• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kandungan N Tanaman Dan Hasil Padi Gogo Akibat Aplikasi Bakteri Endofitik Penambat N2 Dan Pupuk N Anorganik Pada Tanah Salin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Kandungan N Tanaman Dan Hasil Padi Gogo Akibat Aplikasi Bakteri Endofitik Penambat N2 Dan Pupuk N Anorganik Pada Tanah Salin."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KANDUNGAN N TANAMAN DAN HASIL PADI GOGO AKIBAT APLIKASI BAKTERI ENDOFITIK PENAMBAT N2 DAN

PUPUK N ANORGANIK PADA TANAH SALIN

Mieke Rochimi Setiawati, Pujawati Suryatmana, dan Ridha Hudaya

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung Email : miekesetiawati@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi bakteri endofitik penambat N2 dalam mensubstitusi pupuk N untuk tanaman padi gogo pada tanah salin. Manfaat penelitian ini adalah meningkatkan peran bakteri endofitik penambat N2 untuk tanaman padi gogo yang ditanam di tanah salin agar efek salinitas yang mengganggu penyerapan unsur hara oleh tanaman (khususnya N) dapat ditanggulangi dengan asupan N dari hasil penambatan N2 dari udara oleh bakteri endofitik.

Percobaan dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah serta rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran sejak bulan Maret 2007 sampai November 2007. Percobaan ini menggunakan tanah salin asal Desa Panyingkiran Lor Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan percobaan Acak Kelompok Pola Faktorial.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tanaman padi gogo yang diinokulasi bakteri endofitik penambat N2 campuran (Pseudomonas sp. dan Acinetobacter sp.) dan diberi pupuk N dosis 60 kg N/ha menghasilkan kandungan N dan bobot kering gabah padi gogo yang tinggi (41,57g Gabah Kering Panen).

Substitusi pupuk N oleh bakteri endofitik penambat N2 campuran pada tanah salin asal Desa Panyingkiran Lor Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, sebesar 50 %. Peningkatan bobot kering padi akibat pemberian inokulan bakteri tersebut adalah sebesar 25, 41 %.

Kata kunci : bakteri endofitik, penambat N2, tanah salin, Pseudomonas sp., Acinetobacter sp.

ASTRACT

(2)

Result of the experiments showed that the upland rice was inoculated with mix inoculants of endophytic N2-fixing bacteria (Pseudomonas sp. and Acinetobacter sp.) and incorporated with N fertilizer 60 kg/ha have the better in N content and paddy dry grain (41.57 g Dry Weight Grain).

N fertilizer substitute with mix inoculants of endophytic N2-fixing bacteria on saline soils from Panyingkiran Lor village, Cantigi district of Indramayu was 50 %. The increase of paddy dry grain affected of endophytic N2-fixing bacteria inoculants was 25.41 %.

Key words: Endophytic bacteria, N2-fixation, saline soils, Pseudomonas sp., Acinetobacter sp.

PENDAHULUAN

Indonesia diperkirakan memiliki 40-43 juta ha lahan bermasalah dan 13,2 juta

ha dari lahan itu terpengaruh salinitas. Lahan-lahan itu pada umumnya lahan pantai,

muara sungai, dan delta yang dipengaruhi oleh intrusi air laut (Direktorat Bina Tehnik

Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, 1997). Kawasan pantai adalah

kawasan yang secara topografi merupakan dataran rendah dan dilihat secara morfologi

berupa dataran pantai. Secara geologi, batuan penyusun dataran umumnya berupa

endapan aluvial yang terdiri dari lempung, pasir dan kerikil hasil dari pengangkutan dan

erosi batuan di bagian hulu sungai. Daerah pantai yang semula dirasakan kurang menarik

dan dianggap tidak memberi manfaat, akhir-akhir ini dicoba untuk dikembangkan sebagai

alternatif untuk mengatasi keterbatasan tanah pertanian.

