir dampak

seks bebas dapat dihindari.

Faktor yang mempengaruhi seks bebas.

Faktor yang mempengaruhi seks bebas yang dinyatakan

partisipan 1, 2 dan 3, merupakan faktor yang mereka ketahui

berdasarkan pengalaman pribadi. Tidak ada pendidikan maupun

sumber informasi khusus yang didapatkan ketiga partisipan terkait

faktor yang mempengaruhi seks bebas

Penyebabnya ikut-ikutan teman aja sih kak.. terus bisa menghasilkan uang kak. (P01)(360)

Yaa karna dulu juga pernah waktu sama pacar sih kak. (P01)(370)

Iya senang kak, dapat uang bisa jalan jalan dan beli apa yang aku suka. (P01)(655)

Hmm oleh ikut-ikutan ka, coba-coba, oleh cari uang sih kak, ya gitulah jadinya cari uang tu lewat main kak.. (P02)(915)

Oleh cari uang yaaa kak (P02)(1155)

Ya gak lah kak. Kalo itu sih karna sayang(P02) (1095)

Yang pertama tu ka, karena uang, pergaulan, lingkungan, makanya jadi keikut kak.. olehkan duit juga kak.. serba kekurangan kak.. mau beli ini itu.. (P03) (1480)

Iaaa kak, oleh kan kalo sama pacar gak dapat duit kak.

(P03)(1670)

Uang lah kak.. masalah uang.. kan orangtua ku udah ga da kak..

(17)

Ketiga partisipan menyatakan, faktor yang mempengaruhi

seks bebas yaitu pernah melakukan hubungan seksual bersama

kekasih. Hubungan seksual sebagai bukti kasih sayang yang dapat

diberikan remaja kepada pasangan. Selain itu, remaja cenderung

meniru dan mencoba sesuatu yang baru dengan lingkungan

sekitarnya.

Faktor ekonomi pun dikaitkan dengan seks bebas, demi

barang dan imbalan berupa uang, remaja mau melakukan perilaku

seks bebas dengan perasaan senang.

Tabel 4.1 Berikut ini adalah tabel ringkasan dari verbatim yang

sudah diuraikan, berupa daftar tema, sub tema dan kategori

pengetahuan seks pada remaja PSK.

Tema Sub Tema Kategori

 Pengetahuan Seks

Pada Remaja

Pekerja Seks

Komersial.

 Seks bebas.  Seks diartikan

dengan orang

yang

berhubungan

badan layaknya

suami istri.

 Seks bebas

[image:17.516.85.461.173.636.2]
(18)

sebagai orang

yang

melakukan seks

tanpa batas

dengan

berganti-ganti

pasangan.

 Dampak seks

bebas.

 Remaja tahu

dan paham

tentang

dampak seks

bebas.

 Dampak seks

bebas yang

diketahui

remaja

adalah dapat

menyebabkan

kehamilan,

terkena PMS

(penyakit

(19)

sekseual),

tertular

HIV/AIDS,

dan terserang

kanker

serviks.

 Faktor yang

mempengaruhi

seks bebas.

 Remaja melakukan

seks karena

ingin

coba-coba,

mengikuti

teman-temannya,

bukti kasih

sayang

terhadap

kekasih,

menghasilkan

keuntungan

finansial

seperti uang,

serta tidak

takut terkena

(20)

4.4.2 Analisa data gambaran perilaku seksual pada remaja

pekerja seks komersial.

Perilaku seksual berfantasi.

Ketiga partisipan menyatakan, pernah membayangkan atau

berimajinasi aktivitas seksual sebelum tidur maupun setelah

menoton film porno:

Bayangin aku sama pacarku ka, lagi kaya gitu (P01)(465)

Iyaalah ka, pasti aku langsung bayangin aku kaya yang di film itu sama orang. (P02) (720)

Pernah aja sih ka, kadang sebelum tidur. Jorok memang fikiran ni. Hahaha.. (P03)(1615)

Perilaku seksual pegangan tangan.

