PENGARUH PNMBtrRIAF{
%[T*P
TUNHAI}AP
X\IILAI
SEIYSITTVTI'AS
KONTNAS
FADA
PIIWMruTA
TUBERIil}LOSIS
rANG
MruMI}AP*T
trIATIEUTOI,
Tkil
rchgdmSrffi,ryrr$
Untuk
n*pcetn
gdry
lhmmspcfiEr
mrh
{)0cL
RINDA IYATI
No-
CHS
:
1916{
PROGRAM
PET\TDII}IXAI\5
IX}IfftrR
SPISIALIS
*IATA
FAI(ULTAS
KEIX}KTf,RAN
TTI{WERSITAS
ANDALAS
PENGARUH
PEilIBERIAN'ZINC'
TERHADAP
NILAI
SENSITTVITAS
KONTRAS
PADA PEIYDERITA
TUBERKULOSIS
PROG
RA}I
PEi\IDID
IKAN
DOKTE
R
SPESIA
LIS
IVIATA
FAI{tf-TAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
Tesis
Diajukan
sebagai salah satusyarat
Untuk
mendapatkan gelarDokter
SpesialisMata
Oleh
RINDA WATI
No.
CHS
:19164
PADANG
Lf,IIIBARAN
PENGESAHAN
PENGARUH
PEMBNRIAN
"ZINC''
TERHADAP
N.ILAI
.SENSITIVITAS KONTRAS
PADA
PtrNDERITA
TUBERKULOSN
YANG MENDAPAT
ETAIVTBUTOL
Tcri$
F
(rr;
R.INI}A WATI
\:o-
CHS:
19164Tchh
disetujui
olehPembimbing
TesisFakultas Kedokteran Universitas Andalas
;
[Hlimbing
TesisI\ama
Jabetan
Taqqn Tangan
lDr.
!'t-
Htotry,rt'
Spl[
Pembimbing
I
''/
Assalarnmu'alaikum Wr. Wb.
B ismil lahirrah mani nahi m
Syukut'
Allhamdulillah
penulis rahmat dankaruniaNya
penulis dapatd6irFng
berjudul :KATA
PENGANTAR
panjatkan kehadirat
Attah SWT,
karena berkat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tugasPENGARUH
PEMBERIAI\I
"ZNYC"
TERHADAP
NILAI
SENSITTVITAS
KONTRAS
PADA
FENDERITA TUBERKULOSIS
YAI\IG
MENDAPAT
ETAMBUTOL
Pada kescmpran
ini
penutis mcnymrpaiken rasa hormat dan ucapan terima kasih5ang setulus-tulusnya kep"dut
l.
Prof. Dr.H. Khalilul
Rahman,SpMK),
selaku Ketua Program Study (KPS) Prograrn Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalasi
RS
Dr.
M.
Djamil
Padang, yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti pendidikan serta membagi peogalarnan dan nasehat yang sangat berguna bagi'penulisL
th-
d'dzal
Rahman, SpM(K), selaku Ketua Bagian/
SMF llmu
KesehatanMda
Falultas Kedokteran Universitas Andalas/
RSDr. M. Djamil
Padang,yang telah banyak memberikan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
pelaksanaan,penelitian
ini
3.
Dr.
Hj.Getry
Sukrnawati,SpM(K),
selaku Sekretaris ProgramStudi
(SPS)4.
Kedokteran Universitas Andalas
/
RS
Dr.
M.
Djamit
Padang,yang
telahlanyak
membimbing penulis selama mengikuti pendidikan serta membagi pengalaman, masukan, saran dan nasehat yang sangat bergunb bagi penulisDr.H.MHidayat,spMsebagaipembimbinglyangtelahmemberikan
bimbingan
dan
meluangkanwaktu
dalam memberikan bimbingan selama;
pendidikan, persiapan, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan tugas akhir
ini
ln'-I&
Ulcnfti*i,
SpM s€bagai penrbimbingII
yang telah meluangkan waktuuntuk
memberikan bimbingan selama pendidikan, persiapan, pelaksanaanpenelitian hingga penyusunan tugas akhir
ini
prof. Dr.
H.
Ibrahirns,
SpM(K)
yang telah banyak membimbing penulisselama mengikuti Pendidikan
prof.
Dr.
H.
Marias
Marianas,spMK)
yang telah
banyak membimbingpenulis selama mengikuti pendidikan
Dr.H.Muslim,SpM,Dr.H.YaskurSyarif,SpM,Dr.Hj.KemalaSayuti,
SpM(K),
Dr.
Irayanti, SpM,Dr.
Heksan, SpM,Dr'
Harmen, SpM'Dr'
SpM'Dr.Madis,SpM,Dr.AzwinAziz,SpM,Dr'sriHandayaniMegaPutri'SpM'
Dr.Weni Helvinda, SpM, Dr. Mardijas Efendi,
SpM
dan Dr.Andrini
Ariesti,SpM yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti pendidikan, membagi pengalaman dan nasehat yang sangat berguna
Dr. Hj.Ellya Thaher, SpM, Dr.H. Zukhri Zainun, SpM, Dr. Sri Hartanti, SpM, sebagai
staf
pengajardi
BKMM
yang telah
memberikan bimbingan danpengarahan selama mengikuti pendidikan
5-6.
7.
8.
10. Direktur RS Dr.
M. Djamil
Padang yangtelah menyediakan fasilitas selama.
penulis mengikutiPPDS
di Bagian IImu Kesehatan Matall.Bapak
Dekan Fakultas Kedokteran Uniyersitas Andalas.Padang yang telah menyediakan fasilitas selama mengikuti PPDSdi
BagianIlmu
Kesehatan Mata12. Teman.teman sejawat residen
di
Bagian
Ilmu
KesehatanMata
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RS DrM
Djamil
Padang atas bantuan serta kerjasama yang telah terbina selamaini
13. Rekan-rekan paramedik bangsal dan
poliklinik
Bagianiltnu
Kesehatan MataRS Dr- M Djamil Padang atas kerjasana yang telah terbina selama
ini
Dir4fflgirEbkrih
5nngt*
terhingga penulis ucapkan kepada :14. P4l,i
I-LAnm
dil ftili
t{-
I}Esniar yang tclatr melahirkan, membesarkan,mendidik dengan
panrh
pcrj'sngrr,
dan
memberikan kasihsayang yang sangat luar biasg serta tak henti{rentin5na memberikan dorongan
dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan
ini
15. Suamiku tercinta Budi Akbarsyah, SE yang telah mendampingi penulis dalam suka dan duka selama menjalani pendidikan. Memberikan dorongan dan doa
dengan penuh cinta, kasih sayang, kelembutan hati, kesabaran, pengertian dan
pengorbanan, yang menjadikan sumber inspirasi dan semangat penulis dalam menyelesaikan pendidikan
16. Kakak-kakakku tersayang
Ir.
Feri
Anda Jaya,MM, Ir. Triyoki
Anda
Jaya,MM,
dan adik-adikkd tercinta Hendriko, SSos, Hendrika SEAltl, Msc,
yangtelah membantu dan memberi dukungan
moril
dan doa dalam penyelesaian pendidikan17. Terakhir kepada semua pihak yang namapya
tidak
dapat dicantumkan satupersatu, yang telah memberikan banruan
moril
selama mengikuti pendidikanini.
Semoga semua bantuan Bapak, Ibu, Sejawat dan rekan-re.kan mendapat.pahala disisi Allah SWT
Penulis menyadari bahwa penelitian
ini
masih jauh dari kesempumaan.Untuk
itusaran dan
kritik
yang konstrukfif untuk kesempurnaan tesisini.
Semoga penelitian
ini
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi Bagian/ SMFItfda
Fakultas KedokteranUniversitas
AndalaVRS
Dr.
M
Djamil
Arq
kodol*eran pxla umumnya Amin....,...
.:Padang, Desember 2010
(P
e
n
u
I
i
s)
EFFECT
OF
''ZINC''
VALUE
OF
CONTRAST SENSITIVITY
IN
PATIENTS WHO
HAVE TUBERCULOSIS ETHAMBUTOL
Rinda
Wati
Department
of
Ophthalmology Facultyof Medicine
AndalasUniversitylDr
M
Djamil
Hospital PadangABSTRACT
Ob.irrtive
:
To
evaluatethe efficacy
of
zinc sulfarteto
contrastsensitivity
of
tuberculosisdfom
rnto
get etambutol therapyt
[*.t
Ut
:
An
eksperimentalstudy
of
tuberculosis
patient
which done during Jtrly
toNovenrber 2010. Seventy
two
patients(
seventytwo
eyes ) that been investigated, divided atrmdom
as intervention group
andcontrol
group.
Thirty
patientsin
intervention group
are1rnryied
*ith
zinc
sufate 40mg orally
once a day during 2 monthswhile
patientsin
conttol
groupufuqgh
zirc
sulfate40 mg during 2
months. Basicof
ophthalmology
and sensitivitycontrast were
examid
oo both eyes before usingof
zinc sulfate 40 mgResult:
In fte
intervention group contrastsensitivity
values beginning the second weekgot
the mostpoinb is
the valueof settling
then the valueof
improved
I
line-
At
each subsequent controlcfrranges the amount
of
contrastsensitivity
valuesin
line
with
the reduced numberof
values-rrar
persist
with
increasing values improved.After
2 months there were changesin
the valueof
contrastsensitivity
in
the categoryof
most improved2
lines, andfound no
decreasein
of
contrast sensitivity
in
this group.While
in
the control group got settled contrast sensitivity value, decreased and improved. Themost points after 2 months
is
a settled value,.followedby
decreasing valueof
t
and 2 linesof
each of the three subjects,
while
the valueof improved
I
line
of
6 subjects and2
linesonly
Isubject.
Conclusion:
There was a
statistically significant
difference betweenintervention
andcontrol
groups after2 months
with
p:0.000
b
<0.05).There
is
improved contrast sensitivity values
that
were
statistically significant,
theintervention group after
being given zinc
sulfate40 mg
orally for
2
months. There were noimpairment
of
contrastsensitivity
in
patientswho
received theintervention
4Omg
oralzinc
sulfate.
There was
no
statistically significant
difference. against
the
value
of
contrastsensitivity in the control group.
Keywords:
PENGARUTI
PEMBERIAN ''ZINC'} TERHADAP
NILAI
SENSITIVITAS KONTRAS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS
YANG MENDAPAT
ETAPIBUTOL
Rinda lVati
Bagian
Itmu
Kesehatan MataFakultas Keclokteran Universitas Andalas / RS
Dr
M Djamil
PadarrgABSTRAK
Triuan
:
Mengetahui pengaruh pemberianzinc
terhadapnilai
SK
pada penderitaTB
paruynng banr mendapat etambutol
i
I
HG
:
Penelitian eksperimental terhadap pasien Tuberkulosis paru baru yang dilakukanI
chma
bulanJuli
sarnpai November 2010.Tujuh
puluh dua pasien (tujuh puluh
dua mata)
5rang
diteliti
dibagi secara random menjadi kelompok intervensi dan kelornpokkontrol. Tiga
Flnh
enam pasien Padakelompok
intervensidiberi
zinc
sulfate40
mgorat
satukali
sehari$hne
2hlan
sedangkan pada kelompok kontrol tanpa pemberian zinc sulfate.Sernu
saryel
dilakutan
pemeriksaan dasardan
sensitivitas kontras
mat4 bila
terdagatperbdsan
nilsi
ptda
keduamat4
nilai
yangdiambil
adalahnilai
yang terendah. Selanjutnyapasien diberi zitrc
sillfu
4O mg kemudiandikontrol
setiap 2minggu
ftrrtil
:hda
kelompok intervensi
nilai
semitivitas konhas
awal
minggu
ke
dua
didapatkannilai
terbanyak
adalah
nilai
menetap, kemudian
nilai
membaik
I
baris.
Pada setiap kontrol
selanjuhya
terjadi
perubahanjumlah nilai
sensitivitaskontras
seiring dengan berkurangnyaiumlah
nilai
yang
menetap dengan bertambahnyanilai
yang
membaik. Setelah
2
bulanterdapat perubahan
nilai
sensitivitas kontras terbanyak padakategori membaik
2
baris, dantidak ditemukan penurunan
nilai
sensitivitas kontras pada kelompokini.
Sementara pada
kelompok
kontrol
didapatkannilai
sensitivitaskontras
menetap, menurun danmembaik
Nilai
terbanyak setelah2
bulan
adalahnilai
menetap,diikuti
dengannilai
merumn
I
dan
2
baris
rnasing-masingtiga
subyek,
sedangkannilai
rnernbaik
I
barissebanyak 6 subyek dan2 baris hanya 1 subyek.
Kcsinpulan:
Terdapat perbedaan yang bermakna secara
statistik
antarakelompok intervensi
dankontrol
setelah 2 bulan dengan p = 0,000
b
< 0,05).Terdapat
nilai
sensitivitas kontras membaik yang bermakna secara statistik, padakelompok
intervensi setelahdiberi zinc
sulfate 40mg oral
selama 2 bulan.Tidak
didapatkan penunrnannilai
sensitivitas kontras pada pasien yang mendapat intervensi zinc sulfafe 40mg
oral.Tidak
terdapat perbedaanyang
bermakna secarastatistik
terhadapnilai
sensitivitaskontras
pada kelompok controlKataKunci:
DAFTAR
ISI
I
Krte
Pengamtarllifterlsi...
lDrfterTabel
...
DefterGrafik.
Gembar
LIDI
PEI\TDAIIULUAFTl-l
ktarBelakang...
Masalah2.1
Tuberkulosis....
2.1.1. Penularan Tuberkulosis .
2.1.2. Standar Terapi Tuberkulosis . . . .
2.2
Toksisitas Etambutol.Manajemen Toksisitas Etambutol
2.3
PerananZine.
2.4.
Sensibilitas Kontras.2.4.1 TesSensibilitas Kontras. . . .
2.4.2. Sensitivitas Kontras pada Toksik etambutol
BAB
III
KERANGKA
KONSEPDAN
I{IPOTESA
i
v
vii
viii
ix
x
I
4
5 6
7 7
I
8
l5
t6
l9
22
25
3.2
Definisi Operasional. . . . .3.3
HipotesaMETODE
PENELITIAI{
1.4.1
Desain Penelitian4.2
Populasi Penelitian4.3
Waktu dan TernpatPenelitiani
4.4'
Kriteria Inklusi dan Ekslusi4.5
Alur Penclitian . .4-6
Bahan dan Alat'
+.7
Cara dan Prosedur Kerja4.8
Pengolahan dan Analisa Dala,.PENELITIAN
SANAN.
26
:,
BABTV
28 28 29 29 30
3t
31
32
JJ
48 49
ffi;;
Tltd53
Tl5GtS-,f
Tabel SS
Tabel5.6
llhbel5.7
Tabel 2.1Tabr,l2.2 Tabel2.3
Tabel5.8
"l[bbel5.9
ffiel5.l0
T&t
5.1rDAT'TAR
TABEL
DosisPemberian
Zinc..
...
Perbandingan kadar zinc serum penderita tuberkulosis dengan
kontrol..
19Perbandingan kadar zinc sebelum terapi tuberkulosis dengan selama dan setelah terapi etambutol berdasarkan stadium
penyakit.
. ..
19Distribusi frekuensi jenis kelamin kelompok kontrol dan intervensi. .
.
34 Rata-rata umur sampelpada kelompok intervensi dan kontro[. . ..
34l.{ilai SK berdasarkan kelompokumurkelompok intrevensi. . . .
.
35Nild
SKMasarkan
kelompok umur kelompokkontrol
36DIEEd
sqertfu
kqrtras pada kelompok intervensi- . .-
37PenSfu
nihi
mitivitrs
kmuas@a
kelompokkontrol
39Nilai
sensiwtas kontras@kclompok
intervensi dan kontrolsebelum
terapietambutol
40 Jumlah perubahan nilai sensitivitas kontras sebelum dansesudahterapi
etambutolpadakelompokintervensi.
...
.
.
.
42 Jumlah perubahan nilai sensitivitas kontras sebelum dansesudah terapi etambutol pada kelompok kontrol.
Nilai
sensitivitas kontras sebelum mendapat etarnbutol.Nilai
sensitivitas kontras selama mendapat etambutol.42
43
44
[image:12.450.13.423.48.469.2]Cnmbar 2.2' Gambar 2.4,1
Gambar 3.1
(hmbar 4.5
5.1
52
5.3
DAFTAR GAMBAR
Patofisiologitoksiksitasetambutolo.
...:i;,...
13Pelli Robson Chart dan lembaran penilaian sensitivitas
kontras.
25Kerangka konsep
penelitian
26,Alur penelitian.
.
30Nilai
SK pasien tuberkulosis sebelum terapietambutol.
43 Perbedaan nilai sensitivitas kontras selama terapietambutol...
45Trend perbedaan nilai sensitivitas kontras pada kelompok
s
F
i.: ;,;
P:l h
g
F
f,
F
I
r^ruprneN
t
DAFTAR
LAMPIRAI{
Data dasar visus dan nilai senositivitas kontras kelompok
intervensi
Data dasar visus dan nilai sensitivitas kontras kelompok kontrol
Kuesioner
dan
Status Penelitian
Pemeriksaan sensitivitas kontras pada pasien terapi etambutol Lembar InformasiLembaran informasi
Formul ir Persetujuan Tertul is
Uji
Hipotesa:
I^AI\,{PTRANII
i '.
;,
i
IAMPIRAN
III
I
M
rV
V
VI
t
b
BAB
I
PENDAHULUAI\
l.l.
Latar
BelakangTuberkulosis
(TB)
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh kumanIfycobacterium
tuberculosis.
Penyakit
ini
ditemukan secara
endemik
hampir.diseluruh dunia.
Anti
tuberkulosis telah dikembangkan selamalebih dari 50
tahun, dan salah satu obat yang saatini
merupakan obatpilihan
utamadalam
terapi
TBrdalah etambutol. (1'2'3)
Diperkirakan
sekitar
sepertigapenduduk
dunia telah terinfeksi oleh
M. tuberculosis. Pada tahun 1995, diperkirakan terdapat 9juta
pasienTB
baru dan 3juta
mengalami kematian
akibat
TB
diseluruh
dunia.
(4)Di
Indonesia,
TB
masih merupakan masalahutama
kesehatan masyarakatsampai saat
ini.
WHO
(2006) menyatakanbahwa,
Indonesia merupakan negara dengan pasienTB
terbanyak ke-3rli
dunia (10%) setelahIndia
dan Cina. Padatahun
2A04, setiap tahun ada 539.000hzsus baru dan kematian 10t.000 orang. Insidensi kasus
TB BTA
positif
sekitarll0
per 100.000 penduduk. (a)
Toksik Optik Neuropati merupakan suatu kelainan akibat terpapar oleh bahan
mksik yang
biasanyamuncul
secara slowly progressive, simetrisbilateral,
dengan kehilangan visus tanpa nyeri dan dapat menyebabkan skotoma. (t)Toksik
ini
bersifatindividual dan dapat terjadi pada semua umur
dan
ras.Etambutol pertama
kali
dikenalkan sebagaifirst-line
terapiTB
pada tahunX961. (6'7'8'e) Etambutol
sendiri
bersitat bakteriostatik dengan caramen$ak
dindingKclemahan etambutol adalah si:fat ehelating dari
etambutol
yang menganggu proseswi&tive
phosphorilasi dan metabolisme mitokondria pada saraf optik. (6'tl)Menwut
WHO terdapat lebih kurang 9,2 juta kasusTB
baru setiap tahunnya dan55
o/o diantaranya mendapat terapi dengan etambutol. Terjadi^nya et'ek sarnpingetambutolpertama kali clitaporkan oleh Carr dan HenHnA pacla tahun 1962 yang satah
sfirnya
adalah neuritis. Efek sampingini
sebagian besar bersifat reversible walaupundalam
beberapa kasus dapatbersifat ireversible
baltkanmenimbulkan
kebutaan. ilenyakit ginjal merupakan faktor resiko penting untuk berkembangnya toksisitas pada&rler.
(6,12,13'14)Baron dkk
(1974)
menyatakan dosis awal etambutol25 mg/kgbblhr selama 60hari
kemudian diturunkanmenjadi
dosis
15mg&gbb/hr untuk waktu yang
tidakdibatasi, narnun tetap berdasarkan organ tubuh yang dikenai oleh kuman
TB
tersebut. Toksisitas etambutoljuga
dilaporkan dapat tedadi pada dosis yang dinyatakan aman (15-25 mg/kgbb/hr). Bebenapa ahli melaporkan bahwa usia yang lebih tua berperananddam toksisitas etambutol walaupun pada dosis rendah, sehingga dikatakan tidak ada
dosis
yang
amanuntuk
etambutol.(6'12) Laporan kasusdari
Tan
AK
dkk,
(2008),ndqporkan,
seorangwanita
umur
7l
tahun
rnengeluhkan penurunan penglihatanffislah
2mhggu
mendapatkan terapi etambutol dengan dosisl5
mgikgbb/hr
(ri) Gejalaklinis
toksik etambutol berupa penurunan visus, penurunan Sensitivitas[mas
(SK),
skotoma sentral dan sekosentral" hilangnya kemampuan deteksi warnamah-hijau
atau biru-kuning. Gejala
ini
dapatterjadi
segera setelah pemakaian ur."rrbU61. (ll'16)Kontras adalah suatu
variasi
kecepatanobjek yang
dapai dibedakan secaraukurannya bervariasi (menghasilkan ruang antara garis kontras terang dan gelap) tapi ditampilkan pada kontras level tunggal yang
tinggi.
(r8)Dari
beberapa macam penilaian dalam pemeriksaan mata pasien diantaranyadapat
melalui
pemeriksaanvisus dan
SK.
(le) Sebagaimanadiketahui
kualitas kehidupan seseorang dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari dipengaruhioleh
SK. N{eskipunvisus
menjadi variabel utama dalam mengevaluasi berbagai kegiatan diktinik
ma0a dan penelitian namun gambaran optotype betwarnahitam
dengan latarhdakang
putih tidak
mencerminkanfungsi
penglihatanyang
ada pada kehidupannFta.
Keadaanini
menjadi alasan pemeriksaan SK dalam menilai fungsi penglihatan Eseorang. (20)Dari
beberapapenelitian
sehubungan denganterjadinya
toksik
etambutolsampai
saat
ini
masih bersifat
hipotesa-hipotesa. Hipotesa-hipotesa tersebutrnenghubungkan
toksisitas
yang terjadi
melalui
gangguan
pada
oxidativefinsphorilation
sehinggaterjadi
gangguan metabolismedi
mitokondria
Retinal'
funglion
Cel/s (RGC s).Zinc
chelote yang terdapat pada etambutoljuga
mengangguuidative
phosphorilasi, dengan cara tidak diikatnyazinc
oleh mitokondria, sehinggamjadi
gangguan metabolismemitokondria
dalarn pembentukanATP.
Keadaan inimrgakibatkan
terjadinya
perubahanpotensial
membranmitokondria,
selanjutnyar
I
&ri*,
peningkatan fragmentasijaringan mitokondria sehingga terbentuknyavakuol-l
I
*rot
oada mitokondria.Qt'22)fr E
)
Zinc
merupakan suatu logam yang disebut "essentialtrace
element" karena malaupun hanya dalamjumlah
yangsangat
sedikit
tetapi penting untuk" kesehatan manusia.Zinc
dibutuhkan untuk pembentukan struktur protein dan membran sel tubuh manusia, sehinggazinc
diperlukanuntuk
pertumbuhan dan pertahanantubuh.
Padadefisiensi
zinc
dapat mengubah penglihatan dan pada defisiensiyang
berat dapat menyebabkan perubahan pada retina. (21) Beberapa tahun terakhir banyak penelitan1lrng dilakukan
terhadap
perananzinc
dalam
toksisitas etambutol.
Penelitian-penelitian tersebut mengatakan bahwa
zinc
berperan dalam toksik etambutol A"ngun cara yang memicu terjadinya apoptosis (gene-directeclcell
death) mitokondria padaRGCs.
Kadar zinc,padapasien
TB
dikatakan menurun, Ghulam Hassan,(2009) danBoloursaz MR,(2007) dari hasil penelitian mereka menyebutkan penurunankadar zinc
dalam serum penderita
TB
disebabkan karenaredistribusi
zinc
dari plasma
kejaringan lainnnya yang
terjadi
pada penderitaTB
kronis, berkurangnya produksi atausintesis
zinc
pada fase akut dengan berkurangnyacarrier
proteinX-2
makroglobulin yang bertugas membawa transporzinc ke hati,
danjuga zinc
ini
digunakan olehkuman TB untuk pertumbuhan
dan
membelah 6111. (zr'z+)lJ.
Rumusan MasalahTuberkulosis merupakan
penyakit infeksi yang
endemikdi
Indonesia dan llndonesia menduduki peringkatke 3
di
dunia setelah Cina dan India.Penderita
TBhanus mendapat obat anti tuberkulosis yang salah satu
fisrt
line nya adalah etambutol.ffirnbutol
sendiri
mempunyaiefek
samping pada mata berupa toksisitas terhadapryaf
mata. Toksisitasini
terjadi karena adanya chelating metal pada etambutol yangmenrsak
enzim
arabirutsa transferasepada dinding
sel
mikobakterium, nantinya,fuar
menghambat proses sintesadinding
mikobakterium.Karena
ada kesamaantruktur
dinding sel
rnikobacterium
dengandirrding mitokondria matnalia,
makasfutesis
mitokondriapun dihambat.
Kerusakanini
diperberat dengan'adanya
zinc,fulator
tadi pada etambutol dapat mengakibalkan zinc tidak diikat oleh mitokondria,,sebagaimana
diketahui
zinc
merupakanmineral yang diperlukan
oleh
tubuh. Walaupun dalamjumlah
kecil zincini
sangat diperlukan untuk metabolisme dalam selubuh
manusia termasuk
oleh
mitokondria
RGCs
untuk
proses sintesa
lun
uretabolisme. Kekurangan
zinc
dalam mitokondria ditambah
dengan kerusakandinding mitokondria yang sudah ada dapat memperberat terganggunya sintesa dan
netabolisme mitokondria dalam pembentukan ATP
di
RGCs. Sebagaimana diketahuiR.GCs mempunyai sel-sel yang berfungsi untuk deteksi
SK
sehingga apabila terjadi kemsakan dari RGCs dapat menurunkan penilaian terhadap SK. Untukitu
perubahanoilai SK
dapat digunakanuntuk
deteksi awal dari toksisitas etambutol.Dari
proseserjadinya
toksisitasini,
terdapatnya peranan pentingzinc
pada mitokondria RGCs maka, apakah dengan pemberianzinc
dapat mempengaruhinilai
SK
sehingga dapat digunakan sebagai deteksi dini toksisitas dari etambutol?Li.
