DAFTAR ISI
1. Pengertian Bulutangkis dan Karakteristik ... 8
2. Teknik Dasar Bulutangkis ... 10
3. Analisis gerakan pukulan smash ... 13
4. Konsep smash ... 15
5. Konsep fleksibilitas pergelangan tangan ... 17
6. Konsep Power Otot Lengan ... 20
B. Penelitian Yang Relevan ... 22
C. Angapan Dasar Penelitian ... 23
D. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Desain Penelitian ... 26
B. Partisipan ... 27
C. Populasi dan Sampel ... 27
D. Instrumen Penelitian ... 28
E. Prosedur Penelitian ... 30
G. Hipotesis ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Pengolahan Data ... 38
1. Uji Normalitas ... 39
2. Pengujian Koefisien Korelasi ... 40
3. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 40
4. Uji regresi ... 42
B. Pembahasan ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Rekomendasi ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
LAMPIRAN ... 50
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Nilai Perhitungan Jumlah dan Hasil Simpangan Baku ... 38
4.2. Uji Normalitas ... 39
4.3. Hasil Uji koefesien Korelasi ... 40
4.4. Hasil Uji signifikansi tunggal ... 40
4.5. Hasil Signifinkansi korelasi Ganda ... 41
Daftar Gambar
Gambar Halaman
2.1. Cara Pegangan Raket Western (American Grip) ... 11 2.2. Cara Pegangan Raket Continental (Backhand Grip) ... 11 2.3. Cara Pegangan Raket Shakehand (Forehand Grip) ... 11
Lampiran Halaman
1. Hasil tes fleksibilitas pergelangan tangan ... 50
2. Hasil tes power otot lengan ... 51
3. Hasil tes smash ... 52
4. Data hasil tes fleksibilitas, power otot lengan dan smash ... 53
5. Uji normalitas liliefors tes fleksibilitas pergelangan tangan ... 54
6. Uji normalitas liliefors tes power otot lengan ... 55
7 Uji normalitas liliefors tes smash ... 56
8 Penghitungan koefisien korelasi fleksibilitas dengan hasil kecepatan Smash ... 57
9 Penghitungan koefisien korelasi power otot lengan dengan hasil kecepatan smash ... 58
10 Penghitungan koefisien korelasi fleksibilitas dan power otot lengan dengan hasil smash ... 59
11 Uji koefisien fleksibilitas dengan hasil kecepatan smash ... 60
12 Uji koefisien fleksibilitas thitung dengan hasil kecepatan smash ... 61
13 Uji koefisien power otot lengan dengan hasil kecepatan smash ... 62
14 Uji koefisien power otot lengan thitung dengan hasil kecepatan smash ... 63
15 Uji koefisien korelasi fleksibilitas pergelangan tangan dengan power otot lengan ... 64
16 Uji koefisien korelasi fleksibilitas pergelangan tangan dengan power otot lengan thitung ... 65
17 Uji koefisien korelasi ganda fleksibilitas pergelangan tangan dengan Power otot lengan secara bersama-sama dengan hasil smash ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal
atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur,
berbagai tingkat ketrampilan dan pria maupun wanita memainkan olahraga
bulutangkis ini. Bulutangkis dapat di mainkan di dalam atau di luar ruangan guna
untuk rekreasi atau sebagai ajang persaingan. Lapangan bulutangkis dibagi
menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang
ditanam di pinggir lapangan. Alat yang dipergunakan adalah sebuah raket sebagai
alat pemukul serta shutlecock sebagai bola yang dipukul.
Bulutangkis adalah suatu permainan yang tidak dipantulkan dan harus
dimainkan di udara sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang
membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi. Pemain
bulutangkis juga dapat mengambil keuntungan dari permainan ini dari segi sosial,
hiburan dan mental Tony Grice (2007, hlm. 1). Sedangkan menurut Tohar (1992,
hlm. 31) bahwa bulutangkis dikenal sebagai permainan rakyat karena telah
dimainkan oleh rakyat baik di kota, di desa, oleh orang tua, anak-anak maupun
pria dan wanita.