Pegangan tangan, adalah perilaku fisik yang sering

dilakukan partisipan 1, 2 dan 3. Remaja beranggapan bahwa

pegangan tangan adalah perilaku fisik yang biasanya dilakukan di

depan umum bersama kekasih :

Pernah ka, sering malahan.hehe (P01) (455)

Yaaa pegangan tiap ketemu lah kaa, kalo lagi jalan-jalan dimana gitu sama pacar. (P02)(965)

Iyalah ka.. kalo jalan kan pasti dipeluk sama pegangan tangan

(21)

Perilaku seksual cium kering dan basah.

Ketiga partisipan mengakui sering melakukan perilaku

seksual yaitu ciuman, yang dibagi dengan 2 kategori yaitu cium

kering dan basah. Hal ini biasa dilakukan bersama kekasihnya :

Iya kaa.. ciuman pipi,bibir. Ka (P01) (485)

Iyaaalah ka, ciuman bibir.. apalagi pipi sering ka (P02)(985)

Iyaa lah ka pasti bibir dan pipi tu kaa. Nyata dah (P03)(1545)

Perilaku seksual meraba

Aktivitas seksual meraba bagian sensitif, sering dilakukan

ketiga partispan sebelum melakukan hubungan seksual. Meraba

bagian sensitif merangsang partisipan untuk melakukan hubungan

seksual. :

Senang kak, enak ka ..hehe.. kalo disentuh rasanya pengen kaya gitu aja kak.. ya melakukan (P01)(415)

Iyaa kak.. yaa pegang pegang itu kak leher, paha (P02)(1005)

Rasanya tu yaaa senang kak..trus pas dia pegang segala susuku mau berhubungan badan ja rasanya.. oleh yang sudah gak kuat lagi rasanya ka.. (P02)(1065)

Hmm yaaa kayaitu ka, beciuman , meraba, yaaa main ka (P03)(1505)

(22)

Perilaku seksual berpelukan

Sama seperti halnya perilaku seksual berpegangan tangan dan

berciuman, berpelukan pun menjadi aktivitas seksual yang sering

dilakukan oleh ketiga partisipan:

Pernah ka, sering malahan.hehe (P01)(455)

Main, ciuman, pelukan, berhubungan badan. (P02)(955)

Ciuman, pelukan, meraba-raba, terus berhubungan badan sih ka (P03)(1505)

Perilaku seksual Masturbasi

Pernyataan ketiga partisipan tentang perilaku seksual

masturbasi memiliki variasi :

Yaa kalo itu pernah aja ka tapi jarang sih, soalnya aneh aja aku mun kayaitu. (P01)(550)

Yaa.. gak lah ka, aku gak pernah kayagitu. Paling ya kalo mau. Tapi kalo gak bisa ya aku diam aja. (P02) (730)

Hahaha.. masturbasi ka? Kada suah ka ai.. mun aku mau mending panggil pacar aku ja . kalo gak ya sama pelanggan. (P03)(1605)

Partisipan 1 menyatakan pernah melakukan

masturbasi, berbeda dengan partisipan 2 dan 3 yang

mengatakan tidak pernah melakukan masturbasi.

(23)

Ketiga pertisipan, mengatakan pernah melakukan oral seks

bersama kekasih dan pelanggan mereka. Aktivitas seksual ini

dilakukan pada saat sebelum melakukan hubungan badan.

Hah? Oral seks itu yang kayagimana ya ka? (P01)(495)

Ohh hehe, kalo itu sih iya ka.. kan kalo sama pelanggan tuh minta gitu pang ka biasanya. Sama pacar aku juga dulu pernah (P01)(505)

Oral seks? Sering lah ka. Sebelum gituan kan pasti gitu ka.