Tujuan
Penelitianl.
Tujuan umum :Mengetahui pengaruh pemberian zinc terhadap
nilai
SK pada penderita TBparu yang baru mendapat etambutol
2.
Tujuan khusus:a.
Mengetahui
nilai
SK
padapasien
TB
sebelum
mendapat terapi etambutolb.
Mengetahui pengaruh penambahan zinc terhadapnilai
SK selama terapi etambutol pada pasien TB.c.
Mengetahui perubahannilai
SK tanpa penambahan zinc pada pasien TBselama terapi etambutol
!t
Manfaat
Penelitiano
Dapat
mengetahui perananzinc
terhadapnilai
SK
pada pasienTB
yangmendapat terapi etambutol
' e
Dapat mengetahui deteksidini
terhadap toksisitas etambutol pada pasien yang:
.
Dapat
mengetahuimanfaat pemberian
"zinc"padamendapat terapi etambutol
sehingga
gangguan nilaidapat dicegah.
penderita
TB
yangSK
yang akan munculBAB
N
TINJAUAN
PUSTAKA
lL
Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit
yang
disebabkanoleh
kuman
lulycobaeterinmfurculosis
yang ditularkan secara langsung. Kumanini
secara primer berterbanganffi6
di
udaradari orang
yangterinfeksi
ke
orang yangtidak terinfeksi,
kumanmsrlk
pada host melalui paru. Awalnya inleksi TB biasanya laten alau dormant pedah
yang mempunyai fungsi sistemimun
yang baik.M.Tuberculosis
berkembanghnbat
secara obligat aerob dan sebagai parasitfakultatif
intraseluler. KumanTB
ini
mnakai
zinc
yang ada pada tubuh host untuk pertumbuhan dan perkembangannya.KrEna
kemampuannya yangunik
untuk
bertahan dan berproliferasidalam
fagositmonuklear,
kuman
ini
dapat
menysrangnodus
limf
lokal
dan
menyebar kerffiapnlmonar,
biasanya melalui rute hemato ",en(2s'26'27)E-l-l.
PenularanTuberkulasis
Sebagian besar kuman
TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organlrinnya. (a)
c
C-anapenularan-
Sumber penularan adalah pasien TBBTA
positif.-
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalarnbentuk percikan dahak (elroplet nuclei).
tfi!.
Stender TeraPiTuberkulosis
Paduan
oAT
(Obat anti tuberculosis) yang digunakan oleh Program Nasional[umggulangan
TBdi
Indonesia: (a)o
KategoriI
:2(HRZEY4(HR)3'' .
Kateg ori2 :2(FIRZE)S/(HRZEy5GrR)383''Keterangan:
H:
INH.
lL
Rifampisin.Dosis OAT yang biasa diberikan pada kategori 1:
Rifampisin
:
l50mg/hr
TNH :75mg/hr
Pirazinamid
:400mg/hrPaduan
OAT ini
diberikan untuk pasien baru:I
Pasien baruTB
ParuBTA
Positif'-
Pasien TB paruBTA
negatif foto torakspositif
-
PasienTB
ekstra Parui-2diberikanpadapasienyangkambuhataugagalpengobatankategori-1
Toksisitas
Etambutol
Mikobakterium
TB
pada umumnyasensitif
terhadap etambutot' Etambutolffi
mempunyai efek terhadap bakterijenis
lain.
Etambutol menekan pertumbuhan[c*el
basit yang resisten terhadap isoniazid dan streptomisin' Resistensi terhadapZ:Pirazinanid.
E: Etambutol
*rrrotol
secara invitro berjalan sangat lambat'Pada
kultur
kuman dikatakan, pada fase pertumbuhan mikobakterium dapat,Mef,nlerap etambutol dengan cepat. Bagaimanapun, pertumbuhan belum sepenuhnya
,dfi[rambat sebelum
24
jam, obat
ini
bersifat tuberkulostatik. Meskipun mekanismepaxi
kerja etambutol belum diketahui,diduga
obatini
menghambat penggabungan'
lsiiln
mikolat ke dalam dinding sel mikobakteri. (3'28)Etambutol merupakan kemoterapi yang
di
indikasikan dalam terapiTB.
Obatnmd
rbaiknya
tidak
digunakan sebagaiterapi
pada mikroorganisme resisten.Kerja
.ruhartini
menghambat metabolisme sel mikobakterium dan menyebabkan kematian selmilrobakterium.
Obat
ini
cepat diserap
oleh
traktus
gastrointestinal
denganmmtabolisme pada hepar dan diekresikan pada urin dan feces.
Obat
ini
biasa diberikan dengan dosisl5-25
mg mg/kg peroral dengan dosisnro"r-s-sal dalam sehari. (2'2e) Diberbagai literatur dikatakan
tidak
ada dosis yang amanrm*
etambutol. (2'8'30) Tedadinya toksisitas etambutol dihubungkan denganjumlah
dhsis yang digunakan dan lama pemakaian obat. Toksisitas
ini
dapat reversiblebila
ryEra
penghentian pemakaian etambutol, untuk itu perlufollow
up yang cermat padaMf,ffien
TB
yang
mendapat etambutolmelalui
pemeriksaanvisus,
SK
ataupun tes mffina- Pada kasus-kasustoksik
yang berat dan berlangsung lamadapat
mengenai,
dbrh
kiasma dapat bersifatirreversi6l"
(e'3t'32'33) Kasusini
biasanya ditemukan padaI
l,*
dengan dosis 35 mg/kgbblhr. Kasus toksisitas etambutol bergantung pada dosis r[
,m*"m
etambutol yang diberikan: (27'28).
Etambutol dosis 35 mg/kgbb/hr
:
lSYo.
Etambutol dosis 25 mg/kgbb/hr
:5-6%ohemberian dosis diatas ditemukannya manifestasi
toksik
rata-ratadalam
r,vaktu 2ituCen- o?l Dilaporkan dosis yang aman pada etambutol diberikan 15 mg/kgbb/hr, dan
dcmgan toksisitas serendah mungkin pada dosis 12,3 mglkgbbihr (2s)
Walaupun dikatakan
toksik
dapatterjadi
kurang
dari2
bulan
p"*b.riun
'cnmnbutol, NamunRYC
Chan, 2006 mengatakan secara umum manifestasitoksik
tfrdailr berkembang sampai 1,5 bulan setelah terapi. Gejala dan tandatoksik
etambutol,ffiryirnt terjadi
mulai
l-2
bulan setelah terapidimulai.
Manifestasi sebagai gangguanunrtmns pada kedua mata. Tanda
klinis
dapattimbul
secaraakut
ataukronis,
toksikummibutol
ini
pada dasarnya bersifat bilateral dan akan progresif apabila obat tidakffi[*ttiL*.
(26'2e)Sekitar 75 Yo sampai 80 o/o dari dosis oral etambutol akan diserap pada traktus unwrointestinalis. Konsentrasi dalam plasma mencapai puncaknya setelah
2
sampai 41pr
pernberian obat. Dosis tunggal25
mglkg akan menghasilkan konsentrasi dalam #enrna sebesar 2 sampai 5pglml
dalam 2 sampai 4jam.
Waktu paruh eliminasi 3-
4jlFnm- Kadar etambutol dalam
eritrosit
I
-
2
kali
kadar dalam plasma. Oleh karena ituumimrusit dapat berperan sebagai
depot etambutol
yang
kemudian melepaskannyamdfrfo-{edikit
ke dalam plasma. (2e)I
t
I
Dalam24
jam,
sebesar75
%
dosis etambutol yang diserap akan diekskresiF*
urin
tanpa perubahan bentuk obat, sekitar
15 o/odiekskresi dalam2
bentukf
*otit
-vairu derivat aldehid dan dicarboxylic acid. Renal clearance dari etambutol[
'mrn
sekitar
7
ml/menit/kgbb, diekskresi
melalui
sekresi
tubular
sehinggaI
[
^-t
Uuft t'iltrasi glomerulus (2'2e)t-I
I
go*butol
biasadiberikan
dosis harian sebesar 15mg/kgbb
memiliki
efekt
I r,tlm*
lanre minimal.Kurang
dari 2 o/o darisekitar 2000 pasien yang mendapatkan 15I
I
W,US
rnenealamiefek
samping, mengalami penurunantajam
pengtihatan-
Qe)I
I
I
I
lmmcnsitas gangguan penglihatan berhubungan dengan lamanya terapi dengan gejala
'mmiial
timbulnya penurunan visus,
baik
unilateral maupun bilateral.(8) Penyembuhanilhflnsan1'a
terjadi
apabila
pemberian
etambutol dihentikan,
lamanya
pemberianmn€rnp€ngaruhi derajat gangguan tajam penglihatan. Frekuensi efek okular meningkat
';r''**iq pasien dengan gagal ginjal karena pada keadaan
ini
terjadi peningkatan frekuensim&nqu *lalam plasma. (28'2e)
Banyak hipotesa
yang
diajukan dalam patofisiologi terjadinya
toksikonmbutol pada
saraf
optik,
terbanyak mengatakanterjadinya
kerusakan padarmfrmriiliondria
pada
saraf retina.
Beberapahipotesa
kerusakanyang terjadi
padaurnitokondria
seperti:
Inti
dari
kerusakantoksik
etambutol
adalah kemungkinanmuusafimya oxidative
phosphorilation
mitokondria RGCs. Adanya chelating metal padawrnbutol
dapatmemblok
proses oxidativephosphorilation,
sehinggazinc
tidak
mrfoat dalam mitokondria RGCs, sebagaimana diketahuizinc
sangat berperan dalamWms€s metabolisme mitokondria sehingga
fungsi
mitokondriajuga
terganggu untukmnediakan
ATP
yang diperlukan sebagai sumber energi. Prosesini
dapat memicumrfrmslcondria memulai terjadinya apoptosis dengan konsekuensi terjadinya kematian
rd-
Hipotesa ini dikemukan olehVirginie
Guitletdkk,
(2009; t6'r)Sadun
dkk,
(2008)
mengemukakanhipotesa terjadinya toksisitas
dariffiumian
mikobakterium tuberkulosis
melalui
chelating
melsl
dalam
ribosommmmkariotik dengan cara menghambat enzim arabinosa transferase. Enzim
ini
sangatffipurlukan
oleh kuman mikobakterium
untuk
sintesisdinding
sel
mikobakterium.Kmena adanya kesamaan
DNA
mitokondria mamalia dan ribosom mikobakterium rmd[a sintesismitokondriapun dihambat
oleh
etambutol.
Lepasnyaribosom
darinnrof,hulum endoplasmik
dan
pemisahanpolisom
menjadi
monosom menyebabkanneq"*tinya pengurangan ATP jangka panjang akan nengakibatkan penurunan sintesis
nrranein. Selain
itu
etambutol denganproduk
lainnya (metabotit) akan menganggu,widrrrive
phosphorilastion
dalam
mitokondria
di
RGCs.
Proses
oxidativep!,wsphorihstion
yangterjadi
datam mitokonclria adalah, adany4 elektron-eleklron Suqig rnerupakanhasil
pemisahankomplek
rantai
proton
clipindahkan melintasinpdsan dalam nrembran untuk menyusun lapisan elektrokimia. Energi disimpan dalam [reilspor elekh'on yang dipasangkan untuk sintesis ATP.
Sebagai
chelator
metal
yang
terdapat pada etambutol dapat mengganggu lmmid{n'ephosphorilation
dur
fungsi mitokondria
untuk
mengikat bahan- bahan',nrrrk sintesa seperti
zinc,
komplek
I
yang
mengandungbesi, komplek
IV
yangrmensandung tembaga dan bahan-bahan lainnya yang digunakan untuk pembentukan
tTF
guna sintesis dan metabolisrnernitokondria Apabila terjadi
kerusakan dalammofuksi
ATP jangka
lama sehingga terjadilah penumpukanreaktif
oxigen speciesLROS) yang akhirnya dapat menimbulkan apoptosis.
ATP
yang dibutuhkan oleh sel RGCs untuk sintesis paling banyak disediakanlutqh
mitokondria
RGCs. TergangguanyaMitokondria
akibat kekuranganATP
dan wuuurnpukan ROS rnenyebabkan terjadi penurunan potensiallistrik
untuk
rnelintasiiroubran
m itokondria sehingga terbukanya rni tocondria perme ab ili ty transit ion pore ffimPfP) yang menyebabkan kebocoran sitokrorn. Lepasnya Cytocrome-C kedalamCMnI
akan terjadi penggabungan Cytocrome-C dan apoptosisactivatingfaktor-I
dan'il
[riifl{affrya
procaspase-9 yang kesemuanya nrenimbulkan apoptosis. Setiap aksontArn
rnelakukan perambaian
potensial
aksi,
pompa sodium/potasium,
hantsm,gnnbalikan
potensial rnembran istirahat. Pada tahapini
di
butuhkanjurnlah
ATPryg
iranyak,tidak
mengherankanmitokondria
akan mengumpulkan'surnber ATPLrtur
d!
nodeso[
Ranvier dan bagianlain
sepanjang akson yangtidak
bermielin.Fcnurun potensial membran mitokondria tersebut dapat
menimbulkan
peningkatan ftegmefltasijaringan
mitokondria.
Terjadinya fragmentasimitokondria
ini
akanmrbentuk
vakuol-vakuol. Jumlahvakuol
ini
dapat meningkat dengan dosis danmtm
pemberian obat. Distribusi vakuol ini tidak sama, adakalanya akumulasi vakuol@
beberapa sel tapi tidak pada bagianlain-
(ra'35iSaat terjadinya gangguan pada mitokondria oleh chelator metal
ini,
,
fungsif,GCs
pun mulai
terganggu, sehinggaSK
dapat menumn.Apabila
proses terus;
herlanjut sampai
ke
tingkat
kematian sel, maka toksisitas etambutol dapat terjadi ,**rgan gejala awalnya pflrurunan [image:27.447.8.410.58.616.2]visus-\'-,,;-,..,;--,.-,,-,--,-:.'p'"
Gambar
2.1.
Patofisiologi toksisitas etambutol "I(utipan dari kePustakaan 36"Data dari percobaan hewan dan manusia diduga bahwa toksisitas etambutol
crydi
di
nzuron retina atau pada akson-akson RGCs. Gambaran kehilangan sel yangEtibat
bmrpa
kehilangan sel-sel ganglion retina,lang
mirip
denganglutamate-+'rfr"'
sdl domage dengan ditemukannyadefek
iskemik dan traumatik.neuron yangtlr''urc
kehilangan badan sel dan akson-akson ganglion retina. (25)@
l|
,
Hipoptesalain dari
Shindler
KS
dkk,
(2000)
mengatakanetambutol
danfirt*olitnya:
2,29(ethylenediamino)-dibutyricacid
(EDBA) toksik
terhadap RGCsin
vivo
dan
in vitro
melalui
mekanisme glutamat. Etambutol danEDBA
ini
ffian
dengan
kemampuannya terhadapchelating
metal yang
terdapat
padaffihtol
yaituzinc
chelatorN,N,Ng,Ng-tetrakis-2-pyridyl methyl-ethylene diaminememicu apoptosis sel imun manusia dengan menghabiskan zinc intraseluler.
imtetap
ditemukan pada toksik optik neuropatidan meningkat pada pasien denganse{um
zinc
yang
rendah.Makin
banyak
bukti
diduga bahwa kadar
zinedan
ekstraselulerdapat
menyebabkankematian
sel
melalui
proses(3s)
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan etambutol dapat menimbulkan
vakuol pada sel-sel retina. Pada penelitian Chung, dkk (2008) , di Korea
adanya
penambahanziic
chelator,
yaitu
tetrakis
(2-pyridylmenthyl)ine (TPEN)
yang merupakan chelater metal ogent yang terdapat padamenyebabkan bertambahnya pembentukan
vakuol
pada
kultur
sel-selSecara
histologi dari
lesi yang diarnbil pada bagian dekat sarafoptik
berupayang
bergumpalatau
terpisahyang
merupakan gambarandilatasi
akson.mielin
yang berdilatasiini
menjadi lebihtipis
dantidak
ditemukan prosesi.
Walaupun mekanismepasti
toksik
etambutol belum diketahui secarana(nun pada
eksperimenbinatang menunjukkan bahwa etambutol
dapat pengurangancopper
danzinc,
dengan penurunanaktivitas
ol<sidasetoksisitas
okular
belurn dapatC-
Hubungan antara perubahanini
dengant28)
,
Pasien yang ditegakkan diagnosaTB
harus dilakukan pemeriksaan tes visus'dhrrr dengan menggunakan snellen chart. Keluhan penglihatan
juga
dapat dideteksiegn
pemeriksaannilai
SK, dan dikatakan dapat efektif untuk mendeteksi toksisitasd!ilfois
yang berhubungan dengan etambutol. Pemeriksaanini
dapat untuk rnonrro,mnmr rutin
fungsi okuler. Kehilangannilai
SKajut
*"r,"rangkan
kenapa beberapadalam terapi etambutol mempunyai
visus
dan persepsi wama yang normal,ld
rnengeluhkan gangguan penglihatan. Selama mendapat terapi etarnbutol resikogangguan
pada mitokondria
tidak
dapat dihindari,
sehingga haruslah i jangan sampai terjadi kerusakan yang berlanjut yangtidak
disadari oleh Perjalananini
dapat menyebabkan kematian sel mitokondriadi
RGCs yang dapat menyebabkan penurunan visus bahkan kerusakan yang irceversible.t
Untuk
itu
semuapasien
yang akan
mendapatterapi etambutol
haruskepada mereka
efek
samping
akibat
pemakaianetambutol
dani
potensialefek
samping etambutoljuga
harus ditekankan selama terapi. harus dinasehatkan apabila muncul gejala pada mata obat harus distop secepath
dan segera melaporkan kepada dokternya. (la'38)Pasien ditegakkan
diagnosa
toksisitas etambutol harus
menyingkirkanlainnya, perlu mengetahui riwayat pasien dengan mendapat 4 terapi anti TB,
rrcnpunyai
keluhan pada kedua mata.Tidak
lupa untuk mencaritahu
riwayat5nang harus
dipakai oleh
pasien, termasuk dosis yang digunakan seperti obatyang jaga dapat menimbulkan gejala toksik optik neuropati. (6)
Dlrrejemen
ToksisitasEtambutol
I-id*
da
terapi yang
efektif
unfuk
toksisitas etambutol, manajemen yangW'
rdalah
menghentikan terapi etambutol.Dari
beberapa literatur membagi.
rdfit
roksisitas karena etambutol menjadi 2 golongan, pertama bersifat reversiblebtla
.'r@
dihentikan,
dan
kedua
toksik
dengan prognosisvisus
buruk
sampai
nol.fficsooftalmologi
di
Philipina lebih
cendrung menyokong konsesusyang
ke
dual[rena
banyaknya kasus yang datang pada stadium lanjut. (6'3'l+)Perbaikan
visus
dari
toksisitas
etambutolbervariasi
dari
bebdrapa bulanhpai
tahun. Rata-rata perbaikan sudahada
nampak pada bulanke l-2
setelah obat Namun kondisiini
tidak terlepas dari dosis dan lama obat dipakai. Rong-Kungil dalam penelitiannya mengatakan walaupun etambutol sudah distop segera 507o
i
sampel yang diperiksanya terjadi perbaikan visus setelahdifollow
up selama 12sampai
3
tahun sedangkan 50Yolagi terjadi
kerusakanvisus
yang permanentryo
ada
perbaikan.Dikatakan
tidak ada
predisposisiatau
faktor resiko
yangpada hasil visus yang buruk. (7'13'33)
Perlu perhatian terhadap faktor resiko berkembangnya optik neuropati, seperti
i
gangguanginjal
padafiltrasi
glomelurus danjumlah
dosis yang diberikan hari dengan dosis yang terlalu besar. (37)krznrn
Zinc
Zinc
merupakansuatu
logam yang
disebutjuga
sebagaiessential
trace'- Zinc biasanya digunakan untuk terapi defisiensi
zinc
yang diberikan berupaMfate,
dan menambah sistem imun tubuh. Biasanya untukpenyakit
mata zincpada degenerasi makula, night blindness dan katarak. (21)
Zirc
dlkatakan aman untuk orang dewasa apabila dioleskan padakulit
ataupun secaraoral
denganjumlah tidak
melebihi
40 mg per hari. Dosis
padadefisiensi
dan penyakit
kronis
diberikan
50 mg.
Padaterali
pneumoniar&urikan
dengan dosisl0-70
mg/hr. Pada beberapa orangzinc
dapat menimbulkanrynEa,
vomifirs, diare, rasa logam, kerusakan ginjal dan peru1. (21'3e)Dari hasil
pemeriksaanmikroskop
cahaya
dengan rnenggunakan metodawnplification
padaretina tikus, zrnc
dapat ditenrukan padahampir
seluruhretina, terbanyak pada RGCs
dan
retinalpignented epitheliat
Qt'3e) Zincsuatu elemen yang dapat meningkatkan metabolisme sel melalui beberapa
Zinc
pada mata berperan dalam kerja integraluntuk
mempertahankan i okular.(s)
Percobaan pada mencit yang dilalcukan oleh
Alison
dkk, rnereka menemukanya
kosentrasi zinc pada mata dan jaringan lainnya yang mendapat terapird
crambutol.Kadar
zinc
dalam serumyang
rendah dihubungkan dengan efekpada pasien yang mendapat terapi etambutol. (al)
Pemberian
zinc
secataoral
cukup
aman, narnunbila
diberikandosis
lebihdari
yang
dianjurkan dapatmenyebabkan
demam,batuk,
nyeri
perut
danPemberian
zinc lebih
dari
100
mg
perhari
untuk
suplernenharian
atauzinc
selama 10tahun
ataulebih
dapat beresiko berkembangnya kanker Pernberian 450 mg atau lebih setiap hari dapat menirnbulkan nrasalah dengani
darah. Dosis tunggall0-30
gram dapat berakibat fhtu1. (2t'3r)2-l
Dosis pemberian zincakit
DosisDefisiensi zinc 50 mg/hr
Age Related Macular Edema 80 mg/hr
Ulkus lambung 200 mg 3x/hr
Krarn otot 300 mg
2xlhr
Diare l0-40 mg/hr
Osteoporosis
l5
mg/hr'lftnipan
dari kepustakaan 21,39"Dari
hasil penelitian Ghulam Hassan dkk, (2009)di
India mengatakan kadardalam serum menurun
signifikan
selama tuberkulosis, dan meningkat kembalisembuh dengan pemberian terapi antiTB dan perbaikan status gizi. Penurunan
zinc serum
ini
sangat signifikan pada paseinTB
lanjut
dan.dikaitkan denganin
menunjukkan kadarzinc
makin menurun dengan pertambahan usia,selain
ituitian
inijuga
mengelompokkan penderitaTB
berdasarkan stadium penyakitnyarnenilai
kadar zinc.Hasil
yang didapat adalah terjadinya penurunan kadar zincpenderita
TB
sebelum terapi etambutol dan meningkat pada selama dan sesudahi- Faktanya suplemen
zinc
memperbaiki efek pengobatanTB
setelah dua bulani-
Penilaian kadarzinc
dalamserum
selama perjalananTB
dapat digunakani sarana yang berharga untuk menilai respon terhadap efektifitas terapi TB. (12) Elvina Karyadi dan Clive E west, melakukan penelitian terhadap pasien
TB
didari
tahun
1997-1998 dengan menambah pemberianVit
A
danzinc
padaTB,
dimana disampaikanbahwa
nilaizinc
pada plasma digunakan sebagaiuntuk monitor beratnya suatu penyakit dan respon terhadap terapi. Selain itu
juga
penambahan supplementzinc
pada pasien
TB
menunjukkanya fungsi imun. Pemberian
vitamin
A
5000IU
dan zinc (zincsulfate)
15siap
hari dan membandingkan dengan kontrol pemberian placebo. Pemeriksaanb
rcrhadap status mikronutrien sebelum dan sesudah2
bulan. Hasil yang merekanrplemen
vitamin
A
danzinc
memperbaiki efek terapiTB
setelah2
bulan danilkan konversi smear sputum lebih cepat. (42)
Penelitian Boloursaz
MR
dkk,
(2007)di
Iran yang dilakukan pada anak yangita
TB
dengan mengukur kadarzinc
serum sebelumterapi
TB
diberikankadar
zinc
serumlebih
rendahdari nilai
normal. Penurunhnini
terjadiproses penyakit sistemik dan akut pada penderita
TB
serta pemakaianzinc
olehN"wbercttlosrs untuk pertumbuhan dan reproduksi kuman tersebut. Dilaporkan
juga
zinc
rnt menurun setelah satu bulan terapi dan kemudian perbaikan setelah 4 terapi. (to) Dutu nilai zinc dalam plasma yang didapat dalam penelitianini
pada menderitaTB
7l-7
1:,{dl, dibandingkan anak sehat 76-9 1tgld.I. Kadarzinc
ini
pada
I
bulanterapi
etambutolmenjadi 62.a
pldl
Kadar
nilai zinc
ini
ingkat
lagi
setelah4
bulan terapi menjadi 71.7
1tg/dLPenelitian
ini
juga
ktikan fakta'pemberian zinc memberikan pengaruh
positif
terhadap kesehatan pasienTB.
Dengan pemberian suplemenzinc
penurunannilai
rata-rata
kuman smear sputum pasien TB. (24)2.2.
Perbandingan kadar zinc serum penderita TB dengan kontrol.dari kepustakaan23"
2-3. Perbandingan kadar zinc sebelum terapi dengan selama dan setelah terapi etambutol, berdasarkan stadium penyakit
dari kepustakaan23"
Kontras
SK
merupakan suatunilai
kemampuan mata mendeteksi perbedaan cahayaobjek dan
yang
mendasarinya.@3'a+) SK didefinisikan sebagainilai
darijumlah
nrt^ra
terangdan
gelap(monokrom
atauwarna), yang
dibutuhkan untukPenderita
TB
(rncs/dl53,46
Sebelum
terapi
74,14atau mengenal suatu target
visual.
Nilai
ini
memperlihatkan inforrnasifungsi visual yang tidak
terdeteksi dengan snellenacuity
atautes
lapang.
Sensitivitas
dapat
diukur
pada
berbagai
spatial frequencies
untukdefek fungsional pada bagian yang kur,.ang
sensitif
dari.retinal
ganglion(RGCs) atau pada
jalur
visual yang lebih tinggi. (as)SK
memiliki
jalur
hantaranyang
berbeda dengan tajam penglihatan. Padaiun
penglihatan, 'foveadan
makula memegang perananpenting,
sedangkan SK kan oleh sel-sel ganglion yang banyak ditemukan pada area parafovea. Sel-seli
kemudian akan meneruskanke
lapisan parvoseluler dan magnoselulerdi
korpuslateral.
Sistem parvoseluler khususnya menunjul<kan spatictl resolusitinggi
sehinggaSK
kurang dan
berperanpada proses
kromatik.
Sistemluler mempunyai sifat resolusi spatial yang rendah, sehingga SK baik. Sel
ini
beresponbaik
terhadapluminasi
kontras, sehingga kerusakan pada sistem inimenurunkan hasi I pemeriksaan sesintivitas kontras (46)
Pemeriksaan
SK
ini
memiliki
indikasi yang kuat dan
merupakan prediksi gambarannyata
dari
penglihatan
yang
mempengaruhikualitas
hidup(22'25)
SK
merupakan aspek dasar penglihatanyang
mengukur informasiyang diterima
seseorang. (1e) Penggunaantes
sesintivitas kontras barukali
tahun
1918. Pengertian tentang carakerja
SK
dan peranannya dalaminasi
visual
baru dipahami setelahpenelitian
Campbelldkk,
di
Cambridge pcrtengahan 1960.Sesintivitas kontras
penting dilakukan
pada pemeriksaanklinis
karena dua Pertama SKmemiliki
rentang target resolusi yang cukup luas sehingga mampun
fungsi
penglihatanyang
lebih
luas
dibandingkantajam
penglihatan.fungsi
SK
diatur oleh
sejumlah saraf yangmemiliki
rentang respon detailsempit,
sehingga
kerusakanpada media refraksi,
secara
selektif
akanbat sensitivitas satu atau beberapa
jalur
saraf.Fungsi SK pada manusia normal merupakan hasil penjumlahan dari SK optik
murni (Modulation
TransferFunctionlMfF)
dan pengaruh sistem neuroretina testingfungtion).
FungsiSK
manusia berbedadari
komponenoptik
karena sistem yang memproses bayangan diretina dan otak, yang diprogram untukfrekwensi spatial pada rentang 2 sampai 6Hz.@3)
Fungsi utama
SK
pada pemeriksaanklinis
ada dua, pertama, sebagai fungsiutama pada
kelompok-kelompok penderitayang
beresiko terganggunya kontras, kedua sesintivitas kontras berperan pada penatalaksanaan pasien.Secara normal dapat ditemukan variasi pada pemeriksaan fungsi sesintivitas sebagai contoh
SK
menurun sesuai umur. Keadaanini
dipengaruhi oleh duayaitu peningkatan pembiasan cahaya pada lensa normal akibat peningkatan umur
ngga
menyebabkan penurunan degradasi kontrasdan
sistemyang
memproses gan diretina dan otak yang mengalami penurunan seiring peningkatan usia. SK mengalami penurunan akibat penunrnan iluminasi cahaya ruangan. Pemeriksaanuntuk frekwensi spatial 3 cycle per degree (cpd) menurun dari 300
ke
150 hingga keadaanini
sesuai dengan pencahayaan retina yang menurundari
9 trolands ketrolands.
[Trolands
merupakanunit
psikofisikal, dengannilai
I
troland
adalah pencahayaanyang diterima
retina yang diproduksi
oleh
bayangan dariobjek sebesar
I
lumen/m2(l
tux)untuk area pupil sebesarI
mm 21 (+s)Untuk
subjek yang norrnalSK
dan visus saling berhubungan. Berkurangnya karena kelainan refraksi dikatakan mempunyai efek pada SK. Namun berbagaidisfungsi penglihatan termasuk lesi serebral, neuritis optikus, glauco'ma, diabetes
i, katarak dapat menurunkan SK meskipun visus mendekati normal, sehingga
,ffrrjurkan
pemeriksaan kontras sensitivitas sebagai sarana untuk diagnosa diferensialdrr
skrining. (7)&{.1.
Tes SensitivitasKontras
'
Beberapa
tes
SK
klinik
sekarangdijual, dan
terbanyak
dari
tes
ini
lftetlrubungan dengan SK pada spatial frekuensi, yang menunjukan ukuran dari
light-cyrcle. Secara'normal
kita
sangatsensitif
terhadap kontras dengan objek-objekmemiliki
spatialfiequency
antara 2-5 siklus perderajat,tapi
ini
dapat berubah ada suatu penyakit. Banyak tes SK, yang didasarkan padahuruf-
huruf
atauqptatypes dengan berbagai kekaburan (dimness) dan
ukuran
untuk membEri kontekryrg
lebihklinilq
salah satu contohnya PeltiRobson. (re'47.)Beberapa macam
alat
SK
diklinik
yang dapat dipakai pada tesSK,
sepertinetoda
yang tradisionattapi
relatif
mahal dengan perlengkapan yang canggih+ipeornputer-controlled cathode-ray tube (CRT). Jenis yang lain Vistech
Vision
Contrast, Cambridge,LH
regan, System, CVS-I000,LEA
test, dan Melbourne Edge Test (15)Pelli
RobsonChart alat
untuk
menentukannilai
kontras dengan membacahruf
yang
besar denganukuran
yang
dicampur.Pelli
Robson
ini
mempunyai heberapavariasi
kontras dengan ukuranhuruf
yang tetap-Pelli
Robson dikatakanSagai
gold
standm untuk
tesSK
dikatakan keakuratan kontrasini
secara primer&ngan
2 fungsi: keakuratan dalarn kalibrasi kontras pada chart dan variabelintrinsik
bcrkaitan dengan masalah yang pada dasamya bergantung pada respon pasien. (a8r'ei Kcuntungan dari tes SK PelliRobson adalah: (tr)-
dapat cepar dilakukan-
tidak mahal-
Relatif bebas dari biasDapat dipercaya
Pemeriksaan dapat diulang beberapa kali
Pemeriksaan
SK
dengan Pelli-Robson (ThePelli
Robson contrast sensitivityment Clarke International
Ltd)
menggunakan kartu/papan.kartu
berukurancm (36x24 inchi) yang dapat ditempel
di
dinding.Berisi
8 baris huruf denganyang berbeda. Masing-masing baris
berisi
6
huruf,
3
huruf
(triplets)
yangdisisi kiri:memiliki
kontrasyang
lebih dari
pada3
huruf
di
sisi
kanan.in ke bawah, kontras dari huruf-huruf
inijuga
semakin menurun. Ukuran dari uruf pada Pelli Robson adalah 4,gx4,g cm (2x2 inci) (48)Huruf-huruf
di
sisikiri
atasmemiliki
kontras palingtinggi yaitu
I
atau l00o/ohuruGhuruf
di
kanan bawahmemiliki
kontraspaling
rendah,yaitu
0,006 atauPada lembar
penilaian,
tercanfumnilai
logaritma
SK
yang diperoleh
dariI
meter,
dihubungkandengan
sebesaryang dilakukan
pada jaraki
spatial spbesarI
cpd. (48)Nilai
logaritma kontras yang didapat adalahnilai
dari
triplet
terakhir
yangpu dibaca pasien dengan
minimal
pembacaan2
dari3
baris huruf yang berada papantripet
tersebut. Papan harusdi
iluminasi
seseragammungkin,
sehingga yaan pada ruangan pemeriksaan umumnya sebesar 85 cd/m2 (candelas/m2). yang dapat diterima adalah 60-120 cd/mz ,yangmana dapat disamakan dengan inasi 280lux
pada eksposur fotografik antaral/15
dan 1/30 detik), hindari glare.jangan melihat lampu ataupun cermin seperti refleksi lampu pada permukaan
(ot)
Pupun harus digantung posisi sejajar dengan mata pasien.
Tes
SK
telah
secaraluas
diajukandalam
beberapa tahunterakhir
sebagaiketajaman mata
yang penting bahkan untuk menganti tes visus. Ukuran
nffiserap baik secara detail
tapi
biastidak
adekuat digambarkan oleh seseorang untukrelihat
luas, objek lotv-contrasf sepertiwajafi. (+s)Kontras
dinilai
berdasarkannilai
logaritma
yang
didapatkan
dari
hasilffiitungan
dari rasio paling terang dan paling gelap, sebuahkontras.
I
mewakili'&nntras putih
sampai
hitam,
dan 0 adalah kontras yang seragam semua warna putih,Gmua hitam atau semua abu-abu, secara matematika dinyatakan dengan: L
max-L
minLmax
+Lmin
frL max adalah luminonce dari pola area paling terang dan
L
min adalah luminance areamding gelap. Ambang kontras
adalahkontras
minimal yang
dibutuhkan
untuk uendeteksi warna. SK menghubungkan seberapa banyak kontras dibutuhkan seorangFien
untuk melihat wama, yang dinyatakan sebagaili
(ambang kontras). Contrastflcnsitivity Function (CSF) untuk pasien menunjukkan SK dengan beberapa frekwensi
berbeda.
Secara normal pada dewasa rentangnilai
SK
yang dianggap masihmmaladalah
denganlog
1.80-
195 $s'484e)VRSKNR
Fs.{
h-J
fl"
F g g &dE .,,..,1i I'
s,*s
vRs
KDR
*'x5
*.30
trl'l.lc
soK'*.45
s.$s
scf{ ozv
il.7s
s.ss
st*H
g(}r(
1"*s
1,es
H
s
fl
1/
H
fi
'i"3*
1.50
CCIH ggY
1,SS1"8*
NCH OtlK
1,*5
[image:39.458.16.439.50.403.2]?.10
Rsg HvR
3.?$
Gambar. 2.2.Peli Robson chart dan kartu lembaran penilaian SK
L4.2.
SensitivitasKontras
padaToksik Etambutol
J.F Salmon
dkk,
melakukan pengukuranSK
dengan memakaijenis
Arden, trrtradap pasien yang mendapat terapiTB
dengan terapi etambutol selama3
bulandengan
hasil
abnormal
sebanyak 38,2yo.Penelitian
ini
menyampaikan bahwa pemeriksaanSK
dapatefektif
untuk mendeteksi subklinik toksisitas etambutol danrdanjutnya dapat dijadikan untuk monitoring
rutin
fungsi okular pada pasien denganhapi
etambutol. KehilanganSK
dapat menerangkan kenapa pasien yang mendapathapi
etambutol mempunyaivisus
dan persepsi warna yangnormal
tapi
masih uengeluhkan gangguan visual. (a5)BAB
III
KERANGKA
KONSEB
DEFTNISI OPERASTONAL
DAN
HIPOTESA
3.1. Kerangka Konsep
(parenkim)
paru.
tidakI
I
*0*
3.1. Kerangka konsepl*
*n'isi
operasionatI t
Tuberkulosis
paru: TB
yang
menyerang jaringanI
,"r-asuk
pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.a
Pasienbaru:
Pasien yang didiagnosa sebagai penderitaTB
oleh spesialis paru dan akan mendapat obat TB atau belum pernah mendapat obat TB3. Standar
Tcrapi;
standarobat
TB
yang
diberikanyang
disesuaikan dengan kategori dan pengelompokkan pada pasien TB (Dep KesRI)
.l"
f.
Toksik
Optik Neuropati:
suatu komplekmultifbktorial
yang secara potensiali
berefek secara individual yang dapat terjadipada semua ulnur, ras dan daerah.I
!
S.Apoptosis:
proses kematian sel dengan karakleristik pembahanmorfologi
danI
ot.*mianva..
I
J
C
SK:
ukuran kemampuan mala mendeteksi perbedaan cahaya antaraobjek
dan1
I
mendasarinyaI
I
;.
l\-ilai
SK: nilai
logaritma yang didapatkandari
hasil perhitungan rasio palingI
I
terang
dan
paling gelap
sebuah
kontras
(monokrom
atau warna),
yangi
I
i
dibuhrhkan untuk mendeteksi atau mengenal suatu target visual.I
I t
ltutegori
Penilaian SK:i
lnt*n"t"p
:0baris
I
I
V"*btrruk
:
1 baris(bad)
Membaik
:I
baris (good)[
*.*buruk
: 2 baris(r,vorse)
Membaik
: 2 baris (better)I
J lt.*buruk
: 3 baris(worst)
Mernbaik
: 3 baris ( best)I
I
I
I
l[.I,
HipotesaI
I
Dengan pemberian
zinc
pada penderitaTB
yang mendapat terapi etambutolt
I
d<an didapat membailatya nilai SK pada kekompok itttervensizincBAB
IV
METODE
PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian
ini
merupakan experimental prospective studyPopulasi
dan
Sampel PenelitianPopulasi penelitian adalah semua penderita
TB
baru yang
mendapat terapiol.
Sampel penelitian adalah semua penderitaTB
baru yang rnendapat terapidatang berobat
ke poliklinik
Penyakit ParuRS
Dr
M
Djamit
Padang. pada sampel ditemukan penurunan sensitivitas pada kedua mata maka sampeldiambil
pada salah satu mata dengannilai SK
yang lebih
rendah,
mata
ini iutnyudilakukan/ollow
up setiap 2 minggu selama 2 bulanhipotesa terhadap 2 sampel digunakan rumus
Dt:
Il2:
im
:jumlah
sampelZit
:
standar deviasi normal:
1,96,Ep:
power (ditetapkan oleh peneliti: 95%)F :
Y.Q1Pr1
P1
:
prevalensi toksik kepustakaan (5%)(ll :
(l-Pr)
tttr:
tr2:
29,92 = 30 mata:
proporsi kesembuhan:
(l_pz)P: Q2
,lliL
Tempat
danWaktu
PenelitianPenelitian dilakukan pada Bagian
Ilmu
Kesehatan Mata dan Paru RSUPm
N{.Djamil
Padang. Waktupenelitian
lebih kurang empat bulan, dari bulan Juli-Sm'ember 2010
{4.
Kriteria Inklusi
danEksklusi
a-
Kriteria inklusiPasien yang mendapat terapi etambutol dan bersedia dan setuju
ikut
serta dalampenelitian dan menyanggupi
untuk
mematuhi aturan pemeriksaanyang
akan dilakukanb
a
Kriteria eksklusi: Glaukoma
Penderita Retinopati (hipertensi dan atau diabetik)
Pasien
mendapat
obat
yangdapat
menimbulkan
toksikoptik
neuropati
(amiodarone, CPZ, alkohol)Visus <1160 dan
BCVA
< l/60
Pasien dengan infeksi segmen mata luaryang
mempunyai karakter sama dengankelompok
yang perlakuan) hanya perlakuan yang berbeda, pada kelompokl5dompok
Kontrol
Adalah
kelompokdffieri zinc
(:
kelompokilf,i tidak diberikan zinc..
Proses penentuan subyek sebagai kelompok perlakuan atau kelompok kontrol dengan
sistem random
sederhana.Contoh pasien
ke
l,
3, 5,
dst
yangcmenuhi
kriteria inklusi dimasukkan kelompok perlakuan dan pasien ke 2,4,6'
dstfmasukkan kelomPok kontrol.
{5.
Alur
Penelitian$t'
'
l
i
Mingga'he
2
frttnggu ke
4
'Mingga
ke 6'MinggyheS
Grnbar
4.1Alur
Penelitian'L*.""danArar
J
t.
Snellen Charts[
=-
Contrast Sensitivity Charts Pelli-RobsonI
I
t
Stit tampi
4.
Funduskopi clirecti
I
l
;f,T-
Cara dan ProsedurKerja
a
Informed
concent pasien. Diterangkanterlebih
dahulu tentangtujuan
dari:
I
p"nelitian ini dan diminta persetujuannya menjadi subjek dalam penelitian ini.i
i
U-
Pemeriksaan oftalmologi secara umumt
I
c-
Dilakukan pengisian kuesionerI
I
O.
Dilakukan pemeriksaanSK
sebelum pemberian ZincI
| ..
Pasien diberikan obatzincntlfate
40 mg untuk pemakaian 2 minggu dan diberiI
i
O"tunjuk pemakaian obat(
I
kati sehari ). Dilakukankontrol
tiap 2mingguI
i
|
(pusien diterangkan cara pengambilan obat dari blisternya dengan cara tanpaI
membuang bagian bungkus obat, dan dibawa saatkontrol
berikutnya, guna mengontrol apakah pasien meminum obat dengan teratur atau tidakf.
Zinc
dibertkan selama terapi etambutolyaitu dalam waktu 2 bulan.g.
Setelah 2 bulan dilakukan penilaian terhadap kestabilannilai
SK."mbknik pemeriksaan sensitifitas kontras
t-
Pasien duduk atau berdiri dengan posisi papan SK kira-kira sejajar dengan