• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1. Pengertian Bulutangkis dan Karakteristik ... 8

2. Teknik Dasar Bulutangkis ... 10

3. Analisis gerakan pukulan smash ... 13

4. Konsep smash ... 15

5. Konsep fleksibilitas pergelangan tangan ... 17

6. Konsep Power Otot Lengan ... 20

B. Penelitian Yang Relevan ... 22

C. Angapan Dasar Penelitian ... 23

D. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Partisipan ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 30

(2)

G. Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Pengolahan Data ... 38

1. Uji Normalitas ... 39

2. Pengujian Koefisien Korelasi ... 40

3. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 40

4. Uji regresi ... 42

B. Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Rekomendasi ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 50

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Nilai Perhitungan Jumlah dan Hasil Simpangan Baku ... 38

4.2. Uji Normalitas ... 39

4.3. Hasil Uji koefesien Korelasi ... 40

4.4. Hasil Uji signifikansi tunggal ... 40

4.5. Hasil Signifinkansi korelasi Ganda ... 41

(4)

Daftar Gambar

Gambar Halaman

2.1. Cara Pegangan Raket Western (American Grip) ... 11 2.2. Cara Pegangan Raket Continental (Backhand Grip) ... 11 2.3. Cara Pegangan Raket Shakehand (Forehand Grip) ... 11

(5)

Lampiran Halaman

1. Hasil tes fleksibilitas pergelangan tangan ... 50

2. Hasil tes power otot lengan ... 51

3. Hasil tes smash ... 52

4. Data hasil tes fleksibilitas, power otot lengan dan smash ... 53

5. Uji normalitas liliefors tes fleksibilitas pergelangan tangan ... 54

6. Uji normalitas liliefors tes power otot lengan ... 55

7 Uji normalitas liliefors tes smash ... 56

8 Penghitungan koefisien korelasi fleksibilitas dengan hasil kecepatan Smash ... 57

9 Penghitungan koefisien korelasi power otot lengan dengan hasil kecepatan smash ... 58

10 Penghitungan koefisien korelasi fleksibilitas dan power otot lengan dengan hasil smash ... 59

11 Uji koefisien fleksibilitas dengan hasil kecepatan smash ... 60

12 Uji koefisien fleksibilitas thitung dengan hasil kecepatan smash ... 61

13 Uji koefisien power otot lengan dengan hasil kecepatan smash ... 62

14 Uji koefisien power otot lengan thitung dengan hasil kecepatan smash ... 63

15 Uji koefisien korelasi fleksibilitas pergelangan tangan dengan power otot lengan ... 64

16 Uji koefisien korelasi fleksibilitas pergelangan tangan dengan power otot lengan thitung ... 65

17 Uji koefisien korelasi ganda fleksibilitas pergelangan tangan dengan Power otot lengan secara bersama-sama dengan hasil smash ... 66

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal

atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur,

berbagai tingkat ketrampilan dan pria maupun wanita memainkan olahraga

bulutangkis ini. Bulutangkis dapat di mainkan di dalam atau di luar ruangan guna

untuk rekreasi atau sebagai ajang persaingan. Lapangan bulutangkis dibagi

menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang

ditanam di pinggir lapangan. Alat yang dipergunakan adalah sebuah raket sebagai

alat pemukul serta shutlecock sebagai bola yang dipukul.

Bulutangkis adalah suatu permainan yang tidak dipantulkan dan harus

dimainkan di udara sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang

membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi. Pemain

bulutangkis juga dapat mengambil keuntungan dari permainan ini dari segi sosial,

hiburan dan mental Tony Grice (2007, hlm. 1). Sedangkan menurut Tohar (1992,

hlm. 31) bahwa bulutangkis dikenal sebagai permainan rakyat karena telah

dimainkan oleh rakyat baik di kota, di desa, oleh orang tua, anak-anak maupun

pria dan wanita.

Tujuan semula bermain bulutangkis adalah untuk rekreasi dan mencari

keringat. Tetapi setelah mendalami dan mengadakan pertandingan pada cabang

olahraga ini maka tujuan itu tidak saja untuk rekreasi dan mengeluarkan keringat

saja, melainkan untuk meningkatkan prestasi serta mengharumkan nama bangsa

dan negara. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang membutuhkan

kemampuan fisik yang baik, kemampuan teknik dan mental bertanding yang baik.