Hehehee.. (P02)(1045)

Oral? Kaya pernah dengar. Yang kalo bahas gaulnya blowjob kah

ka. Ya pernah dong ka.(P03)(1590)

Perilaku seksual petting

Seperti perlakuan seksual lainnya ketiga partisipan pun

mengatakan pernah bahkan sering melakukan aktivitas seksual

seperti petting. Partisipan kurang memahami beberapa istilah

perilaku seksual :

Nah, petting tu apalagi kak? (P01)(520)

Ohh itu namanya petting ya kak.. kalo itu sih biasanya iya kak sebelum kami berhubungan badan tu kayagitu ka (P01)(530)

Apaa petting tu kak? (P02)(1025)

Ohh itu ka.. sering lah dulu ka, saking sayang nya aku sama dia aku tu nurut nurut aja apa yang suruh ka.. (P02)(1035)

Petting? Gak kaaa apa tu? Putting? (P03)(1565)

(24)

Perilaku seksual Intercourse (senggama)

Pada penelitian ini partisipan 1, 2 dan 3 melakukan perilaku

seks (bersenggama) dalam usia yang dini. Perilaku seksual

dilakukan pertama kali bersama kekasih tanpa ada paksaan dan

didasari atas suka sama suka:

Pertama kali tu kelas 1 SMP ka.. dengan pacar ku.. awalnya tu pacar ku Tanya “kamu sayang gak sama aku” yaa.. aku jawab aja kak.. “sayang sekali” terus aku dipeluknya ka, terus diciumnya , di raba-raba, sampai hilang kesadaranku.. ternyata aku udah gak pakai baju kak.. (P01)(585)

Pas kelas 3 SMP pang kaa.. ceritanya tu awalnya dibawanya aku kebarak,habis tu kami dua bolos, terus disitu kami ciuman, dia pegang susuku, terus diajak nya aku nonton bokep, terus kalo gitu yaaa main aja lagi kak (P02)(1105)

awalnya tu aku sama pacarku, aku dibawanya ketempat temannya, terus tu di kos itu kami berdua pacarku ditinggal temannya sisa kami berdua, nah disitu ka mulai cium-ciuman, terus tu langsung ja, dia meraba susu ku dan aku dipaksa megang punya dia, terus langsung ja disuruh lepas baju. Langsung ja kami berhubungan badan.. (P03)(1665)

Tabel 4.2 Berikut ini adalah tabel ringkasan dari verbatim yang

sudah diuraikan, berupa tema, subtema dan kategori perilaku seks

pada remaja.

Tema Sub Tema Kategori

 Perilaku seksual

pada remaja

PSK.

 Berfantasi

 Pegangan tangan

 Cium kering

 Remaja

melakukan

[image:24.516.87.452.185.656.2]
(25)

 Cium basah

 Meraba

 Berpelukan

 Mastrubasi bagi

wanita.

 Oral seks

Petting

Intercourse.

yang didasarkan

oleh pengalaman

pribadi bersama

kekasih.

 Remaja

melakukan

perilaku seksual

dengan semua

pelangganya.

 Remaja

melakukan

perilaku seksual

secara tidak

sadar dan tidak

mengerti apa

yang

dilakukannya

dapat

membahayakan

kesehatan fisik

dan alat

reproduksi.

(26)

dan mencari

kesenangan

,menjadi faktor

utama remaja

melakukan

seluruh perilaku

seksual.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Perkembangan Remaja PSK

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan timbulnya

tanda-tanda pubertas dan berlangsungnya pemasakan seksual sampai

tercapainya pertumbuhan fisik dan mental kira-kira 12-21 tahun

(Undang-Undang No.4, 2002). Pada hasil penelitian ini ditemukan

bahwa masa pubertas pada ketiga partisipan yang berusia 14-17

tahun ditandai dengan perubahan biologis, kognitif dan

sosio-emosional yang sangat erat kaitannya. Perubahan biologis pada

pasrtisipan seperti pembesaran payudara pada wanita dan

(27)

dan paha merupakan bagian sensitif apabila disentuh oleh lawan

jenis dan menimbulkan dorongan untuk melakukan hubungan

seksual seperti yang dirasakan oleh ketiga partisipan. Hal ini

ditunjukan pada ketiga partisipan yang melakukan hubungan

seksual pertama kali melalui kedekatan secara fisik dengan

pasangan seperti sentuhan, ciuman dan pelukan.