Tujuan semula bermain bulutangkis adalah untuk rekreasi dan mencari
keringat. Tetapi setelah mendalami dan mengadakan pertandingan pada cabang
olahraga ini maka tujuan itu tidak saja untuk rekreasi dan mengeluarkan keringat
saja, melainkan untuk meningkatkan prestasi serta mengharumkan nama bangsa
dan negara. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang membutuhkan
kemampuan fisik yang baik, kemampuan teknik dan mental bertanding yang baik.
Permainan ini bertujuan untuk mencetak poin dan mencegah lawan untuk
mencetak poin. Mencetak poin dalam permainan bulutangkis tidak dapat
bulutangkis. Kemampuan pemain sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknik,
fisik, dan mental.
Untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi dituntut
menguasai teknik dasar bulutangkis.“ Teknik dasar bulutangkis adalah penguasaan pokok yang harus dipahami dan dikuasai oleh setiap pemain dalam
bermain bulutangkis ” Tohar (1992, hlm. 34) Teknik dasar bulutangkis merupakan penguasan pokok yang harus di kuasai oleh tiap pemain bulutangkis dalam
melakukan kegiatan bermain bulutangkis. Penguasaan teknik dasar tersebut
mencakup: cara memegang raket, gerakan pergelangan tangan, gerankan
melangkahkan kaki dan pemusatan pikiran atau konsentrasi.
Secara umum keempat teknik tersebut harus dikuasai dengan baik agar
dapat bermain bulutangkis secara benar. Setelah penguasaan teknik dasar tersebut
dikuasai seperti pegangan raket yang sesuai, langkah kaki lincah, menerima
shutlecock dengan baik dan memukul shutlecock dengan terarah. selanjutnya
pemain harus menguasai teknik pukulan yaitu cara-cara melakukan pukulan dalam
bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan pihak
lawan Tohar (1992, hlm. 40). Teknik pukulan meliputi pukulan service, lob, drop.
drive dan smash.
Pukulan smash adalah pukulan yang keras dan tajam ke bawah mengarah
ke bidang lapangan lawan. Pukulan smash berfungsi sebagai perusak pertahanan
lawan serta sarana untuk mengumpulkan angka. Ada lima macam pukulan smash
bulutangkis, yaitu pukulan smash penuh, potong, melingkar, flick dan backhand
smash. Satu diantara lima macam pukulan smash tersebut adalah pukulan smash
penuh. Pukulan smash penuh adalah pukulan smash yang dilakukan dengan daun
raket sepenuhnya Tohar (1992, hlm. 60). Untuk memperdalam pukulan smash
penuh perlu latihan khusus terhdap pukulan tersebut.
Yang utama dalam mempelajari pukulan smash penuh adalah memberikan
kesempatan yang banyak kepada pemain untuk melakukan pukulan ini.
Pertama-tama seorang pemain memberi umpan dan pemain lain melakukan pukulan smash
3
sehingga menjadi pola pukulan. Menurut Tohar (1992, hlm. 60), bahwa
Ada lima macam tipe pukulan smash pada cabang olahraga badminton : (1)
pukulan smash penuh (2) pukulan smash potong (3) pukulan smash melingkar (4)
pukulan smash cambukan (5) backhand smash”.
Untuk melakukan smash yang baik di perlukan dukungan kondisi fisik.
Untuk mencapai prestasi yang tinggi, seorang atlet harus memilki kondisi fisik
yang bagus. Sebagaimana dijelaskan oleh Imanudin, I. (2008, hlm. 119), “Kondisi
fisik adalah faktor terpenting dalam pencapaian prestasi tinggi, atlet yang memilki
kondisi yang bagus akan lebih siap dalam menghadapi proses latihan dan juga
pertandingan”. Ada empat komponen kondisi fisik dasar, yaitu: fleksibilitas, kecepatan, kekuatan dan daya tahan.