Tanah salin merupakan daerah pantai yang mendapat intrusi atau pengaruh air

laut lebih dari 4 bulan dalam setahun. Lingkungan alami tanah salin pada umumnya

merupakan lingkungan yang akuatik atau lahan kering seperti lahan pertanian di

sepanjang pantai. Tantangan paling mendasar bagi bangsa Indonesia memasuki era

tinggal landas Pembangunan Jangka Panjang ke II (PJP II) adalah mempertahankan atau

meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan tanpa merusak daya

dukung lingkungan alam. Kenyataan yang dihadapi saat ini jumlah penduduk Indonesia

terus bertambah dari waktu ke waktu, dan secara langsung mengakibatkan semakin

(3)

Apabila lahan yang dipengaruhi intrusi atau pasang surut air laut tersebut

digunakan untuk lahan pertanian, maka masalah salinitas harus diatasi. Salah satu usaha

menanggulangi masalah lahan salin adalah, dengan memanfaatkan bakteri endofitik

penambat N2 pada tanaman padi yang hidup ditanah salin untuk nanggulangi pengaruh

buruk yang ditimbulkan dari tanah salin.

Tanaman yang kurang atau tidak toleran terhadap salinitas akan mengalami

perubahan ultra struktur sel, yaitu pembengkakan mitokhondria dan badan golgi,

peningkatan jumlah retikulum endoplasma, dan kerusakan kloroplast. Di samping itu

tanaman akan mengalami perubahan aktivitas metabolisme, meliputi penurunan laju

fotosintesis, peningkatan laju respirasi, perubahan susunan asam amino, serta penurunan

kadar gula dan pati di dalam jaringan tanaman. Menurut Ogo and Horie dalam Bintoro

(1989), total nitrogen, protein nitrogen, dan fosfor di dalam daun padi menurun akibat

perlakuan NaCl. Peningkatan konsentrasi garam terlarut dalam tanah akan meningkatkan

tekanan osmotik larutan tanah, akibatnya jumlah air yang masuk ke dalam akar tanaman

akan berkurang atau jumlah air yang tersedia menipis. Dengan aplikasi bakteri endofitik

penambat N2 pada tanaman padi diharapkan dapat meningkatkan asupan N pada tanaman,

sehingga kadar N tanaman dan hasil meningkat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi bakteri endofitik

penambat N2 dari tanaman padi yang toleran salinitas dalam mensubstitusi pupuk N pada

tanah salin. Manfaat penelitian ini adalah meningkatkan peran bakteri endofitik penambat

N2 untuk tanaman padi gogo yang ditanam di tanah salin agar efek salinitas yang

mengganggu penyerapan unsur hara oleh tanaman (khususnya N) dapat ditanggulangi

dengan asupan N dari hasil penambatan N2 dari udara oleh bakteri endofitik.

BAHAN DAN METODE

Tanah yang digunakan sebagai media tanam percobaan diambil dari lapisan

olah tanah salin asal Desa Panyingkiran Lor, Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu,

Jawa Barat (pH H2O 6.3, N total 0.46%, P total 39.1 mg 100g-1, K total 44.0 mg 100g-1,

Liat berdebu). Tanah dikering-udarakan dan disaring dengan saringan kawat berdiameter

2 mm. Bakteri endofitik penambat N2 yang digunakan diisolasi dari jaringan tanaman

(4)

dua jenis bakteri endofitik penambat N2 yang digunakan yaitu Acinetobacter sp. dan

Pseudomonas sp. dengan aktivitas nitrogenase yaitu sebesar 263,5 nmol dan 254,0 C2H4

g-1 BK jam-1.

Pelaksanaan percobaan ini dilakukan dengan cara menginokulasikan bakteri

endofitik penambat N2 pada benih padi gogo. Pelakuan percobaan terdiri dari dua faktor

yaitu : faktor pertama yaitu dosis pupuk N anorganik/urea (N) yang terdiri dari 4 taraf

berturut-turut dari n1 sampai n4 yaitu 30, 60, 90, 120 N/ha. Faktor kedua adalah jenis

inokulan bakteri endofitik penambat N2 (I) yang terdiri dari tiga taraf yaitu : tanpa

inokulan (i0), inokulan tunggal Acinetobacter sp. (i1), dan inokulan campuran

Pseudomonas sp. dan Acinetobacter sp. (i2) .

Total perlakuan percobaan adalah 4 x 3 = 12 diulang tiga kali, ada dua unit

percobaan yaitu untuk destruksi dan panen sehingga total pot percobaan yang disiapkan

adalah 12 x 3 x 2 = 72 buah. Kapasitas pot percobaan adalah 10 kg tanah salin kering

udara. Parameter yang diamati adalah karakteristik tanah salin yang menjadi media

tanam, kandungan N tanaman, dan bobot kering gabah padi gogo.

Perlakuan dasar yang diberikan pada tanah salin yang digunakan sebagai media

tanam padi gogo adalah pemberian pupuk SP 36 dengan dosis 135 kg ha-1 dan pupuk KCl

dengan dosis 60 kg ha-1. Pupuk Urea sebagai perlakuan diberikan dua kali

masing-masing setengah dosis sesuai dengan dosis perlakuan pada saat tanam dan 3 MST.

Kadar air tanah dipertahankan pada kondisi kapasitas lapang berdasarkan penimbangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis tanah salin asal Desa Panyingkiran Lor, Kecamatan Cantigi, Kab. Indramayu

Dari hasil analisis tanah awal asal desa Panyingkiran Lor Kecamatan Cantigi,

tanah salin tersebut mempunyai tekstur liat berdebu. Dengan tekstur yang kasar maka

kandungan garam di dalam tanah akan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan

tanah yang bertekstur halus. Berkurangnya kadar garam dalam tanah dapat terjadi akibat

pencucian tanah di musim penghujan.

Berdasarkan analisis awal ternyata kadar salinitas di desa Panyingkiran Lor,

(5)

tersebut menandakan proses pencucian tanah di daerah tersebut hanya sedikit terjadi

sehingga kandungan garam di dalam tanah hanya sedikit menurun pada awal musim

hujan yaitu pada saat pengambilan contoh tanah.

Menurut profil potensi desa Kabupaten Indramayu (Dinas Pertanian Kab.

Indramayu, 2006), luas tanaman padi gogo di desa tersebut sebesar 1.373 ha dengan

produksi sebesar 7.529,65 ton. Walaupun sumbangan padi gogo kurang dari sepertiga

total produksi padi, tetapi peranannya cukup penting karena umumnya tanah di daerah

tersebut tidak dapat ditanami tanaman yang peka terhadap kadar garam. Sebagian besar

tanaman padi gogo yang ditanam adalah varietas Ciherang yang merupakan tanaman padi

yang relatif tahan terhadap pengaruh garam.

Kandungan N tanaman Padi Gogo

Dari hasil percobaan, tampak tanaman padi yang diberi inokulan campuran

bakteri endofitik penambat N2 dan diberi pupuk N dengan dosis 60 N/ha memperlihatkan

peningkatan kandungan N tanaman yang sama dengan yang diberi pupuk 90 dan 120

kg/ha (Tabel 1). Hasil percobaan ini berhubungan dengan kemampuan bakteri campuran

yang secara sinergis dapat meningkatkan kandungan N tanaman dibandingkan dengan

inokulan tunggal.

Habitat tanah salin pada umumnya kekurangan unsur N (Zahran dkk., 1995), oleh

karena itu input N sangat penting pada lingkungan tersebut. Salah satu sumber N pada

habitat salin adalah penambatan N2. Aktivitas penambatan N2 sangat penting pada habitat

salin karena menurut Zahran (1997), efek garam yang timbul di habitat tersebut terhadap

tanaman dapat mengganggu penyerapan air dan nutrisi (khususnya N) dari dalam tanah

dan bersifat toksik pada sebagian besar organisme. Bakteri penambat N2 yang hidup pada

tanah salin dapat mengkolonisasi rhizosfer tanaman halofilik dan toleran garam karena

adanya eksudat akar. Mikroba tersebut berasosiasi dengan akar tanaman atau hidup

secara simbiosis intraseluler dengan tanaman inang. Walaupun peran bakteri dalam

mengontrol keseimbangan osmotik masih belum terungkap, tetapi kontribusinya dalam

(6)

Tabel 1. Pengaruh jenis inokulan bakteri endofitik penambat N dan dosis urea terhadap kandungan N tanaman (%)

Jenis inokulan bakteri endofitik penambat N2 Dosis urea

(N/ha) Tanpa inokulan (i0)

inokulan tunggal (i1)

inokulan campuran (i2)

30 (n1) 1.86 a

B

1.41 a A

1.54 a A

60 (n2) 1.93 a

A

1.89 b A

2.78 b B

90 (n3) 1.90 a

A

2.11 b AB

2.46 b B

120 (n4) 2.24 b

A

2.21 b A

2.27 b B

Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf kecil yang sama (vertikal) dan huruf kapital yang sama (horizontal) tidak berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5 %.

Penggunaan inokulan tunggal yaitu Acinetobacter sp. (yang mempunyai aktivitas

nitrogenase yang tertinggi) tampaknya menghasilkan suplai N yang lebih rendah bila

dibandingkan dengan penggunaan inokulan campuran (Pseudomonas sp. dan

Acinetobacter sp.) pada setiap taraf pemberian dosis pupuk N. Sinergisme antara dua

jenis mikroba atau lebih dapat terjadi apabila tidak ada persaingan dalam mendapatkan

sumber nutrisi yang dibutuhkan mikroba tersebut. Apabila salah satu mikroba

mengeluarkan metabolit yang dibutuhkan mikroba lainnya dalam usaha untuk

menggunakan nutrisi, maka kedua mikroba tersebut dapat memberikan pengaruh yang

menguntungkan bagi tanaman inangnya karena suplai N yang diberikan menjadi lebih

besar.

Jones et al. (1991) menyatakan bahwa kandungan N pada tanaman padi dalam

keadaan cukup adalah sebesar 2,60 sampai 3,20 %. Dibawah dari 2,40 % N tanaman padi

termasuk dalam kategori kekurangan. Sedangkan De Datta (1981) menyatakan

konsentrasi kritis unsur N pada tanaman padi sebesar 2,5 %. Peningkatan dosis pupuk N

pada bersamaan dengan inokulasi bakteri endofitik yang tunggal dan campuran tidak

meningkatkan kandungan tanaman. Tampaknya aktivitas bakteri endofitik dalam

menambat N ditekan dengan pemberian pupuk N yang semakin meningkat, akibatnya

(7)

Bobot Kering Gabah Padi Gogo

Pemberian inokulan bakteri endofitik penambat N2 yang tunggal maupun

campuran berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot kering gabah pada setiap dosis

pupuk N yang diberikan. Tanaman padi gogo yang diinokulasi campuran bakteri

endofitik penambat N2 dan dipupuk 60 kg N/ha menghasilkan bobot kering gabah yang

lebih tinggi dari pada dipupuk 120 kg N/ha. Penambahan dosis pupuk N lebih dari 60 kg

N/ha berkecenderungan menurunkan bobot kering gabah. Tampaknya aktivitas bakteri

tersebut menjadi terhambat dengan pemberian pupuk N dengan dosis yang tinggi.

Kontribusi bakteri penambat N2 dalam mensubstitusi pupuk N untuk

menghasilkan bobot kering gabah yang tinggi adalah setengah (50%) dari dosis pupuk N

anjuran untuk tanaman padi. Peningkatan hasil yang diperoleh adalah 16,18 % bila

dibandingkan dengan dosis anjuran yang menggunakan inokulan campuran. Sedangkan

bila dibandingkan dengan perlakuan dosis pupuk N anjuran yang tidak diinokulasi

dengan bakteri endofitik penambat N, gabah kering panen yang dihasilkan adalah 25,41

%.

Tabel 2. Pengaruh jenis inokulan bakteri endofitik penambat N2 dan dosis urea terhadap bobot kering gabah (g)

Jenis inokulan bakteri endofitik penambat N2 Dosis urea

(N/ha) Tanpa inokulan (i0)

inokulan tunggal (i1)

inokulan campuran (i2)

30 (n1) 23,09 a A

33,37 a B

31,46 a B 60 (n2) 26,18 b

A

37,17 b B

41,57 d C 90 (n3) 30,62 c

A

37,19 b B

39,64 cd B 120 (n4) 33,13 d

A

38,16 b B

35,78 b B

Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf kecil yang sama (vertikal) dan huruf kapital yang sama (horizontal) tidak berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5 %.

Pengaruh inokulan bakteri penambat N pada tanah salin efeknya lebih besar

(8)

endofitik penambat N yang diaplikasikan pada tanah Ultisols memberi kontribusi dalam

mengurangi kebutuhan pupuk N sebesar 20 -30 %. Hal ini dapat dipahami karena pada

tanah non salin hambatan dalam menyerap unsur N lebih kecil daripada tanah salin.

Perkembangan akar pada tanah non salin lebih baik sehingga penyerapan N dari dalam

tanah melalui proses intersepsi akar dan aliran massa menjadi lebih baik dibandingkan

perakaran tanaman yang terhambat akibat toksisitas kadar garam pada tanah salin.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Tanaman padi gogo yang diinokulasi bakteri endofitik penambat N2 campuran

(Pseudomonas sp. dan Acinetobacter sp.) dan diberi pupuk N dosis 60 kg N/ha

menghasilkan kandungan N dan bobot kering gabah padi gogo yang tinggi.

2. Substitusi pupuk N oleh bakteri endofitik penambat N2 campuran pada tanah salin

asal Desa Panyingkiran Lor Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, sebesar 50

%. Peningkatan bobot kering padi akibat pemberian inokulan bakteri tersebut adalah

sebesar 25, 41 %

Saran

Untuk meningkatkan peran bakteri endofitik penambat N2 dalam mengatasi permasalahan

di tanah salin, khususnya di sentra tanaman padi gogo di Kabupaten Indramayu maka

perlu dilakukan produksi inokulan dengan mencari bahan pembawa yang aplikatif untuk

petani.

DAFTAR PUSTAKA

Bintoro, M. H., 1990, Pengaruh NaCl Terhadap Pertumbuhan Kultivar Tomat, Bull. Agron. XIV 1: 13-28.

De Datta, S.K. 1981. Principles and Practices of Rice Production. A Wiley Interscience Publ. John Wiley and Sons, New York.

(9)

Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shickluna. 1983. Soils, An Introduction to Soil and Plant Growth. 5th ed. Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, NJ.

Jones, J.B.,Jr., B. Wolf, and H.A. Mills. 1991. Plant Analysis Handbook. A Practical Sampling Preparation, Analysis and Interpretation Guide. Micro-Macro Publ., Inc., Athens, GA.

Setiawati, M.R., D.A. Santosa, T. Simarmata, Y. Sumarni, dan D.H. Arief. 2003. The contribution of nitrogen-fixing endophytic bacteria to increase the growth of upland rice. LISA International Seminar. UNPAD, Bandung.

Zahran, H.H. 1997. Diversity, adaptation, and activity of the bacterial flora in saline environment. Biol.Fertil.Soils. 25:211-223.

Zahran, H.H., M.S., Ahmad, and EA., Afkar. 1995. Isolation and characterization of nitrogen fixing moderate halophilic bacteria from saline soils of Egypt. J. Basic Microbiol. 35 : 269-275.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dikti Depdiknas yang telah membiayai

Gambar

Tabel 1. Pengaruh jenis inokulan bakteri endofitik penambat N dan dosis urea terhadap kandungan N tanaman (%)
Tabel 2. Pengaruh jenis inokulan bakteri endofitik penambat N2 dan dosis urea terhadap bobot kering gabah (g)

Referensi

Dokumen terkait

Maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara intensitas komunikasi dalam keluarga dan tingkat kedekatan fisik dengan intimate relationship

Ekowisata etnobotani dalam pelaksanaannya mengikutsertakan peran aktif masyarakat lokal, sehingga mampu menumbuhkan suatu kegiatan bisnis baru yang prospektif. Sebagai

Secara keseluruhan dari hasil penelitian menggunakan model CIPP ( context, input, process, produc t) bahwa kinerja kemitraan agribisnis Gapoktan Maju Bersama dengan

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel lima besar kepribadian (keterbukaan, kesadaran, ekstraversi, keramahan, dan neurotisme) berperan

Tegangan maksimum yang diizinkan terjadi pada suatu struktur saat beban servis bekerja harus lebih kecil atau sama dengan tegangan leleh (σ y ).. Untuk memastikan bahwa

Semua tadi adalah fitur-fitur baru di dalam software Adobe Flash CS3 yang bertujuan untuk membuat pekerjaan lebih nyaman sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih

Zat Pembantu Tekstil 2K1 Budy Handoko, SST Khairul Umam, S.ST.. Persiapan Penyempurnaan 2K3

1 Kota Surabaya 1 Bye 1 Kota Semarang 2 Kota Jakarta Pusat 2 Kabupaten Pesisir Selatan 2 Kota Batu 3 Kota Manado 3 Kabupaten Polman 3 Kota Kediri 4 Kabupaten Minahasa 4 Kota