Perkembangan psikologis pada remaja yang dapat dilihat

pada ketiga partisipan pada hasil penelitian, yaitu remaja merasa

mampu melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan menghasilkan

keuntungan, tanpa ada dukungan dari orang tua yaitu dengan

bekerja sebagai pekerja seks komersial. Perkembangan kognitif

yang nampak pada partisipan adalah cenderung untuk membuat

keputusan sebagai PSK tanpa pemikiran yang matang mengenai

dampak dari pekerjaan tersebut terhadap kesehatan melainkan

hanya dengan mempertimbangkan kesenangan bagi dirinya sendiri.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Soetjiningsih (2007),

bahwa hubungan seksual pada remaja awal dipengaruhi pada saat

mengalami masa pubertas, tekanan dari teman sebaya, frekuensi

pertemuan dengan kekasih, hubungan dengan kekasih yang

semakin romantis, adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada

(28)

memungkinkan untuk mendidik anak-anak memasuki masa remaja

dengan baik.

4.5.2 Pengetahuan seks dan perilaku seksual pada

remaja PSK

Ketiga riset partisipan remaja PSK pada penelitain ini tahu

dan paham tentang pengetahuan seks bebas. Ketiga riset

partisipan menyatakan bahwa seks bebas diartikan dengan orang

yang berhubungan badan dengan lawan jenis layaknya suami istri

dan dilakukan secara bebas dengan berganti pasangan. Hal ini

sesuai dengan teori Ghifari (2003), bahwa seks bebas adalah

hubungan antara dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda,

dimana terjadi hubungan seksual tanpa adanya ikatan pernikahan.

Pernyataan ketiga riset partisipan pun sejalan dengan teori

Nanggala (2006), yang menyatakan bahwa seks bebas dapat

diartikan sebagai pola perilaku seks yang bebas tanpa batasan,

baik dalam tingkah laku seksnya maupun dengan siapa hubungan

seksual itu dilakukan. Media yang tidak edukatif seperti film porno

mengakibatkan dorongan seksual pada partisipan meningkat untuk

berkhayal dan ingin melakukan perilaku seksual. Ketiga partisipan

menyatakan pernah melakukan semua bentuk perilaku seksual

seperti, berfantasi, pegangangan tangan, berpelukan, berciuman,

(29)

seksual yang dilakukan remaja pertama dilakukan bersama kekasih

dan kemudian dilakukan pada saat bekerja sebagai PSK. Dalam

perkembangannya, perilaku seks bebas di kalangan remaja PSK ini

terjadi secara berulang. Hal ini dikarenakan adanya stimulus dari

luar. Menurut pendapat Skinner dalam Notoatmodjo (2010),

perilaku merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar melalui proses stimulus-organisme-respon

(teori SOR / Stimulus-Organisme-Respon). Remaja mulai merespon

stimulus yang ada dengan tindakan nyata. Stimulus atas perilaku

seksual remaja, salah satunya dengan menonton film porno yang

kemudian dipraktekan langsung dengan pasangannya.

Kesenangan dirasakan oleh remaja sekaligus sebagai ungkapan

kasih sayang dengan orang yang dicintainya.

Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja mempunyai

resiko yang dapat membahayakan kesehatan. Dalam penelitian ini

ketiga partisipan tahu dan paham mengenai dampak seks bebas

terhadap kesehatan yaitu penularan HIV/AIDS, kanker serviks atau

menyebabkan kehamilan. Pernyataan mengenai pengetahuan

partisipan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sarwono

(2003). Sarwono menegaskan bahwa hubungan seks pranikah

dapat mengakibatkan penularan PMS, HIV/AIDS, dan kehamilan.

