BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Siswanto (2007) menjelaskan bahwa agresi merupakan salah satu koping
tindakan langsung. Koping dalam tindakan langsung merupakan usaha tingkah
laku yang dijalankan oleh individu untuk mengatasi kesakitan atau tantangan
dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah dengan lingkungan.
Koping sendiri adalah cara untuk memecahkan masalah dalam kaitanya
terhadap penyesuaian diri sehari-hari atau dengan kata lain koping merupakan
bagaimana sikap seseorang ketika menghadapi stres atau tekanan yang timbul
dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya.
Koeswara (1998) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi
agresivitas, faktor agresivitas tersebut adalah faktor sosial dan lingkungan.
Faktor sosial berkaitan dengan hubungan interaksi individu tersebut dengan
individu yang lain. Sedangkan faktor lingkungan mengacu terhadap keadaan
lingkungan disekitar individu tersebut yang mempengaruhi persepsi pribadi
individu dan memungkinkan munculnya agresi.
Sedangkan Hurlock (1990) menyatakan bahwa penyesuaian
sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap
orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Schneiders
(dalam Agustian, 2006) membagi penyesuaian diri ke dalam beberapa
kategori. Salah satu pembagian itu adalah pembagian berdasarkan konteks
penyesuaian personal, penyesuaian sosial, penyesuaian perkawinan dan
penyesuaian vokasional.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aula (2010) dengan judul
penelitian hubungan antara penyesuaian sosial dengan kecenderungan
agresivitas siswa di SMK N 2 Malang. Menghasilkan nilai r = -0,355 dengan
p = 0,001 (p< 0,1) yang berarti ada hubungan yang negatif dan signifikan
antara penyesuaian sosial dengan kecenderungan agresi siswa.
Hal serupa terjadi dengan penelitian yang dilakukan Setijandari (1998)
dengan judul hubungan antara kecenderungan agresi dengan penyesuaian diri
pada remaja kelas II SMU Kristen Petra 3 Surabaya. Pengertian penyesuaian
diri dalam penelitian tersebut, menjelaskan bahwa penyesuaian diri adalah
perilaku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang
lain dan terhadap kelompok sesuai dengan tuntutan dari dalam diri yang dapat
diterima oleh lingkungan. Menunjukkan terdapat hubungan hubungan yang
negatif dan signifikan antara kecenderungan agresi dengan penyesuaian diri
remaja.
Dikatakan oleh Krahe (2005) bahwa hubungan dengan teman sebaya
merupakan sumber pengaruh sosial lain yang sangat relevan dengan agresi.
Anak yang ditolak teman sebayanya maka perilakunya semakin didominasi
agresi. Karena anak yang agresif sedikit banyak dikucilkan secara sosial
dengan teman- temanya, maka bersama anak- anak agresif lain bermungkinan
untuk memasuki sistem sosial seperti geng yang melakukan tindak kekerasan.
(dalam Krahe, 2005) mengemukakan bahwa angka kejahatan memuncak pada
masa remaja atau dewasa awal kemudian menurun sejalan dengan
pertambahan usia.
Di bawah ini contoh indikasi perilaku agresivitas pelajar yang terjadi
karena kurangnya interaksi dan penyesuaian sosial siswa yang rendah dikutip
dari manteb.com. Seorang pelajar mengalami luka parah setelah dikeroyok
puluhan pelajar di SMA N 2 Salatiga. Penyebab pengeroyokan diduga pelaku
merasa diejek oleh korban yang merupakan adik kelas. Korban kemudian
dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga. Kasus pengeroyokan tersebut
sudah ditangani oleh Polres Salatiga. Kejadian bermula saat jam istirahat, pada
Kamis siang korban berjalan di teras kelas melewati gerombolan kakak kelas
12. Korban tidak sengaja melihat kakak kelas bernama Edgar. Tidak terima
dipelototi, pelaku memanggil korban menanyakan maksud melihat pelaku.
Pelaku akhirnya menantang berkelahi setelah pulang sekolah. Saat jam pulang
sekolah, pelaku Edgar bersama puluhan siswa kelas 12 mencegat korban.
Korban pun melarikan diri namun berhasil ditangkap dan selanjutnya dibawa
ke lapangan Kecandran yang berjarak sekitar tiga kilometer dari sekolah
(Rahmanta, 2012).