Permainan ini bertujuan untuk mencetak poin dan mencegah lawan untuk

mencetak poin. Mencetak poin dalam permainan bulutangkis tidak dapat

(7)

bulutangkis. Kemampuan pemain sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknik,

fisik, dan mental.

Untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi dituntut

menguasai teknik dasar bulutangkis.“ Teknik dasar bulutangkis adalah penguasaan pokok yang harus dipahami dan dikuasai oleh setiap pemain dalam

bermain bulutangkis ” Tohar (1992, hlm. 34) Teknik dasar bulutangkis merupakan penguasan pokok yang harus di kuasai oleh tiap pemain bulutangkis dalam

melakukan kegiatan bermain bulutangkis. Penguasaan teknik dasar tersebut

mencakup: cara memegang raket, gerakan pergelangan tangan, gerankan

melangkahkan kaki dan pemusatan pikiran atau konsentrasi.

Secara umum keempat teknik tersebut harus dikuasai dengan baik agar

dapat bermain bulutangkis secara benar. Setelah penguasaan teknik dasar tersebut

dikuasai seperti pegangan raket yang sesuai, langkah kaki lincah, menerima

shutlecock dengan baik dan memukul shutlecock dengan terarah. selanjutnya

pemain harus menguasai teknik pukulan yaitu cara-cara melakukan pukulan dalam

bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan pihak

lawan Tohar (1992, hlm. 40). Teknik pukulan meliputi pukulan service, lob, drop.

drive dan smash.

Pukulan smash adalah pukulan yang keras dan tajam ke bawah mengarah

ke bidang lapangan lawan. Pukulan smash berfungsi sebagai perusak pertahanan

lawan serta sarana untuk mengumpulkan angka. Ada lima macam pukulan smash

bulutangkis, yaitu pukulan smash penuh, potong, melingkar, flick dan backhand

smash. Satu diantara lima macam pukulan smash tersebut adalah pukulan smash

penuh. Pukulan smash penuh adalah pukulan smash yang dilakukan dengan daun

raket sepenuhnya Tohar (1992, hlm. 60). Untuk memperdalam pukulan smash

penuh perlu latihan khusus terhdap pukulan tersebut.

Yang utama dalam mempelajari pukulan smash penuh adalah memberikan

kesempatan yang banyak kepada pemain untuk melakukan pukulan ini.

Pertama-tama seorang pemain memberi umpan dan pemain lain melakukan pukulan smash

(8)

3

sehingga menjadi pola pukulan. Menurut Tohar (1992, hlm. 60), bahwa

Ada lima macam tipe pukulan smash pada cabang olahraga badminton : (1)

pukulan smash penuh (2) pukulan smash potong (3) pukulan smash melingkar (4)

pukulan smash cambukan (5) backhand smash”.

Untuk melakukan smash yang baik di perlukan dukungan kondisi fisik.

Untuk mencapai prestasi yang tinggi, seorang atlet harus memilki kondisi fisik

yang bagus. Sebagaimana dijelaskan oleh Imanudin, I. (2008, hlm. 119), “Kondisi

fisik adalah faktor terpenting dalam pencapaian prestasi tinggi, atlet yang memilki

kondisi yang bagus akan lebih siap dalam menghadapi proses latihan dan juga

pertandingan”. Ada empat komponen kondisi fisik dasar, yaitu: fleksibilitas, kecepatan, kekuatan dan daya tahan.

Untuk mencapai suatu prestasi yang maksimal yang di inginkan ada

beberapa persyaratan yang harus dikuasai oleh atlet. Suharno (1982, hlm. 2)

menjelaskan bahwa: “Untuk mencapai prestasi yang maksimal atlet harus mempunyai beberapa persyaratan yaitu: (1) kesehatan tubuh, (2) Bentuk tubuh,

(3) Kondisi fisik, (4) penguasaan teknik, (5) penguasaan taktik, dan (6) memiliki

kejiwaan dan kepribadian yang baik”. Kelentukan merupakan salah satu kemampuan fisik yang harus di miliki setiap orang, untuk menghasilkan ruang

gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis

sehingga tidak mengalami kekakuan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan

antara lain : faktor usia, struktur persendian dan struktur jaringan otot.

Dengan kelentukan yang baik seorang pemain akan dapat menggerakan

pergelangan tangan dengan lebih lincah. Menurut Imanuddin, I. (2008, hlm. 107)

kelentukan atau fleksibilitas adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi

yang seluas-luasnya. Ruang gerak sendi pada setiap tubuh tergantung pada

struktur sendi, elastisitas otot, tendon, dan ligamen. Latihan kelentukan atau

fleksibilitas dapat mengurangi resiko cedera dengan meningkatkan jangkauan

gerak sendi. Dengan demikian kelentukan sangat besar perannya dalam

menentukan kualitas pukulan kecepatan smash dalam bermain bulutangkis.

(9)

untuk melakukan pukulan dengan gerakan teknik yang benar, pukulan yang tepat,

arah bola yang tepat, dan mampu memukul bola dengan cepat dan keras.

Power lengan adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan

kekuatan lengan yang di kerahkan secara maksimal dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya dengan perkenaan atau mencapai bola yang maksimal. Power menurut

M. Sajoto (1995, hlm. 8) adalah gerakan yang di lakukan secara eksplosif. Lengan

adalah organ tubuh yang panjangnya dari sendi bahu sampai keujung jari tengah.

Dengan demikian power otot lengan dibutuhkan sebagai tenaga pendorong pada

saat melakukan pukulan. Terlebih pada pukulan kecepatan smash yang menuntut

laju shutlecock cepat dan kuat sehingga membutuhkan daya ledak power lengan

yang besar.

Berdasarkan masalah tersebut yang melatar belakangi penulis ingin

meneliti penelitian ini adalah sebagian kecil pelatih dan sebuah club kurang

memperhatikan proses latihan fleksibilitas khusus untuk latihan smash begitu juga

jarang seorang pelatih menekankan latihan power lengan untuk menambah

kecepatan smash. Semua orang tau fleksibilitas dan power otot lengan sangat

penting terhadap kecepatan pukulan, namun kenapa para pelatih kurang

memperhatikan kondisi fisik itu khusus jadi sebuah latihan yang betul-betul

khusus atau spesifik, latihan yang diadakan hanya game atau ruang beban tapi

tidak pernah melakukan pelatihan fleksibilitas dan power otot lengan yang

spesifik dan jarang di latih.

Berdasarkan obsarvasi peneliti, dari catatan lapangan menunjukan bahwa

yang sering di lakukan atlit pada saat latihan hanya game dan tehnik gerakan saja

padahal untuk meningkatkan kecepatan smash itu di perlukan latihan kondisi fisik

fleksibilitas dan power otot lengan. setelah itu peneliti mewancarai seorang atlit

yang bernama adi nugraha bahwa, pada saat latihan kurang memperhatikan

komponen kondisi fisik seperti salah satunya fleksibilitas pergelangan tangan dan

power otot lengan. Altit itu kebingungan bagaimana cara untuk meningkatkan

pukulan smash agar benar – benar mematikan lawan tanpa bisa di kembalikan

(10)

5

tahan atau di kembalikan oleh lawan. Dan juga kurang paham bahwa latihan

fleksibilitas dan power otot lengan itu penting terhadap kecepatan smash.

Sehingga penulis ingin membuktikan latihan fleksibilitas dan power otot

lengan sangatlah penting untuk di latih dan di adakan pelatihan yang lebih

spesifik. Dengan di adakan penelitian ini di harapkan dapat memberikan wawasan

kepada pelaih tentang faktor-foktor yang mendukung kecepatan smash. Dengan

demikian maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah

dengan judul mengenai “Hubungan Antara Fleksibilitas Pergelangan Tangan

dan Power Otot Lengan dengan Kecepatan Smash dalam Olahraga

Bulutangkis”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibitas pergelangan

tangan dengan kecepatan smash dalam olahraga bulu tangkis?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan

kecepatan smash dalam olahraga bulu tangkis?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas Pergelangan

Tangan dan Power Otot Lengan secara bersama-sama dengan Kecepatan

Smash dalam Permainan Bulutangkis?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara fleksibitas pergelangan

tangan dengan kecepatan smash dalam olahraga bulutangkis

2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan

(11)

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara fleksibilitas Pergelangan

Tangan dan Power Otot Lengan secara bersama-sama dengan Kecepatan

Smash dalam Permainan Bulutangkis.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

bagi pelatih atau pembina olahraga sebagai salah satu pertimbangan dalam

menyusun progam latihan dalam upaya meningkatkan kemampuan para atletnya

Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya meningkatkan

kualitas dan produktivitas terutama para pelatih, pembina olahraga dalam

membina dan melatih atlet, khususnya sebagai upaya meningkatkan kualitas

pukulan smash dalam olahraga bulutangkis dengan cara menghubungkan terhadap

fleksibilitas pergelangan tangan dan power otot lengan.

Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai pengaflikasian penulis

dalam menerapkan ilmu baik yang berupa teoritis maupun praktik selama

mengikuti perkuliahan

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

2. Rumusan Masalah Penelitian

3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian

5. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS

(12)

7

2. Penelitian Terdahulu yang Relevan

3. Anggapan Dasar Penelitian

4. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

2. Partisipan

3. Populasi dan Sampel

4. Instrumen Penelitian

5. Prosedur Penelitian

6. Analisis Data

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Temuan Penelitian

2. Pembahasan Temuan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Simpulan

2. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

(13)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan sebuah desain penelitian untuk dijadikan

acuan dalam langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini

diantaranya:

1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian

2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran

3. Menganalisis data

4. Menetapkan kesimpulan

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

rx1 rx1y

rx12y

rx2 rx2y

Bagan 3.1

Desain Penelitian

Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 68)

Keterangan:

X1 : Fleksibilitas Pergelangan Tangan

X2 : Power Otot Lengan

Y : Kecepatan Smash

rx1y : koefisien korelasi X1 terhadap Y

rx2y : koefisien korelasi X2 terhadap Y

rx12y : koefesien korelasi X1 dan X2 terhadap Y (X1)

(Y)

(14)

27

B. Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah atlit ukm upi

bulutangkis, dan sampel ini adalah 20 atlit ukm upi bulutangkis dengan jumlah

keseluruhan ukm 262 dan yang atlit 80 orang. Sampel ini diambil dengan cara

purposive sampling teknik penentuan dengan pertimabnagn tertentu. Ada

beberapa syarat dari teknik purposive sampling. seperti yang di jelaskan Arikunto

(2010, hlm. 183) sebagai berikut:

1) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

2) Subjek yang diambil sebagian sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

3) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi anggota di ukm bulutangkis upi.

2. Sampel

Untuk mempermudah dalam pengumpulan data dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan sampel. Sugiyono (2013, hlm. 118) menjelasakan

bahwa,“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan

(15)

Berdasarkan uraian di atas, maka sampel yang diperoleh sebanyak 20

orang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut adalah sebagai berikut:

1) Merupakan atlit atau anggota yang terdaftar di UKM Bulutangkis UPI.

2) Merupakan anggota yang tergabung di salah satu klub bulutangkis di luar

UKM Bulutangkis UPI.

3) Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan yang disiplin

4) Frekuensi latihan minimal 4 kali dalam seminggu atau memiliki frekuensi

latihan yang lebih banyak di banding anggota ukm non atlit

5) Telah menguasai teknik pukulan smash yang baik

6) Memiliki pengalaman dalam mengikuti kejuaraan dan memenangkan

kejuaraan

Ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis

penelitiannya, menurut Gay dan Diehl (1992), „Jika penelitiannya bersifat

deskriptif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari populasi‟. Berdasarkan

pendapat di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini bisa

diterima.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 12) “Tes merupakan alat ukur

untuk memperoleh data/informasi, sedangkan pengukran merupakan proses untuk

memperoleh data/informasi dari individu atau obyek”. Untuk mengumpulkan data

dari sampel penelitian diperlukan suatu alat yang disebut instrumen. Sugiyono

(2013, hlm.148) “alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengukur power otot lengan digunakan tes soft ball throw, dengan

validitas 0,85 dan rehabilitas 0,77 (Nurhasan Hasanudin, 2007, hlm.52).

a. Tujuan : Mengukur power otot lengan.

(16)

29

1) Pelaksanaan :

a. Subjek berdiri di belakang garis pembatas sambil memegang bola.

b. Subjek melemparkan bola sejauh mungkin dengan kaki dan badan

tidak melewati garis pembatas dan tegak lurus.

c. Subjek melakukan lemparan sebanyak tiga kali kesempatan.