Akan tetapi remaja tetap melakukan seks bebas melalui profesi

(30)

diperoleh dari lembaga formal. Pengetahuan seks diberikan setelah

partisipan sudah melakukan perilaku seksual. Setelah diberikan

pengetahuan, partisipan tetap melakukan perilaku seks bebas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Tobin & Okojie (2010) di Afrika, bahwa remaja memiliki

pengetahuan serta pemahaman yang baik tentang dampak seks

bebas dan aktif secara seksual. Begitu juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Capuano (2009), tentang perilaku seksual di

kalangan remaja di Italia mengenai pengetahuan dan penggunaan

kontrasepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari

setengah siswa dari total 630 siswa di Italia yang telah disurvey,

telah aktif secara seksual. Usia rata-rata saat pertama hubungan

seksual adalah 15 tahun dan kontrasepsi yang paling banyak

digunakan adalah kondom. Setelah diberikan pengetahuan selama

2 bulan dan dilakukan evaluasi kembali, didapatkan hasil 70% anak

secara aktif masih melakukan hubungan seksual. Penelitian yang

dilakukan di Italia sejalan dengan hasil penelitian bahwa

pengetahuan yang diberikan kepada remaja PSK yang aktif secara

seksual, tidak mempengaruhi menurunnya kejadian seks bebas

pada remaja. Namun, remaja memproteksi diri dengan penggunaan

kontrasepsi (kondom) untuk meminimalisir dampak dari seks bebas

(31)

Ketiga partisipan merasa senang dan mendapatkan

keuntungan finansial berupa uang dari berhubungan seksual.

Fenomena kehidupan remaja PSK di kota Palangkaraya yang

mencakup pengetahuan seks dan perilaku seks di kalangan remaja

sesuai dengan temuan staf Yayasan Hotline Surabaya. Temuan

tersebut adalah remaja wanita yang bekerja sebagai PSK

dikarenakan ekonomi rendah dan dipengaruhi teman sebaya yang

mempunyai uang banyak dan barang bagus dari hasil bekerja

sebagai PSK (Hudiono, 2013). Hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Aderinto (2008), tentang remaja

pekerja seks di Ibadan, Nigeria. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa kemiskinan, tekanan teman sebaya, sosio-ekonomi yang

buruk merupakan faktor remaja bekerja sebagai pekerja seksual.

Remaja PSK menyadari akan menghadapi berbagai jenis resiko

dalam pekerjaan seks, hanya saja mereka tidak dapat berhenti

karena sudah terlanjur melakukan hubungan seks dengan kekasih

dan kemudian dengan bekerja sebagai PSK mereka merasa

senang dan mendapatkan keuntungan secara finansial.

Faktor lingkungan sangat mempengaruhi pengetahuan dan

perilaku yang dimiliki remaja, seperti yang diungkapkan

Notoatmodjo (2005) bahwa lingkungan memberikan pengaruh

pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari

(32)

menunjukan bahwa partisipan tidak pernah menerima informasi

mengenai seks bebas dari orang tua sebagai lingkungan terdekat.

Remaja mendapatkan pengetahuan seks dari media yang tidak

edukatif seperti film porno dan lingkungan teman sebaya yang

mendukung partisipan untuk melakukan hubungan seks bebas.

Pada usia remaja teman sebaya sangat mudah diterima

dibandingkan orang tua, maka dari itu remaja percaya pada teman

sebayanya dan akan berperilaku sama seperti teman sebayanya.

Diharapkan orang tua menjadi sumber edukasi seks deteksi dini

pada remaja agar remaja mampu terhindar dari perilaku seks dan

Gambar

Tabel 4.1 Berikut ini adalah tabel ringkasan dari verbatim yang
Tabel 4.2 Berikut ini adalah tabel ringkasan dari verbatim yang

Referensi

Dokumen terkait

Investor sangat memperhatikan return di masa yang akan datang dalam melakukan investasi karena investor cenderung menghindari risiko (Muljono dalam Yumettasari et

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Serang Jl. Dengan memperhatikan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-58/PB/2013 tentang Pengelolaan Data Supplier

Kajian pengaruh perbandingan molaritas reaktan asam laurat terhadap gliserol menunjukkan bahwa, pada perbandingan molaritas asam laurat terhadap gliserol 1:2,5

[r]

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

No Satuan Kerja Kegiatan Volume Pagu Sumber

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Sedangkan teknik analisis data menggunakan Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov, Uji homogenitas variant menggunakan uji Levene’s Test dengan