Untuk mencapai suatu prestasi yang maksimal yang di inginkan ada
beberapa persyaratan yang harus dikuasai oleh atlet. Suharno (1982, hlm. 2)
menjelaskan bahwa: “Untuk mencapai prestasi yang maksimal atlet harus mempunyai beberapa persyaratan yaitu: (1) kesehatan tubuh, (2) Bentuk tubuh,
(3) Kondisi fisik, (4) penguasaan teknik, (5) penguasaan taktik, dan (6) memiliki
kejiwaan dan kepribadian yang baik”. Kelentukan merupakan salah satu kemampuan fisik yang harus di miliki setiap orang, untuk menghasilkan ruang
gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis
sehingga tidak mengalami kekakuan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan
antara lain : faktor usia, struktur persendian dan struktur jaringan otot.
Dengan kelentukan yang baik seorang pemain akan dapat menggerakan
pergelangan tangan dengan lebih lincah. Menurut Imanuddin, I. (2008, hlm. 107)
kelentukan atau fleksibilitas adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi
yang seluas-luasnya. Ruang gerak sendi pada setiap tubuh tergantung pada
struktur sendi, elastisitas otot, tendon, dan ligamen. Latihan kelentukan atau
fleksibilitas dapat mengurangi resiko cedera dengan meningkatkan jangkauan
gerak sendi. Dengan demikian kelentukan sangat besar perannya dalam
menentukan kualitas pukulan kecepatan smash dalam bermain bulutangkis.
untuk melakukan pukulan dengan gerakan teknik yang benar, pukulan yang tepat,
arah bola yang tepat, dan mampu memukul bola dengan cepat dan keras.
Power lengan adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan
kekuatan lengan yang di kerahkan secara maksimal dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya dengan perkenaan atau mencapai bola yang maksimal. Power menurut
M. Sajoto (1995, hlm. 8) adalah gerakan yang di lakukan secara eksplosif. Lengan
adalah organ tubuh yang panjangnya dari sendi bahu sampai keujung jari tengah.
Dengan demikian power otot lengan dibutuhkan sebagai tenaga pendorong pada
saat melakukan pukulan. Terlebih pada pukulan kecepatan smash yang menuntut
laju shutlecock cepat dan kuat sehingga membutuhkan daya ledak power lengan
yang besar.
Berdasarkan masalah tersebut yang melatar belakangi penulis ingin
meneliti penelitian ini adalah sebagian kecil pelatih dan sebuah club kurang
memperhatikan proses latihan fleksibilitas khusus untuk latihan smash begitu juga
jarang seorang pelatih menekankan latihan power lengan untuk menambah
kecepatan smash. Semua orang tau fleksibilitas dan power otot lengan sangat
penting terhadap kecepatan pukulan, namun kenapa para pelatih kurang
memperhatikan kondisi fisik itu khusus jadi sebuah latihan yang betul-betul
khusus atau spesifik, latihan yang diadakan hanya game atau ruang beban tapi
tidak pernah melakukan pelatihan fleksibilitas dan power otot lengan yang
spesifik dan jarang di latih.
Berdasarkan obsarvasi peneliti, dari catatan lapangan menunjukan bahwa
yang sering di lakukan atlit pada saat latihan hanya game dan tehnik gerakan saja
padahal untuk meningkatkan kecepatan smash itu di perlukan latihan kondisi fisik
fleksibilitas dan power otot lengan. setelah itu peneliti mewancarai seorang atlit
yang bernama adi nugraha bahwa, pada saat latihan kurang memperhatikan
komponen kondisi fisik seperti salah satunya fleksibilitas pergelangan tangan dan
power otot lengan. Altit itu kebingungan bagaimana cara untuk meningkatkan
pukulan smash agar benar – benar mematikan lawan tanpa bisa di kembalikan
5
tahan atau di kembalikan oleh lawan. Dan juga kurang paham bahwa latihan
fleksibilitas dan power otot lengan itu penting terhadap kecepatan smash.