2) Skor : Skor yang di ambil adalah jarak lemparan yang

paling jauh.

3) tes soft ball throw menggunakan bola softball

2. Tes pengukuran Fleksibilitas Pergelangan Tangan (Geometer) dengan validitas

0,97 dan reliabilitas 0,51 (Tono Supriatna 2002, hlm. 56) dalam skripsi Yurri

Erlando (2008, hlm. 46).

a. Tujuan :Untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan.

b. Alat :Busur Goniometri, ballpoint, pensil, penghapus,

penggaris dan kertas.

c. Pelaksanaan Tes:

 Tangan diletakan lurus sejajar dengan titik 00 dan pergelangan tangan tepat berada pada titik pusat. Posisi tangan diletakkan sesuai dengan tujuan dan

arah pengukuran.

 Tangan dibengkokkan sejauh mungkin sesuai dengan tujuan dan arah pengukuran pergelangan tangan tetap berada tepat pada titik pusat.

 Mencatat angka yang ditunjukan, yang merupakan skornya, atau luas gerak sendi pergelangan tangan pada salah satu arah gerak.

 Skor :Nilai yang diperoleh testee adalah angka yang ditunjukkan oleh jarum yang terdapat pada busur sesuai kemampuan fleksibilitas

pergelangan tangan.

3. Tes kecepatan smash dengan melakukan pukalan smash kemudian di analisis

(17)

a. Tujuan : Untuk mengukur kecepatan bola (shuttlecock).

b. Perlengkapan : Lapangan bulutangkis, raket bulutangkis, net dan tiang

net, shuttlecock 5 buah, kamera, alat tulis.

c. Pelaksanaan :

 Testee berada di dalam daerah serang atau bebas di dalam lapangan permainan.

Shutllecock dilambungkan ke atas ke arah testee.

Dengan atau tanpa awalan, testee loncat dan memukul shuttlecock semaksimal mungkin dengan menggunakan raket.

 Kamera dijalankan untuk merekam hasil pukulan smash

 Selanjutnya hasil rekaman video dari kamera di analisis menggunakan aplikasi kinovea untuk melihat kecepatan bola. Kecepatan bola mulai

diukur/dihitung saat bola menyentuh raket dan di stop saat bola menyentuh

lantai.

 Aplikasi kinovea

d. Skor : Skor penilaian dalam penelitian ini dilihat dari waktu

kecepatan jarak waktu tempuh jalannya bola sampai menyentuh lantai yang

terekam pada alat kamera dengan skor yang di ukur kecepatannya dengan

aplikasi kinovea dalam waktu detik.

E. Prosedur Penelitian

1. Prosedur penelitian yang digunakan sebagai berikut:

2. Menetapkan populasi dan sampe penelitian

3. Melakukan tes fleksibilitas pergelangan tangan kepada sampel

4. Melakukan tes power otot lengan kepada sampel

5. Melakukan tes smash kepada sampel

6. Melakukan pengolahan dan analisis data dari ketiga tes

(18)

31

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

F. Analisis Data

Teknik analaisis data yang digunakan adalah korelasi dengan derajat

kepercayaan 0,05. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik korelasional.

Menurut Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 64), ”Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian

yang terjadi pada saat sekarang”.Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 3),

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

keadaaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya

dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

Sampel

Tes Power Otot Lengan

(soft ball throw) Tes Kecepatan (Smash) Tes Fleksibilitas

Pergelangan Tangan (Geometer)

Pengolahan Data dan Analisis

Kesimpulan

(19)

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada

saat sekarang dalam suatu situasi. Data yang diperoleh dikumpulkan, disusun,

dijelaskan, dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Hal ini untuk

memperoleh gambaran yang jelas agar tujuan penelitian tercapai sesuai yang

diharapkan. Kemudian mengenai teknik korelasional Arikunto (2010, hlm. 4)

menjelaskan bahwa, “Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,

tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang

memang sudah ada”.