Dari contoh kasus di atas menunjukkan bahwa penyesuaian sosial siswa
yang kurang memungkinkan timbulnya agresi pada siswa. Oleh karena itu
diperlukan penelitian yang sesuai, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
menyusun suatu program yang tentunya dari kebutuhan siswa, khusunya pada
Pengertian penyesuaian sosial menurut Chaplin (dalam Kartono, 1993)
menyebutkan bahwa penyesuaian sosial adalah menjalin secara harmonis
suatu relasi dengan lingkungan sosial, mempelajari tingkah laku yang
diperlukan atau mengubah kebiasaan yang ada sedemikian rupa sehingga
cocok bagi suatu masyarakat sosial. Penyesuaian sosial merupakan
penyesuaian diri yang dilakukan individu terhadap lingkungan di luar dirinya,
seperti lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat (Agustian, 2006)
Penjelasan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri
(2011) dengan judul hubungan perilaku sosial dengan agresivitas siswa di
SMK N 1 Cikarang Barat. Menjelaskan bahwa perilaku sosial merupakan
sikap yang ditunjukkan secara berbeda untuk menanggapi orang lain dan agar
diterima sesuai lingkungan sekitar. Sampel yang digunakan sebanyak 116
siswa dan menunjukkan hasil analisis bahwa perilaku sosial buruk diikuti
agresivitas siswa yang tinggi. Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan
antara perilaku sosial dengan agresivitas siswa di SMK N 1 Cikarang Barat.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial siswa
di sekolah terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal dengan
faktor kekuatan yang ada dalam diri individu yang meliputi kondisi jasmaniah,
penentu psikologis seperti kematangan, perkembangan sosial, moral,
emosional kecerdasan, bakat, dan minat. Faktor internal yang dimaksud
mencakup semua aspek yang ada dalam diri siswa meliputi konsep diri,
kepercayaan diri yang timbul maupun penyesuaian diri siswa tersebut.
individu seperti iklim kehidupan keluarga, kehidupan sekolah dan masyarakat
(Nurdin, 2009).
Fenomena agresi telah berkembang menjadi masalah umum terutama pada
remaja, yaitu kenakalan remaja. Agresivitas remaja selama ini menunjukkan
gejala yang meningkat, hal ini dapat diketahui dari peristiwa yang kurang
terpuji bahkan seringkali justru merupakan pelanggaran-pelanggaran terhadap
norma - norma yang ada. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru
BK di SMA N 2 Salatiga. Mengungkapkan bahwa permasalahan siswa
masing-masing kelas sangat beragam dan berbeda. Tetapi untuk kelas XI IPS
kecenderungan kenakalan dan agresi yang terjadi lebih besar dibandingkan
dengan kelas-kelas yang lain.
Dari keterangan yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan
dengan guru BK SMA N 2 Salatiga, penulis tertarik melakukan pra penelitian
pada siswa kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga. Penulis memilih XI IPS 3 SMA
N 2 Salatiga. Penulis kemudian membagikan skala sikap penyesuaian sosial
dan agresivitas siswa. Hasil yang diperoleh sebanyak 33 siswa yang mengisi
skala sikap penyesuaian sosial dan agresivitas, dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Distribusi frekuensi tingkat penyesuaian sosial XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga
Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)
Rendah 71 – 78 6 18,18
Dari tabel 1.1 distribusi frekuensi tingkat penyesuaian sosial diperoleh
hasil bahwa penyesuaian sosial sebagian besar siswa kelas XI IPS 3 SMA N 2
Salatiga berada pada kategori agak rendah sebesar (24,24%). Skor terendah 71
dan tertinggi 100.
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi tingkat agresivitas XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga
Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)
Rendah 55 – 64 7 21,21
Dari tabel 1.2 distribusi frekuensi tingkat agresivitas diperoleh hasil bahwa
sebagian siswa kelas XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga berada pada kategori agak
Tabel 1.3 Korelasi penyesuaian sosial dengan agresivitas XI IPS 3 SMA N 2
agresivitas kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga, sampel yang digunakan sebanyak
33 siswa kemudian menggunakan analisis korelasi Kendall Tau, nilai
r = -0.272* ; p = 0.056 (p > 0.05) artinya tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara penyesuaian sosial dengan agresivitas XI IPS 3 SMA N 2
Salatiga.
Hasil pra penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari Aula (2010)
yang menyatakan ada hubungan yang signifikan dengan arah hubungan
negatif antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa. Dari teori yang
telah dijelaskan, kejadian di lapangan dan perbedaan antara pra penelitian
dengan penelitian yang telah dilakukan Aula (2010) mengindikasikan bahwa
interaksi sosial memiliki hubungan dengan agresi. Maka penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul hubungan antara penyesuaian sosial
1.2Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan
antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Bila hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara penyesuaian sosial remaja dengan
agresivitas siswa, maka penelitian penyesuaian sosial dengan
agresivitas ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Aula (2010) dengan judul hubungan antara penyesuaian sosial
dengan kecenderungan agresivitas siswa di SMK N 2 Malang.
Menyatakan bahwa penyesuaian sosial tinggi diikuti agresivitas
siswa yang rendah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi ilmu
pengetahuan khususnya dalam pendidikan, yaitu sumbangan
dapat dijadikan sebagai landasan guru pembimbing untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan layanan yang berhubungan
dengan penyesuaian sosial dan agresivitas. 1.5Sistematika Penelitian
BAB I. PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini diuraikan tentang teori agresivitas, teori penyesuaian
sosial, hubungan antara variabel, dan hipotesis.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum subjek penelitian,
penyajian data, analisi data, pengujian hipotesis, dan hasil
pembahasan penelitian.
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA