DESA LESTARI
Konsep Komprehensif Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Berkelanjutan
NILAI
DESA LESTARI, berkelanjutan, seimbang dan lestari;
pembangunan desa yang berusaha memenuhi kebutuhan saat
ini tanpa mengurangi kemampuan desa dalam pemenuhan
kebutuhannya di masa depan
Daun pohon kalpataru – pohon kehidupan
Emas – kesejahteraan
Swadaya – mandiri dalam pemenuhan kebutuhan desa
Swatata – mandiri dalam tata kelola desa
ACUAN
KEBIJAKAN
•
Indonesia memiliki 72.994 desa, 63,27% dari 28,5 juta penduduk
miskin tinggal di desa, sebagian besar mata pencaharian terkait
dengan sumber daya alam.
•
UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa memberikan pengakuan
atas kewenangan lokal, didukung dengan Dana Desa dari APBN.
Pasal 78 UU Desa : Tujuan pembangunan perdesaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas sumberdaya manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
•
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah: penguatan
Provinsi dalam kewenangan PSDA dan LH, berkurangnya
MOMENTUM
•
Pendekatan
Community Driven Development
(CDD) sudah
saatnya berubah menjadi
Village Driven Development
(VDD).
•
Green Economy adalah model ekonomi yang mengarahkan
pengelolaan sumberdaya untuk peningkatan kesejahteraan dan
keadilan sosial sembari mengurangi resiko lingkungan dan
kelangkaan ekologis secara signifikan (UNEP, 2010).
•
Konsep Greening Village Development pada dasarnya adalah
Membangun Desa Lestari: pengarusutamaan prinsip
lingkungan hidup dalam kebijakan, aturan, praktek
KERANGKA
KERJA
Kami meyakini bahwa tata kelola pemerintahan desa yang baik akan menjadi syarat utama bagi pengembangan
DESA LESTARI. Hanya desa yang dikelola berbasis perencanaan pembangunan yang berkelanjutan,
mempertimbangkan keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang akan lestari.
Tata Kelola dan Tata Pemerintahan Desa yang Baik
Tata Kelola dan Tata Pemerintahan Desa yang Baik
Pendidikan Sistem 1 2 3 4 1’ 2’ 2’ 3’ 4’ dst. Desa LESTARI
Bagan di atas menunjukkan bahwa intervensi dasar berupa upaya pendidikan tentang tata kelola dan tata pemerintahan desa yang baik akan menjadi dorongan bagi terbangunnya kesepakatan atas sistem tata kelola; yang prosesnya
merupakan sebuah siklus perubahan yang diharapkan akan berlangsung kontinyu.
Intervensi dan investasi sosial awal dilakukan melalui pendidikan dalam bentuk upaya peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat desa tentang tata kelola dan tata pemerintahan desa yang baik.
KERANGKA
KERJA
Dua intervensi dasar: pendidikan dan sistem tata kelola mencakup upaya-upaya
pembangunan sumber daya manusia, penguatan kebijakan dan
Intervensi program kemudian akan
dikembangkan dengan menyasar dua intervensi lanjutan, yaitu upaya pengorganisasian bagi penguatan modal sosial masyarakat desa dan peningkatan tingkat melek keuangan
masyarakat desa bagi pengembangan bisnis sosial di tingkat desa.
KERANGKA
KERJA
Pendidikan Sistem MODAL SOSIAL BISNIS SOSIAL PEMBANGUNA EKONOMI Pengorganisasian Literasi Keuangan Tata Kelola dan Tata Pemerintahan Desa yang BaikTUJUAN
STRATEGIS
1. Memperkuat pemerintahan desa dalam penyusunan RPJMDes
dan laporan program dan keuangan tahunan,
2. Memperkuat tata kelola pemerintah desa,
3. Memperluas peluang partisipasi masyarakat desa dalam sistem
perencanaaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan desa,
4. Memperkuat daya kritis masyarakat desa terhadap pelestarian
dan potensi sumber daya lingkungan alam yang dimiliki desa,
5. Membangun kemitraan dengan pemerintah dan elemen-elemen
organisasi di desa,
PENDEKATAN
DESA LESTARI, memadukan 3 siklus penguatan, yaitu:
•
Siklus pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat,
•
Siklus tata pemerintahan desa,
•
Siklus pengelolaan keuangan desa.
Pendekatan Partisipasi
masyarakat terlibat aktif, bekerja bersama berperan setara
Pendekatan Lanskap
desa sebagai bagian dari bentang alam
Pendekatan Pendampingan
pendampingang teknis, keorganisasian dan jaringan
Pendekatan Pengelolaan pengetahuan
sistem pembelajaran dan
pengelolaan lingkungan berbasis desa
Pendekatan Kolaboratif
INTERVENSI
PROGRAM
•
Pendampingan Desa
•
Perangkat Sosialisasi
(poster, video)•
Pengembangan Panduan bagi
Aparatur Desa
(Panduan Penyusunan RPJMDesa, RKP, APBDes, Peraturan Desa, BUMDes)
•
Pengembangan Modul Fasilitasi/
Pendampingan
•
Digitalisasi Informasi Desa
(profil dan potensi desa: www.desadigital.com)
•
Pengembangan Literasi Keuangan
Desa
(www.keuangandesa.com)•
Pendampingan Pembentukan
BUMDes
•
Pengembangan Aplikasi Pendukung
Pendampingan Desa
DESA
MODEL
DI Yogyakarta (6)
• Kab. Gunungkidul
Desa Bleberan, Kec. Playen, Desa Ponjong dan Desa Umbulrejo, Kec. Ponjong, Desa Salam dan Desa Pengkol, Kec. Pathuk.
• Kab. Bantul
Desa Sumbermulyo, Kec. Bambanglipuro,
• 3 desa akan didukung oleh Saemaul Globalization Foundation (Korea Selatan)
Jawa Barat (3)
• Kab. Garut. Kec. Pakenjeng, didukung oleh CSR BNI 46
Kalimantan Timur (6 + 47)
• Kab. Berau, Kec. Biduk-Biduk, 6 desa didukung oleh TFCA Kalimantan
Pengembangan Aplikasi
Pendukung
APLIKASI
TATA
KELOLA
SIMPUL Desa bagi aparat pemerintahan desa untuk mengelola data merupakan aplikasi yang ditujukan administrasi desa sesuai dengan PeraturanKemendagri No. 32 tahun 2006 tentang Pedoman Administrasi Desa.
SIAP Desa ini ditujukan bagi pengelolaan dan
penyusunan pelaporan Penerimaan Asli Daerah (PAD). Alokasi Dana Desa (ADD) dan juga Dana Desa;