Pemecahan dari penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,

karna hasil dari penelitian ini berupa nilai atau angka dan di hitung menggunakan

statistik. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3)”Metode penelitian adalah sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan

metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan (Sugiyono, 2013, hlm. 14). hasil smash dimana analisis diolah

dengan menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan cara deskriptif

yaitu penelitian dilakukan berdasarkan percobaan terhadap variabel yang akan

diteliti, dengan kata lain penelitian dilakukan dengan praktek dilapangan.

Pengumpulan data menurut Nazir (1999, hlm. 211) adalah:” prosedur yang

sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.” Setelah data diperoleh dari tes dan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengolahnya

dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Adapun rumus-rumus statistika yang

digunakan dalam penelitian ini di kutip dari buku ”Hand Out Statistika” Nurhasan

(2002). Adapun langkah- langkah pengolahan data dalam penelitian ini terdapat di

halaman berikutnya:

Menghitung nilai rata-rata dari hasil data mentah setiap variabel. Menurut

Nurhasan (2002, hlm. 21): “Rata-rata adalah suatu nilai yang mencerminkan

(20)

33

Rumus untuk menghitung rata-rata adalah:

Keterangan:

 : Nilai rata-rata yang dicari

i : Jumlah skor yang didapat

n : Banyak sampel

2. Menghitung simpangan baku dari semua variabel.

Menurut Nurhasan (2002, hlm. 35): “Simpangan baku adalah rentang

penyebaran skor-skor dan besarnya penyimpangan suatu skor dari nilai

rata-rata yang distandarnisir”.

Rumus yang digunakan adalah:

√ ̅

Keterangan :

S : Simpangan baku

: Nilai yang didapat

̅ : Nilai rata-rata

n : Banyaknya sampel

1. Menghitung T-skor

Menurut Nurhasan (2002, hlm. 41): “T-skor adalah suatu cara mengubah skor mentah (raw score) ke dalam skor baku (skor standar)”. T-skor berfungsi

untuk menyetarakan skor-skor yang berbeda satuan ukurannya,

membandingkan skor yang diperoleh dan mempunyai bobot yang berbeda

dan menggabungkan skor tes yang berbeda satuan ukurannya.

Rumus yang digunakan adalah:

(21)

= 50 + 10 ̅ ( untuk Waktu )

Arti unsur-unsur pada halaman sebelumnya adalah

T-skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa

̅ = nilai rata-rata S = Simpangan baku

4 Menguji normalitas dristibusi data dengan menggunakan pendekatan Uji

Liliefors.

Menguji normalitas data, untuk mengatahui apakah data tersebut normal atau

tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan

menggunakan uji Liliefors.

Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1,X2,...Xn dijadikan bilangan baku 1, 2...n

( X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel )

c. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal

f. Besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga

(22)

35

bandingkan Lo dengan nilai kritis yang diambil dari daftar untuk taraf

nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa

populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data

pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima.

g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini

dengan nilai kritis Lo yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji

Leliefors, dengan taraf nyata  = 0,05.

Kriterianya adalah:

1. Hipotesis diterima apabila Lo < L = Normal

2. Hipotesis ditolak apabila Lo > L = Tidak normal

1. Menghitung koefisien korelasi

Perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan

rumus sebagai berikut:

nxy – ∑x ∑y)

rxy =

√{n∑x2– ∑x)2} {n∑y2 – ∑y)2}

Keterangan:

= Korelasi yang dicari

Jumlah sampel

x =Skor pada variabel x

y =Skor pada variabel y

x = Jumlah x

y =Jumlah y

xy =Jumlah x kali y

x =Jumlah dari kuadrat x

y =Jumlah dari kuadrat y

2. Menghitung uji signifikan korelasi dengan rumus:

(23)

Keterangan :

t : Nilai t hitung yang dicari

r : Koefisien korelasi yang dicari

n : Banyaknya sampel

Kriteria : -t (1- ½α )< < t(1- ½α )

3. Menghitung derajat hubungan tiga variable atau koefisien korelasi multipel

dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

Ry12 : Kolerasi berganda yang dicari

ry1 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x1

ry2 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x2

ry12 : Koefisien kolerasi antara variabel x1 dan x2

4. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil prestasi

panjat dinding kategori rintisan (lead).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

F = Nilai signifikan ganda

k = Jumlah variabel bebas

R = Korelasi ganda antara dan

n = Jumlah sampel

5. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau

kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

digunakan rumus determinan sebagaiberikut :

Keterangan :

D: determinan atau presentase dukungan

(24)

37

r2: kuadrat dari korelasi

100% :konstanta tetap

Uji hipotesis

a. X1.Y

Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari fleksibilitas pergelangan

tangan kecepatan smash

Hi : ρ > 0 = Terdapat korelasi dari fleksibilitas pergelangan tangankecepatan smash

b. X2.Y

Ho : ρ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari power otot lengan terhadap

kecepatan smash.