Sehingga penulis ingin membuktikan latihan fleksibilitas dan power otot
lengan sangatlah penting untuk di latih dan di adakan pelatihan yang lebih
spesifik. Dengan di adakan penelitian ini di harapkan dapat memberikan wawasan
kepada pelaih tentang faktor-foktor yang mendukung kecepatan smash. Dengan
demikian maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah
dengan judul mengenai “Hubungan Antara Fleksibilitas Pergelangan Tangan
dan Power Otot Lengan dengan Kecepatan Smash dalam Olahraga
Bulutangkis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibitas pergelangan
tangan dengan kecepatan smash dalam olahraga bulu tangkis?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan
kecepatan smash dalam olahraga bulu tangkis?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas Pergelangan
Tangan dan Power Otot Lengan secara bersama-sama dengan Kecepatan
Smash dalam Permainan Bulutangkis?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara fleksibitas pergelangan
tangan dengan kecepatan smash dalam olahraga bulutangkis
2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan
3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara fleksibilitas Pergelangan
Tangan dan Power Otot Lengan secara bersama-sama dengan Kecepatan
Smash dalam Permainan Bulutangkis.
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
bagi pelatih atau pembina olahraga sebagai salah satu pertimbangan dalam
menyusun progam latihan dalam upaya meningkatkan kemampuan para atletnya
Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya meningkatkan
kualitas dan produktivitas terutama para pelatih, pembina olahraga dalam
membina dan melatih atlet, khususnya sebagai upaya meningkatkan kualitas
pukulan smash dalam olahraga bulutangkis dengan cara menghubungkan terhadap
fleksibilitas pergelangan tangan dan power otot lengan.
Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai pengaflikasian penulis
dalam menerapkan ilmu baik yang berupa teoritis maupun praktik selama
mengikuti perkuliahan
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
2. Rumusan Masalah Penelitian
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS
7
2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
3. Anggapan Dasar Penelitian
4. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
2. Partisipan
3. Populasi dan Sampel
4. Instrumen Penelitian
5. Prosedur Penelitian
6. Analisis Data
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
1. Temuan Penelitian
2. Pembahasan Temuan
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan
2. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Suatu penelitian membutuhkan sebuah desain penelitian untuk dijadikan
acuan dalam langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini
diantaranya:
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian
2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran
3. Menganalisis data
4. Menetapkan kesimpulan
Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
rx1 rx1y
rx12y
rx2 rx2y
Bagan 3.1
Desain Penelitian
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 68)
Keterangan:
X1 : Fleksibilitas Pergelangan Tangan
X2 : Power Otot Lengan
Y : Kecepatan Smash
rx1y : koefisien korelasi X1 terhadap Y
rx2y : koefisien korelasi X2 terhadap Y
rx12y : koefesien korelasi X1 dan X2 terhadap Y (X1)
(Y)
27
B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah atlit ukm upi
bulutangkis, dan sampel ini adalah 20 atlit ukm upi bulutangkis dengan jumlah
keseluruhan ukm 262 dan yang atlit 80 orang. Sampel ini diambil dengan cara
purposive sampling teknik penentuan dengan pertimabnagn tertentu. Ada
beberapa syarat dari teknik purposive sampling. seperti yang di jelaskan Arikunto
(2010, hlm. 183) sebagai berikut:
1) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2) Subjek yang diambil sebagian sampel benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
3) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi anggota di ukm bulutangkis upi.
2. Sampel
Untuk mempermudah dalam pengumpulan data dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan sampel. Sugiyono (2013, hlm. 118) menjelasakan
bahwa,“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
Berdasarkan uraian di atas, maka sampel yang diperoleh sebanyak 20
orang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut adalah sebagai berikut:
1) Merupakan atlit atau anggota yang terdaftar di UKM Bulutangkis UPI.
2) Merupakan anggota yang tergabung di salah satu klub bulutangkis di luar
UKM Bulutangkis UPI.
3) Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan yang disiplin
4) Frekuensi latihan minimal 4 kali dalam seminggu atau memiliki frekuensi
latihan yang lebih banyak di banding anggota ukm non atlit
5) Telah menguasai teknik pukulan smash yang baik
6) Memiliki pengalaman dalam mengikuti kejuaraan dan memenangkan
kejuaraan
Ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis
penelitiannya, menurut Gay dan Diehl (1992), „Jika penelitiannya bersifat
deskriptif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari populasi‟. Berdasarkan
pendapat di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini bisa
diterima.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 12) “Tes merupakan alat ukur
untuk memperoleh data/informasi, sedangkan pengukran merupakan proses untuk
memperoleh data/informasi dari individu atau obyek”. Untuk mengumpulkan data
dari sampel penelitian diperlukan suatu alat yang disebut instrumen. Sugiyono
(2013, hlm.148) “alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengukur power otot lengan digunakan tes soft ball throw, dengan
validitas 0,85 dan rehabilitas 0,77 (Nurhasan Hasanudin, 2007, hlm.52).
a. Tujuan : Mengukur power otot lengan.
29
1) Pelaksanaan :
a. Subjek berdiri di belakang garis pembatas sambil memegang bola.
b. Subjek melemparkan bola sejauh mungkin dengan kaki dan badan
tidak melewati garis pembatas dan tegak lurus.
c. Subjek melakukan lemparan sebanyak tiga kali kesempatan.
2) Skor : Skor yang di ambil adalah jarak lemparan yang
paling jauh.
3) tes soft ball throw menggunakan bola softball
2. Tes pengukuran Fleksibilitas Pergelangan Tangan (Geometer) dengan validitas
0,97 dan reliabilitas 0,51 (Tono Supriatna 2002, hlm. 56) dalam skripsi Yurri
Erlando (2008, hlm. 46).
a. Tujuan :Untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan.
b. Alat :Busur Goniometri, ballpoint, pensil, penghapus,
penggaris dan kertas.
c. Pelaksanaan Tes:
Tangan diletakan lurus sejajar dengan titik 00 dan pergelangan tangan tepat berada pada titik pusat. Posisi tangan diletakkan sesuai dengan tujuan dan
arah pengukuran.
Tangan dibengkokkan sejauh mungkin sesuai dengan tujuan dan arah pengukuran pergelangan tangan tetap berada tepat pada titik pusat.
Mencatat angka yang ditunjukan, yang merupakan skornya, atau luas gerak sendi pergelangan tangan pada salah satu arah gerak.
Skor :Nilai yang diperoleh testee adalah angka yang ditunjukkan oleh jarum yang terdapat pada busur sesuai kemampuan fleksibilitas
pergelangan tangan.
3. Tes kecepatan smash dengan melakukan pukalan smash kemudian di analisis
a. Tujuan : Untuk mengukur kecepatan bola (shuttlecock).
b. Perlengkapan : Lapangan bulutangkis, raket bulutangkis, net dan tiang
net, shuttlecock 5 buah, kamera, alat tulis.
c. Pelaksanaan :
Testee berada di dalam daerah serang atau bebas di dalam lapangan permainan.
Shutllecock dilambungkan ke atas ke arah testee.
Dengan atau tanpa awalan, testee loncat dan memukul shuttlecock semaksimal mungkin dengan menggunakan raket.
Kamera dijalankan untuk merekam hasil pukulan smash
Selanjutnya hasil rekaman video dari kamera di analisis menggunakan aplikasi kinovea untuk melihat kecepatan bola. Kecepatan bola mulai
diukur/dihitung saat bola menyentuh raket dan di stop saat bola menyentuh
lantai.
Aplikasi kinovea
d. Skor : Skor penilaian dalam penelitian ini dilihat dari waktu
kecepatan jarak waktu tempuh jalannya bola sampai menyentuh lantai yang
terekam pada alat kamera dengan skor yang di ukur kecepatannya dengan
aplikasi kinovea dalam waktu detik.
E. Prosedur Penelitian
1. Prosedur penelitian yang digunakan sebagai berikut:
2. Menetapkan populasi dan sampe penelitian
3. Melakukan tes fleksibilitas pergelangan tangan kepada sampel
4. Melakukan tes power otot lengan kepada sampel
5. Melakukan tes smash kepada sampel
6. Melakukan pengolahan dan analisis data dari ketiga tes
31
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagan 3.2
Langkah-Langkah Penelitian
F. Analisis Data
Teknik analaisis data yang digunakan adalah korelasi dengan derajat
kepercayaan 0,05. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik korelasional.
Menurut Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 64), ”Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian
yang terjadi pada saat sekarang”.Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 3),
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.
Sampel
Tes Power Otot Lengan
(soft ball throw) Tes Kecepatan (Smash) Tes Fleksibilitas
Pergelangan Tangan (Geometer)
Pengolahan Data dan Analisis
Kesimpulan
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada
saat sekarang dalam suatu situasi. Data yang diperoleh dikumpulkan, disusun,
dijelaskan, dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Hal ini untuk
memperoleh gambaran yang jelas agar tujuan penelitian tercapai sesuai yang
diharapkan. Kemudian mengenai teknik korelasional Arikunto (2010, hlm. 4)
menjelaskan bahwa, “Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang
memang sudah ada”.
Pemecahan dari penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
karna hasil dari penelitian ini berupa nilai atau angka dan di hitung menggunakan
statistik. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3)”Metode penelitian adalah sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2013, hlm. 14). hasil smash dimana analisis diolah
dengan menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan cara deskriptif
yaitu penelitian dilakukan berdasarkan percobaan terhadap variabel yang akan
diteliti, dengan kata lain penelitian dilakukan dengan praktek dilapangan.
Pengumpulan data menurut Nazir (1999, hlm. 211) adalah:” prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.” Setelah data diperoleh dari tes dan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengolahnya
dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Adapun rumus-rumus statistika yang
digunakan dalam penelitian ini di kutip dari buku ”Hand Out Statistika” Nurhasan
(2002). Adapun langkah- langkah pengolahan data dalam penelitian ini terdapat di
halaman berikutnya:
Menghitung nilai rata-rata dari hasil data mentah setiap variabel. Menurut
Nurhasan (2002, hlm. 21): “Rata-rata adalah suatu nilai yang mencerminkan
33
Rumus untuk menghitung rata-rata adalah:
Keterangan:
: Nilai rata-rata yang dicari
i : Jumlah skor yang didapatn : Banyak sampel
2. Menghitung simpangan baku dari semua variabel.
Menurut Nurhasan (2002, hlm. 35): “Simpangan baku adalah rentang
penyebaran skor-skor dan besarnya penyimpangan suatu skor dari nilai
rata-rata yang distandarnisir”.
Rumus yang digunakan adalah:
√ ̅
Keterangan :
S : Simpangan baku
: Nilai yang didapat
̅ : Nilai rata-rata
n : Banyaknya sampel
1. Menghitung T-skor
Menurut Nurhasan (2002, hlm. 41): “T-skor adalah suatu cara mengubah skor mentah (raw score) ke dalam skor baku (skor standar)”. T-skor berfungsi
untuk menyetarakan skor-skor yang berbeda satuan ukurannya,
membandingkan skor yang diperoleh dan mempunyai bobot yang berbeda
dan menggabungkan skor tes yang berbeda satuan ukurannya.
Rumus yang digunakan adalah:
= 50 + 10 ̅ ( untuk Waktu )
Arti unsur-unsur pada halaman sebelumnya adalah
T-skor = skor standar yang dicari
X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa
̅ = nilai rata-rata S = Simpangan baku
4 Menguji normalitas dristibusi data dengan menggunakan pendekatan Uji
Liliefors.
Menguji normalitas data, untuk mengatahui apakah data tersebut normal atau
tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan
menggunakan uji Liliefors.
Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan X1,X2,...Xn dijadikan bilangan baku 1, 2...n
( X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel )
c. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
f. Besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga
35
bandingkan Lo dengan nilai kritis yang diambil dari daftar untuk taraf
nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa
populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data
pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima.
g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini
dengan nilai kritis Lo yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji
Leliefors, dengan taraf nyata = 0,05.
Kriterianya adalah:
1. Hipotesis diterima apabila Lo < L = Normal
2. Hipotesis ditolak apabila Lo > L = Tidak normal
1. Menghitung koefisien korelasi
Perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan
rumus sebagai berikut:
n∑ xy – ∑x ∑y)
rxy =
√{n∑x2– ∑x)2} {n∑y2 – ∑y)2}
Keterangan:
= Korelasi yang dicari
Jumlah sampel
x =Skor pada variabel x
y =Skor pada variabel y
∑x = Jumlah x
∑y =Jumlah y
∑xy =Jumlah x kali y
∑x =Jumlah dari kuadrat x
∑y =Jumlah dari kuadrat y
2. Menghitung uji signifikan korelasi dengan rumus:
Keterangan :
t : Nilai t hitung yang dicari
r : Koefisien korelasi yang dicari
n : Banyaknya sampel
Kriteria : -t (1- ½α )< < t(1- ½α )
3. Menghitung derajat hubungan tiga variable atau koefisien korelasi multipel
dengan menggunakan rumus:
√
Keterangan :
Ry12 : Kolerasi berganda yang dicari
ry1 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x1
ry2 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x2
ry12 : Koefisien kolerasi antara variabel x1 dan x2
4. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil prestasi
panjat dinding kategori rintisan (lead).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
F = Nilai signifikan ganda
k = Jumlah variabel bebas
R = Korelasi ganda antara dan
n = Jumlah sampel
5. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau
kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka
digunakan rumus determinan sebagaiberikut :
Keterangan :
D: determinan atau presentase dukungan
37
r2: kuadrat dari korelasi
100% :konstanta tetap
Uji hipotesis
a. X1.Y
Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari fleksibilitas pergelangan
tangan kecepatan smash
Hi : ρ > 0 = Terdapat korelasi dari fleksibilitas pergelangan tangankecepatan smash
b. X2.Y
Ho : ρ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari power otot lengan terhadap
kecepatan smash.
Hi : ρ > 0 = Terdapat kontribusi dari power otot lengan terhadap kecepatan smash.
c. X1X2.Y
Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan
tangan dan power otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan
smash .
Hi : ρ > 0 = Terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2010). Prosedurpenelitian (suatupendekatanpraktik). Jakarta: RinekaCipta.
Damiri (1994). Anatomi Manusia. Jakarta.
Erlando, Y. (2008). Kontribusi Power Lengan Dan Fleksibilitas Pergelangan
Tangan Terhadap Hasil Tembakan Tiga Angka Pada Permainan Bola Basket. Skripsi, Universitas Pendidika Indonesia.
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and Management, MacMillan Publishing Company.
Gabanxeren. (2009). Teknik Pegangan Raket. Tersedia : [online] www.creasiandika.blogspot.com. Diakses 3 februari 2015.
Ibrahim dan Sudjana (2004). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Icuk Sugiarto. 2002. Total Badminton. Solo: Setyaki Eka Anugrah
Harsono.(1988) Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching.Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Hambali, Burhan. (2011). Daya Prediksi Kepercayaan Diri Dalam Penguasaan
Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis Berdasarkan Jenis Kelamin. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Hidayat (1999:26). Latihan Beban. Bandung.
Imanudin,I. (2008).Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Moh., Nazir, 1999, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah
Statistik. Bandung: FPOK UPI.
Nurhasan, H dan Cholil, D. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, Hasanudin. (2007). Statistik. Bandung; FPOK UPI Bandung.
Nugraha Dwi, D.H. (2012). Hubungan Power Tungkai Dan Fleksibilitas
Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Lay Up Shot Dalam Permainan Bola Basket. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
PBSI. (2006). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB.PBSI.
Poole, James. (2011). Belajar Bulutangkis. Bandung : CV. Pionir Jaya.
Rusli Lutan. (2000). Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
Sajoto. M. (1995). Pembinaan Kondisi fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Sajoto M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Sajoto (1990:17). Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: Hadiyaksa.
Sidik, Z.D. (2010). Pembinaan Kondisi Dasar Dan Lanjutan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman, A. (2013). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suharjana (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media
Surakhmad. 1998. Metode Penelitian Sosial. Bandung PT. Remadja Rosdakarya.
Subarjah, Herman dan Hidayat, Yusup. (2007). Bahan Ajar Permainan
Bulutangkis. FPOK UPI : Bandung
Subarjah, Herman dan Hidayat, Yusup. (2008). Permainan Bulutangkis. FPOK UPI : Bandung
Suharno, (1982:2). Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tohar. (1992). Olahraga Pilihan Bulutangkis. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Olahraga.
Tony Grice. 2007. Bulutangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Tony Grice. (1999). Bulutangkis. Jakarta: PT Grafindo Persada.