Kajian Keterlaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bidang Bahasa dan Sastra lndonesia di Program Studi PGSD
Universitas Sebelas Maret St. Y. Slarnet
Pengembangan Model
lnstrumen
Sistem Pembinaan Profesionalisme Dosen FKIP Universitas Sebelas MaretAndayani dan Sarwanto
Model Pembelajaran Debating Groups and Facts Finding pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Triyanto
Peningkatan Penguasaan Keterampilan Ragam Hias Melalui Metode Pemberian Tugas dan Metode Drill Endang Widiyastuti, Lili Hartono, dan Adam Wahida Penyuntingan Gaya dan Format Buku llmiah Perguruan Ttnggt Mien Achmad Rifai
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Upaya
Peningkatan Mutu Proses dan Hasil Belajar di Perguruan Tinggl Sarwiji Suwandi
Tugas dan Fungsi Pembimbing Akademik di Perguruan Tinggi Hendrosaputro
Pragmatik sebagai Sarana Mengembangkan Kemampuan Multiintelegensia Bagi Mahasiswa Seni Rupa FKIP UNS
dalam Memahami Maksud Sebuah Karya Seni Slamet Supriyadi
Peran Penting Perpustakaan di Perguruan Tinggi: Potret UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Tri Hardiningtyas
Peranan LPTK dalam Menyiapkan Calon Guru yang Berkepribadian Suharno
l'.lll
{
..,:
r
Pnneuarrr
Sennent
SnnANA MeTceUBANGKAN
KrunuPUAN
MuITIIUTELEGENSIA BAGI
MNNNSISWA
SEruI
RUPN
FKIP
UNS
DALAM
MerrlnnRul
MnKSUD
SeeunH Knnvn
Serut
Slamet
Supriyadi
Fa
kurtasnKeeu;;:Tr1il
:Tu
Pend id
ikan
Email: [email protected]
ABSTMK: Art education
is
initially conscious effort
to
pass on the ability
of
art as
amanifestation of the transformation
of
cuJture
from generation
to
generation which
isdone
bythe
artists to anyone who
iscalled
to
become
acandidate
for
anartist
Afurther
development
of art education
began
to
be institutionalized
process
of both formal
and
non-formal. lnheritance of
the
art s)lstem
is
not always done by other artists, but
byeducators
or anyonewho
isable
to
learn
one.Transformation
ofculture through
the arts
is
a
necessity
because
the
culture gave birth
to the
arts. The other side of
the
arts
function
inculture
isto
meet needs: religious, social, political, economic, and educational
psychologl.
Afurther
development
ofart education
is not onlyrequired
toeducate children
in
art,
but also
isrequired to develop multi-intelligence capability.
Pragmatic.sas
a wayof
communication
that
swooped on speakers mean is very logical
to
be part of the full
analysis for
students
inan effort
to
develop multi-intelligence,
inunderstanding the
work
of visual art, from the creators intention in presenting his art.
Pragmatic.sas a
science
has
its
own
characteristics
which
can be
used as
one method in
analyzing
awork
of art
students
of
FKIP.Keyrvords:
art
education, multi-intellegence, pragmatics,
art
Student
of
FKIPPENDAHULUAN
Semula
pendidikan seni
meruPakan
usaha sadar
untrk
mewariskan
kemampuan
berkesenian
sebagai
perwujudan
trans-formasi
kebudayaan
dari
generasi
ke
generasi yang
dihkukan
oleh
para
seniman
kepada siapapun yang
terpanggil untuk
menjadi
calon seniman. Perkembangan
selanjutrya
proses
pendidikan
seni
mulai
dibmbagakan
baik formal
maupun
non-formal
Sistem pewarisan berkesenian
tidak
sehlu
dihkukan
ohh
seniman,
melainkan
dihkukan
ohh
pendidik
seni atau
siapapun
yang
mampu untuk membehjarkan.
Transformasi
kebudayaan melalui
kesenian
merupakan
suafir
keniscayaan
sebab
kebudayaan yang
tehh
melahirkan
kesenian. Sisi
hinfungsi
kesenian
di
dalam
kebudayaan adalah
untuk
memenuhi
kebutuhan: kebutuhan
religius,
sosial,
politill
ekonomi, psikologi
dan
pendidikan.
Perkembangan selanjuhya
pendidikan
seni
tidak
hanya
diurnurt untuk
mendidik
anak hanya sebatas
kemampuan
berkese-nian
secara
sempit yakni berkarya
seni
saja,
melainkan
diulntut
untrk
mengem-bangkan kemampuan
multi
intelegensia
yang
dikandung
maksud unhrk
memahami
karya
seni secara luas,
komprehensif, dari
berbagai
kaca
mata
ilmu
yang
dianggap
mendulmng
dan
mempertajam pemahaman
tentang
seni.
Penulis bermaksud
memp
erkenalkan
suatrr
pemahaman
dari kaca mata
ilmu lain
(kaca mata
ilmu
bahasa)
yangbisa digunakan
unfuk
menelusuri secara
analisis
bagaimana memahami
suahr
karya
seni
melalui
wujud
karya
itu sendiri,
pencipta,
dan
apresiator seni. Formulasi analisis
karya
seni
terkhusus karya seni rupa
sampai saat
ini
masih terbatas
pada
analisis
secara
semiotik yang terbatas
pada objek karya seni, namun
kadang