Hi : ρ > 0 = Terdapat kontribusi dari power otot lengan terhadap kecepatan smash.

c. X1X2.Y

Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan

tangan dan power otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan

smash .

Hi : ρ > 0 = Terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dan

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2010). Prosedurpenelitian (suatupendekatanpraktik). Jakarta: RinekaCipta.

Damiri (1994). Anatomi Manusia. Jakarta.

Erlando, Y. (2008). Kontribusi Power Lengan Dan Fleksibilitas Pergelangan

Tangan Terhadap Hasil Tembakan Tiga Angka Pada Permainan Bola Basket. Skripsi, Universitas Pendidika Indonesia.

Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and Management, MacMillan Publishing Company.

Gabanxeren. (2009). Teknik Pegangan Raket. Tersedia : [online] www.creasiandika.blogspot.com. Diakses 3 februari 2015.

Ibrahim dan Sudjana (2004). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Icuk Sugiarto. 2002. Total Badminton. Solo: Setyaki Eka Anugrah

Harsono.(1988) Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching.Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Hambali, Burhan. (2011). Daya Prediksi Kepercayaan Diri Dalam Penguasaan

Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis Berdasarkan Jenis Kelamin. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Hidayat (1999:26). Latihan Beban. Bandung.

Imanudin,I. (2008).Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Moh., Nazir, 1999, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah

Statistik. Bandung: FPOK UPI.

Nurhasan, H dan Cholil, D. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Statistik. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Nugraha Dwi, D.H. (2012). Hubungan Power Tungkai Dan Fleksibilitas

Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Lay Up Shot Dalam Permainan Bola Basket. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

(26)

PBSI. (2006). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB.PBSI.

Poole, James. (2011). Belajar Bulutangkis. Bandung : CV. Pionir Jaya.

Rusli Lutan. (2000). Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Sajoto. M. (1995). Pembinaan Kondisi fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

Sajoto M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sajoto (1990:17). Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: Hadiyaksa.

Sidik, Z.D. (2010). Pembinaan Kondisi Dasar Dan Lanjutan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, A. (2013). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suharjana (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media

Surakhmad. 1998. Metode Penelitian Sosial. Bandung PT. Remadja Rosdakarya.

Subarjah, Herman dan Hidayat, Yusup. (2007). Bahan Ajar Permainan

Bulutangkis. FPOK UPI : Bandung

Subarjah, Herman dan Hidayat, Yusup. (2008). Permainan Bulutangkis. FPOK UPI : Bandung

Suharno, (1982:2). Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tohar. (1992). Olahraga Pilihan Bulutangkis. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Olahraga.

Tony Grice. 2007. Bulutangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Tony Grice. (1999). Bulutangkis. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Sumbangan Kekuatan Otot Lengan dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap kemampuan Smash Normal Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler

(2001:30), yang mengatakan bahwa Pukulan smash adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis, karakteristik pukulan ini adalah keras, laju jalanya

Drs.. Sumbangan Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan otot lengan, Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Smash Semi Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa

medisin , dan data kecepatan smash bulutangkis yang diukur dari kecepatan laju smash dalam software Adobe Premier setelah diambil data menggunakan petunjuk tes

Berdasarkan dari beberapa teori sebelumnya yang menyatakan bahwa kondisi fisik yang mempengaruhi keberhasilan suatu smash antara lain : power otot tungkai yang

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelentukan pergelangan tangan dapat mempengaruhi servis pendek dalam bermain bulutangkis. Servis pendek yang dilakukan menggunakan

Dalam penelitian ini hanya membahas tentang hubungan tinggi badan, berat badan, kekuatan otot perut, kekuatan otot lengan, kelentukan pergelangan tangan, kekuatan

Dari semua yang sudah di jelaskan maka dalam penelitian ini, peneliti mau mengetahui secara langsung adanya kontribusi dari daya ledak otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan