• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. PROPOSAL FAJRIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2. PROPOSAL FAJRIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum frustescens L.) TERHADAP PEMBERIAN JENIS PUPUK

KANDANG DI LAHAN MADURA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

FAJRIYATUL ANISAH NIM. 13.03.111.00014

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA BANGKALAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi di Indonesia, karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga dapat meningkatkan pendapatan petani, membuka lapangan kerja, dan sebagai bahan baku industri, serta sebagai bahan ekspor. Selain karena memiliki rasa pedas yang memberikan kesegaran cabai juga mengandung Vitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan.

Permintaan cabai setiap tahun meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, dan restoran. Banyaknya permintaan membuat harga cabai pada awal 2011 melonjak tinggi di pasaran, hal ini karena produksi cabai belum mencukupi permintaan pasar dan kecurangan para pedagang yang menimbun dan menaikkan harga pasaran cabai.

Pupuk organik sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik akan mengembalikan bahan organik ke dalam tanah sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Syekfani,2000). Pupuk organik itu sendiri bisa berasal dari pupuk kandang, pupuk hijau atau pupuk yang terbuat dari sisa-sisa tumbuhan, humus dan lain-lain. Pupuk kandang ini bisa berasal dari kotoran ayam, kotoran kambing dan kotoran sapi.

(3)

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Neni Marlina (2010), yang meneliti pemanfaatan jenis pupuk kandang pada cabai merah mendapatkan hasil bahwa pemanfaatan jenis pupuk kandang berpengaruh terhadap produksi tanaman cabai merah. Perlakuan pupuk kandang ayam memberikan hasil yang lebih baik terhadap produksi tanaman cabai merah dibandingkan jenis pupuk kandang kotoran kambing dan sapi.

Cabe rawit dapat tumbuh baik di dataran tinggi, maupun di dataran rendah. Bertanam cabe rawit dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh. Satu hektar tanaman cabe rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabe rawit karena tanaman cabe rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam (Polengs, 2011).

(4)

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan di daerah kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep, di lahan tegalan dengan menggunakan bibit tanaman tembakau madura varietas prancak-95 yang sudah berumur 40 hari setelah penyemaian. Dengan menggunakan pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan pupuk kandang ayam dalam bentuk padat.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana respon pertumbuhan tanaman cabai rawit terhadap pemberian jenis pupuk kandang?

2. Bagaimanakah pengaruh hasil produksi tanaman tembakau terhadap pemberian jenis pupuk kandang?

1.4 Tujuan

Adapun tujuan di lakukannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana respon pertumbuhan tanaman cabai terhadap pemberian jenis pupuk yang berbeda.

2. Mengetahui pengaruh hasil produksi tembakau akibat dari pemberian jenis pupuk kandang.

1.5 Hipotesis

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang sgnifikan antara pemberian jenis pupuk kandang yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman cabai rawit.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian jenis pupuk kandang yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman cabai rawit.

(5)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman cabai rawit

Cabai rawit (capsicum frustescens L.) tergolong dalam famili terung-terungan (solanaceae). Tanaman ini termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman berumur pendek yang tumbuh sebagai perdu/semak, dengan tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 m (Sofiati, 2012).

Cabai rawit memiliki bereapa manfaat baik bagi kesehatan, industri, dan pertanian. Dalam bidang keseahatan ia dapat mencegah kanker karena kandungan Flavonoid dan antioksidan yang terdapatnya didalamya. Buah cabe rawit juga mengandung minyak atsiri, yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak kayu putih. Minyak ini digunakan sebagai bahan baku obat – obatan. Bidang industri tanaman cabe rawit dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik dll.

Panen pertama cabe rawit adalah 2,5 – 4 bulan setelah tanam, pemungutan cabe rawit dilakukan setiap 3 – 7 hari atau dua minggu sekali tergantung pada kondisi permintaan pasar . Masa hidup tanaman cabe rawit dapat mencapai empat tahun tergantung pemeliharaan tanaman dengan masa produktif selama tiga tahun. Hasil total produksi pertahun per ha dapat mencapai 30 ton (Hanriyadi, 2010).

2.2 Pupuk kandang Kambing

(6)

Pupuk kotoran kambing digolongkan sebagai pupuk panas, yaitu pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung secara cepat sehingga membentuk panas. Karena sifatnya yang panas maka pupuk kandang mudah mengalami penguapan, karena bahan organiknya tidak terurai secara sempurna sehingga banyak yang berubah menjadi gas (Samekto, 2006). 2.4 Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang sapi merupakan hasil fermentasi alami bahan organik yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah sehingga bisa memperbaiki pertumbuhan dan hasil tanaman. Kualitas pupuk pupuk kandang sapi tergantung dari bahan bakunya seperti pupuk kandang, jerami, serasah atau sisa makanan sapi dan lain sebagainya (Prasetya, 2014).

Pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir. Pupuk ini digolongkan sebagai pupuk dingin. Pupuk dingin merupakan pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung secara perlahan-lahan sehingga tidak membentuk panas (Hayati, 2012). Kandungan hara yang dikandung dalam jenis pupuk organik kotoran sapi berbentuk padat terdiri dari nitrogen 0,40%, fosfor 0,20% dan kalium 0,10% (Lingga, 2005).

2.3 Pupuk Kandang Ayam

Kotoran ayam mengandung unsur hara makro maupun mikro diantaranya N, P, K, Ca, Mg, S, Mn, Zn, dan Cu. Menurut Analisis Pupuk Kandang Kotoran Ayam (2011), kandungan N pada kotoran ayam paling tinggi yaitu 2,10 % dibandingkan dengan P dan K yang hanya 1,46 % dan 1,07 %. (Simanungkali).

(7)

III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2016. Tempat penelitian dilakukan di Desa Aengbaja Raja Kecamatan Bluto Sumenep Madura.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, meteran, alat tulis, mikrometer, oven, timbangan.

Bahan yang digunakan meliputi bibit cabai rawit berumur 40 hari setelah tanam, pupuk kandang kambing , pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam. 3.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu melakukan survei lahan pnelitian, pemilihan bibit tanaman cabai rawit, melakukan penanaman dan menerapkan perlakuan, melakukan pengamatan. Tahap survei lahan di lakukan di daerah Aengbaja Raja. Tahap pemilihan bibit tanaman tembakau di sekitar lokasi penanaman dengan menggunakan cabai rawit yang berumur setelah persemaian. Tahap ketiga melakukan penanaman bibit dengan berbagai perlakuan. Tahapan terakhir ialah melakukan pengamatan.

2.4 Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan meliputi jumlah daun, tingggi tanaman, luas daun, tebal dau berat buah dan jumlah buah.

2.5 Tujuan Penelitian

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Hanriyadi. 2010. Agribisnis Cabai Rawit. http://coco-hanriyaditilamuta.blogspot. co.id/2010/02/budidaya-cabe-rawit.html (diakses tanggal 11 Oktober 2015).

Silvia, Mega. dkk. 2012. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabe Rawit (Capsicum Frutescent L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Kambing Pada Tanah Ultisol. Volume 19 Nomor 3 Desember 2012.

Hayati, Erita. dkk. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk Organik dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.). Erita Hayati et al. (2012) J. Floratek 7: 173 -181.

Lingga, P dan Marsono. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. 150 hlm.

Marlina, Neni. 2010. Pemanfaatan Jenis Pupuk Kandang Pada Cabai Merah (Capsicum annum). Jurnal Pemanfaatan Jenis Pupuk Kandang.

Polengs, 2011. Cabai, Pertanian, Tanaman. http:// budidayanews.blogspot.com / 2011/03/cara-budidaya-cabairawit.html (diakses tanggal 11 Oktober 2015). Prasetya, Maria Eka. 2014. Pengaruh Pupuk Npk Mutiara dan Pupuk Kandang

Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting Varietas Arimbi (Capsicum annuum L.). Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 2, Oktober 2014.

Samekto, R. 2006. Pupuk Kandang. PT. Citra Aji Pratama, Yogyakarta. 44 hlm. Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah. Jurnal

Penelitian Pupuk Organik.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan pupuk kotoran ayam menghasilkan pertumbuhan dan hasil sorgum manis lebih baik dibandingkan dengan pupuk kotoran sapi, kotoran kambing, kascing, maupun kontrol

Hal ini disebabkan karena kandungan nitrogen pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang kambing serta sapi, dimana unsur nitrogen sangat berperan dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan pupuk kandang kambing pada

Perlakuan pupuk kandang kotoran ayam menunjukkan serapan unsur hara makro dan mikro yang lebih tinggi daripada penambahan pupuk kandang kotoran sapi baik pada

penggunaan pupuk kotoran ayam menghasilkan pertumbuhan dan hasil sorgum manis lebih baik dibandingkan dengan pupuk kotoran sapi, kotoran kambing, kascing, maupun kontrol

Berdasarkan hasil analisis ragam, tinggi tanaman cabai rawit umur 14, 21, 28, 35 hst tidak menunjukkan respon terhadap pemberian pupuk kandang kotoran sapi karena perakaran

Berdasarkan hasil analisis ragam, tinggi tanaman cabai rawit umur 14, 21, 28, 35 hst tidak menunjukkan respon terhadap pemberian pupuk kandang kotoran sapi karena perakaran

Berdasarkan hasil analisis ragam, tinggi tanaman cabai rawit umur 14, 21, 28, 35 hst tidak menunjukkan respon terhadap pemberian pupuk kandang kotoran sapi karena perakaran